Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sitz Bath merupakan rendam duduk yang berfungsi untuk meningkatkan sirkulasi
daerah lokal (daerah perendaman) yang dilakukan pada bagian perineum dalam air hangat
atau dingin. Terapi hangat memberikan efek “crowding process” (proses pengacauan) pada
sistem saraf karena mengakibatkan rasa nyeri terhambat oleh sensasi suhu yang diterima
oleh nerve endings sehingga memberikan efek penekanan atau pengurangan rasa nyeri
(Hasmita, Roeshadi, dan Tala, 2011 disitasi dari Tintasia, Natosba, dan Girsang, 2015).
Menurut Arovah (2010) dalam penelitian Tintasia et al (2015), tujuan dari Sitz Bath
dengan air dingin yaitu menurunkan suhu sedangkan inti dari terapi dingin adalah
menyerap kalori di area lokal cedera sehingga terjadi penurunan suhu. Efek fisiologis terapi
dingin terhadap tubuh yaitu menyebabkan vasokontriksi daerah lokal sedangkan efek
fisiologis tubuh terhadap rendam dingin adalah menurunkan spasme otot sehingga
menyebabkan relaksasi otot, menurunkan persepsi nyeri dengan menurunkan rangsangan
rasa nyeri.

B. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana penerapan hydroterapi sitz bath, cold pack dan hot
packuntuk mengurangi nyeri saat persalinan.

C. Manfaat
1. Bagi Penulis
Studi kasus ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dan dapat secara
langsung menerapkan asuhan kebidanan pada pasien dengan menerapkan teori yang
ada.
2. Bagi Institusi
Studi kasus ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pustaka tambahan bagi
program studi DIV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Aceh.

BAB II

1
PEMBAHASAN

A. Manajemen Nyeri Dengan Sit Bath


Penangan nyeri dapat dilakukan secara farmakologis dan nonfarmakologis.
Penanganan nyeri secara farmakologis berisiko bagi bayi karena masuk ke dalam peredaran
darah yang terkumpul pada air susu ibu (ASI). Sedangkan secara nonfarmakologis lebih
aman diterapkan karena mempunyai risiko yang lebih kecil, tidak menimbulkan efek
samping serta menggunakan proses fisiologis. Penangan nyeri secara farmakologis dapat
menggunakan analagesik lignocaine atau lidocaine. Selain itu, beberapa cara untuk
menangani nyeri secara nonfarmakologis yaitu dengan masase kulit, stimulasi
kontrolateral, pijat refleksi, dan distraksi (Tamsuri, 2007).
Adapun contoh terapi nonfarmakologis lain yaitu hydroterapy dengan Sitz Bath.

Sitz Bath merupakan rendam duduk yang berfungsi untuk meningkatkan sirkulasi
daerah lokal (daerah perendaman) yang dilakukan pada bagian perineum dalam air hangat
atau dingin. Terapi hangat memberikan efek “crowding process” (proses pengacauan) pada
sistem saraf karena mengakibatkan rasa nyeri terhambat oleh sensasi suhu yang diterima
oleh nerve endings sehingga memberikan efek penekanan atau pengurangan rasa nyeri
(Hasmita, Roeshadi, dan Tala, 2011 disitasi dari Tintasia, Natosba, dan Girsang, 2015).
Menurut Arovah (2010) dalam penelitian Tintasia et al (2015), tujuan dari Sitz Bath
dengan air dingin yaitu menurunkan suhu sedangkan inti dari terapi dingin adalah
menyerap kalori di area lokal cedera sehingga terjadi penurunan suhu. Efek fisiologis terapi
dingin terhadap tubuh yaitu menyebabkan vasokontriksi daerah lokal sedangkan efek
fisiologis tubuh terhadap rendam dingin adalah menurunkan spasme otot sehingga

