PROGRAM PENGEMBANGAN
PERUMAHAN
(Studi Pada Kantor Dinas Permukiman dan Pengembangan
Wilayah
Kota Bau- Bau)
Ol
eh:
JHON SUMIHARJO
HUTABARAT
0309030
23
20
08
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dalam suka cita penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul:”Evaluasi Pelaksanaan Program
Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas Permukiman dan Pengembangan
Wilayah Kota Bau- Bau)
Skripsi ini merupakan suatu penilaian yang penulis lakukan pelaksanaan
program penterhadap gembangan perumahan di Tapanuli Utara sejak lam Rencana
Pembangunadituangkan da 009. Penulis
merasakan p n Jangka Menengah Kota Bau- Bau periode 2004-2 erlunya lakukan oleh
pemerintah melakukan
d penilaian terhadap program-program yang di aerah ngembangan
perumahan. Tapanuli Utara, dan salah satunya adalah program pe
Penul yak terdapat
kekurangan is menyadari sepenuhnya bahwa dalam tulisan ini banengharapkan
saran dan dalam penulisan, isi dan penyampainnya. Untuk itu penulis m
enulis ingin
mengucapkakritik yang bersifat membangun. Pada kesempatan ini p
1. Ban terima kasih yang setulus-tulusnya kepada: sial dan Ilmu
Polpak Prof. Dr. M. Arif Nasution, selaku Dekan Fakultas Ilmu
2. Ba So itik, Universitas Sumatera Utara; rtemen Ilmu
Adpak Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A., selaku Ketua
3. IbuDepa ministrasi Negara;
4. Ibu Dra. Nurlela Ketaren, M.SP., selaku Dosen Pembimbing penulisan
skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan bantuan yang sangat
berharga dalam penyusunan skripsi ini;
5. Bapak/Ibu dosen Departemen Ilmu Administrasi Negara, pegawai tata
usaha beserta staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU;
6. Bapak Tongam Hutabarat, selaku Kepala Dinas Permukiman dan
Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara; Bapak Arnol Poltak
Sitorus, selaku Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman, Dinas
Kimbangwil
Taput; Bapak Saul Situmorang, selaku Kepala BAPPEDA Tapanuli Utara; dan
Bapak Ihsar, selaku Developer (pengembang) perumahan di Kota Bau-
Bau);
7. Buat K’ Sondang Pane, yang telah banyak memberi bantuan yang sangat
berarti buat penulis;
8. Bapak/ Ibu guru SD No. 174566, Hutabarat Partali Julu, Tarutung;
Bapak/Ibu guru SMP Swasta St. Maria Tarutung; Bapak/Ibu guru SMU N 1
Tarutung;
9. Teristimewa kepada kedua orang tua penulis: Ayahanda H. Hutabarat
dannda
Ibu R. Simorangkir, yang telah membina, n, mendidik
membesarka
seh dan dapat
ingga penulis dapat duduk di bangku perkuliahan
me
nyelesaikannya;
10. Bu t, S.Si; adik-
at abang-abangku, Sanggam Hutabarat, S.Pd, Sandro Hutabara
adi a kasih buat
kku: Indra Hutabarat, Patar Hutabarat, Poppy Hutabarat,
do
terim
11. Re in, Anggara,
a dan motivasinya guna penyelesaian studiku;
Sa
kan-rekan mahasiswa AN’ 03: Ezra, Edoe, Edward, Rikardo,
12. Sa Rahmawana,
Re or, Elvin, Tarida, Melly, d....l....l...
Ma Alex, Roni,
udara/saudariku di GMKI Komisariat FISIP-USU: Berkatdo,
San , B’ Hotler
rtin, Sarjani, Novita, Fernando, Melki, Heri, Frans, Rudi,
’Zi a yang tidak
drakh, Susi, Yhonatan, Sertha, Sastri, Marisa, Yehezkiel
dap M...........
dane’, B’ Marganda, K’ Debora, K’ Santi, dan yang lainny
13. Bu ardi, Robin,
at kusebutkan satu per satu: UT OMNES UNUM SINT, SYALO
Am Handra, Saut,
at rekan-rekan alumni SMUNTA ’03: Angga, Jack Alles, H
Marganti, DNA ( Dohot Na Asing );
14. Buat adek angkatku Indah, Sandra, ”ditunggu kedatangannya di
alam perkuliahan”; Anggraeni ”Titin’, jangan contoh aku yang lama tamat ini
ya;
15. Adagio, Angra, Annihilator, Apocalyptica, Ark Storm, Arthemis,
Athena, Avantasia, Benedictum, Casiopea, Concerto Moon, Dark Moor,
Death, Dragonforce, Dragonhammer, Dreamaker, Dream Theater, Edguy,
Epica, Evergrey, Freedom Call, Full Strike, Galloglass, Gamma Ray, Gordian
Knot, Haggard, Hammerfall, Heavenly, Helloween, Hour Glass, Human
Fortrees,
Imperia, Insania, Iron Maiden, Judas Priest, Kamelot, Kenziner,
Labyrinth, Lost Horizon, Loudness, Majestic, Martir, Master Plan, Metallium,
Morifade, Nightwish, Opeth, Pagan’s Mind, Persuader, Powergod, Pyramaze,
Rhapsody, Shaman, Silent Eedge, Sinergy, Sonata Aarctica, Storm,
Stratovarius, Stryper, Sun Caged, Syhmpony X, Thunderstone, Thy
Majesty, Tristania, Vision Divine, Vision Of Atlantis, Watch Tower, Within
Temptation, Zero Hour ( The METAL WARRIORS) ” Wellcome to the Metal
Zone”
16. Last but not least………….., seseorang yang jauh disana S. R. R. K. M,
yang
aluselmengawasi, memotivasi, mendokan aku: “ sehat kau ya!!!!!!!”
disitu,
S. Hutabarat
: 030903023
Jhon
NIM
DAFTAR ISI
ABSTRAK………………………………………………………………………........i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………........ iii
DAFTAR TABEL........................................................................................................
iv BAB I: PENDAHULUAN..........................................................................................
1
A. Latar Belakang…………………………………………………………... 1
B. Perumusan Masalah……………………………………………….…….. 8
C. T ujuan Penelitian…………………………………………………
….….. 8
D. M anfaat Penelitian…………………………………………….…
…….... 9
E. Kerangka Teori…………………………………………………..…….... 9
E. 1. Evaluasi……………………………………………………..……... 9
E. 1. 1. Pengertian Evaluasi…………………………………..…….. .9
E. 1. 2. Jenis-jenis Evaluasi………………………………….…….... 15
E. 1. 3. Proses Evaluasi…………………………………….……….. 20
E. 1. 4. Pendekatan Dalam Evaluasi…………………………..……. 22
E. 2. Pengembangan Perumahan………………………………….... 24
E. 2. 1. Pengertian Perumahan……………………………….…….. 24
E. 2. 2. Aspek-aspek Perencanaan Perumahan……………….…….. 25
E. 2. 3. Program Pembangunan Perumahan dan Permukiman……... 27
E. 2. 4. Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan
Permukiman........................................................................................ 32
E. 3. Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan…….... 36
F. Definisi Konsep…...…………………………………………………...... 37
G. Definisi Operasional……………………………………………………. 38
H. Sistematika Penulisan…………………………………………………… 39
BAB II: METODE PENELITIAN……………………………………………….... 40
A. Bentuk Penelitian……………………………………………………..... 40
B. Lokasi Penelitian……………………………………………………..... 40
C. Populasi dan Sampel………………………………………………..…. 40
D. Teknik Pengumpulan Data………………………………………..…… 41
E. Teknik Analisa Data……………………………………………..…….. 42
BAB III: DESKRIPSI LOKASI PENELTIAN…………………………………… 43
A. Profil Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli
Utara……………………………………………………..….. 43
A. 1.1. Struktur Organisasi……………………………………………. 43
A. 1. 2. Tugas Pokok dan Fungsi………………………………………45
A. 1. 4. Perencanaan Stratejik………………………………………… 46
A. 1. 4. A. Tujuan………………………………………………… 48
….... 50
A. 1. 4. B. Kebijakan…………………………………………
A. 1. 4. C. Program Kerja……………………………………
…… 51
B. Sekilas Tentang Kota Bau- Bau……………………… …... 52
B. 1. 1. Gambaran Umum Kondisi Daerah…………………………… 52
B. 1. 2. Sejarah Kota Bau- Bau……………………… …... 60
B. 1. 3. Visi dan Misi Kota Bau- Bau............................ ..... 65
B. 1. 4. Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah.......................... 66
BAB IV: PENYAJIAN DATA………………………………………………...… 69
A. Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan................................. 69
B. Program Pengembangan Perumahan...................................................... 78
C. Keberhasilan Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan........... 83
BAB V: AN ALISA DATA…………………………………………………….... 86
A. Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan………………..….. 86
B. Keberhasilan Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan.….…. 91
BAB VI: KESIMPULAN dan SARAN……………………………………… …. 96
A. Kesimpulan………………………………………………………….. 96
B. Saran………………………………………………………………….. 97
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. 99
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Eselon, Fungsional, dan Staf
Tahun 2008........................................................................... ............. 72
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul ” Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan
Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah
Kabupaten Tapanuli Utara”.
Perumahan dan permukiman merupakan kebutuhan dasar manusia.Dalam situasi
apapun orang pasti berupaya memiliki rumah sebagai tempat tinggal dirinya dan
keluarganya, bagi mengembangkan hubungan sosial dan lingkungan
permukiman membangun baik sebagai
pribadi, kelunya. Rumah sangat bermakna bagi eksistensi seorang
Peru manusia, arga dan masyarakat. ngembangan
sumber daya mahan dan permukiman selain berfungsi sebagai wadah tertib, juga
memberikan pe manusia dan pengejawantahan dari lingkungan sosial i perumahan
sebagai pen yang sar. Dengan
berpijak padkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi melalui sektor umahan dan
permukiman,industr yedia lapangan kerja pendorong pembentukan modal ktif berperan
serta dalamyang be upaya untuk
menghimpun a peningkatan dan pemenuhan kebutuhan terhadap per
Pelak masyarakat diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, panuli Utara
dimulai pad a mpai dengan
sekarang. Hasetiap program pembangunan, serta mampu rbatasan dari
masyarakat t meningkatkan modal dan program pembangunan a pemerintah
memasukkan selanjutnya.
program pengembangan perumahan ini ke dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kota Bau- Bau.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program
pengembangan perumahan di Kota Bau- Bau, untuk mengetahui kendala- kendala
yang dihadapi dalam pelaksanaan program ini dan juga untuk mengetahui sudah sejauh
mana keberhasilan program pengembangan perumahan ini.
