Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN FISIKA

KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

Salsabila Khoirunisa
Shabrina Nuur Afifah
Syifa Fitri
Tania El Tiara
XI IPA 6
A. Tujuan Percobaan

Untuk menentukan syarat - syarat keseimbangan benda tegar

B. Landasan Teori

Keseimbangan adalah suatu kondisi benda dengan resultan gaya dan resultan momen gaya sama
dengan nol. Keseimbangan bisa terjadi pada

1. Benda yang diam (statik), contoh: semua bangunan gedung, jembatan, pelabuhan dan lain-lain.

2. Benda yang bergerak lurus beraturan (dinamik), contoh gerak meteor di ruang hampa, gerak kereta
api di luar kota, elektron mengelilingi inti atom.

Benda tegar adalah istilah yang sering digunakan dalam dunia Fisika untuk menyatakan suatu benda
yang tidak akan berubah bentuknya setelah diberikan suatu gaya pada benda itu. Pada sebuah benda
tegar, setiap titik harus selalu berada pada jarak yang sama dengan titik-titik lainnya.

Keseimbangan benda tegar/titik berat adalah kondisi dimana suatu benda berada dalam keseimbangan
rotasi (artinya benda tersebut tidak mengalami rotasi/pergerakan). (retnopalupi, 2013)

Keseimbangan benda tegar di bedakan menjadi dua:

1. Keseimbangan partikel. Partikel adalah benda yang ukurannya dapat di abaikan dan hanya
mengalami gerak translasi.

2. Keseimbangan benda.

Syarat keseimbangan benda tegar adalah ∑F= 0 dan ∑T= 0 ∑F= 0 adalah syarat kesetimbangan translasi
dan ∑T= 0 adalah syarat kesetimbangan rotasi. (Anonimus, 2013)

Keseimbangan benda tegar berasal dari persamaan hukum I Newton. Jika benda dipengaruhi gaya yang
jumlahnya nol ∑ F = 0 maka benda akan lembam atau seimbang translasi. Syarat itulah yang dapat
digunakan untuk menjelaskan mengapa sebuah benda tegar itu seimbang. Dari syarat itulah maka
berlaku persamaan :

∑ F = 0 dan

∑τ=0

Momen Gaya atau torsi (τ) merupakan besaran yang dipengaruhi oleh gaya dan lengan. Besar momen
gaya didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya yang bekerja dengan lengan yang saling tegak lurus. Dari
definisi tadi dapat dirumuskan :

τ = F . d ; atau ket : τ = Momen Gaya (Nm)

τ = F . d sin θ F = Gaya yang bekerja (N)

d = Panjang lengan (m)

θ = Sudut kontak
C. Alat dan Bahan

1. Alat

· 4 batang besi

· Statif

· Gunting

· 2 buah dynamometer

· Penggaris

2. Bahan

· tali

· 5 buah beban

D. Prosedur Kerja

1) Siapkan alat dan bahan dan rangkailah sesuai prosedur

2) Ukurlah massa beban yang akan di gunakan (biasanya sudah di ketahui massanya pada beban itu)

3) Berilah benang tepat pada tengah-tengah batang besi sampai seimbang

4) Kemudian ikatlah pada ujung statif

5) Berilah beban pada ujung kiri dan kanan batang besi tersebut (harus dengan keadaan seimbang)

6) Gantunglah beban yang sama berat pada dinamometer yang sudah diikat pada kedua lengan
batang besi dan atur agar beratnya seimbang

7) Ulangi langkah ke 6 tetapi dengan beban yang bervariasi

8) Aturlah dynamometer pada kedua lengan agar benar-benar seimbang

9) Catatlah hasil pengmatan kalian pada tabel pengmatan.

E. Tabel Pengamatan
H. Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa berat beban mempengaruhi panjang
lengan beban dimana berat beban berbanding terbalik dengan panjang lengan, semakin berat beban
yang digantungkan maka lengan beban semakin mendekati poros. Sehingga benda dikatakan seimbang
apabila mempunyai resultan gaya dan resultan momen gaya terhadap suatu titik setimbang sama
dengan nol.

Anda mungkin juga menyukai