Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Penggunaan Alat Pelindung Diri


Sub Pokok Bahasan : Pentingnya penggunaan APD yang baik dan benar
Hari / Tanggal : Senin, 04 Juni 2018
Waktu : 30 Menit
Tempat : Pos UKK Seberang Palik
Penyaji : Yoki Saputra, A.Md.Kep

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan hak dasar (asasi) manusia dan salah satu faktor yang sangat
menentukan kualitas sumber daya manusia. Pekerja yang sehat memungkinkan tercapainya
hasil kerja yang lebih baik bila dibandingkan dengan ekerja yang terganggu kesehatannya
(A. M. Sugeng Budiono, dkk., 2003:97)
Kaitannya dengan faktor yang berpengaruh terhadap kondisi kesehatan, dalam
melakukan pekerjaan perlu dipertimbangkan berbagai potensi bahaya risiko yang bisa terjadi
akibat sistem kerja atau cara kerja, penggunaan mesin, alat, dan bahan serta lingkungan di
samping faktor manusianya, oleh karena itu perlu adanya upaya pencegahan dan
pengendalian terhadap kemungkinan timbulnya gangguan kesehatan (A. M. Sugeng
Budiono, dkk., 2003:98).
Petani merupakan salah satu pekerja sektor informal, berbeda dengan pekerja sektor
formal. Pembinaan kesehatan dan pencegahan kecelakaan kerja terhadap tenaga kerja
disektor formal telah berjalan dengan baik, dibawah pengawasan Departemen Tenaga Kerja
serta instansi terkait. Para petani atau tenaga kerja di pertanian, tidak jarang mendapat
penyakit maupun gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh pekerjaannya tanpa disadari,
misalnya keluhan pusing, cepat lelah, daya kerja berkurang, jarang dianggap sebagai
gangguan yang serius (Anies, 2005:152).
Salah satu pengaruh penggunaan pestisida adalah terjadinya pencemaran lingkungan
yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan, salah satu pencemaran di lingkungan kerja
pertanian yaitu pencemaran udara berupa uap dan partikel dari pestisida semprot dengan
bantuan angin yang dapat mempengaruhi kesehatan petani, dengan kondisi lingkungan kerja
di atas, maka petani memiliki beban kerja tambahan dan kapasitas kerja yang dapat
mempengaruhi kesehatan terutama terhadap gangguan sistem pernafasan (Kusdwiratri
Setiono, dkk., 1998:29).
Secara tidak sengaja, pestisida dapat meracuni manusia atau hewan ternak melalui
mulut, kulit, dan pernafasan. Sering tanpa disadari bahan kimia beracun tersebut masuk ke
dalam tubuh seseorang tanpa menimbulkan rasa sakit yang mendadak dan mengakibatkan
keracunan kronis. Seseorang yang menderita keracunan kronis, ketahuan setelah selang
waktu yang lama, setelah berbulan atau bertahun. Keracunan kronis akibat pestisida saat ini
paling ditakuti, karena efek racun dapat bersifat karsiogenic (pembentukan jaringan kanker
pada tubuh). Pestisida dalam bentuk gas merupakan pestisida yang paling berbahaya bagi
pernafasan, sedangkan yang berbentuk cairan sangat berbahaya bagi kulit, karena dapat
masuk ke dalam jaringan tubuh melalui ruang pori kulit.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah di lakukan pendidikan kesehatan selama+ 30 menit, diharapkan para petani
mengerti tentang pentingnya penggunaan Alat Pelindung Diri saat bertani
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit, diharapkan:
a. Para petani mampu menjelaskan pengertian Alat Pelindung Diri
b. Para petani mampu menyebutkan macam-macam Alat Pelindung Diri
c. Para petani mampu menyebutkan pentingnya menggunakan Alat Pelindung Diri
saat bertani
d. Para petani mampu menjelaskan cara memakai Alat Pelindung Diri yang baik dan
benar
e. Para petani mampu menyebutkan pertolongan pertama pada dampak penggunaan
pestisida

C. SASARAN
Anggota Pos UKK Seberang Palik

D. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Demonstrasi
2. Media
a. Leaflet
b. Laptop
3. Waktu dan Tempat
a. Hari/Tanggal :
b. Tempat :
4. Setting

