Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL KEGIATAN

PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG


SENAM ERGONOMIK TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT
DIKELURAHAN KENANGA RW.004
KECAMATAN CIPONDOH KOTA TANGERANG
TAHUN 2018

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Ujian Leader


Dalam Stase Keperawatan Komunitas

Disusun Oleh:
Mutofingah,S.Kep
18.14901.028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
TAHUN AKADEMIK 2018-2019
PREPLEANING PENYULUHAN KESEHATAN SENAM ERGONOMIK TERHADAP
PENURUNAN KADAR ASAM URAT

A. Latar Belakang

Gout bisa diartikan sebagai sebuah penyakit dimana terjadi penumpukan asam
urat dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat, pembuangan
yang menurun, atau akibat peningkatan asupan makanan kaya purin (Sholeh, 2012).
Gout merupakan gangguan inflamasi akut yang ditandai dengan adanya nyeri
akibat penimbunana Kristal monosodium urat pada persendian maupun jaringan lunak di
dalam tubuh. Gout merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup dominan di
berbagai negara, baik dinegara-negara maju maupun negara berkembang, prevalensi gout
kira-kira 2,6-47,2% yang bervariasi pada berbagai populasi (Hidayat, 2009).
Menurut hasil winshled survey tahun 2018 di RW.004 Kelurahan Kenanga
Kecatamatan Cipondoh terdapat 68% masyarakat Rw.004 yang mempunyai masalah
kesehatan yaitu gout, proporsi perilaku cenderung beresiko menunjukan sejumlah 75%
masyarakat RW.004 beresiko untuk terkena asam urat. Hasil wawancara 5 orang dari 10
orang yang di wawancara mengenai pemeriksaan kesehatan seperti pemeriksan kadar
asam urat tidak pernah ada, dan 8 dari 10 orang yang di wawancarai mengatakan program
promosi kesehatan seperti penyuluhan asam urat tidak ada.
Tingginya kadar asam urat dalam peredaran darah dipacu oleh meningkatnya
asupan makanan kaya purin dan kurangnya intake cairan sehingga proses
pembuangannya melalui ginjal menurun. Gout dapat mengganggu kenyamanan bagi
penderitanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya akibat nyeri sendi, selain itu
juga dapat menyebabkan risiko komplikasi yang tinggi seperti urolithiasis, nefropati asam
urat. Sehingga perlu adanya upaya-upaya baik bersifat perawatan, pengobatan, pola hidup
sehat maupun upaya yang lainnya.
Salah satu upaya untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan dan kesegaran
jasmani adalah dengan melakukan olahraga. Olahraga yang dilakukan secara terprogram
akan mempunyai beberapa manfaat, diantaranya adalah untuk mempertahankan
kesehatan, memelihara dan meningkatkan kemandirian serata mobilitas dalam kehidupan
bio-psiko-sosiologik sehari-hari (Griwijoyo dan Sidik, 2012).
Adapun beberapa senam yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri pada
sendi misalnya senam 10 menit, senam kegel, yoga, taichi dan senam ergonomik. Senam
ergonomik merupakan salah satu metode yang praktis dan efektif dalam memelihara
kesehatan tubuh. Gerakan yang terkandung dalam senam ergonomik adalah gerakan yang
sangat efektif, efisien, dan logis karena serangkaian gerakannya merupakan gerakan yang
dilakukan sejak dahulu sampai saat ini. Gerakan-gerakan senam ergonomik merupakan
gerakan yang sesuai dengan kaidah-kaidah penciptaan tubuh, dan gerakan senam ini
diilhami dari gerakan sholat sehingga mudah untuk mengaplikasikan gerakan senam ini
dalam kehidupan sehari-hari (Sagiran, 2007).
Senam ergonomik merupakan senam yang dapat langsung membuka,
membersihkan, mengaktifkan seluruh sistem-sistem tubuh seperti sistem kardiovaskular,
perkemihan, sistem reproduksi, sistem pembakaran (asam urat, kolestrol, gula darah,
asam laktat, Kristal oxalate), sistem konversi karbohidrat, sistem pembuatan elektrolit
dalam darah, sistem kesegaran tubuh dan sistem kekebalan tubuh, sistem pembuangan
energy negative dari dalam tubuh (Wratsongko, 2015).
Senam ergonomik merupakan kombinasi gerakan otot dan teknik pernafasan.
Teknik pernafasan yang dilakukan secra sadar dan menggunakan diagfragma
memungkinkan abdomen terangkat perlahan dan dada mengembang penuh. Teknik
pernafasan tersebut memberikan pijatan pada jantung akibat dari naik turunnya
diafragma, membuka sumbatan-sumbatan dan memperlancar aliran darah ke jantung dan
aliran darah keseluruh tubuh. Sehingga memperlancar pengangkatan sisa pembakaran
seperti asam urat oleh plasma darah dari sel ke ginjal dan usus besar untuk dikeluarkan
dalam bentuk urin atau fese (Wratsongko, 2006).
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penyusun menyusun acara
penyuluhan senam ergonomik terhadap penurunan kadar asam urat dengan tujuan supaya
setelah dilakukan penyuluhan mengenai senam ergonomik masyarakat RW.004
Kelurahan Kenanga dapat memahami tentang efektifitas senam ergonomik terhadap
penurunan kadar asma urat dan nyeri sendi.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan senam ergonomik kepada warga RW.004
Kelurahan Kenaga diharapkan dapat mengetahui tentang senam ergonomik.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan senam ergonomik kepada warga RW.004
Kelurahan Kenanga, diharapkan mampu:
a. Menjelaskan pengertian senam ergonomik
b. Menjelaskan manfaat senam ergonomik
c. Mampu mempraktikan cara senam ergonomik

