Anda di halaman 1dari 14

Akuntansi Hotel

PEMBELIAN BAHAN DAN BIAYA

Disusun Oleh :
Anlianus Prawira Kurniawan (1206305149)
Marcelina Purwaningrum (120630514 )
I Dewa Made Sukadana (1206305104)

PROGRAM REGULER
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2014
I. Jenis-Jenis Pembelian Dairy Product Pada Hotel
A. Pembelian Persediaan
Persediaan barang di hotel bisa berupa makanan, minuman, material supplies dan
barang-barang lain, dimana barang-barang tersebut tersedia untuk dijual maupun untuk
membantu kelancaran operasional perusahaan. Besar kecilnya persediaan sangat
tergantung pada fasilitas yang dimiliki, jumlah kamar, dan tingkat perputaran persediaan.
Penyimpanan barang persediaan sangat besar pengaruhnya pada ketahanan dan
keawetan barang tersebut, sehingga beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses
penyimpanan adalah:
1) Temperatur ruangan
2) Kebersihan dan kerapihan penyusunan barang
3) Metode penyimpanan barang
4) Sistem ventilasi

Ada beberapa tujuan diadakannya persediaan di hotel, antara lain:


1) Menjaga kontinuitas usaha
2) Mencegah over investment dan barang yang rusak/busuk
3) Menghindari kerugian akibat waktu penyerahan dan menghemat biaya pemesanan
4) Membuat perencanaan pembelian yang optimal
5) Menjaga kebutuhan barang dapat seimbang antara pembelian dengan gudang
6) Mencegah slow moving item

Barang-barang yang tahan lama seperti material supplies, disimpan di General Store,
sedangkan barang-barang yang mudah rusak dan minuman disimpan di Daily Store.

B. Cara pembelian persediaan (bahan makanan)


1) Pembelian bahan makanan dengan sistem kontrak
Ada dua jenis pembelian bahan makanan dengan cara kontrak, yaitu:
a) Kontrak untuk jangka waktu tertentu
Pembelian bahan makanan dengan cara seperti itu mempunyai tujuan, seperti
dalam jangka waktu tertentu (sesuai dengan kontrak), hotel/restoran tidak perlu
sulit-sulit mencari suplier/pemasok lagi, paling tidak selama 6 atau 12 bulan,
tergantung lamanya kontrak. Tujuan yang lain yaitu, tenaga ataupun waktu bisa
dihemat, dan juga akan memudahkan di dalam penatapan harga dan penyusunan
anggaran, hal ini karena jumlah pengeluaran sudah dapat dipastikan. Pembelian
dengan sistem kontrak ini akan lebih menguntungkan lagi bila diutamakan untuk
jenis bahan yang mempunyai harga yang stabil untuk periode-periode tertentu.
b) Kontrak pembelian dalam jumlah tertentu
Mempunyai tujuan diantaranya adalah untuk menjamin kontinuitas pemasok
bahan, dan mempunyai kesiapan persediaan khususnya untuk bahan-bahan yang
penting dan sulit diperoleh. Terutama adalah jenis bahan-bahan yang hanya
tersedia di pasar pada musim-musim tertentu (bahan musiman). Yang perlu
diingat dalam pembeian bahan dengan sistem kontrak ini adalah kontrak
sebaiknya dilakukan secara tertulis, dan kalau perlu dilakukan dihadapan notaris
untuk dijadikan sebagai dokumen legal. Struktur kontrak bisa dibagi menjadi dua
bagian, yaitu: bagian pertama, mencantumkan tentang kondisi umum seperti
jangka waktu kontrak, bagaimana pengiriman barang-barang yang dibeli? Kepada
siapa invoice harus dikirimkan? Bagaimana sistem pembayarannya? Contoh
bahan yang dibeli,dan sebagainya. Sedangkan bagian kedua tentang hal-hal yang
khusus dan spesifik, seperti standar spesifikasi untuk setiap jenis bahan yang
dibeli, atau disebut dengan standard purchased spesification.

