01 GDL Anastasiai 850 1 Kti - Ana 6 PDF
01 GDL Anastasiai 850 1 Kti - Ana 6 PDF
Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di :
Hari/Tanggal :
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di :
Hari/Tanggal :
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Atiek Murharyati, S.Kep., Ns., M.Kep ( )
NIK. 200680021
Penguji 1 : Meri Oktariani, S.Kep.,Ns., M.Kep ( )
NIK. 200981037
Penguji 2 : Joko Kismanto, S.Kep., Ns. ( )
NIK. 200670020
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan
STIKES Kusuma Husada Surakarta
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan Judul “PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP
PENURUNAN SESAK NAFAS PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn. A
DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DI BANGSAL
MAWAR 1 RSUD KARANGANYAR”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat :
1. Ibu Atiek Murharyati, S.Kep.,Ns., M.Kep, selaku Ketua Program Studi
DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat
menimba ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta dan selaku dosen
pembimbing yang telah membimbing dengan cermat, memberikan
masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta
memfasilitasi demi sempurnanya laporan karya tulis ilmiah.
2. Ibu Meri Oktariani, S.Kep.,Ns., M.Kep, selaku Sekretaris Ketua Program
Studi DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat
menimba ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta dan selaku dosen
penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-
masukan, inspirasi, perasaan nyaman dan bimbingan serta menfasilitasi
demi sempurnanya laporan karya tulis ilmiah.
3. Bapak Joko Kismanto, S.Kep.,Ns., selaku dosen penguji yang telah
membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,
perasaan nyaman dan bimbingan serta menfasilitasi demi sempurnanya
laporan karya tulis ilmiah.
v
4. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan
wawasannya serta ilmu yang bermanfaat.
5. Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan
semangat untuk menyelesaikan pendidikan.
6. Teman-teman mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu per
satu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan. Amin
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ..................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR LAMIRAN ...................................................................................... xi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan .................................................................... 4
C. Manfaat Penulisan .................................................................. 5
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Sistem Pernafasan .................................................................. 7
B. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) .............................. 8
C. Sesak Nafas ............................................................................ 17
D. Posisi Semi Fowler ................................................................. 19
BAB III LAPORAN KASUS
A. Pengkajian .............................................................................. 22
B. Perumusan Masalah Kesehatan .............................................. 29
C. Tujuan dan Kriteria Hasil ....................................................... 30
D. Perencanaan Keperawatan ..................................................... 30
E. Implementasi Keperawatan .................................................... 33
F. Evaluasi Keperawatan ........................................................... 36
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian ............................................................................. 37
vii
B. Diagnosa Keperawatan .......................................................... 44
C. Intervensi Keperawatan .......................................................... 48
D. Implementasi Keperawatan .................................................... 51
E. Evaluasi Keperawatan ........................................................... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................ 58
B. Saran ....................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
melaporkan bahwa pada tahun 2002 PPOK menempati urutan kelima sebagai
penyebab utama kematian di dunia dan diperkirakan pada tahun 2030 akan
meninggal karena PPOK pada tahun 2005, sekitar 5% dari jumlah semua
1995 adalah per 13 per 1000 penduduk, dengan perbandingan antara laki-laki
setelah sistem sirkulasi, infeksi, dan parasit. Hasil survei penyakit tidak
1
2
Indonesia (Jawa barat, jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, dan Sumatera
dengan respons inflamasi yang abnormal terhadap partikel atau gas iritan.
kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka akan terjadi kerusakan pada
jaringan otak dan apabila hal tersebut berlangsung lama, akan terjadi
sampai ke tingkat sel melalui alveoli paru dalam proses respirasi. Berdasarkan
Menurut Angela dalam Safitri dan Andriyani (2008), saat terjadi sesak
nafas biasanya klien tidak dapat tidur dalam posisi berbaring, melainkan
harus dalam posisi duduk atau setengah duduk untuk meredakan penyempitan
jalan nafas dan memenuhi O2 dalam darah. Posisi yang paling efektif bagi
kepala dan tubuh dinaik kan dengan derajat kemiringan 450 , yaitu dengan
pasien yang opname dengan diagnosa PPOK. Hasil observasi pada tanggal
10-12 April 2014 di Ruang Mawar 1 terdapat 3 orang pasien PPOK yang
4
kondisinya sedang sesak nafas, dengan yang sudah posisi semi fowler 1 orang
dan yang belum posisi semi fowler 2 orang. Dari hasil wawancara, 2 dari 5
menurunkan sesak nafas pada pasien PPOK tetapi perawat sudah melakukan
tindakan pemberian posisi semi fowler tersebut pada setiap penderita dengan
sesak nafas.
