Anda di halaman 1dari 37

Audit Internal, Operasional, dan Pemerintah

(Internal, Operational, and Governmental Auditing)

Dosen Pengampu :

Yuha Nadhirah Q, S.E., M.Ak

AUDITING LANJUTAN

Disusun Oleh:

Lulu Marwati 41183403160081


Miftahurahmah Salamah 41183403160050
Miftina Pratiwi 41183403160079
Nattaya Putri Citra 41183403160081
Soviah 41183403160020
Sri Nurhayati 41183403160067

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM 45

BEKASI

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunia-Nya serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Audit Jasa Personalia ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga
kami berterimakasih pada Ibu Yuha Nadhirah Q, S.E., M.Ak. selaku dosen mata kuliah
Auditing Lanjutan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Audit Internal, Operasional, dan Pemerintah. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang akan kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi
perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.

Bekasi, 14 April 2019

Tim Penyusun

Audit Lanjutan | 2
A. Audit Internal (Internal Auditing)
Audit internal merupakan bagian yang penting dari komponen pemantauan atas sistem
pengendalian internal suatu entitas. Audit internal juga memberikan jasa berharga lainnya
kepada suatu entitas.
1. Definisi Audit Internal (Auditing Defined)
Menurut The Institute of Internal Auditors (IIA):
Audit internal adalah kegiatan penjaminan dan konsultasi yang independen dan
objektif, yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi suatu
organisasi. Audit internal membantu organisasi mencapai tujuannya dengan
menggunakan pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan
meningkatkan efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian, dan tata kelola
perusahaan.
 Bagian-bagian penting dari definisi audit internal adalah sebagai berikut:
a. Internal (internal) menunjukkan bahwa kegiatan audit dilakukan di dalam
organisasi. Saat ini karyawan organisasi dapat melakukan kegiatan audit internal,
atau kegiatan audit internal dapat di-outsource kepada para ahli (professionals)
yang lain di luar organisasi yang melayani entitas.
b. Independen dan objektif (independent and objective) memperjelas bahwa
pertimbangan auditor memiliki nilai ketika pertimbangan bebas dari bias.
c. Pendekatan yang sistematis dan teratur (systematic, disciplined approach)
menyiratkan bahwa auditor internal mengikuti standar profesional yang memandu
pekerjaan audit internal.
d. Membantu organisasi mencapai tujuannya (helps an organization accomplish its
objectives) menunjukkan bahwa audit internal ada untuk membantu atau
bermanfaat bagi seluruh organisasi dan dipandu oleh tujuan dan sasaran
organisasi.
Beberapa cara tertentu di mana auditor internal menambah nilai mencakup fokus terhadap
peningkatan operasi organisasi dan efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian,
dan tata kelola (the organization’s operations and the effectiveness of risk management,
control, and governance processes).
 Audit internal merupakan bagian dari fungsi pengawasan pengendalian
internal yang memeriksa dan mengevaluasi kecukupan dan efektivitas
pengendalian lainnya.

Audit Lanjutan | 3
2. Evolusi Audit Internal (Evolution of Internal Auditing)
Audit internal telah berkembang menjadi kegiatan yang sangat profesional
yang meluas ke penilaian atas efisiensi dan efektivitas dari semua tahap operasi
perusahaan, baik yang keuangan maupun non keuangan.
Saat ini banyak perusahaan memiliki sebuah departemen audit internal.
 Direktur / manajer fungsi audit internal mungkin memiliki status manajemen senior.
 Audit internal memiliki tanggung jawab langsung kepada dewan Direksi atau Komite
Audit.
Pada tahun 1977, bagian dari Foreign Corrupt Practices Act menambahkan
penekanan terhadap audit internal  Mengharuskan perusahaan untuk memelihara
sistem pengendalian internal yang efektif.
Perusahaan yang tunduk pada undang-undang ini dengan cepat menyadari bahwa
fungsi audit internal yang diperluas memberikan jaminan yang terbaik atas kepatuhan
(compliance). Dengan demikian, anggaran untuk audit internal diperbesar secara
dramatis, serta ukuran dan kualitas departemen audit internal ditingkatkan secara
signifikan.
Pertumbuhan dan pentingnya audit internal bagi perusahaan telah disertai
dengan meningkatnya pengakuan profesional untuk auditor internal.
The Institute of Internal Auditors (IIA) dibentuk pada tahun 1941, dan
keanggotaannya saat ini adalah sekitar 70.000 auditor internal di 120 negara. Pada
tahun 1972, IIA memberikan Certificate of Internal Auditors’ Examination yang
pertama  Ujian memakan waktu selama 2 hari dan terdiri dari 4 bagian, yaitu:
a. Peran auditor internal dalam d. Kemampuan manajemen bisnis
tata kelola, risiko, dan
pengendalian.
b. Melakukan perikatan /
penugasan audit internal.
c. Analisis bisnis dan teknologi
informasi.
Untuk menjadi seorang Certified Internal Auditors (CIA), seseorang
harus lulus ujian dan memiliki pengalaman sebagai auditor internal atau setara
minimal selama 2 tahun  Kriteria untuk pengalaman audit internal termasuk
pengalaman audit dalam akuntansi publik.

Audit Lanjutan | 4
Untuk mempertahankan sertifikat CIA, seseorang harus mematuhi standar
praktik dan Kode Etik IIA serta memenuhi persyaratan untuk melanjutkan pendidikan
profesional. Para CIA tidak diberi lisensi oleh lembaga pemerintah. Pada tahun 1999,
dewan Direksi IIA mengambil beberapa langkah untuk mempersiapkan IIA untuk
abad ke-21  Pada bulan Juni 1999, dewan Direksi IIA menyetujui:
 Sebuah definisi audit internal yang baru  Telah disajikan di atas.
 Sebuah kerangka kerja praktik profesional (professional practices framework) yang
baru.

Kode Etik (Code of Ethics)

(Internal Auditing Definition)


Definisi Audit Internal
Standar Atribut (Attribute Standards)

Standards)
Standar Pelaksanaan Jasa Konsultasi (Consulting Services Implementation
Standar Pelaksanaan Jasa Penjaminan (Assurance Services Implementation

 Independensi dan Objektivitas (Independence and


Objectivity)
 Keahlian dan Kehati-hatian / Kecermatan Profesional
(Proficiency and Due Professional Care)
 Penjaminan dan Kepatuhan Kualitas
(Quality Assurance and Compliance)
Standar Kinerja (Performance Standards)
 Mengelola Kegiatan Audit Internal
(Managing the Internal Audit Activity)
 Sifat Pekerjaan (Nature of Work)
 Perencanaan Perikatan / Penugasan (Engagement
Planning)
 Pelaksanaan Perikatan / Penugasan (Engagement
Performance)
(Internal Auditing Definition)

 Mengkomunikasikan Hasil (Communicating Results)


Standards)

 Memantau Perkembangan / Kemajuan (Monitoring


Definisi Audit Internal

Progress)
Pedoman-Anjuran Praktik
(Guidance-Practice Advisories)
Pedoman-Bantuan Pengembangan & Praktik
(Guidance-Development & Practice Aids)

Audit Lanjutan | 5
 Sebuah Kode Etik (Code of Ethics) yang baru.

3. Kode Etik IIA (IIA Code of Ethics)


Seperti Kode Etik Profesional AICPA (AICPA Code of Professional Ethics),
Kode Etik IIA dibagi menjadi baik prinsip-prinsip etis (ethical principles) maupun
peraturan-peraturan etis (ethical rules).
Prinsip (Principles)
Auditor internal diharapkan untuk menerapkan dan menegakkan prinsip-prinsip berikut:
 Integritas (Integrity)
Integritas para auditor internal menetapkan kepercayaan dan dengan demikian memberikan
dasar untuk kepercayaan / ketergantungan (reliance) pada penilaian mereka.
 Objektivitas (Objectivity)
Para auditor internal menunjukkan tingkat objektivitas profesional yang tertinggi dalam
mengumpulkan, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi tentang kegiatan atau
proses yang diperiksa.
Para auditor internal membuat penilaian yang seimbang atas semua keadaan yang relevan dan
tidak terlalu dipengaruhi oleh kepentingan mereka sendiri atau orang lain dalam membentuk
penilaian.
 Kerahasiaan (Confidentiality)
Para auditor internal menghormati nilai dan kepemilikan atas informasi yang mereka terima
dan tidak mengungkapkan informasi tanpa otoritas yang tepat, kecuali ada kewajiban hukum
atau profesional untuk melakukannya.
 Kompetensi (Competency)
Para auditor internal menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang
diperlukan dalam pelaksanaan jasa audit internal.

Peraturan Perilaku (Rules of Conduct)


1. Integritas (Integrity)
Para auditor internal:
1.1. Harus melakukan pekerjaan mereka dengan kejujuran (honesty), ketekunan (diligence),
dan tanggung jawab.
1.2. Harus mematuhi hukum dan membuat pengungkapan yang diharapkan oleh hukum dan
profesi.
1.3. Tidak boleh dengan sengaja menjadi pihak dalam setiap kegiatan yang ilegal, atau terlibat

Audit Lanjutan | 6
dalam tindakan yang cenderung merugikan bagi reputasi (discreditable) profesi audit
internal atau organisasi.
1.4. Harus menghormati dan berkontribusi terhadap tujuan organisasi yang sah (legitimate)
dan etis (ethical).

