Anda di halaman 1dari 70

Persamaan Poisson dan Laplace

1
Materi yang sudah dipelajari

1. Intensitas medan listrik E dapat ditentukan


dengan penjumlahan atau integrasi muatan-
muatan titik, muatan garis, dll
2. Hukum Gauss digunakan untuk menentukan D,
yang kemudian memberikan E
3. E adalah negatif dari gradien V
Permasalahan

• Distribusi muatan umumnya tidak diketahui


• Umumnya V tidak diketahui secara lengkap
• Yang biasanya ditentukan adalah penghantar dalam
bentuk-bentuk bidang, permukaan melengkung atau
garis

Persamaan Laplace memberikan METODE yang mana fungsi potensial V


dapat diperoleh asalkan dipenuhinya kondisi2-kondisi tertentu pada
perbatasan penghantar-penghantar itu
Metode 1
Jika posisi dari semua muatan diberikan, medan listrik potensial listrik
dapat ditentukan menggunakan :
– (A) q r  R dv
E r    ev  
V
4 0 R 3
P
V  r    E  d l

qev  r  dv
– (B)
V r  
V
4 0 R
E  r   V  r 
 Method 1 valid hanya untuk muatan dalam ruang bebas.
Metode 2

• Menentukan medan listrik dan potensial


listrik menggunakan :
 Dds  q
S V
ev dv Gauss’s Law

P
V  r    E  d l

 Method 2 digunakan hanya untuk muatan


simetris
Kegunaan Persamaan Poisson dan Laplace
• Memberikan metode yang mana fungsi potensial V
dapat diperoleh asalkan dipenuhinya kondisi-kondisi
tertentu pada perbatasan penghantar-penghantar itu
Poisson’s equation adalah persamaan diferensial
untuk potensial listrik V. Persamaan Poisson
memungkinkan kita untuk menentukan medan-medan
potensial pada suatu daerah yang dibatasi oleh
permukaan ekipotensial atau kerapatan muatan
tertentu.
Setelah potensial listrik dievaluasi, medan listrik dapat
ditentukan dengan menggunakan persamaan :

E  r   V  r 
Penurunan

Kita sudah mengetahui differential Hukum Gauss



. D  
Dengan D = ε E and E = -V dari persamaan di atas kita dapatkan

or

 V 
2
Disebut sebagai Persamaan Poisson

7
Dalam ruang bebas persamaan akan menjadi

 V 0
2

Persamaan ini disebut dengan Persamaan Laplace

 2 disebut dengan operator Laplacian


Catatan bahwa operator ‘del’  didefinisikan hanya
pada koordinat cartesian

     
 i  j k
x y z 8
Laplacian dalam 3 sistem koordinat
 2
 2
 2
 = 2  2  2 (cartesian)
2

x y z
1     1  2
 2
2 =   2  2 (Cylindrical )
       2
z

1   2   1     1 2
 = 2 r
2
  2  sin    r 2 sin 2   2 ( Spherical )
r r  r  r sin     

9
Aplikasi

Kita mencari solusi satu dimensi dari persamaan Laplace di


masing-masing dari tiga sistem koordinat, dimulai pertama
dari sistem koordinat persegi panjang, yaitu

V adalah fungsi dari hanya satu variabel dan tidak


tergantung pada dua variabel lainnya. Dalam kondisi ini,
dalam sistem koordinat Cartesian, persamaan Laplace
dikurangi menjadi

V V V
2 2 2
 V = 2  2  2 =0
2
(cartesian ) --- (1)
x y z
10
Solusi satu dimensi dari Persamaan Laplace
dalam sistem koordinat Cartesian

Anggap V menjadi fungsi z saja. Lalu dalan sistem


koordinat Rectangular persamaan Laplace
disederhanakan menjadi
 2V
 V 
2
0
z 2
--- (2)
Karena V hanya merupakan fungsi dari z saja, dan tidak
bergantung pada x and y. Oleh karena itu,

Dengan mengintegrasikan pada kedua sisi kita dapatkan


11
dV
 A, A adalah konstan --- (3)
dz
Dengan mengintegrasikan pada kedua sisi sekali lagi, kita
dapatkan
V  Az  B, B adalah kontan --- (4)

A dan B adalah konstanta yang dapat dievaluasi dengan


kondisi batas yang sesuai

Persamaan (3) merepresentasikan keluarga permukaan


equi-potensial sama dengan z yang mempunyai nilai
konstan 12
Anggap 2 permukaan equi – potensial satu pada z = z1 dan
yang lainnya pada z = z2. V= V1 at z = z1 dan V = V2 at z = z2.