Salah satu pasien yang sesak nafas tersebut adalah Tn. A dengan
diagnosa PPOK, serta saat penulis mengkaji data didapatkan hasil bahwa Tn.
A sesak nafas dengan terpasang oksigen dua liter per menit tanpa diberikan
posisi semi fowler, dan setelah ditanya pasien mengatakan masih merasa
sesak nafas.
menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan aplikasi riset yang berjudul “Pemberian
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penulisan
(PPOK).
3. Bagi Penulis
TINJAUAN TEORI
A. Sistem Pernafasan
dan karbon dioksida antara udara dan darah. Oksigen diperlukan oleh semua
membentuk suatu asam yang harus dibuang dari tubuh. Untuk melakukan
paru. Sistem pernafasan melakukan dua fungsi terpisah yaitu, ventilasi dan
keluar paru. Ventilasi berlangsung secara bulk flow. Bulk flow adalah
perpindahan atau pergerakan gas atau cairan dari tekanan tinggi ke rendah.
7
8
dalam alveolus dan kapiler, luas permukaan, jarak untuk difusi, suhu,
1. Definisi
yang ditandai dengan abnormalitas uji aliran udara ekspirasi yang tidak
sputum dan sputum menjadi lebih purulen dan berubah warna. Ekserbasi
normal.
VEP1/KVP < 70%, 30% < VEP1 < 80% prediksi, (II A : 50% < VEP1
< 80% prediksi), (II B : 30% < VEP1 < 50% prediksi), dengan atau
VEP1/KVP<70%, VEP1 < 30% prediksi atau VEP1 < 50% sesak
Gambar 2.1
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
2. Etiologi
bronkhitis kronis perubahan awal terjadi pada saluran udara yang kecil.
Selain itu, terjadi distruksi jaringan paru disertai dilatasi rongga udara
3. Manifestasi Klinis
PPOK yaitu :
b. Pemeriksaan fisik
2) Uji bronkodilator
4. Komplikasi
a. Hipoksemia
b. Asidosis Respiratori
d. Gagal Jantung
e. Disritmia jantung
5. Penatalaksanaan
dari PPOK :
saluran pernafasan.
menit
6. Asuhan Keperawatan
hidup dasar klien pada semua tingkatan usia dan tingkatan focus
a. Pengkajian
1) Pemeriksaan Fisik
a) Pada paru-paru
b) Pada jantung
7) Darah komplit
mengidentifikasi patogen.
9) Kimia darah
84).
16
Table 2.1
Diagnosa keperawatan NANDA, NOC, NIC
Diagnosa Keperawatan Perencanaan
No.
(NANDA) Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
1. Bersihan jalan nafas tidak Satus Respirasi : a. Manajemen jalan
efektif Kepatenan jalan nafas nafas
Yang berhubungan dengan : dengan skala… b. Penurunan
a. Bronkospasme (1-5) setelah diberikan kecemasan
b. Peningkatan produksi perawatan selama… c. Pencegahan aspirasi
secret (secret yang a. Tidak ada demam d. Fisioterapi dada
tertahan, kental) b. Tidak ada cemas e. Latihan batuk
c. Meurunnya c. RR (respiratory rate) efektif
energi/fatigue dalam batas normal f. Terapi oksigen
Data-data : d. Irama nafas dalam g. Pemberian posisi
a. Pasien mengeluh sulit batas normal semi fowler
untuk bernafas e. Pergerakan sputum h. Memonitor respirasi
b. Perubahan keluar dari jalan nafas i. Memonitor keadaan
kedalaman/jumlah umum
f. Bebas dari suara nafas
napas,dan penggunaan j. Memonitor tanda-
tambahan
otot bantu pernafasan tanda vital.
c. Suara nafas abnormal
seperti wheezing,
ronkhi, dan crackles
d. Batuk (persisten)
dengan atau tanpa
produksi sputum.