2
menyebabkan relaksasi otot, menurunkan persepsi nyeri dengan menurunkan eksitabilitas
akhiran saraf bebas sehingga menurunkan kepekaan terhadap rangsangan nyeri.
a. Peralatan sitz bath:
1. Baskom besar/bak mandi
2. Air hangat
3. Termometer
4. Handuk
5. Perlak
b. Prosedur Pelaksanaan Sitz Bath:
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan maksud dan tujuan
3. Mengajarkan ibu untuk mencuci tangan sebelum melakukan tindakan
4. Menyiapkan air hangat pada baskom ±2 liter
5. Mengukur suhu air dengan thermometer (suhu: 41-ْ 43 C)
6. Meminta dan membantu ibu untuk duduk diatas baskom besar/bak mandi selama 20
menit
7. Menanyakan kepada ibu bagaimana rasa saat sitz bath
8. Memberitahu ibu bahwa tindakan telah selesai
9. Membersihkan dan merapikan kembali alat-alat yang telah digunakan
10. Mencuci tangan

B. Manajemen Nyeri Dengan Cold Pack


Kompres dingin merupakan salah satu metode non farmakologi yang dianggap
sangat efektif dalam menurunkan nyeri. Kompres dingin merupakan suatu terapi es yang
dapat menyebabkan vasokontriksi pada daerah nyeri, dan tubuh berusaha menghilangkan
panas, (Bonewit-West, 2015).

3
Kompres dingin dapat mengurangi aliran darah ke suatu bagian dan mengurangi
perdarahan edema yang diperkirakan menimbulkan efek analgesik dengan memperlambat
kecepatan hantaran saraf sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit, (Shirvani
& Ganji, 2013). Beberapa jenis alat dapat digunakan untuk kompres dingin seperti sarung
tangan karet yang diisi es, handuk yang dibasahi air es, ice gel, (Simkin et al., 2016)
(Bonewit-West, 2015). Ice gel merupakan kemasan yang berisi gel hypoallergenic dapat
digunakan dingin maupun panas, jika digunakan dingin ice gel tersebut dapat terjaga lebih
lama diluar freezer daripada es biasa. Ice gel bersifat reusable (dapat digunakan ulang) dan
mudah didapatkan karena tersedia di apotek. Pada umumnya ice gel dapat digunakan
selama 15 sampai 20 menit.Pada kemasan ice gel yang berupa plastik, diperlukan handuk
untuk mengeringkan air kondensasinya, (Swenson, C., 1996).
Sebuah penelitian tentang efek ice pack dalam mengatasi nyeri persalinan di Iran
menunjukkan pemberian ice pack pada punggung, perut ibu bersalin dapat menurunkan
nyeri saat persalinan kala I fase aktif dan pemberian ice pack pada perineum secara
signifikan dapat mengurangi nyeri persalinan kala II tanpa memberikan efek samping pada
ibu dan janin, (Ganji, Shirvani, Rezaei-Abhari, & Danesh, 2013).
Metode pengurangan nyeri persalinan perlu dikembangkan dalam pelayanan
kesehatan khususnya dalam pelayanan kebidanan di indonesia melalui penelitian untuk
mengeksplorasi manfaat dan membuktikan pengaruhnya secara ilmiah, sehingga dapat
mengurangi rasa nyeri dalam persalinan tanpa farmakologi. Berdasarkan latar belakang di
atas, peneliti tertarik untuk mengetahui adanya pengaruh kompres ice gel pada penurunan
nyeri persalinan pada primipara.