2. Objektivitas (Objectivity)
Para auditor internal:
2.1. Tidak boleh berpartisipasi dalam setiap kegiatan atau hubungan yang dapat mengganggu
atau diduga akan merusak penilaian mereka yang tidak bias. Partisipasi ini meliputi
berbagai kegiatan atau hubungan yang mungkin bertentangan dengan kepentingan
organisasi.
2.2. Tidak boleh menerima apa pun yang dapat mengganggu atau diduga akan merusak
penilaian profesional mereka.
2.3. Harus mengungkapkan semua fakta material yang diketahui oleh mereka yang jika tidak
diungkapkan dapat mendistorsi / menyesatkan pelaporan kegiatan yang ditinjau.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Para auditor internal:
3.1. Harus lebih bijaksana (prudent) dalam menggunakan dan melindungi informasi yang
diperoleh dalam menjalankan tugas mereka.
3.2. Tidak boleh menggunakan informasi untuk keuntungan pribadi atau dengan cara apa pun
yang akan bertentangan dengan hukum atau merugikan tujuan yang sah dan etis
organisasi.

4. Kompetensi (Competency)
Para auditor internal:
4.1. Harus terlibat hanya dalam jasa-jasa di mana pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman yang diperlukan dimiliki oleh mereka.
4.2. Harus melakukan jasa audit internal sesuai dengan Standar untuk Praktik Audit Internal
yang Profesional (Standards for the Professional Practice of Internal Auditing).
4.3. Harus terus meningkatkan kemampuan mereka serta efektivitas dan kualitas jasa mereka.

4. Standar Atribut dan Kinerja IIA (IIA Attribute and Performance Standards)
Kerangka kerja yang baru menyajikan 3 rangkaian standar yang baru, yaitu:

Audit Lanjutan | 7
a. Standar Atribut (Attribute Standards)  Membahas tentang karakteristik organisasi
dan individu yang melakukan jasa audit internal.
b. Standar Kinerja (Performance Standards)  Menjelaskan sifat jasa audit internal dan
memberikan kriteria kualitas yang dapat mengukur kinerja jasa audit internal.
c. Standar Pelaksanaan (Implementation Standards)  Memberlakukan standar atribut
dan kinerja untuk jenis jasa tertentu.
Contoh: Audit kepatuhan (compliance audit), investigasi kecurangan (fraud
investigation), proyek mengendalikan penilaian diri (control self-assessment project).

1. Standar Atribut (Attribute Standards)


 1000—Tujuan, Wewenang, dan Tanggung Jawab (Purpose, Authority, and
Responsibility)
Tujuan, wewenang, dan tanggung jawab kegiatan audit internal seharusnya
didefinisikan secara formal dalam sebuah piagam yang konsisten dengan Standar dan
disetujui oleh dewan.
 1100—Independensi dan Objektivitas (Independence and Objectivity)
Kegiatan audit internal seharusnya independen, dan auditor internal seharusnya objektif
dalam melakukan pekerjaannya.
 1200—Keahlian dan Kehati-hatian / Kecermatan Profesional (Proficiency and Due
Professional Care)
Perikatan / Penugasan seharusnya dilakukan dengan keahlian dan kehati-hatian /
kecermatan profesional.
 1300—Program Penjaminan dan Peningkatan Kualitas (Quality Assurance and
Improvement Program)
Kepala eksekutif audit (CAE) seharusnya mengembangkan dan memelihara program
penjaminan dan peningkatan kualitas yang mencakup semua aspek kegiatan audit
internal dan memantau efektivitasnya secara terus menerus. Program ini seharusnya
dirancang untuk membantu kegiatan audit internal menambah nilai dan meningkatkan
operasi organisasi serta untuk memberikan jaminan bahwa kegiatan audit internal sudah
sesuai dengan Standar dan Kode Etik.

2. Standar Kinerja (Performance Standards)


 2000—Mengelola Kegiatan Audit Internal (Managing the Internal Audit Activity)
Kepala eksekutif audit (CAE) seharusnya mengelola kegiatan audit internal secara
efektif untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut menambah nilai bagi organisasi.

Audit Lanjutan | 8
 2100—Sifat Pekerjaan (Nature of Work)
Kegiatan audit internal seharusnya mengevaluasi dan berkontribusi terhadap
peningkatan proses manajemen risiko, pengendalian, dan tata kelola dengan
menggunakan sebuah pendekatan yang sistematis dan teratur.
 2200—Perencanaan Perikatan / Penugasan (Engagement Planning)
Para auditor internal seharusnya mengembangkan dan mencatat rencana untuk setiap
perikatan / penugasan, meliputi ruang lingkup (scope), tujuan (objectives), pemilihan
waktu (timing), dan alokasi sumber daya (resource allocations).
 2300—Pelaksanaan Perikatan / Penugasan (Performing the Engagement)
Para auditor internal seharusnya mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan
mencatat informasi yang memadai untuk mencapai tujuan perikatan / penugasan.
 2400—Mengkomunikasikan Hasil (Communicating Results)
Para auditor internal seharusnya segera mengkomunikasikan hasil perikatan /
penugasan.
 2500—Memantau Perkembangan / Kemajuan (Monitoring Progress)
Kepala eksekutif audit (CAE) seharusnya menetapkan dan memelihara sebuah sistem
untuk memantau disposisi hasil yang dikomunikasikan kepada manajemen.
 2600—Penerimaan Manajemen atas Risiko (Management’s Acceptance of Risks)
Ketika kepala eksekutif audit (CAE) percaya bahwa manajemen senior telah menerima
sebuah tingkat risiko residual yang mungkin tidak dapat diterima bagi organisasi, CAE
harus mendiskusikan masalah tersebut dengan manajemen senior. Jika keputusan
mengenai risiko residual tidak terselesaikan, maka CAE dan manajemen senior
seharusnya melaporkan masalah tersebut kepada dewan untuk pemecahan (resolution).

Standar atribut mirip dengan standar umum (general standards) dari standar auditing
yang berlaku umum (Generally Accepted Auditing Standards (GAAS))  Selain keahlian,
independensi, dan kehati-hatian / kecermatan profesional, standar membahas tentang masalah
yang penting bagi auditor internal.
 Standar 1100 menciptakan sebuah kerangka kerja untuk piagam dan kewenangan untuk
para auditor internal.
 Standar 1300 secara eksplisit menulis konsep-konsep pengendalian kualitas ke dalam
standar atribut. Pengendalian kualitas dibahas dengan sebuah rangkaian standar
pengendalian kualitas yang terpisah untuk CPA eksternal.

Audit Lanjutan | 9
Sejumlah standar kinerja mirip dengan standar lapangan dan standar pelaporan dari
GAAS  Namun, beberapa standar yang unik / khusus untuk perikatan / penugasan audit
internal.
 Standar 2000 menetapkan pola (tone) untuk semua standar berikutnya dengan
menyatakan bahwa audit internal harus menambah nilai organisasi.
 Standar 2500 membahas tentang pentingnya pemantauan masalah-masalah yang
dilaporkan oleh auditor internal kepada manajemen.
 Standar 2600 membahas tentang masalah risiko bisnis residual.
Ketika kepala eksekutif audit (CAE) percaya bahwa organisasi telah menerima sebuah
tingkat risiko bisnis yang tidak dapat diterima, auditor bertanggung jawab untuk pertama-
tama membawa kesimpulan ini kepada manajemen senior dan kemudian kepada dewan
Direksi jika kesimpulan tidak diselesaikan dengan memuaskan di tingkat manajemen
senior.

5. Hubungan dengan Auditor Eksternal (Relationship with External Auditors)


 Biasanya, terdapat hubungan yang dekat antara para auditor internal dan
seorang auditor independen di luar entitas. Pekerjaan auditor internal dapat
menjadi sebuah suplementetapi bukan penggantiterhadap pekerjaan auditor
independen dalam audit laporan keuangan.
 Salah satu tanggung jawab direktur audit internal adalah untuk
mengkoordinasikan pekerjaan auditor internal dengan pekerjaan auditor
eksternal.
 Merupakan hal yang tidak biasa dalam praktik bagi auditor eksternal untuk
meninjau program kerja tahunan yang direncanakan oleh departemen audit
internal untuk meminimalkan duplikasi usaha.
 Meskipun sering memiliki hubungan kerja yang erat, terdapat perbedaan
penting antara 2 jenis auditor berikut:

Auditor Internal Auditor Eksternal


Pihak yang merekrut Berbagai perusahaan dan Kantor Akuntan Publik (CPA firms)
(Employer) unit pemerintah
Organisasi nasional Institute of Internal American Institute of Certified Public
(National organization) Auditors (IIA) Accountants (AICPA)

Audit Lanjutan | 10
Sertifikasi Certified Internal Auditor Certified Public Accountant (CPA)
pengangkatan (CIA)
(Certifying designation)
Izin praktik Ya Tidak
(License to practice)
Tanggung jawab utama Kepada dewan Direksi Kepada pihak ketiga
(Primary responsibility)
Ruang lingkup audit Semua kegiatan dari Terutama laporan keuangan
(Scope of audits) sebuah organisasi

B. Audit Operasional (Operational Auditing)

Audit operasional telah digunakan di masa lalu untuk mengidentifikasi berbagai


kegiatan yang mencakup evaluasi terhadap:
a. Kinerja manajemen.
b. Sistem perencanaan dan pengendalian kualitas manajemen.
c. Kegiatan dan departemen operasi tertentu.
Audit operasional berkaitan dengan operasi non keuangan entitas. Audit operasional atas unit
non pemerintah (nongovernmental units) umumnya dibuat oleh auditor internal  Dalam
beberapa kasus, auditor eksternal dapat bergerak untuk melakukan audit.
1. Definisi Audit Operasional (Operational Auditing Defined)
 Menurut The Institute of Internal Auditors (IIA): Audit operasional adalah
proses yang sistematis dari mengevaluasi efektivitas, efisiensi, dan ekonomi
dari operasi sebuah organisasi yang berada di bawah kendali manajemen dan
melaporkan hasil evaluasi bersamaan dengan rekomendasi untuk perbaikan
kepada orang yang tepat.
Bagian-bagian penting dari definisi audit operasional adalah sebagai berikut:
a. Proses yang sistematis (Systematic process)
Seperti dalam kasus audit laporan keuangan, audit operasional melibatkan
serangkaian langkah-langkah atau prosedur yang logis, terstruktur, dan
terorganisir. Aspek ini meliputi perencanaan yang tepat, serta perolehan dan
evaluasi bukti secara objektif yang berkaitan dengan kegiatan yang diaudit.
b. Mengevaluasi operasi sebuah organisasi (Evaluating an organization’s operations).