(hipoksia dan
hiperkapnia)
g. Perubahan TTV
h. Menurunnya toleransi
aktivitas
3. Ketidak seimbangan nutrisi : Status nutrisi : a. Managemen
nutrisi kurang ari kebutuhan Intake cairan dan makanan cairan
yang berhubungan dengan : gas dengan skala…(1-5) b. Monitor cairan
a. Dipsnea, fatigue setelah diberikan perawatan c. Status diet
b. Efek samping selama…hari dengan d. Managemen
pengobatan kriteria : gangguan
c. Produksi sputum a. Intake makanan adekuat makanan
d. Anoreksia, b. Intake cairan adekuat e. Managemen
nausea/vomiting c. Intake cairan per oral nutrisi
Data : adekuat f. Konseling
a. Penurunan berat badan nutrisi
b. Kehilangan masa otot, Status Nutrisi : g. Pengaturan
tunos otot jelek Intake nutrient gas dengan nutrisi
c. Dilaporkan adanya skala… setelah diberikan h. Monitor tanda
perubahan senasi rasa perawatan selama… hari vital
d. Tidak bernafsu untuk dengan kriteria : i. Managemen
makan dan tidak tertarik a. Intake kalori adekuat berat badan
makan b. Intake protein,
karbohidrat, dan lemak
C. Sesak Nafas
1. Definisi
2. Klasifikasi
yang lebih berat dari biasanya. Pada tahap ini klien dapat melakukan
Sesak nafas ini terjadi bila klien melakukan aktivitas penting atau
tanpa bantuan orang lain. Sesak nafas tidak timbul saat klien
beristirahat.
saat terjadi sesak nafas biasanya klien tidak dapat tidur dalam posisi
1. Definisi
kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikan. Posisi ini untuk
fekal dan berkemih, dalam posisi ini tempat tidur ditinggikan 45-600 dan
20
lutut klien agak diangkat agar tidak ada hambatan sirkulasi pada
2. Prosedur
fowler, yaitu :
tempat tidur
c. Letakkan kepala klien di atas Kasur atau di atas bantal yang sangat
kecil
d. Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan tangan klien jika klien
tangannya
Gambar 2.3
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
kesehatan klien, Ny. S mengatakan pada tanggal 8 April 2014 pagi klien
22
23
dan batuk dengan dahak yang sulit keluar, dan dari hasil pemeriksaan
Suhu=37,20 C.
merokok tetapi sudah berhenti sejak 20 tahun yang lalu. Klien tidak
yang menular atau pun menurun. Klien mempunyai satu kakak dan dua
adek, klien menikah dengan Ny.S dan memiliki satu orang anak dan
itu penting, semisal jika sehat mau makan apa saja enak, tetapi saat sakit
makan 3x sehari dalam 1 porsi ada nasi, lauk, sayur mayor, minum teh 2x
sehari, dan air putih kurang lebih 5 gelas belimbing/hari. Selama sakit
klien mengatakan tidak mau makan, hanya makan 2-3 sendok disetiap
porsinya, dan minum hanya teh jatah dari rumah sakit itu juga tidak
habis. Klien mengatakan jika makan dan minum rasa sesak nafas
kurang lebih tujuh kali sehari dengan pancaran kuat, bau khas warna
kuning, tidak ada keluhan. Sedangkan selama sakit klien BAK kurang
lebih tiga kali sehari, dengan pancaran kuat , bau khas, warna kuning
jernih, dan juga tidak ada keluhan. Pada eliminasi alvie, sebelum sakit
klien BAB satu kali sehari, dengan konsistensi lembek, warna kuning
kecoklatan, dan tidak ada keluhan. Selama sakit klien mengatakan sejak
malam hari kurang lebih 7-8 jam, dan kadang tidur siang kurang lebih 2
25
jam, tidak ada keluhan saat tidur, dan saat bangun terasa nyaman. Selama
sakit, klien mengatakan tidak bisa tidur di malam hari, karena sesak nafas
yang dirasakannya, dan karena suasana yang ramai. Klien tidur hanya 2-3
jam setiap malam dan di siang hari tidur 2 jam dan sering terbangun.