Penelitian ini menggunakan metode wawancara dengan informan kunci
yaitu Kepala Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kota Bau- Bau, Kepala
Bagian Perumahan dan Permukiman, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota
Bau- Bau, dan Developer (Pengembang) Perumahan di Kota Bau- Bau. Dan peneliti juga
melakukan wawancara dengan masyarakat yang tinggal
di perumahan yang ada di Kota Bau- Bau. Kemudian data yang diperoleh dari penelitian
tersebut dianalisa dengan metode analisa deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan perumahan yang dibangun di
Kota Bau- Bau terdapat di tiga lokasi yang berbeda yaitu di Desa Hutabarat,
Kecamatan Tarutung; Desa Silangkitang, Kecamatan Sipoholon; Desa Sitabo-tabo,
Kecamatan Siborong-borong. Dari ke tiga kawasan perumahan tersebut belum ada yang
selesai tahap pembangunannya disebabkan karena pembangunan yang bertahap
yang dilakukan oleh Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kota Bau- Bau.
Lokasi perumahan PNS Pagar Beringin Permai di Kecamatan Sipoholon berjarak
± 12 Km dari Kota Tarutung, jumlah rumah yang sudah dibangun sebanyak 237 unit,
luas tanah per unit 200 m², pembangunan untuk tahap lanjutan seluas 30.844 m².
Pembangunan rumah dilokasi ini masih berlangsung karena permintaan akan
rumah oleh masyarakat masih tinggi. Dari 237 unit rumah yang dibangun, semuanya
ditempati. Hal ini dipengaruhi karena harga rumah yang masih terjangkau oleh
masyarakat terutama PNS yaitu sekitar 50 juta rupiah dan pembayarandicicil 2 kali
dalam setahudapat n. Hal lain yang membuat permintaan akan rumah di cukup tinggi
karena luas tlokasi ini anah per unit cukup luas yaitu 200 m².
Lokasi perumahan perumahan PNS Barat Indah Permai di Kecamatan Tarutung
berjarak ± 7 Km dari Kota Tarutung, jumlah rumah yang sudah dibangun 135 unit, luas
per unit bervariasi yaitu tipe 36 s/d 45, pembangunan untuk tahap lanjutan seluas ± 7 Ha.
Pembangunan rumah dilokasi ini juga masih berlangsung baik untuk
pembangunan rumah yang baru, perbaikan/perawatan rumah. Dari 135 unit yang sudah
dibangun, hanya 57 unit yang ditempati oleh masyarakat, 75 unit kosong akan tetapi
masih dalam kondisi baik sedangkan 3 rumah lagi rusak. Dari 75 unit yang kosong
semuanya su dah ada yang memiliki. Akan tetapi karena jarak lokasi mahan yang
cukup jauh d peru i yang sangat
terbatas, se an terletak di kawasan hutan dan juga karena sarana transportasan harga per
unitnya 35 hingga
ju mereka tidak jadi menempati rumah tersebut. Sedangksekitar 2 juta
rupiah per tata rupiah dan pembayarannya dilakukan dengan cara mencicil
Lokahun. yang sudah
mulai tahap si Perumahan PNS Sitabo-tabo Kecamatan Siborong-boronga terletak di
Desa Sitabopembangunan dengan lahan yang sudah tersedia seluas ± 5 H an dibangun
sebanyak ± 2 -tabo, Kecamatan Siborong-borong, jumlah rumah yang ak
15 unit
Kondisi dengan tipe
perumahan 27/150
di Kota dan
Bau- tipejuga
Bau 36/150.
cukup memprihatinkan
karena belum memiliki prasarana dan sarana yang memadai seperti jalan, air
bersih, sebagian rumah yang layak huni dan sanitasi yang baik, tahapan pembangunan
drainase dan saluran pembuangan sanitasi masih kurang baik jika dibandingkan dengan
kebutuhan terhadap kelengkapan perumahan dan permukiman yang ada. Disamping itu,
rumah yang sudah dibangun di kawasan perumahan tersebut masih ada yang
belum ditempati sehingga banyak yang rusak yang nantinya akan membutuhkan dana
yang cukup besar untuk melakukan perbaikan, dan lahan yang sebelumnya digunakan
untuk perumahan masih ada yang kosong sehingga dijadikan sebagai lahan pertanian,
seperti yang terjadi di Perumahan Barat Indah Permai.
Dari hasil temuan dilapangan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pelaksanaan
program pengembangan perumahan di Kabupaten Tapanuli Utara belum
terlaksana
dengan baik sesuai dengan apa yang telah direncanakan oleh Pemerintah Kabupaten
Tapanuli Utara.
Kata Kunci: Evaluasi, Program Pengembangan Perumahan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam menjalani kehidupannya, manusia tidak pernah terlepas dari hal-hal yang
berhubungan dengan tempat dimana dia tinggal dalam kehidupannya sehari-hari. Bagi
manusia kebutuhan akan tempat tinggal merupakan kebutuhan dasar (basic need),
Tempat tinggal memang sangat vital bagi kehidupan manusia. Tanpa tempat
tinggal yangcukup, manusia tidak akan dapat hidup dengan layak. Manusia tidak cukup
dengan terpenuhinya kebutuhan sandang dan pangan, meskipun kenyataan nya terdapat
peringkat pemenuhan akan kebutuhan itu dari kebutuhan yang minimum hingga
jasmaninya,yaitu sandang, pangan, dan kesehatan, kebutuhan akan rumah atau tempat
tinggal merupakan salah satu motivasi untuk pengembangan kehidupan yang lebih tinggi
lagi. Tempattinggal pada dasarnya merupakan wadah bagi manusia atau ke luarga dalam
melangsungkan kehidupannya.
sumber daya manusia dan pengejawantahan dari lingkungan sosial yang tertib,
perumahan sebagai penyedia lapangan kerja pendorong pembentukan modal yang besar.
Dengan berpijak pada peningkatan dan pemenuhan kebutuhan terhadap perumahan dan
pembangunanpun
nasional
daerah,mau
kegiatan masyarakat dan pemerintah harus saling mendukung
g pasti
situasi apapun oran berupaya memiliki rumah sebagai tempat tinggal dirinya dan
mereka pun arga dan masyarakat. Tanpa campur-tangan pihak lain dari nnya sendiri
secara mandi luar akan mengusahakan penyelenggaraan rumah dan sumber daya
lokasi tempa aksesibilitas terhadap an permukiman yang semakin terbatas s umum dan
dan permukiman yang padat, miskin dan kumuh. Penguasaan dan penggunaan lahan
oleh warga masih banyak yang lemah dari sisi hukum dan administrasi; seperti: bantaran
sungai, pinggiran rel, tanah makam, tanah in-absentia atau menganggur maupun lahan
menjadi salah satu bentuk konflik sosial pembangunan dan pengingkaran hak dasar atas
Kebutuhan akan perumahan dan permukiman sebagai hak asasi dan hak dasar
setiap manusia diakui secara universal, menjadi landasan hukum internasional dan
dituangka n dalam DUHAM (Deklarasi Umum Hak-hak Asasi Manusia) Pasal 25 ayat (1),
yang berbunyi “ Setiap orang mempunyai hak untuk mendapatkan standar hidup yang
layak atas kesehatan dan kehidupan serta keluarganya, termasuk makanan, pakaian,
perumahan dan perawatan kesehatan serta pelayanan sosial yang dibutuh kan, dan hak
dasar bersama dengan layanan kesehatan dan kesejahteraan bagi dirinya dan keluarganya,
kerja, sakit, cacat, menjanda, masa tua dan atau kondisi ketidakberdayaan di luar kendali
dirinya. Deklarasi hak dasar ini telah diratifikasi oleh 108 negara termasuk Indonesia, dan
langkah yang diperlukan dalam rangka merealisasikan hak tersebut. Deklarasi ini
selanjutnya diperkuat oleh Deklarasi PBB tentang pembangunan dan kemajuan sosial
tahun 1969, deklarasi permukiman Vancouver tahun 1976 dan deklarasi PBB di Istanbul
tahun 1996.
bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Oleh
karenanya, rumah sebagai wadah tempat tinggal perseorangan ataupun dalam entitas
sosial baik dalam bentuk keluarga atau lainnya merupakan hak setiap orang.
Secara fungsional rumah dijadikan sebagai wadah untuk berlindung dari tantangan
alam dan ancaman binatang, sekaligus wadah interaksi sosial keluarga dan pada kasus
setiap orang untuk mendapatkan akses menghuni rumah yang layak dalam suatu
komunitas yang aman dan bermartabat secara berkelanjutan. Lebih jauh kelayakan
didefinisikansebagai kelengkapan rumah dengan jaminan keamanan dan huk um, jaminan
perolehan prasarana, sarana dan utilitas dasar, akses pada pembiayaan, dan atau hal lain
untuk memenuhi martabatnya sebagai manusia. Menghuni rumah yang layak berarti
pengakuan status legal kependudukan yang membuka identitas sosial, akses pada
hunian.
perumahan dan permukiman, seharusnya dilakukan sinkronisasi antara dua sistem, yaitu
perkotaan dan pedesaan. Hal ini harus diupayakan guna menghindari terjadinya over
load (kelebihan beban) pada lingkungan perumahan dalam wilayah perkotaan yang
dapat menimbulkan dampak yang tidak menguntungkan bagi wilayah perkotaan maupun
wilayahnya.
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Sudah selayaknya apabila untuk
memberikan arahan (guide line) bagi pembangunan sektor perumahan dan permukiman.
Salah satu landasan yang digunakan oleh pemerintah untuk meningkatkan peran
permukiman lingkungan adalah bagian dari lingkungan hidup di luar indung, baik
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang
berbagai program antara lain program perumahan rakyat, program penyediaan air
Pembanguna
dala n Jangka Menengah Nasional (RPJM NAS.) dijadikan daerah baik
tingkat satuacuan maupun tingkat dua dalam menyusun Rencana unan Jangka
Menengah Pembang Daerah. Hal inilah yang mendasari pemerintah panuli Utara
masyarakat mah tinggal sendiri. Oleh karena itu, dengan adanya program in
ni, program
Pengembangan
akanPerumahan
memiliki termasuk kategori sendiri.
rumah tinggal Multy Years
PadaProgram, artinya
Kabupaten i program ini
Ada dua tujuan yang ditetapkan oleh pemerintah Kota Bau- Bau berkaitan
Di Kota Bau- Bau terdapat tiga kawasan perumahan yaitu, di Desa Hutabarat P
Silangkitangartali
(Kecamatan
Julu dan Parbaju Julu (Kecamatan Tarutung), orong). Dari
Desa
ketiga kawa angunannya.
