Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL TUGAS AKHIR

ANALISIS KAPASITAS DAYA DUKUNG TANAH PONDASI


BERDASARKAN HASIL UJI SPT DAN METODE TERZAGHI

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Pelaksanaan Laporan Tugas Akhir


Pada Konsentrasi S1 Teknik Geologi
Di Universitas Padjadjaran

Disusun Oleh

Nama : Syakira Trisnafiah


NPM : 270110140043

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI


PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
JATINANGOR
2018
UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Kapasitas/daya dukung tanah (bearing capacity) adalah kekuatan tanah


untuk menahan suatu beban yang bekerja padanya yang biasanya disalurkan
melalui pondasi. Kapasitas/daya dukung tanah batas (qu = qult = ultimate bearing
capacity) merupakan tekanan maksimum yang dapat diterima oleh tanah akibat
beban yang bekerja tanpa menimbulkan kelongsoran geser pada tanah pendukung
tepat di bawah dan sekeliling pondasi. Konsep perhitungan daya dukung batas tanah
dan bentuk keruntuhan geser dalam tanah dapat dilihat dalam model pondasi yang
digunakan. Pondasi merupakan bagian paling bawah dari suatu konstruksi
bangunan yang berfungsi untuk menyalurkan beban langsung dari struktur
bangunan tersebut ke lapisan tanah di bawahnya.

Dalam perancangan suatu pondasi (dengan jenis yang dapat dipilih),


diperlukan perhitungan kekuatan tanah untuk mengetahui besar daya dukung-tanah
bagi peletakan struktur bangunan, dengan demikian beban konstruksi bangunan
semestinya telah diantisipasi sejak dini, yaitu beban konstruksi bangunan dirancang
agar tidak melampaui daya dukung tanah yang bersangkutan.

Pengujian untuk menentukan daya dukung tanah di lapangan, terutama


dilakukan pada tanah yang mudah terganggu pada waktu pengambilan, seperti
tanah jenis non kohesif digunakan uji SPT (Standard Penetration Test). Uji SPT
bertujuan untuk mendapatkan gambaran lapisan tanah berdasarkan jenis dan warna
tanah melalui pengamatan visual dan untuk pengambilan contoh tanah terganggu
dan tidak terganggu untuk penyelidikan di laboratorium mengenai sifat-sifat fisik
dan karakteristik tanah yang semuanya dapat digunakan untuk memperoleh daya
dukung tanah.

Metode untuk perhitungan daya dukung tanah digunakan rumus menurut


Terzaghi. Berdasarkan Bowles (1984), nilai daya dukung dari Terzaghi mempunyai

pg. 1
UNIVERSITAS PADJADJARAN

nilai paling aman bagi antisipasi keruntuhan lereng beberapa kondisi pondasi.
Terzaghi mempersiapkan rumus daya dukung tanah yang diperhitungkan dalam
keadaan ultimate bearing capacity, artinya: suatu batas nilai apabila dilampaui akan
menimbulkan runtuhan (colapse).

Dari uraian tersebut, penulis mengajukan tema dalam penelitian tugas akhir
yaitu ANALISIS KAPASITAS DAYA DUKUNG TANAH PONDASI
BERDASARKAN HASIL UJI SPT DAN METODE TERZAGHI.

1.2 Identifikasi Masalah

Dengan adanya kegiatan pembangunan infrastruktur yang melibatkan


pembuatan bangunan sipil seperti gedung, jembatan, jalan raya, terowongan,
menara, dam/tanggul dan sebagainya maka harus dilakukan pemilihan pondasi
yang dapat mendukungnya agar tidak terjadi kerusakan pada bangunan. Oleh
karena itu, diperlukan suatu kajian yang mendalam mengenai perhitungan nilai
daya dukung tanah untuk penentuan pemasangan pondasi agar tidak terjadi
kerusakan pada bangunan ataupun penurunan pondasi (settlement) yang melebihi
batas toleransi.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh
gelar sarjana strata-1 (S1) di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik
Geologi, Universitas Padjadjaran.

