Anda di halaman 1dari 15

Manajemen Pemasaran –STIE AUB SURAKARTA – M.

KHOIRUMAN, SE,MM,MH 1
Produk dan Strategi Produk
Dalam Pemasaran

A. Pengertian Produk
Produk merupakan unsur paling penting dari program pemasaran. Orang
memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka dengan produk.
Menurut Philip Kotler (2007;52)
“Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk
memenuhi keinginan atau kebutuhan.”
Definisi produk menurut Fandy Tjiptono (2002;95)
“Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan,
diminta, dicari, dibeli, disewakan, digunkan, atau dikonsumsi pasar (baik pasar
konsumen akhir atau maupun pasar industry) sebagai pemenuh kebutuhan atau
keinginan pasar yang bersangkutan.”

Dari kedua definisi diatas dapat dinyatakan bahwa dimana pemenuhan


keinginan dan kebutuhan dengan cara menawarkan segala sesuatu yang termasuk
di dalamnya adalah objek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan.
Jadi produk bisa berupa manfaat tangible maupun intangible yang dapat
memuaskan pelanggan. Dari produk-produk yang ditawarkan sejenis, yang menjadi
pembeda antara produk perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya
adalah kualitas produk itu sendiri.
Adapun faktor-faktor atau dimensi yang dapat dijadikan acuan untuk menilai
kualitas produk yang ditawarkan, menurut David Gravin dan Lovelock dalam bukunya
karya Fandy Tjiptono (2000:7) antara lain meliputi :
1. Performance (kinerja), yaitu berkaitan dengan aspek fungsional dari barang itu dan
merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan konsumen ketika membeli
suatu barang.

Manajemen Pemasaran –STIE AUB SURAKARTA – M.KHOIRUMAN, SE,MM,MH 2


2. Features (tampilan), yaitu ciri-ciri keistimewaan karakteristik sekunder (tambahan)
atau pelengkap dari kinerja.
3. Reliability (kehandalan), yaitu merupakan karakteristik yang merefleksikan
kemungkinan tingkat keberhasilan dalam penggunaan barang.
4. Conformance (kesesuaian), yaitu berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap
spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan konsumen.
Konfirmasi merefleksikan derajat dimana karakteristik desain produk dan
karakteristik operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan.
5. Durability (daya tahan), yaitu berkaitan erat dengan daya tahan berapa lama
produk tersebut dapat terus digunakan.
6. Service ability (kemampuan pelayanan), yaitu pelayanan yang diberikan sebelum
penjualan, dan selama proses penjualan hingga purna jual. Karakteristik yang
menunjukkan kecepatan, kenyamanan di reparasi serta keluhan yang
memuaskan.
7. Aesthetics (keindahan), yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.
8. Perceived quality (kualitas yang dipersepsikan), yaitu citra dan reputasi produk
serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Biasanya karena kurangnya
pengetahuan pembeli akan atribut atau ciri-ciri produk yang akan dibeli, maka
pembeli mempersiapkan kualitasnya dari aspek harga, nama merek, dan reputasi
perusahaan.

B. Tingkatan Produk
Dalam merencanakan penawaran pasar, pemasar perlu berpikir melalui lima
tingkatan produk. Tiap tingkatan menambahkan lebih banyak nilai pelanggang, dan
kelimanya membentuk suatu hirarki nilai pelanggan.
1. Manfaat inti (core benefit) : yaitu jasa atau manfaat dasar yang sesungguhnya
dibeli pelanggan.
2. Produk dasar (basic product) : yaitu perubahan dari manfaat inti menjadi produk
dasar.

Manajemen Pemasaran –STIE AUB SURAKARTA – M.KHOIRUMAN, SE,MM,MH 3


3. Produk yang diharapkan (expected product) : yaitu suatu set atribut dan kondisi
yang biasanya diharapkan dan disetujui pembeli ketika mereka membeli produk
ini.
4. Produk yang ditingkatkan (augmented product) : yaitu yang memenuhi keinginan
pelanggan itu melampaui harapan mereka.
5. Produk potensial (potential product) : yaitu yang mencakup semua peningkatan
dan transformasi yang akhirnya akan dialami produk tersebut di masa depan.