Sipoholon), dan di Desa Sitabo-tabo (Kecamatan Siborong-b
Perumahan d 990-an, akan
san perumahan tersebut, belum ada yang selesai tahap pemb
tetapi belu Sedangkan
i Desa Silangkitang mulai dibangun pada pertengahan tahun 1
perumahan gunan yang
m semua rumah yang sudah dibangun tersebut ditempati.
dimulai sekit o-tabo masih
yang terdapat di Desa Hutabarat masih dalam tahap pemban
dalam tahap anuari 2008.
ar tahun 2002, dan perumahan yang terdapat di Desa Sitab
Permasalaha han tersebut
perencanaan dan pembangunannya akan dimulai pada bulan J
terletak pad t terkadang
n yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan
dihentikan uperuma han di Desa
a sering
Hutabarat yang pendanaan sehinggasehingga
kali terhenti pembangunan perumahan
pemerintah terkesan tersebu
tidak serius dalam
ntuk sementara
pelaksanaan program waktuperumahan
pengembangan seperti pada
ini. pembangunan peruma
belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis membuat perumusan masalah
sebagai berikut :
Tapanuli Utara sejak dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka ngah Daerah
Mene
tahun 2004-
009”.
C. Tujuan P
enelitian
Yang
menjadi tujuan penelitian ini adalah:
a. U ngembangan
ntuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program pe
p
erumahan di Kota Bau- Bau
b. U pelaksanaan
ntuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam
pr
ogram pengembangan perumahan
c. U ngembangan
ntuk mengetahui sudah sejauh mana keberhasilan program
p
pe erumahan di Kota Bau- Bau
D. Manfaat Penelitian
dalam lingkup
pemerintahan daerah melalui penerapan teori-teori yang diperolah
selama perkuliahan.
dan sebagai bahan kajian dan perbandingan bagi para mahasiswa yang
E. Kerangka Teori
E.1. Evaluasi
baik. Dengan demikian evaluasi lebih bersifat melihat ke depan daripada melihat
Evaluasi merupakan suatu usaha untuk mengukur dan memberi nilai secara
evaluasi tersebut
d dimaksudkan menjadi umpan balik untuk perencanaan yang akan
dilakukan di depan.
dalam spesifikasi kriteria, teknik pengukuran, metode analisis, dan bentuk rekomendasi.
analisis adalah penerapan dan penggunaan informasi yang dikumpulkan guna membuat
kesimpulan, sedangkan rekomendasi adalah suatu penentuan mengenai apa yang akan
dilakukan selanjutnya.
Evaluasi dilakukan dengan maksud untuk dapat mengetahui dengan pasti apakah
pencapain hasil kemajuan, dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan rencana
pembangunan dapat dinilai dan dipelajari untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Fokus utama evaluasi diarahkan kepada keluaran (outputs), hasil (outcomes), dan dampak
(impacts) dari pelaksanaan rencana pembangunan. Oleh karena itu, dalam perencanaan
yang transparan dan akuntabel, harus disertai dengan penyusunan indicator kinerja
indikator keluaran, dan (iii) indikator hasil (dalam Penjelasan PP No.39 tahun 2006, pasal
12).
Selain definisi di atas, ada sepuluh pertanyaan yang harus dijawab untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan evaluasi (Robert O. Brinkerhoff, alam Farida
Banyak definisi evaluasi dapat diperoleh dari buku-buku yang ditulis oleh
ahlinya, antara lain definisi yang ditulis oleh Ralph Tyler, yaitu evaluasi adalah proses
yang menentukan sampai sejauh mana tujuan pembangunan perumahan dapat dicapai
(Tyler,
bukanlah tugas evaluator menentukan apakah suatu program berguna atau tidak.
Evaluator tidak dapat bertindak sebagai wasit terhadap orang lain. Maka definisi yang
kegiatan yanyaitu fungsi formatif, evaluasi dipakai untuk perbaikan dan pengsi sumatif,
evaluasi dipg sedang berjalan (program, orang, produk, dan sebagainya). Funjutan. Jadi
mereka yangogram,
terlibat.pertanggungjawaban, seleksi, menambah motivasi dan d
Hampir semua unit training dapat dijadikan objek suatu evaluasi. Program-
program pembangunan yang telah dirancang oleh pemerintah dapat dijadikan objek
evaluasi terhadap kinerja pemerintah. Penting sekali menentukan dan mengetahui apa
yang akan dievaluasi. Hal ini akan menolong menentukan apa informasi
yang
dikumpulkan dan bagaimana menganalisanya. Hal ini akan membantu
pemfokusan evaluasi. Rumusan tujuan yang jelas akan menghindari salah tafsir dan
kesalahpahaman
Setelah memilih objek evaluasi, maka harus ditentukan aspek-aspek apa saja dari
objek tersebut yang akan dievaluasi. Masa lalu evaluasi berfokus pada kebanyakan atas
hasil yang dicapai. Akan tetapi pada saat ini usaha evaluasi ditujukan untuk
Supaya evaluasi betul-betul bermanfaat, maka evaluasi itu harus berguna untuk
klien atau audiensi khusus. Kebanyakan literatur evaluasi tidak menyarankan audiensi
khusus. Namun ada tiga hal yang diusulkan penulis sehubungan dengan tulisan ini,
yaitu:
Proses melakukan evaluasi mungkin saja berbeda sesuai persepsi teori yang
dianut. Namun evaluasi harus memasukka n ketentuan dan tindakan sejalan engan fungsi
evaluasi, yaitd u:
a. Memfokuskan evaluasi
b. Mendesain evaluasi
c. Mengumpulkan informasi
d. Menganalisa informasi
f. Mengelola evaluasi
g. Mengevaluasi evaluasi
sesuai dengan kebutuhan) merupakan cara yang terbaik. Yang dipilih hendaknya sesuai
dengan situasi dan kondisi setempat. Provus (1971) dan Stufflebeam (1971)
memperkenalkan beberapa variasi metode evaluasi, disamping disain eksperimen
dan kuasa eksperimen yang tradisional (Campbell & Stanley,1981; Patton, 1980),
dengan metode Naturalistic (Gubu & Lincoln, 1981; Patton,1980), Jury trial
(Wolf,1975) dengan analisa sistem, dan yang lainnya merupakan metode yang
kegia (bermanfaat
a. Utility g paling dan
komprehensif
praktis) dan dikembangkan oleh
b. Accuracy (secara teknik tepat)
c. Feasibility (realistik yang
teliti)
d. Prosperity (dilakukan dengan tegar dan etik)
mencoba memilih dan menentukan skala prioritas terhadap berbagai alternative dan
Untuk itu diperlukan berbagai teknik yang dapat dipakai oleh perencana. Satu hal yang
patut dipertimbangkan dalam kaitan ini adalah bahwa metode-metode yang ditempuh
pelaksanaan, hanya perbedaannya yang dinilai dan dianalisa bukan lagi tingkat
kemajuan
pelaksanaan dibanding rencana, tetapi hasil pelaksanaan dibanding dengan rencana
yakni apakah dampak yang dihasilkan oleh pelaksanaan kegiatan tersebut sesuai dengan
Dari ketiga jenis evaluasi di atas, penelitian ini merupakan evaluasi pada tahap
Pembangunan Jangka Menengah Kota Bau- Bau, dimana penelitian ini nantinya aka
ditetapkan apakah telah sesuai dengan apa yang telah ditetapkan sebelumnya. Evaluasi
dilakukan untuk memperoleh umpan balik agar dapat dikenali secara dini
dirumuskan langkah-langkah perbaikan yang tepat sasaran dan tepat waktu. Evaluasi
dilakukan dengan merujuk pada lintasan sebab akibat, melalui penetapan indikator
kinerja.
Di dalam ilmu evaluasi program, ada banyak model yang bisa digunakan untuk
mengevaluasi suatu program. Meskipun antara satu dengan yang lainnya berbeda,
namun maksudnya sama yaitu melakukan kegiatan pengumpulan data atau informasi
yang berhubungan dengan objek yang dievaluasi, yang tujuannya menyediakan bahan
pengamatan pada model ini adalah tujuan dari program yang sudah ditentukan jauh
Model ini dapat dikatakan berbeda dengan Goal Oriented Evaluation Model
karena dalam melakukan evaluasi, evaluator tidak perlu memperhatikan apa yang
menjadi tujuan program akan tetapi bagaimana kerjanya program dengan jalan
mengidentifikasi penampilan-penampilan yang terjadi, baik hal-hal yang positif (yaitu hal
Alasan mengapa tujuan program tidak perlu diperhatikan karena ada kemungkinan
evaluator terlalu rinci mengamati tiap-tiap tujuan khusus. Jika masing-masing tujuan
khusus tercapai, artinya terpenuhi dalam penampilan, tetapi eva luator lupa
penampillan akhirtersebut
yang diharapkan oleh tujuan umum, maka akibatnya
Model ini menunjuk pada adanya tahapan dan lingkup objek yang
dievaluasi, yaitu evaluasi yang dilakukan pada waktu program masih berjalan (evaluasi
formatif) dan ketika program sudah selesai atau berakhir (evaluasi sumatif ).
Tujuan evaluasi formatif tersebut adalah mengetahui sejauh mana program yang
untuk
evaluasi yait :
1. Evaluasi kecocokan, yaitu menilai apakah kebijakan yang ditetapkan memang cocok
untuk dipertahankan, perlukah diganti dengan kebijakan lain, dan apakah kebijakan
tersebut telah menghasilkan hasil dan dampak sesuai dengan tujuan yangdiharapkan
3. Evaluasi efisiensi, yaitu melakukan penilaian berdasarkan tolok ukur ekonomis yaitu
seberapa jauh tingkat manfaat dibandingkan dengan biaya dan sumber daya yang
dikeluarkan. Dengan kata lain apakah input yang digunakan sebanding dengan output
yang diharapkan, dan apakah cukup efisien penggunaan keuangan publik dalam
4. Evaluasi meta, yaitu melakukan penilaian terhadap proses evaluasi itu sendiri.
Apakah evaluasi yang dilakukan oleh pihak yang berwenang sudah professional
? Apakah evaluasi yang dilakukan tersebut sensitif terhadap kondisi sosial, kultural
dan
lingkungan ? Apakah evaluasi tersebut menghasilkan laporan yang
Sedangkan dalam P.P. No.39 tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan, evaluasi dibedakan atas tiga jenis, yaitu:
skala pr i oritas dari berbagai alternatif dan kemungkinan cara tujuan yang
mencapai
telah dir
muskan sebelumnya.