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah :

- Menentukan sifat-sifat fisik dan karakteristik tanah berdasarkan hasil uji


SPT (standard penetration test).
- Menentukan nilai N dari hasil uji SPT SPT (standard penetration test) untuk
digunakan dalam perhitungan nilai daya dukung tanah berdasarkan metode
Terzaghi.
- Menghitung nilai daya dukung tanah berdasarkan metode Terzaghi.
- Menetukan pondasi yang dipasang berdasarkan nilai daya dukung tanah.

pg. 2
UNIVERSITAS PADJADJARAN

1.4 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian ini direncanakan selama rentang waktu dua bulan pada bulan
Februari sampai dengan bulan Maret 2018, atau sesuai dengan waktu yang disesuaikan oleh
perusahaan, sedangkan lokasi penelitian merupakan lapangan yang disesuaikan oleh PT
Kwarsa Hexagon

pg. 3
UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Daya dukung Tanah

Dalam tahap pembangunan suatu struktur bangunan dibutuhkan data


besaran daya dukung tanah dalam menerima beban. Daya dukung tanah perlu
diketahui untuk menghitung dan merencanakan dimensi podasi yang dapat
mendukung beban struktur yang akan dibangun. Daya dukung tanah merupakan
besarnya tekanan atau kemampuan tanah untuk menerima beban dari luar sehingga
menjadi stabil. Kapasitas/daya dukung tanah batas (qu = qult = ultimate bearing
capacity) adalah tekanan maksimum yang dapat diterima oleh tanah akibat beban
yang bekerja tanpa menimbulkan kelongsoran geser pada tanah pendukung tepat di
bawah dan sekeliling pondasi. Sedangkan daya dukung tanah pada kondisi aman,
dikenal allowable bearing capacity (qa), yaitu daya dukung-ijin dengan melibatkan
Faktor Keamanan (F= 2 s.d. 5) yang dikehendaki.

Konsep perhitungan daya dukung batas tanah dan bentuk keruntuhan geser
dalam tanah dapat dilihat dalam model pondasi menerus dengan lebar (B) yang
diletakkan pada permukaan lapisan tanah pasir padat (tanah yang kaku) seperti pada
Gambar 2.1A. Apabila beban terbagi rata (q) tersebut ditambah, maka penurunan
pondasi akan bertambah pula. Bila besar beban terbagi rata q = qu (qu = daya
dukung tanah batas) telah dicapai, maka keruntuhan daya dukung akan terjadi, yang
berarti pondasi akan mengalami penurunan yang sangat besar tanpa penambahan
beban q lebih lanjut seperti Gambar 2.1B. Hubungan antara beban dan penurunan
ditunjukkan pada kurva I pada Gambar 2.1B. Untuk keadaan ini, qu didefinisikan
sebagai daya dukung batas dari tanah.

pg. 4
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Gambar 2.1 Daya dukung batas tanah untuk kondisi dangkal.


(a) Model pondasi
(b) Grafik hubungan antara beban dan penurunan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai daya dukung tanah yaitu
diantaranya :
- Sifat-sifat dasar tanah
Sifat dasar tanah adalah faktor utama yang mempengaruhi daya dukung
tanah, hal ini berkaitan dengan bentuk butiran tanah yang mempengaruhi
kekuatan tanah,seperti tanah berbutir kasar (granular soil) atau tanah
berbutir halus (cohesion soil).
- Pengaruh air tanah
Berat volume tanah sangat dipengaruhi oleh kadar air dan kedudukan air
tanah karena itu juga berpengaruh pada daya dukung tanah
- Bentuk Pondasi diatasnya
Bentuk pondasi juga berpengaruh dalam daya dukung tanah, dalam hal
penyebaran beban dari bangunan atas kedalam tanah

2.2 Pondasi
Pondasi merupakan bagian paling bawah dari suatu konstruksi bangunan
yang berfungsi untuk menyalurkan beban langsung dari struktur bangunan tersebut
ke lapisan. Bowles (1997: 174) menyatakan ada dua persyaratan umum yang harus

pg. 5
UNIVERSITAS PADJADJARAN

dipenuhi dalam merencanakan Pondasi. Pertama, tanah dasar harus mampu


mendukung beban konstruksi tanpa mengalami keruntuhan geser (shear failure),
dan yang kedua penurunan pondasi yang akan terjadi harus dalam batas yang
diizinkan. Hasil perencanaan pondasi berupa tipe, kedalaman, dan dimensi pondasi
berdasarkan data nilai SPT dapat dibandingkan dengan hasil yang diperoleh
berdasarkan data sifat fisis dan mekanis dari pengujian laboratorium.