Audit Lanjutan | 11
Evaluasi operasi harus didasarkan pada beberapa kriteria yang ditetapkan atau
disepakati. Dalam audit operasional, kriteria seringkali dinyatakan dalam standar
kinerja yang ditetapkan oleh manajemen  Dalam beberapa kasus, standar
mungkin ditetapkan oleh lembaga pemerintah atau oleh industri. Kriteria yang
digunakan dalam audit operasional seringkali kurang jelas dibandingkan dengan
kriteria yang digunakan dalam audit laporan keuangan. Audit operasional
mengukur tingkat kesesuaian antara kinerja aktual dan kriteria.
c. Efektivitas, efisiensi, dan ekonomi operasi (Effectiveness, efficiency, and
economy of operations).
Tujuan utama dari audit operasional adalah untuk membantu manajemen dari
organisasi yang telah diaudit untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan
ekonomi operasi.
Dengan demikian, audit operasional berfokus pada masa depan  Hal ini
secara langsung bertentangan dengan audit laporan keuangan, yang memiliki
fokus historis.
d. Melaporkan kepada orang yang tepat (Reporting to appropriate persons).
Penerima laporan audit operasional yang tepat adalah manajemen atau
individu atau lembaga yang meminta audit. Distribusi laporan masih dalam
entitas, kecuali bila audit diminta oleh pihak ketiga. Dalam kebanyakan kasus,
dewan Direksi atau Komite Audit menerima salinan laporan audit operasional.
e. Rekomendasi untuk perbaikan (Recommendations for improvement).
Tidak seperti audit laporan keuangan, audit operasional tidak berakhir dengan
laporan temuan  Ini meluas ke pembuatan rekomendasi untuk perbaikan.
Pada kenyataannya, mengembangkan rekomendasi adalah salah satu aspek
dari audit operasional yang paling menantang.

2. Tahapan Audit Operasional (Phases of an Operational Audit)


Terdapat lebih banyak tahapan dalam audit operasional daripada dalam audit
laporan keuangan. Persamaan dan perbedaan dalam tahapan antara kedua jenis audit
tersebut adalah sebagai berikut:

Audit Lanjutan | 12
Penjelasan dari setiap tahapan audit operasional adalah sebagai berikut:

a. Memilih Auditee (Select Auditee)


Seperti banyak kegiatan lainnya dalam suatu entitas, audit operasional
biasanya bergantung pada keterbatasan anggaran atau ekonomi  Oleh karena itu,
merupakan hal yang penting bahwa sumber daya untuk audit operasional ditempatkan
pada penggunaan yang terbaik.
Memilih auditee dimulai dengan studi pendahuluan (atau survei) atas auditee
potensial dalam suatu entitas untuk mengidentifikasi kegiatan yang berpotensi audit
yang tertinggi dalam hal meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan ekonomi operasi.
 Pada intinya, studi pendahuluan merupakan proses penyaringan yang menghasilkan
peringkat auditee potensial. Titik awal dari studi pendahuluan adalah untuk
mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang struktur organisasi dan
karakteristik operasi entitas.
Selain itu, auditor seharusnya berpengetahuan luas tentang industri di mana
entitas beroperasi serta sifat dan tingkat peraturan pemerintah yang berlaku.
Selanjutnya, perhatian difokuskan pada kegiatan, unit, atau fungsi yang dapat diaudit.
Sebuah pemahaman tentang auditee potensial diperoleh dengan:
 Meninjau file data latar belakang pada setiap auditee.
 Memeriksa fasilitas auditee untuk memastikan bagaimana auditee mencapai
tujuannya.
 Mempelajari dokumentasi yang relevan tentang operasi auditee, seperti:
i. Panduan kebijakan dan prosedur iii. Standar kinerja dan pengendalian kualitas
ii. Diagram alur (Flowcharts) iv. Deskripsi pekerjaan (Job descriptions)
 Mewawancarai manajer kegiatan tentang area masalah tertentu (sering disebut entry
interview).

Audit Lanjutan | 13
 Menerapkan prosedur analitis untuk mengidentifikasi tren dan hubungan yang tidak
biasa.
 Melakukan pemeriksaan (atau pengujian) audit mini untuk mengkonfirmasi atau
mengklarifikasi pemahaman auditor atas masalah potensial.
Pemahaman auditor pada setiap auditee seharusnya didokumentasikan melalui
kuesioner yang selesai (completed questionnaires), diagram alur, dan narasi
memorandum (narrative memoranda). Berdasarkan pemahaman, auditor menyiapkan
laporan atau memorandum studi pendahuluan, yang merangkum temuan dan mecakup
rekomendasi mengenai auditee yang seharusnya diaudit.
Laporan adalah untuk digunakan secara eksklusif oleh departemen audit internal 
Laporan bukan untuk manajemen.

b. Merencanakan Audit (Plan Audit)


Perencanaan audit yang cermat sangat penting baik untuk efektivitas maupun
efisiensi audit operasional  Perencanaan sangat penting dalam jenis audit ini karena
keragaman audit operasional.
Landasan perencanaan audit adalah pengembangan sebuah program audit.
Program audit harus dibuat sesuai dengan keadaan yang ditemukan pada auditee
dalam tahap studi pendahuluan dari audit. Seperti dalam kasus audit laporan
keuangan, program audit berisi seperangkat prosedur yang dirancang untuk
memperoleh bukti yang berkaitan dengan 1 tujuan atau lebih. Biasanya, bukti
diperiksa berdasarkan sampel data.
Dengan demikian, pertimbangan dalam hal penggunaan teknik sampling
statistik seharusnya diberikan dalam perencanaan audit. Selain itu, auditor seharusnya
mengetahui kapan teknik berbantuan komputer (computer-assisted techniques) akan
menghemat biaya (cost efficient).
Perencanaan audit juga meliputi pemilihan tim audit dan penjadwalan
pekerjaan. Tim audit harus mencakup auditor yang memiliki keahlian teknis yang
diperlukan  Untuk memenuhi tujuan-tujuan audit.
Pekerjaan seharusnya dijadwalkan melalui konsultasi dengan auditee  Untuk
mendapatkan kerja sama dari personil auditee yang maksimal selama audit.
c. Melaksanakan Audit (Perform Audit)

Audit Lanjutan | 14
Selama audit, auditor melakukan pencarian yang luas untuk fakta yang
berkaitan dengan masalah yang teridentifikasi dalam auditee selama studi
pendahuluan.
Melaksanakan audit adalah tahap yang paling memakan waktu dalam audit
operasional. Tahap ini sering disebut sebagai pembuatan audit yang mendalam
(making the in-depth audit).
Dalam audit operasional, auditor bergantung terutama pada penyelidikan dan
pengamatan. Pendekatan yang umum adalah mengembangkan kuesioner untuk
auditee dan menggunakannya sebagai dasar untuk mewawancarai personil auditee.
Dari pertanyaan-pertanyaan, auditor berharap untuk mendapatkan berbagai pendapat,
komentar, dan solusi disarankan untuk masalah  Wawancara yang efektif sangat
diperlukan dalam audit operasional. Melalui pengamatan personil auditee, auditor
mungkin dapat mendeteksi inefisiensi dan kondisi lainnya yang berkontribusi
terhadap masalah-masalah.
Auditor juga harus menggunakan analisis dalam audit operasional. Analisis
melibatkan studi dan pengukuran kinerja aktual dalam kaitannya dengan beberapa
kriteria. Kriteria mungkin dikembangkan secara internal oleh entitas, seperti sasaran
produktivitas dan anggaran yang dinyatakan. Atau, kriteria mungkin dihasilkan secara
eksternal dalam bentuk standar industri atau didapat oleh auditor dari audit atas
kegiatan yang serupa sebelumnya. Analisis memberikan dasar untuk menentukan
sejauh mana auditee telah mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan.
Pekerjaan yang dilakukan, temuan, dan rekomendasi seharusnya
didokumentasikan dalam kertas kerja. Seperti dalam audit laporan keuangan, kertas
kerja merupakan dukungan utama untuk laporan auditor. Auditor yang memegang
kendali atau bertanggung jawab secara keseluruhan (in-charge auditor) biasanya
memiliki tanggung jawab untuk meninjau kertas kerja baik selama maupun pada saat
penyelesaian pemeriksaan. Peninjauan selama audit membantu dalam memantau
perkembangan / kemajuan (progress), sedangkan peninjauan pada akhir audit
memastikan kualitas pekerjaan secara keseluruhan.

d. Melaporkan Temuan (Report Findings)


Audit operasional mirip dengan jenis audit yang lain dalam hal produk akhir
dari audit  Laporan audit. Namun demikian, banyak situasi yang unik berkaitan
dengan pelaporan dalam audit operasional. Contoh: Berbeda dengan bahasa standar