sebelum sakit.
semua harus disyukuri. Identitas diri, klien adalah seorang laki-laki dan
mantan pekerja pabrik gula. Peran klien saat ini adalah sebagai seorang
kepala keluarga. Ideal diri, klien mengatakan ingin cepat sembuh dan
supaya bisa melakukan aktivitas seperti biasa. Harga diri, klien adalah
seorang suami, ayah, dan kakek yang disayangi oleh istri, anak dan
cucunya.
sakit hubungan itu masih terjalin baik, dapat dilihat dari banyaknya
dan sudah memiliki 1 orang anak laki-laki. Klien sudah tidak pernah
dideritanya
klien sebelum sakit rajin melakukan ibadah sholat 5 waktu, tetapi saat
4. Pemeriksaan Fisik
38x/menit irama tidak teratur, nadi 84x/menit dengan irama teratur teraba
Bentuk telingan kanan dan kiri simetris, tidak ada serumen, pendengaran
baik. Bentuk mata simetris kanan dan kiri,palpebra terlihat sedikit hitam,
konjungtiva tidak enemis, sclera tidak ikterik dan pupil isokor, sudah
terdapat polip. Mulut simetris, mukosa kering dan tidak ada stomatitis.
27
Leher tidak ada kaku kuduk, tidak ada jejas, tidak ada peningkatan vena
jugularis.
terdapat retraksi dada, pengembangan paru kanan dan kiri sama, palpasi:
vocal fremitus kanan dan kiri tidak sama, perkusi: sonor di seluruh
dada kanan dan kiri sama, palpasi ictus cordis tidak tampak, perkusi
suara pekak batas kanan atas SIC 2 linea paru dextra, batas kanan bawah
SIC 4 linea paru scernalis dextra, batas kiri SIC 4 linea media clavicula
15x/ menit, perkusi suara pekak pada quadran I (hati), suara tympani
pada quadran II (lambung), suara tympani pada quadran III (usus besar),
suara tympani pada quadra IV (usus buntu), palpasi tidak ada nyeri
tekan.
kekuatas otot kanan dan kiri 5, capillary refill < 3 detik, tidak ada
perubahan tulang.
5. Data Penunjang
6. Terapi
infus Ringer Laktat 20 tetes per menit, ceftriaxone 1mg/12 jam fungsinya
untuk obat saluran nafas, dan ambraxol tab 3x1 (30 mg) fungsinya untuk
masalah utama yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
karena merupakan keluhan utama yang dirasakan klien dan harus segera
meliputi data subyektif klien mengatakan sesak nafas dengan batuk berdahak
tetapi dahak sulit untuk dikeluarkan. Data obyektif yang didapat adalah Tn. A
tampak lemah, pada pemeriksaan paru-paru : inspeksi bentuk dada barel chest
(dada tong), terdapat retraksi dada, pengembangan paru kanan dan kiri sama,
palpasi: vocal fremitus kanan dan kiri tidak sama, perkusi: sonor di seluruh
kasar, dan wheezing di seluruh lapang paru. Tekanan darah 120/80 mmHg,
tidak bisa tidur, tidur selalu terganggu karena suasana ramai dan sesak nafas
yang dirasakannya. Dan data obyektifnya, klien tampak tidak segar, palbebra
kehitaman.
