Anda di halaman 1dari 3

Reaksi Asam Basa, Pelarutan (Dissolution) dan Presipitasi dalam

Batuan
Eka Ismiatul Azizah
Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Profesor H. Soedarto Sarjana Hukum, Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah 50275
Ekaismi09@gmail.com

Abstrak

Reaksi asam-basa merupakan reaksi kimia yang melibatkan reagen asam dan reagen basa yang
menghasilkan air dan garam. Reaksi ini dapat terjadi pada batuan terkhususnya dalam batuan sedimen.
Selain itu proses terbentuknya batuan sedimen terutama porositasnya akibat adanya proses dissolution
dan presipitasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ulang mengenai reaksi asam basa, pelarutan dan
presipitasi dalam proses pembentukan batuan. Metode yang digunakan merupakan metode sekunder
yang mengkaji ulang penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Salah satu reaksi asam-basa yaitu
hidrolisis yang dapat terjadi pada perubahan mineral sebagai contoh mineral olivin menjadi silica acid.
Proses pelarutan terjadi akibat adanya interaksi antara air dengan mineral yang dapat membentuk
porositas dalam batuan. Proses Presipitasi biasa terjadi pada batuan karbonatan atau mineral-mineral
evaporit.

Kata kunci : Reaksi Asam-Basa, Pelarutan , Presipitasi, Batuan.