4
Hasil analisis tingkat nyeri pada kelompok intervensi didapatkan sebagian ibu
termasuk dalam tingkat nyeri sedang (86%) dan terdapat yang mengalami nyeri berat
(14%).Hal ini sesuai dengan pernyataan Angela Baker (2001) yang menjelaskan hasil
studinya terdapat wanita yang melahirkan mengalami nyeri sedang dan berat, (Baker &
Ferguson, 2001). Pada penelitian ini dilakukan pada fase aktif yaitu pembukaan 4-7 cm,
dimana semakin besar pembukaan serviks maka nyeri yang dirasakan akan semakin berat.
Selain itu pengaruh budaya dengan latar belakang budaya dan suku atau ras ibu dapat
mempengaruhi persepsi dan ekspresi terhadap nyeri persalinan tidak diteliti.
Kompres ice gel dapat menurunkan nyeri persalinan kala I fase aktif. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Shirvani & Ganji, 2013) bahwa pemberian
kompres ice gel dapat menurunkan nyeri persalinan kala I fase aktif. Kompres ice gel
merupakan suatu tindakan kompres dingin dengan menggunakan alat berbentuk gel yang
dikemas dalam kantung plastik yang sudah dinetralkan dan tidak beracun.Ice gel dapat
digunakan sebagai metode non-farmakologi dalam pengurangan nyeri persalinan,
(Skiveren, Kjaerby,& Larsen, 2008). Hal tersebut karena ice gel dapat menjaga suhu dingin
lebih lama sampai 48 jam, tidak berair seperti es, aman dan tidak beracun, serta efektif,
efisien dan sangat ekonomis karena dapat digunakan berulang sehingga dapat memudahkan
bidan dalam memberikan asuhan persalinan dalam pengurangan nyeri persalinan,
(Esperanza Herrera, Maria C. Sandoval, Diana M. Camargo, 2010).
Kompres dingin dengan menggunakan ice gel dapat menyerap kalori area lokal
nyeri persalinan sehingga terjadi penurunan suhu. Respon neurohormonal terhadap
kompres ice gel adalah pelepasan endorphin, penurunan transmisi saraf sensoris,
penurunan aktivitas badan sel saraf, penurunan iritan yang merupakan limbah metabolisme
sel, (Asmadi, 2009).

5
Pemberian kompres ice gel juga merupakan salah satu cara untuk memberikan
stimulasi pada kulit sehingga bersifat terapeutik. Stimulasi ini mengirimkan impuls dari
perifer ke hipotalamus yang kemudian menjadi sensasi temperature tubuh secara normal,
(Potter, Perry, Stockert, & Hall, 2016).
Kompres ice gel juga dapat menyebabkan transmisi nyeri tertutup sehingga cortex
cerebri tidak dapat menerima sinyal karena nyeri sudah diblok dengan stimulasi dingin
yang mencapai otak lebih dulu, (Mander, 2012).Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Nagwa Abdel Fadeel Abd El Hamid (2015) tentang efek pemberian pijat es dan
acupressure terhadap nyeri persalinan dan lama persalinan.Kedua tindakan yang dilakukan
sama-sama dapat mengurangi nyeri persalinan dan dapat mempersingkat waktu persalinan
kala I dan II dengan pemberian intervensi yang harus diulang setiap 30 menit. Pijat es lebih
efektif mengurangi nyeri persalinan dibandingkan acupressure dan lebih sederhana, murah
untuk dilakukan pada saat persalinan, (Abdel & Abd, 2015).
Pemberian kompres ice gel sangat bermanfaat dalam mengurangi persalinan karena
juga tidak berpengaruh terhadap kemajuan dan kemunduran persalinan.Oleh karena itu,
kompres ice gel aman diberikan pada ibu yang sedang bersalin sehingga asuhan sayang ibu
bisa tercapai dan ibu bersalin menjadi lebih nyaman.

a. Indikasi dan kontraindikasi


1. Indikasi
 Sprain dan strain
 Low back pain yang disertai spasme otot
 Arthritis kronis
 Penyakit vaskuler priver
2. Kontra indikasi
 Gangguan sensibilitas kulit
 Penyakit Buerger
 Luka bakar
 Gangguan pada sirkulasi peredaran darah
 Pecahnya pembuluh darah

