PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
memacu manusia agar dapat memproduksi, mengolah, mendistribusikan berbagai
informasi kepada masyarakat luas.
Disisi lain, kemajuaan periklanan ini tidaklah berarti bila tidak di ikuti dengan
keterampilan (skill) terutama tenaga creative (pencipta ide/ konseptor),
kemampuan dalam cepatnya suatu informasi yang tidak akan terbentuk secara
tiba-tiba melainkan harus melalui suatu tahapan-tahapan tertentu. Berbagai upaya
telah dilakukan untuk mencapai tujuan akademik yaitu mengembangankan
kemampuan dalam membentuk tenaga professional yang nantinya akan bergerak
sebagai praktisi periklanan untuk yang nantinya siap menghadapi dunia kerja
periklanan secara nyata. Salah satu upaya tersebut adalah dengan adanya program
pendidikan non-formal seperti lembaga kursus dan pelatihan.
Pada negara yang sedang berkembang, pendidikan non formal berperan untuk
mendidik begitu banyak petani, pekerja, usahawan kecil dan lainnya yang tidak
sempat bersekolah dan mungkin tidak memiliki keterampilan maupun
pengetahuan yang dapat diamalkan bagi dirinya sendiri maupun bagi
pembangunan bangsanya. Peran lainnya adalah untuk meningkatkan kemampuan
dari orang-orang yang memiliki kualifikasi seperti contohnya guru dan lainnya
untuk bekerja di sektor swasta dan pemerintah, agar mereka bekerja lebih efektif.
Seperti yang kita ketahui, pendidikan desain grafis periklanan umumnya
diajarkan pada bangku perkuliahan. Indonesia sendiri sudah memiliki satu studi
kusus yang membahas hal ini, sebut saja keilmuan Desain Komunikasi Visual
(DKV), misalnya. Namun, untuk mempelajari bidang keilmuan ini tentu banyak
biaya yang harus dikeluarkan. Masyarakat kelas menengah kebawah sudah pasti
tidak dapat menempuh jalur pendidikan ini. Dalam hal ini lembaga kursus dan
pelatihan berperan guna membuka kesempatan kepada masyarakat untuk
mempelajari desain grafis periklanan.
Salah satu lembagai pendidikan kursus dan pelatihan di Provinsi Aceh adalah
LKP London Boy. Sebagai lembaga pendidikan non-formal, LKP London Boy
memiliki keinginan untuk dapat melahirkan spesialis-spesialis, yang dapat
menguasai teknologi informasi dan telekomunikasi, khususnya di bidang desain
grafis periklanan.
2
B. Permasalahan
C. Tujuan
3
D. Strategi Pemecahan Masalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Prosedur Kegiatan
Penerapan metode Just Do It! pada LKP London Boy Aceh Barat Daya yang
terletak di Aceh Barat Daya sebagai media dan tehnik mengajar dilakukan dari
hasil pengamatan dan hasil belajar pendidik untuk kemudian diterapkan sebagai
strategi untuk menyampaikan materi ajar.
Gambar 1
Proses Kegiatan Belajar Mengajar di LKP London Boy Aceh Barat Daya
5
2. Pengaplikasian Metode Just Do It!
a. Persiapan
b. Kegiatan Inti
6
Pada tahap ini-lah peserta didik mulai merancang logo yang
diinginkannya dengan menggunakan software Corel Draw. Ditahap ini
pendidik membimbing peserta didik untuk membuat logo sesuai dengan
keinginan mereka.
Ketika membuat logo, para peserta didik secara tidak langsung juga
mempelajari cara mengoperasikan software corel draw tersebut. Hal ini
akan membuat peserta didik cakap dan terampil menggunakan software
ini.
Jika peserta didik sudah dapat menguasai, atau setidaknya
mengetahui fungsi menu yang ada disoftware tersebut, barulah peserta
didik kemudian masuk pada tahap yang lebih sulit, yaitu membuat
banner, poster ataupun spanduk.
Selain mengajarkan cara untuk menggunakan software tersebut, para
peserta didik juga diajarkan cara membuat tagline atau slogan. Karena
pandangan pendidik, tagline adalah sebuah elemen yang paling penting
dalam periklanan. Tagline dapat menggambarkan citra suatu
perusahaan. Pendidik akan mengajarkan dasar-dasar pembuatan tagline
yang juga erat kaitannya dengan dunia marketing, dengan demikian
para peserta didik juga mendapatkan materi marketing secara
sederhana.
Setelah logo dan tagline selesai dibuat, para peserta didik dituntut
untuk membuat banner, spanduk ataupun poster yang berhubungan
dengan jenis usaha mereka tersebut. Pada tahap ini, pendidik
memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk membuat banner,
spanduk ataupun poster sekreatif mungkin.
Dari awal pembuatan logo hingga proses pembuatan banner,
spanduk ataupun poster, para peserta didik akan diajarkan oleh pendidik
yang mengajar di LKP London Boydengan sangat ramah. Jika ada yang
tidak dapat mengerjakannya dengan baik, maka pendidik di LKP
London Boyakan mengajarkannya secara privat kepada peserta didik,
sebagaimana yang ditunjukkan pada foto berikut ini.
7
Gambar 2
Salah Satu Pendidik di LKP London BoyMengajarkan Materi Secara Privat
Kepada Peserta Didik
c. Kegiatan Penutupan
B. Hasil Kegiatan
1. Peserta didik semakin terpacu dan kreatif dalam membuat desain grafis
periklanan sehingga dapat menghasilkan karya dan berbagai produk
kreatif sebagaimana ditunjukkan pada gambar berikut ini.
8
Gambar 3
Salah Satu Desain Label Karya Peserta Didik LKP London Boy Aceh
Barat Daya
Gambar 4
Salah Satu Karya Peserta Didik Pada Kemasan Botol Makanan Coklat
9
Gambar 5
Salah Satu Karya Peserta Didik Untuk Lembaga LKP London Boy Aceh
Barat Daya
2. Peserta didik mampu membuat konsep wirausaha. Hasil karya peserta
didik dapat dijadikan media promosi jika peserta didik berkeinginan
untuk berwirausaha.
10
D. Faktor-Faktor Pendukung
E. Alternatif Pengembangan
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
Metode Just Do It! Dapat menjadi model dalam pembelajaran desain grafis
periklanan karena strategi ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan
keterampilan desain grafis dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan
penerapannya pada LKP di seluruh Indonesia.
12
2. Rekomendasi untuk pengelola LKP.
13