Anda di halaman 1dari 4

DAMPAK KEKERASAN SEKSUAL DALAM NOVEL KALILUNA LUKA DI

SALAMNCA KARYA RUWI MEITA: ANALISIS PSIKOSASTRA

Adha Devika Yolish

Program Studi Sastra Indonesia


Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara
Indonesia

Abstrak

Kekerasan seksual merupakan permasalahan hukum di masyarakat dan pelanggaran hak asasi
manusia yang serius. Dampak para korban pelecehan seksual mengalami trauma yang sangat
berat dalam segi psikologis. Hal itulah yang memunculkan ketertarikan penulis untuk
meneliti tentang dampak kekerasan seksual dalam novel Kaliluna: luka di Salamanca dengan
menggunakan analisis psikologi sastra. Tujuan dari penilitian ini adalah untuk
mendeskripsikan bentuk kekerasan seksual yang dialami tokoh Kaliluna dalam novel
Kaliluna: Luka di Salamanca karya Ruwi Meita dan untuk mendeskripsikan trauma akibat
kekerasan seksual yang dialami tokoh utama. Penelitian ini dilakukan dengan metode
penelitian deskriptif. Data yang dikumpulkan dengan teknik baca, simak dan catat dilanjutkan
dengan identifikasi bentuk kekerasan seksual dan dampaknya. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa dampak kekerasan seksual tokoh utama menjadi trauma bagi Kaliluna
adalah betrayal (penghianatan), traumatic sexualization (trauma terhadap seksual),
powerlessnesss (merasa tidak berdaya) dan stigmatizion (stigma buruk). Berdasarkan temuan
penelitian, dapat disimpulkan bahwa bentuk kekerasan seksual yang dialami Kaliluna adalah
perkosaan, pelecehan seksual dan penyiksaan seksual.
Kata kunci : Kekerasan Seksual, Dampak Kekerasan Seksual, Trauma.

PENDAHULUAN
Novel Kaliluna: Luka di Salamanca memiliki cerita yang
Salamanca karya Ruwi Meita ini bercerita berhubungan dengan tindak kekerasan
tentang seorang gadis Yogyakarta bernama dalam kehidupan manusia sehari-hari yang
Kaliluna. Kaliluna adalah seorang gadis belakangan ini sering terdengar dan
pemanah yang hebat. Suatu malam, saat banyak diberitakan, yaitu tentang tindak
sedang berlatih memanah untuk persiapan kekerasan seksual. Hal inilah yang
SEA GAMES, terjadi tindakan seksual selanjutnya membuat novel ini dapat
yang sangat tragis yang dialami Kaliluna. diteliti menggunakan analisis psikologi
Dari sinilah berawal semua luka yang sastra untuk mengkaji kondisi psikologis
dibawa Kaliluna hingga ia sampai di seorang korban kekerasan seksual.
Salamanca. Novel Kaliluna: Luka di
Berdasarkan latar belakang di atas, maka seksual dikhianati, itu akan
batasan masalah pada penelitian ini memperburuk traumanya.
dibatasi hanya pada bentuk kekerasan
seksual dan dampak yang dialami oleh 2. Traumatic sexualization (trauma
tokoh utama novel Kaliluna: Luka di secara seksual)
Salamanca. Adapun tujuan dari penelitian Perempuan yang mengalami
ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk- kekerasan seksual cenderung
bentuk kekerasan seksual yang dialami menolak kontak fisik dan
tokoh Kaliluna dalam novel Kaliluna: hubungan seksual karena
Luka di Salamanca karya Ruwi Meita dan traumanya menjadi korban
untuk mendeskripsikan trauma sebagai kekerasan. Ia menjaga jarak dengan
akibat kekerasan seksual yang dialami orang-orang termasuk lawan
tokoh utama. jenisnya.
Bentuk kekerasan seksual yang terdapat
dalam novel Kaliluna: Luka di Salamanca 3. Powerlessness (merasa tidak
adalah perkosaan, pelecehan seksual dan berdaya)
penyiksaan seksual. Perkosaan merupakan Seseorang yang mengalami
serangan dalam bentuk paksaan yang kekerasan sesksual akan merasa
dilakukan dengan adanya kekerasan, tidak berdaya. Ia terus mengalami
penahanan, bahkan tekanan psikologisnya. mimpi buruk, ketakutan,
Pelecehan seksual adalah tindakan seksual kecemasan, serta rasa sakit. Korban
melalui sentuhan fisik maupun nonfisik kekerasan seksual merasa dirinya
yang melecehkan korban, seperti siulan, tidak mampu dan kurang efektif
main mata, memperhatikan korban lama dalam melakukan sesuatu.
sehingga ada keinginan untuk menyentuh
korban. Penyiksaan seksual merupakan 4. Sigmatiziation
tindakan menyerang organ dan seksualitas Korban kekerasan seksual akan
perempuan, yang dilakukan dengan mersa malu pada dirinya sendiri. Ia
sengaja sehingga menimbulkan rasa sakit takut pandangan buruk orang-orang
dan penderitaan bagi korban. terhadap dirinya. Ia juga
Berikut empat criteria yang menandakan menganggap dirinya itu sangatlah
korban mengalami trauma akibat buruk dan kotor. Akibatnya, ia
kekerasan seksual: tidak bisa mengontrol dirinya
1. Betrayal (penghianatan) sendiri dan terus menyalahkan
Kepercayaan merupakan dasar diriya atas kejadian yang
utama bagi korba yang mengalami menimpanya.
kekerasan seksual. Jika korban

Anda mungkin juga menyukai