ASESMEN PASIEN
Disusun Oleh
POKJA III
RSUIT
TAHUN 2014
PANDUAN ASESMEN PASIEN
A. DEFINISI
1. Asesmen pasien adalah tahapan dari proses dimana dokter, perawat, dietisien
mengevaluasi data pasien baik subyektif, maupun obyektif untuk membuat keputusan
terkait:
a. Status kesehatan pasien
b. Kebutuhan perawatan
c. Intevensi
d. Evaluasi
2. Asesmen awal pasien rawat inap adalah tahap awal dari proses dimana dokter,
perawat, dietisien mengevaluasi data pasien dalam 24 jam pertama sejak pasien
masuk rawat inap atau bisa lebih cepat tergantung kondisi pasien dan dicatat dalam
rekam medis
3. Asesmen awal pasien rawat jalan adalah tahap awal dimana dokter mengevaluasi
data pasien baru rawat jalan.
4. Asesmen ulang pasien adalaah tahap lanjut dari proses dimana dokter, perawat,
dietisien mengevaluasi ulang data pasien setiap terjadi perubahan yang signifikan
atas kondisi klinisnya.
5. Asesmen individual adalah isi minimal dari asesmen yang ditentukan oleh
departemen / SMF terkait
6. Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien
7. DPJP adalah seorang dokter / dokter gigi yang bertanggung jawab atas pengelolaan
asuhan medis seorang pasien. DPJP juga bertanggung jawab terhadap kelengkapan,
kejelasan dan kebenaran serta ketepatan waktu pengembalian dari rekam medis
pasien tersebut.
8. Case manager adalah perawat yang bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan
atas setiap pasien. Tujuannnya untuk menjamin mutu asuhan keperawatan dari pasien
tersebut
9. Keperawatan adalah seluruh rangkaian proses asuhan keperawatan & kebidanan yang
diberikan kepada pasien yang berkesinambungan yang dimulai dari pengkajian
sampai evaluasi dalam usaha memperbaiki ataupun memelihara derajat kesehatan
yang optimal.
10. Dietisien adalah seorang profesional medis yang mengkhususkan diri dalam
dietetika, studi tentang gizi dan penggunaan diet khusus untuk mencegah dan
mengobati penyakit.
B. RUANG LINGKUP
1. Kategori asesmen pasien
a. Asesmen Medis
b. Asesmen keperawatan
c. Asesmen gizi
Komponen utama dari proses pelayanan pasien rawat inap dan rawat jalan adalah
asesmen pasien untuk memperoleh informasi terkait status kesehatan, intervensi,
kebutuhan keperawatan, dan gizi. Untuk dapat berhasil memberikan terapi/asuhan
yang berorientasi kepada pasien, dalam prakteknya, dokter, perawat, dan dietisien
harus memiliki pengetahuan dan keahlia dalam melakukan asesmen pasien.
Asesmen pasien diperoleh dari pasien dan sumber-sumber lain (misalnya: profil
terapi obat, rekam medis, dan lain-lain). Asesmen pasien dibutuhkan dalam
membuat keputusan-keputusan terkait: (a) status kesehatan pasien; (b) kebutuhan
dan permasalahan keperawatan; (c) intervensi guna memecahkan permasalahan
kesehatan yang sudah teridentifikasi atau juga mencegah permasalahan yang bisa
timbul dimasa mendatang; serta (d) tindak lanjut untuk memastikan hasil-hasil
yang diharapkan pasien terpenuhi.
Proses asuhan kepada pasien saling berhubungan/ terjadi kolaborasi antara dokter,
perawat, dan gizi. Sulit untuk dimengerti bahwa dokter dapat menyembuhkan
pasien tanpa bantuan asuhan keperawtan dan terapi gizi.