2. Evaluasi n pada saat
pada tahap pelaksanaan (on-going), yaitu evaluasi dilakuka
pelaksan pelaksanaan
aan rencana pembangunan untuk menentukan tingkat kemajuan
rencana d .
ibandingka n dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya
3. Evaluasi dilaksanakan
pada tahap pasca pelaksanaan (ex-post), yaitu evaluasi yang
setelah ihat apakah
pelaksanaan rencana berakhir, yang diarahkan untuk
pencapai si masalah
mel an (keluaran/hasil/dampak)
pembang ilai efisiensi
program mampu mengata unan yang
(keluaran pak terhadap
ingin dipecahkan. Evaluasi ini digunakan untuk men dan hasil
sasaran), am.
dibandingkan masukan), efektivitas (hasil dan dam ataupun
E.1.3. Proses Evaluasi
manfaat (dampak terhadap kebutuhan) dari suatu progr
Proses evaluasi dimaksudkan untuk menguraikan dan memahami dinamika
sebagai berikut : Faktor apa yang hadir bersamaan yang membuat seperti apa program
itu
? Apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan program itu ? Bagaimana klien dibawa ke
dalam program dan bagaimana mereka bergerak melalui program sekaligus
mereka sebagai peserta ? Interaksi seperti apa yang trejadi pada staf dan klien ?
suatu program. Setiap deskripsi biasa jadi berdasarkan pada observasi atau wawancara
dengan staf, klien, dan petugas administrasi program. Banyak proses evaluasi
terpusat pada bagaimana program itu dirasakan oleh peserta dan oleh staf. Berupaya
membangkitkan penggambara
n secara tepat dan rinci jalannya suatu program terutama membiarkan diri
melihat bagabagai imana hasil atau keluaran itu dihasilkan daripada ihat hasilnya
Proses evaluh , suatu analisis proses dengan mana suatu program memb an induktif.
Evaluator prasi itu berkembang, deskriptif, berkesinambungan, luwes, ditas dari hari
penting yanga terjadi pada suatu program dalam suatu pencarian pola utam ya kepekaan
baik kualit memberi karakter program. Proses evaluasi mensyaratkan adanam selama
evaluasi memandang tidak hanya aktifitas formal dan hasil yang diharapkan, tetapi juga
menyelidiki pola-pola tidak formal dan akibat yang tidak diharapkan dalam konteks
evaluasi biasanya memasukkan persepsi orang yang dekat dengan program mengenai
bagaimana
semuanya berjalan. Variasi perspektif bisa dilihat dari orang, dalam hubungannya
yang tidak sama dengan program – dari dalam dan dari luar sumber.
menyatakan evaluasi jika tidak ada prosedur yang paling tepat untuk melakukan
evaluasi. Ada beberapa konsep tentang evaluasi dan bagaimana melakukannya, yang
beberapa pendapat tentang apa tugas evaluasi dan bagaimana dilakukan, dengan
a. Pendekatan experimental
Pendekatan ini berasal dari kontrol eksperimen yang biasanya dilakukan dalam
penelitianvaluator
akademik. Tujuan
yaitu untuke memperoleh kesimpulan yang bersifatmum tentang
u
dampak a faktor dan
suatu program tertentu yang mengontrol sebanyak-
mengisol ode saintifik
banyakny asi pengaruh program. Evaluator berusaha
sebanyak
menggunakan met mungkin.
b. Pend
ekatan yang berfokus kepada keputusan
Pendekat uk pengelola
an ini menekankan pada peranan informasi yang sistematik unt
program formasi akan
dalam menjalankan tugasnya. Sesuai dengan pandangan ini, in
amat ber at keputusan.
guna apabila dapat membantu para pengelola program membu
Oleh seb utuhan untuk
ab itu, kegiatan evaluasi harus direncanakan sesuai dengan keb
keputusa
n program.
c. Pend
ekatan yang responsif
Dalam pendekatan ini, evaluasi berarti mencari pengertian suatu isu dari berbagai
sudut pandang semua orang yang terlibat, yang berminat, dan yang berkepentingan
dengan evaluasi. Evaluator tidak percaya ada satu jawaban untuk suatu
evaluasi program yang dapat ditemukan dengan tes, kuesioner, atau analisa
statistik. Tapi setiap orang yang dipengaruhi oleh program merasakannya secara
adalah berusaha mengerti urusan program melalui berbagai sudut pandang yang
berbeda.
secara langsung
tentang pengaruh dan efektifitas program tanpa dibatasi oleh focus
sempit yang
yatakan
din sebagai tujuan. Pada umumnya, evaluasi bebaas dari
tujuan mesyarat
kan evaluator menduga penilaian tentang apakah program itu
mencoba nmelakuka
sesuatu dan malah menfokuskan pada temuan apa yang seben arnya
terjadi dalam
ogramprdan sebagai akibat dari program. Evaluator selanjutnya d apat
E.2.Pengembangan Perumahan
E.2.1.Pengertian Perumahan
lingkungan tempat
berfu tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan
prasarana.
pelayanan yang
merupakan subsistem dari kota secara keseluruhan. Lingkungan ini biasanya
warganya.
rumah oleh berbagai instansi baik pemerintah atau swasta dengan disain unit-unit
rumah yang sama atau hampir sama. Jumlah rumah dan kelompok perumahan ini tidak
tertentu, dapat terdiri dari dua atau tiga rumah atau dapat juga sampai ratusan rumah.
matang aspe bangunan perumahan dan permukiman maka perlu dipertimba perencanaan
Hal nutama
perumahan
yang tersebut
harus antara lain
dipertimbangkan dalam perencanaan perumahan
adalah manajemen lingku ngan yang baik dan terarah. Karena lingkungan perumahan
merupakan aspek yang sangat menentukan dan keberadaannya tidak dapat diabaikan.
Hal tersebut dapat terjadi karena baik buruknya kondisi lingkungan akan
tersebut. Oleh karena itu dalam perencanaan perumahan diperlukan juga perencanaan
terhadap lingkungan perumahan tersebut, terkait secara mikro (perencanaan secara detail
Fakto(kema akat pada wilayah yang satu dengan yang lain tidak
ndapatanpendidikan
b. Tingkat per kapita sebagian
sebagian masyarakat,
besar masyarakat yangdimasih
terutama rend
daerah pedesaan
mempengaruhi minat dan daya beli masyarakat untuk berinvestasi dan mengembangkan
modal ;
e. Inflasi yang tinggi yang menyebabkan naiknya harga bahan bangunan yang
3. Kelembagaan
maupun di pedesaan, tidak terlepas dari peran pemerintah sebagai pihak yang
maka peran Apabila dikaji lebih jauh tentang unsur pelaku menentukan
2004), yaitu:
1. Program Pokok
sasaran dan melaksanakan berbagai kebijakan dalam GBHN 1993 yang meliputi
program
penyediaan dan perbaikan perumahan dan permukiman, program penyehatan
lingkungan, penyediaan dan pengelolaan air bersih, penataan kota dan penataan ruangan.
beberapa yaitperkot u :
bangun (kasik ba), lingkungan siap bangun (lisiba) di wilayah kota yang ah terbangun
rumah, kredit pemilikan kapling siap bangun, kredit pemilikan rumah usaha, kredit
pengembangan swadaya masyarakat dalam bentuk sistem arisan serta sistem perguliran;
kegiatan swadaya;
Tribina (binamanusia, bina lingkungan, dan bina usaha), yang juga dilaksanakan oleh
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan mutu lingkungan dan kehidupan masyarakat
lingkungan yang aman, baik terhadap genangan maupun luapan air , serta banjir
sungai
yang diakibat
kan oleh hujan.
1.4. Progr
am penyediaan dan pengelolaan sarana air
Progr
bersih am ini terbagi dalam dua kegiatan, yaitu :
a. Pe
nyediaan dan pengelolaan air bersih di perkotaan
Kegia melalui upaya
tan ini meliputi peningkatan pengelolaan air bersih perpipaan
penurunan k bersih untuk
ebocoran pada PDAM, peningkatan dan perluasan prasarana
memenuhi k omi kota dan
air ebutuhan dasar penduduk serta menunjang perkembangan
kawasan pe peningkatan
ekon rtumbuhan melalui sistem perpipaan dan non
pemanfaatan san jaringan
perpipaan,
distribusi, sa gelolaan dan
kapasitas produksi yang sudah terpasang melalui perlua
pengusahaan PDAM;
mbungan rumah, hidran umum, serta peningkatan efisiensi
b. Penyediaan dan pengelolaan air bersih di pedesaan
tepat guna untuk penyediaan air bersih, peningkatan swadaya masyarakat dalam
pentingnya
penggunaan air bersih bagi kesehatan masyarakat, pengoperasian sarana dan prasarana
rangka pelaksanaan pembangunan prasarana kota terpadu yang mengacu pada rencana
b. Rintisan pengadaan sistem data dan informasi penataan kota yang membantu
bangunan dan lingkungan yang terkendali sebagai wujud struktural pemanfaatan ruang
dan lingkungan yang mempunyai nilai, tradisi serta sejarah yang luhur. Program
peraturan daerah;
b. Perintisan penyusunan pedoman teknis dan prosedur pembangunan serta
telah dibuat.
2. Program Pendukung
diperlukan karena program inilah yang akan mendukung pelaksanaan pembangunan dan
permukiman.
penelitian dan
dikembangkan
pengembangan
teknolo
permukiman,
agunaantermasuk
sepenuhnya
perguruan
bahan tinggi.
baku total
dan kemampuan sumber daya hayati dan non hayati serta lingkungan hidup. Penyediaan
merupakan
suatu hal yang utama sehingga perlu dilakukan pemberdayaan kegiatan
Ada 3 (tiga) kebijakan dan strategi nasional perumahan dan permukiman yang
perijinan, sertifikasi hak atas tanah, standarisasi penilaian kredit, dokumentasi kredit,
dan pengkajian ulang peraturan terkait; (b) Pelembagaan pasar sekunder melalui
subsidi pembiayaan; subsidi prasarana dan sarana dasar lingkungan perumahan dan
Pemberdayaan masyarak
at untuk mengembangkan kemampuan usaha dan hidup produktif; (b)
Penyediaan kemudahan akses kepada sumber daya serta prasarana dan sarana usaha
bagi keluarga miskin, serta (c) Pelatihan teknologi tepat guna, ngembangan
e. Pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman akibat dampak bencana alam dan
kerusuhan sosial, meliputi (a) Penanganan tanggap darurat; (b) nstruksi dan
(c) Pemusi bangunan, prasarana dan sarana dasar perumahan dan permupakan upaya
f. Pengelolaan
an, pemberdayaan,
bangunan gedung
dan pengalihan
dan (relokasi).
rumah negara, melalui pembinaan
teknis penyelenggaraan dan pengelolaan aset bangunan gedung dan rumah negara.
melalui strategi:
a. Peningkatan kualitas lingkungan permukiman, dengan prioritas kawasan permukiman
kumuh di perkotaan dan pesisir, meliputi (a) Penataan dan rehabilitasi kawasan
permukiman kumuh; (b) Perbaikan prasarana dan sarana dasar permukiman; serta (c)
berdasarkan RTRW Kabupaten atau Kota, dan Rencana Pemba ngunan dan
melalui peraturan daerah. Kasiba dan Lisiba tersebut dimaksu dkan untuk
Lisiba serta
annya
kaitdengan pengelolaan tata guna tanah, juga perlu dipe rtimbangkan
fundamentalrlunya
menuntut pe perencanaan pembangunan yang komprehensif dan mengarah
sistem
masyarakat, yang pada akhirnya dapat menjamin pemanfaatan dan pengalokasian sumber
dana pembangunan yang semakin terbatas menjadi lebih efisien dan efektif serta
berkelanjutan.