Pondasi bangunan biasanya dibedakan atas dua bagian yaitu pondasi


dangkal (shallow foundation) dan pondasi dalam (deep foundation), tergantung dari
letak tanah kerasnya dan perbandingan kedalaman dengan lebar pondasi. Pondasi
dangkal kedalamannya kurang atau sama dengan lebar pondasi (D≤B) dan dapat
digunakan jika lapisan tanah kerasnya berada dekat dengan permukaan tanah.
Sedangkan pondasi dalam digunakan jika lapisan tanah keras berada jauh
dari permukaan tanah atau memenuhi syarat kedalamannya lebih besar dengan
lebar pondasi (D>B). Berdasarkan teori yang telah dikemukakan dapat diketahui
tentang macam-macam pondasi, namun pada pembuatan usulan penelitian ini,
penulis hanya memfokuskan pembahasan seputar Pondasi Dangkal.

Gambar 2.2 Ilustrasi pondasi dangkal (1) dan pondasi dalam (2)

Suatu pondasi harus memenuhi beberapa persyaratan dasar, yaitu:


a) Memiliki Faktor keamanan (biasanya 2 atau 3). Faktor keamanan dimaksudkan
agar aman terhadap kemungkinan keruntuhan geser. Dengan F = 2 (Faktor
keamanan =2), maka kekuatan tanah yang diijinkan dalam mendukung suatu
pondasi mempunyai nilai dua kali dari daya dukungbatasnya.

pg. 6
UNIVERSITAS PADJADJARAN

b) Bila terdapat penurunan pondasi (settlement) yang dapat terjadi, maka


penurunan tersebut harus masih berada dalam batas-batas toleransi, artinya
besar penurunan masih ada dalam batas normal.
c) Penurunan sebagian (differential settlement) tidak boleh menyebabkan
kerusakan serius atau mempengaruhi struktur bangunan.

2.2.1 Jenis-Jenis Pondasi


Beberapa jenis pondasi yang umum digunakan, yaitu:
1. Pondasi Memanjang
Pondasi yang digunakan untuk mendukung dinding memanjang atau
mendukung sederetan kolom yang berjarak dekat.

Gambar 2.3 Ilustrasi pondasi memanjang


2. Pondasi Telapak
Pondasi yang berdiri sendiri dalam mendukung kolom.

Gambar 2.4 Ilustrasi pondasi telapak

3. Pondasi Rakit
Pondasi yang digunakan untuk mendukung bangunan yang terletak pada
tanah lunak atau digunakan apabila susunan kolom jaraknya sedemikian
dekat di semua arahnya.

pg. 7
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Gambar 2.5 Ilustrasi pondasi rakit


4. Pondasi Sumuran
Pondasi yang digunakan apabila tanah dasar yang kuat terletak pada
kedalaman yang relatif dalam. Bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan
tiang.

Gambar 2.6 Ilustrasi pondasi sumuran


5. Pondasi tiang
Bila tanah pondasi pada kedalaman normal tidak mampu mendukung beban,
sedangkan tanah keras terletak pada kedalaman yang sangat dalam. Bila
pondasi terletak pada tanah timbunan yang cukup tinggi dipengaruhi
settlement.