C. Hirarki Produk
Setiap produk berkaitan secara hirarkis dengan produk-produk tertentu lainnya.
Hierarki produk ini dimulai dengan kebutuhan dasar sampai item tertentu yang dapat
memuaskan kebutuhan tersebut. Hierarki produk terdiri tujuh tingkatan (Kotler yang
diterjemahkan oleh Hendra Teguh dan Ronny A. Rusly (2002:38) yaitu :
1. Keluarga kebutuhan (need family) : Kebutuhan inti yang mendasari keberadaan
suatu kelompok produk.
2. Keluarga produk (product family) : semua kelas produk yang dapat memenuhi
suatu kebutuhan inti dengan efektivitas memadai.
3. Kelas produk (product class) : Sekelompok produk dalam keluarga produk yang
diakui mempunyai kesamaan fungsional.
4. Lini produk (product line) : Sekelompok produk dalam kelas produk yang berkaitan
erat karena mereka melaksanakan suatu fungsi yang serupa, dijual pada
kelompok pelanggan yang sama, dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama,
atau berada dalam rentang tertentu.
5. Jenis produk (product type) : Satu kelompok produk dalam satu lini produk, yang
sama sama memiliki suatu dari berbagai kemungkinan bentuk produk tersebut.
6. Merek (brand) : satu atau beberapa produk dalam lini produk yang digunakan
untuk mengidentifikasi sumber atau karakter produk tersebut.
7. Unit produk (item, juga disebut stockkeeping unit atau product variant) : satu unit
tersendiri dalam suatu merek atau lini produk yang dapat dibedakan menurut
ukuran, harga, penampilan atau atribut lain.

Manajemen Pemasaran –STIE AUB SURAKARTA – M.KHOIRUMAN, SE,MM,MH 4


D. Klasifikasi Produk
Pemasaran biasanya mengklarifikasi produk berdasarkan macam-macam
karakteristik produk : daya tahan dan wujud, serta penggunaan ( konsumen dan
industri).
1. Berdasarkan Daya tahan dan wujud
a. Barang yang terpakai habis (nondurable goods) adalah barang berwujud
yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan.
b. Barang tahan lama (durable goods) adalah barang berwujud yang biasanya
dapat digunakan berulang kali.
c. Jasa (service) : bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan mudah
habis.
2. Berdasarkan Penggunaan
a. Klasifikasi barang konsumsi
Menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Hendra Teguh dan Ronny A
Rusly, menglkasifikasikan barang berdasarkan kebiasaan belanja konsumen
yaitu:
1) Convenience goods, yaitu barang-barang yang biasanya sering dibeli
konsummen, segera dan dengan usaha minimum.
2) Shopping goods, yaitu barang-barang yang karakteristiknya dibandingkan
berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga dan gaya dalam proses pemilihan
dan pembeliannya.
3) Specialty goods, yaitu barang-barang dengan karakteristik unit dan atau
identifikasi merek yang untuk sekelompok pembeli yang cukup besar
bersedia senantiasa melakukan usaha khusus untuk membelinya.
4) Unsought goods, yaitu barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau
diketahui namun secara normal konsumen tidak berfikir untuk membelinya.
b. Klasifikasi barang industri
Ada tiga kelompok barang industri, yaitu :
1) Bahan baku dan suku cadang (material and parts), yaitu barang-barang
yang sepenuhnya masuk ke produk.

Manajemen Pemasaran –STIE AUB SURAKARTA – M.KHOIRUMAN, SE,MM,MH 5


2) Capital item, yaitu barang-barang tahan lama (long lasting) yang member
kemudahan dalam mengembangkan dan atau mengelola produk jadi.
3) Supplies and services, yaitu barang-barang tidak tahan lama (short lasting)
dan jasa yang member kemudahan dalam mengembangkan dan atau
mengelola keseluruhan produk jadi.

