Anda di halaman 1dari 38

Resume

Pemecahan Masalah Matematika di SD

Tentang

Strategi- Strategi Pemecahan Masalah Matematika SD

Oleh :

MARCELLYNA

1200605/2012

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2015
STRATEGI – STRATEGI PEMECAHAN MASALAH

A. PENGERTIAN

1. Pengertian Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani "strategia" yang diartikan sebagai "the art of
the general" atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan.
Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau
mecapai tujuan. Strategi pada dasarnya merupakan seni dan ilmu menggunakan dan
mengembangkan kekuatan (ideologi, politik, ekonomi,sosial-budaya dan hankam)
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Pengertian Masalah

Suatu pertanyaan akan menjadi masalah jika pertanyaan itu menunjukan adanya
suatu tantangan yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin yang sudah
diketahui oleh si pelaku ( menurut Cooney dalam Fadjar Shadiq, 2004: 10). Definisi di
atas mengandung implikasi bahwa suatu masalah harus mengandung adanya
“tantangan” dan “belum diketahuinya prosedur rutin”. Prosedur rutin di sini adalah soal
yang penyelesainnya sudah bisa ditebak, diketahui rumusnya, dan hanya dengan satu
atau dua langkah soal sudah terselesaikan. Tidak semua pertanyaan merupakan suatu
masalah. Bagi seseorang suatu pertanyaan bisa menjadi suatu masalah sedang bagi
orang lain tidak.

Berdasarkan pendapat sebagian besar ahli Pendidikan Matematika, Shadiq (2007:3)


menyatakan bahwa masalah merupakan pertanyaan yang harus dijawab. Namun tidak
semua pertanyaan otomatis akan menjadi masalah. Suatu pertanyaan akan menjadi
masalah hanya jika pertanyaan itu menunjukkan adanya suatu tantangan (challenge)
yang tidak dapat dipecahkan dengan prosedur rutin (routine procedure) yang sudah
diketahui si pelaku, Dengan demikian apabila siswa Anda belum mengetahui ‘prosedur
rutin’ untuk menyelesaikan soal namun tertantang untuk menyelesaikannya, maka soal
tersebut dikatagorikan sebagai ‘masalah’. Karenanya, dapat terjadi suatu soal mungkin
merupakan ‘masalah’ bagi siswa tertentu, tetapi bukan masalah atau hanya akan
menjadi ‘pertanyaan’ bagi siswa lainnya karena ia sudah mengetahui prosedur untuk
menyelesaikannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak setiap soal dapat
disebut masalah. Berkaitan dengan uraian di atas, Sumardiyono (2007:11)
mengemukakan bahwa secara umum orang memahami masalah (problem) sebagai
kesenjangan antara kenyataan dan harapan. Dalam matematika, istilah “problem”
terkait erat dengan suatu pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan problem solving
atau pemecahan masalah.

3. Pengertian Pemecahan Masalah


Pemecahan masalah adalah proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh
sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal (Suwarkono,2004:1). Metode
pemecahan masalah adalah suatu cara pembelajaran dengan menghadapkan siswa
kepada suatu masalah untuk dipecahkan atau diselesaikan (menurut Sriyono dalam
Suprapto, 2004:19).
Menurut Ismail (2003), pemecahan masalah adalah suatu rancangan tindakan yang
dilakukan guru agar para siswanya termotivasi untuk menerima tantangan yang ada
pada pertanyaan (soal) dan mengarahkan para siswa dalam proses pemecahannya.
Dalam pemecahan masalah siswa didorong dan diberi kesempatan seluas-luasnya
untuk berinisiatif dan berfikir sistematis dalam menghadapi suatu masalah dengan
menerapkan pengetahuan yang didapat sebelumnya.
Menurut Polya (dalam Mumun Syaban,2008:2), ada empat langkah dalam
menyelesaikan masalah yaitu:
1. Memahami masalah
Pada kegiatan ini yang dilakukan adalah merumuskan: apa yang diketahui, apa
yang ditanyakan, apakah informasi cukup, kondisi (syarat) apa yang harus
dipenuhi, menyatakan kembali masalah asli dalam bentuk yang lebih
operasional (dapat dipecahkan).
2. Merencanakan pemecahannya
Kegiatan yang dilakukan pada langkah ini adalah mencoba mencari atau
mengingat masalah yang pernah diselesaikan yang memiliki kemiripan dengan
sifat yang akan dipecahkan, mencari pola atau aturan , menyusun prosedur
penyelesaian.
3. Melaksanakan rencana
Kegiatan pada langkah ini adalah menjalankan prosedur yang telah dibuat pada
langkah sebelumnya untuk mendapatkan penyelesaian .
4. Memeriksa kembali prosedur dan hasil penyelesaian
Kegiatan pada langkah ini adalah menganalis dan mengevaluasi apakah
prosedur yang diterapkan dan hasil yang diperoleh benar, apakah ada prosedur
lain yang lebih efektif , apakah prosedur yang dibuat dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah sejenis, atau apakah prosedur dapat dibuat
generalisasinya.

4. Pengertian Strategi Pemecahan Masalah


Dari uraian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa strategi pemecahan masalah
itu ialah strategi spesifik yang digunakan untuk memecahkan masalah rutin atau
masalah nonrutin agar mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

B. STRATEGI-STRATEGI PEMECAHAN MASALAH

1. Strategi kira dan cek/ Guess and cek, or trial and eror

Strategi ini dilakukan dengan memberikan tebakan terhadap seluruh kemungkinan


penyelesaian masalah. Akan tetapi tebakan disini tidak hanya asal tebak. Tebakan tersebut
haruslah disertai dengan alasan-alasan yang logis atau berdasarkan pengalaman-pengalaman
sebelumnya. Sehingga tebakan itupun dapat diuji kebenarannya disertai alasan-alasan yang
logis.
Bagaimanakah membelajarkan strategi cek dan kra kapada siswa? Berikut ini saran yang
dapat dilakukan dalam membelajarkan strategi ini.
a) Masalah yang diberikan untuk mengenalkan strategi ini haruslah masalah yang
dapat dipecahkan dengan memperkrakan atau menebak atau mencoba secara
singkat. Bagaimanapun, kesimpulan biasanya sangat penting dalam menemukan
jawaban.
b) Setelah siswa menyelesaikan masalah-masalah tersebut, mereka diminta untuk
berpikir dan mendiskusikan bagaimana cara mendapatkan jawaban. Kenyataan
bahwa kira dan cek adalah sebuah strategi pemecahan masalah perlu mendapat
penekanan. Siswa diminta untuk berkomentar tentang keberhasilannya dalam
memperkirakan. Untuk beberapa soal, cara tersebut adalah satu-satunya cara untuk
memulai namun mereka tetap harus mengecek hasil perkiraannya. Jika hasil
tebakan bukan merupakan jawaban yang dicari, tebak lagi, dan tentu saja ceklah
kembali.
c) Jadi strateg kira dan cek ini akan membantu bila penyajian sebuah masalah dengan
bilangan-bilangan yang besar atau banyaknya potongan-potongan data, atau bila
masalahnya meminta pemecahan untuk mendapatkan sebuah solusi namun tidak
semua solusi yang kemungkinan untuk sebuah masalah. Bila menggunakan strategi
ini, seseorang mengira jawabannya kemudian menguji untuk melihat apakah
jawabannya betul, dan membuat perkiraan-perkiraan yang lain jika perkiraan
semula tidak benar. Dengan cara-cara ini, secara berangsur-angsur, jawaban
semakin dekat dan semakin dekat kepada solusi meningkatkan perkiraan-perkiraan
yang beralasan.
Contoh masalah:

Contoh masalah 1:

Tata pergi ke suatu mall, lalu dia melihat orang sedang menjual aksesoris dan melihat harga-
harga aksesoris tersebut sebagai berikut: pita warna pink seharga 5 rb, pita warna biru
seharga 3 rb, pita warna hijau seharga 7 rb, pita warna putih seharga 6 rb. Tata membeli 3
dari aksesoris tersebut, dan dia membayarnya 14 rb. Tentukanlah aksesoris apa yang telah
dibeli tata?
Langkah-langkah penyelesaian:
I. Tentukan yang diketahui:
 aksesoris apa yang dilihat Tatadi mall? pita warna pink, pita warna biru, pita warna hijau,
pita warna putih.
 Berapa banyak aksesoris yang dibeli oleh Tata? 3.
 Berapa harga pita warna pink? 5 rb, Berapa harga pita warna biru? 3 rb, Berapa harga
pita warna hijau? 7 rb, Berapa harga pita warna putih? 6 rb.
 Berapa jumlah harga aksesoris yang dibeli Tata semuanya? 14 rb.
 Apa pertanyaan yang akan kamu jawab pada masalah ini? Apa aksesoris yang 3 buah yang
dibeli Tata tersebut?
II.Pilih sebuah strategi
 Bagaimana kita dapat mengetahui ketiga aksesoris yang harganya 14 rb semuanya? Kita akan
membuat kelompok-kelompok 3 harga yang berbeda dari aksesoris tersebut, dan
menjumlahkan harga-garganya.
 Kita dapat membuat daftar langkah demi langkah untuk mendapatkan semua kelompok tiga
maninan yang berbeda dari mainan-mainan tersebut. Kita dapat mengira dan mencek untuk
melihat semua perkiraan kita tersebut apakah benar. Kita dapat mulai dengan mengira ketiga
aksesoris yang dibeli Tata kemudian kita akan mendapatkan harga yang 14 rb dari hasil-hasil
perhitungan kita.
III.Selesaikan masalah
Siapa saja di kelas boleh mengemukakan perkiraannya. (minta setiap siswa menulis
perkiraannya pada keratasnya). Katakan pada siswa bahwa dengan mengira dan
menuliskannya pada kerata dapat membantu kita untuk menemukan jawaban. Tentu saja
perkiraan yang dibuat siswa tidak sama. Berikut ini adalah beberapa contoh perkiraan-
perkiraan yang dibuat siswa.
Perkiraan:

5 + 3 + 7 = 15 rb, bukan 14 rb.


pita warna pink pita warna biru pita warna hijau
3 + 7 + 6 = 16 rb, bukan 14 rb.
pita warna biru pita warna hijau pita warna putih
5 + 3 + 6 = 14 rb, ya 14 rb.
pita warna pink pita warna biru pita warna putih
IV. Kemukakan jawaban
Jadi semua yang nama aksesoris yang dibeli Tata, adalah pita warna pink, pita warna biru , pita
warna putih.

V.Perluasan: Nah, dari soal tersebut, dapat kita perluas soalnya dengan pertanyaan yang berbeda
tetap cara penyelesaiannya sama. Nah sebagai conth :
Adakah harga 3 aksesoris yang mungkin harga semuanya 18 rb? Dan lain-lain.

2. Gunakan sebuah variable

Variabel adalah suatu besaran yang dapat diubah atau berubah sehingga mempengaruhi
peristiwa atau hasil penelitian. Dengan menggunakan variabel, kita akan meperoleh lebih
mudah memahami permasalahan. Hal ini dikarenakan kita seolah-olah sesudah mendapatkan
jawabannya. Biasanya bentuk soal yang menggunakan teknik ini adalah soal counting
(menghitung) atau menentuakan suatu bilangan. Dalam penelitian sains, variable adalah bagian
penting yang tidak bisa dihilangkan.

Berikut ini adalah pengertian dan definisi variabel:

# TIA MUTIARA

Variabel adala sesuatu yang menjadi pusat atau fokus perhatian, yang memberikan pengaruh
dan memiliki nilai sehingga dapat berubah. Variabel dapat disebut juga peubah. Variabel
merupakan objek penelitian yang dapat menentukan hasil penelitian

# ANONIM

Variable merupakan sarana untuk memperoleh pemahaman tergadap masalah yang sedang
diteliti secara benar. Dengan menggunakan variable-variable tertentu, peneliti menguji benar
atau tidaknya asumsi dan rumusan masalah yang sebelumnya sudah dibuat

Nama variable dapat berupa huruf, angka maupun garis bawah. Namun dalam
penulisannya, variable harus diawali dengan huruf atau (_) garis bawah, kemudian diikuti huruf
atau angka. Penulisan variable dengan karakter awal angka tidak diperbolehkan.
Menggunakan sebuah variable atau dengan membuat sebuah kalimat terbuka merupakan
strategi yang banyak dijumpai pada buku-buku teks. Strategi kalimat terbuka atau pertanyaan
paling banyak di ajar di sekolah, dan kebanyakan hanya ini satu-satunya strategi dalam
menyelesaikan masalah. Namun guru hendaknya menyadari bahwa tidak semua masalah dapat
diselesaikan dengan strategi ini. Hendaknya terlebih dahulu siswa melihat hubungan-hubungan
informasi yang ada dalam suatu masalah terlebih dahulu, kemudian menetukan kalimatnya.
Siswa juga perlu mempelajari bahwa satu kalimat belum tentu cukup untuk sebuah masalah,
mungkin saja dua atau tiga tergantung maslahnya. Berikut ini adalah beberapa contoh masalah
yang penyelesaiannya mengunakan kaliamat matematika yang diambil dari Suydam (1998).
Strategi dapat dikatakan satu-satunya strategi yang diajarkan di SD. Strategi ini digunakan bila:

 Sebuah ungkapan yang setara untuk bilangan apapun disajikan.


 Sebuah masalah yang dikemukakan merupakan persamaan.
 Masalah menghendaki suatu bukti atau pemecahan secara umum.
 Sebuah masalah yang memuat ungkapan-ungkapan seperti “berurutan”, “genap”, atau “ganjil”
pada bilangan bulat.
 Adanya sejumlah besar kasus.
 Sebuah bukti diminta untuk dalam sebuah masalah yang melibatkan bilangan.
 Ada besaran yang tidak diketahui sehubungan besaan yang diketahui.
 Anda ingin mengembangkan sebuah rumus umum.
Contoh masalah yang diselesaikan dengan menggunakan strategi gunakan sebuah variable
sebagai berikut: Carilah bilangan paling besar yang dapat membagi jumlah 3 bilangan cacah
yang berurutan?
Dengan mencoba beberapa contoh, anda mungkin mencoba mengira bahwa 3 bilangan itu
adalah bilangan terbesar. Namun dalam hal ini perlu digunakan sebuah variable untuk
menghitung semua pemisalan yang mungkin dari 3 bilangan yang berurutan.
Sebuah variable merupakan sebuah huruf, yang menyatakan sebuah bilangan yang tidak
ditentukan untuk sementara. Berikut ini dikemukakan langkah-langkah penyelesaian masalah di
atas:
Langkah-langkah penyelesaian:
I. Tentukan yang diketahui:
 Tentang apa masalah tersebut? Tentang bilangan cacah.
 Berapa banyak bilangan tersebut? 3.
 Bagaimana hubungan ketiga bilangan tersebut? Berurutan.
 Apa pertanyaan yang akan kamu jawab pada masalah ini? Bilangan terbesar manakah yang
dapat membagi jumlah ketiga bilangan tersebut?

