Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PRAKTIKUM

Programmable Logic Controller


( PLC 1 )

Disusun oleh :

Ruli Admi Syururi


2 AEB
217341043

TEKNIK OTOMASI MANUFAKTUR DAN MEKATRONIKA


POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANDUNG
FEBRUARI 2019
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Programmable
Logic Controller ( PLC ) 1.
Laporan ini merupakan realisasi dari hasil kegiatan perkuliahan berupa praktikum di
Laboratorium PLC pada minggu pertama pada semester 4 perkuliahan di Politeknik
Mananufaktur Negeri Bandung yang penulis lakukan untuk melaksanakan kewajiban sebagai
Mahasiswa kepada dosen mata kuliah PLC.
Dalam penulisan laporan ini penulis banyak mendapatkan ilmu dan berbagai
pengalaman. Berkat panduan, bimbingan, juga dorongan baik secara langsung dari berbagai
pihak secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak yang membantu pengerjaan
serta penyelasaian laporan ini. Maka melalui kesempatan yang sangat berharga ini saya
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pelaksanaan praktikum dan proses penyelesaian laporan ini, terutama
kepada:
1. Mas Ridwan, S.S.T, M.Eng. selaku dosen mata kuliah PLC
2. Rekan rekan grup AE B 2017 absen bawah

Mohon maaf apabila dalam laporan ini masih terdapat banyak kekurangan. Penulis masih
banyak memiliki kekurangan dan kesalahan dalam penulisan ataupun penyusunan laporan.
Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik untuk lebih menyempurnakan laporan ini
dan menjadi bahan pertimbangan penulisan dan penyusunan laporan yang selanjutnya.

Februari 2019

Penulis
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sistem otomasi mesin dikendalikan oleh relay elektromagnet hingga akhir
tahun 1970. Dengan semakin berkembangnya teknologi, tugas-tugas pengendalian
dibuat dalam bentuk pengendalian terprogram yang dapat dilakukan salah satu
caranya antara lain menggunakan PLC (Programmable Logic Controller).
PLC (Programmable Logic Control) adalah sebuah alat yang digunakan
untuk menggantikan rangkaian sederetan relay yang dijumpai pada sistem kontrol
proses konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui
sensor-sensor yang terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan
sesuai yang dibutuhkan, bisa berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya
(logik, 0 atau 1, hidup atau mati). Program yang dibuat umumnya dinamakan ladder
diagram yang kemudian harus dijalankan oleh PLC yang bersangkutan. Dengan kata
lain, PLC menentukan aksi apa yang harus dilakukan pada instrumen keluaran
berkaitan dengan status suatu ukuran atau besaran yang diamati.
Dengan PLC, sinyal dari berbagai peralatan luar di-interface sehingga
fleksibel dalam mewujudkan sistem kendali. Disamping itu, kemampuannya dalam
komunikasi jaringan memungkinkan penerapan yang luas dalam berbagai operasi
pengendalian sistem. Dalam sistem otomasi, PLC merupakan ‘jantung’ sistem
kendali. Dengan program yang disimpan dalam memori PLC, dalam eksekusinya,
PLC dapat memonitor keadaan sistem melalui sinyal dari peralatan input, kemudian
didasarkan atas logika program menentukan rangkaian aksi pengendalian peralatan
output luar. PLC juga dapat digunakan untuk mengendalikan tugas-tugas sederhana
yang berulang-ulang, atau di-interkoneksi dengan yang lain menggunakan komputer
melalui jaringan komunikasi untuk mengintegrasikan pengendalian proses yang
kompleks
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah mengikuti perkuliah ini mahasiswa dapat :
 Memahami konsep dan cara kerja PLC
 Dapat membuat program logika dan ladder diagram menggunakan software CX-
One untuk PLC Omron
 Mengetahui Wiring pada PLC Omron
 Mengetahui Special Fuction yang dapat digunakan pada PLC Omron
 Dapat mengoperasikan Distributing Plan PLC Omron
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB

BAB II
LANDASAN TEORI

1. PENGENALAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)


Berdasarkan namanya, konsep Programmable Logic Controller adalah sebagai
berikut :
a. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan
program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi atau kegunaannya.
b. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan logic
(ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan,
membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
c. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses
sehingga menghasilkan output yang diinginkan.
PLC merupakan suatu piranti basis kontrol yang dapat diprogram bersifat logik, yang
digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relay yang dijumpai pada sistem kontrol
proses konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui sensor terkait),
kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai yang dibutuhkan, seperti
menghidupkan atau mematikan keluarannya.
PLC merupakan suatu alat pengontrol yang bisa diprogram dengan bahasa program
seperti ladder diagram, statment list, dan function chart.

Gambar 1.1 Konvensional Kontrol


Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB

Gambar 1.2 PLC Kontrol

Dari gambar diatas didapat kesimpulan bahwa fungsi dari PLC adalah untuk
menggantikan fungsi dari relay, counter, dan 6ias6try6v lainnya sehingga kemudahan dalam
penggunaan teknologi. Jika kita mempunyai rangkaian konvensional menggunakan relay :

Gambar 1.3 Konvensional Kontrol Dengan Relay

Maka rangkaian tersebut kita ganti dengan menggunakan PLC, maka rangkaiannya
menjadi sebagai berikut :

Gambar 1.4 PLC Kontrol Dengan Ladder Diagram


Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB

 Sejarah PLC
PLC yang pertama adalah MODICON 084 yakni pada tahun 1969 yangditemukan oleh
Dick Morley. Sebuah perusahaan yang ada di Amerika menggunakannya untuk mengganti
7ias7t 7ias7tr mesin yang menggunakan relai dan mengurangi beban ongkos perawatan. Begitu
banyak masalah yang timbul karena adanya tuntutan proses produksi yang meningkat dan harus
7ias7try. Membutuhkan perawatan yang cermat dan cepat, sehingga ini harus diganti dengan
7ia
Sekitar tahun 1970-an, teknologi PLC yang sering digunakan adalahmesin sequence
dan CPU yang berbasis bit-slice. Prosesor AMD 2901 dan 2903 cukup digunakan dalam
MODICON dan PLC A-B. Pada awal tahun 1973 berkembang PLC dengan kemampuan
komunikasi. Sistem yang pertama adalah Modbus dari MODICON dan sukses secara komersial
yaitu model 184, yang didesain oleh Michael Greenberg Pada tahun 1980-an terjadi
standarisasi komunikasi milik General Motor.
Pada tahun 1990-an dilakukan reduksi baru dan mederenisasi lapisan fisik dari protokol
yang ada pada tahun 1980-an Standard terakhir yaitu IEC 1131-3, berusaha menggabungkan
bahasa pemograman PLC dibawah satu standard.

 Bagian – Bagian Pada PLC


PLC terdiri dari beberapa bagian yang dijelaskan dibawah ini :
a. Central Processing Unit (CPU)
CPU merupakan bagian utama dan merupakan otak dari PLC. CPU ini berfungsi untuk
melakukan komunikasi denngan PC atau Consule, interkoneksi pada setiap bagian PLC,
mengeksekusi program- program, serta mengatur input dan ouput.
Terdiri atas 3 bagian penting :
 Mikroprosesor, merupakan pusat pengolahan operasi matematikadan logika
 Memory, tempat penyimpan data
 Power supply, sebagai sumber untuk PLC, 7ias AC atau DC
b. Programmer/Monitor (PM)
Sebuah device yang digunakan untuk komunikasi dengan circuit dalam sebuah PLC.
Contohnya adalah sebuah PC (Personal Computer)
c. I/O module
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB
Input Modul memiliki terminal yang menghubungkan signal dari luar PLC menuju ke
dalam PLC, seperti sensor atau tranduser. Untuk jumlahnya itu ada yang terbatas atau dibatasi,
dan ada juga yang bias ditambah. Output modul juga memiliki terminal yang menghubungkan
signal dari dalam PLC ke luar PLC, dan nantinya dapat dihubungkan dengan berbagai 8ias8try,
seperti lampu, 8ias8try, motor, bahkan relay.
d. Rack dan Chasis
Tempat dimana bagian-bagian PLC ditempatkan, seperti, CPU, Power Supply, I/O modul,
dll
a. Konfigurasi PLC System