E. Kualitas Produk
Menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Hendra Teguh dan Ronny A Rusly
(2002:67) bahwa “Kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk
atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuanya untuk memuaskan kebutuhan
yang dinyatakan atau tersirat.”
Menurut Goestsch dan Davis (2004:4) bahwa “Kualitas produk adalah suatu
kondisi dinamis yang berhubungan dengan barang, jasa, manusia, produk, dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah
2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan llingkungan
3. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
Menurut A. V. Feignbaum (2000:12) bahwa :
“Kualitas produk adalah keseluruhan gabungan karakteristik barang dan jasa
dari pemasaran, rekayasa, pembuatan dan pemeliharaan yang membuat produk dan
jasa yang digunakan memenuhi harapan pelanggan”.
Berdasarkan definisi kualitas diatas, dapat disimpulkan bahwa kualitas
didasarkan pada pengalaman aktual pelanggan terhadap barang atau jasa, diukur
berdasarkan persyaratan pelanggan, artinya bahwa dinyatakan atau tidak dinyatakan,
disadari atau hanya dirasakan, dikerjakan secara teknis atau bersifat sujektif, dapat
mewakili sasaran yang bergerak dalam pasar yang penuh persaingan.
Salah satu tujuan dari pelaksanaan kualitas produk adalah untuk
mempengaruhi konsumen dalam menentukan pilihannya untuk menggunakan produk
buatannya sehingga memudahkan konsumen dalam pengambilan keputusan

Manajemen Pemasaran –STIE AUB SURAKARTA – M.KHOIRUMAN, SE,MM,MH 6


pembelian. Pemahaman perilaku konsumen tentang kualitas produk dapat dijadikan
dasar terhadap proses keputusan pembelian konsumen (Sutisna, 2002:26).
Produk harus di kemas atau di desain secara menarik agar dapat menarik
perhatian dari konsumen, selain itu pemberian nama dalam produk atau Merk juga
penting karena nama atau Merk dari produk tersebut dapat menarik para konsumen
untuk membeli produk tersebut. Perusahaan juga harus memikirkan bagaimana cara
membuat produk yang baik dan benar agar konsumen merasa puas atas produk
tersebut. Perusahaan juga harus memikirkan manfaat positif yang di peroleh oleh
konsumen yang memakai jasa dari produk tersebut, Apakah produk tersebut baik
menurut konsumen atau sebaliknya. Jika konsumen merasa tidak puas atau tidak
cocok atas produk tersebut akan berdampak negatif bagi perusahaan produk tersebut
karena konsumen bisa meninggalkan produk tersebut dan pindah ke produk
perusahaan yang lain. Contohnya adalah : Pertama-tamanya konsumen
menggunakan produk dari PT. A, karena konsumen tersebut tertarik akan nama merk
dan promosi yang di tawarkan dari perusahaan produk tersebut, setelah digunakan
oleh konsumen, konsumen merasa tidak puas atau tidak cocok akan produk tersebut.
Sehingga konsumen tersebut lari dan meninggalkan produk dari PT. A dan pindah
hati kepada produk dari PT. B, karena anggapan dari konsumen tersebut produk dari
PT. B lebih baik dari pada produk dati PT. A.
Siswanto sutojo (2009) mengemukakan bahwa ada beberapa faktor penting
yang wajib diperhatikan perusahaan dalam menyusun startegi produk mereka.
1. Startegi pemilihan segmen pasar yang telah mereka tentukan sebelumnya.
2. Pengertian tentang hakekat produk dimata pembeli.
3. Strategi produk pada tingkat kombinasi produk secara individual, pada
tingkat seri produk dan pada tingat kombinasi produk secara keseluruhan.
4. Titik berat strategi pemasaran pada tiap tahap siklus kehidupan.
Siswanto Sutojo mengemukakan pula, Produk di golongkan berdasarkan tujuan
konsumen membeli barang secara umum, seperti yang ia kemukakan di bawah ini :