2) Pembelian bahan makanan secara harian


Cara pembelian harian ini biasanya dilakukan untuk bahan-bahan makanan yang
tidak tahan lama. Untuk melaksanakan pembelian harian semacam ini, maka
karyawan bagian dapur yang sukup senior harus melakukan inventori setiap harinya,
biasanya dilakukan pada siang hari untuk menghitung berapa bahan-bahan yang
tersisa dan berapa jumlah yang harus dibeli kembali sehingga jumlah yang harus
dibeli kembali sehingga jumlah yang harus dibeli, maka mengajukan order pembelian
melalui chef untuk disetujui.
Untuk mendapatkan bahan-bahan yang sesuai dengan standar yang diperlukan
hotel/restoran, maka bahan-bahan tersebut sebaiknya dibeli melalui pemasok
(supplier) yang sudah direkomendasikan. Oleh sebab itu diperlukan daftar supplier
yang telah diberi rekomendasi untuk memasok barang/bahan bagi hotel/restoran.

3) Pembelian bahan makanan secara kuota mingguan


Cara pembelian bahan makanan secara kuota mingguan, pada umumnya dilakukan
untuk bahan-bahan yang tergolong dalam grocery, hal ini karena pengiriman sekali
dalam seminggu atau sekali dalam dua minggu untuk jenis-jenis bahan makanan
grocery adalah sangat sesuai. Prosedur atau metode pembelian dengan cara
mingguan, sama dengan prosedur pembelian cara harian. Dan yang perlu diketahui
adalah, dalam pembelian cara kuota mingguan ini setelah bagian pembelian
menerima daftar bahan/barang yang harus dibeli dari bagian yang bersangkutan
kemudian bagian pembelian mengirimkan daftar bahan/barang yang akan dibeli
tersebut kepada pemasok(supplier) untuk membuat kuota harga. Setelah bagian
pembelian menerima daftar kuota harga dari masing-masing pemasok (supplier),
kemudian bagian pembelian akan menentukan pemasok (supplier) mana yang akan
memasok bahan/barang yang dibutuhkan untuk minggu yang akan datang tersebut.
Untuk pembelian secara kuota harian, yang pada umumnya untuk bahan-bahan
makanan golongan grocery, maka standar spesifikasinya sulit dirinci secara detail,
maka pada umumnya yang digunakan adalah nama merk, ukuran, berat, dan jumlah.

4) Pembelian bahan makanan secara ‘Cash and Carry”


Cara ini biasanya digunakan oleh hotel-hotel kecil-menengah, dimana umunya
bahan/barang yang akan dibeli tidak dalam jumlah yang besar, dan untuk
bahan/barang yang mudah didapat. Pembelian dengan cara ini bisa dilakukan
langsung ke pasar, supermarket atau toko atau tempat-tempat yang sudah dijadikan
langganan oleh restoran karena harganya lebih murah.
Ada beberapa keuntungan yang bila menggunakan pembeilan cara Cash and
Carry, diantaranya:
a) Dapat dibeli di lebih banyak tempat, tidak tergantung hanya pada satu pemasok
saja
b) Harga lebih kompetitif, walaupun bahan/barang yang dibeli dalam jumlah sedikit.
c) Pembeli tahu secara pasti barang/bahan yang akan dibeli beserta harganya hanya
melalui katalog
d) Bila segera dibutuhkan, pembelian bisa dilakukan langsung atau seketika

Sedangkan kerugiannya adalah:


a) Harus menyediakan orang yang ditugaskan untuk membeli beserta
transportasinya.
b) Hotel/restoran harus membayar tunai.

5) Pembelian bahan makanan secara pembayaran pesanan


Pembelian dengan cara pembayaran pesanan ini diperlukan bila hotel /restoran
memerlukan bahan makanan tersebut dalam jumlah yang banyak untuk memenuhi
kebutuhan selama beberapa waktu, hal tersebut juga untuk menjamin kontinuitas
bahan berkaitan dengan keberadaan jenis makanan tertentu yang dicantumkan di
dalam Menu.

II. Membandingkan, Mendesain, dan Menyimpulkan Bagan Alur Prosedur Pembelian


Pada Hotel
A. Bagian yang terlibat
Bagian yang terlibat dalam proses pengadaan bahan adalah:
1) Departemen yang memerlukan barang
2) Gudang (general store/storeroom)
3) Pembelian (purchasing)
4) Penerimaan (receiving)
5) Cost control
6) Account payable (hutang usaha)

B. Dokumen yang digunakan


1) Purchase requisition (PR), formulir yang mencatat permintaan pembelian barang
yang biasanya disiapkan gudang atau departemen outlet atas dasar persediaan
minimum.
2) Purchase order (PO), formulir yang mencatat pemesanan pemesanan barang untuk
kebutuhan operasional hotel.
3) Memorandum invoice (MI), pencatatan pembelian barang yang diterima dari supplier
sebagai tanda bukti barang tersebut sudah diterima dengan baik.
4) Daily receiving report (DDR), adalah rekapitulasi pencatatan penerimaan barang
untuk kebutuhan operasional hotel.
5) Quotation analysis price, merupakan daftar harga dari barang-barang yang akan
dibeli yang digunakan sebagai pembanding.
6) Bincard, merupakan kartu barang yang menyebutkan nama barang., barang masuk,
barang keluar, serta sisa barang.
7) Cardex, adalah kartu barang yang menyebutkan nama barang, ukurannya, harga
satuan, barang masuk, barang keluar, dan sisa barang. Cardex digunakan sebagai alat
kontrol oleh cost control.

