Asi Kurang
Asi Kurang
Makin banyak ASI yang dikeluarkan dari sinus laktiferus, makin banyak produksi ASI.
Makin sering bayi menyusu makin banyak ASI yang diproduksi. Sebaliknya makin jarang bayi
menyusu, makin sedikit payudara menghasilkan ASI. Jika bayi berhenti menghisap maka payudara
akan berhenti menghasilkan ASI. Ibu yang jarang menyusui pada malam hari tidak dapat
mempertahankan produksi ASI dengan baik dikarenakan hormon prolaktin yang umumnya
dihasilkan pada malam hari tidak diproduksi secara maksimal.
1
perubahan bentuk payudara dan bentuk tubh, meninggalkan bayi karena harus bekerja. ASI
tidak mencukupi kebutuhan bayi, rasa cemas, sedih, marah, kesal, atau bingung dan rasa
sakit terutama saat menyusui.
DIAGNOSA POTENSIAL
Masalah sindrom ASI kurang diakibatkan oleh kecukupan bayi akan ASI tidak terpenuhi
sehingga bayi mengalami ketidakpuasan setelah menyusu, bayi sering menangis atau rewel, tinja
bayi keras dan payudara tidak terasa membesar. Namun kenyataannya, ASI sebenarnya tidak
kurang. Sehingga terkadang timbul masalah bahwa ibu merasa ASInya tidak mencukupi dan ada
keinginan untuk menambah dengan susu formula.
2
Suus formula yang terbuat dari susu sapi mengandung banyak asam lemak jenuh
dibandingkan ASI. Untuk pertumbuhan bayi yang sehat diperlukan asam lemal tidak
jenuh yang lebih banyak. Susu formula tidak megandung asam lemak esensial dan asam
linoleat yang cukup dan mungkin juga tidak mengandung kolesterol yang cukup bagi
pertumbuhan otak. Susu skim tidak mengandung lemak, sehingga tidak mengandung
cukup banyak energi.
7. Protein yang tidak cocok
Susu formula mengandung terlalu banyak protein kasein. Kasein mengandung
campuran asam amino yang tidak cocok dan sulit dikeluarkan oleh ginjal bayi yang
belum sempurna. Petugas kesehatan sering mengajarkan kepada ibu-ibu untuk
mengencerkan susu formula denga air untuk mengurangi protein total. Tetapi susu yang
diencerkan tidak mengandung asam amino esensial yang cukup, yang diperlukan bagi
pertumbuhan otak bayi.
8. Tidak bisa dicerna
Susu formula lebih sulit dicerna karena tidak mengandung enzim lipase untuk
mencerna lemak. Karena susu formula lambat dicerna maka lebih lama untuk mengisi
lambung bayi dari pada ASI, akibatnya bayi tidak merasa lapar. Bayi yang diberikan
susu formula bisa dapat menderita sembelit, yaitu tinja menjadi tebal dan keras.
9. Alergi
Bayi diberi susu formula terlalu dini, mungkin menderita lebih banyak masalah alergi
seperti asma dan eksema.
10. Kegemukan
Ginjal pada bayi dengan ASI formula tidak dapat lebih banyak memekatkan cairan
yang dikeluarkan dalam bentuk air seni. Bayi yang bersangkutan lalu banyak
mengeluarkan urine dan lebih cepat haus. Bayi menangis karena haus, tetapi ibunya
mengira lapar dan membutuhkan susu, sehingga bayi yang haus tersebut diberikan susu
formula begitu seterusnya akibatnya bayi yang kebayakan minum susu formula
mengalami kegemukan. Bayi yang gemuk mempunyai kecenderungan akan tetap
gemuk sampai usia dewasa.
3
1. Machfuddin, Emfud. 2004. Patofisiologi Pembentukan ASI. Palembang.
2. Khasanah, Nur. 2011. ASI atau Susu Formula ya?. Yogyakarta: Flashbooks.