Dalam proses pengecoran, bahan dan alat sangat perlu untuk berfungsi untuk
benda kerja yang akan dibuat dengan sempurna. Pasir yang digunakan tidak
sembarangan, melainkan harus diuji terlebih dahulu untuk mengetahui karakteristik
yang diinginkan dalam proses pengecoran.
1. Aluminium Sekrap
dari kaleng bekas minuman berbahan Aluminium. Pemisahan dapat dilakukan dengan
menggunakan mesin gerinda potong atau dengan gergaji yang dipotong secara
bergantian oleh praktikan.
2. Cover Fluks
Setelah seluruh material aluminium melebur seluruhnya, kemudian
menaburkan Cover Flux ke atas permukaan aluminium cair dengan tujuan untuk
mengikat kotoran-kotoran berupa oksida-oksida dan Impurities lainnya yang
terdapat didalam aluminium cair. Kotoran yang telah berikatan dengan Fluxing
Agent dibuang dengan cara Drossing di permukaan aluminium dengan
menggunakan sendok plat besi yang telah di-Coating dan selanjutnya dibuang.
Gambar 3.4 Cover Flux
3. Krusibel (Crucible)
Peralatan ini dugunakan untuk melebur Aluminium, dibuat dari besi
cor,dirancang sedemikian rupa agar efektif. Diberi kuping agar bisa diangkat dan
dituang langsung tanpa menggunakan ladel. Akan lebih efisien jika diberikan penutup
padabagian atasnya utuk mengurangi kalor yang terbuang pada krusibel. Dimensi dari
Crucible ini juga bergantung pada volume cairan yang diinginkan.
Gambar 3.7 Crucible
4. Ladel
Ladel merupakan alat penuang dalam peleburan. Aluminium cair yang
memiliki suhu tinggi diambil dari dalam Crucible dan dituangkan ke dalam cetakan.
Ukuran dari alat ini disesuaikan dengan volume cetakan dan penggunanya.
6. Timbangan
Digunakan untuk mengukur berat pasir yang diperlukan pada pembentukan
cetakan pasir, Cover Flux dan silikon yang akan digunakan dalam proses peleburan.
a. Cup
Merupakan sebutan untuk bagian atas rangka cetakan
b. Drag
Merupakan sebutan untuk bagian bawah rangka cetakan.
3.3 PROSES PEMBENTUKAN CETAKAN PASIR DENGAN CO2
Pola menentukan hasil dari pengecoran, oleh karena itu diperlukan dasar-dasar
pengetahuan tentang perancangan. Sebelum kita membuat pola, terlebih dahulu
memerlukan gambar perancangan. Bahan–bahan pola yang biasa digunakan yaitu :
kayu, lilin (Wax), logam. Pola kayu banyak dipakai karena lebih murah, cepat
dibuatnya dan mudah diolah. Oleh karena itu untuk pola kayu biasanya dipakai untuk
cetakan pasir. Alat-alat yang digunakan untuk membentuk pola dari kayu ialah pahat,
mesin bubut kayu, gerinda kayu, amplas dan lain-lain.
Gambar 3.14 Rancangan Pola Cetakan Pasir
Gambar 3.15 Hasil Pembuatan Pola dari Kayu yang Telah Didempul
3.3.2 Perhitungan Efisiensi Pengecoran
1. Hidrostatis Praktis
2𝐻𝑐 × 𝐶 − 𝑃2
𝐻𝑃 =
2𝐶
Keterangan :
𝐻𝑝 = Tinggi hidrostatis praktis (mm)
𝐻𝑐 = 130 mm
𝐶 = 16 mm
𝑃 = 14 mm
τ = s × √Mc
Keterangan :
Mc = Vc × ρ
Keterangan :
Mc = Massa coran : 0.1 kg
Vc = Volume coran :
Ρ = Massa jenis logam : 2.7 ×10-6 Kg/mm3
0.1 kg
Volume coran = 2.7 × 10−6 Kg/mm3
= 37.037,03 mm3
𝜏 = 2.2 ×√0.1 𝑘𝑔 = 0.69 detik
3 – 3,5 1,63
3,5 – 8 1,85
8 – 15 2,2
3. Kecepatan Tuang
𝑀𝑐
𝑉𝑚 =
𝜏
Keterangan :
𝑉𝑚 = Kecepatan tuang (Kg⁄detik)
𝑀𝑐 = 0.1 Kg
𝜏 = 0.69 detik
0.1 Kg
Vm = 0.69 detik =0.1449 kg/detik
( 29 mm + 53 mm )
Sm = × 142 mm = 5822 mm2
2
5. Saluran Pengalir
Keterangan :
Sm = 325 mm2
Vsp = Sp x Lsp
Keterangan :
Lsp = 60 mm
Msp = Vsp x 𝜌
Keterangan :
Vsp = 23400mm3
𝜌 = 2.7 × 10-6 Kg/ mm3
6. Saluran Turun
St = 1.4 x 5822 mm
= 8150.8 mm2
23 𝑚𝑚 + 58 𝑚𝑚
D = = 40.5 𝑚𝑚
2
Keterangan :