Dalam asesmen, pasien dan keluarga harus diikutsertakan dalam seluruh proses,
agar asuhan kepada pasien menjadi optimal. Pada saat evaluasi, bila terjadi
perubahan yang signifikan terhadap kondisi klinis pasien, makan harus segera
dilakukan asesmen ulang. Bagian akhir dari asesmen adalah melakukan evaluasi,
umumnya disebut monitoring yang menjelaskan faktor-faktor yang akan
menentukan pencapaian hasil-hasil nyata yang diharapkan pasien.
Mulai
Pasien
Masuk Poliklinik
Keperawatan
• Memeriksa kelengkapan administrasi
•Mengentri data pasien ke divisi yang dituju
Prosedur
penunjang
DPJP
Asesmen medis:
Anamnesis dan px Fisik
tidak
tidak
Perlu MRS ?
ya
DPJP
Menulis resep/ surat Kasus Bedah? DPJP
kontrol/ rujuk balik Menulis surat permintaan
ya
DPJP Bedah
Menulis permintaan MRS
Mengentri acara op ke Sekt SMF (online)
Selesai
3. Alur Masuk Rawat Jalan
Mulai
Pasien
Tandatangani persetujuan perawatan dalam RM 5 ak
DPJP Keperawatan
Dietisien • Mengasesmen awal medis
• Anamnesis & pemeriksaan fisik Mengasesmen awal keperawatan
Mengasesmen • Diagnosis kerja • keluhan utama
Status Gizi • Pemeriksaan penunjang • Kenyamanan/ aktivitas/ proteksi
• Rencana terapi • Pola makan & eliminasi
• Respon emosi dan kognisi
• sosio-spiritual
Perlu terapi gizi DPJP
• Menulis resep/ alkes dalam
lembar RPO
• Meminta diagnosa penunjang
• Asesmen kebutuhan rohani
• Asesmen resiko jatuh
Dietisien • Asesmen nyeri (bila ada)
Kolaborasi pemberian nutrisi APOTEKER
Menyiapkan obat/ Alkes
Keperawatan
Asuhan keperawatan
DPJP
Melakukan terapi sesuai PPK dan CP • Data khusus/ fokus
• Masalah/ dx keperawatan
• Tanggal/ jam intervensi
DPJP/ Keperawatan/ Dietisien • Tanggal/ jam evaluasi
Mengasesmen ulang medis/ keperawatan/ gizi
• Observasi TTV, nyeri, & keluaran cairan harian
• Perkembangan terintegrasi
• Monitor harian
DPJP
Perlu HCU / ICU ya Meminta persetujuan masuk HCU/ICU
tidak
Prosedur HCU / ICU
DPJP
• Melakukan penanganan lanjutan
• Mengisi Form Discharge Planning
meninggal DPJP
belum Menulis sebab kematian
Sembuh ?
ya
Prosedur kamar jenazah
DPJP
Selesai • Melakukan penanganan lanjutan
• Mengisi Form Discharge Planning
4. Asesmen Ulang
5. Pemeriksaan Penunjang
Untuk menegakkan diagnosa terkadang dibutuhkan konfirmasi pemeriksaan
penunjang seperti laboratorium dan radiodiagnostik. Semua catatan hasil
pemeriksaan penunjang tersebut harus disimpan dalam rekam medis pasien.
C. TATA LAKSANA
1. Asesmen Medis
Asesmen medis dilakukan terhadap semua pasien yang dilayani di
RSU Islam ORPEHA Tulungagung
Asesmen medis terdiri dari: asesmen rawat jalan dan asesmen rawat
inap
Asesmen medis dilakukan oleh dokter umum, dokter gigi, dokter
spesialis sesuai dengan kewenangan kliniknya dalam surat
penugasan klinik.
Asesmen rawat inap sama dengan asesmen rawat jalan, perbedaannya pada asesmen
rawat inap terdapat catatan perkembangan pasien selana menjalani perawatan di
rumah sakit.
