Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KKUP

Arini Najwa Pahlevi 15/385151/TK/43813

EPISTEMOLOGI DALAM BIDANG TEKNIK KIMIA

A. Latar Belakang

Epistemologi berasal dari bahasa Yunani yang diambil dari dua suku kata, yaitu: ‘episteme’
yang berarti pengetahuan atau ilmu (pengetahuan) dan ‘logos’ yang berarti ‘disiplin’ atau teori
yang berkaitan dengan asal sifat dan jenis pengetahuan. Epistemologi atau teori ilmu pengetahuan
adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, pengandaian-
pengandaian dan dasar-dasarnya serta pertanggungjawaban atas pernyataan mengenai
pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia melalui akal, indera, dan lain-
lain mempunyai metoda tersendiri dalam teori pengetahuan, diantaranya; metoda induktif, metoda
deduktif, metoda positifisme, metoda kontemplasi, dan metoda dialektis.

Epistemologi merupakan bangunan pokok ilmu pengetahuan. Sesuatu akan menjadi maju
dan lebih berkembang juga kuat apabila mempunyai bangunan pokok yang kuat. Dari uraian
diatas, dapat dikatakan bahwa epistemologi merupakan bagian dari filsafat yang berusaha
menjawab bagaimana ilmu itu diperoleh. Dalam kaitannya dengan filsafat ilmu pengetahuan
khususnya dalam bidang teknik, perkembangan teknologi yang semakin meningkat ditujukan
untuk mengatasi keterbatasan yang dimiliki oleh buatan sebelumnya, sehingga selalu ada
perbaikan-perbaikan menuju kondisi yang keterbatasannya minimalis.

Adapun 4 dimensi keteknikan (Figueiredo, 2002) adalah:


Keteknikan sebagai Ilmu Dasar
Keteknikan merupakan aplikasi dari sains atau ilmu dasar, dimana perwujudannya
dilakukan melalui serangkaian analisis dan eksperimen dan dilakukan atas dasar nilai-nilai
ketelitian dan logika.
Keteknikan sebagai Aktivitas Politik dan Ekonomi
Dalam hal ini Engineer bukan hanya orang yang mengembangkan teknologi, namun
juga sebagai ahli sosial, dalam hal kemampuan mereka mengenali pentingnya sifat sosial dan
ekonomi dalam dunia keteknikan dan kompleksitas sosial tim dimana mereka bergabung.
Pengembangan aspek keteknikan harus melihat perubahan situasi sosial dan politik di tempat
mereka bekerja.
Keteknikan sebagai Desain
Praktek keteknikan didasarkan pada pandangan realita yang menyeluruh, kontekstual,
dan integratif, bukan pada pandangan parsial.
Keteknikan sebagai Perilaku
Keteknikan merupakan seni dalam menyelesaikan pekerjaan.

B. Pendekatan Epistemologi Ilmu Pengetahuan

1. Pendekatan Skeptis

Ciri skeptis adalah keragu-raguan (kesangsian) tampaknya menjadi warna dasar bagi
epistemologi Barat. Menurut Rene Descartes, filsafat dan ilmu pengetahuan dapat diperbarui
melalui metode dengan menyangsikan atau meragukan segala yang berkaitan dengan objek.
Dalam bidang ilmiah, atas dasar pemikiran baru bahwa tidak ada yang dianggap sebuah
kepastian, semuanya dapat dipersoalkan dan pada kenyataannya dapat dipersoalkan juga,
kecuali ilmu pasti. Dalam pemikiran Descartes, jika orang ragu-ragu terhadap segala sesuatu,
dalam keragu-raguan itulah jelas ia ada sedang berpikir. Sikap keragu-raguan terhadap
sesuatu tersebut akan memberikan koreksi yang berkesinambungan terhadap segala sesuatu
yang belum jelas kebenarannya. Di kalangan ilmuwan Barat, keraguan menjadi salah satu
ciri epistemologinya.

Melalui suatu sikap yang demikian inilah, para ilmuwan terlatih untuk tidak cepat-
cepat bersikap apriori terhadap kebenaran maupun kesalahan suatu pernyataan. Akan tetapi
keraguan sebagai suatu metode epistemologi oleh para filsuf Barat nampaknya mempunyai
konsekuensi yang berputar-putar.