C. Prosedur pembelian persediaan (penjelasan bagan alur pembelian)


1) PR dibuat oleh departemen yang memerlukan barang, jika barang yang diperlukan
tidak tersedia di gudang, atau PR juga bisa dibuat oleh bagian gudang, jika barang
yang tersedia di gudang sudah mencapai persediaan minimum. PR pada umumnya
dibuat dalam 3 rangkap yang kemudian didistribusikan pada:
a) Cost control, sebagai alat kontrol
b) Purchasing, sebagai dasar untuk membuat PO
c) Gudang atau departemen yang memerlukan
2) Berdasarkan PR yang dibuat, bagian pembelian akan membuat PO di mana harus
mendapatkan persetujuan dari Accounting Departement Head dan General Manager,
dan didukung dengan quotation analysis price. PO pada umumnya dibuat dalam 5
rangkap yang didistribusikan pada:
a) Supplier untuk ditunjuk
b) Cost control, sebagai kontrol
c) Gudang, sebagai informasi pembelian
d) Account payable, sebagai dasar untuk mencatat hutang
e) Purchasing, sebagai arsip
3) Supplier menyiapkan barang yang diminta berdasarkan PO yang diterima, setelah
barang siap, dan disertai dengan invoice, dikirim ke hotel.
4) Penerimaan barang dalam hotel dilakukan oleh bagian penerimaan barang, setelah
barang yang datang dicek, bagian penerimaan menyiapkan MI dan meminta
persetujuan dari:
a) Bagian gudang untuk persetujuan tentang jumlah dan kuantitasnya
b) Cost control untuk persetujuan harga
c) Bagian penerimaan barang untuk tanda terima barang
5) MI pada umumnya dibuat dalam beberapa rangkap sesuai kebutuhan, tapi ada yang
membuat dalam 5 rangkap dengan distribusi sebagai berikut:
a) Cost control, sebagai kontrol
b) Gudang, sebagai informasi
c) Purchasing, sebagai arsip
d) Account payable, sebagai dasar mencatat hutang
e) Supplier, sebagai pendukung penagihan
6) Bagian gudang setelah menerima barang dari bagian penerimaan, kemudian
menyimpan barang dan mencatatnya pada bincard berdasarkan MI.
7) Sedangkan cost control berdasarkan salinan PR, PO, MI akan mencatat pembelian
tersebut dalam cardex, dan account payable akan mencatatnya pada hutang usaha.
8) MI setiap hari dipilah per jenis barang (food, beverage, material supplies) oleh bagian
penerimaan barang, untuk digunakan sebagai dasar membuat daily receiving report.

III. Mendesain dan Membuat Pola Jurnal Khusus Pembelian Pada Hotel
Proses akuntansi dimulai dari pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal umum,
kemudian posting ke dalam rekening buku besar. Proses tersebut berjalan terus menerus
sepanjang tahun buku. Kegiatan semacam itu dapat dilakukan hanya untuk transaksi
keuangan yang memiliki frekuensi tidak sering terjadi dan jumlah bukti transaksinya pun
tidak banyak. Apabila transaksi yang sejenis memiliki frekuensi dalam kategori sering terjadi
dan jumlah transaksinya banyak, cara posting seperti dikemukakan pada pembahasan jurnal
umum tidak lagi efisien dan kurang praktis. Kondisi ini biasanya terjadi pada perusahaan
besar ataupun satuan usaha yang mulai berkembang pesat.
Oleh karena itu, bertolak dari jurnal umum yang biasanya digunakan untuk
mencatat transaksi sejenis dalam jumlah frekuensi yang cukup sering, dapat dibuatkan jurnal
yang mempunyai bentuk khusus. Jurnal tersebut sering dinamakan jurnal khusus. Transaksi-
transaksi yang dapat dicatat dalam jurnal khusus misalnya transaksi penerimaan kas,
transaksi pengeluaran kas, transaksi penjualan kredit, dan transaksi pembelian kredit. Setelah
pencatatan dalam jurnal khusus tersebut selanjutnya diposting ke dalam rekening buku yang
dilakukan secara periodik, biasanya setiap bulan sekali.
Secara umum jurnal khusus dalam akuntansi terdiri atas:
1) Jurnal penjualan barang dagangan, untuk mencatat transaksi penjualan barang dagangan
yang dilakukan secara kredit.
2) Jurnal pembelian barang dagangan, untuk mencatat transaksi pembelian barang dagangan
yang dilakukan secara kredit.
3) Jurnal penerimaan kas, untuk mencatat semua transaksi penerimaan kas atau uang tunai.
4) Jurnal pengeluaran kas, untuk mencatat semua transaksi pengeluaran kas atau uang tunai.