Catatan perkembangan berisi catatn data subjektif dan objektif dari perjalanan dan
perkembangan penyakit. Secara umum catatan perkembangan berisikan hal-hal
sebagai berikut
- Apakah keluhan dan gejala pasien sekarang?adakah perubahan?
- Adakah perubahan dalam penemuan pemeriksaan jasmani?
- Apakah ada data laboratorium baru?
- Adakah perubahan formulasi kasus atau hubungan dari berbagai masalah
medis atau dengan yang lain?
- Adakah rencana yang baru dalam rencana diagnostic dan pengobatan
pasien?
Suatu catatn lanjutan yang baik dapat segera memberikan keterangan untuk berbagai
hal penting dan paling sedikit bias menjawab hal-hal sebagai berikut:
- Apakah ada keterangan diagnostic baru ?
- Apakah pasien menjadi lebih baik atau lebih buruk ?
- Apakah obat yang dipilih bekerja dengan baik?
- Apakah tindak lanjut diagnostic dan pengobatan berjalan atau
direncanakan ?
Cara penulisan data dengan format problem oriented dikenal dengan konsep SOAP.
Konsep SOAP terdiri dari 4 bagian:
1. S: subjektif
2. O: Objektif
3 A: Asesmen
Penilaian yang berisikan diagnose kerja dan atau diagnose banding sebagai hasil
integrasi pemikiran dokter (berdasarkan pengetahuannya mengenai patofisiologi,
epidemiologi, persentasi klinis penyakit, dan lain sebagainya)
4. P : Plan (rencana)
Rencana yang berisikan rencana diagnose, rencana terapi, (medikamentosa dan non
medikamentosa), rencana monitoring, dan rencana edukasi/ penyuluhan.
2. Asesmen keperawatan
a) Asesmen awal keperawatan
Serangkaian proses yang berlangsung saat pasien masuk rawat inap untuk
dilkakukan pemeriksaan secara sistematis untuk mengidentifikasi masalah
keperawatan pada pasien, antara lain
1) Keluhan utama:
a) Riwayat penyakit sekarang
b) Riwayat penyakit dahulu: DM, HT, Jantung, Paru,dll
c) Riwayat alergi ya, tidak, penyebab, dan reaksi
2) Kenyamanan nyeri:
a) Digunakan skala 1-10
b) Kualitas terbakar, tajam, tumpul, tertekan, dll
c) Waktu hilang timbul, terus menerus, lamanya
d) Lokasi
3) Aktifitas dan istirahat
a) Bedrest, ambulasi di tempat tidur, ambulasi jalan
b) Ambulasi jalan tidak ada kesulitan, penurunan kekuatan otot,
sering jatuh
c) Tidur menggunakan 1 bantal, 2 bantal, > 2 bantal
4) Proteksi:
a) Status mental orientasi baik, disorientasi, gelisah, tidak respon
b) Resiko jatuh tidak beresiko, rendah, tinggi
5) Nutrisi:
a) Tinggi badan, berat badan, lingkar lengan kiri
b) Status gizi kurang, normal, over weight, obesitas
c) Nafsu makan menurun, baik, meningkat
d) Kondisi berhubungan dengan makan, mual, muntah, anoreksia,
disfagia, dll
6) Eliminasi
a) BAB normal, konstipasi/ obstipasi, diare, colostomy, iliostomy
b) BAK normal, retensi, hematuria, disuria, inkontensia, dll
7) Respon emosi: takut, senang, tegang, marah, sedih, menangis, senang,
gelisah.
