Hormat Pada Orang Lain
Hormat Pada Orang Lain
PENDAHULUAN
1
sekaligus identitas dan intergritas nasional, serta diikat dalam satu ikatan
Bhinneka Tunggal Ika dan rasa cinta tanah air bangsa dan negara.
Disamping itu yang tidak kalah pentingnya adalah keunggulan historis.
Bangsa Indonesia memiliki sejarah keemasan, seperti kejayaan negara
Sriwijaya (abad VII - XI) ; dan kejayaan negara Majapahit (abad XIII -XVI)
dengan wilayah kekuasaan kedaulatan geopolitik melebihi NKRI saat ini,
yaitu mulai Taiwan sampai Madagaskar. Negara Kesatuan Republik
Indonesia memiliki sistem filsafat theisme-religius, sebagai sistem nilai
kenegaraan yang unggul untuk menghadapi tantangan zaman. Dalam
kehidupan bermasyrakat, berbangsa dan bernegara, bangsa Indonesia
dilandasi oleh nilai ideologis Pancasila, yang juga memiliki keunggulan
(Noor Syam, 2006:4)
Dari jumlah fakta positif tersebut dapat digunakan sebagai modal
dasar bagi bangsa Indonesia untuk bangkit dan bangun menjadi bangsa yang
besar, bermatabat, berkarakter Pancasila serta sejahtera baik lahir maupun
batin dari keterbelakangan bangsa Indonesia dalam berbagai bidang:
ekonomi, politik, kebudayaan dan lain-lain. Berkaitan dengan hal tersebut,
maka berbagai macam keunggulan, khususnya keunggulan SDA yang
teramat melimpah, harus diimbangi pula dengan SDM yang berkualitas dan
berkarakter, yakni SDM yang mandiri, inovatif, kreatif, jujur, menjunjung
nilai keadilan, serta berakhlak mulia dalam kehidupan berkeluarga,
bermasyrakat, berbangsa dan bernegara. Usaha dalam rangka membangun
semangat dan pribadi yang mandiri, inovatif, kreatif, jujur, menjunjung nilai
keadilan, serta berakhlak mulia adalah melalui pendidikan (Wiyono, 2011:
3).
Keadaan yang demikian ini, jika tidak diimbangi dengan usaha
pemahaman terhadap etika dan budipekerti dari masing -masing identitas
warga bangsa, tentunya akan menghambat solidaritas berbangsa dan
bernegara, serta akan memecah belah semangat jiwa persatuan dan kesatuan
bangsa yang selama ini dibangun. Apabila situasi dan kondisi ini tidak cepat
diakhiri, maka bangsa Indonesia tidak akan lagi menjadi bangsa yang
beretika, berbudaya, bermatabat, ramah, menjunjung tinggi keharmonisan
2
antara yang satu dengan yang lain, sopan santun, gemar bermusyawarah
untuk mufakat, saling menghormati, toleran terhadap kelompok lain yang
berbeda, dan gotong - royong yang merupakan perwujudan dari nilai-nilai
humanisme. Tetapi akan muncul budaya gemar melakukan tindakan
kekerasan dan konflik, premanisme, kriminalisme, fanatisme sempit,
primordialisme serta sebagai macam perilaku anarkis lain yang bernuansa
SARA. Fenomena sosial dari yang humanis ke perilaku gemar kekerasan
dan konflik, yang di dukung oleh sejumlah fakta dimana eskalasi konflik
sosial kini relatif meningkat, yang pada gilirannya akan menggerus ikatan
solidaritas antar anak bangsa. Hal ini akan mengancam persatuan dan
kesatuan bangsa, dan akan menghancurkan nilai-nilai luhur Pancasila yang
merupakan dasar etika dan budaya politik bagi bangsa Indonesia dalam
mencapai tujuan 17 Agustus 1945 seperti yang telah dituangkan dalam
pembukaan UUD 1945.
Oleh sebab itu, sebagai bangsa Indonesia yang baik maka harus
menanamkan nilai-nilai murni kesopanan dan santun terhadap siapa saja.
Menanamkan rasa hormat menghormati antar sesama serta saling peduli
terhadap orang lain.
3
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian hormat pada orang lain.
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk penghormatan kepada orang lain.
3. Untuk mengetahui manfaat hormat kepada orang lain.
4. Untuk mengetahui perilaku hormat, santun dan peduli kepada sesama
dalam kehidupan sehari-hari.
5. Untuk mengetahui cara menunjukkan kepedulian terhadap kesehatan
sesama.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
hormat yang berhubungan dengan Tuhan yang dikaji dan diajarkan
melalui pendidikan “ibadah”. Dua hal yng harus disikapi dalam
perilaku orang beriman yaitu:
a. Pertama, takwa, yaitu melaksanakan perintah-perintah dan
menjauhi larangan-larangan Tuhan Yang Maha Esa.
b. Kedua, berbaik sangka kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
senantiasa takwa kepada-Nya.
2. Sikap hormat yang berhubungan dengan sesama manusia yang
diajarkan melalui pendidikann “akhlakul karimah”.