Kita mengetahui bahwa ini adalah kasus dengan kapasitor


pelat paralel dengan pemisahan pelat z1 - z2 = d dan a beda
potensial V1 - V2.

Dengan menerapkan dua kondisi di atas, yang disebut


sebagai kondisi batas, kita mendapatkan
V  V1  Az1  B --- (5)
--- (6)
V  V2  Az2  B

13
Dengan menyelesaikan persamaan (5) dan (6) kita dapatkan
nilai A dan B
V2  V1
A 
z2  z1
V1z2  V2 z1
B 
z2  z1

Subtitusi nilai A dan B pada persamaan (4) kita dapatkan,


V2  V1 V1z2  V2 z1
V  z
z2  z1 z2  z1
V2 ( z  z1 )  V1( z  z2 ) --- ( 7)

z2  z1
14
Selanjutnya, dengan V1 = 0 and z1 = 0, V2 = Va

V = V 2 = Va z = z2
d

V = V1 = 0
z = z1
Pelat kapasitor parallel

Kemudian persamaan (7) disederhanakan menjadi


Va
V  z --- (8)
d

Kita dapatkan bahwa V linier terhadap z


15
Karena kita sudah menyatakan potensial pada titik mana pun
antara pelat kapasitor paralel, kita dapat menggunakan itu
untuk menentukan kapasitansi dari pelat paralel kapasitor
dengan mengikuti langkah-langkah:

1 . Jika diberikan V, tentukan E menggunakan rumus E = -  V

2 . Tentukan D menggunakan D = ε E
3. Tentukan D pada satu dari permukaan2, D = DS= DS aS = DN aN
pada plat yang ditentukan, dan ketahui bahwa DN = ρS
4. Tentukan Q dengan permukaan integrasi ρS dari
permukaan plat yang ditentukan menggunakan Q   S dS
S
Q
5. Hitung kapasitansi dengan persamaan C 
Va 16
Gunakan 5 langkah untuk kapasitor plat paralel kita dapatkan,
z
V  Va
d
 V 
E  V  a az
d
  V 
D   E   a az
d
  V   
DS  D   a az  DS aS  DN aN ; DN  S
z 0 d
V V V
Q    a dS   a  dS   a S
S
d d S d

Maka, kapasitansi dari kapasitor plat paralel adalah


Q S
C  
Va d
17
Teori Keunikan
Karena persamaan Poisson dan Laplace merupakan Persamaan
Deferensial orde 2, maka solusi setiap langkah membutuhkan 2 batas
keadaan yang nilai potensial dari 2 titik batas berbeda merupakan
nilai yang spesifik.

Pernyataan : Solusi dari persaman Laplace (atau Poisson) itu


unik apabila memenuhi persamaan Laplace dan juga keadaan
batasnya.

Bukti:

Asumsikan solusi tersebut tidak unik, misalnya biarkan V1 dan


V2 adalah solusi berbeda dari persamaan Laplace, V1 dan V2
menjadi fungsi umum dari koordinat yang digunakan.
18
Artinya  2V1  0 and  2V2  0

Dan maka,  2 ( V1  V2 )  0

Setiap solusi V1 dan V2 harus memenuhi keadaan koordinatnya.


Gunakan nilai yang diketahui pada koordinat menjadi Vb , lalu V1b
menjadi nilai dari V1 pada koordinat dan V2b menjadi nilai dari V2
pada koordinat. Maka V1 dan V2 harus identik dengan Vb.

V1b  V2b  Vb or V1b  V2b  0 --- (9)


19
Kita memiliki identitas vektor
  
 (  A )   (   A )  A (   )

Dimana A adalah vektor dan φ adalah skalar.

Berilah φ skalar= ( V1 - V2 ) dan A vektor = ( V1 - V2 ),


kita dapatkan

[( V`2  V1 ) ( V`2  V1 )]  ( V`2  V1 )[(  ( V`2  V1 ) )


  ( V`2  V1 )  ( V`2  V1 )]

20
Lalu, integralkan kedua sisi seluruh volume tertutup dengan koordinat
permukaan yang telah ditentukan

  [( V
vol
`2  V1 ) ( V`2  V1 )]dv   (V
vol
`2  V1 )[(  ( V`2  V1 ) ] dv

    2
[ ( V`2 V1 )] dv --- (10)
vol
Gunakan toeri difergensi integral volume pada LHS dari
Persamaan (10) dapat di konversikan ke integral permukaan dari
Permukaan di sekeliling volume nya; permukaan ini terdiri dari
Koordinat yang spesifik yaitu V1b  V2 b  0 untuk menghasilkan