a) Respon kognisi pasien/ keluarga: menginginkan informasi
penyakit, pengobatan, perawatan, diet, biaya, dll
8) Sistem sosio spiritual
a) Ketaatan menjalankan ibadah rutin, kadang-kadang
b) Kondisi rumah lantai 1, lantai 2, dll
c) Luas rumah
3. Asesmen Gizi
Status nutrisi dengan menggunakan kriteria Malnutrition Universal
Screening Tool (MUST), yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan
menata laksana pasien dewasa yang mengalami gizi buruk, kurang gizi,
atau obesitas. Untuk pasien anak > 5 tahun menggunakan grafik CDC dan <
5 tahun dengan grafik Z- score (WHO, 2005)
a. Asesmen gizi pasien dewasa
Kelima langkah MUST adalah sebagai berikut:
Pengukuran alternatif:
1) Jika tinggi badan tidak dapt diukru, gunakan pengukuran panjang
lengan bawah (ulna) untuk memperkirakan tinggi badan dengan
menggunakan tabel dibawah ini. Pengukuran dimulai dari siku
(olekranon) hingga titik tengah prosesus stiloideus (penonjolan
tukang di pergelangan tangan), jika memungkinkan, gunakanlah
tangan kiri.
2) Untuk memperkirakan IMT, dapat menggunakan pengukuran lingka
lengan atas (LLA)
a) Lengan bawah sisi kiri pasien harus ditekuk 90 terhadap siku,
dengan lengan atas paralel di sisi tubuh. Ukur jarak antara
tonjolan tulang bahu (akromion) dengan siku (olekranon).
Tandai titik ditengahnya.
b) Perintahkan pasien untuk merelaksasikan lengan atasnya, ukur
lingkar lengan atas di titik tengah, pastikan pita pengukur tidak
terlalu menempel terlalu ketat
3) Langkah 3: adanya efek/pengaruh akut dari penyakit yang diderita
pasien, dan berikan skor (rentang antara 0-2). Sebagai contoh, jika
pasien sedang mengalami penyakit akut dan sangat sedikti/ tidak
terdapat asupan makanan > 5 hari, diberikan skor 2
4) Langkah 4: tambahkan skor yang diperoleh dari langkah 1,2, dan 3
untuk meniali adanya resiko malnutrisi.
a) Skor 0 = resiko rendah
b) Skor 1 = resiko sedang
c) Skor ≥ 2 = resiko tinggi
5) Langkah 5: gunakan panduan tatalaksana untuk merencanakan
strategi keperawatan berikut ini:
a) Resiko rendah
Perawatn rutin: ulangi skrining pada pasien di rumah sakit (tiap
minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat
umum dengan usia > 75 (tiap tahun).
b) Resiko sedang
Observasi
Catat asupan makanan selama 3 hari
Jika asupan adekuat, ulangi skrining: pasien di rumah sakit (tiap
minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat
umum (tiap 2-3 bulan)
Jika tidak adekuat, rencanakan strategi untuk perbaikan dan
peningkatan asupan nutrisi, pantau dan kaji ulang program
pemberian nutrisi secara teratur
c) Resiko tinggi
Tatalaksana:
Rujuk ke ahli gizi
Perbaiki dan tingkatkan asupan nutrisi
Pantau dan kaji ulang program pemebrian nutrisi: pada pasien di
rumah sakit (tiap minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan),
masyarakat umum (tiap bulan)
d) Untuk semua kategori
Atasi penyakit yang mendasari dan berikan saran dalam
pemilihan jenis makanan
Catat kategori resiko malnutrisi
Catat kebutuhan akan diet khusus dan ikuti kebijakan setempat
b. Asesmen gizi pasien anak
1) Asesmen gizi pasien anak > 5 tahun menggunakan grafik CDC
dengan rumus: % IBW = (BB aktual/BB ideal) x 100 %
Klasifikasi % IBW:
Obesitas : > 120% BB ideal
Overweight : > 110% - 120% BB ideal
Gizi normal : 90% - 110% BB ideal
Gizi kurang : 70% - 90% BB ideal
Gizi buruk : < 70% BB ideal
2) Asesmen gizi pasien anak < 5 tahun
Dengan melihat grafik Z- Score WHO 2005: BB/TB, BB/U, TB/U.
Usia 0-2 tahun laki-laki warna biru dan perempuan warna merah
muda. Usia 2-5 tahun laki-laki warna biru dan perempuan warna
merah muda.