Manajemen Pemasaran –STIE AUB SURAKARTA – M.KHOIRUMAN, SE,MM,MH 7


1) Konsumen Product
Konsumen product adalah produk yang di beli oleh konsumen untuk kepentingan
diri sendiri. Konsumen product di bedakan menjadi tiga bagian yaitu :
a. Convience product adalah produk yang sering di beli konsumen dan harganya
rendah, biasanya kegiatan promosi convience produk di lakukan dalam bentuk
mass. Advertising.
b. Shoping product adalah Produk skunder yang harganya lebih mahal dari pada
Convience produk, produk jenis ini biasa digunakan untuk memenuhi
kebutahan skunder manusia.
c. Unsoght Produk adalah Produk yang sering tidak terpikir di beli oleh konsumen,
contoh Unsoght product menurut Siswanto adalah : Asuransi tanah, kuburan
dan ensiklopedi.
2) Business Product
Business Product adalah Produk yang di beli oleh konsumen untuk
kepentingan organisasi atau bisnisnya. Product bisnis bisa di katakan sebagai
produk yang di beli untuk di jual lagi.
Konsumen harus bisa memahami Produk-produk yang di golongkan di atas
agar tidak salah memilih dalam membeli produk yang di inginkan oleh konsumen.
Di samping itu juga pemahaman dalam memilih produk suatu barang sangat di
perlukan oleh konsumen.

F. Siklus Hidep Produk (Product Life Cycle/PLC)


Sepanjang umur suatu produk, perusahaan biasanya memformulasikan
kembali strategi pemasarannya beberapa kali. Tidak hanya kondisi ekonomi berubah,
dan pesaing melancarkan serangan baru namun, tambahan lagi produk itu melewati
tahap baru dari minat dan persyaratan pembeli. Kosekuensinya, perusahaan harus
merencanakan strategi pengganti yang tepat untuk tiap tahap dalam siklus hidup
produk tersebut. Perusahaan berharap memperpanjang umur dan profitabilitas
produk walaupun tahu bahwa produk tersebut tidak akan bertahan selamanya. PLC
(Product life Cycle) atau siklus hidup produk merupakan konsep penting dalam

Manajemen Pemasaran –STIE AUB SURAKARTA – M.KHOIRUMAN, SE,MM,MH 8


pemasaran yang memberikan pemahaman tentang dinamika suatu produk yang
kompetitif.
Siklus hidup produk menggambarkan tahap-tahap yang berbeda dalam
sejarah penjualan suatu produk. Tahap-tahap ini berhubungan dengan kesempatan
dan masalah yang berbeda mengenai strategi pemasaran dan laba potensial. Dengan
mengidentifikasitahap-tahap yang berbeda dengan tantangan yang berbeda tahap
suatu produk berada, atau tahap yang akan dicapai , perusahaan dapat
memformulasikan encana pemasaran dengan lebih baik. Mengatakan suatu produk
memiliki siklus hidup adalah menegaskan empat hal :
1. Produk memiliki umur terbatas
2. Penjualan produk melewati tahap-tahap yang berbeda, dengan tantangan yang
berbeda bagi penjual.
3. Laba naik turun pada tahap yang berbeda dalam siklus hidup produk
4. Produk membutuhkan strategi pemasaran, keuangan, produksi, pembelian dan
personel yang berbeda dalam tiap tahap siklus hidup mereka.

Tahap-tahap siklus produk :


1. Perkenalan : Suatu periode pertumbuhan penjualan yang lambat saat produk itu
diperkenalkan ke pasar. Pada tahap ini tidak ada laba karena banyaknya biaya-
biaya untuk memperkenalkan produk.
2. Pertumbuhan : Suatu periode penerimaan pasar yang cepat dan peningkatan laba
yang mengesankan.
3. Kemapanan : Suatu periode penurunan dalam pertumbuhan penjualan karena
produk itu telah mencapai penerimaan sebagian besar pembeli potensial. Laba
stabil atau menurun karena peningkatan pengeluaran pemasaran untuk
mempertahankan produk dalam persaingan.
4. Kemunduran : Periode saat penjualan menunjukkan arah menurun dan laba
menipis.

