Bab 2 Fix
Bab 2 Fix
5
menunjang kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut. Adapun
tujuan dari Perusahaan Perseroan adalah untuk :
6
Panah : PT. PERTAMINA yang bergerak maju dan progresif.
7
lain Pondok Makmur Development Project di Jawa Barat, Paku Gajah
Development Project di Sumatera Selatan, Jawa Gas Development Project
di Jawa Tengah dan Matindok Gas Development Project di Sulawesi
Tengah.
8
guna memenuhi kebutuhan minyak bala tentaranya, ini berbalikan dengan
lapangan Bunyu yang produksi minyaknya relatif masih kecil. Selanjutnya
bersamaan dengan mulai berkecamuknya Perang Dunia ke II yang efeknya
sampai ke wilayah Hindia Belanda, antara tahun 1937 – 1952 produksi
minyak di Lapangan Bunyu ditutup untuk sementara.
Pasca Perang Dunia ke II, pada tahun 1952 Lapangan Bunyu kembali
beroperasi. Eksplorasi ini dilakukan oleh NIAM yang dimasa itu sahamnya
sebagian telah dimiliki oleh perusahaan Amerika Serikat. Tahun 1959
NIAM berubah menjadi PT. Pertambangan Minyak Indonesia (Permindo)
yang sahamnya 50% milik pemerintah Indonesia dan 50% lagi milik
pemerintah Belanda. Tak lama kemudian pemerintah Indonesia menarik
sahamnya dari Permindo yang kemudian dilikuidasi dan membentuk
perusahaan minyak milik Negara, PT. Pertamina. Selanjutnya melalui
Peraturan Pemerintah No. 198 Tahun 1961 didirikanlah perusahaan Negara
yang diberi nama PN. Pertambangan Minyak Nasional yang disingkat PN.
Permina.
9
dikelola oleh TAC PT. MEDCO E&P, selanjutnya PT. MEDCO
menyerahkan kepada UP V (Refinery Unit V) terhitung mulai tanggal 01
April 2010.
Sumur yang telah dibor di Area Operasi Bunyu saat ini berjumlah 251
sumur, antara lain terdiri dari 43 sumur produksi minyak, 6 sumur produksi
gas, 20 sumur injeksi, 17 sumur kendala mekanis, 125 sumur suspended dan
40 sumur abandoned atau ditutup. Dalam usaha untuk meningkatkan
produksi minyak, rencana tahun 2013 di Area Operasi Bunyu akan
dilakukan pemboran sekitar 13 hingga 18 sumur di beberapa titik baru.
10
Gambar 2.2. Peta Lokasi Pulau Bunyu.
Tebal (h) = 1 - 46 m
Porositas = 25 %
Permeabilitas (k) = 7 – 3400 mD.
Sumur minyak di pulau Bunyu ini memliki kedalaman rata – rata
2000 - 3000 meter dan prospek minyak kemungkinan berada pada
kedalaman 800 – 1500 meter, sementara prospek gas berada pada
kedalaman 1500 meter. Field Bunyu mempunyai daerah kerja meliputi
Bunyu, Tapa, Sembakung dan Mangkudulis.
11
Gambar 2.3. Kerangka Tektonik Pulau Kalimantan (Nuay, 1985 op.cit. Oh, 1987).
12
Gambar 2.4. Lokasi Cekungan Tarakan Lapangan.
13
Gambar 2.5. Peta Geologi Cekungan Tarakan (Pertamina-BEICIP, 1992 dalam Lentini &
Darman, 1996).
14
(Hidayati,dkk.,2007), Cekungan Tarakan dapat dibagi menjadi empat
sub-cekungan yaitu Sub - Cekungan Tidung, Tarakan, Berau, dan Muara
(Achmad dan Samuel, 1984).
Gambar 2.7. A) Peta Struktur Regional Cekungan Tarakan, B) Hasil Analisis Struktur,
Sub- Cekungan Tarakan Dapat Dipilah Lagi Menjadi Lima Wilayah Geologi (Biantoro,
dkk., 1996).
15
2.6. Kondisi Geologi
Lapangan Bunyu secara geografis terletak di ujung tenggara. Luas
Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) sekitar 187,5 km² dengan memiliki
lima jenis struktur Geologi yaitu : MELIAT, TABUL, SANTUL,
TARAKAN dan BUNYU.
Pada formasi Bunyu mempunyai ketebalan sekitar 300 – 700 meter
dan terletak secara tak selaras di atas formasi Tarakan. Litologinya terdiri
dari batuan pasir tebal berukuran menengah sampai kasar kadang - kadang
konglomerat dan selang seling dengan lignit dan serpih. Pada umumnya
batu pasir lebih tebal, lebih kasar dan lebih kompak dibandingkan dengan
batu pasir dari formasi Tarakan. Tebal batu pasir dan batubara berkisar dari
1 – 30 meter.
Rata-rata kedalaman sumur di Lapangan Bunyu 2000 – 3000 meter
dengan formasi untuk sumur penghasil minyak di kedalaman 800 – 1500
meter dan untuk sumur penghasil gas di kedalaman lebih dari 1500 meter.
Bunyu Field merupakan salah satu lapangan produksi minyak yang
saat ini dikelola oleh PT. Pertamina EP Asset 5 dengan jumlah total sumur
sebanyak 253. Sumur yang produksi sebanyak 48 sumur yaitu Sembur Alam
9 sumur (8 sumur minyak dan 1 sumur gas), Sembur Buatan 39 sumur (7
sumur Electrical Submersible Pump dan 32 sumur Gas lift).
Sumur yang tidak diproduksikan sebanyak 208 sumur yaitu 36 sumur
injeksi air, 132 sumur pengamatan, 32 sumur ditinggalkan. Di Bunyu Field
terdapat 2 SKG (SKG Bunyu dan SKG Nibung), 1 Power Plant, 3 GS
(Gathering Station), 1 EPF (Early Production Facility / GS sewa), 1 MGS
(Main Gathering Station) dan 1 Terminal.
16
2.7. Petroleum System
17
b Reservoir Rock
c Migrasi Hidrokarbon
18
d Batuan Penutup
e Perangkap
19