Gambar 1.5 PLC Kontrol Dengan Ladder Diagram


Keuntungan dalam penggunaan PLC :
 Desain lebih mudah diubah karena menggunakan software
 Implementasi lebih singkat
 Modifikasi lebih mudah dilakukan
 Lebih murah
 Perawatan lebih mudah
 Kehandalan tinggi
PLC sesungguhnya merupakan sistem mikrokontroler khusus untuk industri, artinya
seperangkat perangkat lunak dan keras yang diadaptasi untuk keperluan aplikasi dalam dunia
industri.
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB
 Fungsi PLC
Fungsi dan kegunaan dari PLC dapat dikatakan hampir tidak terbatas. Tapi dalam
prakteknya dapat dibagi secara umum dan khusus.
Secara umum fungsi dari PLC adalah sebagai berikut :
1. Kontrol Sekuensial
Memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk keperluan
pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar semua
step / langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.
2. Monitoring Plant
Memonitor suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian)
dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang
dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan
tersebut ke operator.

Secara khusus, PLC mempunyai fungsi sebagai pemberi masukan (input) ke CNC
(Computerized Numerical Control) untuk kepentingan pemrosesan lebih lanjut. CNC
mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dan lebih mahal harganya jika dibandingkan dengan
PLC. Perangkat ini, biasanya dipakai untuk proses finishing, membentuk benda kerja,
moulding dan sebagainya.

2. PERANGKAT KERAS PLC


a. CPU
Central Processing Unit (CPU) merupakan pusat pengolah dan pengontrol data dari
seluruh sistem kerja PLC. Proses yang dilakukan oleh CPU ini antara lain adalah
mengontrol semua operasi, mengolah program yang ada dalam memori, serta mengatur
komunikasi antara input-output, memori dan CPU melalui sistem BUS. CPU juga
berfungsi menjalankan dan mengolah fungsi-fungsi yang diinginkan berdasarkan
programyangtelahditentukan.
b. Memori
Agar PLC dapat bekerja sesuai harapan maka dibutuhkan suatu program untuk
menjalankannya. Program tersebut harus disimpan dengan cara tertentu agar PLC dapat
mengakses perintah-perintah sesuai yang diinstruksikan. Disamping itu juga diperlukan
untuk menyimpan data sementara selama pelaksanaan program.
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB
Berikut beberapa jenis memori PLC diantaranya sebagai berikut :
1) IR (Internal Relay)
Bagian memori ini digunakan untuk menyimpan status keluaran dan masukan PLC.
2) SR (Special Relay)
Special relay adalah relai yang mempunyai fungsi-fungsi khusus seperti untuk
pencacah, interupsi dan status flags (misalnya pada intruksi penjumlahan terdapat
kelebihan digit pada hasilnya (carry flag), kontrol bit PLC, informasi kondisi PLC, dan
sistem clock (pulsa 1 detik; 0,2 detik dan sebagainya).
3) Ar (Auxilary Relay)
Terdiri dari flags dan bit untuk tujuan-tujuan khusus. Dapat menunjukkan kondisi PLC
yang disebabkan oleh kegagalan sumber tegangan, kondisi spesial I/O, kondisi input
atau output unit, kondisi CPU PLC, kondisi memori PLC.