Audit Lanjutan | 15
yang terdapat dalam laporan auditor dalam audit laporan keuangan, bahasa laporan
dalam audit operasional bervariasi untuk setiap auditee.
Laporan harus berisi:
 Sebuah pernyataan dari tujuan dan ruang lingkup audit
 Sebuah gambaran umum dari pekerjaan yang dilakukan dalam audit
 Sebuah ringkasan atas temuan-temuan
 Rekomendasi-rekomendasi untuk perbaikan
 Komentar-komentar dari auditee
Laporan umumnya disusun oleh auditor yang memegang kendali atau
bertanggung jawab secara keseluruhan (in-charge auditor).
Kemudian, rancangan (draft) dibahas dengan manajer dari unit yang diaudit.
Pembahasan menyampaikan beberapa tujuan yang penting, yaitu:
i. Memberikan peluang bagi auditor untuk menguji akurasi (accuracy) temuan dan
kelayakan (appropriateness) rekomendasi.
ii. Memungkinkan auditor untuk mendapatkan komentar auditee untuk disertakan dalam
laporan.
Kemudian rancangan awal direvisi seperlunya, dan rancangan akhir disiapkan.
Dalam beberapa kasus, rekomendasi mungkin hanya menyarankan perlunya
studi masalah yang lebih lanjut.
Disertakannya komentar auditee adalah pilihan (optional)  Biasanya,
komentar disertakan hanya ketika auditee tidak setuju dengan temuan dan
rekomendasi.
Temuan auditor pada dasarnya menghasilkan kritik yang membangun.
Dalam menulis laporan, auditor harus sensitif terhadap reaksi penerima 
Ketika bahasa tidak terlalu mengancam, tanggapan penerima laporan tersebut
mungkin akan lebih positif.
Biasanya, salinan laporan audit operasional akan dikirim ke manajemen senior
dan Komite Audit. Jika laporan panjang dan terperinci, maka laporan dapat dimulai
dengan ringkasan eksekutif (executive summary) atas temuan dan rekomendasi.
e. Melakukan Tindak Lanjut (Perform Follow-up)
Tahap akhir atau tindak lanjut dari audit operasional adalah auditor
menindaklanjuti tanggapan auditee terhadap laporan audit. Idealnya, kebijakan entitas

Audit Lanjutan | 16
seharusnya mewajibkan manajer dari unit yang diaudit untuk menanggapi laporan
secara tertulis dalam jangka waktu yang ditetapkan.
Tindak lanjut seharusnya meliputi menentukan kecukupan kebijakan yang
diambil oleh auditee dalam melaksanakan rekomendasi. Standar Praktik IIA 440
menyatakan bahwa auditor internal harus menindaklanjuti untuk memastikan bahwa
tindakan yang tepat terhadap temuan laporan telah diambil.
Kegagalan auditor untuk menerima tanggapan yang tepat seharusnya
dikomunikasikan kepada manajemen senior.

3. Standar untuk Akuntan Publik Independen (Standards for Independent Public


Accountant)
Berdasarkan keahlian dan pengalamannya, akuntan publik independen
memenuhi syarat untuk melakukan audit operasional.
Pada tahun 1982, AICPA menunjuk Komite Khusus pada Audit Operasional
dan Manajemen (Special Committee on Operational and Management Auditing)
untuk mempelajari keterlibatan akuntan independen dalam audit operasional. Komite
menyimpulkan dalam laporan berjudul Perikatan / Penugasan Audit Operasional
(Operational Audit Engagements) bahwa perikatan / penugasan audit operasional
adalah bentuk yang berbeda dari jasa konsultasi manajemen (management consulting
services (MCS)). Komite juga membuat pengamatan berikut:
a. Akuntan independen akan semakin diminta untuk memberikan jasa ini baik untuk
klien sektor swasta maupun pemerintah.
b. Jenis jasa ini memberikan evaluasi dan saran yang independen kepada dewan Direksi,
manajemen senior, dan pejabat terpilih yang memiliki standar tanggung jawab dan
stewardship* yang tinggi. *) Stewardship  Tanggung jawab seseorang untuk
merawat sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
c. Pengalaman yang diperoleh dalam akuntansi publik dalam aspek diagnostik dan fact-
finding (penemuan dan pembentukan fakta-fakta dari sebuah isu) dari audit keuangan
dan jasa konsultasi manajemen memberikan latar belakang yang sangat baik untuk
melakukan audit operasional.
Saat ini, jasa konsultasi manajemen telah menjadi bagian yang penting dari
jasa yang dilakukan oleh banyak Kantor Akuntan Publik (CPA firms). Dalam
melakukan audit operasional, CPA independen harus mengikuti standar praktik untuk
perikatan / penugasan jasa konsultasi manajemen yang ditetapkan oleh Komite

Audit Lanjutan | 17
Eksekutif Jasa Konsultasi Manajemen AICPA (Management Consulting Services
Executive Committee of the AICPA).
Akuntan independen juga harus menaati Peraturan 201 dalam Standar Umum
Kode Perilaku Profesional AICPA (Rule 201, General Standards, of the AICPA’s
Code of Professional Conduct). Kehati-hatian / kecermatan (care) harus digunakan
dalam hal agar tidak membuat keputusan manajemen pada saat melakukan audit
operasional  Jika terjadi, maka independensi mungkin terganggu. Ketika audit
dilakukan untuk entitas pemerintah, auditor independen juga harus mengikuti standar
audit kinerja (performance audit standards) pemerintah yang berlaku.

C. Audit Pemerintah (Governmental Auditing)


Audit pemerintah mencakup semua audit yang dilakukan oleh lembaga-lembaga audit
pemerintah dan semua audit atas organisasi-organisasi pemerintah.
Lembaga audit pemerintah meliputi:
a. U.S. General Accounting Office c. Badan-badan pemeriksaan negara bagian
b. The Defense Contract Audit Agency (State audit agencies)
Audit atas organisasi-organisasi pemerintah mencakup audit atas unit pemerintah negara
bagian dan lokal yang dilakukan oleh auditor pemerintah federal dan akuntan publik yang
independen.
Dalam beberapa kasus, audit pemerintah dapat mencakup berbagai program, kegiatan,
fungsi, dan dana tertentu.
 Audit atas organisasi-organisasi pemerintah sebagian besar didasarkan pada konsep
bahwa pejabat dan karyawan yang mengelola dana publik bertanggung jawab kepada
publik.

1. Jenis-jenis Audit Pemerintah (Types of Government Audits)

Terdapat 3 jenis audit pemerintah yang diidentifikasi dalam Standar Audit Pemerintah
(Government Auditing Standards), yaitu:

a. Audit Keuangan (Financial Audits)

Terutama berhubungan dengan memberikan keyakinan yang memadai tentang


apakah laporan keuangan disajikan secara wajar dalam semua hal yang material
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (generally accepted

Audit Lanjutan | 18
accounting principles (GAAP)), atau sesuai dengan sebuah dasar akuntansi yang
komprehensif selain GAAP.

Tujuan audit keuangan yang lainyang memberikan berbagai tingkat jaminan dan
memerlukan berbagai ruang lingkup pekerjaanmungkin meliputi:

 Memberikan laporan khusus untuk elemen, akun, atau item tertentu dari
laporan keuangan.

 Meninjau informasi keuangan interim.

 Mengeluarkan surat untuk underwriters* dan pihak-pihak tertentu lainnya


yang meminta. *) Underwriters  Sebuah perusahaan atau badan lain yang
mengelola penerbitan dan distribusi umum atas sekuritas-sekuritas dari sebuah
perusahaan atau badan yang mengeluarkan lainnya.

 Melaporkan tentang pengolahan transaksi oleh organisasi jasa.

 Auditing mematuhi peraturan yang berkaitan dengan pengeluaran


penghargaan federal dan bantuan keuangan pemerintah lainnya bersama
dengan atau sebagai hasil dari audit laporan keuangan.

Audit keuangan dilakukan di bawah:

i. Standar auditing AICPA yang berlaku umum (AICPA’s generally accepted


auditing standards (GAAS)) untuk kerja lapangan dan pelaporan (fieldwork
and reporting).

ii. Pernyataan Standar Auditing (Statements on Auditing Standards (SAS))


AICPA yang terkait.

GAGAS menetapkan standar umum (general standards) serta standar kerja


lapangan dan pelaporan tambahan di luar yang diberikan oleh AICPA pada saat
melakukan audit keuangan.

b. Perikatan / Penugasan Atestasi (Attestation Engagements)


Berhubungan dengan memeriksa, meninjau, atau melaksanakan prosedur yang
disepakati pada sebuah pokok masalah atau sebuah asersi tentang sebuah pokok
masalah dan melaporkan hasil.

Audit Lanjutan | 19
Masalah subjek dalam perikatan / penugasan atestasi dapat memiliki banyak bentuk,
meliputi:
i. Kinerja atau kondisi ii. Karakteristik fisik v. Sistem dan proses
prospektif atau iii. Peristiwa historis vi. Perilaku
historis iv. Analisis
Perikatan / penugasan atestasi dapat mencakup berbagai masalah keuangan
atau non keuangan subjek dan dapat menjadi bagian dari audit keuangan atau audit
kinerja. Kemungkinan pokok-pokok dalam perikatan / penugasan atestasi dapat
meliputi pelaporan tentang:
 Pengendalian internal entitas atas pelaporan keuangan.
 Kepatuhan entitas dengan persyaratan hukum, regulasi, peraturan, kontrak,
atau hibah tertentu.
 Efektivitas pengendalian internal entitas melalui kepatuhan terhadap
persyaratan yang ditentukan, seperti persyaratan yang mengatur penawaran
untuk, akuntansi untuk, serta pelaporan atas hibah dan kontrak.
 Penyajian pembahasan dan analisis manajemen (management’s discussion and
analysis (MD&A)).
 Laporan keuangan prospektif atau informasi keuangan pro forma.
 Keandalan (reliability) ukuran kinerja.
 Biaya kontrak akhir.
 Allowability (kualitas atau keadaan yang diizinkan) dan kewajaran nilai
kontrak yang diajukan dan prosedur tertentu yang dilakukan (prosedur yang
disepakati).

c. Audit Kinerja (Performance Audits)


Memerlukan pemeriksaan bukti secara objektif dan sistematis untuk
memberikan:
i. Penilaian yang independen atas kinerja dan manajemen dari sebuah program
terhadap kriteria yang objektif.
ii. Penilaian-penilaian yang memberikan fokus prospektif atau yang
mempersatukan (synthesize) informasi tentang praktik-praktik terbaik atau isu-
isu lintas sektoral (cross-cutting issues).

