Anda di halaman 1dari 10

Portofolio V : BBLR (Kasus Kematian) 1

No. ID dan Nama Peserta : / dr. Aulia Istiqamah S


No. ID dan Nama Wahana: / RSUD Ajappangge Soppeng
Topik: Bayi Berat Lahir Rendah
Tanggal (kasus) : 06 April 2015
Nama Pasien : By. BN No. RM : 13 28 42
Tanggal presentasi : Pendamping: dr. Misdawaty
Tempat presentasi: Ruang Komite Medik RSUD Ajappangge Soppeng
Obyek presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi: Seorang bayi usia 0 hari masuk rumah sakit dengan keluhan berat bayi lahir rendah .
Tujuan: mendiagnosis pasien dengan BBLR dan memberikan penanganan awal
Bahan Tinjauan Riset Kasus Audit
bahasan: pustaka
Cara Diskusi Presentasi dan E-mail Pos
membahas: diskusi

Data Pasien Nama : By. BN No Register: 13 28 42


Nama Klinik UGD RSUD Ajapange Soppeng

Data utama untuk bahan diskusi:


1. Diagnosis / Gambaran Klinis
Deskripsi: Seorang bayi usia 0 hari masuk rumah sakit dengan keluhan berat bayi lahir
rendah sejak 3 jam yang lalu di tolong bidan melalui persalinan normal pada usia
kehamilan 28-30 minggu. bayi tidak langsung menangis, biru (+), sesak (-), kedua tangan
dan kaki dingin.
2. Riwayat Pengobatan :
Tidak ada
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit :
Tidak ada
4. Riwayat Keluarga :
. bayi merupakan anak pertama
5. Riwayat pekerjaan :
Tidak berhubungan
6. Lain-lain :
Tidak ada
Daftar Pustaka:
1. Rauf S. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak; edisi ke-1. Makassar: Fakultas
Portofolio V : BBLR (Kasus Kematian) 2

Kedokteran UNHAS/SMF Anak RS DR. Wahidin Sudirohusodo, 2009


2. Arifuddin J, Palada P. BBLR-LBW. Dalam: Perinatologi dan Tumbuh Kembang.
Makassar FKUI, 2004;9-11
3. Hasan R, Alatas H. Perinatologi. Dalam: Ilmu Kesehatan Anak 3; edisi ke-4. Jakarta:
FKUI, 1985;1051-1057
4. Behrman R E, Kliegman R M. The Fetus and the Neonatal Infant. In: Nelson textbook
oF Pediatrics; 17th ed. California: Saunders. 2004;550-558.
Hasil pembelajaran:
1. Mengetahui Definisi BBLR
2. Etiologi dan Patofisiologi BBLR
3. Manifestasi dan diagnosis BBLR
4. Penatalaksanaan BBLR

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio:

1. Subyektif:
Seorang bayi usia 0 hari masuk rumah sakit dengan keluhan berat bayi lahir rendah sejak
3 jam yang lalu di tolong bidan pada usia kehamilan 28-30 minggu. bayi tidak langsung
menangis, biru (+), kedua tangan dan kaki dingin.
2. Obyektif :
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 06 April 2015

A. Status Internus
Keadaan Umum : tampak mengantuk, menangis lemah, sianosis (+)

Kesadaran : compos mentis

Gizi : cukup

Vital Sign

* Nadi : 148 x/menit

* Suhu : 36,5 C

* BB : 1050 gram

Pemeriksaan Fisis
Portofolio V : BBLR (Kasus Kematian) 3

 Kepala : Normocephal

 Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, mata cekung (+)

 Kulit : Turgor kulit menurun, bibir sianosis (+)

 Thoraks : Retraksi (-)