II. Pilih sebuah strategi


 Bagaimana kita dapat mengetahui bilangan yang terbesar yang dapat membagi jumlah ketiga
bilangan tersebut? Kita akan memisalkan salah satu dari ketiga bilangan berurutan tersbut
dengan sebuah variabel, misalnya bilangan yang pertama = x. Bilangan yang kedua adalah
x+1, dan bilangan yang ketiga adalah x+1+ 1 atau x + 2.
 Kita dapat menyatakan ketiga bilangan yang berurutan tersebut dalam hubungan-hubungan
yang dinyatakan pada masalah, maka penjumlahan ketiga bilangan tersebut dapat dinyatakan
sebagai berikut: x + (x+1) + (x+2), dan dengan menjumlahkan ketiga bilangan yang dengan
sebuah variabel tersebut akan diperhitungkan mana pembagi yang terbesar untuk hasil jumlah
ketiga bilangan tersebut.

III. Selesaikan masalah


Siapa saja di kelas boleh mengemukakan pendapatnya bagaiman cara mencari bilangan
pembagi-pembagi hasil jumlah tersebut, dan apa yang harus dilakukan lebih dahulu. Berikut
adalah penyelesaian kalimat matematika tersebut:
Jumlah ketiga bilangan = x + (x+1) + (x+2)
=x+x+1+x+2
= 3x + 3
= 3(x + 1)
Dengan demikian hasil penjumlahan ketiga bilangan tersebut adalah 3(x+1) atau 3 kali bilangan
yang ditengah. Pembagi terbesar untuk sebuah bilangan adalah bilangan itu sendiri yakni 3 x
bilangan yang ditengah.
IV. Kemukakan jawaban: Jadi 3 (x+1) pada
V. Perluasan: Bilangan apakah pembagi terbesar untuk jumlah 4 atau 5 bilangan berurutan?

3. Strategi Menemukan Pola (Look for a Patron)

Kegiatan matematika yang berkaitan dengan proses menemukan suatu poladari sejumlah
data yang diberikan, dapat mulai dilakukan melalui sekumpulan gambar atau bilangan.
Kegiatan yang mungkin dilakukan antara lain dengan mengobservasi sifat-sifat yang dimiliki
bersama oleh kumpulan gambar atau bilangan yang tersedia. Sebagai suatu strategi untuk
pemecahan masalah, pencarian pola yang pada awalnya hanya dilakukan secara pasif melalui
permasalahan yang dikeluarkan oleh guru, pada suatu saat keterampilan itu akan terbentuk
dengan sendirinya sehingga pada saat menghadapi permasalahan tertentu, salah satu
pertanyaan yang mungkin muncul pada benak seseorang antara lain adalah :”Adakah pola atau
keteraturan tertentu yang mengaitkan tiap data yang diberikan?”. Tanpa melalui latihan sangat
sulit bagi seseorang untuk menyadari bahwa dalam permasalahan yang dihadapinya terdapat
pola yang bisa diungkap.

Stategi ini berkait dengan pencarian keteraturan-keteraturan. Keteraturan yang sudah


diperoleh akan lebih memudahkan untuk menemukan penyelesaian masalahnya.Penggunaan
pola adalah dominan dalam pembelajaran matematika Pola dapat memudahkan kita untuk
merumuskan aturan dan memprediksi hasil. Masalah yang pemecahannya dengan mencari pola
sering membutuhkan pembuatan tabel atau daftar, menggunakan strategi “menebak dan
mengecek”. Beberapa masalah dalam bagian “membuat tabel” dan “menebak dan mengecek”
memerlukan pencarian pola.

Contoh masalah :

Contoh masalah yang relevan sebagai berikut.


Buatlah bulatan untuk menunjukkan titik-titik sudut segitiga pada berikut.
Jika kamu tetap membuat bentuk segitiga dengan cara yang sama, berapa bulatan yang
akan dipunyai oleh segitiga dengan 6 baris? 24 baris?
Petunjuk: untuk menemukan pola, daftarlah banyaknya bulatan yang ditambahkan pada
masing-masing segitiga berikutnya. Tulislah bilangan 1 untuk segitiga pertama pada awal
data Anda. Pikirkan pola sebagaimana Anda menambahkan bilangan tersebut. (Kunci: Pola
umum:N=0.5n(1+n). N= banyaknya bulatan. n=banyaknya baris dalam segitiga. Untuk
n=6 maka N=21, n=24 maka N=300)

Bagaimanakah membelajarkan strategi menemukan pola kepada siswa? Berikut ini saran
yang dapat dilakukan dalam membelajarkan strategi menemukan pola. Untuk mengenalkan
strategi ini, berikan masalah yang terlihat panjang dan membosankan jika tidak digunakan
pola untuk menemukan jawabannya. Petunjuk tentang bagaimana membuat tabel mungkin
penting untuk membantu siswa mencari pola.

Dalam menggunakan strategi mencari sebuah pola, siswa diminta untuk megidentifikasi
sebuah pola gambar atau bilangan. Bila sebuah pola sudah digunakan dalam pemecahan suatu
masalah maka itu akan melibatkan siswa lebih aktif. Pengguanan sebuah tabel sering
digunakan dalam penggunaan strategi mencari sebuah pola. Berikut ini adalah contoh masalah
yang penyelesaiannya menggunakan strategi mencari sebuah pola (Suydam, 1998). Selain itu,
dalam penggunaan strategi ini seseorang biasanya mebuat daftar beberapa contoh-contoh
khusus dari masalah dan kemudian melihat apakah sebuah pola muncul sehingga sebuah solusi
diperoleh berdasarkan pola-pola yang muncul tersebut. Sebagai contoh: sederetan bilangan
adalah sebagai berikut:
1 4 9 16 25 36 49 64 81 100
121 144 169 196 225 256 289 324 361 400
441 484 529 576 625 676 729 784 841 900
... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
Berasarkan pola yang timbul pada perpangkatan 2 dari setiap bilangan 1 – 20, siswa dapat
melihat bagaimana pola satuan-satuan dari bilangan yang dipangkatkan dengan 2 tersebut. Tidak
ada bilangan 2, 3,7, dan 8 pada satuan, yang ada 1, 4, 5, 6, , dan 0. Anak-anak akan dapat
menetukan berapa satuan untuk perpangkatan dengan 2 berikutnya. Berikut ini sebuah contoh
masalah yang penyelesaianya dengan mencari polanya:

4. Strategi Membuat Daftar


Sebuah daftar atau kelompok daftar dibuat untuk memelihara tebakan atau
perhitungan yang dipesan dan memastikan semua kemungkinan perhitungan dilibatkan dan
tidak ada data yang dimasukkan secara berulang. Menghitung sering digunakan untuk
menggambarkan hasil akhir. Daftar digunakan sebagai perbandingan atau pola penemuan
untuk menentukan satu atau lebih jawabannya.
Contoh masalah :
1. Buat sebuah daftar
Soal :
a. Ibu memiliki 4 kaleng permen.setiap kaleng berisi 10 permen,jika permen tersebut di
bagi pada 4 orang anak.berapa buah permen yang diterima oleh setiap anak?
b. Rahma mmiliki 10 buah kelereng, kemudian aziz membelikan 5 kelereng lagi buatnya
.rahma ingin membagikan kelerengnya pada 4 orang temannya sama banyak berapa
sisa kelereng rahma ?
Jawab :
a. Dik : - 4 kelereng permen yang masing-masingnya berisi 10 permen
-ibu membagikan permen pada 4 orang anak
Ditanya : berapa masing –masing anak mendapatkan permen ?
Penyelesaian :

Buat daftar yang jumlahnya 40

Anak 1 Anak Anak3 Anak Anak 5


2 4
1 2 3 4 30
2 3 4 5 24
3 4 5 6 22
4 5 6 7 18
5 4 5 5 21

Dan begitu seterusnya .