Dua hal yang harus disikapi dalam perilaku, yaitu:
a. Berbuat baik kepada kedua orang tua. Hukum berbuat baik kepada
kedua orang tua sifatnya wajib, perilaku hormat diantaranya:
bertutur kata dan sikap hormat, menjadi anak saleh, menafkahi
apabila memerlukan, mentaati perintahnya kecuali perintah maksiat.
b. Berbuat baik kepada sesama yaitu kerabat, anak yatim, fakir miskin
dan lainnya. Merupakan sikap hormat kita terhadap orang lain pada
saat kita berinteraksi kepada orang lain dalam kehidupan sosial kita.
3. Sikap hormat kepada diri sendiri
Sikap hormat terhadap diri sendiri yng diajarkan melalui
“muhasabah” artinya intropeksi diri. Orang demikian menjadikan
dirinya berbudi mulia menuju hidup dan kehidupan yang lebih baik dan
maju. Sikap ini merupakan sikap hormat kita untuk mengahargai diri
kita sendiri yang ditunjukan dalam kehidupan sehari – hari baik dalam
hal fisik maupun batin yang mampu menunjukkan kepribadian kita
pada orang lain.
4. Sikap hormat kepada alam dan lingkungan
Sikap yang ditunjukkan bahwa kita sebagai makhluk sosial yang
di tunjukkan terhadap makhluk ciptaan Tuhan yang lain yang berkaitan
dengan interaksi manusia terhadap lingkungan alam sekitar. Sikap
hormat terhadap alam dan lingkungannya yang diajarkan melalui
pendidikan “melestarikan”. Selayaknya manusia menyayangi, merawat
6
dan melestrikan tumbuh-tumbuhan, hewan-hewan serta lingkungan
alam untuk tujuan kesejahteraan hidup manusia.
7
dengan terus menerus dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari, akhirnya
bisa menjadi budaya dan bahkan menjadi bagian dari sehari-hari.
8
menunjukkan bahwa kita menghargai waktu dan usaha yang orang lain
berikan untuk menolong dan membuat mereka merasa dihormati.
9
4. Menghormati orang lain akan mengurangi musuh
Cara terbaik menyingkirkan musuh adalah menghormati mereka.
Ini merupakan hal menarik dimana orang-orang harus saling bekerja
sama dan menangani musuh-musuh mereka dengan cara yang lain lebih
beradab, tidak dengan jalur hukum. Cara terbaik untuk mengurangi
musuh adalaah menjadikan mereka teman. Satu-satunya masalah
adalah mengembangkan pendekatan pribadi dengan musuh itu butuh
usaha lebih keras dari biasanya. Namun, jangan pernah menyerah untuk
mencobanya.
10
lakunya. Ucapan lemah lembut, tingkah-lakunya halus serta menjaga
perasaan orang lain. Sehingga dalam hal ini santun bisa dinyatakan
mencakup dua hal, yakni santun dalam ucapan dan santun dalam
perbuatan.
Contoh santun dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai
berikut:
a. Menyapa teman dengan ucapann assalamu’alaikum sambil
tersenyum
b. Bertutur kata santun kepada kedua orang tua kita
c. Jika kita memiliki pembantu dirumah jangan suka membentak atau
menyuruh dengan kalimat kasar
d. Menghormati Bapaak/Ibu guru dan staff tata usaha
e. Bertutur kata lemah lembut kepada siapa saja yang ada
dilingkungan kita.
3. Perilaku Peduli
Peduli adalah bagaimana soal kita memperlakukan sesama kita.
Menunjukkan kepedulian-kepedulian, bersikap baik hati, mau berbagi,
menolong, dan memberi adalah cara-cara kita untuk menunjukkan
bahwa kita peduli. Contoh sikap peduli adalah:
a. Kamu mau membagi cokelatmu dengan adikmu
b. Menolong Ibu membersihkan dapur yang berantakan setelah dipakai
memasak
c. Kamu memungut kertas-kertas bekas yang berserakan dilantai ruang
kelasmu
d. Pindah duduk dilantai agar nenek bisa duduk dikursi yang kamu
duduki tadi
e. Mengantarkan surat kabar tetangga sampai didepan pintu
f. Membersihkan daun yang rontok/kering dari depan rumah
mereka/tetangga
Setiap harinya, ada ratusaan cara yang bisa kita pakai untuk
menunjukkan bahwa kita peduli . Dan salah satu hal yang paling
11
menyenangkan soal peduli kepada sesama adalah bahwa kemungkinan
besar merekapun akan membalasnya dengan kebaikan.
12
d. Negara indonesia selalu aktif mengirimkan tim medisnya ke negara-
negara yang membutuhkan penanganan kesehatan seperti negara
Palestia yang mengalami krisis kemanusiaan. Dengan mendirikan
rumah sakit yang berada di Gaza Tengah, Palestina. Yang didampingi
tim medis yang memiliki jiwa berani tampa pamrih untuk berjuang
memberikan perawatannya terhadap korban yang mengalami
pemboman dan luka tembak dari tentara Israel. Dengan dokter spesialis
penyakit dalam, dokter bedah, dan dokter bedah syaraf yang tergabung
dalamorganisasi kesehatan MER-C yang ditugaskan ke Gaza saat ini.