  [( V
vol
`2  V1 ) ( V`2  V1 )]dv   [( V`2 b  V1b ) ( V`2 b
S
 V1b )]  dS  0

21
Salah satu faktor dari integral pertama pada RHS dari persamaan (10)
adalah 0 dengan hipotesa. Karena integralnya nol, maka persamaan (10)
menjadi:
  ( V  V1 ) dv  0
2
`2
vol

Persamaan ini, memiliki keadaan V2 – V1 harus nol atau dv dari


elemen volumenya harus nol. dv tidak boleh nol. Maka V2 – V1
harus nol atau V1 = V2.
Juga, jika gradien dari V2 – V1 di titik manapun nol, maka
V2 – V1 tidak bisa berubah dengan koordinat apapun. Maka,
V2 – V1 = konstan. Pada koordinat, dari persamaan (9), nilai
konstan tersebut berubah menjadi nol
V1b  V2b  0  V2  V1

Maka kita dapatkan V2  V1 yang artinya 2 solusi tersebut


identik
22
Solusi Cartesian dalam 1 Variable

23
Solusi Cartesian dalam 1 Variable

24
CONTOH

25
Solusi satu dimensi dari persamaan Laplace
pada sistem koordinat silindris

Kita bahas sistem koordinat silindris untuk contoh selanjutnya.

Lagi, variasi berhubungan dengan z tidak ada yang baru, sama


dengan koordinat persegi panjang (contoh terakhir), dan karena
itu pada koordinat silindris, kita perhitungkan variasi pada
ρ dan 
Kita memiliki, pada koordinat silindris, persamaan Laplace:
1   V  1  2V  2V
 V=   2  2  0 (Cylindrical )
2

      
2
z

26
Kasus 1:
Dimisalkan V adalah fungsi dari ρ saja. Pada kasus persamaan
Laplace pada koordinat silindris, persamaan menjadi
1   V 
 0
    
Karena ρ adalah denominator, kita mengecualikan ρ = 0 dari
solusi kita. Lalu kita kalikan seluruhnya dengan ρ dan
mendapatkan:
  V 
 0
   

Penggabungan dari persamaan ini kita dapat,


V V A
  A, o r  , A adalah konstan
  
27
Gabungkan sekali lagi, kita dapatkan

V  A l n   B, B adalah konstan

Dari persamaan, kita perhatikan permukaan equipotential


diberikan dengan ρ = konstan dan merupakan silindris. Contoh
dari masalahnya adalah kapasitor koaksial atau kabel koaksial.

Mari kita buat kondisi batas dengan memutuskan V = Va


pada ρ = a dan V = 0 pada ρ = b, b > a.

Lalu kita dapatkan dari persamaan diatas


V  Va  A l n a  B
V  Vb  A l n b  B
28
Menyelesaikan 2 persamaan untuk A dan B, kita dapatkan
Va  Vb Vb ln a  Va ln b
A and B
a a
ln   ln  
b b

Substitusikan nilai A dan B dalam ekspresi umum untuk V,


kita dapatkan
Va  Vb Vb ln a  Va ln b
V  ln  
a a
ln   ln  
b b
Berikan Vb = 0, kita dapatkan
29
b
ln 


V  Va  
b
ln  
a
Selanjutkan kita cari kapasitansinya dari sistem menggunakan
Prosedur yang sudah digukanan untuk kapasitor plat paralel
sebagai
 
 
 V   Va b Va   b 
E  V    ln aˆ     ln  aˆ 
    b     b     
  
ln  ln  
 a  a

30
 Va 1
Contoh E  aˆ 
 b
ln 
a

karena D   E   Va 1 aˆ   DS
 
 b
ln 
a
Then
 V 1
DS   a aˆ   DS aˆ N  DN aˆ N and
a b
ln 
a
 1
Maka DN   S  Va
a b
ln 
a 31
Maka,
Q  
S of one of
S dS  S 
S of one of
dS
the plates the plates
with   a with  a

1
 Va S
a b
ln
a
 1
 Va 2  a L Lebih dari L meter dari kawat
a b koaksial
ln
a
Q 2  L
 C  
Va b
ln
a 32
Maka kapasitansi setiap unti panjang dari saluran CL adalah