Kriteria:
>3 SD : obesitas
2 SD – 3 SD : gizi lebih SD
-2SD – 2 SD : gizi baik
-2SD – 3 SD : gizi kurang
-3 SD : gizi buruk
4. Asesmen Individual
a. Asesmen resiko jatuh
1) Resiko jatuh pada pasien dewasa:
a) Pencegahan resiko jatuh pasien dewasa:
Kategori pasien dengan resiko tinggi
- Memastikan tempat tidur/ brankard dalam posisi rendah dan
roda terkunci
- Menutup pagar tempat tidur/ brankard
- Orientasikan pasien/ penunggu tentang lingkungan/ ruangan
- Letakkan tanda “kewaspadaan jatuh pada panel informasi
pasien
- Pastikan pasien memiliki stiker warna kuning penanda resiko
jatuh pada gelang identifikasi
- Lakukan pemasangan fiksasi fisik apabila diperlukan dengan
persetujuan keluarga
b) Asesmen resiko jatuh pada pasien dewasa menggunakan
morse fall scale (skala jatuh morse) sebagai berikut:
Kategori
Resiko tinggi = ≥ 45
Resiko rendah = 25 – 44
Kategori:
a. Asesmen Nyeri
1) Asesmen nyeri dapat menggunakan Numeric Rating Scale
Gambar NRS (numerical Rating Scale)
a) Indikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun yang
dapat menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang
dirasakannya
b) Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan
dilambangkan dengan angka antara 0-10
0: tidak nyeri
1 – 3 : nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari)
4 – 6 : nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari)
7 – 10 : nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari)
c) Pada pasien yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan
angka, gunakan asesmen Wong Baker FACES poin Scale sebagai berikut
Serangkaian proses yang berlangsung saat pasien mulai masuk rawat inap di ruang intensive
care. Pemeriksaan akan dilakukan secara sistematis untuk mengidentifikasi masalah
keperawatan pada pasien, antara lain:
Pemeriksaan fisik yaitu:
1) pernafasan:
a) irama nafas
b) suara nafas tambahan
c) sesak nafas
d) batuk, sputum
e) alat bantu nafas, mode, sao2
2) kardiovaskular:
a) irama jantung
b) akral
c) pulsasi
d) perdarahan
e) Cvc
f) tekanan darah nadi, map, suhu
3) persyarafan
a) GCS
b) Kesadaran
c) ICP
d) tanda tanda peningkatan TIK
e) konjuctiva
f) lain-lain
4) perkemihan
a) kebersihan area genitalia
b) jumlah cairan masuk
c) buang air kecil
d) produksi urine
5) pencernaan
a) nafsu makan
b) NGT
c) porsi makan
d) minum
e) mulut
f) mual, muntah
g) buang air besar
h) lain-lain
6) muskuloskeletal/ integumentum
a) kemampuan pergerakan sendi
b) warna kulit
c) oedema
d) dekubitus
e) luka
f) kontraktur
g) fraktur
h) jalur infus
f. Asesmen pediatrik
Penting untuk melakukan pemeriksaan sistematis karena anak sering tidak dapat
mengungkapkan keluhannya secara verbal. Amati adanya pergerakan spontan pasien terhadap
area tertentu yang dilindungi. Tahapan asesmen berupa:
1) keadaan umum:
a) tingkat kesadaran, kontak mata, perhatian terhadap lingkungan sekitar
b) tonus otot: normal, meningkat, menurun/ flaksid
c) respons kepada orang tua/ pengasuh; gelisah, menyenangkan
2) kepala:
a) tanda trauma
b) ubun-ubun besar (jika masih terbuka): cekung atau menonjol
3) wajah:
a) pupil: ukuran, kesimetrisan, refleks cahaya
b) hidrasi: air mata, kelembaban mukosa mulut
4) Leher; kaku kuduk
5) Dada
a) stridor, retraksi sela iga, peningkatan usaha nafas
b) auskultasi: suara nafas meningkat/ menurun, simetris kiri dan kanan, ronki, mengi
(wheezing); bunyi jantung: reguler, kecepatan, murmur
6) Abdomen: distensi, kaku, nyeri, hematoma
7) anggota gerak;
a) nadi brakhialis
b) tanda trauma
c) tonus otot, pergerakan simetris
d) suhu dan warna kulit, capillary refill
e) nyeri, gerakan terbatas akibat nyeri
f) pemeriksaan neurologis
h. Asesmen Neurologis
Dilakukan pada pasien dengan cedera kepala atau gangguan neurologis. Pemeriksaan status
neurologis awal digunakan sebagai dasar untuk memantau kondisi pasien selanjutnya.