 Cor : Bunyi antung I-II regule, bising (-)
 Pulmo: Inspeksi : gerakan dinding simetris,
Palpasi: fremitus taktil sama kiri dan kanan
Perkusi: Sonor kiri dan kanan
Auskultasi: rhonki -/-, wheezing -/-
 Abdomen
Inspeksi : datar, lanugo (+)
Palpasi : tidak, teraba massa
Perkusi : Timpani pada seluruh kuadran abdomen
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan Normal

Ekstremitas : Refilling capiller balik lambat, sianosis (+)

Laboratorium

Tidak dilakukan pemeriksaan

3. Assesment:
A. DEFINISI
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya
pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram. Dulu bayi baru lahir yang berat badannya
kurang atau sama dengan 2500 gram disebut bayi prematur. Tetapi ternyata morbiditas
dan mortalitas neonatus tidak hanya bergantung pada berat badannya, tetapi juga pada
maturitas bayi itu. Bayi Berat Lahir Rendah dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
 Prematuritas Murni
Masa gestasi < 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa
gestasi itu atau biasa disebut bayi kurang bulan (BKB)-sesuai masa kehamilan
Portofolio V : BBLR (Kasus Kematian) 4

(SMK)
 Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
gestasi itu. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intra uterin dan
merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilan tersebut (KMK).

B. ETIOLOGI
 Prematuritas Murni
1. Faktor Ibu
 Penyakit
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya toksemia
gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisis dan psikologis. Penyebab lainnya
adalah diabetes mellitus, penyakit jantung, bakterial vaginosis, chorioamnionitis, atau
tindakan operatif dapat merupakan faktor etiologi prematuritas
 Usia
Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah pada usia dibawah 20 tahun dan pada
multi gravida yang jarak antar kelahirannya terlalu dekat. Pada ibu yang sebelumnya
telah melahirkan lebih dari 4 anak juga sering ditemukan. Kejadian terendah adalah
pada usia antara 26-35 tahun
 Keadaan Sosial ekonomi
Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi yang rendah. Hal ini disebabkan
oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang.
2. Faktor Janin
Hidramnion gawat janin, kehamilan gemelli, eritroblastosis umumnya akan
mengakibatkan lahirnya bayi dengan BBLR
 Dismaturitas
Penyebab dismaturitas adalah keadaan yang mengganggu pertukaran zat antara ibu dan
janin ( gangguan suplai makanan pada janin). Dismaturitas dihubungkan dengan keadaan
medis yang mengganggu sirkulasi dan insufisiensi plasenta, pertumbuhan dan
perkembangan janin, atau kesehatan umum dan nutrisi ibu

C. PATOGENESIS BBLR
Bayi lahir prematur yang berat badan lahirnya sesuai dengan umur pretermnya,
biasanya dihubungkan dengan keadaan medik, dimana terdapat ketidakmampuan uterus
untuk mempertahankan janin (incompetent cervix/premature dilatation), gangguan pada
Portofolio V : BBLR (Kasus Kematian) 5

perjalanan kehamilan, pelepasan plasenta, atau rangsangan tidak pasti yang menimbulkan
kontraksi efektif pada uterus sebelum kehamilan mencapai umur cukup bulan.
Dismaturitas dihubungkan dengan keadaan medic yang mengganggu sirkulasi dan
efisiensi plasenta, pertumbuhan dan perkembangan janin, atau kesehatan umum dan
nutrisi ibu. Dismaturitas mungkin merupakan respon janin normal terhadap kehilangan
nutrisi atau oksigen. Sehingga, masalahnya bukan pada dismaturitasnya, tetapi agaknya
pada resiko malnutrisi dan hipoksia yang terus-menerus. Serupa halnya dengan beberapa
kelahiran preterm yang menandakan perlunya persalinan cepat karena lingkungan intra
uterin berpotensi merugikan.