D = 40.5 mm2
H = 132 mm
1 3.14
Vst = 3 ( . 40.5 mm2 ) 132 mm = 1398.87 mm3
4
Mst = Vst × ρ
Keterangan :
Mst = Massa saluran turun (𝑘𝑔)
8. Cawan Tuang
60
50
40
D = d + ( 2 × (tg 30 × H ))
= 97,73 mm
40+60
D= = 50 mm
2
1 3.14
Vct =3 ( . 50mm2 ) 50mm = 32708,3 mm3
4
Mct = Vct x 𝜌
𝑀𝑐
𝜂𝑏𝑐 = 𝑀𝑡 𝐶𝑜𝑟𝑎𝑛 × 100%
Keterangan :
0.1 Kg
η = × 100 %
0.1 Kg+ 0.06318 Kg + 0.0037 kg+ 0.088 Kg
0.1
η = × 100% = 39.2 %
0.25488
Hc = 130 mm Hp = 123.8 mm
𝜏 = 0.69 detik
C = 16 mm
Vm = 0.32 Kg/detik
P = 14 mm
Sm = mm
S = 2.2
Sp = 390 mm2
Mc = 0.1 kg
Vsp = 23400mm3
𝜇 = 0.5
Msp = 0.06318 Kg
𝜌 = 2.7 × 10-6 Kg/ mm3
Vst = 1398.87 mm3
g = 9800 mm/s2
Mst = 0.0037 Kg
Mct = 0.088 Kg
η = 39.2 %
Langkah pertama yaitu menentukan berapa banyak pasir silika yang kita
butuhkan sesuai dengan Cup and Drag yang ada. Lalu kita campurkan Water Glass
kedalam pasir kemudian diaduk hingga rata. Water Glass yang dipakai sekitar 3-6%
berat pasir. Setelah pasir dan Water Glass rata, kemudian dimasukan kedalam Cup and
Drag yang telah dimasukan terlebih dahulu pola pengecoran. Setelah terisi penuh kita
tembakan gas CO2 hingga pasir keras.
2. Saluran pengalir
Merupakan saluran yang membawa logam cair dari saluran turun ke bagian-
bagian yang cocok pada cetakan. Saluran pengalir ini dibuat dengan bahan kayu
yang memiliki ukuran panjang 330 cm dan lebar 10 mm.
3. Saluran masuk
Merupakan saluran yang mengisikan logam cair dari pengalir ke dalam rongga
cetakan. Saluran ini berbentuk segiempat sama sisi dengan ukuran 10 x 10 mm
ketebalannya 10 mm.
4. Saluran penambah
Yaitu saluran yang memberi logam cair yang mengimbangi penyusutan dalam
pembekuan dari coran. Saluran penambah ini dipasang di samping coran dan
langsung dihubungkan dengan saluran turun dan pengalir. Saluran penambah ini
dibuat sama dengan bentuk cawan tuang dan saluran turun tetapi ukurannya lebih
kecil dibandingkan cawan tuang dan saluran turun.
Setelah semua selesai, pola segitiga dan sistem saluran yaitu saluran pengalir dan
saluran masuk dipasang pada bagian atas dari papan cetak pola yang telah dibentuk
menggunakan lem dan paku. Setelah terpasang, pola tersebut dilapisi dempul sekaligus
menutup celah atau rongga yang ada pada pola, kemudian diratakan dan dihaluskan
menggunakan pahat kayu dan amplas. Jika pola tersebut telah rata dan halus maka
dilakukan proses isamu, dimana bahan isamu dicampur dengan methanol yang
kemudian disemprotkan menggunakan spray gun pada masing-masing permukaan pola
sampai rata sehingga cetakan siap untuk digunakan.
Na2Sio3+CO2 Na2CO3+SiO2
1. Proses sama dengan cetakan pasir, pasir dipadatkan ke dalam kotak cetakan
dan lubang angin dibuat dengan mempergunakan jarum-jarum.
2. Jarum-jarum ditarik sehingga terjadi lubang-lubang pada cetakan.
3. Gas CO2 dialirkan melalui lubang-lubang itu.
4. Keluarkan pola dari kotak dan cetakan selesai dan siap untuk penuangan.
Gambar 3.17 Proses Penyuntikan Gas CO2
Proses Pouring adalah proses penuangan logam cair dari ladel ke dalam
cetakan. Setelah selesai penuangan, logam cair tersebut kita tunggu sampai membeku
dengan waktu ± 30 menit.
Setelah proses pengecoran selesai, pasir harus disingkirkan dari rangka cetakan
dan dari hasil produk pengecoran. Proses ini dilakukan secara manual, dengan cara
dihancurkan menggunakan palu. Dakam proses pembongkaran harus berhati-hati
karena akibat dari kesalahan pembongkaran dapat berakibat terjadinya kerusakan pada
hasil produk.