C. Manfaat
Penyuluhan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat RW.004 Kelurahan
Kenanga tantang cara mempraktikan senam ergonomik untuk asam urat.

D. Pokok Bahasan
Senam Ergonomik unutk Asam Urat

E. Sub Pokok Bahasan


a. Pengertian senam ergonomik
b. Manfaat senam ergonomik
c. Mempraktikan cara senam ergonomik

F. Sasaran
Warga RW.004 Kelurahan Kenanga

G. Jumlah Sasaran
30 undangan/30 orang peserta

H. Metode
1. Ceramah
2. Demostrasi

I. Media
1. Leptop
2. Music
3. Sound System/Speaker/TOA
4. Terpal / alas
5. Alat pengukuran kadar asam urat
6. Alcohol swab
7. Lembar observasi pre dan post intervensi

J. Materi
Terlampir

K. Pengrorganisasian
1. Waktu
a. Hari : Selasa
b. Tanggal : 06 November 2018
c. Pukul : 15.00 WIB
d. Tempat: Tk.Bina Asih

2. Panitian pelaksana
Melaksanakan kegiatan penyluhan agar berjalan dengan baik, maka panitia
pelaksana yang melaksankan harus terdiri dari Leader, Moderator, Presentator,
Fasilitator. Adapun pembagian tugas untuk melaksankan kegiatan penyuluhan
kesehtan terdiri dari
a. Leader : Mutofingah,S.Kep
Tugas :
1) Membuat proposal pre pleaning
2) Membentuk dan melakukan pengarahan terhadap panitia
3) Konsultasi dengan dosen pembimbing kelompok.
4) Menyusun rencana penyuluhan kesehatan senam ergonomik untuk asam
urat.
5) Mengarahkan proses penyuluhan dalam mencapai tujuan dengan cara
memberikan motivasi kepada anggota yang terlibat dalam kegiatan.
6) Sebagai role model
7) Menyampaikan Materi dan mendemonstrasikan Senam Ergonomik

b. Moderator : Paojah,S.Kep
Tugas :
1) Membantu leader dalam mengorganisir kemampuan anggota kelompok.
2) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
3) Mengingatkan leader tentang waktu
4) Membuka, memandu, dan menutup kegiatan

c. Observer : Aprilia Ratnasari,S.Kep


Tugas :
1) Mengobservasi setiap respon klien
2) Mengamati dan mencatat semua proses yang terjadi semua perubahan
prilaku klien (jumlah peserta yang hadir,respon verbal dan nonverbal
klien,
3) Mengobservasi respon anggota kelompok.
4) Mengidentifikasi strategi yang akan digunakan leader
5) Mencatat modifikasi strategi untuk kegiatan kelompok berikutnya
6) Mencatat hasil penyuluhan kesehatan

d. Fasilitator : Ayu Anggraini,S.Kep


Regina Vidryanggi W,S.Kep
Nada Amalia,S.Kep
Devy Febriyanti,S.Kep
Anisa Nofiyani,S.Kep
Ulfah Dwiyanti,S.Kep
Tugas :
1) Memfasilitasi klien yang kurang aktif
2) Berperan sebagai role model bagi klien selama kegiatan berlangsung.

e. Konsumsi : Ulfah Dwiyanti,S.Kep


Anisa Anggraini,S.Kep
Tugas : Menyiapkan segala keperluan mengenai konsumsi untuk peserta
undangan dan panitia.

f. Peralatan dan Humas : Ahmad Turmuzi,S.Kep


Adistina Vera,S.Kep
Tugas :
1) Mepersiapan peralatan yang akan digunakan
2) Bersama leader membuat surat undangan
3) Melakukan penyebaran undangan

g. Dokumentasi : Novita Marthaningsih,S.Kep


Tugas : Mendokumentasikan kegiatan pembukaan hingga penutupan
acara

h. Tim Kesehatan : Devy Febriayanti,S.Kep


Ayu Anggraini,S.Kep
Tugas : Melakukan pemeriksaan Asam Urat

L. Setting Tempat

P
M
DP

F
F

Keterangan :
L Layar O Observer

M Moderator F Fasilitator

P
Presentator Peserta

DP Dosen Pembimbing

M. Setting Waktu
No Kegiatan Penyuluhan Peserta Media Waktu
1. Pembukaan 1. Memberikan salam 1. Menjawab salam Microfone 5
/ TOA / menit
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
Speaker
memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan,
manfaat, dan cakupan 3. Mendengarkan dan
materi memperhatikan
4. Kontrak waktu 4. Mendengarkan dan
memperhatikan
5. Melakukan
pengecekan asam uarat 5. Melakukan
sebelum senam pemeriksaan asam
urat
2. Kegiatan 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan dan Leaflet 20
pengertian asam urat memperhatikan menit
2. Menjelasakan 2. Mendengarkan dan
pengertian senam memperhatikan
ergonomik
3. Mendengarkan dan
3. Menjelaskan manfaat memperhatikan
senam ergonomik
4. Mempraktikan
4. Mempraktikan senam
ergonomic
3. Penutup 1. Meberikan 1. Memberikan Leaflet 5
kesempatan kepada kesempatan untuk menit
peserta untuk bertanya
bertanya
2. Memperhatikan
2. Megevaluasi cara senam peserta
peserta untuk
3. Mendengarkan dan
mempraktikan
memperhatikan
kembali senam
ergonomic 4. Menjawab salam
3. Menyimpulkan
hasil penyuluhan
4. Memberikan salam

N. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Kegiatan mahasiswa memberikan materi penyuluhan kesehatan senam selesai
b. Media dan alat yang memadai sudah memadai.
c. Waktu dan tempat penyuluhan kesehatan senam terlaksana sesuai rencana.

2. Evalusi proses
a. Pelaksanaan penyuluhan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dan direncankan
b. Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif mengikuti selama acara berlangsung
3. Evaluasi hasil
a. Peserta dapat hadir 80% dari undangan
b. Dapat menjelaskan pengertian senam ergonomik
c. Dapat mengetahui manfaat senam ergonomik
d. Dapat mempraktikan cara senam ergonomik

Lampiran 1

MATERI PENYULUHAN KESEHATAN

SENAM ERGONOMIK

A. Pengertian Senam Ergonomik


Gerakan ergonomik adalah gerkan ayng mengoptimalkan posisi tubuh pada ruang
kerja dengan tujuan mengurangi atau menghilangkan kelelahan. Posisi tubuh tersebut anatara
alain posisi tulang belakang, posisi penglihatan (jarak dan pencahayaan), posisi jangkauan
(berdiri atau duduk), keselarasan tangan kanan dan kiri dan posisi benda kerja sehingga
diperoleh kenyamanan dan produktivitas yang tinggi (Wratsongko, 2015).
Senam ergonomic adalah suatu teknik senam untuk mengembalikan atau
membetulkan posisi dan kelenturan sistem saraf serta aliran darah, memaksimalkan suplay
oksigen ke otak, membuka sistem kecerdasan, keringat, termoregulasi, pembakaran asam
urat, kolestrol, gula darah, sam laktat, Kristal oksalat, kesegaran tubuh dan imunitas. Senam
ergonomik merupakan senam yang gerakan dasarnya terdiri atas lima gerakan yang masing-
masing memiliki manfaat berbeda tetapi saling terkait satu sama lainnya (Wratsongko, 2015).

B. Manfaat Senam Ergonomik


a. Mengoptimalkan metabolisme
b. Mencegah sakit pinggang dan menjaga syaraf memori (daya ingat).
c. Melancarkan BAK dan BAB dan melancarkan pencernaan.
d. Meningkatkan, mempertahankan suplai darah, dan oksigenasi otak secara optimal.
e. Mengoptimalkan suplai darah dan oksigenasi otak, serta optimalisasi fungsi organ
paru, jantung, ginjal, lambung, usus, dan liver.
f. Meningkatkan kekuatan otot
g. Mencegah pengerasan pembuluh darah arteri

C. Gerakan Senam Ergonomik


Gerakan dalam senam ergonomik terdiri dari lima gerakan dasar dan satu gerakan
penutup. Gerakan dasar senam ergonomik terdiri dari gerakan lapang dada, tunduk syukur,
duduk perkasa, duduk pembakaran, dan berbaring pasrah. Gerakan penutup senam
ergonomik yaitu gerakan mikro energi atau sering disebut gerakan putaran energi inti.
Masing-masing gerakan mengandung manfaat yang luar biasa dalam pencegahan penyakit
dan perawatan kesehatan.