2 
 CL  F/m
b
ln
a

Kasus 2:
Selanjutnya diasumsikan V sebagai fungsi dari  saja. Pada
Kasus ini persamaan laplace pada sistem koordinat silindris
menjadi
1 V 2
 V= 2
2
0
  2

33
1 d 2V
Contoh, 0
 d
2 2

d 2V
Abaikan nilia ρ = 0 persamaannya menjadi 0
d 2

dV
Gabungkan kedua sisi, kita dapat  A
d
Gabungkan sekali lagi, kita dapat V  A  B

Ini adalah persamaan umum untuk V jika V adalah fungsi dari


 saja.
34
Dari persamaan ini, perhatikan permukaan equipotential
diberikan dengan Ф = konstan dan bidang untuk menggambarkan
ini, tentukan 2 permukaan equipotential, V = Va pada Ф = α dan V
= 0 pada Ф = 0. Contoh dari persoaalan ini adalah siku dari
reflektor antena, merupakan antena yang sangat bermanfaat
pada sistem komunikasi.
Insulating gap

V = Va
at Ф = α

V=0
α Ф at Ф = 0

35
Corner Reflector Antenna

36
Untuk kondisi batas yang dipilih, kita dapatkan
V  Va  A   B
V 0  A0 B B  0

Va
dan A

Persamaan umum untuk V menjadi

Va
V  

37
Kita gunakan prosedur langkah 5 untuk menentukan
kapasitansi sistem
 1 V 1 Va
E  V    ˆ
   

Perhatikan bahwa E adalah fungsi dari ρ dan bukan Φ. Tetapi


vektor bidang E adalah fungsi dari Φ. Maka,
   Va
D E   ˆ
 
  Va
 DS  DS a
ˆ S  DN a
ˆN   ˆ
 
38
 Va
 DN    S
 
Integral dari permukaan pada ρS menjadikan Q:
 Va  Va
Q    S dS    ds    dS
S S
    S
Dan kita dapatkan nilai untuk kapasitansi dari siku sistem
reflektor menjadi
 Va
Q   S dS

C
Va

Va

 
S
dS
39
CONTOH

40
41
Solusi satu dimensi dari persamaan Laplace
pada sistem koordinat bola
Kita asumsikan dari persamaan Laplace dalam koordinat bola:

1   2 V  1   V  1  2V
 V  2 r
2
  2  sin    2 0
r   r  r sin     r sin  
2 2

Kasus 1:
Pada sistem ini tinjau bahwa V adalah fungsi dari r saja.
Sehingga persamaan Laplace menjadi
1   2 V  --- ( a)
 V  2 r
2
0
r  r 
Lalu kita tiadakan r = 0 dari solusi kita. Kalikan kedua sisi
dengan r2 kita dapat
  2 V 
r 0 --- ( 42
b)
 r 
V
 r 2
 A
r
V A
or  2 --- ( c)
r r
Gabungkan sekali, kita dapat
A --- ( d)
or V   B
r
Dimana A dan B adalah konstan untuk di evaluasi. Persamaan
Ini mewakilkan golongan dari permukaan equi – potential untuk
r = konstan.
Pilih 2 permukaan equipotential pada r = a dan R = b, b > a ,
Seperti r = a, V = Va dan pada r = b, V = Vb
43
Kita kenali ini adalah contoh dari konsentris bola atau kapasitor
bola.
A --- ( e)
Va    B
a
A --- ( f)
Vb    B
b

Selesaikan persamaan tersebut, kita dapat


1 1
Va  Vb Va  Vb
A  dan B  b a
 1 1 1

1
a  b  b
 a

 
44
Substitusikan nilai A dan B pada persamaan (d), kita dapat,

1   1
Va    Vb  
Va  Vb  1  b  a
V  
1 1 r
 

1 1
     
a b b a
 1 1 
Vb    Va 
Va  Vb  1   a  b 

or V   --- (g)
1 1  r 
 1 1
a  b a  b
   

Misalkan Vb = 0 Lalu persamaan (g) menjadi

45
1 1
r  b
V  Va   --- (h)
1 1
  
a b
Lalu ikuti prosedur langkah 5 untuk menentukan kapasitansi dari
Kapasitor bola
 1 1 
  r  b Va 1
E  V    Va   rˆ
  1 1  1 1 r2
 a  b a  b
    
   Va
D   E  2 rˆ
r  1 1
a  b
  46
   Va
D  DS  DS aˆS  DN aˆN  2 rˆ
r  1 1
a  b
 
Kita perhatikan bahwa DS = DN = ρS dievaluasi pada salah satu
permukaan kapasitor. Pilih permukaan dengan ρ = sebagai
permukaan, kita dapat  Va
DN  S 
a2  1 1 
a  b
 
