Prinsip Dasar Estetik PDF
Prinsip Dasar Estetik PDF
Tujuan akhir dari kedokteran gigi estetik yang efektif adalah supaya dokter gigi mampu
menciptakan hasil yang sesuai dengan pengamat sebagai “senyum yang menarik”, tanpa
mengalihkan perhatian pada hasil tersebut. Pengamat harus memperhatikan senyum, pada
level bawah sadar, menilai ketertarikannya, namun kemudian kembali ke mata pasien
untuk meneruskan pembicaraan. Secara realistis, hasil yang baik harus terlihat pada jarak
4 kaki (1.2 meter). Tidak realistis untuk mengharapkan adanya bahan tiruan untuk
menstimulasi hasil natural jika diamati dari jarak 6 inchi (15 cm), dengan retraktor bibir
berada di dalam mulut atau jika diproyeksikan ke layar. Seorang pasien yang telah
menarik bibirnya ke atas untuk membiarkan anda melihat “keluhan estetik utama”
mereka harus hanya ditangani dengan perawatan yang baik, jika diterima, untuk
penanganan secara menyeluruh.
Kunci untuk rencana penanganan estetik yang efektif adalah identifikasi dari apa
yang menjadi perhatian pasien mengenai penampilan gigi mereka. Karena prosedur
estetik, bersifat elektif, penting untuk dokter gigi menetapkan apa yang pasien cari dan
kemudian menentukan kemungkinan untuk menyediakannya. Secara riwayat kami, kami
tidak terlatih secara baik dalam menentukan masalah estetik, dan beberapa pasien, saat
perhatian terhadap bagaimana penampilan gigi mereka, menemukan kesulitan untuk
mengekspresikan apa yang sebenarnya menjadi masalah. Dalam menentukan, harus
dipertimbangkan tiga faktor.
• Proporsi (proporsi emas)
• Simetri
• Harmoni
Proporsi emas
Banyak yang telah menulis mengenai hubungan di antara tinggi dan lebar, yang diketahui
sebagai proporsi emas. Rasio dari 1.6:1 tampaknya melewati perbedaan kultur dan
ditemukan di seluruh dunia baik pada arsitektur dan seni; merepresentasikan rasio yang
secara universal dianggap memuaskan.
Secara kedokteran gigi, proporsi emas terlihat dari rasio dari tinggi terhadap lebar
dari gigi insisivus, dan lebar relatif dari insisivus sentral dan lateral. Pada konteksnya
dengan wajah, rasio tersebut terulang pada lebar dari aspek luar dari mata dalam
hubungan dengan jarak mata ke mulut.
Kedokteran gigi estetik yang paling ringan adalah untuk menjaga dan
menciptakan proporsi emas, dimana paling mungkin memuaskan. Kebanyakan dasar dari
perencanaan perawatan estetik termasuk mengenali variasi dari rasio ini dan
merencanakan pengadaannya. Bahaya dalam hanya mengaplikasikan teknik yang tersedia
adalah dokter gigi akan menjadi sangat fokus pada impresi baik dan margin yang tepat,
dimana “gambaran besar” dapat diabaikan. Dimana sangat mudah secara teknis untuk
memungkinkan penutupan diastem, jika dihasilkan pelanggaran dari proporsi emas,
mungkin tidak dapat diterima secara baik.
Simetri
Kebanyakan dari senyuman yang memuaskan adalah simetri relatif dari sisi kiri dan
kanan. Lagi-lagi, makin besar dari variasi ini, makin kurang memuaskan senyumnya.
Rencana penanganan untuk peningkatan estetik harus didasarkan pada kemungkinan hasil
yang paling simetris. Harus diperhatikan tiga aspek dari simetri.
• Lebar
• Tinggi
• Kedalaman
Lebar
Lebar sejauh ini merupakan dimensi yang paling penting dalam mencapai simetri estetik.
Bahkan dengan garis senyum yang relatif rendah, separuh insisal dari gigi akan mungkin
terlihat dan kekurangan dalam simetri lebar akan terlihat pada kebanyakan pasien
(Gambar 10.1). Untuk pasien ini, terdapat perbedaan lebar antara insisivus sentral dan
lateral dan bentuk radikal dari penanganan dibutuhkan untuk mengembalikan simetri.
Setelah beberapa pertimbangan diagnostik, dirasakan bahwa simetri lebar hanya dapat
diraih dengan ekstraksi dari insisivus kanan dan orthodontik mayor atau dengan ekstraksi
dari seluruh insisvus dan pembuatan jembatan yang didukung implan atau gigi. Pasien
mengharapkan bahwa mahkota saja dapat meningkatkan keadaan dan penganganan
ditunda.