Perluasan : jika ada 6 orang anak berapakah permen yang didapat masing – masing anak
tersebut ?

b. Dik : - rahma memiliki 10 kelereng


- kelereng rahma ditambah oleh aziz sebanyak 5 kelereng
- rahma membagikannya kepada 4 orang temannya sama banyak
Dit :berapa sisa kelereng rahma ?
Penyelesaian :
1 2 3 4

3 3 3 3

3 x 4 = 12
Dan sisa nya 3 kelereng
Jadi masing –masing anak mendapatkan 3 kelereng dan kelereng rahma pun sisa 3
Perluasan : berepakah sisa kelereng rahma jika temannya ada 6 orang ?

5. Strategi Menyederhanakan Masalah


Strategi ini berkait dengan penggunaan contoh-contoh khusus yang lebih mudah
dan lebih sederhana, sehingga gambaran umum penyelesaian masalah akan lebih mudah
dianalisis dan akan lebih mudah ditemukan.
Masalah dengan bilangan yang besar atau pecahan seringkali terlihat sulit.
Mensubstitusikan bilangan bulat yang kecil biasanya akan memudahkan pemecah masalah
dengan struktur masalah. Pecahkan masalah dengan bilangan yang disubstitusikan
tersebut, dan kemudian kembalikan ke masalah aslinya. Cara tersebut merupakan sebuah
strategi pemecahan masalah dan dapat membuat siswa lebih percaya diri dalam
memecahkannya. Masalah-masalah rutin seringkali menjadi lebih sederhana dengan
strategi ini.
Contoh masalah:
Berikut adalah sebuah contoh masalah yang diselesaikan dengan “selesaikan msalah yang
lebih sederhana.
Yori, Doni, Zul,dan Danil bertemu di halaman sekolah pada hari Minggu pagi. Jika setiap
mereka berjabat tangan dengan yang lain. Berapa banyak jabat tangan yang terjadii pada
hari Minggu pagi dihalaman sekolah tersebut? Yori, Doni, Zul,dan Danil

Cara menyelesaikan:
I.Tentukan yang Diketahui: dengan mengemukakan pertanyaan sebagai berikut:
 Berapa banyak teman di halaman sekolah pada pada hariMinggu? 4
 Siapa nama-nama mereka? Yori, Doni, Zul,dan Danil
 Apa yang mereka lakukan pada hari Minggu pagi? Berjabat tangan.
 Apa maksudnya setiap mereka berjabat tangan dengan yang lain?
 Siapa yang akan berjabat tangan dengan Yori? Doni, Zul,dan Danil
 Siapa berjabat tangan dengan Doni? Yori, Zul,dan Danil
 Siapa berjabat tangan dengan Danil? Yori, Zul,dan Doni
 Siapa berjabat tangan dengan Zul? Yori, Doni, dan Danil
 Apakah ketika Yori berjabat tangan dengan Doni, Doni juga berjabat tangan dengan Yori?
Ya. Apakah ketika Yori berjabat tangan dengan Danil, Danil juga berjabat tangan dengan
Yori? Ya. Apakah ketika Zul berjabat tangan dengan Doni, Doni juga berjabat tangan
dengan Zul? Ya. Apakah ketika Zul berjabat tangan dengan Danil, Danil juga berjabat
tangan dengan Zul? Ya.
 Apa pertanyaan yang harus dijawab dari masalah ini? Berapabanyaknya jabat tangan di
halaman sekolah ketika mereka bertamu pada pagi Minggu?
II. Pilih Sebuah Strategi
Pada kertas buram, anda dapat membuat masalah yang lebih sederhana untuk membantu anda
dalam menyelesaikan masalah ini, akam membuat kita menyelesaikannmsalah akan lebih
mudah, yakni dengan memuali dengan 2 orang dulu, kemudian dengan 3 orang. Dengan
demikian kita dapat menetukan berapa banyaknya semua jabat tangan nantinya. Dengan
berakting, kita dapat terbatu untuk menentukan banyaknya jabat tangan.

III. Selesaikan masalahnya


Minta 2 anak berakting berjabat tangan. Minta bereka berperan sebagai Yori dan Doni.Minta
mereka berjabat tangan. Berapa banyaknya jabat tangan erjadi untuk 2 orang?
Minta siswa untuk berjabat tangan dengan orang ketiga, ikutkan sekarang Zul (terjadi 3 jabat
tangan). Kemudian datang Danil, maka dengan kedatangan Danil terjadi 3 jabat tangan lagi..
Jadi semuanya ada 6jabat tangan.

IV. Lihat Kesemula kembali


Baca kembali soalnya,apakah penyelesaiannya sudah sesuai dengan yang ditanyakan?

V. Perluas
Lihat pola dalam table. Jika jawaban anda sesuai dengan apakah yang ditanya oleh
masalah.kalau sudah sesuai coba anda lakukan dengan 6 orang bertemu dan mereka saling
berjabat tangan. Gunakan pola yang sudah didapatkan.

6. Buat gambarnya (draw a picture)

Membuat gambar atau diagram dapat membantu siswa memecahkan msalah dunia nyata.
Masalah dapat menemukan rumah seseorang atau suatu arah yang sangat komplit maka
sebaiknya dibuatkan gambar atau diagramnya. Atau dalam menyusun sesuatu di ruang tidur atau
di ruang apa saja di rumahmu maka siswa dapat ditugaskan membuat diagram atau gambar. Perlu
dikatakan kepada siswa bahwa dalam menggunakan strategi gambar, gambar dibuat tidak perlu
secara ditail.

Contoh masalah:

Mayang ingin membuat sebuah kotak yang berbentuk kubus. Untuk membuat kotak tersebut,
Mayang lebih dahulu harus membuat jaring-jaring kotak yang berbentuk jaring-jaring kubus.
Mayang belum bisa mebuat jaring-jaring kubus tersebut. Cobalah kamu bantu Mayang membuat
jaring-jaring kubus tersebut!

Pilih sebuah strategi


Apa yang harus dilakukan Mayang mula-mula? Memperhatikan contoh kotak yang akan
dibuatnya.

Berapa banyak rangkaian persegi yang ada pada kotak? 6.

Bagaiman bentuk rangkaian persegi yang dapat membentuk kotak?

Perlukah kamu merancang rangkaian-rangkaian 6 persegi tersebut?

Kalau membuat rancangan rangkaian persegi tersebut, pelukah kamu menggambarkan


rancangankamu tersebut? Apakah dengan mengambarkan rancangan kamu tersebut dapat
membantu kamu memudahkan kerja kamu?

Nah, Sekarang gambarkan rangkaian-rangkaian persegi yang dapat membentuk kotak!

Selesaikan masalahnya

Mulailah mencoba merancang rangkaian-rangkaian persegi yang dapat dibuat menjadi sebuah
kotak yang berbentuk kubus.

Mulai dari rangkaian 4 persegi, coba dirangkai, apakah sudah sebuah kotak?

Lanjutkan dengan 5 persegi, coba dirangkai apakah dapat dibuat sebuah kotak?

Lanjutkan terus dengan 6 persegi, coba rangkai, apakah dapat dibuat sebuah kotak?

Coba dirancang model-model rangkaian yang lain yang dapat dibuat sebuah kotak

Bedakanlah bagaimana ciri-ciri rangkaian persegi yang dapat dibuat sebuah kubus dengan yang
tidak dapat dibuat kubus.

Penyelesaian:

Dll.
Lihat Kembali

Mari lihat kembali masalah, untuk melihat apakah jawabanmu sxesuai dengan apa yang
ditanyakan dari masalah. Nah bacalah kembali masalahnya. Gunakan gambar-gambarmu untuk
melihat apakah rangkaiann 6 persegi benar-benar merupakan jaring-jaring kubus.

Adakan Perluasan

Bagaimana bentuk rangkaian persegipanjang yang dapat membentuk balok?