Maka muatan Q pada plat kapasitor adalah
 Va  Va
Q S S dS  S a 2  1 1  dS  a 2  1 1   dS
a  b a  b
S

   
47
Maka kita dapatkan pernyataan untuk kapasitor bola sebagai
Q  Va 4 a 2 4
C  2 
Va a  1 1  Va  1 1
     
a b a b

4
 C 
 1 1
a  b
 

Untuk bola yang terisolasi, contoh b → kita dapat

 C  4  a
48
Kasus 2:
Akhirnya kita asumsikan V sebagai fungsi θ saja. Pada kasus ini
persamaan Laplace menjadi

1   V 
 V= 2
2
 sin   0
r sin     
Kita asumsikan r = 0 dan θ = nπ/2, n = 0, ± 1, ±2, ±3, . . .

Kalian kedua sisi persamaan diatas dengan r2 sinθ, kita dapat

  V 
  sin     0
 
49
Hubungkan persamaan yang berhubungan dengan θ kita dapat,
V
sin  A

V A
atau  A adalah konstan
 sin 

Integrasikan sekali lagi, kita dapat


V  A ln(tan  / 2)  B --- (i)

Persamaan ini mewakilkan golongan dari permukaan


equipotential untuk θ konstan. Perhatikan 2 permukaan
equipotential pada θ =π/2 dan θ = α lalu V = 0 pada θ =π/2 dan
V = Va pada θ =0.
50
Permukaan equipotential adalah kerucut seperti yang ditunjukan
pada gambar dibawah. Seperti sistem pada corong antenna.

V = Va at θ = α

θ Insulating gap
α
V = 0 at θ = 0
Ground plane

Terapkan 2 batas kondisi ini untuk persamaan (i), selesaikan


untuk A dan B juga substitansikan nilai ini dalam (i), kita dapat,
ln(tan  / 2)
V  Va
ln(tan  / 2)
51
Antenna Kerucut (Corong)

52
Kita ikuti prosedurnya dan tentukan kapasitansi dari antena
corong

Kita punya ln(tan  / 2)


V  Va
ln(tan  / 2)
Kita gunakan E = -  V untuk menentukan kekuatan bidang,
seperti
 1 V Va
E  V  aˆ   aˆ
r  r sin  ln(tan  / 2)
Lalu kita mencari D menggunakan D = ε0 E yaitu
   Va
D   E   aˆ
r sin  ln(tan  / 2)
53
D = DS aS = DN aN , dan DN = ρS lalu maka, pada permukaan
kerucut dimana θ = α, kepadatan muatannya adalah
Va
S  
r sin  ln(tan  / 2)
Total muatan Q pada permukaan kerucut adalah
 2  Va
Q    S ds     r sin  d dr
S 0 o r sin  ln(tan  / 2)

2  V 
Q  dr
ln(tan  / 2) a 0
54
Persamaan ini mengarah ke nilai infinitif dari muatan dan
kapasitansi. Makan kita mengerti kerucut dari ukuran yang
terbatas.

Persamaan untuk Q dikira-kira, karena, secara teoritis, permukaan


potensial θ= α diperluas dari r = 0 untuk r = ∞. Namun
Permukaan kerucut fisik diperluas dari r = 0 untuk, r = r1 .
Perkiraan kapasitansinya adalah
2   r1
C 
ln(cot  / 2) a

55
CONTOH

56
57
CONTOH

58
Catatan Kesimpulan
b 
   E d l
a
Umumnya, dalam elektrostatik akan lebih mudah untuk menghitung potensial (skalar)
dan menentukan bidang elektrik (vektor). Pada beberapa situasi, hukum Gauss dan
pertimbangan simetri memperbolehkan untuk menghitung bidang sebenarnya.

Lebih lagi, jika dapat diaplikasikan, gunakan


Pendekaran energi daripada menghitung
Kekuataan langsungnya (pendekatan dinamik).
Contoh: Bola konduktor pejal

Diluar: Potensial dari muatan titik

1 q
V
4 0 r
59
Didalam: E=0, V=const
Potensial dari muatan konduktor yang terisolasi

• Kelebihan muatan pada konduktor yang terisolasi akan di


distribusikan sendiri jadi semua titik dari konduktor memiliki
potensial yang sama (dalam dan permukaan).
• Permukaan dari kepadatan muatan (dan E) itu tinggi dimana
radius dari lengkungan itu kecil dan permukaannya cembung
• Pada titik yang tajam atau tepian (dan eksternal E) dapat
mencapai nilai yang tinggi.
• Potensial dari rongga di dalam konduktor sama dengan potensial
di seluruh konduktor dan permukaannya.

