Anda di halaman 1dari 9

Tugas Makalah

“Audit Aktiva Tetap Berwujud”

Di susun oleh :
Eviani sari dewi
431492010311017

DOSEN :
Beti Renitawati,S.E

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


PANDU MADANIA
2013
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian aktiva tetap berwujud


Menurut PSAK No. 16 mendefinisikan aktiva tetap sebagai berikut.
“Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau
dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai
manfaat lebih dari satu tahun”.

Menurut Soemarsono dalam bukunya “Akuntansi Suatu Pengantar” mendefinisikan


bahwa :
“Aktiva tetap adalah aktiva tetap berwujud yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun,
digunakan dalam kegiatan perusahaan yang dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam
kegiatan normal perusahaan serta memiliki nilai yang cukup besar. Sehingga aktiva
tetap merupakan aktiva jangka panjang yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
kegiatan normal perusahaan serta mengandung kekayaan perusahaan”.

Dari definisi diatas, diketahui bahwa karakteristik dari aktiva tetap adalah sebagai
berikut :
1. Aktiva berwujud
2. Memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun
3. Merupakan kekayaan perusahaan
4. Digunakan dalam kegiatan normal perusahaan
5. Tidak dimaksudkan untuk dijual kembali
6. Memiliki nilai yang cukup besar

Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan
sebagaii aktiva tetap jika,
a. Besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian dimasa yang akan
datang akan yang berkaitan dengan aktiva tersebut dan akan mengalir ke dalam
perusahaan.
b. Biaya perolehan aktiva tersebut dapat diukur secara andal.

2.1.1 Sifat dan Ciri Aktiva Tetap

1. Tujuan dari pembeliannya bukan untuk dijual kembali atau di perjualbelikan


sebagai barang dagangan, tetapi untuk dipergunakan dalam kegiatan operasi
perusahaan.
2. Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun
3. Jumlahnya cukup material

Sifat pertama, Dari aktiva tetap inilah yang membedakan ari aktiva tetap persediaan
barang dagang, dimana tidak digunakan untuk kegiatan operasional melainkan untuk
dijual kembali.
Sifat kedua, dari aktiva tetap tersebut diketahui bahwa salah satu alasan mengapa
aktiva tetap harus disusutkan. Biaya penyusutan merupakan alokasi dari biaya
penggunaan aktiva tetap selama masa manfaatnya secara sistematis dan teratur.
Sifat ketiga, merupakan salah satu alasan mengapa setiap perusahaan harus
mempunyai kebijakan kapitalisasi, yang membedakan antara :
a. capital expenditure adalah suatu pengeluaran modal yang jumlahnya material
dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun.
b. revenue expenditure adalah suatu pengeluaran yang jumlahnya tidak material
walaupun masa manfaatnya mungkin lebih dari satu tahun. Revenue expenditure
juga merupakan pengeluaran yang dilakukan perusahaan dalam rangaka
menghasilkan pendapatan dan dibebankan kedalam rugi laba pada saat
terjadinya beban tersebut.

2.1.2 fixed Tangible Assets dan Fixed Intangible Assets

Aktiva tetap dapat dibedakan menjadi :


1. Fixed tangible assets (aktiva tetap yang mempunyai wujud/bentuk yang bisa dilihat
dan diraba). Misalnya seperti :
a. Tanah (Land) yang di atasnya dibangun gedung kantor, pabrik atau rumah.
Tanah ini biasanya disusutkan menurut SAK maupun peraturan pajak.
b. Gedung (building), termasuk pagar, lapangan parkir, taman, mesin-mesin,
peralatan, furniture (meja, kursi ) dll
c. Sumber alam (natural resourches), seperti pertambangan minyak, batu bara,
emas, marmer, dan hak pengusahaan hutan (HPH).
2. Fixed intangible assets ( aktiva tetap yang tidak mempunyai wujud/ bentuk,
sehingga tidak bisa dilihat dan tidak bisa diraba). Misalnya;
a. Hak patent (copy right)
b. Goodwill
c. Franchise
d. Preoperating expenses.

2.1.3 Pengelompokkan aktiva tetap berwujud terbagi dalam tiga golongan


(baridwan, 1997:271)
1. Aktiva tetap yang berumur atau masa penggunaannya tidak terbatas
2. Aktiva yang umur atau masa penggunaannya terbatas dan dapat diganti dengan
aktiva sejenis bila masa penggunaannya telah berakhir
3. Aktiva tetap yang umur atau masa penggunaanya terbatas dan tidak dapat diganti
dngan aktiva sejenis apabila masa penggunaannya telah habis.

2.1.4 Tujuan audit aktiva tetap


Dalam suatu general audit, pemeriksaan atas aktiva tetap mempunyai beberapa
tujuan antara lain :
1. memeriksa apakah ada internal kontrol yang cukup baik atas aktiva tetap
2. untuk memeriksa apakah aktiva tetap yang tercantum di neraca betul-betul ada,
masih digunakan dan dimiliki oleh perusahaan.
3. Untuk memeriksa apakah penambahan aktiva tetap dalam tahun berjalan betul-
betul merupakan suatu capital expenditure, diotorisasikan oleh pejabat perusahaan
yang berwenagn didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan dicatat dengan benar.
4. Untuk memeriksa apakah disposal (penarikan) aktiva tetap sudah dicatat dengan
benar dibuku perusahaan dan telah diotorisasikan oleh pejabat perusahaan yang
berwengang.
5. Untuk memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun periode yaang
diperiksa dilakukan dengan cara yang sesuai dengan SAK, konsisten, dan apakah
perhitungannya telah dilakukan dengan benar (Akurat) .
6. Untuk memerikasa apakah ada aktiva tetap yang dijadikan sebagai jaminan.
7. Untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang disewakan, jika ada apakah
pendapatan sewa sudah diterima perusahaan.
8. Untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang mengalami penurunan nilai.
9. Untuk memeriksa apakah penyajian aktiva tetap dalam laporan keuangan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia SAK.

2.2 Pelaksanaan Akuntansi


2.2.1 Cara-cara Perolehan Aktiva Tetap

Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, dimana masing-masing cara
perolehan akan mempengarui penentuan harga perolehan, berikut bahasahan tentang
harga perolehan.
a. Pembelian Tunai.
Aktiva tetap berwujud yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam buku-
buku dengan jumlah sebesar uang yang dikelurkan.
b. Pembelian secara Angsuran.
Jika aktiva tetap dari pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan aktiva tetap
tidak termasuk oleh bunga. Bunga bunga selama masa angsuran baik jelas-jelas
dinyatakan maupun tidak dinyatakan sendiri, harus dikeluarkan dari harga
perolehan dan dibebankan sebagaai biaya bunga
c. Perolehan Melalui Pertukaran.
 Ditukar dengan Surat-surat berharga
Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukr dengan saham atau obligasi
perusahaan, dicatat dalam buku sebesar harga pasar saham atau obligasi yang
digunkan sebagai penukaran.
 Ditukar dengan aktiva tetap yang lain
Banyak pembelian aktiva tetap dilakukan dengan cara tukar-menukar atau sering
disebut tukar tambah. Dimanaa aktiva lama digunakan untuk membayar harga
aktiva baru, baik seluruhnya atau sebagian dimana kekurangan dibayar tunai.
Ada dua jenis pertukaran, antara lain :
 Pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis.
Merupakan pertukaran aktiva tetap yang sifat dan fungsinya tidak sama
seperti pertukaran tanah dengan mesin-mesin atau tanah dengan gedung
lainnya.
 Pertukaran aktiva tetap sejenis
Merupakan pertukaran aktiva tetap yang sifat dan fungsinya sama, seprti
pertukaran mesin produk merk A dengan merk B.
d. Diperoleh dari hadiah atau Donasi
Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah atau donasi, pencatatannya bisa dilakukan
menyimpang dari prinsip harga perolehan.
e. Aktiva yang dibuat sendiri
Perusahaan mungkin membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan seperti gedung,
alat-alat dan perabotan. Pembuatan aktiva ini biasanya dengan tujuan untuk
mengisi kapasitas atau pegawai yang masih diam.
2.2.2 biaya-biaya selama Masa Penggunaan Aktiva

Aktiva tetap yang dimiliki dan digunakan dalam usaha akan memerlukan
pengeluaran-pengeluaran yang tujuannya adalah agar daapat memenuhi kebutuhan
perusahaan. Pengeluaran tersebut dapat dikelompokkan menjadi :

a. Reparasi dan Pemeliharaan


Biaya reparasi dapat merupakan biaya yang jumlahnya kecil jika reparasinya bisa
dan jumlahnyaa cukup besar jika reparasinya besar.biaya reparasi kecil seperti
penggantian baut, mur, sekring mesin merupakan biaya yang sering terjaddi. Biaya
reparasi besar biasanya terjadi setelah beberapa tahun. Sehingga dapat dikatakan
bahwa manfaat reparasi seperti ini akan dirasakan dalam beberapa periode. Oleh
karena itu biaya reparasi besar dikapitalisasi dan pembebanannya sebagai biaya
yang dilakukan dalam periode-periode yang menerima manfaat.
b. Penggantian
Adalah biaya yang dikeluatrkan untuk mengganti aktiva atau suatu bagian aktiva
dengan unit yang baru yang tipenya sama.
c. Perbaikan
Adalah penggantian suatu aktiva dengan aktiva baaru untuk memperoleh kegunaan
yang lebih besar.
d. Penambahan
Untuk memperbesar atau memeprluas fasilitas suatu aktivaa seperti penambahan
ruang dalam bangunan, ruang parkir, dll
e. Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam penyusunan kembali aktiva atau perubahan
route produksi, atau untuk mengurangi biaya produksi, jika jumlahnya cukup
berarti manfaat penyusunan kembali itu akan dirasaakn lebih dari satu periode
akuntansi maka harus dikapitalisasi.

2.2.3 Pemberhentian Aktiva

Aktiva tetap bisa dihentikan pemakaiannya dengan cara dijuaal, ditukarkan,


maupun karena rusak. Pada waktu aktiva tetap dihentikan dari pemakaian maka semua
rekening yang berhubungan dengan aktiva tersebut dihapuskan.

2.3 Prosedur Pemeriksaan Aktiva Tetap

Dibanyak perusahaan teruam perusahaan industri, aktiva tetap merupakan jumlah


yang sangat besar dari total aktiva perusahaan. Nemun, demikian waaktu yang
digunakan oleeh akuntan publik untuk memeriksa perkiraan lainnya seperti pitang,
persediaan, dan lain-lain.
Beberapa penyebabnya :
1. Harga perolehan per unit dari aktiva tetap biasanya relatif besar dan jumlah
transaksinya dalam setahun biasanya sedikit.
2. Mutasi aktiva tetap (penambahan dan Pengurangan) biasanya jauh lebih sedikit
dibandingkan dengan mutasi piutang dan persediaan.
3. Dalam pemeriksaan aktiva tetap, prosedur cut off bukan merupakan hal yang
penting seperti pemeriksaaan atas cutt off transaction dalam pemeriksaan
pembelian dan penjualan persediaan.
Prosedur audit yang akan disebutkan berikut ini berlaku untuk repeat engagements
(penugasan berulang) seingga dititik beratkan kepada pemeriksaan transaksi tahun
berjalan (periode yang diperiksa). Untuk audit pertamaa kali dapat dibedakan sebagai
berikut .
a. Jika tahun sebelumnya peerusahaan sudah diaudit oleh kantor akuntan publik
lain, maka saldo awal aktiva tetap bisa dicocokan dengan laporan akuntan
terdahulu dan kertas kerja pemeriksaan akuntan tersebut.
b. Jika tahun-tahun ssebelumnya perusahaaan belum pernaah diaudit, akuntan
publik harus memeriksa mutasi penambahan dan pengurangan aktiva tetap sejak
awal berdirinya perusahaan, untuk mengetahui apakah pencatatan yang
dilakukan perusahaan untuk peenambahaan dan pengurangan aktiva tetap
dilakukaan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Tentu saaja pemeriksaaan mutasi tahun-tahun sebelumnya dilakukan secara test
basis dengan mengutamakan jumlah yang material.

Prosedur Audit atas aktiva tetap adalah sebagai berikut:


1. Pelajari dan evaluasi internal control atas aktiva tetap
2. Minta kepada klien top schedule serta sporting schedule aaktiva tetap, yang
berisikan: saldo awal, penambahan serta pengurangan-pengurangannya di saldo
akhir,baik untuk harga perolehan mauupun akumulasi penyusutannya.
3. Periksa footing daan crocss footingnya daan cocokan totalnya dengan general
leddger atau sub-ledgeer, saldo awal dengan working paper tahun lalu.
4. Vouch penambahan serta pengurangan dari fixed assets tersebut. Untuk
penambahan kita lihat approvalnya dan keleengkapan supporing documennya.
5. Periksa phisik dan fixed assets tersebut (dengan cara test basis) dan periskan
kondisi nomor kodde dari fixed assets.
6. Periksa bukti pemilikan aktiva tetap.
7. Pelajari dan periksa apakah capitaalization policy yang dijalankan konsisten
dengan tahun sebelumnya.
8. Buat analisis tentang perkiraan repair dan maintenance, sehingga kita dapat
mengetahui apaka ada pengeluaran yang seharusnya masuk dalam kelompok
kapital Expenditures tetapi dicatat sebagai revenue Expenditures.
9. Periksa apakah fixed assets tersebut sudah diasuransikan dan apakah insurance
coveragenya cukup atau tidak.
10. Tes perhitungan penusutanm cross reference angka penyusutan dengan biaya
penyusutan diperkirakan laba rugi dan periksa alokasi atau distribusi biaya
penyusutan.
11. Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi dari bank, untuk
memeriksa apakah ada fixed assets yang dijadikan sebagai jaminan atau tidak.
12. Periksa apakah ada komitmen yang dibuat oleh perusahaan untuk membeli atau
menjual fixed assets.
13. Untuk contruction in progress, kita periksa penambahannya apakah ada yang harus
ditransfer ke fixed assets.
14. Jika aktiva tetap yang diperoleh melalui leasing, periksa lease agreement dan
periksa apakah accounting treatmentnya sudah sesuai dengan standar akuntansi
leasing.
15. Periksa ataau tanyakan apakah ada aktiva tetap yang dijadikan angsuran kredit dari
bank.
16. Periksa apakah ada aktiva tetap yang disewakan kepada pihak ketiga, jika ada
pemeriksa apakaah pendapatan sewa sudah dibukukan dan diterima perusahaan.
17. Tanyakan dan periksa apakah ada akyiva tetap yang mengalami penurunan harga
18. Periksa penyajian dalam laporan keuangan, apaka sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di indonesia (SAK).

Penjelasan Prosedur
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas aktiva tetap.
Jika internal controlnya baik, maka luas pemeriksaan dalam subtantif tes bisa
dipersempit. Ciri internal control yang baik atas aktiva tetap, yaitu:
a. Digunakannya anggaran untuk penambahan aktiva tetap.
b. Setiap peenambahan dan penarikan aktiva tetap arus diotorisasi oleh pejabat yang
berwenang.
c. Adanya kebujakan tertulis dari manajemen mengenai capitalizaation dan
depreciation policy.
d. Diadakannya kartu aktiva tetap yang mencantumkan tanggal pembelian, nama
supplier, harga perolehan, metode dan persentase penyuutan, jumlah penyusutan,
akumulasi penyusutan, dan nilai buku aktiva tetap.
e. Setiap aktiva tetap diberi nomor kode.
f. Minimal setahun sekali dilakukan inventarisasi (pemeriksaan fisik aktiva tetap),
untuk mengetahui keadaan dan kondisi aktiva tetap.
g. Bukti-bbukti kepemilikan aktiva tetap disimpan ditempat yang aman.
h. Aktiva tetp diasuransikan dengan jumlah insurance coverage yang cukup.

2. Minta kepada client top schedule serta supporting schedule aktiva tetap
Berisi, saldo awal, penambahan dan pengurangannya, saldo akhir, baik untuk harga
perolehan maupun akumulasi penyusutannya.

3. Periksa footing daan crocss footingnya daan cocokan totalnya dengan general
leddger atau sub-ledgeer, saldo awal dengan working paper tahun lalu.
4. Vouch penambahan dan pengurangan aktiva tetap.
Untuk penambahaan lihat approvalnya dan keleengkapan supporting schedulenya,
untuk pengurangan kita lihat otorisasinya dan jurnalnya apakah sudah dicatat dengan
betul, misalnya ada laba rugi atas penjualan aktiva tetap tersebut.

 Contoh pencatatan terhadap pengurangan aset tetap :


Mesin pabrik dengan biaya Rp. 200.000.000,- dan jumlaah akumulasi penyusutan
terakhir Rp. 175.000.000,- dijual dengan harga Rp. 35.000.000,- .

- jurnal seharusnya adalah :

kas 35.000.000,-
akumulasi peny. Mesin 175.000.000,-
mesin 200.000.000,-
laba penjualan aset tetap 10.000.000,-

seringkali perusahaan mencatat sebagai berikut :


debit kas 35.000.000,-
kredit mesin 35.000.000,-

Auditor juga harus memeriksa apakah uang kas sebesar 35.000.000,- sudah
diterima perusahaan dan dicatat dalam buku penerimaan kas.
5. periksa fisik dari aktiva tetap dan perhatikan kondisinya apakah masih dalam
keadaan baik atau sudah rusak.
Tentang pemeriksaan fisik aktiva tetap secara tes basis ada dua pendapat :
1). Yang di tes hanya pnambahan dalam tahun berjalan yang jumlahnya besar.
2). Diutamakan penambahan yang baru serta beberapa aktiva tetap yang lama.
Pendapat pertama memang akan lebih cepat pelaksanaannya, tetapi ada kelemahannya
yaitu bila ada aktiva tetap yang sudah lama dibeli atau tidak dipakai lagi, tetapi masih
tercantum dalam daftar aktiva tetap, maka dengan cara pertama tidak dapat diketahui.

6. Pemeriksaan bukti fisik pemilikan aktiva tetap.


Harus dicocokan nomor mesin, chasis, dan nomor polisi kendaraan yang tercantum
di BPKB dan STNK dengan yang terdapat dikendraan. Perhatikan juga apakah surat-
surat tanah, gedung, kendaraan, atas nama perusahaan.
7. Pelajari dan periksa apakah Capitalization Policy serta depreciation policy nya
dijalankan konsisten dengan tahun sebelumnya.
Ada beberapa kemungkinan Capitalization policy :
1). Berdasarkan jumlahnya, misalnya diatas Rp. 500.000 harus di capitalisir
2). Berdasarkan masa manfaatnya.
3). Campuran antara jumlah dan masa manfaatnya.
Ada beberapa kemungkinan deprfciation policy, apakah penyusutan dimulai :
1). Pada tanggal pembelian
2). Pada tanggal pemakainan.
3). Juga perlu diketahui masa penyusutannya, misalnya pembelian tanggal 1 s.d 15
dihitung satu bulan penuh sedang tanggal 16 s.d 31 dihitung setengah bulan.
8. Buat analisa tentang perkiraan repair & maintenance.
Harus diperhatikan kemungkinan client untuk memperkecil laba dengan mencatat
capital expenditure sebagai revenue expenditure.
9. Periksa apakah aktiva tetap tersebut sudah di asuransikan dan apakah insurance
coverage nya cukup.
Jangan terlalu besar atau terlalu kecil. Penilaian tentang cukup tidaknya insurance
coverage adalah atas dasar jumlah yang mendekati harga pasar.
10. Tes perhitungan penyusutan dan alokasi biaya penyusutan.
Aktiva tetap yang disusutkan : gedung, bangunan, mesin, dll. Tanah: tidak
disusutkan karena umurnya tidak terbatas. Tetapi bila tanah tersebut digunakan untuk
bahan baku pembuatan batu bata, genteng, maka disusutkan dengan istilah: deplesi.
Auditor harus memrikssa akurasi perhitungn penyusutan yang dibuat client, dan
ketepatan alokasi biaya penyusutan sebagai bagian dari biaya produksi tidak langsung,
biaya umum, dan biaya penjualan.
11. Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi dari bank, untuk
memeriksa apakah ada aktiva tetap yang diijadikan sebagai jaminan.
12. Periksa apaaka ada komitmen yang dibuat oleh perussahaan untuk membeli atau
menjual aktiva tetap.
13. Untuk contriction in progress, kita periksa penambahannya dan apakah ada
contruction in progress yang harus ditransfer ke aktiva tetap.
14. Jika ada aktiva tetap yang ddiperoleh melalui leasing, periksa lease agreement dan
periksa apakah accounting tretmentnya sudah sesuai dengan standar akuntansi
leasing.
15. Periksa atau tanyakan apakah ada aktiva tetap yang dijadikan tanggungan kredit
bank.
Jika aktiva tetap dijaminkan berarti bukti kepemilikan diserahkan kebank, sehingga
auditor harus memeriksa tada terima penyerahan bukti-bukti kepemilikan. Aktiva tetap
yang dijaminkan harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
16. Periksa penyajiannya dalam laporan keuangan, apakah sesuai dengan PABU.
Baik di neraca: cost dan accumulated depreciation, di laporan laba rugi : biaya
penyusutan, di catatan atas laporan keuangan : kebijakan kapitalisasi dan penyusutan,
rincian garis besar aktiva tetap, maupun dilampiran : rincian aktiva tetap.

Anda mungkin juga menyukai