Pembanguna
n Nasional (SPPN), yang didalamnya diatur sistem perencanaan
pembangunan yang baru yang terdiri dari empat tahapan, yaitu: (1)nan rencana;
merupakan pelaksan
bagian-bagian dari fungsi manajemen yang saling terkait dan tidak
yang telah ditetapkan oleh pemerintah pada saat ini memerlukan suatu pengevaluasian
untuk mengetahui sudah sampai sejauh mana pelaksanaannya karena hal ini
berkaitan
dengan aspek transparansi dan akuntabilitas kinerja pemerintah terhadap pihak-
tetapkan enjadi
oleh pemerintah
tujuan yangdaerah
telah di
yaitu terpenuhinya kebutuhan
aman, serasi
akan rumah
denganyang
lingku
sehat,
ngan, terjangkau masyarakat te
sosial kemaasyara
omunitas lembaga yang ada dalam rangka peningkatan ku
F. Definisi katan.
Menu
Konsep nelitian yang
paling pentinrut Masri Singarimbun (1989;17), konsep merupakan unsur pe arkan secara
abstrak suatug dan merupakan definisi yang akan dipakai untuk menggamb
Berdasarkan
fenomena
uraian
sosial.
di atas, konsep penulis dalam penelitian ini adalah :
pejabat atau kelompok baik pemerintah atau swasta untuk melaksanakan aktifitas yang
indikator :
- Pelaksana program
- Penilaian Masyarakat
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari Bentuk Penelitian, Lokasi Penelitian, Populasi dan
BAB VI : PENUTUP
METODE PENELITIAN
A. Bentuk Penelitian
kan menggambar
kemudian fakta-fakta tentang masalah yang diteliti diiringi interpretasi
rasional yangdengan akurat. Penelitian ini menggambarkan fakta-fakta dan skan keadaan
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang
menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu (Sugiyono, 2004:90). Maka yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah pegawai di Kantor Dinas Permukiman dan
2. Sampel
penelitian. Dimana cara pengambilan sampel bukan atas strata, pedoman atau wilayah,
tetapi berdasarkan atas adanya tujuan tertentu dan memakai informan kunci.
Adapun yangrman
menjadi infodisini adalah Kepala Dinas Permukiman danngembangan
kunci
Pe
Wilayah Ka . Dan untuk
bupaten Tapanuli Utara, Kabid Perumahan dan Permukiman
menambah p akat dengan
erbendaharaan data, penulis mengambil sampel dari masyar
menggunaka berdasarkan
n teknik sampling insedental, yaitu teknik penentuan
kebetulan, y i yang dapat
sampel
digunakan se
akni siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan penelit
D. Teknik P
bagai sampel.
Untu data yang
engumpulan Data
diperlukan,
k memperoleh data atau informasi, keterangan-
1. Pengu
keterangan enulis menggunakan metode sebagai berikut:
Yaitu apatkan data
mpulan Data Primer
yang lengkap yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Kegiatan ini dilakukan
dengan cara:
lokasi penelitian.
2. Pengumpulan Data Sekunder
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa
data kualitatif,
tu yai
analisa data terhadap data yang diperoleh berdasarkan mpuan nalar
kema
peneliti dala analisa data
m menghubungkan fakta, data, dan informasi. Jadi teknik
dilakukan de iperoleh dari
ngan penyajian data yang terdapat melalui keterangan yang
responden, s yang telah
d elanjutnya diinterpretasikan sesuai dengan tujuan
dirumuskan.
penelitian
BAB III
1. Struktur Organisasi
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Tapanuli
dan fungsi Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli adalah
Klasifikasi Struktural
5) PTT 5 orang
Jumlah 50 orang
Klasifikasi Pendidikan
1) S1 22 orang
2) D III 6 orang
Jumlah 50 orang
Klasifikasi Golongan
1) Golongan IV 3 orang
3) Golongan II 6 orang
4) PTT 5 orang
Jumlah 50 orang
tugas dan fungsi Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli
sebagai berikut:
4. Perencanaan Strategik
Kabupaten Tapanuli Utarayang dibuat secara bersama-sama antara pimpinan dan seluruh
perubahan yang berasal dari internal maupun dari lingkungan eksternal organisasi
Visi merupakan cara pandang jauh ke depan, yang merefleksikan cita-cita, yakni
Tapanuli UtaWilayah ra di masa depan, dan sekaligus menentukan arah institusi ini.
Karena Dinasperjalanan
Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kota Bau- Bau merupakan
bagian internal dari pemerintahan Kota Bau- Bau, secara logis visinya merupakan
Tapanuli Utara sangat penting sebagai sumber acuan pelaksanaan tugas yang diemban
oleh seluruh jajaran pimpinan dan staff dinas. Visi tersebut digali dari keyakinan
dasar dan nilai-nilai yang dianut seluruh anggota organisasi, dengan mempertimbangkan
Adapun visi Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kota Bau- Bau
peraturan-pe
c) berlaku serta kebijakan daerah;
Kabupaten kTapanuli
mewujudkan
Utara visi Dinasperlu
tersebut, Permukiman danmisi yang menggambarkan
dirumuskan
amanah apa yang harus dituntaskan oleh organisasi/dinas agar tujuan organisasi dapat
Dengan adanya Misi diharapkan seluruh pegawai dan pihak-pihak lain yang
Wilayah
Kota Bau- Bau dan mengetahui peran dan program-program serta hasil yang akan
A. Tujuan
Tujuan merupakan implementasi atau penjabaran dai misi dan merupakan sesuatu
(apa) yangakan dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu tertentu 1 ( satu) sampai
Dengan tujuan :
1) Meni n :
1) Menin : ngembangan
B. Kebijakan
1. Kebijakan Teknis :
2. Kebijakan Personalia :
3. Kebijakan Pelayanan :
4. Kebijakan Publik :
C. Program Kerja
Program merupakan kumpulan kegiatan nyata, sistematis dan terpadu yang
dilaksanakan oleh Bidang-Bidang dan Badan pada Dinas guna mencapai tujuan
dan sasaran. Hal-hal yang menjadi landasan penetapan program kerja Dinas Pemukiman
Program ini bersifat jangka menengah sampai dengan 5 tahun dan dapat
yang telah dian Wilayah Kota Bau- Bau untuk mewujudkan v tetapkan
3. Pengembangan dan Pemanfaatan Sumber Daya Mineral dan Energi, Sumber Daya
Alam.
8. Pengembangan Perumahan.
11. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Daerah Kabupaten uli Utara,
Sumatera Utara, terletak pada 1°20’ - 2°41’ Lintang utara dan 9841’ ng utara dan
16’– 1500
ketinggian 300 Bujurmeter
timurdipada
atas peta bumi. laut
permukaan Kotadan
Bau- Bau
kemiringan tanah antara 15 - 44
persen. Berdasarkan letak geografis ini maka daerah Kota Bau- Bau merupakan daerah
yang memiliki topografi dan kontur tanah yang beragam yaitu datar, berombak,
Sedangkan luas Kota Bau- Bau yaitu 3.800,31 Km², yang terdiri dari luas
daratan 3.793,71 Km² (379.371 Ha) dan perairan Danau Toba yang berada di
Kecamtan Muara dengan luas 6,60 Km². Dari luas wilayah 379.371 Ha terdapat luas
wilayah yang dapat digunakan untuk lahan sawah seluas 30.376 Ha dan untuk lahan
kering seluas 348.788 Ha, dimana daratannya dipergunakan untuk permukiman, sarana
dan prasarana sosial, ekonomi dan budaya, pertanian dalam arti luas, erhubungan,
Menurut status pemilikan, kurang lebih 288.922,97 Ha atau 76,20% dari luas
wilayah Kabupaten Tapanuli Utara merupakan tanah adat/marga, sebagian lainnya yakni
merupakan tsedangka anah hak milik, hak guna usaha dan hak guna
bangunan.
Kabu n keindahan
alamnya. Halpaten
ini karena ditunjang
Tapanuli Utara oleh banyaknya
terkenal dengan gunung-gunung,
kesuburan tanahbaik
da yang masih
aktif maupun dalam kondisi sudah tidak aktif, sekaligus merupakan daerah tangkapan air
dan menciptakan hulu-hulu sungai bagi sungai besar dan kecil yang tersebar di
wilayah Kota Bau- Bau. Kota Bau- Bau yang letaknya berbatasan pada Sebelah Utara
dengan Kabupaten Toba Samosir, pada Sebelah Selatan dengan Kabupaten Tapanuli
Selatan & Tapanuli Tengah, pada Sebelah Barat dengan Kabupaten Humbang
Hasundutan dan pada Sebelah Timur dengan Kabupaten Labuhan Batu,
mempunyai posisi yang strategis dan memberikan dampak positif maupun negatif yang
cukup besar terhadap kondisi dan perkembangan Sumatera Utara baik dari aspek
peluang pasar, baik Dalam Negeri maupun Luar Negeri. Meningkatnya investasi yang
masuk sangatbantu
mem meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Kedudukan strategis
tersebut menjadi salah satu peluang di dalam membantu meningkatkan laju pembangunan
menghasilkan banyak kemajuan dalam segenap aspek kehidupan dan telah meletakkan
perkebunan di Kota Bau- Bau adalah produktif dalam menghasil kan komoditi
Perke embangunan
mbangan pemanfaatan ruang tumbuh dengan pesat selama
Jangka Panj P han ekonomi
pemenuhan kebutuhan akan air bersih melalui penyediaan air yang belum
memungkinkan
PENDIDIKAN
Daya Manusia (SDM) dan merupakan asset utama yang sangat tegis dalam
kualitasnya.
Ditin n 2006/2007
sebanyak 39gkat Sekolah Dasar (SD) jumlah sekolah pada tahun ajara jumlah guru
sebanyak 2.6
0 unit termasuk 4 unit diantaranya Madrasah Ibtidaiyah, SMP/ MTS
dengan
jumlah sekol mlah tenaga
71 orang dan banyaknya murid 46.238 siswa. Pada tingkat
guru sebanya orang.
ah sebanyak 65 unit dimana dua diantaranya adalah MTS.