7. Strategi Menggambar Diagram

Berikut ini adalah pengertian dan definisi diagram:

# AGUS SUPRIATNA

Diagram adalah gambaran atau sketsa untuk menerangkan hubungan antara dua hal atau
lebih

# PUSTAKA WIDYATAMA

Diagram merupakan bentuk gambar yang menyatakan (berupa) data-data berfungsi


menjelaskan , atau menerangkan sesuatu hal

# SUTARTINI FRANSISKA

Diagram adalah gambar atau grafik berisi keterangan mengenai hal-hal tertentu yang
menunjukkan hubungan antara besaran-besaran peubah

# AGUS PURWOTO

Diagram merupakan alternatif penyajian data agar lebih menarik

# ISMAIL KUSMAYADI

Diagram adalah gambaran (buram, sketsa) untuk memperlihatkan atau menerangkan


sesuatu

# REDAKSI KAWAN PUSTAKA


Diagram adalah gambaran untuk memperlihatkan atau menerangkan sesuatu

# RHONDA ABRAMS

Diagram merupakan cara yang baik untuk mengomunikasikan informasi penting atau
mengesankan

Strategi menggambar diagram melibatkan situasi masalah dengan membuat sketsa


atau diagram. Ini adalah salah satu strategi yang penting dalam pemecahan masalah karena
penggunaannya yang luas dalam masalah nonrutin. Hembree (1992) dalam Holmes
(1995:44) menyimpulkan dari analisis terhadap 487 pemecahan masalah bahwa siswa
mendapat keuntungan dalam strategi membuat diagram daripada strategi yang lain.

Bagaimana membelajarkan strategi menggambar diagram kepada siswa? Berikut ini


saran yang dapat Anda lakukan dalam membelajarkan strategi menggambar diagram.
a. Anda dapat membantu siswa menerjemahkan tindakan ke dalam diagram agar
siswa menjadi lebih familiar dengan strategi ini. Untuk siswa di kelas awal, kata
gambar matematika lebih cocok digunakan daripada kata diagram. Beberapa siswa
berpikir bahwa membuat gambar matematika memerlukan kehati-hatian dan
menghabiskan waktu, terutama pada bagian detailnya. Guru dapat menjelaskan
kepada siswa bahwa gambar matematika adalah gambar sketsa yang dibuat dengan
cepat, menggunakan bentuk bangun tertentu sebagai penghitung tertentu.
b. Untuk membelajarkan siswa yang belum mengerti maksud dari membuat gambar
matematika untuk memecahkan masalah, guru dapat membantu siswa
menerjemahkan pekerjaan mereka dengan memanipulasi gambar matematika.
Anda dapat berkata “Mari membuat gambar matematika yang menunjukkan kepada
kita bagaimana menggunakan tally penghitung untuk memecahkan masalah tentang
beruang Teddy. Selama tally penghitung tetap berada di mejamu, Kamu dapat
menggunakannya untuk membuat gambar matematika. Gambar matematika
menunjukkan apa yang ditunjukkan oleh tally penghitung. Apa yang akan Kalian
gambar?”.
c. Setelah siswa bekerja pada tugas ini, mereka berbagi dan berdiskusi tentang apa
yang telah dilakukan. Jika siswa lain memiliki kesulitan dalam melihat gambar
teman mereka, siswa dapat diminta menaruh gambar matematika mereka pada
posisi yang lebih bagus untuk dilihat. Selanjutnya siswa diminta memecahkan
masalah menggunakan gambar matematika. Pelajaran seperti ini berlanjut sampai
hampir semua siswa mampu memodelkan masalah dengan gambar matematika.
d. Perhatian khusus diberikan kepada siswa yang tidak dapat membuat diagram.
Mereka perlu ditanya tentang bagaimana masing-masing fakta dan
hubungannya dalam masalah.
Contoh masalah :
Banyak juga masalah yang strategi penyelesaiannya tidak perlu menggambarkan secara
sesungguhnya untuk menyatakan penyelesainnya, tetapi dinyatakan dengan sebuah diagram dari
masalah tersebut adalah bermanfaat. Sebagai contoh, jika anda ingin menentukan nbanyak kepa
muncul dari pelemparan 2 koin, maka kita dapat membuat gambar dari kemungkinan munculnya
gambar. Berikutnya dikemukakan diagram pohon untuk mencari kemungkinan yang mungkin
muncul.

G GG
G
A GA
G AG
A
A AA

Koin 1 Koin 2 Hasil

Diagram ini menunjukkan bahwa ada 1 cara untuk memperoleh 2 gambar dari 4 kemungkinan dari
hasil. Diagram Venn dapat pula digunakan untuk menyelesaikan masalah.

Diagram-diagram yang dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah dapat berupa diagram
Venn, diagram batang, diagram koordinat, koordinat Cartesian, produk Cartesian, diagram pohon,
diagram batang dan daun, diaram garis, dan lain-lain.
8. Gunakan Penalaran Langsung (Direct Reasoning)

Kegunaan strategi penalaran langsung ini, biasanya digabung dengan penggunaan strategi lain
dalam menyelesaikan masalah yang bertujuan untuk membuat kesimpulan-kesimpulan. Dengan
demikian penggunaan strategi diawali dengan pertanyaan dari masalah yang meminta bukti.
Pertanyaan yang memuat pernyataan jika …., maka …., dan jika anda melihat secara implicit
masalah-masalah memuat kumpulan dari kondisi-kondisi yang diketahui. Berikut ini
dikemukakan sebuah contoh masalah yang penyelesaiannya menggunakan strategi gunakan
penalaran langsung.
Contoh masalah:
Zaskia mempunyai 1 kelompok koin yang terdiri dari 8 koin yang mempunyai permukaan yang
sama. Ternyata 7 koin sama beratnya dan ada 1 koin lebih berat. Zaskia juga mempunyai sebuah
timbangan yang mempunyai 2 piring kiri dan kanan. Tentukanlah koin yang kedelapan dengan
cara 2 kali menimbang.

Cara Menyelesaikan Masalah


Tentukan yang diketahui
 Apa saja yang dimiliki Zaskia? 8 koin dan sebuah timbangan .
 Apakah semua koin itu sama berat? Tidak, salah satu lebih berat.
 Apa lagi yang kamu ketahui tentang koin-koin yang dimiliki Zaskia? Semua permukaan koin
itu sama.
 Apa pertanyaan yang harus kamu njawab? Koin yang manakah yang lebih berat tersebut?
 Apakah ada persyaratan untuk menetukan 1 koin yang lebih berat tersebut? 2 kali menimbang.
 Untuk menyelesaikan masalah ini kita akan menggunakan strategi yang dinamakan strategi
“Gunakan penalaran langsung”

Selesaikan Masalahnya
Mari kita baca masalah, adakah isyarat pada masalah? Timbangan mempunyai 2 tangan.
Adakah isyarat yang lain? Hanya 1 koin yang lebih berat.
Jika A berat dari B,maka koin yang lebih berat adalah di A,dan sebaliknya (gambar 1)
Apakah ada lagi isyarat kedua dari masalah? Hanya 2 kali menimbang.
Jika A lebih berat dari B,maka koin yang lebih berat ada pada A,dan sebaliknya.
Jika suda didapatkan pada salah satu timbangan.

1. 2.

A A

B B
Lihat Kembali
Mari kita lihat kembali masalah, dan lihat apakan jawaban sudah sesuai dengan permintaan
masalah. Apakah ketiga isyarat dapat terpenuhi oleh jawaban yang ditemukan?

Perluas masalahnya
Apa jawaban masalah ini jika syarat jawaban ditambah lagi dengan 2 koin yang berbeda beratnya.