60
Pada ujung tajam (r diasumsikan nol),
Luas bidang elektrik memberikan Penangkal petir - memiliki ujung
pengaruh walaupun muatan kecil. tumpul untuk memungkinkan
pengisian daya yang lebih besar -
probabilitas lebih tinggi dari
rona – kilatan dari udara karena gas sambaran petir
dilepaskan dekat dengan ujung tajam.
Tegangan breakdown dari udara
6
Vmax  3  10 V / m Vmax  REmax 61
Contoh: Potensial antara plat paralel yang berlawanan
Dari contoh sebelumnya
U ( y )  q0 Ey
V ( y )  Ey
Vab
E
d
Cara mudah menghitung
kepadatan muatan pada
permukaan
 0Vab

d
Ingat! Potensial yang nol bukan berarti konduktor tidak memiliki
muatan! Kita tetapkan potensial nol pada suatu tempat, hanya
62
perbedaan dalam potensial akan masuk akal secara fisika.
Contoh: Muatan kawat
Sudah diketahui bidang-E diantara
garis hanya memiliki komponen radial
1  b
 rb
Er  ;    E  dr  ln
2 0 r a
2 0 ra

Vb = 0 – bukan pilihan yang baik


Va  
Jadi kenapa?

Kita ingin menentukan Vb = 0 pada


Suatu jarak r0 dari kawat
r – jarak dari kawat
 r0
V ln
2 0 r
63
Contoh: Bola, Muatannya sama diseluruh isi bola

3
R
' r
q  Q 
R Q – Muatan total
Q - Volume kepadatan muatan
 
E
3 0
r V
R
r
 (r  R)  R  r   E dr
R
keQ r 2 r
R    3 |R
R 2
k eQ k eQ  r2 
R  r  3  2 
R 2R  R 
64
Pada tak hingga 
Permukaan Equipotentia
• Permukaan Equipotential— Permukaan yag terdiri dari titik
yang terus didistribusi memiliki potensial elektrik yang sama
• Permukaan Equipotential dan garis pada bidang E selalu tegak
lurus satu sama lain
• Tidak ada pekerjaan yang dilakukan untuk memindahkan
muatan di sepanjang permukaan equipotential
• Untuk bangun bidang E, permukaan equipotentialnya rata
– Untuk muatan titik permukaan equipotentialnya bola

65
Permukaan Equipotential

Potensial pada titik yang berbeda


digambarkan dengan permukaan
equipotential surfaces (seperti garis bidang
E).

Seperti garis topografi (garis yang tingginya


sama)

Garis bidangE dan permukaan equipotential 66


saling tegak lurus
Gradien Potensial
b 
 a  b   E  d l
a Di sisi lain, kita dapat menghitung potensi
a  perbedaan secara langsung
a  b   d
b

   
E  i Ex  j E y  k Ez d  Ex dx  E y dy  Ez dz

  
Ex   : Ey   : Ez   Komponen E istilah dari 
x y z

E     operator "del"

Seringkali, potensial (skalar!) Lebih mudah untuk dihitung:


Jadi orang akan menghitung potensial dan kemudian bidang
Superposisi untuk potensial: V = V1 + V2 + ... 67
Kapasitor pelat paralel
Energi yang tersimpan dalam kapasitor berhubungan dengan bidang E diantara
pelat. Energi elektrik dapat dapat dianggap sebagai penyimpanan pada bidang

Usulan ini yaitu bidang-E dipisahkan entitas yang mungkin ada di samping
muatan

density   charge Q / area S Umumnya, kita menemukan perbedaan


Potensial Vab diantara konduktor untuk
 Q Qd
E  ; V  Ed  Muatan Q tertentu
 0  0S  0S
 0S Perbedaan potensial titik muatan ~ Q
C
d
68
Umumnya berlaku untuk semua kapasitor
Konfigurasi Kapasitansi
Kapasitansi tabung Kapasitansi Bola

b
dr 1 1
V  keQ  2
 k e Q (  )
b a
r a b
dr Q b
V  2ke    2ke ln( ) ab
r l a C
a
ke (b  a)
l
C With b  , C  a / ke -
b
2ke ln( ) capacitance of an individual sphere
a
69
CONTOH

70

Anda mungkin juga menyukai