Pada tahun ajaran 2006/2007, jumlah Sekolah Menengah Umum (SMU) sebanyak
25 unit termasuk Madrasyah Aliyah sebanyak 1 unit, jumlah tenaga guru sebanyak 679
orang dan murid sebanyak 12.391 siswa. Untuk tingkat Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) pada tahun ajaran 2006/2007 ini tercatat jumlah sekolah 18 unit, guru 398 orang,
dan 4.774 siswa. Rasio murid SD/MI terhadap sekolah pada tahun ajaran
2006/2007
sebesar 119 dengan perkataan lain setiap SD/MI di Kota Bau- Bau rata-rata menampung
sekitar 119 murid. Untuk masing-masing tingkat SMP/MTS dan SMU/MA rasionya
adalah sebesar 321 dan 496 sedangkan pada tingkat SMK 265.
Rasio murid terhadap guru SD/MI tercatat sebesar 17 artinya rata-rata setiap guru
EKONOMI
di sektor inddan ustri, yaitu pada akhir Pelita I sektor pertanian sebesar % dan sektor
di Kabupatensektor industri meningkat menjadi 21,30%. Hal ini berarti strumi industri.
industri tetapipun kontribusi sektor pertanian makin menurun dibandinn, yaitu pada
tahun 1971 i kesempatan kerja masih tetap didominasi oleh sektor pertanian sektor lain
38,76% sedadi sektor pertanian sebesar 58,40%, sektor industri 2,84% daebesar 43,84,
Pendapatan perkapita Kota Bau- Bau, baik berdasarkan harga berlaku maupun
61.200,00 dan pada akhir Pelita V mencapai Rp 1.025.930,00. Dilihat dari segi
pemerataannya
distribusi pendapatan antar kelompok masyarakat relatif masih merata, tetapi antar
daerah Tingkat II masih belum merata. Kota Bau- Bau masih mempunyai peluang untuk
meningkatkan pendapatan pada masa mendatang, mengingat banyak potensi yang belum
dimanfaatkan secara optimal, antara lain potensi kawasan industri yang telah
Selain itu masih terdapat potensi yang belum dimanfaatkan secara optimal,
diantaranya potensi pariwisata dengan obyek-obyek wisata alam dan kebudayaan khas
Kabupaten Tapanuli Utara. Jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Utara yang besar
kewiraswastaan masyarakat Kota Bau- Bau dapat dijadikan mod al bagi pem-
penurunan. Jkeseluruhan umlah penduduk miskin di Kota Bau- Bau hasil Susenas
5.010.071 or1984 tercatat sebanyak 5.626.569 orang, pada tahun 1987 tu. Bila dilihat
dari penyebaang dan menurun lagi menjadi 4.786.478 orang pada tahun 1990
an, walaupun
proporsinya rannya,
t penduduk miskin di perkotaan menunjukkan peningkat uduk miskin
AGAMA
Kota Bau- Bau kerukunan antar umat beragama terjalin dengan sangat baik. Sarana
ibadah umat beragama di Kota Bau- Bau pada tahun 2006 adalah
sebagai berikut: Gereja Protestan 805 unit, Gereja Katolik 76 unit, Mesjid 60 unit,
dan
Langgar/Surau 16 unit.
KESEHATAN
Jumlah Rumah Sakit Umum yang ada di Kota Bau- Bau tahun 2006 sebanyak 1
buah yang berlokasi di Kecamatan Tarutung, sedangkan sarana kesehatan lainnya pada
156 unit, posyandu ada sekitar 362 unit, apotek sebanyak 6 unit, toko obat sebanyak 14
unit, klinik b ersalin swasta 2 unit dan Balai Pengobatan Swasta sebanyak 4 nit.
Jumla u h dokter di Kota Bau- Bau (tidak termasuk RSU ak 45 ) pada tahun
2006 sebany orang yang terdiri dari dokter umum sebanyak 38 oran k 7 g dan dokter
gigi sebanya orang, sedangkan tenaga medis bidan tersedia 364 ora ng, perawat
sebanyak 105 orang. Banyaknya Pasangan Usia Subur (PUS) di Kabupaten Tapanuli
Utara tahun 2006 sebanyak 32.853 PUS dengan akseptor aktif sebanyak 18.062 atau
sekitar 54,98 %. Pada tahun 2006 terdapat 7.014 akseptor baru atau 98,51 % dari
AIR MINUM
pemerintah selalu berupaya membangun sarana air minum. Penyediaan air minum bisa
diusahakan sendiri oleh masyarakat atau perusahaan. Menurut data dari PDAM Mual
Natio Tarutung pada tahun 2006, jumlah pelanggan air minum sebanyak 5.539
pelanggan. Volume air minum yang dikonsumsi pelanggan sebanyak 1.549.668 m3 dan
terbanyak yaitu Golongan Non Niaga sebanyak 4.733 pelanggan terdiri dari 4.666
sebanyak sebanyak 644 pelanggan dan Golongan Sosial sebanyak 162 pelanggan.
Pada masa Hindia Belanda, Kota Bau- Bau termasuk Kab upaten Dairi
dan Toba Samosir yang sekarang termasuk dalam keresidenan Tapanuli ng dipimpin
Afdeling SibPadang olga dan Afdeling Nias. Afdeling Batak Landen rang Asisten
Asisten Demang.
kantor Demang itu ditetapkan menjadi Asisten Demang di Onder Distrik bersangkutan.
Kemudian tiap Onder Distrik membawahi beberapa negeri yang dipimpin oleh seorang
kepala Negeri yang disebut Negeri Hoofd. Pada waktu berikutnya diubah dan
terdiri dari beberapa kampung, yang dipimpin seorang kepala kampung yang disebut
Kampung Hoafd dan juga diangkat serupa dengan pengangkatan Negeri Hoofd. Negeri
dan Kampung Hoofd statusnya bukan pegawai negeri, tetapi pejabat-pejabatyang berdiri
sendiri di negeri/kampungnya. Mereka tidak menerima gaji dari pemerintah tetapi dari
upah pungut pajak dan khusus Negeri Hoofd menerima tiap-tiap tahun upah yang disebut
Yoarliykse Begroting.
Tugas utama Negeri dan Kampung Hoofd ialah memelihara keamanan dan
masing. Blasting/rodi ditetapkan tiap-tiap tahun oleh Kontraleur sesudah panen padi.
di Tapanuli Utara hampir tidak berubah, hanya namanya yang berubah erti Asistent
posnya masing-masing dengan nama Huku Guntyo dan kecamatannya diganti dengan
sebaga iberikut: Nama Afdeling Batak Landen diganti menjadi Luhak Tanah batak dan
sebagai luhak pertama diangkat Cornelis Sihombing. Nama Budrafdeling diganti menjadi
Urung dipimpin Kepala Urung, Para Demang memimpin Onder Afdeling sebagai Kepala
Urung.
Onder Distrik diganti menjadi Urung kecil dan dipimpin Kepala Urung Kecil
yang dulu disebut Asisten Demang. Selanjutnya dalam waktu tidak begitu lama terjadi
perubahan, nama Luhak diganti menjadi kabupaten yang dipimpin Bupati, Urung menjadi
Wilayah yang dipimpin Demang, serta Urung Kecil menjadi Kecamatan ng dipimpin
Pada tahun 1946 Kabupaten Tanah Batak terdiri dari 5 (lima) wilayah yaitu
Wilayah Silindung, Wilayah Humbang, Wilayah Toba, Wilayah Samosir dan Wilayah
Pada Tahun 1947 terjadi Agresi I oleh Belanda dimana Belanda mulai
tahun 1948 terjadi Agresi II oleh Belanda, untuk mempermudah hubungan sipil
jabatan Bupati Militer, Wedana Militer dan Camat Militer. Untuk mempercepat
hubungan dengan rakyat, kewedanaan dihapuskan dan para camat langsung secara
administratip ke Bupati.
permulaan tahun 1950 di Tapanuli di bentuk Kabupaten baru yaitu Kabupaten Tapanuli
Utara (dulu Kabupaten Batak), Kabupaten Tapanuli Selatan (dulu Kabupaten Padang
Sidempuan), Kabupaten Tapanuli Tengah (dulu Kabupaten Sibolga) dan Kabupaten Nias
yang dibentuk pada tahun 1947 dibubarkan. Disamping itu ditiap kabupa ten dibentuk
badan legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Sementara yang anggotanya dari anggota
partai politiksetempat.
Mengingat luasnya wilayah Kota Bau- Bau meliputi Dair ntuk i pada waktu
Salah satu upaya untuk mempercepat laju pembangunan ditinjau dari aspek
keamanan adalah dengan jalan pemekaran wilayah. Pada tahun 1998 Kabupaten
Tapanuli Utara dimekarkan menjadi dua Kabupaten yaitu Kota Bau- Bau dan
Kemudian pada tahun 2003 Kota Bau- Bau dimekarkan kembali menjadi dua kabupaten
yaitu Kota Bau- Bau dan Kabupaten Humbang Hasundutan sesuai dengan Undang-
undang No. 9 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten
Muara. Pagaran
Kabu l di kawasan
Nusantara, t paten Tapanuli Utara merupakan daerah yang cukup terkenaPotensi alam
antara lain lu
erutama karena potensi alam dan sumber daya manusianya. membangun
irigasi. Sebaasnya lahan kering untuk dijadikan persawahan baru dengan ukup banyak
untuk dimanfaatkan
hagian perairan
potensinya
Danau untuk
Toba yang
irigasi,
dimiliki
pengembangan
dan sungai perikanan
yang maupun
Sibandang di kawasan Danau Toba di Kecamatan Muara, dan Wisata Rohani Salib
Kasih. Kekayaan seni budaya asli merupakan potensi daerah dalam upaya
Belerang, Batu besi, Mika, Batubara, Panas bumi dan sebagainya. Potensi sumber daya
manusia sudah tidak diragukan lagi bahwa cukup banyak putera-puteri Tapanuli yang
berjasa baik di pemerintahan, dunia usaha dan sebagainya.Sesuai dengan potensi yang
dimiliki, maka tulang punggung perekonomian Kota Bau- Bau didominasi oleh sektor
Visi
Adap h disepakati
dengan berbagai
ini telah
hasil yang
dijadikan
telah pegangan
dicapai. Keberhasilan
dan arah dalam
yang menjalankan
dicapai itu mengisyararkan
p
D. 2. 2. Misi
Untuk mencapai visi tersebut disusun misi Kota Bau- Bau sebagai berikut:
1. Menempatkan sektor pertanian sebagai andalan perekonomian rakyat
yang didukung sektor pariwisata, agroindustri, pertambangan dan energi.