9. Gunakan Penalaran Secara tidak Langsung (Indirect Reasoning)


Kadang-kadang dalam matematika ada masalah yang tidak mudah menyelesaikannya
dengan penalaran secara langsung. Dengan penalaran tidak langsung mungkin suatu hal yang
terbaik. Suatu cara yang sederhana dari pandangan penalaran tidak langsung adalah untuk
mempertimbangkan suatu ruang yang kosong dengan hanya 2 tempat masuk, katakanlah A dan B.
Jika anda ingin menggunakan strategi penalaran secara langsung, untuk membuktikan bahwa
seseorang memasuki ruangan melalui A, namun anda juga dapat membuktikan seseorang melalui
A dengan melihat kepada pintu B. Jika seseorang masuk ke ruangan dan tidak masuk melalui pintu
B, maka orang tersebut pasti melalui pintu A. Dalam matematika, untuk membuktikan dengan
mengatakan A, adalah sebuah kondisi mengatakan “A” adalah benar. Seseorang menganggap
bahwa kondisi A tidak benar dan menunjukkan bahwa kondisi untuk tidak mungkin.
 Menggunakan strategi penalaran tidak langsung cocok bila :
 Penalaran secara langsungnya lebih komplek, atau tidak mengarah kepada penyelesaian.
 Menganggap negasi yang sedang anda coba untuk membuktikan skop masalahnya sempit.
 Menghendaki suatu bukti.
Contoh masalah:
1. Buktikan bahwa jika hasil kali dua bilangan asli x dan y adalah ganjil, maka x dan y kedua-
duanya ganjil

Bukti

Bila pernyataan jika hasil kali dua bilangan asli x dan y adalah ganjil, maka x dan y kedua-
duanya ganjil ditulis sebagai p® q, maka p dan q masing-masing menjadi

p : hasil kali dua bilangan asli x dan y adalah ganjil

q : x dan y kedua-duanya ganjil

Akan dibuktikan kontrapositifnya, yaitu ~q® ~p, sehingga

~q : x dan y kedua-duanya tidak ganjil

Karena x dan y tidak ganjil, artinya genap, maka x = 2n dan y = 2m, untuk m, n Î bilangan
asli.
Sehingga xy = (2n)(2m) = 2 (2mn). Jadi, xy adalah bilangan genap. Artinya, hasil kali dua
bilangan aslil x dan y ternyata tidak ganjil, apabila x dan y masing-masing bukan bilangan
ganjil. Dengan kata lain,

~p : hasil kali dua bilangan asli x dan y adalah ganjil.

Dengan demikian telah dibuktikan ~q® ~p benar.

10. Menggunakan Sifat-sifat Bilangan

Memahami hakikat bilangan sering membantu kita dalam menyelesaikan masalah. Sebagai
contoh, mengetahui jumlah dua bilangan genap adalah genap dan pangkat dua bilangan ganjil
adalah bilangan ganjil. Dalam memeriksa hasil perhitungan. Penyelesaian dari masalah ini tidak
sesederhana yang penyelesaiannya dengan kira dan cek.

Contoh masalah :

1. Vita membeli 8 strip obat untuk sakit kepala di Apotek sehat. Harga 1 strip obat Rp. 7.250,00.
Setiap 1 strip obat berisi 12 tablet. Vita menjual obat tersebut secara eceran dengan harga Rp.
750,00 per tablet. Berapa keuntungan yang diproleh Vita jika semua obat habis terjual?

Diketahui:

- Obat yang dibeli 8 strip @ Rp. 7.250,00

- 1 strip = 12 tablet di jual @ Rp. 750,00

Ditanyakan : Berapa keuntungan vita jika semua obat habis terjual?

Jawab:

Hasil penjualan: 8 x 12 x 750 = 72.000

Pembelian obat : 8 x 7.250 = 58.000

Keuntungan = Hasil penjualan - pembelian obat


= (8 x 12 x 750) – (8 x 7.250)

= 72.000 – 58.000

= 14.000

Jadi keuntungan vita dari penjualan obat adalah Rp. 14.000,0

11. Selesaikan masalah yang ekuivalen (senilai)

Seorang menafsirkan sebuah masalah sering mengubah masalah menjadi lebih mudah untuk
diselesaikan dengan menggunakan penggambaran yang merwakili untuk mencoba
mengkombinasikan. Strategi ini adalah untuk melihat apakah masalah dapat dinyatakan kembali
atau tidak.

Contoh masalah :

1. Sebuah computer dijual dengan diskon 15% yakni dengan harga semula Rp.
2.000.000,-. Berapa harga computer tersebut setelah di diskon?
Penyelesaian :
15 x 2.000.000 = 300.000
100
2.000.000-300.000 = 1.700.000
Jadi harga computer tersebut setelah didiskon adalah Rp.1.700.000,-

12. Bekerja terbalik (work backward)

Strategi ini telah lama digunakan dalam masalah yang tidak mengandung bilangan. Dalam hal
ini siswa disuruh mengumpulkan semua informasi kemudian merumuskan dan menentukan apa
yang ditanya.

13. Gunakan kasus

Misalnya contoh dari beberapa kasus dibawah ini :


1. Tunjukkan bahwa jumlah dua bilangan genap adalah genap!
Informasi yang diberikan pada soal di atas adalah dua bilangan genap yang dapat ditulis
dengan 2n dan 2m dengan n dan m bilangan cacah. Sedangkan informasi yang akan dicari
adalah menunjukkan jumlahnya adalah genap. Jadi yang akan ditunjukkan adalah 2n + 2m
= 2 (n + m)
Contoh : 2 (2) + 2 (4) = 2 (2+4) = 12

2. Gunakan angka 2, 3, 4, atau 6 untuk membuat kalimat berikut ini benar!


a) ________ + _________ + __________ = 11
b) ________ - __________ - __________ = 0
c) ________ + __________ - __________ = 4
d) ________ + ___________ + _________ = 9
jawab :
a) 2 + 3 + 6 = 11
b) 6 – 2 – 4 = 0
c) 6 + 4 – 6 = 4
d) 2 + 3 + 4 = 9

3. Bagaimanakah pola dari 3, 4, 12 3, 2, 6 3, 6, 6 3, 8, 24 3, 9, 9?


Jawab: bilangan ketiga merupakan KPK dari bilangan pertama dan kedua.
Dapat di buktikan yaitu :
a) KPK dari 3 = 3, 6, 9, 12
KPK dari 4 = 4, 8, 12
b) KPK dari 3 = 3, 6, 9, 12
KPK dari 2 = 2, 4, 6, 8
c) KPK dari 3 = 3, 6, 9, 12
KPK dari 6 = 6, 12
d) KPK dari 3 = 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24
KPK dari 8 = 8, 16, 24
e) KPK dari 3 = 3, 6, 9, 12, 15, 18
KPK dari 9 = 9, 18

14. Pecahkan Sebuah Persamaan

Beberapa masalah merupakan masalah yang sulit dipahami karena menggunakan


bilangan yang besar. Jadi siswa dapat membuat analog dengan bilangan-billangan yang
kecil.

Contoh masalah :

1. Bu Ayu membelanjakan 1/4 dari uangnya untuk membeli daging Ia membelanjakan 1/3
dari sisa uangnya untuk membeli buah-buahan Terakhir ia membelikan ½ dari uangnya
untuk membeli kemeja Sisa uang terakhir Rp. 30.000,00 Berapa uang awal bu neti?

Jawab:

Sisa uang terakhir Rp. 30.000,00

Bu Ayu membelanjakan ½ sisa uang untuk membeli kemeja Rp. 30.000,00

Bu Ayu membelanjakan 1/3 sisa uang untuk membeli buah

Bu Ayu membelanjakan ¼ sisa uang untuk membeli daging


Rp. 30.000,00

Uang awal 1/4 = 4x Rp. 30.000,00

= Rp. 120.000,00

Jadi ¼ dari Rp. 120.000,00 adalah Rp. 30.000,0

15. Cari Rumusnya


Strategi mencari sebuah rumusnya, cocok untuk masalah yang melibatkan pola-pola bilangan.
Strategi ini sering diperluas dan menyaring strategi mencari polanya dan memberikan
informasi yang lebih umum.