Audit Lanjutan | 20
Audit kinerja memberikan informasi untuk:
 Meningkatkan operasi-operasi program.
 Memfasilitasi pengambilan keputusan oleh pihak yang bertanggung jawab
untuk mengawasi atau melakukan tindakan korektif dan meningkatkan
akuntabilitas publik.
Audit kinerja mencakup berbagai tujuan, meliputi tujuan yang berkaitan dengan:
 Menilai efektivitas dan hasil  Menilai kepatuhan terhadap persyaratan
program. hukum atau yang lainnya.
 Menilai ekonomi dan efisiensi.  Memberikan analisis, pedoman, atau
 Menilai pengendalian internal. ringkasan informasi prospektif
Audit kinerja mungkin:
 Memerlukan ruang lingkup pekerjaan yang luas atau sempit dan
menerapkan berbagai metodologi.
 Melibatkan berbagai tingkat analisis, penelitian, atau evaluasi.
 Umumnya memberikan berbagai temuan, kesimpulan, dan rekomendasi.
 Menghasilkan penerbitan sebuah laporan.
Auditor harus melakukan perikatan / penugasanapakah yang dipekerjakan
oleh lembaga audit pemerintah atau oleh Kantor Akuntan Publik (CPA
firms)secara hati-hati untuk menaati semua standar auditing AICPA dan
pemerintah yang berlaku.

2. Standar Auditing Pemerintah yang Berlaku Umum (Generally Accepted Government


Auditing Standards (GAGAS))
The U.S. General Accounting Office (GAO) menetapkan standar audit untuk
audit atas berbagai:
 Organisasi pemerintah  Fungsi pemerintah
 Program pemerintah  Dana pemerintah yang diterima oleh
 Kegiatan pemerintah organisasi non pemerintah
Standar berkaitan dengan:
i. Kualifikasi auditor yang iii. Karakteristik laporan audit yang
profesional. profesional dan bermakna.
ii. Kualitas upaya audit.

Audit Lanjutan | 21
Standar audit GAO harus diikuti oleh auditor dan organisasi audit ketika
diharuskan oleh hukum, peraturan, perjanjian atau kontrak, atau kebijakan.
Organisasi audit terdiri dari lembaga audit pemerintah dan badan non pemerintah,
seperti Kantor Akuntan Publik (CPA firms) dan perusahaan konsultan.
Standar audit GAO diakui sebagai standar auditing pemerintah yang berlaku
umum (generally accepted government auditing standards (GAGAS))  Sering
disebut sebagai Yellow Book standards karena warna pamflet yang digunakan ketika
standar GAO diterbitkan.
GAGAS mencakup standar auditing AICPA yang berlaku umum untuk kerja
lapangan dan pelaporan. Ketika GAGAS diterbitkan, setiap standar auditing AICPA
dan atestasi baru yang relevan akan diadopsi dan dimasukkan ke GAGAS, kecuali
GAO mengeluarkan standar tersebut dengan pengumuman formal.
Auditor independen yang tergabung dalam AICPA harus mengikuti GAGAS
dalam audit pemerintah  Jika tidak, maka ia melanggar Kode Perilaku Profesional
AICPA (AICPA Code of Professional Conduct).
GAGAS diklasifikasikan ke dalam 6 kategori, yaitu:
 Standar umum (General standards)
 Standar kerja lapangan (fieldwork standards) untuk audit keuangan
 Standar pelaporan (reporting standards) untuk audit keuangan
 Standar umum, kerja lapangan, dan pelaporan untuk perikatan / penugasan
atestasi  Tidak dibahas.
 Standar kerja lapangan untuk audit kinerja
 Standar pelaporan untuk audit kinerja
Standar kerja lapangan dan pelaporan untuk audit kinerja adalah sebagai berikut:

Standar Kerja Lapangan Standar Pelaporan


1. Perencanaan (Planning) 1. Bentuk (Form)
Pekerjaan harus direncanakan Auditor seharusnya menyiapkan laporan audit yang
secara memadai. mengkomunikasikan hasil dari setiap audit.
2. Pengawasan (Supervision) 2. Isi / Konten Laporan (Report Contents)
Karyawan harus diawasi dengan Laporan audit seharusnya mencakup:
baik.  Tujuan, ruang lingkup, dan metodologi.
3. Bukti (Evidence)  Hasil audit yang sesuai, meliputi berbagai temuan,
Bukti yang memadai, kompeten, kesimpulan, dan rekomendasi.

Audit Lanjutan | 22
dan relevan harus diperoleh untuk  Sebuah referensi terhadap kepatuhan terhadap
memberikan dasar yang memadai standar auditing pemerintah yang berlaku umum.
untuk temuan dan kesimpulan  Pandangan pejabat yang bertanggung jawab.
auditor.  Sifat dari setiap informasi yang istimewa
4. Dokumentasi Audit (privileged) dan rahasia yang dihilangkan (jika
(Audit Documentation) berlaku).
- Auditor seharusnya 3. Unsur Kualitas Laporan (Report Quality Elements)
mempersiapkan dan memelihara Laporan seharusnya lengkap, akurat, objektif,
dokumentasi audit. meyakinkan (convincing), serta jelas (clear) dan
- Dokumentasi audit yang berkaitan ringkas (concise) sesuai dengan yang diizinkan
dengan perencanaan, pelaksanaan, oleh subjek.
dan pelaporan audit seharusnya 4. Penerbitan dan Distribusi Laporan (Report
berisi informasi yang memadai Issuance and Distribution)
untuk memungkinkan seorang - Auditor pemerintah seharusnya menyerahkan
auditor yang berpengalaman, laporan audit kepada:
yang tidak memiliki hubungan i. Pejabat yang tepat dari entitas yang diaudit.
dengan audit sebelumnya, untuk ii. Pejabat yang tepat dari organisasi yang meminta
memastikan bukti yang atau mengatur audit, termasuk organisasi
mendukung penilaian dan pendanaan eksternal, seperti badan legislatif,
kesimpulan auditor yang kecuali pembatasan hukum mencegahnya.
signifikan dari dokumentasi audit. - Auditor juga seharusnya mengirim salinan laporan
- Dokumentasi audit seharusnya kepada:
berisi dukungan untuk berbagai i. Pejabat lain yang memiliki kewenangan atas
temuan, kesimpulan, dan pengawasan hukum.
rekomendasi sebelum auditor ii. Seseorang yang mungkin bertanggung jawab
menerbitkan laporannya. untuk bertindak atas temuan dan rekomendasi
audit.
iii. Orang lain yang berwenang untuk menerima
laporan tersebut.
- Auditor seharusnya menjelaskan bahwa salinan
yang dibuat tersedia bagi pemeriksaan publik,
kecuali laporan dibatasi oleh hukum atau
peraturan, atau berisi informasi yang istimewa

Audit Lanjutan | 23
(privileged) atau rahasia.
- Auditor non pemerintah seharusnya memperjelas
tanggung jawab distribusi laporan dengan pihak
yang melakukan kontrak untuk audit dan
mengikuti kesepakatan yang dicapai.

Standar umum, kerja lapangan, dan pelaporan untuk audit keuangan diidentifikasi dan
dibahas dalam bagian berikut.

 Standar Umum (General Standards)

Kategori umum GAGAS terutama berkaitan dengan kualifikasi dari auditor


dan organisasi audit. Standar ini berlaku untuk kedua jenis audit pemerintah. Terdapat
4 standar dalam kategori ini, yaitu:

 Independensi (Independence)

 Pertimbangan Profesional (Professional Judgment)

 Kompentensi (Competence)

 Pengendalian dan Penjaminan Kualitas (Quality Control and Assurance)

Standar umum membahas kebutuhan mendasar untuk memastikan kredibilitas


hasil audit  Kredibilitas adalah hal yang penting untuk semua organisasi audit.
Standar umum memberikan kerangka dasar yang sangat penting dalam menerapkan
standar kerja lapangan dan pelaporan secara efektif pada saat melakukan pekerjaan
yang rinci terkait dengan audit atau perikatan / penugasan atestasi.

Oleh karena itu, standar umum harus diikuti oleh semua auditor dan organisasi
auditbaik pemerintah maupun nonpemerintahyang melakukan pekerjaan di bawah
standar auditing pemerintah yang berlaku umum (generally accepted government
auditing standards (GAGAS)).

