Anda di halaman 1dari 3

SEJARAH RA KARTINI BARANG BARANG PENINGGALAN

IBU KARTINI DI MUSEUM 3.Kaca Rias .


Ibu Kartini dilahirkan di Mayong Jepara pada tanggal 21 Untuk berhias ibu Kartini pada waktu itu,dan
April 1879 , puteri ke 5 RMAA Sosroningrat dari Ibu 1. Botekan ( tempat jamu jawa ) berdekatan dengan lukisan 3 angsa yang
Ngasirah yang dinikahi pada tahun 1872. Beliau Diatas botekan terdapat lkuncup bunga melati yang menggambarkan keakraban beliau dengan 2
bersaudara 8 orang putera puteri dan bersaudara 3 orang melambangkan keagungan seorang wanita saudaranya yang sepaham yaitu :Kartini,Kardinah dan
lain ibu ( dari Ibu RA Muryam ) puteri keturunan ningrat Rukmini.dan lukisan kuda lembu yang dilukis oleh
dari daerah Madura. RM Susalit.

Silsilah keluarga Sosroningrat

RMAA Sosroningrat –Bupati Jepara

Garwo Ampil: Garwo Patmi


MA Ngasirah : RA Muryam

1.RM Slamet (lh 15-6-1873) 3.RA Sulastri ( 9-1-1877)


2.RM Busono(11-5-1874) 6.RA Rukmini( 4-7-1880)
4.RM Kartono(10-4-1877) 8 RA Kartinah(3-6-1883) 4.Buku Habis Gelap Terbitlah terang
5 RA Kartini (21-4-1879) Tulisan asli ibu kartini tentang surat-suratnya yang
2. Meja untuk merawat bayi
7.RA Kardinah( 1-3-1881) dikirim ke Ny Abendanondan dan tulisan ibu Kartini
Untuk merawat bayi waktu RM Susalit dilahirkan
9.RM Muljono ( 26-12-1885) tentang kongso adu jago yang berbahasa Belanda.
10 RA Sumatri ( 11-3-1888 )
11.RM Rawito ( 16-10-1892 )

Pada bulan Desember 1903 beliau dinikah oleh Bupati


Rembang ( RMAA Djojohadiningrat ) sebagai garwo
ampil ke empat dan diboyong di Rumah Dinas Bupati
Rembang, setelah garwi Patmi yang pertama wafat pada
tahun 1903 kemudian Ibu RA Kartini diangkat
menggantikan garwo patmi.
Pada tanggal 17 September 1904 beliau wafat dan
meninggalkan putra satu –satunya yang diberi nama RM
Susalit ( yang artinya susah awit alit ) dan dimakamkan
dimakam kelurga di Ds Bulu 19 KM ke arah Blora
5 Tempat Tidur 7.Kamar Mandi KARTINI DALAM KENANGAN
Tempat tidur ini ditempati ibu Kartini selama 11 bulan Terdapat bak mandi yang terbuat dari seng yang
sewaktu mulai di Rembang ,melahirkan hingga beliau dilapisi dengan email,yang dipergunakan ibu Kartini
wafat. Disebelah tepi kanan terdapat lubang yang waktu itu.
berguna untuk menyimpan perhiasan.

8.Meja santai
Meja santai ini kondisi kayunya masih asli sedang
rotannya sudah diganti.

6.Baju Ibu Kartini


Dipakai ibu Kartini pada saat upacara
pernikahannya dan baju ini hasil jahitan dan sulaman
beliau

Foto TIGA SERANGKAI ( Kartini,Kardinah dan


Rukmini)
THE HISTORY OF KARTINI THE MUSEUM INHERINTANCE OF KARTINI

Kartini was born in Mayong Jepara on April 21 st 1. Bothekan


1876, a 5th daughter of RMAA Sosorodiningrat from Bothekan is a place where Javanese women were
the second wife (concubine) Ngasirah. She has 8 used to keep ingredients of medicinal herbs
siblings and 3 step sisters from RA Muryam (princess (Jamu). On the top, we can see the relief of bud
from Madura). jasmine. It means the loftiness of a woman.
2. Baby nursering table
The family tree of R.M.A.A Sosorodiningrat This table had the function to nurse RM Susalit
when he was a baby.
The concubine The royal consort 3. Dressing mirror

M.A. Ngasirah R.A Muryam 4. A book entitled “Habis Gelap Terbitlah Terang”

1.RM Slamet (lh 15-6-1873) 3.RA Sulastri ( 9-1-1877) This book was compiled from the letters that were
2.RM Busono(11-5-1874) 6.RA Rukmini( 4-7-1880) originally written by Kartini. She continually sent
4.RM Kartono(10-4-1877) 8 RA Kartinah(3-6-1883) her letters to her friend in Netherland, Mrs.
5 RA Kartini (21-4-1879) Abendanon. One of her letters told about the
7.RA Kardinah( 1-3-1881) folktales of fighting cock (kongso adu jago)
9.RM Muljono ( 26-12-1885)
10 RA Sumatri ( 11-3-1888 ) 5. A bed stead
11.RM Rawito ( 16-10-1892 ) 6. Wedding gown
7. Bathtub
On December 1903, Kartini married the chief of 8. A set of rocking chairs
Rembang residence; RMAA Djojohadiningrat; as the
fourth concubine and moved to rembang. It happened
after the royal consort of RMAA Djojohadiningrat passed
away. Kartini, then, was inaugurated to be the royal
consort.

On the day she passed away, September 17th 1904, she


left her only son RM Susalit. Susalit is the longer of “
susah wiwit alit” in which means he got suffering since
he was born. Kartini was buried at Family’s Funeral in
Bulu village, 19kilometres to Blora.

Anda mungkin juga menyukai