pembangunan daerah
3.1. Strategi
m rangka pencapaian visi dan misi tersebut di atas, maka diteta
Dala n daerah Kota Bau- Bau sebagai berikut pkan strategi
pembanguna
malisasi pemanfaatan sumber daya alam yang berwawasan lingk
1. Opti gkatan kualitas sumber daya manusia dan derajat kesehatan ungan
3. Peninmalisasi kemitraan
4. Opti
arah kebijakan:
a) Pembangunan pertanian
c) Pembangunan investasi
pengelolaa hidup
kesehatan
tanggap
PENYAJIAN DATA
memperoleh idata
dokumen atau database yang ada pada Dinas Permmelalu
anPengembang
ukiman dan Wilayah Kota Bau- Bau. Selain data langsun dan g dari
Tapanuli Utara untuk periode 2004-2009. Tujuan program pengembangan perumahan ini
yaitu: pertama, mendorong pemenuhan kebutuhan rumah yang layak, sehat, aman, dan
dilakukan berupa membangun rumah yang baru atas permintaan dari masyarakat,
perawatan bangunan atau perbaikan rumah yang belum ditempati dan juga
jalan, sekolah, rumah ibadah, sarana olah raga dan juga rumah toko/ruko.
berjarak ± 12 Km dari Kota Tarutung, jumlah rumah yang sudah dibangun sebanyak 237
angunan rumah dilokasi ini masih berlangsung karena per mintaan akan
Pemb
rumah olehmasyarakat masih tinggi. Dari 237 unit rumah yang dibangu n, semuanya
ditempati. Hal ini dipengaruhi karena harga rumah yang masih terjangkau oleh
masyarakat erutama
t PNS yaitu sekitar 50 juta rupiah dan pembayaran dapat dicicil 2 kali
dalam setahun. Hal lain yang membuat permintaan akan rumah di lokasi cukup tinggi
karena luas tini anah per unit cukup luas yaitu 200 m².
berjarak ± 7 Km dari Kota Tarutung, jumlah rumah yang sudah dibangun 135 unit, luas
per unit bervariasi yaitu tipe 36 s/d 45, pembangunan untuk tahap lanjutan seluas ± 7 Ha.
pembangunan rumah yang baru, perbaikan/perawatan rumah. Dari 135 unit yang sudah
dibangun, hanya 57 unit yang ditempati oleh masyarakat, 75 unit kosong akan
tetapi masih dalam kondisi baik sedangkan 3 rumah lagi rusak. Dari 75 unit yang
kosong
semuanya sudah ada yang memiliki. Akan tetapi karena jarak lokasi perumahan yang
cukup jauh dan terletak di kawasan hutan dan juga karena sarana transportasi yang
mulai tahap pembangunan dengan lahan yang sudah tersedia seluas ± 5 Ha terletak
dibangun
Untuk lokasi ini pembangunan yang dilakukan masih pada tahap pembukaan jalan
Dari data di atas dapat dilihat bahwa permintaan akan rumah di Kabupaten
Tapanuli Utara terutama oleh PNS tergolong cukup tinggi. Ini menandakan bahwa
Kabupaten Tapanuli Utara. Dalam wawancara dengan bapak Tongam Huta barat,
s selaku
Pernyataan dia atas diperkuat oleh Bapak Saul Situmorang, selaku Kepala
Badan
manusia dan juga dana yang cukup banyak. Oleh karena itu dibutuhkan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah
Tabel 1
Jumlah Pegawai Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten
Tapanuli Utara
No. Uraian Jumlah
4. Staff NS
P 27 orang
5 PTT 5 orang
Jumlah 50 orang
yang nantinya akan dimanfaatkan untuk pencapaian visi dan misi Dinas. Menurut
Bapak
Tongam Hutabarat, selaku Kepala Dinas Permukiman dan Pengembangan
Pendidikan dan pelatihan merupakan suatu hal yang sangat bermanfaat, oleh
sebab itu diklat yang dilakukan oleh Dinas Permukiman dan Pengembangan
Wialayah dilakukan berdasarkan rencana yang sudah ditentukan oleh Pemda
Tapanuli Utara yang dilakukan sekali setahun. Pada pendidikan dan pelatihan
tersebut Dinas ini selalu berpartisipasi atau ikut serta dalam kegiatan tersebut.
Dengan pendidikan dan pelatihan tersebut pegawai akan dibantu dalam
memahami tugas dan tanggungjawabnya sebagai pelayan masyarakat.
Tabel 2
No. Je Persentase Jenjang Pendidikan (%)
njang Pendidikan Jumlah (orang) Persentase
1. S.1
22 44
2. D. III
6 12
3. D.II
- -
4. D.I
- -
5. SMA/
jenjang pend Sederajat 20 40
6. SMP/
Sederajat 2 4
7. SD
- -
Jumlah 50 100
Sumber: Dinas Kimbangwil Kota Bau- Bau, 2008.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jenjang pendidikan S.1 dan SMA/Sederajat
merupakan jumlah yang paling dominan atau persentase yang sangat besar untuk
mengisi jabatan di Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kota Bau- Bau.
Oleh sebab itu untuk jenjang pendidikan yang ada pada Dinas Permukiman
dan
Pengembangan Wilayah Kota Bau- Bau menjadi faktor yang penting untuk mengisi
membutuhkan sumber dana yang besar. Berdasarkan data yang diperoleh dari
Dinas Permukiman dan Pengembangan Wialayah Kota Bau- Bau, jumlah dana yang
dibutuhkan dalam program ini mencapai Rp. 51.020.000.00,-, seperti yang ditunjukkan
tabel berikut :
Tabel 3
Jumlah Dana untuk Program Pengembangan Perumahan
seperti yang diungkapkan oleh Bapak Arnol Poltak Sitorus, selaku Kepala Bidang
artinya jumlah rumah yang akan dibangun tersebut berdasarkan jumlah peminat pada satu
kawasan perumahan dan tetap memperhatikan kapasitas keuangan yang dimiliki oleh
Menurut Bapak Arnol Poltak Sitorus, selaku Kepala Bagian Perumahan dan
Wialayah Kota Bau- Bau melakukan diskusi dengan pihak terkait, seperti yang beliau
Untuk mengatasi masalah yang timbul dalam pelaksanaan program ini, kita
mengundang seluruh instansi yang terkait dalam pelaksanaan program ini,
seperti Pemerintah Daerah, Bappeda, Dinas-dinas yang lain, PLN,
PDAM,
Developer, Bapertarum, KORPRI, kita memecahkan masalah yang timbul secara
bersama-sama.
Pernyataan ini didukung oleh Bapak Ihsar Lubis, selaku Pihak Pengembang
Selama ini, untuk mengatasi masalah yang kita hadapi, kita sering mengadakan
rapat dengan Dinas Kimbangwil Taput, pemda Taput karena bagaimanapun juga
mereka tetap sebagai koordinator dalam pelaksanaan pembangunan perumahan
ini. Atau kita juga sering meminta saran dari developer yang sebelumnya pernah
menjadi pelaksana pembangunan perumahan di kabupaten ini
Kabupaten Tapanuli Utara membutuhkan dukungan dari Dinas lain maupun dari
masyarakat karena keberhasilan dari pelaksanaan program ini juga ditentuk an oleh kerja
sama yang dilakukan oleh Dinas ini, seperti yang diungkapkan oleh Bapak Tongam
Perumahan dan Permukiman, dinas atau instansi yang terlibat dalam pelaksanaan
dukungan dari masyrakat baik masyarakat yang berprofesi sebagai PNS yang nantinya
memberikan tanahnya untuk dijadikan sebagai kawasan perumahan. Hal ini dipertegas
oleh Bapak Tongam Hutabarat, selaku kepala Dinas Permukiman dan Pengembangan
program pengembangan perumahan ini. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti
kemampuan yang terbatas dari masyarakat terutama PNS untuk memiliki rumah
tingga l sendiri. Program ini juga membawa dampak positif bagi masyarakat yang
tinggal di dekat kawasan perumahan karena dengan adanya program ini mereka
semakin mudah untuk
membuka areal pertanian/perkebunan yang baru di lahan yang selama ini masih kosong
(belum digarap). Hal ini dapat dilihat dari antusias masyarakat yang tinggi untuk
B. Program Pengembangan
Perumahan
Wilayah Kota Bau- Bau dalah sebagai berikut (data dari Dinas Permukiman dan
memberikan kontribusi pada Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kota Bau-
Bau.
Pelaksanaan program pengembangan perumahan ini membutuhkan suatu
dan Permukiman, program ini juga dilaksanakan berdasarkan Kebijakan dan Strategi
terutama untuk dapat mencapai secara signifikan substansi strategis dari masing-
masyarakat, sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, melalui pemenuhan kebutuhan
rumah yang layak dan terjangkau dengan menitikberatkan kepada masyarakat dan
aman, harmonis, da
n berkelanjutan guna mendukung pengembangan jati diri,andirian, dan
kem
produktivitas kiman yang
masyarakat, melalui perwujudan kondisi lingkungan permu
responsif dan
berkelanjutan.
Untu permukiman
k mengoptimalkan operasional pembangunan perumahan dan
maka diper m Rencana
lukan rencana pembangunan yang dirumuskan ke dala
Pembanguna rah (RP4D).
n dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Dae
Dengan ini p n perumahan
emerintah memberikan solusi dalam penyelesaian pembanguna
dan permuki anusia yang
man melalui pelaksanaan RP4D dengan melihat sumber daya m
ada dan kebu
tuhan masyarakat akan rumah.
Adap puti Bidang
un pedoman dalam penyusunan RP4D ini adalah (De
Pengemban at, Strategi
gan Kawasan, Kementerian Negara Perumahan Raky
Pengembangan Kawasan Perumahan dan Permukiman Skala Besar, Batam, 2
Desember
2005)
Permukiman di Daerah;
melakukan kerja sama dengan baik agar visi dan misi yang diterapkan dapat dicapai.
terorter ganisasi;
di Daerah (Rm Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan lihat kondisi
sosial masyarakat
P4D) serta
haruskebutuhan
berdasarkan
masyarakat
peraturan-peraturan
akan rumah. Oleh
yangsebab
ada itu
dandalam RP4D
harus memiliki:
Suatu program dapat dikatakan berhasil dilihat dari target dan realisasi dari
Keberhasilan dari program ini dapat dilihat dari jumlah rumah yang sudah dibangun,
jumlah rumah yang sudah ditempati oleh masyarakat, sarana-prasarana yangsudah ada.