 Standar Kerja Lapangan untuk Audit Keuangan (Fieldwork Standards for Financial
Audits)

Standar kerja lapangan GAGAS menggabungkan ketiga standar kerja


lapangan AICPA tanpa modifikasi. Semua SAS terkait yang dikeluarkan oleh AICPA
yang dapat dilihat sebagai interpretasi dari standar kerja lapangan juga digabungkan

Audit Lanjutan | 24
dengan referensi. Melengkapi standar-standar ini, GAGAS memasukkan 5 standar
kerja lapangan tambahan sebagai berikut:

 Komunikasi auditor (Auditor communication)

 Mempertimbangkan hasil audit dan perikatan / penugasan atestasi sebelumnya

 Mendeteksi salah saji material yang dihasilkan dari pelanggaran ketentuan


kontrak atau perjanjian hibah, atau dari penyalahgunaan (Detecting material
misstatements resulting from violations of contract provisions or grant
agreements, or from abuse) Auditor seharusnya merancang audit untuk
memberikan keyakinan yang memadai untuk mendeteksi salah saji material
yang dihasilkan dari pelanggaran ketentuan kontrak atau perjanjian hibah yang
memiliki pengaruh langsung dan material terhadap penentuan jumlah atau data
lainnya dalam laporan keuangan yang signifikan untuk tujuan audit. Jika
informasi tertentu yang menjadi perhatian auditor memberikan bukti tentang
keberadaan kemungkinan pelanggaran ketentuan kontrak atau perjanjian hibah
yang dapat memiliki pengaruh tidak langsung yang material terhadap
penentuan jumlah dalam laporan keuangan, maka auditor harus menerapkan
prosedur audit yang secara khusus ditujukan untuk memastikan apakah
pelanggaran ketentuan kontrak atau perjanjian hibah telah terjadi atau
kemungkinan akan terjadi.

Auditor seharusnya waspada terhadap situasi atau transaksi yang bisa


menjadi indikasi penyalahgunaan. Jika terdapat indikasi penyalahgunaan yang
secara signifikan dapat mempengaruhi jumlah atau data lainnya dalam laporan
keuangan, maka auditor seharusnya menerapkan prosedur audit yang khusus
ditujukan untuk memastikan apakah telah terjadi penyalahgunaan dan
pengaruhnya terhadap jumlah atau data lainnya dalam laporan keuangan.

 Mengembangkan unsur-unsur dari sebuah temuan (Developing elements of a


finding). Berbagai temuan auditseperti defisiensi dalam pengendalian
internal, kecurangan, tindakan ilegal, pelanggaran ketentuan kontrak atau
perjanjian hibahseringkali dianggap mengandung unsur-unsur kriteria,
kondisi, dan pengaruh, ditambah penyebab ketika masalah ditemukan.

 Dokumentasi audit (Audit documentation). Dokumentasi audit yang berkaitan


dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan audit seharusnya berisi

Audit Lanjutan | 25
informasi yang memadai untuk memungkinkan seorang auditor yang
berpengalaman, yang tidak memiliki hubungan dengan audit sebelumnya,
untuk memastikan bukti yang mendukung penilaian dan kesimpulan auditor
yang signifikan dari dokumentasi audit.

 Standar Pelaporan untuk Audit Keuangan (Reporting Standards for Financial Audits)
a. Pelaporan kepatuhan auditor terhadap GAGAS (Reporting auditors’ compliance with
GAGAS). Laporan audit seharusnya menyatakan bahwa audit dilakukan sesuai dengan
standar auditing pemerintah yang berlaku umum.
b. Pelaporan pengendalian internal dan tentang kepatuhan terhadap hukum, peraturan, dan
ketentuan kontrak atau perjanjian hibah (Reporting on internal control and on compliance
with laws, regulations, and provisions of contracts or grant agreements). Ketika
memberikan pendapat atau penolakan (disclaimer) terhadap laporan keuangan, dalam
laporannya tentang laporan keuangan, auditor seharusnya memasukkan:
i. Deskripsi atas:
 Ruang lingkup pengujian pengendalian internal yang dilakukan oleh auditor atas
pelaporan keuangan dan kepatuhan terhadap hukum, peraturan, dan ketentuan
kontrak atau perjanjian hibah.
 Hasil dari pengujian tersebut atau sebuah pendapat, jika pekerjaan yang memadai
dilakukan.
ii. Referensi ke laporan-laporan terpisah yang berisi informasi tersebut.
Jika auditor melaporkan secara terpisah, maka pendapat atau penolakan seharusnya:
i. Berisi referensi ke laporan-laporan terpisah yang berisi informasi.
ii. Menyatakan bahwa laporan-laporan terpisah merupakan bagian integral dari audit dan
seharusnya dipertimbangkan dalam menilai hasil audit.
c. Pelaporan kekurangan dalam pengendalian internal, kecurangan, tindakan ilegal,
pelanggaran ketentuan kontrak atau perjanjian hibah, dan penyalahgunaan (Reporting
deficiencies in internal control, fraud, illegal acts, violations of provisions of contracts or
grand agreements, and abuse)
Untuk audit keuangantermasuk audit laporan keuangan di mana auditor memberikan
pendapat atau penolakanauditor seharusnya melaporkan sebagaimana yang berlaku
untuk tujuan audit, yaitu:
i. Kekurangan dalam pengendalian internal yang dianggap kondisi yang dilaporkan
sebagaimana yang didefinisikan dalam standar AICPA.

Audit Lanjutan | 26
ii. Semua hal tentang kecurangan dan tindakan ilegal, kecuali yang jelas-jelas tidak
signifikan.
iii. Pelanggaran dari ketentuan kontrak atau perjanjian hibah dan penyalahgunaan yang
signifikan.
Dalam beberapa situasi, auditor seharusnya melaporkan kecurangan, tindakan ilegal,
pelanggaran ketentuan kontrak atau perjanjian hibah, dan penyalahgunaan secara
langsung kepada pihak eksternal untuk entitas yang diaudit.
d. Pelaporan pandangan dari pejabat yang bertanggung jawab (Reporting views of
responsible officials)
Jika laporan auditor mengungkapkan kekurangan dalam pengendalian internal,
kecurangan, tindakan ilegal, pelanggaran ketentuan kontrak atau perjanjian hibah, atau
penyalahgunaan, maka auditor seharusnya mendapatkan dan melaporkan pandangan
pejabat yang bertanggung jawab atas berbagai temuan, kesimpulan, dan rekomendasi,
serta tindakan korektif yang direncanakan.
e. Pelaporan informasi yang istimewa dan rahasia (Reporting privileged and confidential
information)
Jika informasi terkait tertentu dilarang untuk diungkapkan secara umum, maka laporan
audit seharusnya menyatakan sifat dari informasi yang dihilangkan dan persyaratan yang
membuat penghilangan diperlukan.
f. Penerbitan dan distribusi laporan (Report issuance and distribution)
- Auditor pemerintah seharusnya menyerahkan laporan audit kepada:
i. Pejabat yang tepat dari entitas yang diaudit.
ii. Pejabat yang tepat dari organisasi yang meminta atau mengatur audit, termasuk
organisasi pendanaan eksternal, seperti badan legislatif, kecuali pembatasan hukum
mencegahnya.
- Auditor juga seharusnya mengirim salinan laporan kepada:
i. Pejabat lain yang memiliki kewenangan atas pengawasan hukum.
ii. Seseorang yang mungkin bertanggung jawab untuk bertindak atas temuan dan
rekomendasi audit.
iii. Orang lain yang berwenang untuk menerima laporan tersebut.
- Auditor seharusnya menjelaskan bahwa salinan yang dibuat tersedia bagi pemeriksaan
publik, kecuali laporan dibatasi oleh hukum atau peraturan, atau berisi informasi yang
istimewa (privileged) atau rahasia.

Audit Lanjutan | 27
- Auditor non pemerintah seharusnya memperjelas tanggung jawab distribusi laporan
dengan pihak yang melakukan kontrak untuk audit dan mengikuti kesepakatan yang
dicapai.

 Dalam pelaporan audit yang berhubungan dengan keuangan, auditor seharusnya


mengikuti semua bagian dari standar pelaporan GAAS dan GAGAS untuk audit
keuangan yang berlaku serta bagian dari SAS dan SSAE AICPA yang berlaku.
Untuk audit yang berhubungan dengan keuangan yang tidak tercakup di atas, standar
pelaporan GAGAS untuk audit kinerja seharusnya diikuti.

3. Pelaporan Kepatuhan terhadap Hukum dan Peraturan


(Reporting on Compliance with Laws and Regulations)
- Standar pelaporan tambahan yang kedua mensyaratkan bahwa baik laporan auditor terhadap
laporan keuangan maupun laporan terpisah yang disebut di dalam laporan auditor mencakup
informasi penyimpangan dan tindakan ilegal yang sama yang dilaporkan kepada Komite
Audit di bawah standar AICPA.
Ketika ketidakpatuhan ditemukan, cara pelaporan harus memberikan dasar kepada pembaca
untuk mempertimbangkan kelaziman (prevalence) dan akibat (consequences) dari kondisi
tersebut dengan mengacu pada variabel, seperti jumlah kasus yang diperiksa, frekuensi
ketidakpatuhan, nilai dollar, dll.
Standar ini juga mengharuskan auditor untuk melaporkan penyimpangan atau tindakan ilegal
secara langsung kepada pihak eksternal dalam 2 keadaan ketika auditee gagal untuk
melaporkan penyimpangan atau tindakan ilegal secara langsung kepada pihak eksternal
sesegera mungkin setelah auditor mengkomunikasikan hal tersebut kepada badan auditee,
yaitu:
i. Ketika auditee diharuskan oleh hukum atau peraturan untuk melaporkan peristiwa
penyimpangan atau tindakan ilegal kepada pihak eksternal.
ii. Ketika auditee yang menerima bantuan dari lembaga pemerintah gagal untuk melaporkan
kepada lembaga tentang penyimpangan atau tindakan ilegal yang melibatkan bantuan
tersebut.
- Ketika berbagai hukum, peraturan, atau kebijakan mengharuskan auditor untuk melaporkan
indikasi dari beberapa jenis penyimpangan atau tindakan ilegal kepada penegak hukum atau
otoritas penyelidikan, maka auditor seharusnya berkonsultasi dengan orang-orang yang
berwenang dan / atau penasihat hukum untuk menentukan apakah pelaporan yang lebih luas
akan membahayakan proses penyelidikan atau hukum yang sudah berlangsung.