Tinggi
Tinggi adalah dimensi berikutnya yang paling penting. Saat variasi dari panjang insisal
akan lagi-lagi teramati dengan semua garis senyum, variasi dari margin gingiva hanya
akan teramati dengan garis senyum yang relatif tinggi. Oleh karena itu augmentasi ridge
dan pelurusan kembali margin gingiva tidak direkomendasikan pada pasien dengan garis
senyum rendah. Pasien yang menuntut hal ini kemungkinan memiliki tuntutan estetik
yang tidak realistis, dan dokter gigi yang menawarkannya harus menanyakan diri mereka
sendiri apakah pilihan yang rasional untuk penanganan. Gambar 10.2 menunjukkan
seorang pasien dengan garis senyum rendah dimana asimetri tinggi dari tepi insisal
diperbaiki dengan rekonturing kosmetik sederhana. Tidak ada pertimbangan margin
gingiva yang diperlukan. Gambar 10.3 menunjukkan pasien lain dengan variasi tinggi
diantara kaninus pada margin gingiva. Kaninus kanan telah erupsi ke bukal,
menghasilkan variasi tinggi yang dapat dipertimbangkan. Karena tingginya garis senyum,
variasi tinggi dalam simetri sangat terlihat dan signifikan; penanganan yang relatif
kompleks dibutuhkan untuk mengatasi maslah seperti ini. Jelas bahwa penggunaan
mahkota dan penggunaan porselen pink terdahulu tidak memuaskan dalam mengatasi
masalah estetik. Idealnya perawatan orthodontik komprehensif atau paling tidak erupsi
gigi terlokalisasi diikuti dengan resotrasi baru dibutuhkan untuk mengatasi masalah
asimetri tinggi ini. Penting untuk dipertimbangkan baik jaringan lunak dan keras, dan
penanganan menjadi lebih kompleks.
Kedalaman
Kedalaman adalah dimensi yang paling sedikit diperhatikan. Rasa kita terhadap
kedalaman paling tidak terasah dibandingkan dengan untuk lebar atau tinggi; kita janya
harus berpikir betapa sulit untuk membedakan maloklusi kelas 2 divisi 1 ketika dilihat
dari depan. Persepsi kedalaman yang relatif rendah ini kadang dapat dimanfaatkan.
Gambar 10.4A menunjukkan sebelum dan 10.4B setelah dari senyum seorang pasien
berumur 39 tahun dengan crowding anterior yang signifukan yang telah dilakukan
veneers dengan ketebalan yang bervariasi. Saat simetri lebar tidak dapat dicapai tanpa
orthodontik, ilusi dari simetri diciptakan dengan mengambil keuntungan dari persepsi
kedalaman kita yang relatif buruk. Juga perhatikan bahwa, ketika pasien lebih senang
dengan senyumnya, sisi kanan dari bibir naik lebih tinggi dan menunjukkan lebih banyak
gigi (Gambar 10.4B). Dengan membuat insisivus sentral kanan overlapping pada
insisivus lateral dan lateral pada kaninus, ilusi dari simetri dapat diciptakan pada keempat
insisivus. Hal ini dicapai dalam bagian dari fenomena psikologis dari penutupan, dimana,
konteks yang sesuai, pengamat melihat bagian dari bentuk yang familiar akan tanpa sadar
menganggap bentuk keseluruhan (Gambar 1-.4C,D).
Harmoni
Harmoni adalah pemeriksaan yang lebih subyektif dibandingkan dengan simetri. Dengan
mengacu pada estetik kedokteran gigi, umumnya berhubungan dengan hubungan atara
jaringan keras dengan jaringan lunak: harmoni dari tepi insisal dengan bibir bawah dan
harmoni dari margin gingiva baik satu dengan yang lainnya dan dengan bibir atas.
Estetik gingiva
Mengacu pada estetik gingiva, beberapa gambaran ini secara umum dianggap
memuaskan:
• Simetri gingiva: sisi kiri dan kanan harus dekat dengan gambaran pada kaca dari
masing-masing.
• Harmoni diantara gigi dan gusi: baik adanya senyuman toothy smile atau hummy
smile; harmoni ‘ideal’ mengacu pada penampilan ‘gull wing’
• Pontik yang tampak ‘tumbuh’ dari jaringan
• Tidak ada segitiga hitam
Segitiga gelap
Hilangnya papil interproksimal, menyebabkan pada ‘segitiga gelap’, yang dapat
menyebabkan masalah estetik pada pasien dengan garis senyum tinggi atau bahkan
medium. Masalah ini paling besar pada insisivus sentral atas namun dapat mempengaruhi
seluruh papila anterior. Karena pembangunan kembali dengan pembedahan pada papila
interdental tidak dapat diprediksi, semua usaha harus dilakukan untuk menjaga papila.
Jika terjadi defek, dapat, kadang-kadang, dikurangi dengan kombinasi dari prosedur
periodontal, restoratif dan bahkan orthodontik.