D. MANIFESTASI KLINIS
 Prematuritas Murni
Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang atau sama dengan 45 cm,
lingkar dada kurang dari 30 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm. Masa gestasi kurang dari
37 minggu. Kepala relatif lebih besar daripada badannya, kulitnya tipis, transparan, lanugo
banyak, lemak subkutan kurang. Osifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutura lebar,
genitalia imatur. Desensus testikulorum biasanya belum sempurna dan labia minora belum
tertutup oleh labia mayora. Rambut biasanya tipis dan halus. Tulang rawan dan daun
telinga belum cukup, sehingga elastisitas daun telinga masih kurang. Jaringan mammae
belum sempurna, puting susu belum terbentuk dengan baik. Bayi kecil, posisinya masih
posisi fetal, yaitu posisi dekubitus lateral, pergerakannya kurang dan masih lemah. Bayi
lebih banyak tidur daripada bangun. Tangisnya lemah, pernapasan belum teratur dan sering
terdapat serangan apnoe. Otot masih hipotonik, sehingga kedua tungkai selalu dalam
keadaan abduksi, sendi lutut dan sendi kaki dalam fleksi dan kepala menghadap ke satu
jurusan.
Refleks moro dapat positif. Refleks mengisap dan menelan belum sempurna, begitu
juga refleks batuk. Kalau bayi lapar, biasanya menangis, gelisah, aktivitas bertambah. Bila
dalam waktu 3 hari tanda kelaparan ini tidak ada, kemungkinan besar bayi menderita
infeksi atau perdarahan intrakranial. Seringkali terdapat edema pada anggota gerak, yang
menjadi lebih nyata sesudah 24-48 jam. Kulitnya tampak mengkilat dan licin serta terdapat
“pitting edema”. Edema ini seringkali berhubungan dengan perdarahan antepartum,
Portofolio V : BBLR (Kasus Kematian) 6

diabetes mellitus, dan toksemia gravidarum.


Frekuensi pernapasan bervariasi terutama pada hari-hari pertama. Bila frekuensi
pernapasan terus meningkat atau selalu diatas 60x/menit, harus waspada kemungkinan
terjadinya penyakit membrane hialin, pneumonia, gangguan metabolik atau gangguan
susunan saraf pusat. Dalam hal ini harus dicari penyebabnya, misalnya dengan melakukan
pemeriksaan radiologis
 Dismaturitas
Dismaturitas dapat terjadi pre-term, term, dan post-term. Pada pre-term akan terlihat
gejala fisis bayi prematur murni ditambah dengan gejala dismaturitas. Dalam hal ini berat
badan kurang 2500 gram, karakteristik fisis sama dengan bayi prematur dan mungkin
ditambah dengan retardasi pertumbuhan dan “wasting”. Pada bayi cukup bulan dengan
dismaturitas, gejala yang menonjol adalah “wasting”, demikian pula pada post term dengan
dismaturitas
E. DIAGNOSIS
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) didiagnosis bila termasuk dalam golongan:
1. Prematuritas Murni
Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk
masa gestasi itu atau biasa disebut Bayi Kurang Bulan-Sesuai untuk Masa Kehamilan
(KMK)
2. DismaturitaS
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu.
Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine dan merupakan bayi Kecil untuk
Masa Kehamilan (KMK).

F. PENATALAKSANAAN
A. Penatalaksanaan Prematur Murni
- Atur Suhu
BBLR mudah mengalami hipotermi, oleh karena itu suhu tubuhnya harus dipertahankan
dengan ketat, bisa dengan membersihkan cairan pada tubuh bayi, kemudian dibungkus,
atau bisa juga dengan meletakkannya di bawah lampu atau dalam inkubator. Dan bila
listrik tidak ada, bisa dengan metode kangguru, yaitu meletakkan bayi dalam pelukan
ibu (skin to skin).
- Cegah Sianosis
Portofolio V : BBLR (Kasus Kematian) 7