4) LR (Link Relay)
Digunakan untuk data link pada PLC link system. Artinya untuk tukar-menukar
informasi antara dua PLC atau lebih dalam suatu sistem kontrol yang saling
berhubungan satu dengan yang lain dan menggunakan banyak PLC.
5) HR (Holding Relay)
Holding Relay digunakan untuk mempertahankan kondisi kerja rangkaian PLC yang
sedang dioperasikan apabila terjadi gangguan pada sumber tegangan dan akan
menyimpan kondisi kerja PLC walaupun sudah dimatikan
6) TR (Temporary Relay)
Berfungsi untuk penyimpanan sementara kondisi logika program pada ladder diagram
yang mempunyai titik percabangan khusus
7) DM (Data Memory)
Berfungsi untuk penyimpanan data-data program karena isi DM tidak akan hilang
(reset) walaupun sumber tegangan PLC mati.
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB

c. Model Input Output


Model input output merupakan piranti yang menghubungkan antara PLC dengan
peralatan yang dikendalikannya. Sebagai contoh pada PLC OMRON rata-rata
mempunyai 16 built-in input yang terpasang pada unit 0 CH ( zero channel ). Namun
demikian jumlah ini dapat ditambah dengan memasang unit ekspansi I/O. Model input
atau output tambahan ini dapat dipasang secara bebas sesuai dengan kebutuhan.

a. Masukan–masukan PLC
Kecerdasan sebuah sistem terotomasi sangat tergantung pada kemampuan sebuah PLC
untuk membaca sinyal dari berbagai macam jenis sensor dan piranti-piranti masukan lainnya.
Untuk bisa melakukan perubahan pada memori status masukan tersebut, dibutuhkan sumber
tegangan untuk memicu masukan. Pada gambar 12 ditunjukkan contoh menghubungkan sebuah
sensor dengan tipe keluaran sinking(menyedot arus) dengan masukan PLC yang bersifat
sourcing(memberikan arus).

Gambar 1.6 Contoh menghubungkan sensor masukan

b. Keluaran PLC
Sistem terotomasi tidaklah akan lengkap jika tidak ada fasilitas keluaran, beberapa alat atau
piranti yang banyak digunakan adalah motor, solenoida, relai, lampu indikator dan sebagainya.

Gambar 1.8 Contoh menghubungkan keluaran PLC dengan lampu


Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB

d. Programming Console
Perangkat ini merupakan panel pemrograman yang didalamnya terdapat RAM
(Random Access Memory) yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan semi
permanen pada sebuah program yang sedang dibuat atau dimodifikasi. Program yang
dituliskan ke dalam console harus dalam bentuk mnemonic. Perangkat ini dapat
dihubungkan langsung ke CPU dengan menggunakan kabel ekstention yang dapat
dipasang dan dilepas setiap saat. Apabila proses eksekusi program telah melewati satu
putaran maka panel (Programming Console) ini dapat dicabut dan dipindahkan ke CPU
lain, sedangkan CPU yang pertama tadi masih tetap bisa untuk menjalankan
programnya, tetapi harus pada posisi RUN atau MONITOR

3. TIPE DAN JENIS PLC


Pada masa kini PLC dibagi menjadi beberapa tipe yang dibedakan berdasarkan
ukuran dan kemampuannya. Dan PLC dapat dibagi menjadi jenis-jenis berikut
1. Tipe Compact

Ciri – ciri PLC jenis ini ialah :


 Seluruh komponen (power supply, CPU, modul input – output, modul
komunikasi) menjadi satu

 Umumnya berukuran kecil (compact)

 Mempunyai jumlah input/output relatif sedikit dan tidak dapat


diexpand d. Tidak dapat ditambah modul – modul khusus

Berikut ini contoh PLC compact dari Allen Bradley.


Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB

2. Tipe Modular

Ciri – ciri PLC jenis ini ialah :


 Komponen – komponennya terpisah ke dalam modul – modul

 Berukuran besar

 Memungkinkan untuk ekspansi jumlah input /output (sehingga jumlah lebih


banyak)

 Memungkinkan penambahan modul – modul khusus

Berikut ini contoh PLC modular dari Omron.

Adapun Jenis PLC yang kita gunakan pada praktikum kali ini yaitu PLC jenis OMRON type
CP1H seperti gambar dibawah ini :
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB

4. SOFTWARE

Untuk dapat memprogram PLC Omron CP1H ini, diperlukan software dimana pada
praktikum kali ini kita menggunakan software Cx-One yang terdiri dari Cx-Programmer
dan Cx-Designer. Dengan software tersebut kita dapat melakukan pengendalian dan
pemantauan alamat bit-bit pada PLC (kecuali bit Channel Input hanya aktif dengan Force
On atau diberi tegangan 24V). ON/OFF Button dapat digunakan untuk mengaktifkan
alamat tertentu dan Bit Lamp dapat digunakan dengan memantau kondisi bit yang sedang
aktif atau non-aktif.
Cx-Designer dapat digunakan sebagai simulator (visual) yang dikombinasikan dengan Cx-
Programmer untuk menguji kerja program PLC sebelum ditransfer ke dalam PLC.

4.1 CX-Programmer

Pada praktikum ini, saya menggunakan CX-Programmer 9.0. CX-Programmer


merupakan sebuah perangkat lunak Produksi Omron Corporation. Program ini dapat
digunakan untuk PLC Omron C Series , CV Series, dan SR Series.

a. Mengistal CX – Programmer
Untuk mengistal CX- Programmer terbagi atas dua komponen yaitu CX-server
dan CX- Programmer. Fasilitas autoturn, maka tahap instalasi dapat langsung
dilanjutkan dengan langsung memilih icon setiap yang muncul pada layar pertama kali.
Kemudian dilanjutkan dengan memilih install Cx-Programmer yang selamjutnya akan
menampilkan pilihan Bahasa. Setelah mengikuti instruksi yang ada selanjutnya adalah
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB
pengisian nomor lisensi yang dapat diisi dengan memasukkan 16 angka yang terdapat
pada cover CD CX-Programmer . Selanjutnya proses pengistallan berlangsung.

b. Memulai Pemrograman dengan CX-Programmer

Membuat Project baru pada PLC Omron hampir mirip dengan membuat file
baru pada MS Word, bedanya pada program PLC kita harus memilih PLC yang sesuai
dengan yang kita miliki mulai dari tipe PLC hingga CPU nya.

Pilih Tipe PLC Omron sesuai dengan yang anda miliki pada Device Type,misalkan disini kita
menggunakan CP1H kemudian pilih CPU yang sesuai pada Setting. Setelah itu, anda akan
memiliki halaman pemrograman sebagai berikut.
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB
Beberapa bagian utama CX-Programmer berikut fungsinya dapat dilihat pada table
berikut :

Membuat Program PLC

Anda dapat membuat program PLC sederhana yang berisi 1 kontak dan 1 coil sebagai
langkah awal. Klik toolbar kontak pada Instruksi, kemudian masukkan alamat kontak tersebut.
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB
Anda juga dapat memasukkan Comment untuk menandai kontak tersebut. Kemudian
masukkan Coil Output dengan Klik Coil lalu masukkan alamatnya.

Online dan Mode PLC

Saat telah selesai, anda dapat menyambungkan PC ke PLC Omron dengan langkah langkah
dibawah ini :

1. Hubungkan PLC dengan Laptop/Komputer menggunakan kabel Peripheral USB.


Pastikan driver juga sudah terinstall.

2. Compile program yang telah dibuat untuk memastikan bahwa program tersebut tidak
terdapat sesuatu yang Error. (Tekan F7)

3. Klik perintah Work Online untuk menghubungkan ke sistem PLC. (Tekan Ctrl+W)
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB

4. Transfer program yang telah dibuat ke Hardware PLC. (Tekan Ctrl+T)

c. Special Function pada CX-Programmer selain Relay, Counter dan Timer

 Interlock (IL) dan Interlock Clear (ILC)


Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB
Jika menekan input 0.01 maka 100.0 akan aktif karena IL dalam kondisi ON.
Namun jika 0.00 ditekan maka koil 20.00 akan aktif sehingga IL menjadi OFF,
sehingga dalam kondisi ini semua output IL dan ILC akan OFF. Termasuk jika
menekan 0.01, maka 100.00 tidak akan aktif.

 Keep

Kegunaan special function KEEP seperti rangkaian self holding. Saat 0.00
diaktifkan, output 100.00 akan tetap ON hingga input 0.01 diaktifkan. Dengan
kata lain KEEP berfungsi untuk mempertahankan status bit (ON/OFF) dengan
kondisi latching.

 Compare
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB

Special Function Compare (CMP) digunakan untuk membandingan nilai


sesuatu pada alamat dengan sesuatu pada alamat lain. Unutk melihat outputnya
dapat digunakan bantuan P_GT (Greater Than), P_LT (Lower Than), dan P_EQ
(Equal). Contohnya pada ladder diagram di atas jika Counter 1 menunjukan
jumlah lebih banyak dari Counter 2, maka P_GT akan aktif sehingga 101.03
akan ON. Jika kedua Counter menujukan jumlah yang sama, maka kedua output
pun akan OFF.

 ANDL

ANDL atau Doule Logical And digunakan untuk gerbang logika AND. Dimana
kedua input harus dalam keaadan aktif untuk mengaktifkan output. Pada contoh
di atas, K2 dan K3 harus dalam keadaan aktif untuk mengaktifkan K5 dan
menyalakan output 100.03.
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB

Mengaktifkan Bit pada SET akan menghasilkan kondisi ON, Kondisi kembali akan
Off jika Bit pada RSET diaktifkan.

4.2 CX-DESIGNER
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB

 Untuk memutus koneksinya yaitu dengan cara klik simulation lalu pilih Work
line Simulation . Seperti gambar berikut :

5. WIRING
Wiring pada PLC Omron CP1H dapat dilakukan seperti di bawah ini menggunakan
panel input, panel output dan Power Supply.

Input
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB

Output
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB

BAB III
HASIL PRAKTIKUM
1. Simulasi Traffic Light
a. Peralatan dan Bahan
o Laptop
o CX-Programmer
o CX-Designer
o PLC Omron
b. Deskripsi
Pada praktikum Traffic Light ini pada CX-Designer terdapat 1 buah push
button dan 3 buah bit lamp sedangkan pada CX-Programmer terdapat 1 buah
kontak NO dan 3 buah kontak NC , 3 buah relay output , 3 buah kontak relay , dan
4 buah timer . Push Button berfungsi untuk menyalakan program sesuai dengan
urutan kerja lampu lalu lintas.

c. Program PLC (Ladder Diagram)


Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB

d. CX-Designer
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB
e. Simulasi
o Kondisi ketika tombol ON belum ditekan
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB
o Kondisi ketika tombol ON ditekan :

f. Analisa
Ketika push button (I:0.00) ditekan maka arus akan mengalirkan output relay
lampu merah (Q : 10.00) dan sekaligus menyalakan timer 1 (70s) dan timer 2
(50s) kemudian kontak timer 2 menyalakan lampu kuning sehingga lampu merah
dan kuning nyala bersamaan selama 2 detik kemudian kontak NC timer 1
mematikan lampu merah dan lampu kuning tetap menyala selama 3 detik sesuai
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB
dengan timer 3 yang menyala akibat self holding dari kontak relay lampu kuning
setelah itu kontak NC timer 3 mematikan lampu kuning dan kontak NO timer 3
menyalakan lampu hijau dan timer 4 selama 5 detik setelah itu lampu mati .lampu
akan menyala kembali ketika tombol ON dinyalakan kembali.

2. Simulasi Traffic Light Modifikasi


a. Peralatan dan Bahan
o Laptop
o CX-Programmer
o CX-Designer
o PLC Omron
b. Deskripsi
Pada Praktikum traffic light modifikasi ini berbeda dengan traffic
sebelumnya , dimana pada CX-Designer terdapat 6 bit lampu dan terdapat 4
tombol input yang terdiri dari Start(normal), Hazard, Pause dan Reset.
Sedangkan pada CX-Programmer terdapat banyak kontak NO dan NC , 4
kontak NO sebagai Input dan 10 kontak relay selain itu terdapat 11 timer dan
satu special function yaitu JMP/JME yang digunakan untuk fungsi pause .
Program ini dibuat sedimikian rupa agar tidak terjadi tabrakan antara kondisi
kedua traffic light pada saat menyala.

c. Program PLC (Ladder Diagram)


Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB
d. CX-Designer

e. Simulasi
o Kondisi ketika tombol start (Normal) ditekan
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB

o Kondisi ketika tombol Beware ditekan

o
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB

Lampu kuning dalam keadaan kedap kedip


Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB
o Kondisi ketika tombol Pause ditekan

Lampu akan berhenti pada posisi nyala masing masing ketika di pause
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB
o Kondisi ketika tombol Reset ditekan

Kondisi ini kembali ke awal dimana semua lampu mati .


Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB
f. Analisa
Praktikum Traffic Light Modifikasi ini merupakan pengembangan dari
praktikum sebelumnya dimana Terdiri dari 4 input yaitu (I:0.00) START,
BEWARE (I : 0.01), PAUSE(I: 0.03) dan RESET(I : 0.04) serta 6 bit Lampu
Output yaitu MERAH( Q:100.00), KUNING(Q:100.01), HIJAU(Q:100.02),
MERAH2(Q:100.03), KUNING2 (Q:100.04) , HIJAU2 (Q:100.05). Dari
program ladder diatas dapat dilihat bahwa ketika tombol start ditekan maka
kedua traffic light tersebut akan menyala bersamaan namun dengan kondisi
yang normal dan tidak bertabrakan serta terjadi secara countinue dan ketika
tombol RESET ditekan maka keadaan lampu akan mati seperti keadaan awal ,
kemudian ketika tombol BEWARE ditekan maka kedua traffic light akan
menyalakan lampu kuning dengan kedap kedip dan ketika tombol PAUSE
ditekan kedua traffic light akan berhenti . Pada program diatas terdapat special
function yang digunakan selain Relay , Timer dan Counter yaitu fungsi
JMP/JME dimana fungsi tersebut berguna untuk program pause.

3. Simulasi Mesin Minuman Ringan


a. Peralatan dan Bahan
o Laptop
o CX-Programmer
o CX-Designer
o PLC Omron
b. Deskripsi Alat
Pertama koin dimasukkan kedalam lubang koin, kemudian koin
terdeteksi oleh mesin tersebut, dan bila tombol menu minuman ditekan maka
minuman akan keluar sesuai dengan yang diinginkan dan koin akan diambil
oleh mesin minuman , namun bila setelah memasukkan koin, menekan tombol
reject ,koin akan dikeluarkan kembali, dan minuman tidak dapat dikeluarkan.
Alamat Input :
o IP0 = KOIN SENSOR
o IP1 = TOMBOL COLA
o IP2 = TOMBOL LEMON
o IP3 = TOMBOL CHERRY
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB
o IP4 = TOMBOL LIME
o IP5 = TOMBOL REJECT
Alamat Output :
o OP0 = COIL HOLD SELENOID
o OP1 = COIL ACCEPT SELENOID
o OP2 = SELENOID MINUMAN COLA
o OP3 = SELENOID MINUMAN LEMON
o OP4 = SELENOID MINUMAN CHERRY
o OP5 = SELENOID MINUMAN LIME

c. Program PLC (Ladder Diagram)


Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB

d. CX-Designer
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB
e. Simulasi
o Kondisi ketika koin dimasukkan dan memilih salah satu minuman
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB
o Kondisi ketika memasukkan koin dan menekan tombol reject

Pada kondisi ini maka koin yang dimasukkan akan kembali keluar dan
tidak bisa memilih option makanan.
f. Analisa
Praktikum ketiga ini merupakan simulasi PLC dengan system yang
menggunakan solenoid dimana terdapat 6 input tombol dan 6 output yang
dihasilkan. Ketika koin masuk maka bisa memilih option minuman sesuai
selera ,namun tidak bisa memilih lebih dari satu kali jadi satu koin hanya
untuk satu jenis minuman.Ketika option dipilih silinder bergerak maju dan
minuman akan keluar kemudian silinder akan mundur kembali sesuai timer
yang disetting. Sedangkan ketika koin dimasukkan dan ingin membatalkan
nya maka hanya dengan tekan reject , koin akan kembali.
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB
4. Simulasi Distributing Station Machine
a. Peralatan dan Bahan
o Laptop
o CX-Programmer
o CX-Designer
o PLC Omron
b. Deskripsi
Input Address
Emergency 0.00
Start 0.01
Stop 0.02
Tombol Reset 0.03
Step/Auto 0.04
Single/Cycle 0.05
Connect On/Off 0.06
Benda 0.10
Limit Switch 0.09
Sensor Hisap 1.01
Arm di kiri 0.11
Arm di Kanan 1.00
Output Address
Silinder 100.03
Arm bergerak ke kiri 100.05
Arm bergerak ke Kanan 100.04
Hisap 100.06
Lepas benda 100.07

c. Program PLC (Ladder Diagram)


Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB

d. Analisa :
Ladder diagram di atas merupakan program yang berfungsi untuk
mengoperasikan Distributing Station berbasis PLC Omron CP1H. Saat tombol
Start ditekan, lampu hijau akan menyala. Jika sensor benda 0.10 mendeteksi
adanya benda, maka silinder akan maju mendorong benda sehingga menyentuh
switch 0.09. Maka, Arm akan bergerak ke kiri dan menghisap benda. Setelah
sensor 1.01 mendeteksi ada benda terhisap, silinder akan kembali ke tempat
semula dan arm akan bergerak ke kanan. Setelah arm berada di posisi
maksimum, benda akan dilepas oleh 100.07. Jika sensor 0.10 masih mendeteksi
adanya benda, maka sekuensialnya akan berulang. Jika tidak ada benda, maka
silnder tidak akan maju.
Terdapat dua pilihan sekuensial, SINGLE untuk satu kali sekuensial dan
CYCLE untuk pengulangan. Jika memilih STEP, maka setiap langkah hanya
bisa dimulai dengan menekan tombol Start. Sementara jika memilih AUTO,
maka cukup hanya satu kali menekan tombol Start.
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB
Terdapat tombol Stop untuk memberhentikan proses sementara, untuk
memulainya kembali, cukup dengan menekan tombol Start. Tombol Emergency
digunakan untuk menghentikan semua proses yang ada, ditandai dengan
berkedipnya lampu bewarna kuning.
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB

BAB IV
PENUTUP
a. Kesimpulan
Dari Praktikum yang saya lakukan pada minggu praktikum PLC 1 dapat saya
simpulkan bahwa : PLC adalah sebuah peralatan kontrol otomatis yang mempunyai
memori untuk menyimpan program masukan guna mengontrol peralatan atau proses
melalui modul masukan dan keluaran baik digital maupun analog. Komponen yang
digunakan adalah PLC OMRON type CP1H.. Software yang digunakan untuk
memrogram kontrol suatu sistem sebelum ditransfer kedalam modul relay PLC adalah
CX-Programmer dan CX-Designer . Kelebihan menggunakan PLC Omron CP1H
dibandingkan dengan memakai rangkaian rangkaian kontrol konvensional adalah:
Wiring relatif sedikit, PLC mengkonsumsi daya lebih rendah dibandingkan
dengan system kontrol proses konvensional (berbasis relai), fungsi diagnostik pada
sebuah kontroler PLC membolehkan pendeteksian kesalahan yang mudah dan cepat,
perubahan pada urutan operasional atau proses atau aplikasi dapat dilakukan dengan
mudah, hanya dengan melakukan perubahan atau penggantian program, baik melalui
terminal konsol maupun komputer PC, tidak membutuhkan spare part yang banyak,
perangkat kontroler sederhana, lebih murah dibandingkan dengan sistem konvensional,
Ketahanan PLC jauh lebih baik dibandingkan dengan relai automekanik, Gambar
sistem lebih sederhana dan mudah dimengerti, Standarisasi sistem kontrol lebih mudah
diterapkan, Troubleshooting lebih mudah, dan programnya dapat menggunakan teks
dan grafik.

b. Saran
o Sebaiknya dosen lebih memberi pemahaman kepada mahasiswa agar kegiatan
belajar menjadi lebih terarah dan mahasiswa akan lebih memahami secara
lebih detail dan jelas.
Programmable Logic Controller
Kelas : 2 AEB

Anda mungkin juga menyukai