Tahapan asesmen berupa:
1) Tanda vital: nilai keadekuatan ventilasi (kedalaman, kecepatan, keteraturan, usaha
nafas)
2) Mata: ukuran dan refleks cahaya, pupil
3) Pergerakan: apakah keempat ekstremitas bergerak simetris
4) Sensasi: nilai adanya sensasi abnormal (cvuriga cedera spinal)
5) Status kesadaran menggunakan Glascow Coma Scale: secara akurat menggambarkan
fungsi serebri. Pada anak kecil, GCS sulit dilakukan. Anak yang kesadarannya baik
dapat memfokuskan pandangan mata dan mengikuti gerakan tangan pemeriksa,
merespons terhadap stimulus yang diberikan, memiliki tonus otot normal dan tangisan
normal
Mata Terbuka spontan 4
Terbuka saat dipanggil/ diperintahkan 3
Terbuka terhadap rengsang nyeri 2
Tidak merespons 1
Verbal Orientasi baik 5
Disorientasi/ bingung 4
Jawaban tidak sesuai 3
Suara yang tidak dapat dimengerti (erangan, teriakan) 2
Tidak merespons 1
pergerakan Mengikuti perintah 6
Melokalisasi nyeri 5
Menarik diri (withdrawl) dan rangsang nyeri 4
Fleksi abnormal anggota gerak terhadap rangsang nyeri 3
Ekstensi abnormal anggota gerak terhadap rangsang nyeri 2
Tidak merespons 1
a) Status lokal
b) Pemeriksaan penunjang (EMG- NCV, Biofeedback, Pemeriksaan KFR lain,
Laboratorium, Radiologi)
4) Perencanaan
Medik
Bedah
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
PDx.
PTx Dokter KFR FT OT ST OP PSM Psi
R1
R2
R3
R4
R5
R6
R7
PMx
PEx
Penting untuk melakukan pemeriksaan karena anak dan bayi sering tidak dapat
mengungkapkan keluhannya secara verbal dan amati adanya pergerakan spontan anak atau
bayi terhadap area tertentu yang dilindungi. Tahapan asesmen keperawatan anak dan
neonatus:
1. Identitas meliputi nama, tanggal lahir, jenis kelamin, tanggal dirawat, tanggal
pengkajian, dan diagnosis.