Cara mencegah sianosis dengan cara pemberian oksigen agar saturasi oksigen dalam
tubuh bayi dapat dipertahankan dalam batas normal.
- Cegah Infeksi
BBLR mudah sekali diserang infeksi. Ini disebabkan oleh karena daya tahan tubuh
terhadap infeksi berkurang, relatif belum sanggup untuk membentuk antibodi dan daya
fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik. Oleh karena itu, perlu
diperhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi, antara lain : mencuci tangan sebelum
dan sesudah memegang bayi, membersihkan tempat tidur bayi segera sesudah tidak
dipakai lagi, membersihkan kulit dan tali pusat bayi dengan sebaik-baiknya
- Pemberian Vitamin K
Dosis 1 mg intra muskular, 1 kali pemberian. Pemberian vitamin K pada bayi imatur
adalah sama seperti pada bayi-bayi dengan berat badan dan maturitas yang normal
- Intake Harus Terjamin
Pada bayi-bayi prematur, refleks isap, telan dan batuk belum sempurna. Kapasitas
lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan, terutama lipase masih kurang.
Pemberian minum dimulai pada waktu bayi berumur 3 jam agar bayi tidak menderita
hipoglikemia dan hiperbilirubinemia. Pada umumnya, bayi dengan berat badan lahir
2000 gram atau lebih dapat menyusui pada ibunya. Bayi dengan berat kurang dari 1500
gram kurang mampu mengisap air susu ibu atau susu botol, terutama pada hari-hari
pertama. Dalam hal ini bayi diberi minum melalui sonde lambung

B. Penatalaksanaan Bayi Dismaturitas


Pada umumnya, sama dengan perawatan neonates pada umumnya, seperti pengaturan
suhu lingkungan, makanan, mencegah infeksi dan lain-lain. Bayi dismatur biasanya tampak
haus dan harus diberi makanan dini (early feeding). Hal ini sangat penting untuk
menghindari terjadinya hipoglikemia. Kadar gula darah harus diperiksa setiap 8-12 jam.
Sebaiknya sebelum dilakukan pemeriksaan “true glucose” dilakukan lebih dahulu
pemeriksaan penyaring dengan “dextrostix”. Jika dengan cara ini ternyata kadar glukosa 45
mg% atau kurang, harus dilakukan pemeriksaan “true glucose”. Frekuensi pernapasan
terutama dalam 24 jam pertama harus diawasi untuk mengetahui adanya sindrom aspirasi
Portofolio V : BBLR (Kasus Kematian) 8

mekonium atau sindrom gangguan pernapasan idiopatik. Sebaiknya, setiap jam dihitung
frekuensi pernapasan. Bila frekuensi lebih dari 60x/menit, dibuat foto thoraks. Pencegahan
terhadap infeksi sangat penting, karena bayi sangat rentan terhadap infeksi, yaitu karena
pemindahan IgG dari ibu ke janin terganggu. Temperatur harus dikelola, jangan sampai
kedinginan karena bayi dismatur lebih mudah menjadi hipotermi. Hal ini disebabkan oleh
karena luas permukaan tubuh bayi relatif besar dan jaringan lemak subkutan kurang
Perawatan Bayi dalam Inkbator
Inkubator yang canggih dilengkapi oleh alat pengatur suhu dan kelembapan bayi agar
bayi dapat mempertahankan suhu tubuhnya yang normal, alat oksigen yang dapat diatur,
serta kelengkapan lain untuk mengurangi kontaminasi bila inkubator dibersihkan.
Kemampuan bayi berat lahir rendah dan bayi sakit untuk hidup, lebih besar bila mereka
dirawat pada atau mendekati suhu lingkungan yang netral. Suhu ini ditetapkan dengan
mengatur suhu permukaan yang terpapar radiasi, kelembapan yang relatif, dan aliran udara
sehingga produksi panas (yang diukur dengan konsumsi oksigen) sesedikit mungkin dan
suhu tubuh bayi dapat dipertahankan dalam batas normal. Bayi yang besar dan lebih tua
memerlukan suhu lingkungan lebih rendah dari bayi yang kecil dan lebih muda. Suhu
inkubator yang optimum diperlukan agar panas yang hilang dan konsumsi oksigen terjadi
minimal sehingga bayi telanjang pun dapat mempertahankan suhu tubuhnya sekitar 36,5
-37 0C
Kriteria BBLR yang Bisa Rawat Jalan
Pertama, berat sudah kembali ke berat lahir dan lebih dari 1500 gram. Kemudian berat
bayi cenderung naik dan suhu tubuh stabil selama tiga hari berturut-turut. Yang juga harus
diperhatikan, bayi sudah mampu mengisap dan menelan. Selain itu, ibu sudah harus
merawat dan member minum. Metode kangguru ini cukup efektif sebab selain membuat
bayi tidak tergantung pada rumah sakit, ibu lebih percaya diri merawat bayinya di rumah.
Keuntungan lainnya, BBLR bisa mendapatkan ASI ekslusif dan menurunkan resiko bayi
terkena kehilangan panas tubuh