Manajemen Pemasaran –STIE AUB SURAKARTA – M.KHOIRUMAN, SE,MM,MH 9


Menandakan dimana tiap tahap awal dan berakhir bersifat Arbitrer. Biasanya tahap-tahap
ini ditandai dimana kecepatan pertumbuhan penjualan atau penurunannya menjadi
nyata.

Pengembangan Produk dan


Manajemen Produk
Produk baru sangat penting untuk mampu mempertahankan tingkat pertumbuhan
dan keuntungan perushaan serta untuk menggantikan produk-produk yang sudah kuno.
1. Kategori Produk-produk Baru
Istilah tentang produk baru sering kali membingungkan, karena di dalamnya
terkandung berbagai macam makna yang sangat luas. Sebuah produk dikatakan baru
bagi dunia, bagi pasar, bagi produsen atau penjual atau bebearapa kombinasi dari
kategori di atas. Ada enam kategori produk baru, yaitu :
a. Baru bagi dunia produk (New to the world product), dapat disebut sebagai inovasi
yang terhenti (discontinue innovations).
Produk ini akan menciptakan suatu pasar yang baru secara keseluruhan
Contoh : Telepon, televisi, komputer dan mesin faksimili.
b. Lini produk baru (New product lines)
Produk-produk ini belum pernah ditawarkan oleh perusahaan sebelumnya,
disediakan untuk memasuki pasar yang sudah erbentuk.
Contoh :
c. Tambahan dari lini produk yang telah ada (Additions-to-existing product-lines)
Kategori ini meliputi produk baru yang merupakan tambahan dari line produk yang
sudah ada sebelumnya.
Contoh :
d. Peningkatan atau perbaikan produk yang telah ada (Improvements or revisions of
existing products)
Produk baru dan yang dapat berubah secara signifikan.

Manajemen Pemasaran –STIE AUB SURAKARTA – M.KHOIRUMAN, SE,MM,MH 10


Contoh :
e. Memposisikan kembali produk-produk (Repositioning products)
f. Produk dengan harga yang lebih murah(Lower-priced-products)
Kategori produk ini mengacu pada produk-produk yang memiliki kinerja serupa
dengan merek yang bersaing dengan harga yang lebih rendah.

2. Proses Pengembangan Produk Baru


Perusahaan yang sukses dalam mengembangkan dan memperkenalkan produk baru
umumnya melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Membuat komitmen jangka panjang yang diperlukan untuk mendukung inovasi
dan pengembangan produk baru,
b. Menggunakan pendekatan khusus perusahaan, digerakkan oleh tujuan korporasi
dan strategi-strategi yang telah ditegaskan sebagai strategi utama meraka.
c. Menjadikan pengalaman sebagai modal untuk mencapai dan memperthanakn
keunggulan bersaing (competitive advantage)
d. Membangun suatu lingkungan- gaya manajemen, struktur oganisasi dan
dukungan manajemen puncak yang kondusif guna mencapai tujuan spesifik
produk baru serta tujuan korporasi.
Ada tujuh langkah dalam proses pengembangan produk baru, yaitu :
1) Strategi Produk Baru
 Strategi produk baru menghubungkan proses pengembangan produk dengan
tujuan dari departemen pemasaran, unit bisnis dan korporasi. Strategi produk
baru harus sejalan dengan tujuan ini dan pada gilirannya ketiga tujuan ini harus
tetap konsisten antara satu dengan yang lainnya.
 Strategi produk baru adalah bagian dari strategi pemasaran perusahaan
secara keseluruhan yang harus mempertajam fokus serta memberikan
pedoman garis besar untuk menghasilkan, menyaring dan menilai gagasan-
gagasan produk baru.
 Strategi produk baru memerinci peranan yang harus dimainkan produk baru
dalam rencana organisasi secara keseluruhan dan menggambarkan