Contoh masalah :

1. Harga 3 mangkuk bakso dan 3 gelas es the Rp. 15.000,00 dan 4 mangkuk bakso dan 3 gelas
es teh harganya Rp. 19.000,00. Tentukan harga 1 mangkuk bakso dan 1 gelas es teh?

Jawab :

Misal : Harga 1 mangkuk bakso adalah x,

Harga 1 gelas es teh adalah y.

Maka, model matematika system persamaan linearnya:

3x + 3y = 15.000

4x + 3y = 19.000

Model ini dapat diselesaikan dengan cara eliminasi dan substitusi.

Eliminasi y :

3x + 3y = 15.000

4x + 3y = 19.000
-x = - 4000

x = 4000

substitusikan x = 4000 ke persamaan 3x + 3y = 15.000.

3x + 3y = 15.000

3(4000) + 3y = 15.000

12.000 + 3y = 15.000

3y = 15.000 – 12.000

3y = 3000

y = 1000

jadi, harga 1 mangkuk bakso adalah Rp. 4000,00 dan harga 1 gelas es teh Rp.
1000,00.

16. Lakukan simulasi


Dengan terlibat dalam penyelesaian adalah membantu siswa melihat
permasalahan. Keterlibatan mereka tersebut dapat memfokuskan perhatiannya pada hal-hal
yang mereka lakukan. Banyak masalah kehidupan sehari-hari yang dapat diselesaikan dengan
menggunakan strategi melakukan tindakan sesuai dengan masalah. Berikut ini sebuah contoh
masalah yang penyelesaiannya dapat dengan menggunakan strategi melakukan tindakan.
Contoh masalah :
Santi menghitung kendaraan yang lewat di depan rumahnya. Dia menemukan pada
pagi itu 7 pengemudi dengan 19 roda roda. Jika kendaraan yang lewar hanya terdiri dari 2
roda dan 3 roda. Berapa banyak kendaraan beroda 2 dan berapa banyak yang beroda tiga yang
lewat?
Penyelesaian:
Tentukan apa yang diketahui
 Apa pertanyaan yang harus anda jawab? Berapa banyak kendaraan beroda 2 dan berapa
banyak yang beroda tiga yang lewat?
 Apa yang diketahui? Terdapat 19 roda yang terdiri dari kendaraan beroda 2 dan beroda
3
Lakukan simulasi
 Simulasikan dengan menggunakan kendaraan mainan beroda 2 dan beroda 3.
 Hitung sampai jumlah roda genap menjadi 19 roda.
Kemukakan jawaban
dari simulasi yang telah dilakukan maka ada tiga kemungkinan jumlah kendaraan yang lewat
1. Lima kendaraan roda 3 dan 2 kendaraan roda 2
2. Tiga kendaraan roda 3 dan 5 kendaraan roda 2
3. Delapan kendaraan roda 2 dan 1 kendaraan roda 3

Dengan melakukan simulasi, masalah menjadi lebih jelas. Hal ini menarik dilakukan
jika masalahnya cukup menantang.``

17. Gunakan Sebuah model


Penggunaan strategi “gunakan sebuah model” bermanfaat dalam pemecahan
masalah geometri atau aplikasi-aplkasinya. Sering kita memperoleh masalah yang untuk
memamahami menghendaki suatu benda yang bersifat fisik. Sebuah model yang merupakan
tiruan dari objek-objek untuk menemukan masalah. Model-model dapat berupa dibuat
sesederhana mungkin namun hendaknya selengkap mungkin yakni dari sehelai kertas, dari
kayu, atau dari plastik atau benda tiruan yang dibuat terstruktur dengan hati-hati yang seperti
yang digunakan oleh seorang insinyur. Berikut ini dikemukan sebuah contoh masalah yang
penyelesaiannya menggunakan strategi “gunakan sebuah model”.
Contoh masalah :
Jelaskanlah bangun-bangun ruang yang jika ditusuk akan melalui keseluruhan dari
bangun tersebut.
Penyelesaian
Model yang digunakan adalah sebagai berikut:
Walaupun demikian, masih ada cara menusuk bangun selain yang dikemukakan di
atas.
Penggunaan strategi gunakan model cocok bila: (1) objek-objek yang bersifat fisik
dapat digunakan untuk menyajikan gagasan-gagasan yang sedang dibicarakan, (2) sebuah
gambar yang komplek atau tidak memadai untuk mengadakan pemahaman bagian dalam dari
masalah, dan (3) sebuah masalah yang melibatkan objek-objek 3 dimensi.

18. Gunakan analisis dimensi


Strategi analisis dimensional ini bermanfaat digunakan dalam masalah perubahan
yang melibatkan satuan-satuan pengukuran. Masalah-masalah sehubungan dengan jarak,
waktu, atau masalah yang melibatkan berbagai perbandingan kadang-kadang lebih mudah
dipahami dengan menganalisanya melalui analisis dimensional. Selain itu analisis
dimensional memberikan kita kesempatan untuk mencek jawaban kita untuk melihat apakah
kita telah menyatakannya dalam unit-unit yang pengukuran yang benar.
Contoh masalah:
David merencanakan untuk mengendarai sepeda motornya sepanjang lintas Sumatera. Dia
menggambarkan route perjalanannya pada sebuah peta dan panjang route perjalanannya
terebut 115 cm. Skala petanya tersebut adalah 1 cm = 39 km. Sepedamotor tesebut
menghabiskan bahan bakar 1 liter untuk 75 km. Jika harga bahan bakar Rp 4.500,- perliter.
Berapa biaya Daved untuk perjalanannya tersebut? (Burger dan Musse,1992)
Penyelesaian
Tentukan yang diketahui:
Apa yang akan dilakukan David? Akan mengendarai sepeda motor sepanjang Lintas
Sumatera.
Berapa cm panjang rute perjalanan David jika dilihat peta? 115.
Kendaraan apa yang digunakan David? Sepedamotor.
Berapa km dapat ditempuh untuk 1 liter oleh sepedamotor tersebut? 75 km
Berapa harga bahan bakar per liter? Rp 4.500,
Kalau begitu perapa skalanya? Skala peta adalah 1 cm=39 km.
Apa pertanyaan yang harus anda jawab? Berapa biaya perjalanan David untuk perjalanannya
sepanjang lintas Sumatera?

Diketehui: David akan mengendarai sepeda motor sepanjang lintas Sumatera


Panjang jalan yang akan ditempuh = 115 km
Skala pada peta = 1 cm untuk 39 km.
1 liter BB = 75 km.
Harga 1 liter BB = Rp 4.500,-
Ditanya: Biaya perjalanan David untuk perjalanannya sepanjang lintas Sumatera.
Pilih Sebuah Strategi
Dengan semua yang telah anda ketahui tersebut, maka dengan menggunakan strategi
“gunakan analisis dimensi” masalah ini akan dapat diselesaikan dengan jelas.