Reduksi ridge
Reduksi ridge digunakan jika ekstraksi menyebabkan kehilangan papila diantara gigi
pengganti. Prosedur gingivoplasti digunakan untuk membentuk kembali ilusi dari papila
dan memberikan ruang pontik yang lebih besar untuk mencapai rasio tinggi dan lebar
yang sesuai.
Prosedur orthodontik
Space regaining dan penutupan diastem
Pasien berusia 23 tahun ditunjukkan pada Gambar 10.16 memiliki asimetri mayor yang
disebabkan dengan kehilangan kongenital insisivus lateral dan sebuah lateral bentuk peg.
Juga terdapat bukti adanya parafungsi dan spacing pada gigi anterior. Orthodontik cekat
signifikan dibutuhkan untuk reposisi gigi, menutup diastem dan membuka celah pontik
untuk restorasi simetris akhir (Gambar 10.16B).
Prosedur restoratif
Prosedur restoratif termasuk veneers, konturing kosmetik, mahkota, jembatan dan
implan. Hal ini telah dijelaskan sebelumnya.
Penanganan kombinasi
Paling penting untuk dokter gigi untuk menyadari bahwa tidak ada obat untuk segala
penyakit yang dapat memperbaiki masalah estetik. Paling baik untuk familiar dengan
semua prosedur yang tersedia, untuk mendiagnosa pasien dengan masalah secara akurat,
membedakan antara faktor jaringan keras dan lunak, dan kemudian untuk
mengembangkan rencana perawatan untuk masalah menggunakan prosedur yang tepat.
Paling umum, kombinasi dari prosedur diperlukan untuk memperoleh hasil keseluruhan
terbaik. Untuk pasien yang diilustrasikan pada Gambar 10.16 dan 10.17, operasi flap
periodontal juga merupakan sebuah bagian integral dalam meraih hasil keseluruhan.
Gambar 10.1 Sebuah contoh ekstrim dari masalah estetik yang disebabkan perbedaan
lebar diantara insisvus sentral dan lateral. Di sini bentuk penanganan radikal dapat
diperlukan untuk merestorasi simetri
Gambar 10.2 (A) Seorang wanita berusia 36 tahun dengan perhatian estetik mengenai
panjang yang tidak sama dari insisivusnya. (B) Karena ia memiliki garis senyum rendah,
rekonturing estetik sederhana pada tepi insisal cukup untuk mengatasi masalah
estetiknya.
Gambar 10.3 Seorang wanita berusia 34 tahun yang mengeluhkan penampilan dari
kaninus kanannya. (A) Kaninus kanan telah erupsi ke arah bukal. (B) Hal ini
menyebabkan variasi dari tinggi gingiva dari kaninus sangat jelas karena garis
senyumnya yang tinggi.
Gambar 10.4 Meningkatkan kondisi estetik untuk wanita dengan crowding anterior yang
signifikan. (A) Sebelum perawatan. (B) Setelah perawatan dengan veneers dengan
ketebalan yang bervariasi. (C) Insisivus sentral kanan overlap pada insisivus lateral.
Gambar 10.4, lanjutan (D) Insisivus lateral overlap pada kaninus. (F) Jika dilihat dari
bawah, overlapping dan kekurangan aktual dari simetri menjadi sangat jelas.
Gambar 10.5 Garis senyum rendah. Kurang dari 50% dari tinggi insisal dari gigi anterior
atas dan tidak ada gingiva yang tampak pada senyum alami. Karena bagian-bagian yang
terlihat adalah simetris, efeknya memuaskan.
Gambar 10.6 Garis senyum medium. Antara 50 dan 100% dari tinggi insisal dari gigi
anterior atas dan papila terlihat pada senyum alami.
Gambar 10.7 Garis senyum tinggi dengan seluruh tinggi dari gigi anterior atas juga papila
dan marginal gingiva terlihat pada senyum alami.
Gambar 10.8 Gummy smile dengan terlihatnya seluruh tinggi dari gigi anterior atas juga
sejumlah besar dari jaringan lunak.
Gambar 10.9 Rekonturing tulang melalui flap apically positioned dengan rasio lebar dan
tinggi pada pasien yang ditunjukkan pada Gambar 10.8 mendekati proporsi emas.
Kelebihan jaringan gingiva juga diambil.
Gambar 10.10 Seorang wanita berusia 73 tahun yang memiliki mahkota croen anterior
atas yang berakibat pada rasio panjang dan lebar yang besar untuk seusianya.