Jurnal umum, untuk mencatat semua transaksi yang tidak dapat dicatat ke dalam
keempat jurnal di atas.

IV. Jenis-Jenis Penggunaan Dairy Product Khususnya Food And Beverage Pada Hotel
Penggunaan Persediaan
Penggunaan persediaan untuk operasional perusahaan harus diadministrasikan
dengan baik, karena penggunaan sama artinya dengan pemakaian yang merupakan biaya bagi
departemen yang meminta. Pada setiap akhir periode(akhir bulan), cost control akan
melakukan inventasrisasi atas persediaan (stock opname), dimana inventarisasn pada
departemen/outlet operasi biasanya dilakukan pada malam hari saat kegiatan hotel mulai
berkurang, sedangkan inventarisasi di daily store dan general store dilakukan setelah kegiatan
keluar masuknya barang di gudang dihentikan untuk hari itu. Sebelum inventarisasi
dilakukan biasanya diberitahukan terlebih dahulu bagi departemen yang akan meminta
barang.
Adapun pencatatan yang dilakukan berkaitan dengan transaksi pengeluaran
persediaan dari gudang untuk digunakan oleh departemen peminta adalah:
Biaya departemen xxx
Persediaan xxx
A. Daily Store
Daily store merupakan gudang tempat menyimpan barang persediaan berupa
makanan dan minuman, dimana tingkat kegiatan atau sktifitasnya setiap hari sangat
sibuk, jauh lebih sibuk dibandingkan gudang lainnya seperti gudang material (general
store). Di gudang ini, transaksi keluar masuk barang (turn over-nya) sangat tinggi dan
terjadi setiap hari, oleh karena itu disebut dengan daily store.
Di gudang ini, disimpan bahan-bahan makanan dan minuman seperti di bawah ini;
1. Makanan yang cepat rusak (perishable).
2. Makanan yang terbuat dari susu dan sejenisnya (dairy product).
3. Makanan jenis daging , ungas dan ikan laut (meat, poultry, fish, sea food).
4. Makanan jenis sembako (groceries).
5. Jenis minuman (beverages).

