Anda di halaman 1dari 36

drg.

Maulina Triani
1. Komponen atau kandungan saliva beserta fungsinya
2. Fisiologi sekresi saliva
3. Korelasi klinis berbagai gangguan sekresi saliva
99% tersusun dari air

1% komponen lain Komponen anorganik


Terdiri dari berbagai elektrolit seperti Ca, Na, K,
bicarbonate, phosphate, fluoride, magnesium
sulphate, iodine
“Saliva is derived from Komponen organik
blood plasma but is not
an ultrafiltrate of Terdiri dari protein, karbohidrat, dan lipid.
plasma”
Sistem imunitas oral Sebagai barier kimiawi untuk cegah infeksi

Digesti Membantu pencernaan dengan adanya enzim

Sebagai pelumas, menjaga


Penyeimbang kondisi oral keseimbangan pH, menjaga kesehatan
jaringan keras gigi
• Saliva berfungsi untuk mencegah terjadinya infeksi, baik infeksi
bakteri, virus, maupun jamur di rongga mulut
• Saliva juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan microflora oral
Antimicrobial
Saliva dapat bersifat antimikrobial karena mengandung beberapa zat
seperti:
1. Mucin
2. Lysozyme
3. Histatin
4. Lactoferin
Mucin Lysozyme
• Merupakan glikoprotein • Merupakan enzim
• Mampu membentuk lapisan • Mampu menghancurkan ikatan
pelindung diatas mukosa oral pada dinding sel bakteri
sehingga mukosa oral tidak mudah • Mampu meningkatkan kinerja
terkena infeksi immunoglobulin
• Dapat berinteraksi dengan bakteri
dan mampu menghilangkan bakteri Lactoferin
secara langsung
• Mampu mengikat ion Fe sebagai
Histatin nutrisi utama mikroba
• Merupakan histidin-rich protein
• Mampu menurunkan perkembangan
Streptococcus mutans di rongga
mulut
Antifungal
Saliva dapat bersifat antifungal
karena mengandung Histatin
yang mampu menekan
pertumbuhan Candida albicans
Antivirus
Saliva dapat bersifat antivirus
karena mengandung Immunoglobulin
A (Ig A) yang diproduksi saat ada
Oral Candidiasis
ikatan dengan antigen
• Saliva berfungsi untuk membantu proses pencernaan makanan
Bolus
• Makanan dapat berubah menjadi bolus karena adanya mucin pada
saliva
• Mucin sebagai lubrican yang membantu proses mastikasi dan
penelanan makanan
Taste
• Saliva mampu menstimulasi reseptor gustatory pada taste bud di
rongga mulut serta menjaga kondisi taste bud
Digesti
• Proses pencernaan makanan diawali dari rongga mulut
• Pada saliva terdapat berbagai enzim pencernaan yang mampu
membantu memecah karbohidrat
• Beberapa enzim yang ada di saliva : amilase, lipase, dan protease
• Saliva berfungsi untuk menjaga kesehatan oral dan menyeimbangkan
kondisi oral
• Saliva dikenal sebagai self cleanser di rongga mulut

Cegah Karies
• Saliva mampu membantu integritas dari jaringan keras gigi dengan
cara mencegah terjadinya demineralisasi dan memicu
remineralisasi
• Pada saliva mengandung komponen Ca, statherin, Phosphate, dan
Proline-rich protein
Lubrikan, Viscoelastisitas
• Saliva berfungsi sebagai pelumas di rongga mulut dan mampu
menjaga elastisitas seluruh mukosa oral
• Saliva mempu mengurangi friksi antar jaringan oral sehingga semua
mukosa oral dapat bergerak bebas dan mampu berfungsi baik saat
mastikasi maupun artikulasi
• Saliva sebagai pelumas yang mampu melindungi email dan cegah
erosi
Buffer
• Saliva mengandung bicarbonate yang mampu menetralisir asam
sehingga proses demineralisasi dapat dicegah
• Secara umum, terdapat 2 tipe sekresi saliva:
Serous  Dihasilkan oleh serous acini
 Bentuk saliva yang dominan lebih cair

Mucous  Dihasilkan oleh mucous acini


 Bentuk saliva yang dominan lebih kental
• Dalam sehari, kurang lebih ada 1-2 L saliva yang dihasilkan oleh
seluruh glandula saliva
• Saliva yang dihasilkan oleh setiap glandula saliva memiliki
karateristik yang berbeda-beda
Glandula Saliva Mayor Glandula Saliva Minor
Glandula Parotid  Menghasilkan 5-10% dari total
• Menghasilkan saliva serous saliva harian yang diproduksi
• Saliva parotid berperan penting dalam  Dominasi merupakan saliva tipe
self cleansing, buffer, dan cegah mucous
akumulasi pellicle  Disekresi terus menerus sepanjang
Glandula Sublingual hari tanpa adanya rangsang
• Menghasilkan saliva mucous (unstimulated saliva)
• Berperan dominan sebagai lubricant  Berfungsi untuk mencegah
bersama dengan gl saliva minor keringnya mukosa rongga mulut
Glandula Submandibula
• Menghasilkan saliva seromucous
• Mengandung banyak Ca
• Proses sekresi saliva terdiri dari 2 tahap yaitu:
Pembentukan  Dihasilkan oleh sel asinar di glandula saliva
cairan  Terbentuk cairan yang isotonik seperti plasma
darah

Penambahan  Cairan yang sudah diproduksi oleh sel asinar


komponen dialirkan ke ductus saliva
organik-  Berbagai elektrolit akan diserap oleh ductus
anorganik striated dan bercampur dengan cairan yang
dihasilkan sel asinar dan menjadi saliva
 Saliva kemudian dikeluarkan menuju rongga mulut
Unstimulated Saraf Autonom Parasimpatik
Simpatik
Stimulated Gustatory-salivary reflex
Masticatory-salivary reflex
Olfactory-salivary reflex
Visual and Psychic salivary reflex
Oral nociceptor-salivary reflex
Oesophageal-salivary reflex
Saraf Autonom
• Merupakan sekresi saliva unstimulated/ resting secretion
• Sekresi saliva secara terus menerus terjadi dan diatur oleh sistem
saraf pusat melalui saraf autonom parasimpatik dan simpatik
• Sekresi tergantung irama sirkardian (sekresi pada malam hari
menurun)
• Saraf parasimpatik : meningkatkan volume sekresi saliva
• Saraf simpatik : meningkatkan kandungan elektrolit pada saliva
• Laju alir saliva unstimulated : 0.3 ± 0.22 ml/ menit
Stimulated
• Merupakan saliva yang disekresi karena adanya beberapa rangsang
• Laju alir saliva stimulated 1.7 ± 2.1 ml/menit
1. Gustatory-salivary reflex
• Sekresi saliva dapat dipengaruhi oleh rangsangan pengecapan rasa
pada taste bud
• Semua rangsangan rasa dapat meningkatkan volume sekresi saliva dan
mampu memicu perbedaan kandungan protein dalam saliva
• Urutan rangsang rasa dari yang paling kuat ke paling lemah dalam
mempengaruhi sekresi saliva:
Asam Gurih Asin Manis Pahit
2. Masticatory-salivary reflex
• Sekresi saliva akan meningkat ketika ada proses mastikasi karena
adanya tekanan oklusi
• Glandula saliva yang paling terpicu mensekresi saliva saat mastikasi
adalah glandula parotid
3. Olfactory-salivary reflex
• Rangsang berupa harum makanan akan meningkatkan sekresi saliva
• Glandula saliva yang paling terpicu mensekresi saliva saat ada
rangsangan harum makanan yaitu glandula sublingual dan
submandibula
4. Visual and Psychic salivary reflex
• Sekresi saliva akan meningkat ketika seseorang melihat atau
memikirkan makanan yang menggugah selera
5. Oral nociceptor-salivary reflex
• Rangsangan noxious (berbahaya) akan meningkatkan sekresi saliva
• Beberapa rangsangan noxious di rongga mulut seperti rangsang nyeri
(saat mengalami ulcerasi/ sariawan) dan diberikan makanan yang sangat
pedas
6. Oesophageal salivary reflex
• Sekresi saliva akan meningkat ketika seseorang merasa mual
Gangguan Sekresi
Saliva

Xerostomia Sialorrhea
• Merupakan kondisi adanya rasa kering pada rongga mulut (dry
mouth)
• Merupakan kondisi hiposalivasi

Etiologi
• Konsumsi obat obatan yang menekan kerja saraf parasimpatik dan
simpatik
• Penyakit autoimun yang menyerang glandula saliva spt Sjögren’s
syndrome
• Radioterapi di sekitar daerah kepala dan leher
Efek

Mukosa kering Rampant caries Gingivitis

Rentan infeksi oral Halitosis


• Merupakan kondisi hipersalivasi
Etiologi
• Infant teething
• Minor sialorrhea karena iritasi lokal seperti ulcer
• Pasien dengan kadar asam lambung tinggimenetralkan asam di
rongga mulut
• Keracunan
• Obat-obatan
• Neurologic disease spt Parkinson disease
• Angka kejadian xerostomia pada usia lanjut akan semakin
meningkat
• Penurunan laju alir saliva dikaitkan dengan banyaknya obat-
obatan yang dikonsumsi pada pasien berusia lanjut
• Pada orang usia lanjut ditemui adanya penurunan produksi
sel acinus dan peningkatan stroma dan jaringan adiposa
pada glandula saliva, namun hal teserbut tidak berkaitan
dengan penurunan laju alir saliva
Sebutkan 3 fungsi Sebutkan 3 faktor yang Sebutkan 2 gangguan
utama saliva! memicu sekresi saliva sekresi saliva!
stimulated!
1. Sistem imunitas 1. Xerostomia
oral 1. Gustatory saliva reflex
2. Masticatory saliva 2. Sialorrhea
2. Digesti
3. Penyeimbang reflex
kondisi oral 3. Olfactory saliva reflex
4. Visual and psychic
salivary reflex
5. Oral nosiseptor salivary
reflex
6. Oesophageal salivary
reflex
Berkovitz, B., Moxham, B., Bradley, P.J., Lichius, O.G., 2011,
Wong, D.T., 2008,
Linden, R., Sloan, A., Salivary Gland Disorders and
Salivary Diagnostics,
2011, Mater Dentistry: Disease: Diagnosis and
Wiley-Blackwell
Oral Biology, Elsevier Management, Thieme

Anda mungkin juga menyukai