6
b. Langkah-langkah penggunaan cold pack
a). Alat dan bahan
1. Cold pack
` 2. Kain/Handuk
b). Prosedur pelaksanaan
1. Pilih kompres dingin dari beberapa opsi yang tersedia. Anda dapat membuat
sendiri kompres dingin, atau membelinya di toko obat.
2. Untuk pemakaian pertama, simpan di dalam frezeer selama 24jam sampai beku,
bertujuan untuk memaksimalkan fungsinya
3. Setelah beku, siap digunakan,
4. Naikkan anggota tubuh yang mengalami cedera untuk membantu melancarkan
aliran darah dan mencegah pembengkakan. Sebaiknya, naikkan anggota tubuh
tersebut di atas jantung. Misalnya, jika pergelangan tangan Anda cedera,
baringkan tubuh, lalu naikkan lengan setinggi mungkin.
5. Lapisi kompres dengan handuk. Jika kompres mengenai kulit secara langsung,
Anda akan mengalami radang dingin (frostbite). Pastikan kompres selalu
berada di dalam handuk selama Anda mengenakannya.
6. Letakkan kompres pada daerah yang cedera, dan tekan untuk memastikan
kompres mengenai seluruh daerah cedera.
7. Setelah 15-20 menit, lepaskan kompres untuk mencegah radang dingin
8. Ulangi terapi setelah dua jam. Pastikan daerah yang dikompres tidak lagi mati
rasa. Jika daerah tersebut masih mati rasa, tunggulah beberapa saat sebelum
memasang kembali kompres. Ulangi siklus 20 menit kompres - 2 jam lepas
selama 3 hari, atau hingga bengkak hilang.
9. Setelah cold pack digunakan (mencair sempurna), simpan kembali ke dalam
frezeer dan bekukan kembali, untuk pemakaian selanjutnya cold pack hanya
perlu dibekukan dalam freezer selama 8 jam.

7
C. Manajemen Nyeri Dengan Hot Pack
Pengelolaan nyeri persalinan adalah salah satu tujuan utama perawatan bersalin.
Tujuan keseluruhan dalam pengobatan nyeri adalah mengurangi nyeri sebesar-besarnya
dengan kemungkinan efek samping paling kecil.
Terapi kompres panas dan dingin merupakan salah satu metode non farmakologis
untuk mengatasi nyeri. Terapi ini perlu diberikan bagi semua ibu melahirkan sebagai salah
satu intervensi terapi nyeri di pelayanan kesehatan yakni rumah sakit, puskesmas maupun
klinik bersalin. Metode non farmakologis merupakan metode yang paling sering digunakan
untuk mengurangi nyeri. Metode ini mempunyai resiko yang sangat rendah, bersifat murah,
simpel, efektif, tanpa efek yang merugikan dan dapat meningkatkan kepuasan selama
persalinan.
Pemanasan merupakan metode sederhana yang digunakan pada ibu untuk
meredakan rasa sakit. Stimulasi kulit melalui pemberian kompres ini dapat memberikan
efek penurunan nyeri yang efektif. Sebagian besar ibu inpartu mengalami rasa nyaman
setelah diberikan kompres panas. Kompres panas yang diberikan pada punggung bagian
bawah ibu di area tempat kepala janin menekan tulang belakang kepala akan mengurangi
nyeri, panas akan meningkatkan sirkulasi ke area tersebut sehingga memperbaiki anoksia
jaringan yang disebabkan oleh tekanan.
Hot pack yaitu kantong panas yang berukuran 4,25 x 10,5 atau kira-kira 10,5 cm X
26 cm yang berisikan jel sehingga membuat alat tersebut elastis dan fleksibel. hot pack
berguna mengatasi nyeri, kekakuan otot, pelebaran darah yang membeku dan
meningkatkan sirkulasi darah. Terapi menggunakan hot pack yaitu merelaksaikan otot
yang mengalami kekakuan, mengatasi nyeri, menetralisir darah yang beku kembali seperti
semula, dan meningkatkan sirkulasi peraliran darah.

8
a. Indikasi dan kontraindikasi

1). Indikasi
 Sprain dan strain
 Low back pain yang disertai spasme otot
 Arthritis kronis
 Penyakit vaskuler priver

2). Kontra indikasi


 Gangguan sensibilitas kulit
 Penyakit Buerger
 Luka bakar
 Gangguan pada sirkulasi peredaran darah
 Pecahnya pembuluh darah

b. Langkah-langkah penggunaan Hot pack


a). Alat dan Bahan :
1. Hot pack
2. Kain /Handuk

b). Cara/prosedur terapi panas (HOT PACK) :

1. Hot pack direndam di air panas atau pun oven dengan panas 40o – 45oc.
2. Persiapkan pasien (posisikan senyaman mungkin)