B. Makanan Cepat Rusak/Layu (Perishable)


Bahan makanan yang termasuk perishable adalah: sayur-sayuran, buah-buahan,
bumbu-bumbu segar (fresh herb) seperti: bawang merah, bawang putih, cabai, green
pepper, red pepper, onion, white cabbage, leeks, lettuce, tomato, bayam, sayuran hijau,
dan jenis sayuran lainnya yang mudah rusak.
Jenis bahan makanan perishable hanya bisa bertahan paling lama tiga hari, sehingga
dalam proses penyimpanannya memerlukan ruangan khusus yang bersuhu antara 13
derajat sampai dengan 16 derajat selsius. Ruangan gudang untuk menyimpan jenis
makanan perishable ini disebut dengan chilled room.
Oleh karena itu, pembelian makanan jenis ini dilakukan setiap hari. Kendati pun
fasilitas kamar pendingin telah tersedia, namun penyimpanan seyuran dan buah perlu
penanganan yang benar, berikut ini adalah penanganan sayuran dan buah-buahan yang
benar :
1) Sebelum disimpan sayuran dan buah yang perlu pencucian harus dicuci terlebih
dahulu kemudian disimpan menggunakan tempat isian yang mempunyai lubang-
lubang agar udara bebas masuk.
2) Jangan menyimpan sayuran dan buah-buahan dalam jumlah yang terlalu banyak
secara berhimpitan hingga udara tidak dapat bebas masuk.
3) Kecuali pisang dan bahan-bahan yang masih memerlukan proses kematangan lebih
lanjut dan harus disimpan dalam teperatur kamar, maka semua bahan harus disimpan
di ruangan pendingin.
4) Untuk sayuran seperti selada, seledry dan sebagainya perlu dibasahi terlebih dahulu
sebelum dimasukkan ke dalam ruangan pendingin. Karena dapat memperpanjang
daya tahan sayuran tersebut.
5) Sayuran tidak boleh terlalu lama direndam di dalam air karena dapat menghilangkan
tekstur, flavour serta menurunkan mutu.
C. Makanan Jenis Dairy Product
Yang termasuk bahan makanan jenis dairy product adalah: telur, susu dan atau yang
dibuat dari bahan susu misalnya ice cream, keju, yoghurt, fresh cream dan lain
sebagainya. Untuk bahan makanan jenis dairy product, umurnya juga relatif pendek yaitu
berkisar 1 sampai 2 minggu (sesuai dengan informasi yang dicantumkan pada kemasan)
sehingga dalam proses pembelian bahan makanan ini,diperlukan ketelitian khusus dengan
melihat tanggal kadalursa (expired date) dari jenis makanan yang dibeli, pada bungkus
atau kemasannya. Bahan-bahan makanan jenis ini disimpan pada suhu/temperatur
khusus, sama seperti bahan makanan jenis perishable yaitu pada suhu 13 derajat sampai
dengan 16 derajat selsius (chilled room).
1) Bahan Makanan Jenis Daging,Unggas, Ikan Laut (Meat, Poultry, Fish and
Seafood)
a) Penyimpanan Daging ataupun Unggas
 Daging yang dibeli harus dalam keadaan segar dan disimpan menggunakan
peralatan yang bersih.
 Lama penyimpanannya berbeda-beda, tergantung dari temperatur kamar
pendingin. Makin rendah temperatur makin lama daging dapat disimpan.
 Daging yang akan dibekukan disimpan dalam freezer, kecuali jika harus
hendak dimasak. Untuk mencairkan es pada daging yang beku harus
dimasukkan pada tempat dengan suhu ruangan sehingga es dapat mencair
secara perlahan-lahan. Mencairkan daging beku tidak boleh dengan merendam
atau merebus atau menyiramnya dengan air panas.
b) Penyimpanan Ikan
 Ikan yang disimpan harus masih dalam keadaan segar.
 Ikan harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam tempat
penyimpanan.
 Ikan ditempatkan di dalam box yang berisi es batu (es kristal) dan
ditempatkan pada refrigerator yang terpisah dari bahan-bahan lainnya.
 Temperatur diatur hingga sedikit di atas titik beku.
 Ikan yang akan dibekukan harus dimasukkan ke dalam freezer.
 Ikan asap seperti salem, trout dan sebagainya harus disimpan ke dalam
refrigerator.

2) Makanan Jenis Sembako (Groceries)


Groceries adalah sebutan untuk kelompok bahan makanan grosir/sembako
seperti: tepung terigu, beras, kacang-kacangan,kecap, saos, bahan-bahan kue, jenis-
jenis mie, minyak goreng, bumbu dalam botol atau kaleng, dan lain sebagainya.
Penyimpanan bahan makanan jenis groceries tidak diperlukan suhu atau temperatur
udara yang khusus, artinya jenis barang ini bisa disimpan pada temperatur yang
normal atau sejuk antara 25 derajat selsius sampai dengan 35 derajat selsius.
Barang-barang jenis ini ditempatkan pada rak-rak seperti layaknya di mall
atau supermarket dengan pengelompokan sesuai dengan jenis dan ukuran barangnya
masing-masing. Dengan pengaturan yang sedemikian rupa, petugas gudang setiap
saat dapat menjaga kebersihan dan kerapian barang-barang ini.
Bahan makanan jenis groceries sangat memerlukan perhatian khusus dari
petugas penerima barang (receiving) dan petugas gudang dalam hal pengecekan umur
pakai (expired date) dari masing-masing barang itu. Selain itu selalu diperhatikan,
apabila bahan makanan jenis groceries/dry goods yang disimpan dalam gudang sudah
lebih dari tiga atau enam bulan dan sangat jarang dipergunakan (slow moving item)
atau jika ada bahan makanan yang sudah mendekati tanggal kadaluarsa, maka untuk
menghindari kerugian atau terjadinya kerusakan, petugas gudang segera membuat
laporan atau pemberitahuan kepada atasannya tentang keberadaan barang tersebut
agar segera bisa dipakai atau dimanfaatkan oleh bagian dapur, mungkin untuk dijual
kepada tamu di restoran dengan membuat menu special today atau untuk menu di
banquet. Sama halnya dengan bahan makanan yang disimpan di dalam freezer, dalam
mengeluarkan barang dari ruangan ini dipakai juga metode FIFO (first in first out).

