Anda di halaman 1dari 2

Banyak ibu percaya bahwa tangis bayi merupakan cara mereka mengungkapkan sesuatu.

Namun bagi para ibu baru, memahami arti tangisan sang buah hati, bisa menjadi
sangat sulit. Adakah cara untuk memahami bahasa si kecil ini?

Dunstan Baby Language (DBL) adalah suatu sistem yang mempelajari arti tangisan bayi
usia 0-3 bulan. Sistem ini meliputi pengenalan akan lima �bahasa tangisan� yang
digunakan para bayi sejak dilahirkan, yaitu bahasa untuk menyampaikan kebutuhan
akan: rasa lapar, mengantuk, sendawa, rasa tidak nyaman, dan nyeri di perutnya.
Dr Adhiatma Gunawan, perintis DBL di Indonesia, menyebutkan bahwa seorang bayi
mempunyai refleks primitif yang dimiliki sejak dilahirkan. Refleks ini bersifat
universal dan lambat laun akan menghilang seiring dengan berkembangnya kemampuan
untuk beradaptasi. �DBL berlaku pada bayi hingga usia tiga bulan. Karena setelah
usia tersebut, bayi akan mengembangkan kemampuan berkomunikasinya sendiri dengan
bantuan orang tua dan lingkungan,� tambahnya.

DBL ditemukan oleh Priscllla Dunstan, musisi asal Australia, yang berbakat untuk
mengingat semua jenis suara atau yang dikenal dengan istilah sound photograph.
Ketika Priscllla menjadi seorang ibu, ia menyadari, ternyata bayinya berusaha untuk
berkomunikasi melalui suatu bahasa. Setelah delapan tahun meneliti dan mengumpulkan
bayi-bayi dari berbagai negara, suku bangsa, dan bahasa, akhirnya, ia menemukan
suatu bahasa yang sama yang digunakan para bayi ini untuk berkomunikasi, yaitu DBL.
Ada lima bahasa bayi versi DBL
Nah kalo udah ngerti apa itu DBL sekarang langsung aja kita belajar ngerti bahasa
bayi gan. Gampang kok gak serumit dan sekompleks ngertiin bahasa wanita

1. �Neh� = lapar
Ketika lapar, bayi akan mengeluarkan suara �neh�. �Neh� dinyatakan sebagai bunyi
yang dihasilkan ketika bayi mengecap untuk menghisap puting ibu. Kenali suara �neh�
ini dengan mendengar sisipan huruf N pada tangisannya.
Selain mengeluarkan bunyi 'neh', menurut teori DBL, bayi yang lapar biasanya:
- Menggerakan lidah ke langit-langit mulut (mengecap)
- Menghisap jari atau kepala tangannya
- Menjilati bibirnya
Menggelengkan kepalanya ke kiri dan kanan.

2. �Owh� = lelah
Suara �owh� mengindikasikan si kecil sudah mulai lelah dan mengantuk. �Owh� pada
dasarnya merupakan bunyi yang dihasilkan ketika menguap. Tetapi, �owh� ini tidak
selalu dibarengi dengan kuapan, bisa juga dengan tanda-tanda seperti:
- Si kecil mulai bergerak gelisah
- Mengusap-usap mata dan menggaruki/menarik telinganya
- Mulai menggeliat dan melengkungkan tubuhnya.
Namun, tanda-tanda ini biasanya didahului dengan bunyi 'owh'.

3. �Eh� = ingin sendawa


Tangisan �eh� terjadi ketika dada si kecil bekerja keras mengeluarkan angin yang
masuk ke dalamnya. Biasanya, frekuensi tangisan 'eh' yang diucapkan lebih cepat dan
pendek karena si kecil berusaha untuk sendawa. Penting bagi ibu untuk menyendawakan
si kecil begitu bunyi 'eh' terdengar, karena dapat menghindari angin turun ke perut
dan menyebabkan kolik serta menghindari bayi memuntahkan susunya kembali. Tanda-
tanda lain saat si kecil perlu sendawa adalah:
- Dada yang mengencang
Gerakan menggeliat ketika diletakkan di tempat tidur
Berhenti minum susu dan mulai gelisah

3. �Eairh� = Angin di perut


Jika si kecil sering menangis dengan keras dan nampak kesakitan, ibu mungkin akan
mendengar bunyi 'eairh'. Tangis 'eairh' terjadi karena adanya gas dan angin di
perut si kecil yang menyebabkan rasa sakit (kolik). Tanda-tanda lain yang dibarengi
dengan bunyi 'eairh' adalah:
- Kaki yang mengejang dan ditarik ke perut
- Tubuh si kecil yang menjadi kaku
- Jerit tangisan yang merintih kesakitan
Bila tangisan 'eairh' terdengar, segeralah telungkupkan si kecil lalu usap
punggungnya. Ibu pun bisa memijat lembut perutnya untuk mengeluarkan angin. Udara
'eairh' akan lebih sulit dikeluarkan, jadi akan lebih baik jika ibu segera
menyendawakan si kecil saat terdengar bunyi 'eh', untuk mencegah udara turun ke
perut.

4. �Heh� = tidak nyaman


Salah satu alasan mengapa bayi rewel adalah karena ia merasa tidak nyaman, bisa
karena popoknya basah, udara yang terlalu panas atau dingin, atau hal lainnya.
Tangisan 'heh' biasanya terengah-engah (seperti membuang udara) dan ada penekanan
pada huruf H diawal katanya. Bila ibu mendengar tangisan 'heh' ini segeralah
memeriksa kondisi si kecil, apa yang membuatnya tidak nyaman, seperti kepanasan,
kedinginan, atau popok yang kotor dan harus diganti.

5. STOP LOOK AND LISTEN !


Apabila mendengar si kecil menangis, seorang ibu biasanya menjadi panik lebih dulu,
sehingga tidak bisa bertindak dengan tepat. Dr Adhiatma menyarankan para ibu untuk
melakukan �Stop, Look and Listen!�, jangan panik dan mulai melihat mimik si kecil
seraya mendengarkan bunyi tangisannya.
Yang harus ibu lakukan saat bayi menangis:
1. Bertindak atas kata yang dominan terdengar. Si kecil bisa saja mengucapkan dua
kata yang berbeda. Misalnya, bayi yang biasa ditidurkan dengan cara disusui,
apabila mengantuk, akan mengeluarkan bunyi 'owh� dan 'neh'. Namun suara 'owh' lebih
mendominasi.
2. Dengarkan bunyi spesifik dari setiap katanya. Ubahlah posisi bayi apabila Anda
tidak dapat mendengar dengan baik.

Sumber: http://ibuhamil.com/ngobrol-apa-saja/80346-penyebab-bayi-nangis-kejer-
kenceng.html
Like us: IbuHamil.com on Facebook - @infoibuhamil on Twitter

Anda mungkin juga menyukai