Audit Lanjutan | 28
 Dalam kasus tersebut, auditor dapat membatasi pelaporannya pada informasi yang sudah
merupakan bagian dari catatan publik.
- Pedoman yang luas terhadap audit kepatuhan, atestasi yang sesuai, dan pelaporannya
disediakan dalam:
i. AU 801, Compliance Auditing Considerations in Audits of Governmental Entities and
Recipients of Governmental Financial Assistance (Pertimbangan Kepatuhan Auditing
dalam Audit Entitas Pemerintahan dan Penerima Bantuan Keuangan Pemerintah)
ii. AT 601, Compliance Attestations (Atestasi yang Sesuai)
- Berdasarkan AT 600.54, laporan CPA tentang pemeriksaan atas atestasi yang sesuaiyang
biasanya ditujukan kepada entitasseharusnya mencakup:
a. Sebuah judul yang mencakup kata “independen”.
b. Identifikasi dari persyaratan kepatuhan yang ditetapkan, meliputi periode yang dicakup
dan pihak yang bertanggung jawab.
c. Sebuah pernyataan bahwa kepatuhan terhadap persyaratan yang ditentukan adalah
tanggung jawab manajemen entitas.
d. Sebuah pernyataan bahwa tanggung jawab praktisi adalah untuk menyatakan pendapat
atas kepatuhan entitas terhadap persyaratan atau atas pernyataan manajemen tentang
kepatuhan berdasarkan pemeriksaan praktisi.
e. Sebuah pernyataan bahwa pemeriksaan dilakukan sesuai dengan standar atestasi yang
ditetapkan oleh AICPA dan dengan demikian, mencakup pemeriksaan atas bukti-bukti
tentang kepatuhan entitas terhadap persyaratan berdasarkan pengujian dan pelaksanaan
prosedur lain yang dianggap diperlukan dalam keadaan oleh praktisi.
f. Sebuah pernyataan bahwa praktisi percaya pemeriksaan memberikan dasar yang memadai
untuk pendapat praktisi.
g. Sebuah pernyataan bahwa pemeriksaan tidak memberikan penentuan hukum terhadap
kepatuhan entitas.
h. Pendapat praktisi tentang apakah entitas mematuhidalam semua hal yang
materialpersyaratan-persyaratan yang ditentukan berdasarkan kriteria yang ditentukan.
i. Sebuah pernyataan yang membatasi penggunaan laporan oleh pihak-pihak tertentu dalam
situasi berikut:
 Ketika kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi kepatuhan ditentukan oleh
praktisi hanya sesuai untuk sejumlah pihak baik yang berpartisipasi menurut

Audit Lanjutan | 29
penetapan praktisi maupun yang dapat dianggap memiliki pemahaman yang memadai
dari kriteria.
 Ketika kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi kepatuhan tersedia hanya untuk
pihak-pihak tertentu.
j. Tanda tangan perusahaan praktisi secara manual atau yang dicetak.
k. Tanggal laporan pemeriksaan.

4. Pelaporan Pengendalian Internal (Reporting on Internal Control)


- Seperti yang ditunjukkan dalam standar pelaporan tambahan yang kedua, GAGAS
mengharuskan auditor untuk melaporkan kekurangan dalam pengendalian internal yang
dianggap oleh auditor sebagai kekurangan yang signifikan.
Contoh:
 Tidak adanya pemisahan tugas yang tepat sesuai dengan tujuan pengendalian yang tepat.
 Bukti atas kegagalan untuk melidungi aset dari kerugian, kerusakan, atau
penyalahgunaan.
 Tidak adanya tingkat kesadaran yang memadai atas pengendalian dalam organisasi.
 Kegagalan untuk menindaklanjuti dan memperbaiki kekurangan yang diidentifikasi dalam
pengendalian internal sebelumnya.
- GAGAS mengharuskan kekurangan yang signifikan yang merupakan kelemahan yang
material juga diidentifikasi  Merupakan persyaratan yang bersifat pilihan (optional) di
bawah GAAS.
Jika terdapat kekurangan yang tidak memenuhi syarat sebagai kondisi yang dilaporkan, maka
kekurangan tersebut seharusnya dikomunikasikan kepada auditee, sebaiknya secara tertulis
seperti dalam surat manajemen  Ketika ini terjadi, referensi terhadap komunikasi dalam
laporan auditor atas pengendalian seharusnya dibuat.
- Laporan pengendalian tidak mengungkapkan bentuk jaminan apa pun atas efektivitas
pengendalian internal.

D. Undang-Undang (UU) Audit Tunggal (The Single Audit Act)


Undang-Undang (UU) Audit Tunggal (Single Act Audit)yang disahkan oleh Kongres pada
tahun 1984 dan telah diubah pada tahun 1996menetapkan konsep yang tunggal atas audit
yang berhubungan dengan organisasi pemerintah (audit tunggal) meliputi audit keuangan dan
kepatuhan.

Audit Lanjutan | 30
 UU mengurangi kebutuhan lembaga-lembaga federal untuk melakukan dan kebutuhan
para penerima bantuan keuangan federal untuk menjalani  Beberapa audit keuangan
dan kepatuhan yang terpisah.

1. Tujuan dari Undang-Undang (UU) (Objectives of the Act)


Bagian 1(a) dari UU menyatakan bahwa UU bertujuan untuk:
a. Meningkatkan manajemen keuangan atas pemerintah negara bagian dan lokal dan
organisasi nirlaba yang berkaitan dengan program-program bantuan keuangan federal.
b. Menetapkan persyaratan yang seragam untuk audit atas bantuan keuangan federal yang
diberikan kepada pemerintah negara bagian dan lokal.
c. Mempromosikan penggunaan sumber daya audit yang efisien dan efektif.
d. Memastikan bahwa departemen dan lembaga federalsemaksimal yang dapat
dipraktikkanmengandalkan dan menggunakan pekerjaan audit yang dilakukan sesuai
dengan persyaratan UU Audit Tunggal (Single Act Audit).
 Ketika dilaksanakan, UU juga telah menjadi instrumen untuk memastikan bahwa
penerima bantuan keuangan federal mematuhi beberapa kebijakan nasional yang
signifikan berkaitan dengan hal-hal, seperti upah, kondisi kerja, dan hak-hak sipil.

2. Penerapan dan Pelaksanaan (Applicability and Administration)


- Menurut UU, pemerintah negara bagian dan lokal dan organisasi nirlaba yang menerima
bantuan keuangan federal sebesar $ 500.000 atau lebih dalam tahun fiskalbaik secara
langsung dari lembaga federal maupun secara tidak langsung melalui entitas pemerintah
negara bagian atau lokal lainnyadiwajibkan untuk memiliki audit tahunan tunggal sesuai
dengan UU.
 UU menambahkan persyaratan yang terkandung di dalam standar Yellow Book, dengan
penekanan khusus terhadap program bantuan keuangan federal utama yang ditetapkan.
- Bantuan keuangan federal (federal financial assistance) didefinisikan secara luas dalam UU
sebagai bantuan yang diberikan oleh lembaga pemerintah federal dalam bentuk hibah,
kontrak, pinjaman, jaminan pinjaman, properti, perjanjian kerja sama, subsidi bunga,
asuransi, atau alokasi langsung, tetapi bukan merupakan bantuan tunai federal langsung
kepada individu.
- Auditor harus menggunakan pendekatan berbasis risiko (risk-based approach) untuk
menentukan program federal yang merupakan program yang signifikan (major programs).
Pendekatan berbasis risiko harus mencakup pertimbangan atas:
i. Pengalaman audit saat ini dan sebelumnya.

Audit Lanjutan | 31
Komponen Prosedur yang Dilakukan Laporan yang Dikeluarkan
Audit 1. Audit laporan keuangan sesuai dengan 1a. Pendapat atas laporan keuangan.
laporan GAAS dan standar umum GAGAS. 1b. Laporan tentang jadwal tambahan dari
keuangan bantuan keuangan federal.
(Financial 2. Audit laporan keuangan sesuai dengan 2a. Laporan tentang pengendalian internal
statement standar kerja lapangan dan pelaporan berdasarkan audit.
audit) GAGAS tambahan. 2b. Laporan tentang kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan yang mungkin
berdampak material terhadap laporan
keuangan.
Audit atas 3. Prosedur untuk memperoleh pemahaman 3a. Laporan tentang pengendalian internal
bantuan tentang pengendalian internal melalui atas bantuan keuangan federal.
keuangan pengujian pengendalian (test of controls)
federal atas bantuan keuangan federal, dan untuk
(Audit of mendukung penilaian atas risiko
federal pengendalian pada tingkat rendah.
financial 4. Pengujian kepatuhan (test of compliance) 4a. Laporan tentang kepatuhan dengan
assistance) dengan persyaratan umum yang berlaku persyaratan umum yang berlaku untuk
untuk semua program bantuan keuangan program bantuan keuangan federal.
federal dan persyaratan tertentu yang Pendapat atas kepatuhan dengan
berlaku untuk program bantuan keuangan 4b. persyaratan tertentu yang berlaku untuk
federal yang signifikan (major programs). setiap program bantuan keuangan
federal yang signifikan (major
programs).
4c. Jadwal atas temuan dan biaya yang
dipertanyakan.
5. Prosedur kinerja untuk menilai kewajaran 5a. Laporansebagai temuan tahun
ringkasan jadwal atas temuan berjalanketika auditor menyimpulkan
sebelumnya dan tindak lanjut saat ini. bahwa ringkasan temuan sebelumnya
salah menyajikan statusnya secara
material.
ii. Pengawasan oleh lembaga federal dan pass-through entities*.