Keterangan:
Penyaji

Audien

E. KEGIATAN PENYULUHAN
No Kegiatan Respon peserta Waktu
1. PENDAHULUAN
5 menit
a. Penyuluh memberikan salam dan a. Menjawab salam dan
memperhatikan kesiapan para petani memperhatikan penyuluh
terhadap materi yang akan disampaikan.
b. Para petani menyimak
b. Apersepsi dilakukan penyuluh dengan
para petani tentang pentingnya
penggunaan APD saat bertani
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran c. Menyimak
yang akan dicapai baik TIU ataupun
TIK
2. KEGIATAN INTI
a. Menjelaskan pengertian Alat Mendengarkan dan 20 menit

Pelindung Diri memperhatikan


b. Menyebutkan macam-macam Alat
Pelindung Diri
c. Menyebutkan pentingnya
menggunakan Alat Pelindung Diri saat
bertani
d. Menjelaskan cara memakai Alat
Pelindung Diri yang baik dan benar
e. Menjelaskan pertolongan pertama
pada dampak penggunaan pestisida
3. PENUTUP
a. Menyimpulkan semua materi yang Mendengarkan dan menjawab 5 menit

dibahas salam
b. Memberikan evaluasi secara lisan
c. Meminta petani untuk menjelaskan
kembali tentang pentingnya penggunaan
APD saat bertani
d. Memberikan reward
e. Memberikan salam

F. MATERI
Tentang pentingnya penggunaan APD saat bertani, terdiri dari :
a. Pengertian Alat Pelindung Diri
b. Macam-macam Alat Pelindung Diri
c. Pentingnya menggunakan Alat Pelindung Diri saat bertani
d. Cara memakai Alat Pelindung Diri yang baik dan benar
e. Pertolongan pertama pada dampak penggunaan pestisida

G. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi proses
a. Para petani antusiasi terhadap materi penyuluhan.
b. Para petani tidak meninggalkan tempat penyuluhan.
c. Para petani mengajukan dan menjawab pertanyaan secara benar.
2. Evaluasi hasil
a. Para petani mampu menjelaskan pengertian Alat Pelindung Diri
b. Para petani mampu menyebutkan macam-macam Alat Pelindung Diri
c. Para petani mampu menyebutkan pentingnya menggunakan Alat Pelindung Diri
saat bertani
d. Para petani mampu menjelaskan cara memakai Alat Pelindung Diri yang baik dan
benar
e. Para petani mampu menyebutkan pertolongan pertama pada dampak penggunaan
pestisida

Lampiran
MATERI

A. Pengertian
Alat pelindung diri adalah seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja untuk
melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya atau kecelakaan
kerja (A. M. Sugeng Budiono, dkk., 2003:332).

B. Macam-Macam APD
1. Pakaian Kerja
Berguna untuk menutupi seluruh atau sebagian dari percikan bahan beracun. Bahan
dapat terbuat dari kain dril, kulit, plastik, asbes atau kain yang ilapisi aluminium.
Bentuknya dapat berupa apron (menutupi sebagian tubuh yaitu mulai dada sampai
lutut), celemek atau pakaian terusan dengan celana panjang, dan lengan panjang
(overalls).
2. Penutup Kepala
Untuk melindungi kepala dari percikan bahan beracun sebaiknya digunakan alat
pelindung kepala. Penutup kepala yang digunakan petani dapat berupa topi atau tudung
untuk melindungi kepala dari zat-zat kimia dan kondisi iklim yang buruk. Harus terbuat
dari bahan yang mempunyai celah atau lobang, biasanya terbuat dari asbes, kulit, wol,
katun yang di campur aluminium.
3. Alat Pelindung Hidung dan Mulut
Untuk melindungi pernafasan terhadap gas, uap, debu atau udara yang terkontaminasi di
tempat kerja yang dapat bersifat racun, korosi atau rangsangan. Penggunaan masker
untuk melindungi debu atau partikel-partikel masuk ke dalam pernafasan, dapat terbuat
dari kain dengan ukuran pori-pori tertentu.
4. Sarung Tangan
Untuk melindungi tangan dan bagian-bagian dari bahan-bahan kimia (padat atau
larutan). Sarung tangan dapat terbuat dari karet (melindungi diri dari paparan bahan
kimia), sehingga larutan pestisida tidak dapat masuk ke kulit.
5. Sepatu Kerja
Untuk melindungi kaki dari larutan kimia. Sepatu kerja atau sepatu boot sangat
diperlukan pada penyemprotan pestisida. Dapat terbuat dari kulit, karet sintetik atau
plastik. Ketika menggunakan sepatu boot ujung celana tidak boleh dimasukkan ke
dalam sepatu, karena cairan pestisida dapat masuk ke dalam sepatu (A. M. Sugeng
Budiono, dkk., 2003:332).