2. Keluhan utama:
a) Riwayat penyakit sekarang
b) Riwayat penyakit dahulu
c) Riwayat penyakit keluarga
d) Riwayat imunisasi BCG, DPT, polio, hepatitis, dll
e) Riwayat alergi
3. Pertumbuhan dan perkembangan
4. Rasa nyaman Neonatal Infant Pain Scale (NIPS) renyang 0-7 semakin tinggi skore
semakin nyeri
5. Dampak hospitalisasi (psikososial): orang tua, anak tenang, takut, marah, sedih,
menangis, gelisah
6. Pemeriksaan fisik:
a) B1
- Nafas spontan, RR jenis dispneu, kusmault, cheyne stokes, dll
- Suara nafas bersih, vesikuler, stridor, wheezing, ronki, dll
- Alat bantu oksigen
b) B2
- Nadi, Tekanan darah, CRT
- Irama jantung teratur/tidak teratur, s1/s2 tunggal
- Akral hangat, kering, merah, pucat dingin
- Conjunctiva anemis ya/tidak
c) B3
- Kesadaran: compos mentis, apatis, somnolen, sopor, koma, delirium
- Istirahat tidur, gangguan tidur banyak siang hari, lebuh banyak malam hari,
tidak tidur, tidurterus
- Sklera mata ikterik, hiperemis
- Panca indera tidak ada gangguan / ada
- Tingkat kesadaran berespons terhadap nyeri ya/tidak
- Tangisan kuat, lemha, tidak ada, melengking, merintih
- Lingkar kepala, kelainan ada/tidak ada dan ubun-ubun datar, cekung/ cembung
- Pupil bereaksi terhadap cahaya ya /tidak
- Gerakan lemah, paralisis, aktif
- Kejang
- Refleks rooting ada/tidak
d) B4
- Kebersihan: bersih, kotor, dan sekret ada/tidak
- Produksi urine: jam, warna jernih, keruh, berbau
- Uan anuri, oliguri, retensi, inkonintensia, nokturia, dll
- Alat bantu kateter, sistostomi,dll
e) B5
- Nafsu makna baik, menurun, dan frekuensi
- Minum jenisnya dan cara minum menetek, peroral, sonde lambung, muntah,
puasa
- Anus ada/tidak
- BAB berapa kali per hari, konsistensi, warna, ada darah/lendir
- Perut tegang, kembubg, nyeri tekan, peristaltik beberapa kali per menit
- BB lahir, MRS, saat ini berapa gram, refleks rooting ada/ tidak ada
- Kelainan labio schizis, palato schizis, gnato schizis
- Lidah lembab kering, kotor, selaput lendir kering, lesi
f) B6
- Pergerakan sendi bebas, terbatas
- Warna kulit pucat, ikterik, sianotik, hiperpigmentasi
- Integritas utuh, kering, rash, bullae, pustule, kemerahan, ptechie, lesi
- Kepala bersih, kotor, bau. Tali pusat kering, basah, pus, kemrahan,
Bau
- Turgor baik, sedang, jelek
- Udem ada/ tidak ada
- Kekuatan otot 0,1,2,3,4,5
g) Alat genital
- Laki-laki testis sudah/belum turun, rugae jelas/tidak jelas, hipospadia ada/tidak
ada
- Perempuan labia mayor sudah menutupi labia minor, labia mayor dan labia
minor sama menonjol
h) Sosial ekonomi
- Biaya perawatan sendiri, perusahaan
- Status anak diharapkan/ tidak diharapkan
- Kontak mata ya/ tidak
- Menggendong ya/ tidak
-
j. perawat jiwa
penting untuk melakukan pemeriksaan pada pasien dengan masalah kesehatan jiwa karena
kejadian masa lalu yang sama dengan kejadian saat ini, tetapi mungkin muncul gejala yang
berbeda. Banyak pasien dengan amsalah kesehatan jiwa tidak dapat menceritakan
masalahnya bahkan mungkiin menceritakan hal yang berbeda ddan kontrakdiksi.
