Anda di halaman 1dari 5

Bab 5

Energi dan Potensial Sistem-Sistem Muatan


Part 2
Dr. Flinn Radjabaycolle
June 2, 2021

5.4 Potensial Distribusi Muatan


Apabila muatan tersebar dalam volume yang terbatas dengan kerapatan ρ (C/m3 ),
maka potensial pada titik di luarnya dapat kita tentukan.

Sekarang tinjau muatan diferensial pada titik sembarang di dalam volume terse-
but, seperti pada Gambar 5.3.

Maka di P,
dQ
dV =
4π0 R
Integrasi pada volume tersebut memberikan potensial di P:
Z
ρdv
V =
vol 4π0 R
dengan
dQ = ρdv
v adalah volume
V adalah potensial
R tidak sama dengan r dari sistem koordinat bola
R bukan vektor, tapi jarak dari dQ ke titik P
R umumnya berubah dari satu posisi ke posisi lain dalam volume itu, sehingga
tidak boleh dikeluarkan dari integral.

1
5.5 Gradien

Gambar 5.4

Perhatikan Gambar 5.4a.


Dua titik M dan N .
Vektor jarak antara kedua titik itu adalah

d→

r = dxâx + dyây + dzâz (1)

Dari kalkulus, perubahan V dalam perpindahan dari M ke N adalah


∂V ∂V ∂V
dV = dx + dy + dz
∂x ∂y ∂z
Operator del jika bekerja pada V memberikan
∂V ∂V ∂V
∇V = âx + ây + âz
∂x ∂y ∂z
Maka

dV = ∇V · d→

r

Medan vektor ∇V (juga ditulis grad V ) dinamakan juga gradien fungsi skalar
V . Dapat kita lihat bahwa untuk |d→

r | yang tetap, perubahan V dalam arah


d r adalah sebanding dengan proyeksi ∇V dalam arah itu. Dengan demikian,
∇V mestilah menunjuk ke arah mana V bertambah besar secara maksimum.

Perhatikan Gambar 5.4b.


Jika M dan N berada pada permukaan ekuipotensial V yang sama, V (x, y, z) =
c1 , maka dV = 0, yang berarti ∇V tegak lurus terhadap d→

r.

2
d→
−r adalah tangensial terhadap permukaan ekuipotensial tadi, bahkan den-
gan menyesuaikan lokasi N , d→

r dapat menjadi garis singgung manapun yang
melalui M .

Karena ∇V adalah dalam arah V naik, arahnya adalah dari V (x, y, z) = c1


ke V (x, y, z) = c2 , dengan c2 > c1 .

Maka gradien fungsi potensial adalah medan vektor yang di mana-mana nor-
mal terhadap permukaan ekuipotensial fungsi tersebut.

Gradien dalam sistem koordinat silinder dan sistem koordinat bola diperoleh
secara langsung dari ungkapannya dalam koordinat kartesian.

Perhatikan bahwa setiap sukunya mengandung fungsi turunan parsial dari V


terhadap jarak dalam arah vektor satuan yang bersangkutan. Jadi
∂V ∂V ∂V
∇V = âx + ây + âz (kartesian)
∂x ∂y ∂z
∂V ∂V ∂V
∇V = âr + âφ + âz (silinder)
∂x r∂φ ∂z
∂V ∂V ∂V
∇V = âr + âθ + âz (bola)
∂x r∂θ r sin θ∂φ
Ingat!
Walaupun ∇V atau grad V dituliskan dalam sistem koordinat manapun, namun
operator del (∇) hanya didefinisikan dalam sistem kartesian.

5.6 Hubungan Antara E dan V


Dalam ungkapan integral potensial titik A terhadap titik B, dapat dituliskan
bentuk diferensial V
− →
→ −
dV = − E · d l
Di pihak lain
dV = ∇V · d→

r


Karena d l = d→−r adalah perpindahan kecil yang sembarang, maka


E = −∇V


Jika fungsi potensial V diketahui, kuat medan listrik E dapat kita peroleh
hanya dengan mengambil negatif dari gradien V . Telah kita ketahui bahwa gra-
dien adalah vektor yang selalu normal pada permukaan-permukaan ekuipoten-
sial dan mengarah ke perubahan positif dari V , maka tanda negatif berarti


bahwa E adalah dari potensial yang lebih tinggi ke potensial yang lebih ren-
dah.

3
5.7 Energi dalam Medan Listrik Statis

Gambar 5.5

Perhatikan Gambar 5.5


Tinjau usaha yang diperlukan untuk membentuk distribusi 3 muatan titik, mu-
atan demi muatan, dalam ruangan yang mula-mula bebas medan dan bebas
muatan.

Usaha untuk menempatkan Q1 ke posisi 1 adalah nol.


Usaha untuk menempatkan Q2 ke posisi 2 adalah sebesar perkalian Q2 dengan
potensial yang dibangkitkan Q1 .
Dst.
Maka, usaha total untuk menempatkan ketiga muatan Q1 , Q2 , Q3 adalah

WE = W1 + W 2 + W 3
= 0 + (Q2 V2,1 ) + (Q3 V3.1 + Q3 V3,2 )

Potensial V2,1 harus dibaca ”potensial pada posisi 2 oleh muatan Q1 pada posisi
1.” (Notasi tak lazim ini tak akan muncul lagi dalam buku ini).

Usaha WE adalah energi yang tersimpan di dalam medan listrik dari distribusi
muatan itu.

Jika penempatan ketiga muatan itu dilakukan dalam urutan terbalik, maka
usaha total menjadi

WE = W3 + W2 + W1
= 0 + (Q2 V2,3 + (Q1 V1,3 + Q1 V1,2 )

Jika kedua ungkapan itu kita jumlahkan, maka hasilnya adalah dua kali energi
yang tersimpan

2WE = Q1 (V1,2 + V1,3 ) + Q3 (V2,1 + V2,3 ) + Q3 (V3,1 + V3,2 )

4
Suku Q1 (V1,2 + V1,3 ) adalah usaha yang dilakukan melawan medan dari Q2 dan
Q3 . Sebab itu, V1,2 + V1,3 = V1 , yaitu potensial pada posisi 1. Sehingga

2WE = Q1 V1 + Q2 V2 + Q3 V3

dan
1 n
WE = Σ Qm Vm
2 m=1
untuk daerah yang mengandung n muatan titik.

Untuk suatu daerah dengan rapat muatan ρ (C/m3 ) penjumlahannya menjadi


integral,
Z
1
WE = ρV dv
2
Bentuk lain untuk ungkapan energi yang tersimpan adalah

1 → − → − D2
Z Z Z
1 1
WE = D · E dv WE = E 2 dv WE = dv
2 2 2 
Pada rangkaian listrik, energi yang tersimpan di dalam kapasitor diberikan oleh
1 1
WE = QV = CV 2
2 2
dengan C adalah kapasitansi (dalam farad), V adalah beda potensial antara
kedua keping kapasitor itu, dan Q adalah nilai mutlak muatan total pada salah
satu keping.

Anda mungkin juga menyukai