1. Mulai
Sebelum memulai praktikum, kita melakukan tes pendahuluan, lalu
mempersiapkan alat apa saja yang akan digunakan dalam praktikum dan
penambahan materi.
2. Alumuniuim
Pada percobaan ini bahan material yang akan digunakan adalah jenis
alumunium yang digunakan adalah alumunium hsail dari pengecoran minggu
keempat.
3. Pemotongan bahan
Setelah material disiapkan, maka langkah selanjutnya adalah pemotongan.
Pemotongan ini dilakukan untuk pengujian rockwell.
4. Specimen
Pada specimen pengujian rockwell kita akan membuat dimensi specimen
dengan ukuran (55x10x10)mm. adapun gambar dari specimen rockwell.
10mm
55mm
5. Pengamplasan
Pada proses ini kita melakukan pengamplasan pada benda kerja yang sudah
dipotong agar bertujuan setiap sisi permukaan nya rata dan halus dengan
amplas ukuran 220-500.
6. Pengujian
Pada tahap ini kita melakukan pengujian yang bertujuan untuk mengetahui
tingkat kekerasan specimen dengan alat penekan (indentor) adapun setiap
jenis indentor dalam pengujian yaitu :
a). Indentor kerucut intan 1200 (rockwell cone).
b). Indentor bola baja 1,588mm (rockwell ball), didalam pengujian
rockwell yang pada umumnya dipakai ada tiga jenis yaitu :
1). HRA, 2). HRB, 3). HRC. Dalam pengujian Rockwell bias dikatan
bahwa HR merupakan suatu singkatan kekerasan Rockwell atau
Rockwell Hardner Number, sedangkan untuk huruf A,B,C merupakan
skala jenis materialnya.
7. Selesai
Setelah semua proses kerja dilakukan telah mencapai target, maka langkah
selanjutnya adalah merapihkan seluruh alat kerja sesuai dengan tempatnya
semula, lalu pstikan kondisi leb terlihat rapih dan kemudian mendengarkan
briefing akhir untuk membuat laporan praktikum selanjutnya.
FLOWCHART IMPACT
1.Mulai
2. Alumuniuim
Pada percobaan ini bahan material yang akan digunakan adalah jenis
alumunium yang digunakan adalah alumunium hsail dari pengecoran minggu
keempat.
3.Pemotongan bahan
10mm
10
10mm
55mm
10mm 10mm
5. Pengamplasan
Pada proses ini kita akan menghasilkan sisi permukaan benda kerja yang
masih kasar atau benda yang mengalami porositas pada specimen karena
dapat mempengaruhi bacaan alat uji impact, uji Rockwell, dan uji
metalografi saat pengambilan data jika salah ukuran maka diulang kembali
dari awal.
6. Membuat takikan
Pada pengujian impact charpy dan impact izod sebelum kita melakukan
pengujian kita akan membuat takikan.takikan yang akan kita buat adalah
berbentuk segitiga.adapun contoh gambar dari takikan nya.
450
10mm
55 mm
9. Selesai
Setelah semua proses kerja dilakukan telah mencapai target, maka langkah
selanjutnya adalah merapihkan seluruh alat kerja sesuai dengan tempatnya
semula, lalu pstikan kondisi leb terlihat rapih dan kemudian mendengarkan
briefing akhir untuk membuat laporan praktikum selanjutnya.
KESIMPULAN
1. Mulai
Sebelum memulai praktikum, kita melakukan tes pendahuluan, lalu
mempersiapkan alat apa saja yang akan digunakan dalam praktikum dan
penambahan materi.
2. Almunium
Pada percobaan ini bahan material yang akan digunakan adalah jenis
alumunium yang digunakan adalah alumunium hsail dari pengecoran
minggu keempat.
3. Pemotongan material
Memotong specimen alumuium dengan dimensi yang tidak terlalu besar dengan
ukuran (10x10x10)mm dan tidak boleh menjadi panas berlebihan dalam proses
pemotongan untuk menghindari rusaknya struktur specimen tersebut akibat
panas brlebih .
4. Pengamplasan
Pada proses ini kita akan mengamplas pada sisi permukaan benda kerja
yang masih kasar atau benda yang mengalami porositas pada specimen
sampai halus permukaan nya. Supaya dapat etrbaca olet alat metallurgical
microspe, amplas yang digunakan harus halus sekitar ukuran nomor 220-
550 tingkat kehalusan amplas nya.
5. Pemolesan (polishing)
Benda uji yang sudah melewati tahap penyalutan, dilanjutkan ke proses
pemolesan. Mesin yang digunakan adalah mesin poles metalografi. Cara
pemolesannya yaitu benda specimen diletakan diatas piringan yang
berputar, kain poles yang sudah diberikan alumina. Dalam pemberian
alumina (Al2O3) untuk specimen nya dioleskan dengan autosol lalu pada
pada piringan