Kemampuan mereka untuk berperan dalam menyelesaikan masalah juga bervariasi. Tahapan
dalam menyelesaikan masalh juga bervariasi. Tahapan asesmen keperawatan jiwa:
Serangkaian proses yang berlangsung saat pasien awal rawat inap di ruang kritis
(ROI, ICU, High Care Unit) pemeriksaan akan dilakukan secara sistematis untuk
mengidentifikasi masalah keperawatan pada pasien antara lain:
Pemeriksaan fisik yaitu:
1) Pernafasan
a) Irama nafas
b) Suara nafas tambahan
c) Sesak nafas
d) Batuk, sputum
e) Alat bantu nafas
2) Kardiovaskuler
a) Irama jantung
b) Akral
c) Pulsasi
d) Perdarahan
e) CVC
f) Tekanan darah nadi, MAP, suhu
3) Persyarafan
a) GCS
b) Kesadaran
c) ICP
d) Tanda peningkatan TIK
e) Konjunctiva
f) Lain-lain
4) Perkemihan
a) Kebersihan area genital
b) Jumlah cairan masuk
c) Buang air kecil
d) Produksi urine
5) Pencernaan
a) nafsu makan
b) NGT
c) porsi makan
d) minum
e) ulut
f) mual, muntah
g) buang air besar
h) lain-lain
6) muskuloskeletal/ integumentum
a) Kemampuan pergerakan sendi
b) Warna kulit
c) Odema
d) Dekubitus
e) Luka
f) Kontraktur
g) Fraktur
h) Jalur infus
i) Lain-lain
l. kebidanan
serangkaian proses yang berlangsung saat pasien awal rawat inap pemeriksaan dilakukan
secara sistematis untuk mengidentifikasi masalah kebidanan pada pasien, antara lain:
1) Keluhan utama
Adalah keluhan yang dirasakan oleh ibu yang menyebabkan adanya gangguan,
diantaranya adalah:
a) After pain (mules-mules pada perut)
b) Masalah pengeluaran lochea
c) Nyeri pada bekas jahitan
d) Nyeri dan tegang payudara karena bendungan ASI
e) Cemas karena belum bisa bertemu bayinya
2) Riwayat keluhan
Apa saja yang pernah dirasakn ibu
3) Riwayat menstruasi
a) Menarche
b) Siklus
c) Teratur
d) Tidak teratur
e) Lama
f) Volume
g) Keluhan saat haid
4) Riwayat perkawinan
a) Status
b) Berapa kali
c) Umur menikah
d) Tahun menikah
e) Cerai
5) Riwayat obstetri
a) Kehamilan berapa
b) Umur kehamilan
c) Jenis persalinan
d) Penolong
e) BBL
f) Keadaan anak sekarang
g) Menyusui
6) Riwayat KB
a) Kapan
b) Jenis
c) Lamanya
7) Riwayat hamil ini
ANC yang sudah dilakukan, keluhan serta tindakan apa yang sudah didapatka
8) Riwayat penyakit yang Lalu
Penyakit apa yang pernah diderita oleh Ibu dan mendukung dengan keadaannya
sekarang
9) Riwayat alergi
Apakah pernah mengalami alergi
10) Riwayat penyakit keluarga
Apa saja yang diderita penyakit yang pernah diderita oeleh keluarga yang
berhubungan kasus saat ini yang diderita oleh ibu
11) Riwayat ginekologi
Apakah pernah mengalami gangguan kesehatan reproduksi
12) Kebutuhan biopsikososial
a) Pola makan
b) Pola minum
c) Pola eliminasi
d) Pola istirahat
e) Psikologi
f) Dukungan sosial
g) Spiritual
13) Data obyektif
a) Pemeriksaan umum
Meliputi pemeriksaan tekanan darah, nadi, temperatur, pernafasan, keadaan umum
pada setiap kasus. Tekanna darah dan nadi harus diukur setiap seperempat jam
pad aperiode pemulihan sesaat pasca operasi. Suhu harus diukur setiap 2 jam.
Suhu yang melebihi 38 pasca pembedahan hari ke 2 harus dicari penyebabnya.
Yakinkan pasien bebas demam selama 24 jam sebelum keluar rumah sakit. Jika
ada tanda infeksi atau pasien demam, berikan antibiotika sampai bebas demam
selama 48 jam.
b) Pemeriksaan fisik
Dilakukan secara fokus sesuai dengan kasus yang dikerjakan
c) Pemeriksaan kebidanan. Peneriksaan yang dilakukan pada kasus kebidanan mulai
dari abdomen sampai dengan genitalia