Gambar 2.7 Ilustrasi pondasi tiang


6. Pondasi Telapak
Tanah pendukung pondasi terletak pada permukaan tanah atau 2 - 3 meter
dibawah tanah.

pg. 8
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Gambar 2.8 Ilustrasi pondasi telapak

2.3 Uji SPT (standard penetration test)

Uji penetrasi standar (SPT) dilaksanakan bersamaan dengan pengeboran


untuk mengetahui baik perlawanan dinamik tanah maupun pengambilan contoh
terganggu dengan teknik penumbukan. Uji SPT (Gambar 2.9) terdiri atas uji
pemukulan tabung belah dinding tebal ke dalam tanah dan disertai pengukuran
jumlah pukulan untuk memasukkan tabung belah sedalam 300 mm (1 ft) vertikal.
Dalam sistem beban jatuh ini digunakan palu dengan berat 63,5 kg (140 lb) yang
dijatuhkan secara berulang dengan tinggi 0,76 m (30 in).
Pelaksanaan pengujian dibagi dalam tiga tahap, yaitu berturut-turut setebal
150 mm (6 in) untuk masing-masing tahap. Tahap pertama dicatat sebagai dudukan,
sementara jumlah pukulan untuk memasukkan tahap kedua dan ketiga dijumlahkan
untuk memperoleh nilai pukulan N atau perlawanan SPT (dinyatakan dalam
pukulan/0,3 m atau pukulan per foot).

Gambar 2.9 Skema Uji SPT

pg. 9
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Uji SPT dilakukan di dasar lubang bor yang telah disiapkan dengan
menggunakan metode pengeboran auger tangga putar atau metode bor putar. Pada
waktu uji SPT dilakukan, proses pengeboran dihentikan. Pada umumnya, pengujian
dilakukan setiap 0,76 m (2,5 ft) pada kedalaman kurang dari 3 m (10 ft), dan setiap
interval 1,5 m (5,0 ft pada kedalaman selanjutnya. Tinggi tekan air dalam lubang
bor harus diatur berada di atas muka air tanah, untuk menghindari masuknya aliran
air yang dapat menimbulkan ketidakstabilan lubang bor.
Jumlah pukulan selanjutnya dihubungkan secara empiris kerapatan relatif
dari tanah pasir, pengujian sebaiknya dilakukan pada interval kedalaman yang
diperkirakan penting. Untuk tanah granuler, seperti pasir, faktor-faktor daya
dukung Nq, Nγ adalah fungsi dari , karena itu sangat tergantung dari besarnya
kerapatan relatif ( Dr ). Peck, Hanson, dan Thomburn (1963) memberikan hubungan
empiris antara nilai N-SPT, Nq, Nγ dan , nilai-nilainya disajikan dalam gambar
2.9.

Gambar 2.10 Hubungan nilai N-SPT, Nq, N dan 

pg. 10
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Terzaghi dan Peck (1943) menyajikan kurva hubungan antara nilai N dari
pengujian SPT, lebar pondasi (B), dan daya dukung yang diijinkan (qa )didasarkan
pada penurunan maksimum 1” (inchi) dan penurunan tidak seragam 3/4 “. Nilai-
nilai pada kurvanya didasarkan pada anggapan bahwa jarak muka air tanah lebih
besar B dari dasar pondasi (gambar 2.10).

Gambar 2.11 Daya dukung diijinkan untuk penurunan 1inch (Terzaghi dan Peck,
1948).

Untuk pondasi dangkal, jika pasir pada dasar pondasi jenuh air dan kedalaman
pondasinya kecil dibandingkan dengan bebannya, Terzaghi menyarankan nilai
daya dukung dari Gambar 2.11, dibagi 2.

2.4 Analisa Daya Dukung Tanah

Analisis kapasitas dukung didasarkan kondisi general shear failure, yang


dikemukakan Terzaghi (1943) dengan anggapan-anggapan sebagai berikut:
 Tahanan geser yang melewati bidang horisontal di bawah pondasi diabaikan
 Tahanan geser tersebut digantikan oleh beban sebesar q =  . Df
 Membagi distribusi tegangan di bawah pondasi menjadi tiga bagian
 Tanah adalah material yang homogen, isotropis dengan kekuatan gesernya yang
mengikuti hukum Coulumb.
 = c +  . tan  (1.1)
dimana :
 = tegangan geser
c = kohesi tanah

pg. 11
UNIVERSITAS PADJADJARAN

 = tegangan normal
 = sudut geser dalam tanah
 Untuk pondasi menerus penyelesaian masalah seperti pada analisa dua dimensi
Analisa distribusi tegangan di bawah dasar pondasi menurut teori Terzaghi seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.12, dimana bidang keruntuhan dibagi menjadi 3 (tiga)
zona keruntuhan yaitu:

Gambar 2.12 Analisa distribusi tegangan di bawah pondasi menurut teori


Terzaghi (1943)

Zona I
Bagian ACD adalah bagian yang tertekan ke bawah dan menghasilkan suatu
keseimbangan plastis dalam bentuk zona segitiga di bawah pondasi dengan sudut
ACD = CAD = α = 45o + ø/2. Gerakan bagian tanah ACD ke bawah mendorong
tanah disampingnya ke samping.
Zona II
Bagian ADF dan CDE disebut radial shear zone (daerah geser radial)
dengan curve DE dan DF yang bekerja pada busur spiral logaritma dengan pusat
ujung pondasi.
Zona III
Bagian AFH dan CEG dinamakan zona pasif Rankine dimana bidang
tegangannya merupakan bidang longsor yang mengakibatkan bidang geser di atas
bidang horisontal tidak ada dan digantikan dengan beban sebesar q =  . Df

Terzaghi (1943), memberikan beberapa rumus sesuai dengan bentuk


geometri pondasi tersebut. Rumus-rumus yang dimaksud antara lain:

pg. 12
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Untuk tanah dengan keruntuhan geser umum (general shear failure)


1. Kapasitas daya dukung pondasi menerus dengan lebar B

qu = c Nc +  Df Nq + 1/2  B N (1.2)

2. Kapasitas daya dukung pondasi lingkaran dengan jari-jari R

qu = 1,3 c Nc +  Df Nq + 0,6  R N (1.3)

3. Kapasitas daya dukung pondasi bujur sangkar dengan sisi B

qu = 1,3 c Nc +  Df Nq + 0,4  B N (1.4)

4. Kapasitas daya dukung pondasi segi empat (B x L)


qu = c Nc (1 + 0,3 B/L) +  Df Nq + 1/2  B N (1-0,2 . B/L) (1.5)

dimana:

qu = daya dukung maksimum

c = kohesi tanah

 = berat isi tanah


B = lebar pondasi (= diameter untuk pondasi lingkaran )

L = panjang pondasi

Df = kedalaman pondasi

Nc; Nq; N adalah faktor daya dukung yang besarnya dapat ditentukan dengan
memakai Tabel 2.1 atau Gambar 2.13 atau dengan memakai rumus-rumus sebagai
berikut:
 
 e 2(3/4φ/2)tanφ 
N c  cot φ   1  cot (N q  1)
  π φ   (1.6)
 2cos  4  2  
2

   

pg. 13
UNIVERSITAS PADJADJARAN

e 2(3/4φ/2)tanφ
Nq 
 φ (1.7)
2cos 2  45  
 2

1  K py 
Nγ   1 tanφ (1.8)
2  cos 2 φ 
 

Untuk tanah dengan keruntuhan geser setempat (local shear failure)

Untuk harga c diganti c′ = 2/3 c dan harga  diganti ′ = tan-1 (2/3 tan ). Dari nilai
c′ dan ′ didapatkan faktor-faktor daya dukung untuk kondisi keruntuhan lokal: N′c;
N′q; N′ (Table 1.2 atau Gambar 2.13).