Gambar 10.11 Jembatan lama yang menggantikan insisivus sentral kiri memiliki pontik
ridge lap pada ridge dengan kehilangan lempeng bukal yang cukup dipertimbangkan. (A)
Hal ini beraikbat pada asimetri jarena pontik yang panjang, menyebabkan bayangan dan
secara umum penampilan gigi yang buruk. (B) Flap envelope dilakukan dan ditempatkan
cangkok jaringan ikat untuk augmentasi kekurangan bukal. (C) Pontik direkontur dan
diperpensek dan tempat tersebut dijahit. (D) Setelah periode penyembuhan, jembatan
baru telah dibuat, menggunakan pontik tipe ovate. Sekarang pontik tampak tumbuh
keluar dari jaringan dan telah diraih simetri yang lebih baik.
Gambar 10.12 Defisiensi tinggi mayor pada ridge tampak menyebabkan kehilangan
traumatik dari gigi dan alveolus. (A) Jembatan provisional telah dipreparasi pada model
dengan ridge dibangun dengan malam sampai kontur yang diinginkan sebagai panduan
untuk dokter bedah. (B) Tipe cangkok onlay dari prosedur augmentasi ridge telah
dilakukan untuk merestorasi tinggi ridge. (C) Setelah penyembuhan dibuat ridge akhir
dan simetri direstorasi dengan kombinasi dari augmentasi jaringan lunak dan tambahan
porselen.
Gambar 10.13 Reduksi ridge. (A) Bertahun-tahun dalam gigi tiruan sebagian telah
menyebabkan ridge menjadi rata dengan kehilangan papila. (B) Setelah probing jarum
untuk memastikan ketebalan jaringan yang cukup, prosedur gingivoplasti dilakukan
untuk mengembalikan papila dan memberikan tempat yang cukup untuk pontik yang
lebih panjang. Penempatan imidiate dari gigi tiruan membantu penyembuhan jaringan.
(C) Jembatan yang diperkuat resin telah dibuat, lahi-lagi melibatan pontik ovate dan
kembali membentuk simetri yang lebih baik di antara insisivus. Perhatikan bagaimana
dekatnya hasil akhir pada penampilan gull wing dan proporsi emas dibandingkan pada
(A).
Gambar 10.14 Resesi yang dikoreksi dengan pencangkokan. (A) Aktor berusia 54 tahun
ini mengeluhkan resesi pada insisivus sentral atas kanan. (B) CAngkok jaringan ikat
ditempatkan dengan menggunakan teknik yang dijelaskan oleh Langer dan Langer
(1986). Suplai darah berasal dari bagian dalam dari flap dan periostium. (C) Setelah
penyembuhan, resesi telah dikoreksi dan simetri telah direstorasi.
Gambar 10.15 Operasi flap pemanjangan mahkota. (A) Erupsi terlambat pasif telah
menyebabkan gummy smile dan rasio lebar dan panjang gigi anterior yang buruk. (B)
Flap apically positioned dengan ostektomi dilakukan, menggerakan jaringan ke posisi
yang distejui oleh pasien pada studi model. (C) Setelah penyembuhan.
Gambar 10.16 Wanita berusia 23 tahun dengan asimetri mayor yang disebabkan oleh
kehilangan kongenital insisivus lateral dan insisivus lateral berbentuk peg, dan juga
spasing diantara gigi anterior. (A) Penampilannya merupakan perhatian utamanya. (B)
Setelah menerima rencana diagnostik, orthodontik terlokalisasi dilakukan untuk reposisi
gigi, menutup diastem dan membuka celah pontik untuk restorasi simetri akhir. (C)
Pergerakkan gigi dan kemudian pemanjangan mahkota telah selesai. Pembedahan tidak
hanya mengekspos semua enamel alami, mendekati proporsi emas, namun juga secara
palatal, mengekspos jumlah maksimum dari area enamel untuk bonding dari jembatan
yang diperkuat resin yang direncanakan. (D) Restorasi akhir terdiri dari jembatan yang
diperkuat resin bersayap ganda yang menggantikan insisivus lateral kiri dan sebuah
veneer porselen pada insisivus lateral kanan. Bandingkan simetri dengan penampilan
pada gambar dan amati penampilan gull wing dan margin gingiva dan insisal.
Gambar 10.17 Erupsi yang dipaksa untuk menggerakan margin gingiva. (A) Fraktur
insisivus sentral kanan dengan resesi yang signifikan dan kehilangan dari lempeng bukal
dikomplikasikan dengan garis senyum yang tinggi. Insisivus telah dilakukan perawatan
saluran akar dan diletakkan mahkota sementara. (B) insisvus sentral kanan dipaksa
erupsi. (C) Pergerakkan gigi telah membawa turun margin gingival; gigi yang erupsi
tidak diikutsertakan dalam oklusi. (D) Setelah pergerakkan gigi selesai, ostektomi
terbatas menggerkan lebar biologis dibawah garis fraktur dan mengurangi gummy smile.
Setelah penyembuhan, diselesaikan mahkota akhir.