Manajemen Pemasaran –STIE AUB SURAKARTA – M.KHOIRUMAN, SE,MM,MH 11


karakteristik produk yang ingin ditawarkan perusahaan dan pasar yang ingin
dilayani.
2) Menghasilkan Gagasan
Gagasan produk baru datang dari berbagai macam sumber seperti :
 Pelanggan
Konsep pemasaran menyarankan apa yang diinginkan dan dibutuhkan
pelanggan haruslah menjadi batu loncatan dari pengembangan sebuah produk
baru.
 Karyawan
Staff pemasaran, karawan bagian periklanan dan para peneliti pemasaran,
seperti para tenaga penjual seringkali menciptakan gagasan produk baru,
karena mereka menganalisis dan juga terlibat di pasar.
 Penyalur
Seorang tenaga penjual yang terlatih secara rutin akan menanyakan kepada
penyalur tentang kebutuhan pelanggannya yang belum terpenuhi.Karena
mereka lebih dekat dengan pemakai akhir, sehingga para penyalur biasanya
lebih memahami kebutuhan pelanggan dibandingkan dengan pihak pabrik.
 Pesaing
Tidak ada satu perusahaan yang semata-mata mengandalakan gagasan
produk baru hanya dari dalam perusahaan. Satu bagian besar dari sistem
intelegensia pemasaran dari setiap organisasi adalah harus mengawasi kinerja
dari produk pesaing. Salah satu tujuan pengawasan persaingan adalah untuk
menentukan produk pesaing mana untuk ditiru. Pengawasan persaingan
termasuk di dalamnya melacak produk yang dijual oleh elanggan perusahaan
sendiri.
 Penelitian dan Pengembangan (R&D)
R&D dapat dilakukan dengan empat cara yang berbeda :
a. Penelitian dasar (basic research)
Adalah penelitian ilmiah yang bertujuan untuk menemukan teknologi-
teknologi baru
b. Penelitian terapan (applied research)

Manajemen Pemasaran –STIE AUB SURAKARTA – M.KHOIRUMAN, SE,MM,MH 12


Mencoba mengambil teknologi baru dan mencoba menemukan penerapan
yang berguna bagi mereka
c. Pengembangan produk
Bergerak selangkah lebih maju dengan mengkonversi penerapan tersebut
untuk menghasilkan produk yang dapat dipasarkan
d. Modifikasi produk (product modification)
Melakukan pemolesan atau perubahan fungsional pada produk yang ada.
 Konsultan
Konsultan dari luar selalu tersedia untuk menguji suatu bisnis dan
merekomendasikan gagasan produk.

Kreativitas adalah mata air dari gagasan produk baru, tanpa menghiraukan asalnya.
Berbagai pendekatan dan teknik telah dikembangkan untuk merangsang pemikiran
kreatif, yaitu dengan :
 Brain storming (sumbang saran)
Tujuannya untuk membuat kelompok untuk berpikir dengan cara yang tidak
terbatas untuk merubah produk atau memecahkan suatu masalah. Anggota
kelompok menghindarkan pengkritikan terhadap suatu gagasan, meskipun
kelihatannya konyol.
 Latihan kelompok fokus
Tujuannya untuk merangsang pendapat yang berwawasan melalui interaksi
kelompok. Kelompok fokus biasanya terdiri dari tujuh hingga sepuluh orang, yang
bisa berasal dari pelanggan.

