Anda di halaman 1dari 14

1.

1 Definisi Inpartu
Inpartu adalah seorang wanita yang sedang mengalami proses persalinan
(Wiknyosastro H,2005). Persalinan sendiri adalah proses pengeluaran hasil konsepsi
(janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan
lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (Mnuaba,2007).
Persalinan dimulai (Inpartu) sejak uterus berkonsentrasi dan menyebabkan perubahan
pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara
lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks
(Manuaba,2007).

1.2 Macam-MacamPersalinan

1. Persalinan Spontan. Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu

sendiri.

2. Persalinan Buatan. Bila proses persalinandengan bantuan tenaga dari luar.

3. Persalinan Anjuran. Bila kekuatan yang perlukan untuk persalinan ditimbulkan dari

luar dengan jalan rangsangan (Manuaba, 2010).

1.3 Gambaran Perjalanan Persalinan Secara Klinis

Gambaran perjalanan persalinan secara klinis dikemukakan Manuaba (2007) sebagai

berikut :

1.3.1 Tanda Persalinan Sudah Dekat

1. Terjadi lightening Menjelang minggu ke-36 pada primigravida terjadi penurunan

fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan

oleh :

1. Kontraksi Braxton Hicks.

2. Ketegangan dinding perut

3. Ketegangan ligamentum rotundum

4. Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah.

5. Masuknya kepala bayi di pintu atas panggul dirasakan ibu hamil:


a. Terasa ringan dibagian atas, rasa sesak berkurang.

b. Dibagian bawah tersa sesak

c. Terjadi kesulitan saat berjalan

d. Sering miksi

Gambaran lightening pada primigravida menunjukkan hubungan normal

antara ketiga faktor yaitu power (kekuatan ibu), passage (jalan lahir), passenger( janin

dan plasenta). Pada inti gambarannya tidak jelas karena kepala janin baru masuk pintu

atas panggul menjelang persalinan.

2. Terjadi His Permulaan

Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton Hicks, kontraksi ini dapat

dikemukakan sebagai keluhan, karena dirasakan sakit dan mengganggu konsentrasi.

Braxton Hicksterjadi karena perubahan estrogen. Progesteron dan memberikan

kesempatan rangsangan oksitosin. Dengan makin tua kehamilan, pengeluaran

oksitosin dan progesteron makin kurang, sehingga oksitosin dapat menimbulkan

kontraksi yang lebih sering sebagai his palsu.

Sifat his pemulaan (palsu)

1) Rasa nyeri ringan bagian bawh

2) Datangnya tidak teratur

3) Durasinya pendek

4) Tidak bertambah bila beraktivitas


1..3.2 Tanda persalinan kala I

a. Terjadi his persalinan

1) Pinggang tersa sakit yang menjalar kedepan

2) Sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar.

3) Intensitas kesakitan meningkat bila dibawah berjalan.

b. Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda). Dengan his persalinan terjadi

perubahan pada serviks yang menimbulkan :

1) Pendataran dan pembukaan kala I.

2) Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis lepas.

3) Terjadi perdarahan kapiler karena pembulu darah pecah.

c. Pengeluaran cairan ketuban

Pada bebrapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan

ketuban. Sebagian ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengap. Dengan

pecahnya ketuban diharapkan perlangsungan persalinan berlangsung kurang lebih 24

jam.

1.4 Mekanisme Persalinan Normal

Menurut Hakimi (2010) terdapat 3 faktor penting yang memegang peran pada

persalinan ialah : 1) Tenaga yang mendorong anak keluar seperti kekuatan his dan

kekuatan mengedan, 2) keadaan jalan lahir, dan 3) janin.

His adalah salah satu kekuatan pada ibu seperti telah dijelaskan yang

menyebabkan serviks membuka dan mendorong janin kebawah pada presentase

kepala, bila his sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk kedalam

rongga panggul. Masuknya kepala melintasi pintu atas panggul, dapat dalam keadaan

sinklitismus ialah bila arah sumbu janin tegak lurus dengan pintu atas panggul. Dapat

pula kepala masuk dalam keadaan asinklitismus yaitu kearah sumbu kepala janin
miring denagn pintu atas panggul, asinklitismus anterior menurut Neagele ialah

apabila arah sumbu sudut lancip kedepan dengan pintu atas panggul. Dapat pula

asinklitismus anterior.