1. Kapasitas daya dukung pondasi menerus dengan lebar B

q′u = c′ N′c +  Df N′q + 1/2  B . N′ (1.9)

2. Kapasitas daya dukung pondasi lingkaran dengan jari-jari R

q′u = 1,3 c′’ N′c +  Df N′q + 0,6  R N′ (1.10)

3. Kapasitas daya dukung pondasi bujur sangkar dengan sisi B

q′u = 1,3 c′ N′c +  Df N′q + 0,4  B N′ (1.11)

4. Kapasitas daya dukung pondasi persegi empat (BxL)

q′u = c′ N′c (1 + 0,3 B/L) +  Df N′q + 1/2  B N′y (1-0,2.BL) (1.12)

pg. 14
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Tabel 1.1 Faktor Daya Dukung Terzaghi untuk Kondisi Keruntuhan Geser Umum
(general shear failure)

 Nc Nq N  Nc Nq N
0 5,70 1,00 0,00 26 27,09 14,21 9,84
1 6,00 1,10 0,01 27 29,24 15,90 11,60
2 6,30 1,22 0,04 28 31,61 17,81 13,70
3 6,62 1,35 0,06 29 34,24 19,98 16,18
4 6,97 1,49 0,10 30 37,16 22,46 19,13
5 7,34 1,64 0,14 31 40,41 25,28 22,65
6 7,73 1,81 0,20 32 44,04 28,52 26,87
7 8,15 2,00 0,27 33 48,09 32,23 31,94
8 8,60 2,21 0,35 34 52,64 36,50 38,04
9 9,09 2,44 0,44 35 57,75 41,44 45,41
10 9,61 2,69 0,56 36 63,53 47,16 54,36
11 10,16 2,98 0,69 37 70,01 53,80 65,27
12 10,76 3,29 0,85 38 77,50 61,55 78,61
13 11,41 3,63 1,04 39 85,97 70,61 95,03
14 12,11 4,02 1,26 40 95,66 81,27 115,31
15 12,86 4,45 1,52 41 106,81 93,85 140,51
16 13,68 4,92 1,82 42 119,67 108,75 171,99
17 14,60 5,45 2,18 43 134,58 126,50 211,56
18 15,12 6,04 2,59 44 151,95 147,74 261,60
19 16,56 6,70 3,07 45 172,28 173,28 325,34
20 17,69 7,44 3,64 46 196,22 204,19 407,11
21 18,92 8,26 4,31 47 224,55 241,80 512,84
22 20,27 9,19 5,09 48 258,28 287,85 650,67
23 21,75 10,23 6,00 49 298,71 344,63 831,99
24 23,36 11,40 7,08 50 347,50 415,14 1072,80
25 25,13 12,72 8,34
* Kumbhojkar (1993)

pg. 15
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Tabel 1.2 Faktor-faktor daya dukung Terzaghi modifikasi untuk kondisi


keruntuhan geser setempat (local shear failure)

 N′c N′q N′  N′c N′q N′


0 5,70 1,00 0,00 26 15,53 6,05 2,59
1 5,90 1,07 0,005 27 16,30 6,54 2,88
2 6,10 1,14 0,02 28 17,13 7,07 3,29
3 6,30 1,2 0,04 29 18,03 7,66 3,76
4 6,51 1,30 0,055 30 18,99 8,31 4,39
5 6,74 1,39 0,074 31 20,03 9,03 4,83
6 6,97 1,49 0,10 32 21,16 9,82 5,51
7 7,22 1,59 0,128 33 22,39 10,69 6,32
8 7,47 1,70 0,16 34 23,72 11,67 7,22
9 7,74 1,82 0,20 35 25,18 12,75 8,35
10 8,02 1,94 0,24 36 26,77 13,97 9,41
11 8,32 2,08 0,30 37 28,51 15,32 10,90
12 8,63 2,22 0,35 38 30,43 16,85 12,75
13 8,96 2,38 0,42 39 32,53 18,56 14,71
14 9,31 2,55 0,48 40 34,87 20,50 17,22
15 9,67 2,73 0,57 41 37,45 22,70 19,75
16 10,06 2,92 0,67 42 40,33 25,21 22,50
17 10,47 3,13 0,76 43 43,54 28,06 26,25
18 10,90 3,36 0,88 44 47,13 31,34 30,40
19 11,36 3,61 1,03 45 51,17 35,11 36,00
20 11,85 3,88 1,12 46 55,73 39,48 41,70
21 12,37 4,17 1,35 47 60,91 44,54 49,30
22 12,92 4,48 1,55 48 66,80 50,46 59,25
23 13,51 4,82 1,74 49 73,55 57,41 71,45
24 14,14 5,20 1,97 50 81,31 65,60 85,75
25 14,80 5,60 2.25
* Kumbhojkar (1993)

pg. 16
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Gambar 2.13 Grafik Faktor Daya Dukung Terzaghi