G. PROGNOSIS
Prognosis BBLR ini tergantung dari berat ringannya masa perinatal, misalnya masa
Portofolio V : BBLR (Kasus Kematian) 9

gestasi (makin muda masa gestasi/makin rendah berat badan, makin tinggi angka kematian),
asfiksia, atau iskemia otak, sindroma gangguan pernapasan, perdarahan intraventrikuler,
displasia bronkopulmonal, retrolental fibroplasias, infeksi, gangguan metabolik, (asidosis,
hipoglikemia, hiperbilirubinemia). Prognosis ini juga tergantung dari keadaan sosial
ekonomi, pendidikan orang tua, dan perawatan pada saat kehamilan, persalinan, dan
postnatal (pengaturan suhu lingkungan, resusitasi, makanan, mencegah infeksi, mengatasi
gangguan pernapasan, asfiksia, hiperbilirubinemia, hipoglikemia, dan lain-lain)

H. PENCEGAHAN
Untuk pencegahan BBLR dapat dilakukan beberapa intervensi dengan pendekatan
faktor resiko yang menjadi penentu terjadinya BBLR seperti Keluarga Berencana (KB),
pendidikan wanita, peningkatan kesehatan ibu dan anak melalui pelayanan antenatal,
perbaikan gizi, pemberdayaan keluarga dan masyarakat.
4. Plan:
Diagnosis Kerja
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisis, diagnosa pasien tersebut adalah Bayi Berat Lahir
Rendah dengan penggolongan prematuritas murni.
Penatalaksanaan:
Psikofarmakoterapi:
- Resusitasi bayi
- Pasang NGT
- P ASI 3-4 cc/2 jam
- Rawat Inkubator  awasi terjadinya hipotermi
- Awasi Tanda-tanda vital
Follow up Pasien
Tanggal Perjalana Penyakit Instruksi yang diberikan

7 April 2015 BB ; 1050 gram Raway inkubator


P ASI 4-5 cc/2 jam
8 April 2015 BB : 1050 gram Rawat inkubator
P ASI 5-6 cc/2 jam
9 April 2015 BB : 1050 gram Resusitasi bayi
(pukul 07.45) Akral dingin (+) Resusitasi gagal
Passif (+) Bayi dinyatakan
Cor (-)
meninggal
Portofolio V : BBLR (Kasus Kematian) 10

Buyi pernafasan (-)

5. Pendidikan:
Kepada pasien dan keluarganya dijelaskan mengenai penanganan BBLR yang diberikan, dan
kemungkinan komplikasi yang dapat dialami oleh bayi.

6. Konsultasi
konsultasi dengan spesialis Anak untuk perawatan dan penanganan lebih lanjut.
7. Rujukan:
Diperlukan jika terjadi komplikasi serius yang harusnya ditangani di rumah sakit dengan
sarana dan prasarana yang lebih memadai.

Watansoppeng , April 2015

Peserta Pendamping

dr. Aulia Istiqamah S dr. Misdawaty

Anda mungkin juga menyukai