Keadaan asinklitismus anterior lebih menguntungkan dari pada mekanisme

turunya kepala dengan sinklitismus posterior karena ruangan pelvis didaerah posterior

adalah lebih luas dibandingkan dengan diruangan pelvis didaerah anterior. Hal

asinklitismus penting, apabila ada akomodasi panggul agak terbatas, akibat sumbu

kepala janin yang eksentrik atau tidak simetris dengan sumbu lebih mendekati

suboksiput maka tahanan oleh jaringan dibawahnya terdapat kepala yng akan

menurun menyebabkan kepala fleksi dibawah rongga panggul.

Dengan fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang paling

kecil, yakni dengan diameter suboksiput bregmatikus (9,5 cm) dan sirkumfarensia

suboksiput bregmatikus (32 cm) sampai didasar panggul kepala janin dalam keadaan

fleksi maksimal. Kepala yang sedang turun menemui diagfragma pelvis dan tekanan

intra uterin disebabkan his yang berulanh-ulang, kepala mengadakn rotasi, disebut

dengan putaran paksi dalam didalam mengadakan rotasi ubun-ubun kecil dibawah

simpisis, maka dengan suboksiput sebagai hipomoglion, kepala mengadakn gerakan

defleksi untuk dapat dilahirkan.

Pada tiap his vulva lebih membuka dan kepala janin makin nampak, perinium

menjadi makinlebar dan tipis, anus membuka dinding rectum. Dengan keadaan his

bersama dengan kekuatan mengedan. Berturut-turut tanpa beragam, dahi, muka, dan

akhirnya dagu. Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi yang disebut

putaran palsi luar.

Putaran paksi luar ialah gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi,

untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan penggung anak. Bahu melintas pintu
atas panggul dalam keadaan miring, didalam rongga panggul bahu akan

menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga dasar panggul,

apabila kepala telah lahir, bahu akan berada dalam posisi depan belakang. Selanjutnya

lahir bahu depan baru belakang.kemudian pula lahir trokanter belakang kemudian

bayi lahir seluruhnya.

Apabila bayi lahir segera jaln napas dibersihkan, tali pusat dijepit diantara 2

koher pada jarak 5 cm. Kemudian digunting diantara kedua koher tersebut, lalu diikat.

Tunggul tali pusat diberi septika segera setelah bayi lahir, his mempunyai ampitudo

yang kira-kira sama tingginya hanya frekuensi berkurang. Akibat his ini, uterus akan

mengecil, sehingga perlekatan plasenta dengan dinding uterus akan terlepas.

Melepasnya plasenta pada dinding uterus ini dapat dimulai dari 1) tengah (sentral

menurut Schultze), 2) pinggir (marginal menurut Mathews-Ducan), 3) kombinasi I

dan II yang tebanyak menurut Schultze. Umumnya kala III kira-kira 2 jari dibawah

pusat.

1.5 Pembagian Tahap persalinan(Manuaba, 2007)

1. Kala I (Kala Pengeluaran)

Yang dimaksud dengan kala satu adalah kala pembukaan yang

berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada

permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga

parturien masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk primigravida

berlangsung 12 jam sedangkam multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurve

friedman, diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm/jam dan pembukaan

multigravida 2 cm/jam. Dengan perhitungan tersebut maka waktu pembukaan

lengkap dapat diperkirakan (Manuaba, 2007).


2. Kala II ( Kala Pembukaan)

Kala II mulai jika pembukaan serviks lengkap, umumnya pada akhir

kala I atau permulaan kalaII dahengan kepala janin sudah masuk dalam ruang

panggul, ketuban pecah sendiri, bila ketuban belum pecah, ketuban harus

dipecahkan. Kadang-kadang pada permulan kala II ini wanita tersebut mau

muntah atau mau muntah disertai rasa ingin mengedan kuat. His aka timbul

sering dan merupakan tenaga pendorog janin. Disamping his wanita tersebut

harus dipimpin mengejan pada waktu ada his. Diluar his denyut jantung janin

harus sering diawasi (Wiknyosastro, 2005). Lamanya kalaII untuk

primigravida 50 menit dan multigravida 30 menit.