30
tidak nafsu makan, hanya makan 3 sendok karena saat menelan terasa
semakin sesak. Data obyektif makanan tampak masih utuh, konjungtiva tidak
selama 2x24 jam, diharapkan bersihan jalan nafas efektif dengan kriteria
31
Pada diagnosa kedua, tujuan kriteria hasil yang ingin dicapai adalah
tidur klien terpenuhi dengan kriteria hasil : klien tidur 7-8 jam per hari, klien
Pada diagosa ketiga, tujuan kriteria hasil yang ingin dicapai adalah
akan menunjukkan kemajuan status nutrisi dengan kriteria hasil : klien tidak
E. Perencanaan Keperawatan
klien untuk mengeluarkan secret, ajarkan batuk efektif, fisioterapi dada, dan
untuk tidur dan istirahat. Anjurkan klien untuk banyak istirahat dan tidur yang
cukup rasionalnya tidur yang cukup dapat memberi rasa segar pada klien dan
F. Implementasi Keperawatan
dengan respon subyektif klien mengatakan masih sesak nafas dan sering
batuk-batuk dengan dahak sulit keluar, dan respon obyektif Tn. A tampak
wheezing di seluruh lapang paru. Jam 10.00 memberikan posisi semi fowler
lebih rileks, dan respon obyektif Tn. A tampak lebih nyaman. Jam 10.00
memberikan terapi oksigen kanul 2 liter per menit, dengan respon subyektif
klien tampak nyaman. Jam 11.00 memberikan terapi obat sesuai advis dokter
yaitu injeki ceftriaxone 1mg/12 jam, injeksi pragesol 1000mg/8 jam, injeksi
dexamethasone 10mg/8 jam, dan OBH 3x1 sendok makan, dengan respon
subyektif klien bersedia diberikan obat, dan respon obyektif klien tampak
mengkaji pola tidur dan istirahat klien dengan respon subyektif istri klien
mengatakan klien sulit untuk tidur, jika tidur mudah tebangun karena ramai
dan karena sesak yang dirasakan dan respon obyektif klien tampak lemas dan
tidak segar. Jam 10.50 menganjurkan klien untuk banyak istirahat dan tidur
yang cukup dengan respon subyektif klien mengatakan akan berusaha untuk
34
lingkungan yang tenang untuk suaminya dan respon obyektif klien tampak
tenang.
makan 3 sendok, karena jika makan semakin terasa sesak dan respon obyektif
jatah makanan dari rumah sakit masih utuh, klien tampak lemah. Jam 12.00
mengatakan mau makan dan respon obyektif klien tampak makan. Jam 12.15
mengatakan suka makanan yang masih hangat dan respon obyektif klien
tanda-tanda vital dan respon obyektif keadaan umum klien baik, kesadaran
batuk dahak sulit keluar, dan respon obyektif klien tampak lemah, RR
Jam 09.00 mempertahankan posisi semi fowler dengan respon subyektif klien
35
nyaman dan respon obyektif klien tampak lebih nyaman. Jam 09.15
memberikan terapi oksigen nasal kaul 2 liter per menit, dengan respon
subyektif klien bersedia, dan respon obyektif, klien tampak nyaman. Jam
11.00 memberikan obat sesuai advis dokter yaitu injeksi ceftriaxone 1mg/12
jam, Aminophilin per drip 48mg/8 jam, dan ambraxol tab 3x1 (30mg) dengan
respon subyektif klien bersedia diberikan obat dan respon obyektif klien
yaitu, 09.30 mengkaji pola tidur dan istirahat klien dengan respon subyektif
klien mengatakan semalam tidak bisa tidur karena sudah tidak betah, dan
karena sesak nafas yang dirasakanya dan respon obyektif klien tampak lemah,
dengan respon subyektif klien mengatakan akan berusaha untuk tidur dan
respon obyektif pasien tampak tidur saat menjelang siang. Jam 10.30
yaitu jam 08.45 mengkaji masukan makanan dengan respon subyektif klien
mengatakan sudah mau makan lebih banyak dan respon obyektif jatah
makanan yang disediakan sudah muali dihabiskan oleh klien, klien masih
nafsu makan dan respon obyektif makanan klien berkurang. Jam 13.00
respon subyektif klien mengatakan mulitnya lebih segar dan respon obyektif
G. Evaluasi Keperawatan
subyektif klien mengatakan masih merasa sesak nafas dengan batuk dan
dahak sulit keluar. Obyektif, auskultasi terdengar suara ronkhi dan wheezing
karena suasana ramai dan sesak nafas yang dirasakannya. Obyektif klien
meliputi kaji pola tidur dan istirahat tidur, ciptakan lingkungan yang tenang,
sedikit karena jika untuk makan semakin terasa sesak. Obyektif klien tampak
perawatan oral.