2.5 Hubungan Sifat Fisik dan Mekanik Tanah dengan Daya Dukung
Karakteristik sifat-sifat fisik dan mekanik tanah erat kaitannya dengan nilai
daya dukung. Sebagai contoh tanah berbutir halus seperti lanau (silt), lanau
lempungan (clayey-silt) ataupun lempung lanauan (silty-clay) berplastisitas tinggi,
dan mempunyai konsistensi berubah-ubah menurut kadar air yang dikandungnya
(Bowles, 1989). Kohesi (c) menurun mengikuti kenaikan kadar air tanah (w).
Disamping itu sudut geser dalam (f ) juga menurun bila kadar air tanah meningkat.
Dengan demikian kekuatan tanah juga akan menurun.
Daya dukung tanah untuk pondasi dangkal (Bowles, 1984) bergantung dari
kohesi (c) dan sudut geser dalam (f ). Nilai kohesi dan sudut geserdalam tinggi pada
massa tanah yang berkondisi kering atau kondisi kadar air tanah tak berpengaruh
pada pondasi.

pg. 17
UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tahap Metode Penelitian


Secara umum penelitian diawali dengan studi pustaka yang kemudian
dilanjutkan dengan pengukuran di lapangan. Dari hasil pengukuran di lapangan
kemudian dilakukan analisis data sehingga dapat memberikan penyelesaian
masalah dengan baik dan tepat. Diagram alir penelitian dapat dilihat pada gambar
3.1. Tahapan penelitian yang dilakukan yaitu sebagai berikut :

3.1.1 Tahap Persiapan


Pada tahap persiapan ini dilakukan pencarian bahan pustaka yang
menunjang dari peneliti terdahulu. Persiapan dan pencetakan peta-peta yang
dibutuhkan di antaranya adalah peta topografi dan peta geologi regional. Selain itu
dilakukan pula studi mengenai peta geologi yang ada sebelumnya untuk mengamati
geologi daerah penelitian secara menyeluruh.

3.1.2 Tahap Penelitian Lapangan

Tahap ini dilakukan pengambilan data lapangan yang berkaitan dengan


permasalahan yang dianalisis meliputi :

- Pengamatan di lapangan untuk mengetahui kondisi geologi setempat.

- Pengambilan data lapangan berupa data hasil Uji SPT untuk mengetahui
sifat-sifat fisik dan karakteristik tanah, serta nilai N.

- Pengambilan sampel untuk mengetahui sifat mekanika tanah berupa nilai


sudut geser dalam dan nilai kohesi dengan melakukan pengujian kuat geser
langsung (direct shear strength test) atau pengujian triaxial (triaxial test).

- Mengetahui kondisi muka air tanah pada daerah penelitian.

pg. 18
UNIVERSITAS PADJADJARAN

3.1.3 Tahap Pengolahan Data

Tahap pengolahan data meliputi analisis laboratorium dan pekerjaan studio


yang terdiri dari :

- Analisis sifat fisik tanah untuk menegetahui nilai berat isi (unit weight) dan
karakteristik tanah.

- Analisis sifat mekanika tanah untuk mengetahui nilai kohesi sudut geser
dalam.
- Analisis nilai daya dukung tanah berdasarkan metode Terzaghi dengan
menggunakan nilai N yang didapatkan pada uji SPT (standard penetration
test).

3.1.4 Tahap Pembahasan dan Diskusi

Tahapan ini dilakukan dengan melakukan diskusi dan pembahasan untuk


menyelesaikan masalah yang ada berdasarkan hasil pengolahan data yang telah
dilakukan sebelumnya.

3.1.5 Tahap Pengambilan Kesimpulan

Setelah melakukan pembahasan dan diskusi, kemudian dapat ditarik suatu


kesimpulan akhir dari keseluruhan proses penelitian yang dilakukan. Hasil yang
didapatkan dari tahapan ini, dituangkan dalam laporan tertulis.