Pecahkan Masalahnya
Analisis dimensi (mengusaikan satu dimensi, satu dimensi)
1. Panjang jalan yang akan ditempu David:
Skala 1 cm : 39 km = 1 : 3.900.000
Kalau 115 cm pada peta,
maka panjang jalan sesungguhnya = 115 x 3.900.000
= 448.500.000 cm
=4.485 km
2. Banyak bahan bakar dibutuhkan:
1 Liter bahan bakar berguna untukmenepuh 75 km
Dibutuhkan bahan bakar = 4.485 : 75 = 59,8 liter.
3. Biaya dibutuhkan
Harga bahan bakar 1 liter = Rp 4.500,-
Biaya 59,8 liter = 59,8 x 4.500
= Rp 269.100,-
Jadi banyak biaya yang dibutuhkan David untuk perjalanan sepanjang linta Sumatera=
Rp269.100,-

Lihat Kembali
Baca masalah kembali. Lihat apakah informasi yang diberikan, dan pertanyaan utama.
Perbaiki pekerjaan kamu kembali. Apakah jawaban anda mempunyai alasan?
Perluas Jawabanmu
Coba ganti kendaraan yang digunakan seperti pesawat dan transit disuatu tempat,dan juga
menggunakan peta.
Berikut ini adalah soal-soal yang penyelesaiannya dengan menggunakan strategi
Gunakan analisis dimensi

19. Identifikasi bagian-bagian dari masalah


Sebuah masalah mungkin saja komplek, sehingga strategi untuk memecahkannya akan
lebih efektif jika dipecah menjadi bagian-bagian dari masalah tersebut. Dengan demikian,
bagian-dari bagian dari suatu masalah yang akhirnya, masalah tersebut dapat diselesaikan. Hal
ini dilakukan karena pemecahan masalah tidak dapat dilakukan sekaligus.
Contoh masalah:
Desa K dan M berjarak 14 km. Pada pukul 08.30, Slamet berangkat jalan kaki dari desa K
menuju desa M, dengan kecepatan 4 km/jam. Pada waktu yang bersamaan, Raharja berangkat
dari desa M menuju ke desa K, jalan kaki dengan kecepatan 3 km/jam. Pukul berapa Slamet
dan Raharja akan bertemu di tengah jalan?
Cara menyelesaikan masalah:
Tentukan yang diketahui
Berapa jarak desa K dan M ? 14 km
Berapa kecepatan berjalan Slamet? 4 km/jam.
Berapa kecepatan berjalan Raharja? 3 km/jam.
Berapa panjang terowongan? 9 km.
Bagaimana arah perjalanan mereka? Slamet dan Raharja berlawanan arah.
Apa pertanyaan yang harus kamu jawab pada soal ini? Pukul berapa mereka bertemu di jalan?
Pilih salah satu strategi
Masalah ini dapat diselesaikan, dengan menyelesaikan bagian-bagian dari masalah, karena
masalah ini tidak dapat diselesaikan secara langsung.
Penyelesaian
Diketahui:
Misalkan jarak tempuh Slamet adalah S1 dan jarak tempuh Raharja S2.
Vslamet = 4 km/jam
Vraharja = 3 km/jam
Jarak desa K ke desa M = 14 km/jam
Ditanya: pukul berapa Slamet dan Raharja bertemu di jalan?
Penyelesaian:
S1 + S2 = 14 km
V1 x t + V2 x t =14 km
4 km/jam t +3 km/jam t = 14 km
7 km/jam t = 14 km
t = 14 km : 7 km/jam
t = 2 jam
jadi mereka akan bertemu setelah masing-masing berjalan selama 2 jam, maka mereka akan
bertemu pada pukul 10.30

20. Gunakan koordinat


Dalam penyelesaian masalah geometri dua dimensi, kita dapat menggunakan kertas bertitik
yang membentuk bersegi di atas sebuah bidang datar yang disebut system koordinat, yang
digunakan untuk mendapatkan informasi tambahan. Informasi yang bersifat angka-angka ini
dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan bagun-bagun dua
dimensi. Sistem koordinat juga dapat digunakan dalam ruang tiga dimensi seperti bola.
Contoh masalah:
Di dalam kelas, jarak tempat duduk Ani dari dinding kanan 1m, dan 6 m dari dinding belakang.
Tempat duduk Siti di dalam kelas dari dinding kanan 6 m, dari dinding belakang 4 m.
Berapakah jarak tempat duduk Ani dengan tempat duduk Siti di kelas itu?
Penyelesaian:
Petunjuk-petunjuk yang dapat digunakan dalam penggunaan strategi koordinat adalah sebagai
berikut:
1. Sebuah masalah dapat dinyatakan menggunakan 2 variabel.
2. Menemukan penyajian kembali dari garis-garis.
3. Sebuah masalah meliputi garis-garis sejajar, tegak lurus.
4. Lokasi dari bangun terhadap suatu bangun yang penting.
5. Sebuah masalah yang melibatkan peta.

Contoh Penyelesaian masalah yang dikemukakan di atas:


Diketahui:
Jarak tempat duduk Ani dari dinding kanan kelas = 1 m.
dari dinding depan = 6 m.
Jarak tempat duduk Siti dari dinding kanan kelas = 6 m,
dari dinding belakang = 4 m.
Ditanya: Jarak tempat duduk Ani dengan tempat duduk Siti di kelas itu.
Penyelesaian: Misalkan letak tempat duduk Ani dan Siti di kelas tersebut seperti gambar di
bawah ini.

.
A. .
.
S. R.
.
.
.
. . . . . . . . . . . . . . . .
.
.

Pada bidang koordinat terdapat segitiga SRA siku-siku.


Jarak tempat duduk Ani dengan Siti adalah seperti garis SA pada gambar di atas.
SA2 = SR2 + AR2 dengan SR = 6-1 m = 5; dan AR = 6 – 4 m = 2 m
= 25 + 4
= 29
SA = √29 =5,39 m
Jadi jarak tempat duduk Ani dengan tempat duduk Siti = 5,39 m.

Perluas Jawabanmu
Coba ganti masalah dengan letak materi di lapangan, dengan kegiatan yang lain

21. Gunakan simetri


Berbagai tipe geometri dan simetri dapat terjadi pada masalah matematika. Simetri
geometri melibatkan hubungan timbal balik antara titik-titik yang membuat bangun dan
ukurannya. Sebagai contoh, bila harga-harga bilangan dapat diganti dan namun hasilnya
adalah ekuivalen.
Contoh masalah:
Rumah A dan rumah B dihubungkan dengan kabel TV. Titik yang merupakan
perpindahan adalah titik P yang terletak pada kabel l . Dimana sebaiknya titik P agar
penggunaan kabel sehemat mungkin.
.B

.A
l
Cara menyelesaikan.
Tentukan yang diketahui:
Apa yang akan dilakukan? Memasang kabel TV pada dua rumah..
Bagaimana pemasangan kabel yang akan di pasang? Sependek mungkin
Adakah syarat lain dari pemasangan kabel tersbut? Titik perpindahan harus terletak pada
sebuah garis lurus
Apa pertanyaan yang harus dijawab dari masalah tersebut? Dimana letaknya titik P agar
pemakaian kabel sependek mungkin.
Diketahui: Akan dipasang kabel TV untuk 2 rumah A dan B
Titik perpindahan kabel = P
P terletak pada sebuah garis lurus, tidak melalui A dan B.
Ditanya: Dimana letak P pada garis l itu, sehingga penggunaan kabel sehemat mungkin.

Penyelesaian:
Agar kabel dipasang sehemat mungkin, maka titik P terletak pada jarak terpendek atau garis
lurus yang menghubungkan kedua titik itu atau ke titik A dan ke titik B, hal ini dapat terjadi
bila dicari dengan pencerminan.
Misalkan lokasi kedua rumah A dan B serta garis l adalah seperti gambar di bawah ini:
.B

.A
P l

A’

B’
Jadi titip P berada pada perpotongan garis AB’ dan A’B, dengan B’ adalah pencerminan
titik B dan A’pencerminan titik A.

Lihat Kembali
Baca masalah kembali. Lihat apakah informasi yang diberikan, dan pertanyaan utama.
Perbaiki pekerjaan kamu kembali. Apakah jawaban anda mempunyai alasan?
Perluas Jawabanmu
Coba ganti situasi pemasangan kabel, musalnya titik B terletak di seberang titik A dan garis
l nya, dengan posisi bagaimana.
DAFTAR PUSTAKA

http://blogerskupang.blogspot.com/2012/10/pemecahan-masalah-dalam-pembelajaran.html

bahan dari ibu Mardiah Harun

Anda mungkin juga menyukai