yaitu subyektif klien mengatakan semalam tidak bisa tidur karena sesak nafas
tidur saat malam karena sesak yang dirasakannya, tetapi klien bisa tidur saat
intervensi yang dilanjutkan meliputi kaji pola tidur dan istirahat, ciptakan
mau makan lebih banyak jika disajikan dalam keadaan hangat. Obyektif klien
38
diri.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas tentang “Pemberian Posisi Semi
Karanganyar”. Disamping itu bab ini penulis juga akan membahas tentang
diagnosa keperawatan utama, alasannya karena yang paling aktual dan harus
respons inflamasi yang abnormal terhadap partikel atau gas iritan (Aziz dan ,
39
40
1. Pengkajian
keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan. Tujuan dari
klien mengatakan masih megeluhkan sesak nafas dan batuk dengan dahak
yang sulit keluar, dan dari hasil pemeriksaan tanda-tanda vital, TD=
(Patrick, 2007: 181). Pada Tn. A penyebab dari PPOK yang dialami yaitu
karena Tn. P memiliki riwayat sebagai perokok aktif dan sudah berhenti
20 tahun yang lalu. Tn. A juga mantan pekerja di pabrik gula dan sering
diperoleh Tn. A sesak nafas, batuk dengan dahak tidak bisa keluar,
terdapat retraksi dada, pengembangan paru kanan dan kiri sama, palpasi:
vocal fremitus kanan dan kiri tidak sama, perkusi: sonor di seluruh
kasar, dan wheezing di seluruh lapang paru. Posisi tidur klien adalah
supinasi.
emfisematous atau barrel chest, dengan tampilan fisik pink puffer atau
42
kering atau wheezing, bunyi jantung jauh, menggunakan otot bantu nafas
posisi tidur berbarig (lying flat) akan menyebabkan sesak nafas semakin
berat. Menurut Angela dalam Refi Safitri dan Annisa Andriyani (2008),
saat terjadi sesak nafas biasanya klien tidak dapat tidur dalam posisi
darah.
dengan keluhan batuk dan sputum produktif, sesak nafas saat aktivitas
yang tidak terlalu berat, mengi, wheezing, dan penurunan udara yang
Selama sakit Tn. A mengatakan tidak bisa tidur, tidur hanya 3-4
jam per hari dan sering terbangun karena sesak nafas yang dirasakan.
tidur karena mengalami distress pernafasan dan perlu tidur dalam posisi
sendok disetiap porsinya, dan minum hanya teh jatah dari rumah sakit itu
juga tidak habis. Klien mengatakan jika makan dan minum rasa sesak
nafas semakin terasa. Data dasar pada pengkajian makanan/ cairan pasien
berpakaian dan berpindah dibantu orang lain. Itu disebabkan Tn. A sudah
klasifikasi sesak nafas tingkat IV yaitu klien sudah merasa sesak nafas
dahak/secret. Terapi pada tanggal 10-11 April 2014 yaitu infus Ringer
untuk obat saluran nafas, dan ambraxol tab 3x1 (30 mg) fungsinya untuk
Pada saat masuk rumah sakit tekanan darah Tn. A 140/90 mmHg
kemudian klien diberi terapi captropil 12.5 mg, kemudian tekanan darah
2. Diagnosa Keperawatan
2012: 58).
diagnosa yang ada dalam teori muncul pada Tn. A. Diagnosa yang tidak
didapat data klien kebingungan, klien tidak mengalami sakit kepala, tidak
ada sianosis, klien juga masih dalam keadaan sadar. Sedangkan pengertian
2010: 128).
hasil untuk diagnosa pertama, yaitu data subyektif klien mengatakan sesak
nafas dengan batuk berdahak tetapi dahak sulit untuk dikeluarkan. Dengan
data obyektif yang didapat adalah Tn. A tampak lemah, pada pemeriksaan
paru-paru : inspeksi bentuk dada barel chest (dada tong), terdapat retraksi
dada, pengembangan paru kanan dan kiri sama, palpasi: vocal fremitus
kanan dan kiri tidak sama, perkusi: sonor di seluruh lapang paru,
jalan nafas tidak efektif yaitu ada suara nafas tambahan, perubahan
yang berlebih, batuk yang tidak efektif, gelisah (Herdman, 2010: 356).