3.2 Laporan

Hasil penelitian ini akan diberikan dalam bentuk susunan laporan baik
secara tertulis maupun dengan acara presentasi di PT Kwarsa Hexagon , juga dalam
bentuk laporan Tugas Akhir (TA) yang akan di kolokiumkan di depan Dewan
Dosen Penguji Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik Geologi, Universitas
Padjadjaran, Bandung sebagai salah satu syarat bagi mahasiswa untuk memperoleh
gelar Sarjana Teknik Geologi.

pg. 19
UNIVERSITAS PADJADJARAN

3.3 Rencana Jadwal Penelitian

Februari Maret

No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4

1 Studi Literatur

2 Pengambilan Data

3 Analisis Data

4 Penyusunan Laporan
5 Persentasi dan Revisi

*). Jadwal bisa disesuaikan dengan kesepakan dan ketentuan dari PT Kwarsa Hexagon
3.4 Pembimbing

Pembimbing untuk kegiatan penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu:

1. Pembimbing lapangan adalah pembimbing yang berasal dari perusahaan


dimana mahasiswa melaksanakan Tugas Akhir, dalam hal ini adalah dari pihak PT
Kwarsa Hexagon

2. Pembimbing kampus yaitu dosen Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik


Geologi, Universitas Padjadjaran, Bandung, yaitu Dr. Zufialdi Zakaria, S.T., M.T.
dan Raden Irvan Sophian, S.T., M.T.

3.5 Partisipan

Nama : Syakira Trisnafiah


NPM : 270110140043
Jurusan : Teknik Geologi
Email : syakiratrsnafiah@gmail.com
Kontak : +628 211 083 509
Alamat : Fakultas Teknik Geologi, Jl. Raya Bandung – Sumedang km 21, Jatinangor
45363. Telp.(022) 7796646 Fax. (022) 7796545

pg. 20
UNIVERSITAS PADJADJARAN

STUDI LITERATUR
Persiapan Peta Geologi
Regional

Data Primer Data Sekunder


- Data hasil sondir SPT Sampel Tanah - Kondisi Air Tanah
- Nilai N hasil Uji SPT

Preparasi Sampel

Pengujian sifat fisik Pengujian sifat mekanika


tanah tanah

Triaxial test Direct shear test

Pengelompokan
dan Pengolahan
Data

Analisis Sifat Analisis Sifat Analisis Hasil Uji


Fisik Tanah Mekanik Tanah Sondir SPT

Mengetahui sifat Mengetahui sifat Mengetahui nilai


fisik, dan karakteristik nilai sudut geser “N” faktor penentuan
tanah untuk dalam dan nilai nilai daya dukung
mendapatkan nilai kohesi. tanah.
berat isi tanah serta
memahami sifat-sifat
khususnya.

Perhitungan nilai daya


dukung tanah menggunakan
metode Terzaghi, serta menentukan
jenis pondasi yang akan digunakan

Kesimpulan

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

pg. 21
UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB IV

PENUTUP

Peluang kesempatan yang diberikan pada mahasiswa untuk melakukan


penelitian skripsi pada PT Kwarsa Hexagon akan dapat membuka wawasan
bagi mahasiswa geologi untuk lebih memahami pengetahuan yang telah didapatkan
di bangku kuliah dan mengaplikasikannya dalam dunia kerja.

Dalam kesempatan ini mahasiswa akan memanfaatkanya semaksimal


mungkin selanjutnya hasil dari penelitian skripsi ini dibuat dalam bentuk
laporan Tugas Akhir yang akan di pertanggung jawabkan dalam bentuk sidang
skripsi di universitas (program studi). Mahasiswa mengucapkan terimakasih atas
perhatian yang diberikan perusahaan dan berharap mendapat kesempatan untuk
dapat melakukan penelitian skripsi di PT Kwarsa Hexagon

Bandung, 28 Desember 2017

Mahasiswa Peneliti,
Syakira Trisnafiah
(270110140043)

pg. 22

Anda mungkin juga menyukai