13
2.6 Contoh Peristiwa Terkait Pentingnya Sikap Hormat, Santun, dan
Peduli Terhadap Sesama
14
15
Peristiwa demi peristiwa kekerasan sering terjadi di kalangan
suporter Indonesia. Tidak hanya kasus Haringga saja, tetapi banyak kasus-
kasus kekerasan suporter lain, seperti: perseteruan antara Arema dengan
Bonekmania, Bonek mania dengan Persija, disaat pertandingan sepak bola
tuan rumah Sri Wijaya fc kalah dengan Persija dimana sporter Sri Wijaya fc
merusak sarana prasarana stadion, dengan merusak kursi-kursi penonton
yang sebenarnya oleh pemerintah setempat telah direnovasi untuk kegiatan
SEA GAMES dan masih banyak peristiwa lain yang diakibatkan ulah
suporter sepak bola di Indonesia. Ketika rakyat Indonesia oleh PSSI
disajikan berupa pertandingan sepak bola klub-klub besar Indonesia, dengan
pemain sepak bola berkelas Internasional yang di hadirkan di Indonesia, dan
mulai baiknya pengelolaan anggaran organisasi masing-masing klub sepak
bola dan sistem kepemimpian yang mulai bagus. Masi ada saja pihak yang
tidak bertangggung jawab merusak perdamaian dan kenyamanan antar
suporter di Indonesia ini.
16
dikatakan balas dendam karena suporter Bandung yang pada putaran
pertama bertanding ke kandang Persija Jakarta tidak di ijinkan mendukung
tim kesayangan mereka Persib Bandung ke kandang Persija. Alasan tidak di
ijinkannya karena polisi takut terjadi tawuran massal di Ibukota Jakarta dan
faktor keamanan juga yang belum kondusif.
17
rasa antipati pada musuh kita, tetaplah dingin dan menjaga emosi tetap
netral. Dan perbasnyak komunikasi untuk meningkatkan sikap saling
menghormati.
2. Menghormati orang lain akan mengurangi musuh, kita bisa memiliki
cara terbaik menyingkirkan musuh karena dengan hal itu kita
menghormati mereka, dimana orang-orang harus saling bekerja sama
menangani musuh-musuh mereka dengan cara yang lebih beradab,
tidak dengan jalur hukum. Cara paling baik mengurangi musuh adalah
menjadikannya teman.
18
Indonesia yang ber”BHINNEKA TUNGGAL IKA”. Menghargai dan
menghormati apa saja yang dimiliki oleh orang lain tanpa mengusik maupun
menyakiti secara fisik karena hal itu bertentangan dengan perjuangan para
pendahulu kita yang telah menanamkan rasa hormat-menghormati antar
sesama serta saling perduli terhadap orang lain.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hormat pada orang lain yaitu memilih dan menentukan perbuatan
yang tidak menyakiti, mencelakakan, mengotori, menodai, dan merusak
orang lain baik secara jasmani maupun rohani. Dengan menghormati orang
lain, akan banyak manfaat yang kita peroleh.
Sebagai manusia kita wajib mengormati orang lain baik itu
pendapat, sikap, tingkah laku maupun keyakinan. Kita tidak boleh
merendahkan atau mencaci orang lain, kita harus mampu menghormati
perbedaan yang dimiliki orang lain. Jika kita ingin dihargai atau dihormati
orang, maka terlebih dahulu kita harus bisa menghormati orang lain.
Selain sikap hormat, kita juga harus mampu menanamkan pada diri
kita bagaimana sikap santun, baik santun salam ucapan maupun santun
dalam perbuatan. Sikap peduli terhadap sesama juga sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari.
3.2 Saran
Dalam makalah ini kami menyadari bahwa terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca, sehingga makalah kami ini akan
menjadi lebih baik lagi.
20
DAFTAR PUSTAKA
Rahadian, Lalu. 2018. Cerita Relawan Medis Indonesia Bertaruh Nyawa di Jalur
Gaza. https://tirto.id/cerita-relawan-medis-indonesia-bertaruh-nyawa-di-
jalur-gaza-cLXf. Online. Diakses tanggal 02 Desember 2018.
Solehudin, Muhamad., dan Doni Indra Ramadhan. 2018. Tragedi Haringga dan
Suara Perdamaian Suporter. https://m.detik.com/news/berita-jawa-barat/d-
4232690/tragedi-haringga-dan-suara-perdamaian-suporter. Online. Diakses
tanggal 02 Desember 2018.
Widyastuti, Retno. 2010. Kebaikan Akhlak dan Budi Pekerti. Semarang: Sindur
Pres.
Wiyono, Suko., dan M.H. Suroso. 2012. Pembudayaan Etika Politik. Malang:
Universitas Wisnuwardhana Malang Press.
21