46
Pada batasan karakteristik gelisah, sudah terkaji oleh penulis akan tetapi
keterbatasan waktu.
mengatakan tidur hanya 3-4 jam per hari sering terbangun karena suasana
yang ramai dan karena sesak nafas yang dialaminya. Dan data obyektif
klien tampak lemas dan tidak segar. Gangguan pola tidur merupakan
gangguan pola tidur yaitu perubahan pola tidur abnormal, keluhan verbal
kurang istirahat dan kurang puas saat tidur, penurunan kemampuan fungsi,
tidur (Herdman, 2009: 134). Pasien dengan sesak nafas juga akan
hari sudah terkaji oleh penulis namun karena kekurangtelitian maka tidak
hanya makan 3-4 sendok karena jika makan terasa lebih sesak. Dan data
47
makan, kehilangan masa otot dan tonus otot jelek (Herdman, 2009: 86).
Penulis mengangkat masalah nutrisi dalam kategori resiko , hal ini karena
belum ada penurunan berat badan dan belum ada kehilangan masa otot.
mengkaji status nutrisi dan ketersediaan energi otot, yang terdiri dari
tinggi badan, berat badan, lingkar lengan, dan tebal lipatan tubuh. B
riwayat pola makan/ diet dari pasien meliputi pengetahuan tentang nutrisi,
kebiasaan makan, masalah diet, dan riwayat kesehatan (Asmadi, 2008: 79).
berpakaian dan berpindah dibantu orang lain. Itu disebabkan Tn. A sudah
kebutuhan akan harga diri, serta kebutuhan aktualisasi diri (Asmadi, 2008:
yang dipilih penulis dari beberapa masalah yang muncul pada pasien.
3. Intervensi
yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yan akan dilakukan,
pada klien, measurable dapat diukur, dilihat, diraba, dirasakan, dan dibau.
Time adalah batasan pencapaian dalam rentang waktu tertentu, harus jelas
nafas tambahan. Kriteria waktu ini didasarkan pada unsur etiologi atau
tanda dan gejala dalam diagnosis keperawatan yang ada (NOC, 2011).
2000: 156).
diahrapakan pola tidur klien terpenuhi dengan kriteria hasil : klien tidur 7-
8 jam per hari, klien tampak segar, klien melaporkan tidak ada gangguan
tidur (NOC, 2011). Rencana keperawatannya yaitu, kaji pola tidur dan
tidur dan istirahat. Anjurkan klien untuk banyak istirahat dan tidur yang
cukup rasionalnya tidur yang cukup dapat memeberi rasa segar pada klien
Pada diagosa ketiga, tujuan kriteria hasil yang ingin dicapai adalah
4. Implementasi Keperawatan
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang lebih
memiliki kadar oksigen yang sangat rendah dan tidak dapat diberi terapi
dengan semi fowler pada pasien sesak nafas dilakukan sebagai salah satu
semi fowler diharapkan pasien merasa nyaman dan dapat mengurangi rasa
Refi Safitri dan Annisa Andriyani (2008), saat terjadi sesak nafas biasanya
klien tidak dapat tidur dalam posisi berbaring, melainkan harus dalam
nafas dan memenuhi O2 dalam darah. Posisi yang paling efektif bagi klien
pemberian posisi semi fowler pada pasien dengan keluhan sesak nafas
dan pasien dengan sesak nafas berat sudah berubah menjadi sesak nafas
melakukan pemberian semi fowler selama 2 hari dan saat dikaji ulang
klien mengatakan masih merasakan sesak nafas namun dengan posisi semi
fowler Tn. P merasa lebih nyaman, respiratory rate 34x/menit. Dan pada
hari kedua diatur dengan posisi semi fowler hasil yang didapat klien
nyaman dengan posisi setengah duduk. Saat malam klien tetap tidak bisa
tidur karena ramai, ingin cepat pulang dan menyebabkan tekanan darah
pulang, klien menjadi stress dan tidak bisa tidur. Kondisi stress atau tidak
pasien dengan kondisi yang tidak rileks akan sulit untuk mencapai
kesembuhan (Adib, 2011: 68). Faktor lain adalah karena secret pada Tn. A
selama dua hari yang meliputi, mengkaji pola tidur dan istirahat klien,
5. Evaluasi Keperawatan
dengan respon perilaku klien yang tampil. Tujuan dari evaluasi antara lain
klien, dan sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat dalam pelaksanaan
mengatakan masih merasa sesak nafas dengan batuk dan dahak sulit
sesuai advis dokter. Hasil evaluasi pada hari kedua adalah klien
bersihan jalan nafas tidak efektif adalah klien dapat mempertahankan jalan
nafas paten dengan bunyi nafas bersih, klien menunjukkan perilaku untuk
teori diatas belum dicapai oleh Tn. A karena klien masih merasa sesak nfas
suasana ramai dan sesak nafas yang dirasakannya. Klien masih tampak
kaji pola tidur dan istirahat tidur, ciptakan lingkungan yang tenang,
Hari kedua hasilnya yaitu klien mengatakan tidak bisa tidur saat malam
karena sesak yang dirasakannya, tetapi klien bisa tidur saat menjelang
yang tenang.