*) Pass-through entity  Struktur bisnis khusus yang digunakan untuk mengurangi


pengaruh dari pajak ganda (double taxation).

iii. Risiko yang melekat (inherent risk) dari program federal.

Audit Lanjutan | 32
OMB Circular A-133, Audits of States, Local Governments, and Non-Profit Organizations
(Audit Negara Bagian, Pemerintah Lokal, dan Organisasi Nirlaba), memberikan pedoman
tambahan khusus terhadap pelaksanaan 3 kriteria tersebut.
 Program yang tidak memenuhi syarat sebagai program yang signifikan (major programs)
dinamakan program yang tidak signifikan (nonmajor programs).
- Direktur Kantor Manajemen dan Anggaran (Office of Management and Budget (OMB)) telah
menetapkan berbagai kebijakan, prosedur, dan pedoman untuk melaksanakan UU dalam
OMB Circular A-128Audits of State and Local Governments (Audit Pemerintah Negara
Bagian dan Lokal).
- Direktur juga menunjuk cognizant agencies untuk memantau kepatuhan terhadap UU.
 Cognizant agency adalah lembaga federal yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
persyaratan untuk audit tunggal pada pemerintah negara bagian atau lokal tertentu.
 Cognizant agency mewakili kepentingan kolektif dari semua lembaga pemerintah federal
dalam hasil audit.
 Tanggung jawab lembaga ini mencakup memberikan saran dan penghubung teknis
kepada pemerintah negara bagian dan lokal dan auditor independen.
Dengan demikian, unit pemerintah dapat bekerja secara langsung dengan 1 lembaga, bukan
dengan beberapa lembaga.

3. Ruang Lingkup Audit Berdasarkan Undang-Undang Audit Tunggal


(Scope of an Audit under the Single Audit Act)
Ruang lingkup audit yang dilakukan sebagaimana yang ditentukan dalam UU dan OMB
Circular A-133, Audits of States, Local Governments, and Non-Profit Organizations (Audit
Negara Bagian, Pemerintah Lokal, dan Organisasi Nirlaba), memiliki 2 komponen dan 5
prosedur, yaitu:

 Umum (General)
- Secara umum, audit dilakukan sesuai dengan GAGAS.
- Auditor harus berurusan dengan seluruh operasi auditee; atau berdasarkan pilihan auditee,
audit harus meliputi serangkaian audit yang berurusan dengan departemen, lembaga, dan unit
organisasi lainnya yang mengeluarkan atau memberikan penghargaan federal sepanjang
tahun.
- Setiap audit yang terpisah harus mencakup laporan keuangan dan jadwal pengeluaran
penghargaan federal untuk setiap departemen, lembaga, atau unit pemerintah lainnya.

a. Laporan Keuangan (Financial Statements)

Audit Lanjutan | 33
Auditor harus menentukan:
i. Apakah laporan keuangan auditee disajikan secara wajar dalam semua hal yang
material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
ii. Apakah jadwal pengeluaran penghargaan federal disajikan secara wajar dalam semua
hal yang material dalam hubungannya dengan laporan keuangan auditee secara
keseluruhan.

b. Pengendalian Internal (Internal Controls)


- Selain persyaratan GAGAS, auditor harus:
i. Melakukan prosedur untuk memperoleh pemahaman yang memadai tentang
pengendalian internal atas program federal untuk merencanakan audit untuk
mendukung tingkat risiko pengendalian yang dinilai rendah atas program yang
signifikan (a low assessed level of control risk for major programs).
ii. Berencana untuk menguji sistem pengendalian internal atas program yang signifikan
(major programs) untuk mendukung tingkat risiko pengendalian yang dinilai rendah
atas asersi yang relevan dengan persyaratan kepatuhan untuk setiap program yang
signifikan (major programs).

c. Kepatuhan (Compliance)
- Selain persyaratan GAGAS, auditor harus:
i. Menentukan apakah auditee telah mematuhi hukum, peraturan, dan ketentuan kontrak
atau perjanjian hibah yang mungkin memiliki pengaruh langsung dan material
terhadap setiap program yang signifikan (major programs).
ii. Melakukan pengujian kepatuhan meliputi pengujian transaksi (tests of transactions)
dan prosedur audit lainnya yang diperlukan untuk memberikan bukti yang memadai
untuk mendukung pendapatnya atas kepatuhan.
iii. Auditor harus menetapkan ruang lingkup audit untuk mengatasi persyaratan tertentu,
seperti:
 Jenis jasa yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan  Menentukan jenis
barang atau jasa yang dapat dibeli oleh entitas dengan bantuan federal.
 Kelayakan (Eligibility)  Menentukan karakteristik individu atau kelompok yang
dapat diberikan bantuan keuangan oleh entitas.
 Pencocokan (Matching)  Menentukan jumlah kontribusi dari sumber daya
sendiri yang harus diberikan oleh entitas terhadap proyek-proyek yang
memberikan bantuan keuangan.

Audit Lanjutan | 34
 Pelaporan (Reporting)  Menentukan laporan lainnya yang harus diajukan oleh
entitas.
 Pengujian dan ketentuan khusus  Mungkin mencakup persyaratan seperti
memiliki pemeriksaan berhubungan dengan usulan atas penggunaan dana dan
tenggat waktu untuk pengeluaran dana.
 Materialitas atas setiap temuan tentang ketidakpatuhan dievaluasi dalam konteks
program yang berhubungan dengan temuan, bukan dalam konteks laporan
keuangan secara keseluruhan.

d. Tindak Lanjut Audit (Audit Follow-up)


Auditor harus:
i. Menindaklanjuti temuan audit sebelumnya dan melakukan prosedur untuk menilai
kewajaran atas ringkasan daftar temuan audit sebelumnya yang disiapkan oleh
auditee.
ii. Melaporkan sebagai temuan audit tahun berjalan  ketika auditor menyimpulkan
bahwa ringkasan daftar temuan audit sebelumnya salah menyajikan status dari setiap
temuan audit sebelumnya secara material.
iii. Melaksanakan prosedur audit tindak lanjut terlepas dari apakah temuan audit
sebelumnya berhubungan dengan program yang signifikan (major programs) dalam
tahun berjalan.

 Persyaratan Pelaporan (Reporting Requirements)


- Laporan auditor mungkin berbentuk baik laporan gabungan maupun laporan yang terpisah.
- Selain pedoman yang diberikan dalam OMB Circular A-133, auditor harus
mempertimbangkan hal berikut:
 AU 801, Compliance Auditing Considerations in Audits of Governmental Entities and
Recipients of Governmental Financial Assistance (Pertimbangan Kepatuhan Auditing
dalam Audit Entitas Pemerintahan dan Penerima Bantuan Keuangan Pemerintah)
 AT 101, Attest Engagements (Perikatan / Penugasan Atestasi)
 AT 601, Compliance Attestation (Atestasi yang Sesuai)

a. Pendapat atas Laporan Keuangan (Opinion on Financial Statements)


Pertama, auditor harus mengeluarkan pendapat (atau menolak untuk pendapat (disclaimer
of opinion)) tentang:
i. Apakah laporan keuangan disajikan secara wajar dalam semua hal yang material
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Audit Lanjutan | 35
ii. Apakah Jadwal Pengeluaran Penghargaan Federal (Schedule of Expenditures of
Federal Awards) disajikan secara wajar dalam semua hal yang material, berkaitan
dengan laporan keuangan secara keseluruhan.

b. Laporan tentang Pengendalian Internal (Report on Internal Control)


Kedua, auditor mengeluarkan laporan tentang pengendalian internal terkait dengan
laporan keuangan dan program yang signifikan (major programs)  Laporan ini harus
menguraikan ruang lingkup atas pengujian pengendalian internal dan hasil pengujian,
sertajika berlakumengacu pada Daftar atas Temuan dan Biaya yang Dipertanyakan
(Schedule of Findings and Questioned Costs) yang terpisah.

c. Laporan tentang Kepatuhan (Report on Compliance)


- Ketiga, auditor mengeluarkan laporan tentang kepatuhan terhadap hukum, peraturan, dan
ketentuan kontrak atau perjanjian hibah di mana ketidakpatuhan dapat berpengaruh
material terhadap laporan keuangan.
- Laporan ini juga akan mencakup pendapat (atau menolak untuk berpendapat (disclaimer
of opinion)) tentang apakah auditee mematuhi hukum, peraturan, dan ketentuan kontrak
atau perjanjian hibah yang dapat memiliki pengaruh langsung dan material terhadap
setiap program yang signifikan (major programs).
- Ketika berlaku, laporan harus mengacu Daftar atas Temuan dan Biaya yang
Dipertanyakan (Schedule of Findings and Questioned Costs) yang terpisah.

d. Daftar atas Temuan dan Biaya yang Dipertanyakan (Schedule of Findings and Questioned
Costs)
- Akhirnya, auditor harus merangkum hasil auditor dalam bentuk Daftar atas Temuan dan
Biaya yang Dipertanyakan.
- Biaya yang dipertanyakan meliputi biaya dibebankan pada program yang tidak diijinkan,
didokumentasikan, disetujui, atau tidak masuk akal.
- Daftar atas Temuan dan Biaya yang Dipertanyakan mencakup komponen-komponen
utama berikut:
 Ringkasan hasil auditor.
 Temuan yang berkaitan dengan laporan keuangan yang wajib dilaporkan sesuai
dengan GAGAS.
 Temuan dan biaya yang dipertanyakan tentang penghargaan federal.

Audit Lanjutan | 36
 Sebuah laporansebagai temuan audit tahun berjalanketika auditor menyimpulkan
bahwa daftar temuan audit sebelumnya salah menyajikan status dari setiap temuan
audit sebelumnya secara material.

Audit Lanjutan | 37

Anda mungkin juga menyukai