3) Penyaringan gagasan
Terdiri dari tahap :
 Peyaringan (screening)
Merupakan penyaringan pertama dalam proses pengembangan suatu produk
yang menghilangkan gagasan-gagasan yang tidak konsisten dengan strategi
produk baru organisasi atau yang jelas-jelas tidak sesuai karena beberapa
alasan lainnya. Pihak yang melaksanakan peninjauan penyaringan dapat

Manajemen Pemasaran –STIE AUB SURAKARTA – M.KHOIRUMAN, SE,MM,MH 13


berasal dari : komite produk, departemen produk baru atau beberapa kelompok
lain yang ditunjuk secara formal.
 Uji coba (concept test)
Sering kali digunakan pada tahap penyaringan untuk menilai konsep (atau
produk) alternatif dan untuk menilai suatu gagsan produk baru yang biasanya
dilakukan sebelum setiap prototipe dibuat. Biasanya, para peneliti mencari
reaksi pelanggan terhadap gambaran dan kesan visual dari sebuah produk
yang akan ditawarkan.
Uji coba konsep dianggap sebagai alat prediksi yang cukup baik bagi
keberhasilan perluasan lini produk baru dan merupakan alat prediksi yang
tepat bagi :
- keberhasilan suatu produk yang bukan merupakan tiruan,
- tidak mudah diklasifikasikan ke dalam kategori produk yang telah ada
sebelumnya,
- dan tidak membutuhkan perubahan utama dalam perilaku konsumen
Pengujian konsep umumnya kurang akurat dalam memprediksi suksenya
suatu produk baru yang membuat pola konsumsi daru dan membutuhkan
perubahan besar dalam perilaku konsumen.

4) Analisis Bisnis (business analysis)


Merupakan tahap kedua dari proses penyaringan di mana angka pendahuluan
untuk permintaan, biaya, penjualan dan keuntungan diperhitungkan.
Beberapa daftar pertanyaan yang biasanya diajukan dalam tahap analisis bisnis :
a. Bagaimana permintaan atas produk?
b. Apa pengaruh produk tersebut pada penjualan keseluruhan, keuntungan,
pangsa pasar, dan pengembangan atas investasiya (ROI)?
c. Bagaimana pengenalan produk baru tersebut dapat mempengaruhi produk
yang telah ada? Akankah produk baru tersebut akanmenggeser produk
yang telah ada?
d. Apakah konsumen sekarang akan memperoleh manfaat dari
produktersebut?

Manajemen Pemasaran –STIE AUB SURAKARTA – M.KHOIRUMAN, SE,MM,MH 14


e. Apakah produk tersut akan meningkatkan citra bauran produk perusahaan
secara keseluruhan?
f. Apakah produk baru tersebut mempengaruhi karyawan yang telah ada?
Apakah akan mendorong perusahaan untuk merekrut orang baru atau
justru mengurangi jumlah karyawan yang telah ada?
g. Apakah dibutuhkan fasilitas baru?
h. Bagaimana pesaing akan bereaksi?
i. Apakah risiko dari kegagalannya? Apakah perusahaan bersedia untuk
menanggung risiko tersebut?

Untuk menjawab pertanyaan di atas dan pertanyaan yang berkaitan dibutuhkan


studi pasar, persaingan, biaya dan kemampuan secara teknis. Pada akhir tahapan
ini, manajemen harus memiliki pemahaman yang baik tentang potensi pasar
produk, karena biaya akan meningkat sangat drastis ketika gagasan produk
memasuki tahapan pengembangan.

5) Pengembangan
Tahap dalam proses pengembangan produk di mana suatu prototipe
dikembangakan dan strategi pemasaran ditetapakan. Departemen pemasaran
harus memutuskan kemasan produk, merek, label, dan lain sebagainya,
menggambarkan strategi promosi pendahuluan, harga dan distribusi.
Proses pengembangan produk akan bekerja dengan baik ketika semua bidang
yang terlibat (R&D, pemasaran, teknik, produksi dan bahkan pemasok) bekerja
bersama dibandingkan secara berurutan, dalam sebuah proses yang disebut
sebagai pengembangan produk yang simultan.

6) Uji Coba Pemasaran (test marketing)


Uji coba pemasaran (test marketing) adalah pengenalan yang terbatas dari
sebuah produk dan sebuah program pemasaran untuk menentukan reaksi calon
konsumen dalam situasi pasar tertentu.

Manajemen Pemasaran –STIE AUB SURAKARTA – M.KHOIRUMAN, SE,MM,MH 15

Anda mungkin juga menyukai