57
gangguan pola tidur adalah klien melaporkan perbaikan dalam pola tidur,
jalan nafas yang belum efektif dan klien merasa cemas karena ingin segera
pulang.
karena jika untuk makan semakin terasa sesak. Klien tampak lemah,
perawatan oral. Hari kedua hasilnya yaitu klien mengatakan sudah mau
makan lebih banyak jika disajikan dalam keadaan hangat. Klien masih
perawatan oral.
sedikit demi sedikit dan selalu ada tambahan masukan makanan setiap
harinya.
BAB V
A. Kesimpulan
semi fowler terhadap penurunan sesak nafas pada Asuhan keperawatan pada
1. Pengkajian
sesak nafas disertai batuk dengan dahat tidak bisa dikeluarkan. Data
paru-paru : inspeksi bentuk dada barel chest (dada tong), terdapat retraksi
dada, palpasi: vocal fremitus kanan dan kiri tidak sama, auskultasi;
seluruh lapang paru. Tekanan darah 120/80 mmHg, suhu 37,20 C, Nadi
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa utama yang muncul pada Tn. A adalah bersihan jalan nafas tidak
sekresi lendir.
58
59
3. Intervensi Keperawatan
jam, diharapkan bersihan jalan nafas efektif dengan kriteria hasil : klien
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
merasakan sesak nafas dan dahak belum bisa keluar, tetapi klien sudah
terlihat lebih segar, tampak lemah, tekanan darah 150/90 mmHg, nadi
masih dilanjutkan.
setelah 2 hari diatur dengan posisi semi fowler menjadi 34x/menit. Klien
sesak nafas belum hilang. Hal ini disebabkan karena pasien stress atau
karena dahak belum bisa keluar dan klien masih merasakan sesak nafas,
61
dalam menanganinya.
B. Saran
terhadap penurunan sesak nafas pada asuhan keperawatan pada klien dengan
penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), penulis akan memberi usulan dan
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Konsep & Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta: Penerbit Salemba
Hidayat, A.A, dan Uliyah Musrifatul. 2004. Buku Saku Pratikum Kebutuhan
Dasar Manusia. Jakarta: EGC
Kozier B., Erb G. 2009. Buku Ajar Praktek Klinik Keperawatan: konsep, Proses,
Praktik. Jakarta: EGC
Perry, Anne Griffin. 2005. Buku Saku Keterampilan & Prosedur Dasar. Jakarta:
EGC
Potter, A.P, dan Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC.
Melanie, R. 2012. Analisis Pengaruh Sudut Tidur terhadap Kualitas Tidur dan
Tanda Vital pada Pasien Gagal jantung di Ruang Rawat Intensif
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Stikes Jenderal A. Yani
Cimahi
Safitri, Refi & Annisa A. 2011. Keefektifan Pemberian Posisi Semi Fowler
Terhadap Penurunan Sesak Nafas pada pasien Asma di Ruang
Rawat Inap Kelas III RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Gaster,
Vol.8. Prodi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Aisyiyah Surakarta.