3) Jenis Minuman (Beverage)


Jenis-jenis minuman yang disimpan dalam gudang daily store adalah:
a) Soft Drink
Soft drink seperti Coca Cola(botol dan kalengan), Sprite, Fanta, Seven Up, Beers,
dan lain sebagainya disimpan pada ruangan normal dengan suhu udara antara 25
derajat selsius sampai dengan 35 derajat selsius.
b) Hard Liqour
Merupakan jenis minuman keras seperti: Johny Walker, Grand Marnier,
Bwenedectine, Civas Regal, dan lain sebagainya. Untuk penyimpanan minuman
jenis ini diperlukan ruangan atau gudang dengan temperatur khusus antara 13
derajat selsius sampai dengan 25 derajat selsius. Ruangan dengan temperatur
seperti ini diperlukan untuk menjaga agar minuman tetap dalam keadaan fresh
dan tidak cepat rusak.
c) Wine/Champagne
Merupakan jenis minuman yang bahan bakunya dari buah anggur,
contohnya: Red Burgundy, White Burgundy, Rose Wine, White Wine, dan lain
sebagainya. Cara menyimpannya memerlukan temperatur yang sangat khusus
bersama-sama dengan dengan minuman yang termasuk sparkling wine, dan keg
beers atau draught beers, dan lain sebagainya. Untuk penyimpanan minuman jenis
wine/champagne diperlukan ruangan/gudang dengan temperatur yang sejuk,
antara 10 sampai dengan 16 derajat selsius, untuk menjaga agar minuman ini
tidak cepat rusak, karena minuman jenis wine/champagne selalu dalam keadaan
bereaksi atau masih dalam keadaan proses fermentasi.

V. Membandingkan, Mendesain, dan Menyimpulkan Bagan Alur Prosedur Penggunaan


Dairy Product Khususnya Food and Beverage Pada Hotel
A. Bagian yang terlibat
1) Departemen
2) Gudang
3) Cost control
B. Dokumen yang digunakan
1) Storeroom requisition (SR), biasanya dibuat untuk masing-masing jenis persediaan,
seperti makanan, minuman, material, SR digunakan sebagai bukti pengeluaran barang
dari gudang dan sebagai dasar pembebanan biaya departemen.
2) Bincard, merupakan kartu barang yang menyebutkan nama barang, barang masuk,
barang keluar serta sisa barang.
3) Cardex, adalah kartu barang yang menyebutkan nama barang, ukurannya, harga
satuan, barang masuk, barang keluar, dan sisa barang. Cardex digunakan sebagai alat
kontrol oleh cost control.
C. Laporan yang dihasilkan
1) General food,beverage cost, yang berisi perhitungan biaya makanan dan minuman.
2) Stock opname report, laporan yang menjelaskan tentang hasil inventarisasi persediaan
pada akhir periode, untuk dipakai sebagai dasar mencocokkan dengan saldo akhir
pada cardex/bincard.
3) Cost reconciliation, merupakan rekonsiliasi atas pengeluaran biaya makanan dan
minuman, yang akan dipakai sebagai dasar menghitung food/beverage cost.
4) Flash cost/daily food cost, merupakan laporan yang menunjukkan perbandingan
antara total sales dengan total cost.
D. Prosedur penggunaan persediaan
1) Departemen yang memerlukan barang menyiapkan SR yang berisi tentang jenis dan
jumlah satuan dari barang yang diperlukan, dimana SR tersebut harus disetujui oleh
head departemen, yang kemudian diserahkan ke bagian gudang.
2) Gudang akan mengecek dan menyiapkan barang yang diminta, kemudian
menyerahkan barang dan memintatanda terima dari petugas yang menerima barang
tersebut, setelah itu bagian gudang akan menandatangani SR tersebut. SR pada
umumnya dibuat dalam rangkap 3 dengan distribusi sebagai berikut :
a) Cost control, sebagai dasar mencatat pada cardex
b) Gudang
c) Departemen yang memerlukan barang, sebagai arsip
d) Gudang akan mencatat pengambilan barang tersebut pada bincard sebagai
pengurang berdasarkan SR.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai