Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PROYEK MATEMATIKA

UNTUK FISIKA III


DISTRIBUSI PANAS PLAT SEMI-TAK HINGGA
DAN PLAT BERHINGGA

Disusun oleh :
Nama : Alifia Azis Rahmasari
NIM : 16302241004
Prodi : Pendidikan Fisika (I)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


2018
A. Tujuan
1. Memvisualisasikan hasil distribusi pada plat semi tak hingga dan plat
berhingga.
2. Membandingkan gambar distribusi panas pada pelat tak berhingga dengan pelat
berhingga.
B. Hasil Data
1. Distribusi Panas Pelat Tak Berhingga
2. Distribusi Panas Pelat Berhingga

C. Pembahasan
Proyek matlab kali ini memiliki tujuan untuk memvisualisasikan kasus
distribusi panas yang menggunakan persamaan Laplace. Persamaan Laplace ini
telah terbukti digunakan untuk merumuskan sebuah persoalan fisika mengenai
persamaan diferensial parsial (PDP), salah satunya ialah distribusi keadaan mantap
temperatur dalam ruang yang dibatasi oleh plat semi tak hingga.
Persamaan diferensial parsial merupakan persamaan yang pada suku-
sukunya mengandung bentuk turunan parsial, yaitu turunan terhadap lebih dari satu
variabel bebas. Seperti penjelasan sebelumnya, salah satu kasus fisika tentang
persamaan Laplace ialah distribusi panas pada plat semi tak hingga dan plat
berhingga, dalam proyek kali ini kasus plat semi tak hingga yang diplot atau
dianalisis pada matlab memiliki keadaan plat yang salah satu sisi plat diberikan
panas sebesar 100° yaitu saat y=0, sedangkan sisi yang lain memiliki suhu 0°.
Dimana panjang plat pada sumbu – x ialah 10 cm, panjang sumbu – y 30 cm.
Walau keadaan yang akan diplot ialah semi tak hingga, tetapi panjang sumbu – y
diasumsikan tetap memiliki batas sepanjang 30. Yang akan menunjukkan bahwa
distribusi panasnya semi tak hingga ialah persamaannya.
Dari syarat plat logam semi tak hingg tersebut, kita dapat membuat gambar
distribusi panasnya melalui aplikasi matlab dengan menginput syarat-syarat yang
ada beserta persamaannya. Persamaan untuk distribusi panas semi tak hingga
tersebut menurut Mary L. Boas pada buku Mathematical Methods in the Physical
Sciences ialah sebagai berikut :
∞ 200 𝑛𝜋𝑥 −𝑛𝜋𝑦
𝑇= ∑ (1 − cos 𝑛𝜋) 𝑠𝑖𝑛 𝑒 10
𝑛=1 𝑛𝜋 10
Berdasarkan persamaan tersebut, dapat diperoleh suhu yang terdistribusi di
tiap titik yang ada pada plat. Apabila dilihat dari hasil ploting pada matlab terdapat
beberapa syarat yang harus ditulis terlebih dahulu sebelum memasukan persamaan
di atas, yaiu seperti x= 0:0.01:10, menjelaskan panjang sumbu x dari plat distribusi
panas, dengan panjang plat yang terdistribusi panas pada sumbu-x di plat semi tak
hingga ialah 10 dengan rentangan nilai 0,01. Jadi, nanti banyaknya nilai x yang
terdistribusi panasnya sejumlah 1001. Begitu pula dengan syarat y=0:0.01:30,
menjelaskan panjang sumbu y dari plat, dengan panjang plat yang terdistribusi
panas pada sumbu-y di plat semi tak hingga ialah 30 dengan rentangan nilai 0,01.
Jadi, nanti banyaknya nilai y yang terdistribusi panasnya sejumlah 3001. Nx dan
Ny adalah panjang plat terdistribusi panas yang diamati. Selain itu, T=zeros
(Nx,Ny) berguna untuk membuat pola pada gambar distribusi panas tersebut,
sedangkan untuk i, dan j menjelaskan titik distribusi panas yang diamati pada
sumbu-x dan sumbu-y pada plat. Sedangkan, “for n” itu menyatakan banyaknya
pengulangan penjumlahan rumus. Lalu, setelah menulis semua syarat tersebut baru
menginput persamaan Laplace yang tertera di atas pada matlab. Tidak lupa pula
agar command tersebut dapat divisualisasikan ketik atau input kembali command
untuk imagesc (x,y,T’). Pada perintah terakhir ini T diberi tanda petik yang berarti
merupakan T transpose, yang menghasilkan gambar akan terbalik atau cerminan
vertikal dari gambar aslinya. Hal ini dilakukan agar persebaran panas akan sesuai
dengan kasus yang ada, dimana saat y=0 sisi plat tersebut suhunya sebear 100°.
Dari hasil perintah yang saya input seperti hasil data di atas, dapat diketahui bahwa
gambar tersebut sudah sesuai dengan kasus distribusi panas pada plat semi tak
hingga dengan syarat yang ada, tetapi gambarnya ditranspose jadi kita melihat nilai
0 pada sumbu y berada di atas. Walaupun gambarnya terbalik karena efek
transpose, hasil gambar dari perintah ini telah berhasil menunjukkan bahwa