9
3. Bebaskan bagian yang akan di terapi dari kain atau pun benda yang dikenakan
pasien.
4. Cek sensibilitasi pada area yang akan di terapi.
5. Letakan hot pack yang sudah dilapisi kain atau handuk ke area yang akan diterapi
selama 10-15 menit.
Perhatian :
1. Periksa hot pack dengan teliti, jangan sampai ada kebocoran.
2. Pada saat terapi hot pack harus di lapisi dengan kain atau handuk, agar panas tidak
langsung bersentuhan dengan kulit.
3. Terapi tidak boleh lebid dari 15 menit karna akan menimbulkan hal-hal yang tidak di
inginkan.
Kompres panas terbukti efektif dalam menurunkan nyeri persalinan. Pada saat
penelitian, penulis juga melakukan komunikasi dengan responden pada saat kompres
diberikan. Peneliti selalu mengevaluasi setiap tindakan yang dilakukan. Selalu
menanyakan apakah responden merasa risih karna adanya benda asing yang diletakkan di
punggungnya. Atau bagaimanakah perasaan responden pada saat ini, adakah pengaruh
pemberian kompres ini atau tidak.
Secara keseluruhan berdasarkan apa yang telah peneliti observasi, semua
responden rata-rata mengatakan bahwa nyeri persalinan yang dirasakannya berkurang.
Walaupun respon yang diberikan berbeda-beda. Ini bisa jadi disebabkan oleh faktor-
faktor lain yang mempengaruhi nyeri seseorang yang belum peneliti kendalikan, seperti
suku bangsa, pekerjaan, kondisi psikologis dan faktor lainnya.
Efek fisiologis kompres panas adalah bersifat vasodilatasi, meredakan nyeri
dengan merelaksasi otot, meningkatkan aliran darah, memiliki efek sedatif dan
meredakan nyeri dengan menyingkirkan produk-produk inflamasi yang menimbulkan
nyeri.11 Panas akan merangsang serat saraf yang menutup gerbang sehingga transmisi
impuls nyeri ke medula spinalis dan ke otak dihambat
Kompres panas tidak mempunyai efek yang sama dengan kompres dingin.
Kompres panas hanya meredakan nyeri dengan menyingkirkan produk-produk inflamasi
yang menimbulkan nyeri. Kompres panas juga tidak mempunyai efek anastesi lokal.

10
Kompres dingin dapat mengurangi ketegangan otot lebih lama dibandingkan dengan
kompres panas.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengelolaan nyeri persalinan adalah salah satu tujuan utama perawatan bersalin.
Tujuan keseluruhan dalam pengobatan nyeri adalah mengurangi nyeri sebesar-besarnya
dengan kemungkinan efek samping paling kecil. Penatalaksanaan dalam mengatasi nyeri
persalinan dapat menggunakan metode farmakologi dan nonfarmakologi.Metode non
farmakologis merupakan metode yang paling sering digunakan untuk mengurangi nyeri.
Metode ini mempunyai resiko yang sangat rendah, bersifat murah, simpel, efektif tanpa
efek yang merugikan dan dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan. Anestesi local
akan memblok rasa sakit di rahim, leher rahim dan bagian atas vagina.

B. Saran
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan semua penolong persalinan dapat memberikan tindakan
manajemen non farmakologi berupa kompres ice gel saat melakukan pertolongan
persalinan untuk mengurangi nyeri selama persalinan.
2. Bagi Ibu Bersalin

11
Diharapkan semua ibu bersalin dapat menjadikan kompres ice gel sebagai
upaya untuk menurunkan nyeri persalinan yang dirasakan karena kompres ice gel
terbukti memiliki pengaruh menurunkan nyeri persalinan

DAFTAR PUSTAKA

Nova Elok Mardliyana, 2017. Pengaruh Pemberian Kompres Ice Gel Terhadap Nyeri Persalinan
Kala 1 Fase Aktif di Bidan Praktik Mandiri Wilayah Kota Surabaya. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.

Diansari Putri Utami, 2017. Karya Tulis Ilmiah: Penerapan Hydroterapi Sitz Bath Air Hangat
Untuk Mengurangi Nyeri Luka Perenium Pada Ibu Postpartum Spontan Di
Puskesmas Rowokele.Skripsi. Gombong: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Gombong

12

Anda mungkin juga menyukai