Permai dan Barat Indah Permai, sarana dan prasarana pendukung pendidikan,
peribadatan, seperti dan transportasi masih sangat minim. Seperti yangn oleh bapak
Beringin Permai
Sarana pendukung untuk perumahan ini masih sangat sedikit, seperti untuk
pendidikan, mulai dari tingkat SMP sampai SMU belum ada bangunannya jadi
kita menyekolahkan anak-anak kita ke kota Tarutung atau ke Sipoholon, parit
maupun jalan ke kawasan perumahan ini sudah banyak yang rusak
Terkhusus di Perumahan Pagar Beringin Permai, pemerintah sudah membangun
ruko, akan tetapi pembangunannya tidak dilanjutkan karena terjadi sengketa tanah
antara pemerintah dengan keluarga pemelik tanah tersebut. Hal ini sangat disesalkan
oleh masyarakat yang tinggal di perumahan tersebut, seperti yang diungkapkan oleh Ibu
Ruko yang berada di depan lokasi perumahan ini sudah lama tidak dilanjutkan
pembangunannya karena ada sengketa antara keluarga pemilik tanah itu dengan
pemerintah. Masyarakat sangat berharap sengketa itu cepat karena ruko
itu saselesai kita harus ke
pasarngat penting, selama ini untuk membeli kebutuhan sehari-hari ng jaraknya
luma di kota Tarutung atau pasar tradisional di Sipoholon ya
yan jauh.
ANALISA DATA
Pada bab ini, peneliti akan menganalisa data-data yang telah disajikan pada bab
sebelumnya yang peneliti peroleh dari hasil wawancara dengan informan nci dan juga
Tapanuli Uta Pemeri ra (PEMDA TAPUT) dalam Rencana Pembangunan enengah baik
yang memilirumah bag ki tingkat ekonomi lemah ataupun kurang mampumiliki rumah
pemerintah perumahan yang di masih ditujukan untuk pegawai negeri bkan karena
kemampuan sipil. Hal ini diseba para pegawai negeri sipil untuk memilikierbatas.
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tapanuli Utara periode 2004-
2009, yaitu: pertama, mendorong pemenuhan kebutuhan rumah yang layak, sehat,
kebutuhan hunian bagi masyarakat melalui terciptanya pasar primer yang sehat, efisien,
akuntabel, tidak diskriminatif dan terjangkau oleh seluruh lapisan arakat yang
masy
didukung ole an akuntabel;
h sistem pembiayaan perumahan jangka panjang yang efisien d
dan terbentu kuntabel dan
knya pola subsidi yang tepat sasaran, tidak mendistorsi pasar, a
mempunyai n Ringkasan
kepastian dalam hal ketersediaan setiap tahun. (Dokume
Rencana Pe Tahun 2004-
mbangunan Jangka Menengah Kabupaten Tapanuli Utara
2009).
Nomor
(KSNPP), dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Bau- Bau. Ini
menunjukkan bahwa dari segi perencanaan, program ini telah memenuhi
Dalam pelaksanaan program ini, juga telah tersedia sumber-sumber yang akan
dipergunakan dalam pelaksanaan program ini seperti sumber daya manusia yaitu
dilaksanakan oleh pemerintah daerah setempat tanpa bantuan dari pihak swasta.
Pembangunan yang dilakukan juga mengandalkan dana dari APBD dan APBN. Hal ini
dilakukan agar masyarakat mampu membeli rumah karena harga yang masih relatif
bisa
dijangkau. Jika dibandingkan dengan harga rumah yang dibangun oleh swasta
yang tinggi.
Keadaan perumahan di Kota Bau- Bau masih kurang bagus karena disebabkan
Wilayah Kota Bau- Bau maupun pemerintah daerah, baik pengawasan terhadap
pembanguna ya ditujukan
ak dari kurangnya pengawasan tersebut mengakibatkan p
untuk pemb abila Dinas
ebih terfokus pada perbaikan/rehabilitasi rumah-rumah yang ru
Permukiman pelaksanaan
n sering terhenti. Ini mengakibatkan anggaran yang seharusn
program pengembangan perumahan ini maka proses pelaksanaannya dapat
angunan rumah baru dialokasikan ke perbaikan rumah. Ap
dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah
dan Pengembangan Wilayah melakukan pengawasan terhadap
direncanakan, dapat menghemat penggunaan biaya
pembangunan rumah, dan tujuan dari pelaksanaan program ini dapat tercapai sesuai
proses dimana aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui terlebih dahulu, atau
syarat tertentu harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kegiatan tersebut dilakukan
untuk mencapai suatu ketepatan dari pelaksanaan program. (T. Hani Handoko dalam
Nurlela Ketaren;113)
Dilihat dari segi target dari pelaksanaan program ini dimana perumahan yang
dibangun masih ditujukan bagi PNS, akan tetapi kejadian dilapangan yang menempati
perumahan tersebut didominasi oleh masyarakat non PNS seperti di perumahan Barat
Indah Permai. Dari 57 keluarga yang tinggal di perumahan tersebut, sekitar 38 keluarga
rumah disewakan oleh masyarakat setempat kepada mahasiswa dan yang menempati
perumahan t ersebut juga sebagian merupakan petani, pedagang, supir, saha. Hal ini
perumahan y h sangat kurang. Ini berdampak pada tujuan dari pelaksanaan pa perumahan
yang dibanang masih di luar dari yang telah ditentukan sebelumnya, dimanmenunjukkan
kurangnya gun
sosialisasi
masih pelaksanaan
untuk PNS program
yang adaini
di kepada masyarakat
Tapanuli Utara. Halsehingga
ini tidak ada
kejelasan apakah perumahan yang dibangun tersebut ditujukan kepada masyarakat biasa
untuk mendapat rumah; PLN, yang mengurus pasokan listrik ke tiap-tiap rumah dan
lampu jalan; Bank Pelaksana, yang menyediakan dana untuk pembangunan perumahan
sesuai dengan anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan perumahan; PDAM, yang
mengurus ketersediaan
sarana air bersih di lokasi perumahan termasuk sambungan ke tiap-tiap
perbandingan yang cocok antara beban tugas dengan pelaksanaan tugas), selaras
(adanya sinkronisasi antara staf dengan pimpinan pada hal-hal yang dikehendaki), dan
motivasi dalam manajemen SDM, diakses tanggal 26 Maret 2009, pukul 21.10 WIB)
Sumber daya manusia yang dimiliki oleh Dinas Permukiman dan Pengembangan
Wilayah Kota Bau- Bau merupakan salah satu aspek internal yang akan mendukung
dan prioritas pembangunan yang dilakukan oleh Dinas Permukiman dan Pengembangan
Wilayah. Aspek sumber daya manusia ini dilihat dari segi jumlah sumber daya manusia
yang memadai, yang dapat dilihat dari segi kuantitas pegawai yang dimiliki oleh Dinas
dengan baik. Disamping itu, dengan penataan lingkungan yang baik akan
tersebut sudah tercapai dengan baik, sesuai dengan apa yang telah direncanakan
ditetapkan dalam RPJMD Tapanuli Utara periode 2004-2009, dimana perumahan yang
Sipoholon dan Perumahan Barat Indah Permai di Kecamatan Tarutung, masih banyak
rusak, drainase/parit banyak yang sudah rusak sehingga perumahan sebut masih
kurang termotivasi untuk tinggal disana karena disebabkan letak lokasi yang kurang
strategis yaitu jarak yang cukup jauh dan sarana pengangkutan umum yang ada
sangat terbatas.
Hal ini mengakibatkan jumlah rumah yang ditempati sangat sedikit jika dibandingkan
dengan rumah yang kosong dan juga dibandingkan dengan jumlah rumah yang dibeli
ataupun dihuni.
pembangunan yang dilaksanakan adalah masih pada tahap perbaikan lahan yang akan
Melihat kenyataan di lapangan, program ini masih belum dapat dikatakan berhasil
karena program ini masih berjalan dan juga sarana dan prasarana pendukung seperti
sarana pendidikan, peribadatan, sarana olah raga pada perumahan ini masih sangat
kurang, seperti yang diungkapkan bapak B. Hutabarat yang tinggal di perumahan Barat
Indah Permai
Sarana dan prasarana yang ada masih sangat kurang, yang ada masih untuk
pendidikan itupun masih untuk tingkat SLTP, sedangkan untuk SD h arus ke desa
terdekat seperti desa Hutabarat Partali Julu atau ke kota Tarutung dan SMU
haruske kota Tarutung, demikian juga untuk ibadah kita harus ke d esa terdekat
seperti desa Partali Julu, Aek Na Sia, Siarang-arang, sarana transportasi belum
ada jadinya kita sering menyewa kendaraan.
sampai sekarm ang memang belum optimal karena disebabkan oleh faktor seperti
beberapa
kurang meratanya sumber daya manusia pada Dinas Permukiman dan Pengembangan
fasilitas penunjang dalam melaksanakan tugas masih dianggap kurang memadai, belum
optimalnya kerjasama yang dilakukan oleh pemerintah dengan pihak swasta dalam
Pengembangan Wilayah terhadap masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari masih adanya
BAB VI
A. Kesimpulan
Dari hasil analisa data dan juga hasil pengamatan langsung yang eliti lakukan
ini dan
1. Untuk mengurangi
sarkan kesimpulanbeban
di atas,pemerintah terutama
maka peneliti dalamsaran
memberikan penyediaan
seb dana,
perumahan
ti ruko,seper
tempat ibadah, sarana pendidikan dan juga si yang lebih
transporta
mem
adai;
5. Masi ibangun agar
h perlunya pengawasan terhadap lahan yang selama ini belum
tidak
d dijadikan sebagai areal pertanian oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2004
Hasibuan, Malayu S.P, Manajemen, Dasar, Pengertian, dan Masalah (edisi revisi cet.1),
Bumi Aksara, Jakarta, 2001.
Ketaren, Dra. Nurlela, Bahan Kuliah Azas-Azas Manajemen, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, USU, Medan, 2002.
Kuswartojo, Tjuk, Suyurti Amir Salim, Perumahan dan Permukiman yang Berwawasan
Lingkungan,--, Medan, 1998
Moleong, J, Lexy, Metode Penelitian Kualitatif (edisi revisi), Rosda, Bandung, 2005
Nawawi, Hadari, Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada Press, Yogyakarta, 1990
Undang-UnRuang embangunan
Peraturan Pe
dang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan dan Evaluasi
P Nasional
S.K. Menteri tegi Nasional
merintah No.39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian
Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Sumber-
sum Kimpraswil Nomor 217/2002 tentang Kebijaksanaan dan Stra
Perumahan dan Permukiman (KSNPP)
www.penata 6 September
2008, pukul
ber lain
www.kemen 2008, pukul
15.10 WIB anruang.net/taru/makalah/sekjen_140604.pdf, diakses tanggal 2
15.00 WIB
www.sumut.bps.go.id/taput/file/publikasi/kcda/2007/060.tarutung.pdf, diakses tanggal
16 Desemberpe2008,
ra.go.pukul
id/deta16.30
il_brtWIB
.asp?id=59, diakses tanggal 26 September
www.google.com, ”akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/06/teori-
teori- motivasi,diakses tanggal 26 Maret 2009, pukul 21.00 WIB