Anda di halaman 1dari 2

3.

1 Perdarahan Subkonjungtiva

Perdarahan subkonjungtiva merupakan kondisi yang dapat terjadi akibat


tindakan bedah, konjungtivitis dan trauma, namun sering kali idiopatik dan terjadi
secara spontan, terutama pada pasien lanjut usia. (kanski) Perdarahan ini disebabkan
oleh pecahnya pembuluh-pembuluh kecil konjungtiva. Perdarahan kadang-kadang
didahului oleh serangan batuk dan bersin yang hebat atau mengejan, hal-hal ini
meningkatkan tekanan darah pada pembuluh secara tiba-tiba, yang mengakibatkan
pecahnya pembuluh kapiler. (vaug)

3.1.1 Etiologi (khurana)

1. Trauma, merupakan penyebab perdarahan konjungtiva yang paling sering.


Dapat terjadi dalam bentuk trauma lokal akibat tindakan bedah dan
perdarahan retrobulbar yang menyebar di bawah konjungtiva bulbi.
2. Inflamasi konjungtiva. Perdarahan subkonjungtiva dalam bentuk ptechiae
biasanya berhubungan dengan konjungtivitis hemoragik akut akibat
picornavirus, pneumokokus, dan leptospira.
3. Ruptur kapiler spontan, yang dapat terjadi pada penyakit vaskular seperti
arteriosclerosis dan hipertensi.
4. Anomali vaskular lokal, seperti telengiektasis, varikositis, dan aneurisma.
5. Anemia, leukemia, purpura, haemofilia
6. Infeksi sistemik akut seperti malaria, typhoid, difteri

3.1.2 Manifestasi klinik(kh)

Perdarahan subkonjungtiva umumnya bersifat asimtomatik, namun dapat


ditemukan gejala yang berhubungan dengan penyakit penyebabnya. Pada
pemeriksaan, perdarahan subkonjungtiva tampak sebagai lapisan merah terang
homogen yang rata. Umumnya, perdarahan akan diabsorbsi seluruhnya dalam 7
hingga 21 hari. Dalam proses absorbs, terjadi perubahan warna dari merah terang
menjadi oranye, kemudian kuning.

3.1.3 Tatalaksana(kh)

 Self-limiting
 Tatalaksana penyebab perdarahan
 Terapi dengan air mata buatan
 Psikoterapi dan edukasi pasien untuk menenangkan diri
 Kompres dingin untuk mengehentikan perdarahan pada fase awal dan
kompres hangat pada fase akhir untuk membantu absorbsi darah

Anda mungkin juga menyukai