persebaran atau distribusi panas pada plat semi tak hingga, dimana warna kuning
pada y=0 ini menggambarkan bahwa suhunya lebih tinggi dari sisi lainnya karena
pada saat y=0 suhu pada sisi plat tersebut sebesar 100°, dan apabila dilihat kembali
sisi plat yang lain dimana suhunya 0° berwarna biru.
Pada kasus distribusi yang kedua, yaitu distribusi panas pada plat berhingga
diplot dengan syarat yang sama. Namun, akan menghasilkan gambar atau
visualisasi yang berbeda dikarenakan persamaan yang diinput pada command di
aplikasi matlab berbeda dari yang sebelumnya. Persamaan yang digunakan ialah
sebagai berikut :
∞ 200(1 − cos 𝑛𝜋) 𝑛𝜋𝑥 𝑛𝜋
𝑇= ∑ sin 𝑠𝑖𝑛ℎ (30 − 𝑦)
𝑛=1 𝑛𝜋 sinh 3𝜋 10 10
Seperti pada kasus distribusi plat semi tak hingga, sebelum menginput
persamaan Laplace tentang distribusi panas maka menginput syarat atau keadaan
pada kasus yang diinginkan. Karena pada kasus yang kedua syaratnya sama seperti
distribusi panas plat berhingga yaitu dimana distribusi panas yang ingin
divisualisasikan ialah ketika sisi plat y=0 memiliki suhu sebesar 100°, sedangkan
sisi plat yang lain memiliki suhu 0°. Dengan panjang plat sumbu-x dan sumbu-y
yang sama yaitu 10 dan 30. Diperoleh gambar distribusi plat seperti pada hasil data
tersebut. Dari gambar tersebut, terlihat bahwa persebaran panas yang ada pada y=0
memiliki warna yang berbeda dengan sisi plat yang lain, dimana warna kuningnya
lebih banyak pada y=0 yang menggambarkan suhu di sisi tersebut 100°.
Kedua gambar pada masing-masing kasus memiliki perbedaan persebaran
panas yang ditunjukkan dari warna kuning pada titik y=0. Padahal syarat yang
tertulis sama persis. Yang membedakan ialah dari persamaan distribusi panas plat
semi tak hingga dengan distribusi panas plat berhingga. Pada kasus distribusi panas
yang kedua yaitu pada plat berhingga memiliki persebaran panas yang lebih banyak
dan merata, yang dapat dilihat dari warna kuning yang lebih mencolok pada sisi
plat tersebut, dibanding dengan kasus distribusi panas pada plat semi tak hingga
hanya memiliki warna kuning yang lebih sedikit, atau dapat dikatakan distribusi
panasnya kurang merata pada plat tersebut. Hal ini terjadi karena, pada plat
berhingga panjang sumbu-y hanya sebatas 30 jadi apabila platnya masih memiliki
batas sepanjang berapapun persebaran panasnya akan tetap sampai di batas situ saja
tidak keluar kemana-mana. Namun, pada plat semi tak hingga ini, walau panjang
plat sumbu-y yang ditentukan tetap 30 tapi karena persamaannya merupakan
persamaan plat semi tak hingga maka persebaran atau distribusi panasnya akan
menyebar kemana-mana, karena panjangnya tak hingga. Tidak seperti pada plat
yang berhingga yang memiliki batas panjang sehingga distribusi panasnya hanya
bisa sampai batas yang ditentukan.
D. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa :
1. Dari persamaan Laplace tentang distribusi panas pada plat semi tak hingga dan
plat berhingga, maka telah diperoleh gambar atau hasil visualisasi dari kedua
kasus tersebut seperti pada hasil data yang tercantum.
2. Persebaran atau distribusi panas pada plat berhingga dengan plat semi tak
hingga berbeda. Dimana distribusi panas pada plat berhingga lebih merata bila
dilihat pada gambar dengan warna kuning sebagai indikatornya. Sedangkan,
pada plat semi tak hingga distribusi panasnya lebih sedikit atau menyebar ke
arah tak hingga. Atau dapat dikatakan persebaran panasnya tidak terbatas atau
kemana-mana. Hal ini terjadi karena, pada plat berhingga panjang sumbu-y
hanya sebatas 30 jadi apabila platnya masih memiliki batas sepanjang
berapapun persebaran panasnya akan tetap sampai di batas situ saja tidak keluar
kemana-mana. Namun, pada plat semi tak hingga ini, walau panjang plat
sumbu-y yang ditentukan tetap 30 tapi karena persamaannya merupakan
persamaan plat semi tak hingga maka persebaran atau distribusi panasnya akan
menyebar kemana-mana, karena panjangnya tak hingga. Tidak seperti pada plat
yang berhingga yang memiliki batas panjang sehingga distribusi panasnya
hanya bisa sampai batas yang ditentukan.
E. Daftar Pustaka
Boas, Mary L. 2006. Mathematical Methods in the Physical Sciences Third Edition.
United States of America: John Wiley & Sons, Inc.

Anda mungkin juga menyukai