Gejala kala II adalah:

a. His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan durasi 50

sampai seratus detik.

b. Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan pengeluaran

cairan secara mendadak.

c. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan

mengejan, karena tertekannya fleksus frankenhouser.

d. Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga

terjadi:

e. Kepala membuka pintu

1. Subocciput bertindak sebagai hipomoglobin berturut-turut lahir ubun-

ubun besar, dahi, hidung, muka, dan kepala seluruhnya.

2. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu

penyesuaian kepada pada punggung


3. Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong

dengan jalan:

a. Kepala dipegang oleh os occiput dan dibawah dagu, ditarik curam

kebawah untuk melahirkan bahu depan, dan curam ke atas untuk

mekahirkan bahu belakang.

b. Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan sisa

badan bayi

c. Bayi lahir diikuti dengan sisa air ketuban.

3. Kala III (Kala Pengeluaran Uri)

Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit.

Dengan lahirnya bayi, sudah mulai pelepasan plasenta pada lapisan nitabush,

karena sifat retraksi otot rahim.

Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda-

tanda dibawah ini:

a. Uterus menjadi bundar

b. Uterus terdorong keatas, karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim

c. Tali pusat bertambah panjang

d. Terjadi perdarahan

e. Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara crede dan

fundus uteri. (Manuaba, 2007)

4. Kala IV ( Kala Pengawasan )

Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan

postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang

dilakukan:

a. Tingkat kesadarah penderita


b. Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan

c. Kontraksi uterus

d. Terjadinya perdarahan (Manuaba, 2010).


TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian Kala I

Adapun data dasar yang didapatkan pada pengkajian klien dengan inpartu kala I,

menurut Doengoes dan moorhouse, (2001) adalah sebagai berikut:

1) Fase Laten

a. Integritas Ego

Pasien senang atau cemas

b. Nyeri/Ketidaknyamana

1. Kontraksi reguler, peningkatan frekuensi, durasi dan keparahan.

2. Kontraksi ringan, masing-masing 5-30 menit, berakhir 10-30 detik.

c. Kecemasan : Irama jantung janin paling baik terdengar pada umbilikus

(tergantung pada posisi janin.

d. Seksualitas :

1. Membran mungkin atau tidak pecah

2. Serviks dilatasi dari0-4 cm

3. Bayi mungkin pada 0 (primigravida) atau dari 0-2 cm (multigravida)

4. Rabas vagina sedikit, mungkin lendir merah muda, kecoklatan, atau terdiri

dari plak lendir.

2) Fase Aktif

a. Aktivitas/istirahat ; kaji adanya bukti kelelahan

b. Nyeri/ketidaknyamanan

Kontraksi sedang, terjadi setiap 2,5-5 menit dan berakhir 30-45 detik

c. Keamanan

1. Irama jantung janin terdeteksi agak dibawah pusat pada posisi verteks
2. Denyut jantung janin (DJJ) bervariasi dan perubahan periodik umumnya

teramati pada respon terhadap kontraksi, palpasi abdominal, and gerak

janin.

d. Seksualitas

1. Dilatasi serviks dari kira 4-8 cm (1,5 cm/jam pada multipara, 1,2 cm/jam

nulipara)

2. Perdarahan dalam jumlah sedang

3. Janin turun +1 - +2 cm dibawah tulang iskial.

2.2 Pengkajian Kala II

a. Aktivitas/istirahat

1. Laporkan kelelahan atau melaporkan ketidakmamuan melakukan dorongan

sendiri atau teknik relaksasi

2. Letargi

3. Lingkaran hitam dibawah mata

b. Seksual

Tekanan darah dapat meningkat 5-10 mmHg di antara kontraksi.

c. Integritas ego

Respon emosional dapat direntang dari perasaan. Dapat merasa kehilangan

kontrol atau kebalikannya seperti saat ini klien terlibat mengejan secara aktif.

e. Eliminasi

1.Keinginan untuk defekasi atau mendorong involunter pada kontrkasi,

disertai tekanan inter abdomen dan tekanan uterus.

2.Dapat mengalami rabas fekal saat mengejan


3. Distensi kandung kemih mungkin ada, dengan urine dikeluarkan selama

upaya mendorong.

f. Nyeri/Ketidaknyamanan

1. Dapat merintih atau meringis selama kontraksi

2. Melaporkan rasa terbakar/meregang dari perinium

3.Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong

4.Dapat melawan kontraksi, khususnya bila ia tidak berpartisipasi dalam kelas

kelahiran anak.

g.Pernapasan

Adanya peningkatan frekuensi pernapasan

h.Seksualitas

1. Peningkatan penampakan perdarahan vagina

2.Penonjolan rektal/perineal dengan turunya janin

3.Memebran mungkin ruprur pada saat ini bila masih utuh

4.Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi.

2.3 Pengkajian Kala III

a) Aktivitas/istirahat Perilaku dapat direntang dari senang sampai kelatihan

b) Sirkulasi :

1.Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat, kemudian kembali ke

tingkat normal dengan cepat

2. Hopotensi dapat terjadi sebagai respon terhadap analgesikdan anastesi

3. Frekuensi nadi melambat pada respon terhadap perubahan curah jantung

c) Makanan/Cairan Kehilangan darah normal kira-kira 250-300 m

d) Nyeri/ketidaknyamanan Dapat mengeluh tremor kaki/menggigil


e) Keamanan : Inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir menentukan adanya robekan

atau laserasi perluasan episiatomi atau laserasi jaln lahir mungkin ada.

f) Seksualitas

1. Darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta leoas dari endometrium,

biasanya dalam 1-5 menit setelah malahirkan bayi.

2. Tali pusat memanjang pada muara vagina.

3. Uterus berubah dari diskoid menjadi bentuk globur dan menigginya abdomen.

2.4 Pengkajian Kala 4

a. Aktivitas/ istirahat : tampak kelelahan / mengantuk atau tidak

b. Sirkulasi :

1. Nasi biasanya lambat (50-70 dpm) kerena hipersensitivitas vegal

2. Tekanan darah bervariasi mungkin lebih rendah pada respon anastesi atau

meningkat pada respon terhadap pemberian oksitosin.

3. Edema bila ada, mungkin dependen (misal ditemukan pada ekstremitas bawah),

atau dapat meliputi ekstremitas atas.

4. Kehilangan darah selama persalinan dan kelahiran sampai 400-500 ml untuk

kelahiran vaginal atau 600-800 ml untuk kelahiran SC

c. Integritas ego

1. Reaksi emosional bervariaso dapat berubah misal tidak berminat (kelelahan)

atau kecewa

2. Dapat mengekspresikan masalah atau dapat mengekpresikan rasa takut

mengenai kondisi bayi

d. Eliminasi

1. Hemoroid sering ada dan menonjol


2. Kandung kemih mungkin teraba diatas simfisis atau kateter urinarius terpasang

e. Nyeri/ ketidaknyamanan : dapat melaporkan ketidaknyamanan dari berbagai sumber

misal nyeri setelah trauma jaringan/perbaikan episiotomi, kandung kemih penuh, atau

perasaan dingin/kotor tremor dengan menggigil

f. Seksual :

1. Fundus keras terkontraksi, pada garis tengah dan letak setinggi umbilicus

2. Drainase vagina atau lokhea jumlahnya sedang, merah gelap, dengan hanya

beberapa bekuan kecil

3. Perineum bebas dari kemerahan, edema, ekimosis atau rabas

4. Striae mungkin ada pada abdomen, paha dan payudara

5. Payudara lunak, dengan putting tegang


DAFTAR PUSTAKA

Hakimi,2010, Patofisiologi dan Fisiologi Persalinan, Yogyakarta : Penerbit Andi

Manuaba,2007, Pengantar Kuliah Obstetri, Jakarta : EGC

Wiknyosastro H, 2005, Ilmu Kebidanan Edisi 7, Yayasan Bina Pustaka

Anda mungkin juga menyukai