C. Dampak Tidak Menggunakan APD


Apabila tidak menggunakan alat pelindung diri pada saat menyemprot dengan
pestisida, maka akan menimbulkan keracunan. Hal ini dapat terjadi melalui beberapa cara
diantaranya adalah:
1. Melalui kulit
Hal ini terjadi apabila pestisida terkena pada pakaian atau langsung pada kulit. Ketika
petani memegang tanaman yang baru saja di semprot petisida terkena pada kulit atau
pakaian, ketika petani mencampur pestisida tanpa sarung tangan, atau anggota keluarga
mencuci pakaian yang terkena pestisida. Keracunan yang sering terjadi adalah melalui
kulit.
2. Melalui pernafasan
Hal ini paling sering terjadi pada petani yang menyemprot pestisida atau pada orang-
orang yang dekat dengan tempat penyemprotan.
3. Melalui mulut
Hal ini bisa terjadi bila seseorang meminum pestisida secara sengaja atupun tidak,
ketika seseorang makan atau minum air yang telah tercemar, atau ketika makan dengan
tangan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu setelah berurusan dengan pestisida

D. Pertolongan Pertama Pada Dampak Penggunaan Pestisida


1. Pestisida Mengenai Kulit
a. Lepas pakaiannya
b. Cuci kulit dan rambut yang terkena racun dengan air mengalir
c. Basuh kulit yang terkena pestisida dengan air bersih dan sabun
d. Keringkan kulit dengan handuk, dan kenakan pakaian yang bersih
e. Jangan oleskan bahan lain apapun ke kulit terpapar, terutama yang mengandung
minyak.
f. Bawa/konsultasikan ke petugas kesehatan terdekat dan jangan lupa bawa label
pestisida
2. Paparan Melalui Mata
a. Cuci mata yang terkena pestisida dengan air bersih (sedapatnya air mengalir)
selama sedikitnya 15 menit (tahan lipatan mata supaya tetap terbuka)
b. Jangan menggosok mata
c. Tutup mata dengan kain kassa bersih
d. Jangan gunakan obat tetes mata atau boorwater
e. Bawa si penderita ke petugas kesehatan terdekat, jangan lupa bawa label pestisida
nya.
3. Paparan Melalui Pernafasan
a. Jika pasien berada di ruang sempit/ tertutup, jangan masuk tanpa alat pernafasan
bantuan
b. Bawa pasien keluar segera untuk mendapatkan udara segar. Buka semua pintu dan
jendela.
c. Apabila pasien menggunakan pakaian ketat, segera kendurkan.
d. Jika pasien mengalami kejang, monitor pernafasan dan jaga posisi dagu tetap ke
atas sehingga tetap dapat bernafas.
e. Jaga kondisi badan tetap normal dan tetap tenang.
f. Segera cari bantuan medis.
4. Paparan Melalui Mulut
a. Secara umum pasien tidak direkomendasi untuk muntah.
b. Pada kemasan pestisida, biasanya terdapat petunjuk cara pertolongan jika pestisida
tertelan dengan dimuntahkan.
c. Jika pasien muntah terus menerus, posisikan wajah pasien lebih rendah daripada
badan dalam masa pemulihan. Hal ini mencegah muntah masuk ke dalam paru-
paru. Jangan biarkan pasien berbaring terlentang. Bersihkan muntahan dari tubuh
pasien.
d. Cari bantuan medis! Karbon aktif direkomendasikan oleh dokter untuk menyerap
pestisida yang tersisa di dalam tubuh.
e. Segera cari bantuan medis.
DAFTAR PUSTAKA

A. M. Sugeng Budiono, dkk., 2003, Hiperkes dan KK, Semarang: Penerbit Universitas
Diponegoro.
Anies, 2005, Penyakit Akibat Kerja, Jakarta: PT Elex Komputindo Kelompok Gramedia.
Kusdwiratri Setiono, dkk., 1998, Manusia, Kesehatan dan Lingkungan, Bandung: Alumni.

Anda mungkin juga menyukai