Anda di halaman 1dari 4

TUGAS INDIVIDU

SOP PENGAMBILAN DARAH VENA

Dosen Pengampu :
Ns. Julvainda Eka, M.Kep

Disusun Oleh :
Cicilia Ester Novita Herawati Bungaa 1903019

PROGAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2020
PENGAMBILAN DARAH VENA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/3
TanggalTerbit DitetapkanOleh
STANDAR Ketua STIKES KaryaHusada Semarang
OPERASIONAL
PROSEDUR

Ns. Julvainda Eka, M.Kep


PENGERTIAN Pengambilan darah vena adalah cara pengambilan darah dengan menusuk
areapembuluh darah vena dengan menggunakan spuit. Darah dapat diambil dari
venadalam fossa cubiti,vena saphena magna/ vena superficial lain yang cukup
besar untukmendapatkan sampel darah.
TUJUAN -Untuk mendapatkan sample darah guna pemeriksaan laboratorium.
–Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi syarat
untukdilakukan pemeriksaan
KEBIJAKAN Setiap analisis yang melakukan sampling mampu melakukan
pengambilan sampel darah vena dengan baik dan benar.
Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah :
1. Lengan pada sisi mastectomy
2. Daerah edema
3. Hematoma
4. Daerah dimana darah sedang ditrasnfusikan
5. Daerah bekas luka
6. Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular
7. Daerah intra vena lines
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Sarung tangan 1 pasang
2. Spuit dengan ukuran sesuai dengan kebutuhan
3. Kapas alkohol dalam kom (secukupnya)
4. Desinfektan (salf atau cair)
5. Torniquet
6. Perlak dan pengelas
7. Botol wadah specimen dengan atau tanpa koagula
8. Bengkok
9. Plester luka (contoh “Handsaplas”) atau kassa dan plester
10. Lembar pemeriksaan laboratorium
A. FASE ORIENTASI
PROSEDUR 1. Mengucapkan salam
PELAKSANAAN
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan tindakan
4. Menjelaskan langkah dan prosedur
5. Menanyakan kesiapan pasien

B. FASE KERJA
1. Letakkan lengan pasien lurus di atas meja dengan telapak
tangan menghadap ke atas.
2. Kemudian lengan diikat cukup erat dengan tourniquet untuk
membendung aliran darah, tetapi tidak boleh terlalu kenceng
sebab dapat merusak pembuluh darah.
3. Pasien disuruh mengepal dan membuka tangan beberapa kali
untuk mengisi pembuluh darah
4. Dalam keadaan tangan pasien masih mengepal, ujung
telunjuk kiri pemeriksa mencari lokasi pembuluh darah yang
akan ditusuk (palpasi)
5. Bersihkan lokasi tersebut dengan kapas alkohol dan biarkan
Kering
6. Peganglah Spuit dengan tangan kanan dan ujung telunjuk
pada pangkal jarum.
7. Tegangkan kulit dengan jari telunjuk dan ibu jari kiri di ata
pembuluh darah supaya pembuluh darah tidak bergerak,
kemudian tusukan jarum dengan sisi miring menghadap ke
atas dan membentuk sudut ± 25
8. Jarum dimasukkan sepanjang pembuluh darah ± 1 – 1 ½
9. Dengan tangan kiri penghisap Spuit ditarik perlahan – lahan
sehingga darah masuk kedalam Spuit.
10. Sementara itu kepalan tangan di buka dan ikatan tourniquet
direnggangkan atau dilepaskan sampai didapatkan jumlah
darah yg di butuhkan.
11. Letakkan kapas kering pada tempat tusukan, jarum ditarik
kembali.
12. Pasien disuruh menekan bekas tempat tusukan dengan kapas
tersebut selama beberapa menit dengan tangan masih dalam
keadaan lurus ( siku tidak boleh di tekuk )
13. Lepaskan jarum dari Spuitnya dan alirkan darah ( jangan
disemprotkan ) ke dalam wadah atau tabung yang tersedia
melalui dindingnya dengan pelan-pelan.

C. FASE TERMINASI
1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
3. Berpamitan

INTERPRETASI 1. Ketenangan selama melakukan tindakan


PROSEDUR
2. Melakukan komunikasi terapeutik
3. Menjaga keamanan pasien
4. Menjaga keamanan perawat
DOKUMEN 1. Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas, Departemen
TERKAIT
Kesehatan RI, Th. 1991
2. Pedoman Penyelenggaraan Praktek Laboratorium, Pus Lab Kes
Dep.Kes RI, Jakarta Tahun 1999.

Anda mungkin juga menyukai