D. Teknik Senam Ergonomik


a. Awali senam dengan posisi berdiri tegak, pandangan lurus kedepan, tubuh rileks,
tangan di depan dada, telapak tangan kanan di atas telapak tangan kiri menempel
di dada, jari-jari sedikit meregang. Posisi kaki meregang selebar bahu. Pernafasan
di atur serileks mungkin. Pemula 2-3 menit, jika mulai terbiasa cukup 30-60 detik.
b. Gerakan pertama (Lapang Dada)
Berdiri tegak, dua lengan diputar ke belakang semaksimal mungkin. Rasakan
keluar dan masuk napas dengan rileks lalu hembuskan perlahan memalui mulut. .
Saat dua lengan di atas kepala, jari kaki jinjit. Lakukan gerakan 40 kali putaran,
satu putaran kira-kira 4 detik, seluruh gerakan selesai dalam waktu 4 menit.
Kemudian istirahat sebelum melakukan gerkan yang kedua (Sagiran, 2012).

Manfaat :
 Putaran lengan pada bahu menyebabkan stimulus untuk mengoptimalkan
fungsinya cabang besar saraf di bahu (pleksus brakialis) dalam merangsang
saraf pada organ paru, jantung, liver, ginjal, lambung, dan usus sehingga
metabolisme optimal.
 Dua kaki jinjit meningkatkan stimulus sensor-sensor saraf yang merupakan
refleksi fungsi organ dalam.

c. Gerakan kedua (Tunduk Syukur)

Gerakan tunduk syukur berasal dari gerakan rukuk. Dari posisi berdiri tegak
dengan menarik napas dalam perlahan, lalu tahan napas sambil membungkukkan
badan ke depan (napas dada) semampunya. Tangan berpegangan pada
pergelangan kaki sampai punggung terasa tertarik/teregang. Wajah menengadah
sampai terasa tegang/panas. Saat melepaskan napas, lakukan hal itu dengan rileks
dan perlahan. Lakukan gerakan sebanyak 5 kali.

Manfaat :
 Menarik napas dalam dengan menahannya di dada merupakan teknik
menghimpun oksigen dalam jumlah maksimal sebagai bahan bakar
metabolisme tubuh.
 Membungkukkan badan ke depan dengan dua tangan berpegangan pada
pergelangan kaki akan menyebabkan posisi tulang belakang (tempat juluran
saraf tulang belakang berada) relatif dalam posisi segmental anatomis-
fungsional (segmen dada-punggung) yang lurus. Hal ini memunculkan
relaksasi dan membantu mengoptimalkan fungsi serabut saraf segmen
tersebut. Di samping itu, langkah ini dapat menguatkan struktur anatomis-
fungsional otot, ligamen, dan tulang belakang. Dalam posisi Tunduk Syukur
(membungkuk) ini, segmen ekor-pungung membentuk sudut sedemikian rupa,
menyebabkan tarikan pada serabut saraf yang menuju ke tungkai dan
menyebabkan stimulus yang meningkatkan (eksitasi) fungsi dan membantu
menghindari risiko jepitan saraf.
 Menengadahkan wajah menyebabkan tulang belakang (termasuk saraf tulang
belakang di dalamnya) membentuk sudut yang lebih tajam dari posisi normal,
menyebabkan peningkatan kerja (eksitasi) serabut saraf segmen ini, serta
berperan dalam meningkatkan, mempertahankan suplai darah, dan oksigenasi
otak secara optimal.

d. Gerakan ketiga (Duduk Perkasa)

Menarik napas dalam (napas dada) lalu tahan sambil membungkukkan badan ke
depan dan dua tangan bertumpu pada paha. Wajah menengadah sampai terasa
tegang/panas. Saat membungkuk, pantat jangan sampai menungging. Lakukan
gerakan sebanyak 5 kali.
Manfaat :
 Duduk Perkasa dengan lima jari kaki ditekuk-menekan alas/lantai merupakan
stimulator bagi fungsi vital sistem organ tubuh: ibu jari terkait dengan fungsi
energi tubuh. Adapun jari telunjuk terkait dengan fungsi pikiran, jari tengah
terkait dengan fungsi pernapasan, jari manis terkait dengan fungsi
metabolisme dan detoksifikasi material dalam tubuh, serta jari kelingking
terkait dengan fungsi liver (hati) dan sistem kekebalan tubuh.
 Menarik napas dalam lalu ditahan sambil membungkukkan badan ke depan
dengan dua tangan bertumpu pada paha. Hal ini memberikan efek peningkatan
tekanan dalam rongga dada yang diteruskan ke saluran saraf tulang belakang,
dilanjutkan ke atas (otak), meningkatkan sirkulasi dan oksigenasi otak yang
pada akhirnya mengoptimalkan fungsi otak sebagai 'pusat komando' kerja
sistem anatomis fungsional tubuh.
 Punggung tangan yang bertumpu pada paha akan menekan dinding perut
sejajar dengan organ ginjal yang ada di dalamnya. Hal ini membantu
mengoptimalkan fungsi ginjal.

e. Gerakan keempat (Duduk Pembakaran)

Posisi kaki duduk pembakaran dilanjutkan berbaring pasrah. Punggung


menyentuh lantai/alas, dua lengan lurus di atas kepala, napas rileks dan dirasakan
(napas dada), perut mengecil. Apabila tidak mampu menekuk kaki, maka kaki
bisa diposisikan pada keadaan lurus. Lakukan gerakan sebanyak 5 kali.

Manfaat :
 Menampung udara pernapasan seoptimal mungkin kemudian menahannya
akan meningkatkan tekanan di dalam saluran saraf tulang belakang tempat
saraf tulang belakang berada. Hal ini juga akan berdampak pada
meningkatnya suplai darah dan oksigenasi otak.
 Dengan menengadahkan kepala, terjadi fleksi pada ruas tulang leher, termasuk
serabut saraf simpatis yang berada di sana. Dua tangan menggenggam
pergelangan kaki adalah gerakan untuk membantu kita dalam memosisikan
ruas tulang leher dalam keadaan fleksi dan melebarkan ruang antarruas tulang
tersebut, tempat jaringan ikat lunak sebagai absorber (peredam kejut). Posisi
ini memberikan efek relaksasi pada serabut saraf simpatis tersebut, yang di
antaranya memberikan persarafan pada pembuluh darah ke otak hingga terjadi
pula relaksasi dinding pembuluh darah ini.

f. Gerakan kelima (Berbaring Pasrah)

Posisi kaki Duduk Pembakaran dilanjutkan Berbaring Pasrah. Punggung


menyentuh lantai/alas, dua lengan lurus di atas kepala, napas rileks dan dirasakan
(napas dada), perut mengecil. Lakukan gerakan sebanyak 5 kali.

Manfaat :
 Relaksasi saraf tulang belakang karena struktur tulang belakang "relatif"
mendekati posisi lurus dengan kondisi lekukan-lekukan anatomis segmental
tulang belakang (diikuti saraf tulang belakang) menyebabkan regangan/tarikan
pada serabut saraf tulang belakang berkurang. Dengan demikian, hal ini
memberikan kesempatan rileks dan bisa mengatur kembali fungsi optimal
organ dalam yang sarat saraf.
 Efek relaksasi saraf tulang belakang ini juga diteruskan ke pusat (otak)
sebagai sinyal tentang kondisi anatomis fungsional saat itu, kemudian pusat
memberikan respons dalam bentuk "pengaturan kembali" kerja sistem dalam
tubuh, dan terjadilah proses self healing (penyembuhan diri sendiri). Efek
optimalisasi fungsi sistem tubuh juga berlangsung akibat stimulasi tombol-
tombol kesehatan saat tungkai dalam posisi Duduk Pembakaran, lengan
Lapang Dada, dan napas rileks (lingkaran).

Senam ini dapat dilakukan rutin setiap hari, sekurang-kurangnya 2 – 3 kali


seminggu. Setiap gerakan dapat dilakukan secara terpisah, di sela-sela kegiatan atau
bekerja sehari-hari.
Daftar Pustaka

Hidayat, A. Alimul. (2009). Gout dan Hiperuresemia. Vol.22. No.1. Jakarta: Medicinus.
Giriwijoyo Santosa & Sidik Zafar. (2012). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya.
Naga S. Soleh. (2012). Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam. Jogjakarta: Diva Press.
Sagiran. (2007). Mikjizat Gerakan Sholat. Jakarta: Kultum Media.
Wratsongko. (2015). Mukjizat Gerakan Sholat. Jakarta: Mizania.
Wratsongko. (2006). Pedoman Sehat Tanpa Obat, Senam Ergonomik. Jakarta: Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai