ANATOMI GINJAL
Ginjal merupakan organ ganda yang terletak di retroperitoneal pada dinding
abdomen. Berbentuk seperti kacang, panjang ± 10 cm, lebar ± 5 cm, tebal ±2,5
cm berwarna merah kecoklatan. Ginjal terdiri dari 2, yaitu ginjal kiri dan ginjal
kanan. Ginjal kanan lebih rendah dari pada ginjal kiri. Batas kanan atas setinggi
costa XII dan bawahnya setinggi L2-L3 pada neonatus kadang-kadang dapat
diraba. Batas kiri atas setinggi costa XI dan bawahnya setinggi L2. Ginjal terdiri
dari korteks dan medula. Tiap ginjal terdiri dari 8-12 lobus yang berbentuk
piramid. Dasar piramid terletak di korteks dan puncaknya yang disebut papilla
bermuara di kaliks minor. Pada daerah korteks terdapat glomerulus, tubulus
kontortus proksimal dan distal. Panjang dan beratnya bervariasi yaitu ±6 cm dan
24 gram pada bayi lahir cukup bulan, sampai 12 cm atau lebih dari 150 gram.
Pada janin permukaan ginjal tidak rata, berlobus-lobus yang kemudian akan
menghilang dengan bertambahnya umur.
2. FISIOLOGI
a. Fungsi Ginjal
Fungsi primer ginjal adalah mempertahankan volume dan komposisi cairan
ekstrasel dalam batas-batas normal. Komposisi dan volume cairan ekstrasel ini
dikontrol oleh filtrasi glomerulus, reabsorpsi dan sekresi tubulus.
Fungsi utama ginjal terbagi menjadi :
1. Fungsi ekskresi yaitu mempertahankan osmolalitas plasma sekitar 285
mOsmol dengan mengubah ekskresi air. Mempertahankan pH plasma sekitar
7,4 dengan mengeluarkan kelebihan H+dan membentuk kembali HCO3ˉ.
Mempertahankan kadar masing-masing elektrolit plasma dalam rentang
normal. Mengekskresikan produk akhir nitrogen dan metabolisme protein
terutama urea, asam urat dan kreatinin.
Proses eksresi terdapat adanya 4 macam zat yaitu zat difiltrasi, tidak
direabsorbsi, tidak di sekresi, zat di filtrasi sebagian di reabsorbsi, zat di filtrasi
semua di reabsorbsi, zat di filtrasi tidak direabsorbsi dan ada yang di sekresi.
Ginjal juga merupakan tempat filtrasi, reabsorbsi, dan sekresi berbagai macam
zat secara kuantitatif, reabsorbsi lebih penting daripada sekresi, sekresi yang
penting K+ dan H+ sementara zat yang sangat kurang di reabsorbsi yaitu urea,
kreatinin, asam urat. Zat asing dan obat sedikit sekali di reabsorbsi, asam amino
dan glukosa di reabsorbsi komplit. Filtrasi, reabsorbsi dan sekresi diatur
menurut kebutuhan tubuh. Dibawah ini terdapat adanya pembentukan urine.
2. Fungsi non ekskresi adalah menghasilkan renin yang penting untuk mengatur
tekanan darah. Menghasilkan eritropoietin yaitu suatu faktor yang penting
dalam stimulasi produk sel darah merah oleh sumsum tulang. Memetabolisme
vitamin D menjadi bentuk aktifnya, degradasi insulin dan menghasilkan
prostaglandin.
b. sistem glomerulus normal
Glomerulus terdiri atas suatu anyaman kapiler yang sangat khusus dan diliputi oleh
simpai Bowman. Glomerulus yang terdapat dekat pada perbatasan korteks dan medula
(“juxtame-dullary”) lebih besar dari yang terletak perifer. Percabangan kapiler berasal
dari arteriola afferens, membentuk lobul-lobul, yang dalam keadaan normal tidak
nyata , dan kemudian berpadu lagi menjadi arteriola efferens. Tempat masuk dan
keluarnya kedua arteriola itu disebut kutub vaskuler. Di seberangnya terdapatkutub
tubuler, yaitu permulaan tubulus contortus proximalis. Gelung glomerulus yang terdiri
atas anyaman kapiler tersebut, ditunjang oleh jaringan yang disebut mesangium, yang
terdi ri atas matriks dan sel mesangial. Kapiler-kapiler dalam keadaan normal tampak
paten dan lebar. Di sebelah dalam daripada kapiler terdapatsel endotel, yang
mempunyai sitoplasma yang berfenestrasi. Di sebelah luar kapiler terdapat sel epitel
viseral, yang terletak di atas membran basalis dengan tonjolan-tonjolan sitoplasma,
yang disebut sebagai pedunculae atau “foot processes”. Maka itu sel epitel viseral juga
dikenal sebagai podosit. Antara sel endotel dan podosit terdapat membrana basalis
glomeruler (GBM = glomerular basement membrane). Membrana basalis ini tidak
mengelilingi seluruh lumen kapiler. Dengan mikroskop elektron ternyata bahwa
membrana basalis ini terdiri atas tiga lapisan, yaitu dari arah dalam ke luar ialah lamina
rara interna, lamina densa dan lamina rara externa.Simpai Bowman di sebelah dalam
berlapiskan sel epitel parietal yang gepeng, yang terletak pada membrana basalis
simpai Bowman. Membrana basalis ini berlanjut dengan membrana basalis glomeruler
pada kutub vaskuler, dan dengan membrana basalis tubuler pada kutub tubuler . Dalam
keadaan patologik, sel epitel parietal kadang-kadang berproliferasi membentuk bulan
sabit (” crescent”). Bulan sabit bisa segmental atau sirkumferensial, dan bisa seluler,
fibroseluler atau fibrosa.
Populasi glomerulus ada 2 macam yaitu :
1. glomerulus korteks yang mempunyai ansa henle yang pendek berada
dibagian luar korteks.
2. glomerulus jukstamedular yang mempunayi ansa henle yang panjang
sampai ke bagian dalam medula. Glomerulus semacam ini berada di perbatasan
korteks dan medula dan merupakan 20% populasi nefron tetapi sangat penting
untuk reabsoprsi air dan slut.
Keterangan gambar :
Gambar diambil dengan menggunakan mikroskop cahaya (hematosylin dan eosin
dengan pembesaran 25×). Gambar menunjukkan pembearan glomerular yang membuat
pembesaran ruang urinary dan hiperselluler. Hiperselluler terjadi karnea proliferasi dari
sel endogen dan infiltasi lekosit PMN
Gambar 7. Histopatologi glomerulonefritis dengan mikroskop cahaya pembesaran
40×
4. HISTOLOGI
Parenkim ginjal terdiri dari korteks renalis dan medulla renalis. Pada bagian
korteks renalis terdapat korpuskulum renalis malphigi yang terdiri atas
glomerulus yang berisi kapiler pertemuan arteriol afferent dan arteriol efferent,
kapsula bowman yang terdiri atas lamina viseralis berupa podosit, spatium
kapsularis yang berisi filtrat glomerulus serta lamina parietalis yang dilapisi
epitel berlapis gepeng, dan sawar filtrasi yang terdiri dari endotel kapiler
membrane basal lamina viseralis kapsula bowman serta podosit.
Apparatus filtrasi ginjal
- Endotel kapiler glomerulus berfenestra
- Membran basalis yang terbentuk dari lamina basalis yang dihasilkan
endotel kapiler dan podosit. Di dalam membrane basalis terdapat adanya
lamina rara externa - lamina densa – lamina rara interna
- Pedikel yang membentuk celah filtrasi
Apparatus Juxtaglomerulus
- Macula densa
- Sel JG
- Sel mesangial
Gambar 8. Histologi Ginjal
5. BIOKIMIA GINJAL
Sistem Renin Angiotensin Aldosteron merupakan sistem metabolisme
biokimia ginjal yang akan teraktivasi jika terjadi penurunan aliran darah
menuju ginjal sehingga ginjal akan melepaskan renin yang selanjutkan
mengaktivasi sistem RAA yang mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah
serta merangsang korteks adrenal melepaskan aldosterone yang
mengakibatkan peningkatan volume plasma sehingga meningkatkan tekanan
darah.
a. Streptokokus
Sterptokokus adalah bakteri gram positif berbentuk bulat yang secara khas
membentuk pasangan atau rantai selama masa pertumbuhannya. Merupakan golongan
bakteri yang heterogen. Lebih dari 90% infeksi streptokkus pada manusia disebabkan
oleh Streptococcus hemolisis β kumpulan A. Kumpulan ini diberi spesies nama S.
pyogenes
S. pyogenes β-hemolitik golongan A mengeluarkan dua hemolisin, yaitu:
a. Pada dinding:
- Fimbriae : untuk attachment dan adherence
- Protein M : menghambat opsonisasi oleh jalur alternative
- Streptolisin O
adalah suatu protein (BM 60.000) yang aktif menghemolisis dalam keadaan
tereduksi (mempunyai gugus-SH) tetapi cepat menjadi tidak aktif bila ada
oksigen. Sterptolisin O bertanggung jawab untuk beberapa hemolisis yang
terlihat ketika pertumbuhan dipotong cukup dalam dan dimasukkan dalam
biakan pada lempeng agar darah. Sterptolisisn O bergabung dengan
antisterptolisin O, suatu antibody yang timbul pada manusia setelah infeksi
oleh setiap sterptokokus yang menghasilkan sterptolisin O. antibody
ini menghambat hemolisis oleh sterptolisin O. fenomena ini merupakan
dasar tes kuantitatif untuk antibody. Titer serum antisterptolisin O (ASO)
yang melebihi 160-200 unit dianggap abnormal dan menunjukkan adanya
infeksi sterptokokus yang baru saja terjadi atau adanya kadar antibodi yang
tetap tinggi setelah serangan infeksi pada orang yang hipersensitifitas.
- Steptolisin S
Adalah zat penyebab timbulnya zone hemolitik disekitar koloni
sterptokokus yang tumbuh pada permukaan lempeng agar darah.
Sterptolisin S bukan antigen, tetapi zat ini dapat dihambat oleh penghambat
non spesifik yang sering ada dalam serum manusia dan hewan dan tidak
bergantung pada pengalaman masa lalu dengan sterptokokus.
- Streptokinase : mengaktifkan plasminogen menjadi plasmin yang mencerna
fibrin & protein
- Hialuronidase : memfasilitasi penyebaran penyakit bakteri dengan merusak
asam hialuronat.
b. Kapsul karbohidrat (asam hialuronat) : untuk melindungi diri fagositosis
oleh neutrophil.
5.PENCEGAHAN
Edukasi
1. Perbaikan hygine dan sanitasi lingkungan
2. Segeralah berobat ke yankes terdekan bila batuk, pilek, demam
atau penyakit kulit
FAKTOR RISIKO
1. Faktor biologi
- Umur (tersering pada golongan umur 5-15 tahun, dan jarang terjadi pada
bayi)
- Jenis kelamin (laki laki dua kali lebih sering dari pada perempuan)
2. Faktor Lingkungan
Prevalensi meningkat pada orang yang sosial ekonominya rendah, dan
lingkungan tempat tinggal yang tidak sehat.
3. Faktor Perilaku
- Kebiasaan mengkomsumsi obat antiinflamasi non-steroid
- Kurang kesadaran untuk berobat dini
- Keterlambatan dalam berobat
- Tidak melakukan pemeriksaan rutin kesehatan
4. Faktor Pelayanan Kesehatan
- Minimnya pengetahuan petugas kesehatan
- Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai
- Keterlambatan dalam diagnosis dan terapi
- Kekeliruan dalam diagnosis dan terapi
- Tidak adanya program yang adekuat dalam proses skrining penyakit awal