I. Pendahuluan
Reaksi kimia merupakan reaksi yang Secara umum :
terjadi akibat adanya interaksi antara senyawa
kimia satu dengan senyawa kimia lain. Reaksi
kimia juga dapat terjadi dalam pembentukan Konsep asam basa Arrhenius terbatas
batuan dengan reaksi pelarutan, dan reaksi hanya pada larutan air, sehingga tidak dapat
presipitasi yang menunjukkan terbentuknya diterapkan pada larutan non-air, fasa gas dan
batuan khususnya dalam batuan sedimen. fasa padatan dimana tidak ada H+ dan OH-.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ulang Pelarutan/penghancuran yaitu pelapukan
mengenai reaksi kimia berupa reaksi asam- kimia yang disebabkan oleh mineral yang
basa, pelarutan dan presipitasi. Metode yang mengalami dekomposisi karena pelarutan oleh
digunakan merupakan metode sekunder. air.
Contoh: kuarsa mengalami pelarutan
II. Tinjauan Pustaka
Reaksi Asam Basa (Reaksi Penetralan) SiO2 + 2H20 Si(OH)4
didalam Ilmu Kimia adalah suatu Reaksi Kimia Salah satu reaksi asam-basa yaitu
yang melibatkan Reagen (Zat atau Senyawa rekasi hidrolisis yang merupakan reaksi kimia
Kimia) Asam dan Reagen Basa yang dapat yang memecah molekul air (H2O) menjadi
menghasilkan Garam dan Air. kation hidrogen (H+) dan anion hidroksida
Menurut Arrhenius pada tahun 1903, asam (OH−) melalui suatu proses kimia. Proses ini
adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan biasanya digunakan untuk memecah polimer
ion hidrogen (atau ion hidronium, H3O+) tertentu, terutama yang dibuat melalui
sehingga dapat meningkatkan konsentrasi ion polimerisasi tumbuh bertahap (step-growth
hidronium (H3O+). polimerization). Kata “hidrolisis” berasal dari
Basa adalah zat yang dalam air dapat bahasa Yunani hydro “air” + lysis
menghasilkan ion hidroksida sehingga dapat “pemisahan”.
meningkatkan konsentrasi ion hidroksida. Presipitasi merupakan suatu proses
Reaksi keseluruhannya : pengendapan yang dilakukan pada antigen
terlarut oleh antibodi sehingga pada akhirnya
antigen terlarut tersebut tidak bergerak dan 2 HAlSi3O8 + 9 H2O --->
semakin mudah untuk ditangkap oleg sel Al2Si2O5(OH)4 + 4 H4SiO4
fagosit (Endang Tituk dkk: 2015). Presipitasi
dalam kimia diartikan sebagai proses Proses dissolution atau pelarutan
mengendapnya suatu kandungan zat dalam merupakan proses air yang bereaksi langsung
sebuah larutan karena adanya reaksi kimia. dengan mineral penyusun batuan. Proses kimia
Presipitasi dapat dipercepat dengan cara berupa pelarutan yang terjadi dalam
mengurangi kadar zat pelarutnya atau dengan pembentukan kimia pada suatu batuan dapat
menambahkan agen presipitasi seperti TCA. dilihat pada pembentukan batuan evaporasi.
Setelah mengenali beberapa jenis batuan yang
III. Metode Penelitia ada di bumi, ada salah satu jenis batu yang
Metode yang digunakan dalam sepertinya menarik untuk dibahas lebih lanjut.
penyusunan paper ini adalah dengan mengkaji Ini karena batu tersebut sangat membantu
ulang literatur-literatur yang telah diresmikan. menjebak minyak bumi atau gas yang sering
IV. Hasil dan Pembahasan dijumpai di Teluk Meksiko dan daerah-daerah
Hidrolisis merupakan salah satu Timur Tengah. Batu tersebut adalah batu garam
contoh reaksi asam-basa yang terjadi pada atau yang sering dikenal sebagai rock salt dan
proses pembentukan batuan. Reaksi hidrolisis termasuk ke dalam batuan sediment. Batu
berperan penting dalam proses pelapukan garam ini terbentuk dari kumpulan mineral
batuan. Proses ini penting dalam pembentukan yang sering disebut halite. Mineral halite
tanah, dan membuat mineral penting tersedia mempunyai rumus kimia NaCl. Akan tetapi
bagi tanaman. Berbagai mineral silikat, seperti batu garam bisa juga mengandung pengotor-
feldspar, mengalami reaksi hidrolisis lambat pengotor dan umumnya yang berasosiasi
dengan air, membentuk tanah liat dan lumpur, dengan batu garam tersebut adalah anhydrite
bersama dengan senyawa larut. Proses ini (CaSO4), gypsum (CaSO4.2H2O), dan juga
mengakibatkan mineral yang terdapat pada sylvite (KCl). Terbentuknya batu garam ini
batuan resisten tinggi yaitu batuan beku, akibat umumnya akibat dari penguapan air yang
adanya proses hidrolisis dan adanya mengandung garam seperti air laut yang
transportasi mengakibatkan mineral tersebut banyak mengandung ion-ion Na+ (Sodium)
terbawa dengan arus transportasi dan dan Cl– (Cloride). Batu garam ini umumnya
terakumulasi dengan material lain hingga terbentuk di daerah danau yang mengering
mineral tersebut terendapkan dengan material akibat penguapan, teluk-teluk yang relative
tersebut hingga mineral tersebut mengalami tertutup, daerah estuarine yang ada di daerah
pelapukan dan membentuk mineral lempung. arid, daerah-daerah di dekat laut seperti lagoon
Hidrolisis adalah reaksi kelebihan H+ dan lain-lain.
atau OH- yang dihasilkan reaksi yang Proses reaksi presipitasi salah satunya
bersangkutan. Reaksi hidrolisis terlihat sebagai terjadi pada batuan karbonat. Batuan karbonat
reaksi penggantian kation suatu struktur mengalami beberapa fase, yakni fase primer,
mineral oleh hydrogen. Contohnya, pelapukan sekunder dan butiran. Tahap primer ditentukan
olivine menjadi silicic acid, ion Fe dan Mg, oleh presipitasi yang berasal dari organisme.
dimana hydrogen menggantikan Mg dan Fe. Tahap sekunder ditentukan oleh presipitasi
yang berasal dari alami non organik. Tahap
(Mg, Fe)2SiO4 + 4 H2O ---> xMg2+ + butiran ini dapat dikatakan sama dengan
2-xFe2+ + H4SiO4 + 4 (OH)- mekanisme pada batuan klastik terigen, yakni
hasil dari pelapukan batu sebelumnya. Batuan
Hal yang sama terjadi pada hidrolisis karbonat memiliki komposisi aragonite sebagai
feldspar dan segera setelah itu membentuk salah satu mineral utamanya. Komposisi
mineral lempung kaolinit: aragonite ini di kemudian hari berubah dan
menjadi dolomit dan kalsit. Batuan kalsit dapat
KAlSi3O8 +H2O ---> HAlSi3O8 + K+ muncul dalam tiga bentuk tekstur, yakni
+ OH- butiran karbonat, mikrokistalin kalsit dan
sparry calcite. Butiran karbonat bertekstur
lebih kasar dan lebih mirip kristal kalsit.
Mikrokistalin kalsit lebih mirip dengan lumpur
pada batuan sedimen silisiklastik, tetapi dengan
ukuran yang lebih kecil.
V. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui
bahwa reaksi asam-basa, proses pelarutan dan
presipitasi atau reaksi kimia lainnya dapat
mengakibatkan perubahan pada mineral atau
batuan baik dari komposisi maupun
membentuk unsur lain seperti terbentuknya
porositas akibat proses pelarutan, perubahan
mineral resisten rendah dapat menjadi mineral
dengan resistensi cukup tinggi.

REFERENSI
[1] Sastrohamidjojo , Hardjono.2010. Kimia Dasar
Edisi Ke_2. Yogyakarta: Bulaksumur.
[2] Sugiarto. 2001. Dasar – Dasar Kimia Anorganik
Non – Logam. Yogyakarta: UNY.Hutabarat,
[3]

Anda mungkin juga menyukai