2. Pendekatan Rasional-Empirik
Metode skeptis tidak terlepas dari metode rasional. Tidak ada kebenaran ilmiah
yang dapat dipertanggungjawabkan tanpa mendapat pembenaran dari rasionalisme. Posisi
rasionalisme yang begitu besar dapat mendominasi kriteria pengesahan suatu ilmu
pengetahuan. Bersama metode yang lain, rasionalisme menentukan keabsahan suatu ilmu
pengetahuan.

Rene Descartes mengajukan empat langkah berpikir yang rasionalistis:

1. Tidak boleh menerima begitu saja hal-hal yang belum diyakini kebenarannya, akan
tetapi harus hati-hati dalam mengkaji hal tesebut.
2. Menganalisis dan mengklasifikasikan setiap permasalahan melalui pengujian yang
teliti ke dalam sebanyak mungkin bagian yang diperlukan bagi pemecahan yang
memadai.
3. Menggunakan pikiran dengan cara demikian, diawali dengan menganalisis saran-
saran yang paling sederhana dan paling mudah diungkapkan.
4. Dalam setiap permasalahan dibuat uraian yang sempurna serta dilakukan peninjauan
kembali secara umum.

Sedangkan lawan dari rasional adalah empiris. Pendekatan ini memanfaatkan


pengalaman indrawi sebagai metode untuk mewujudkan ilmu pengetahuan. Disamping
itu pengalaman indrawi juga berfungsi sebagai penentu validitas ilmu pengetahuan.
Dari pemaparan diatas tampak dua metode yang saling bertentangan dalam
mencapai ilmu pengetahuan, yaitu metode rasional dan empiris. Keduanya merupakan
metode yang berat sebelah dalam epistemologi Barat. Sebenarnya secara riil, kedua
metode tersebut sama-sama berperan dalam menemukan ilmu pengetahuan. Oleh karena
itu, ilmu pengetahuan sekarang lebih bersifat empiris yang lebih mementingkan
pengalaman, observasi dan penelitian /eksperimental ditambah cara-cara berpikir ala
Descartes. Perpaduan antara rasionalisme dengan empirisme inilah yang disebut metode
ilmiah. Metode ini berkembang pesat dan mewarnai epistemologi Barat atau umum.

3. Pendekatan Positivis-Objektivis

Ciri positif dari epistemologi Barat adalah dipengaruhi oleh positivisme, suatu
ajaran yang digagas oleh Comte. Positivisme telah memainkan peran penting dalam
mewarnai corak pengetahuan yang berkembang sekarang ini, sehingga pengetahuan Barat
yang mendominasi seluruh dunia ini serba empiris, material, kausal, kuantitatif, dualistik,
reduksionis, proporsional, verifikatif dan bebas nilai. Implikasinya adalah ilmu
pengetahuan sekarang ini makin jauh dari cita rasa moral dan nilai.

Pendekatan yang dekat dengan positif tersebut adalah objektif. Yang dimaksud
pendekatan objektivis ini adalah pendekatan yang memandang pengetahuan manusia
sebagai suatu sistem pernyataan atau teori yang dihadapkan pada diskusi kritis, ujian
intersubjektif atau kritik timbal balik.Dalam realitanya, pendekatan objektivis ini
memberikan banyak manfaat. Pendekatan ini senantiasa menumbuhkan kejujuran
intelektual dan keterbukaan. Pendekatan ini sesungguhnya adalah pendekatan yang
dipakai ilmuwan untuk menyatakan fakta secara apa adanya, tanpa adanya paksaan
atau tekanan tertentu.

Oleh karena itu, pendekatan objektivis ini menghasilkan konsekuensi tertentu,


seperti kontinuitas kritik. Suatu ilmu dapat dikatakan benar jika dapat bertahan dari
gempuran-gempuran kritik. Bahkan yang disebut sebagai ilmu itu salah satu indikasinya
bila suatu saat salah. Ketika ilmu tidak dapat bertahan dari kritikan berarti telah pudarlah
kebenarannya.
5. Pendekatan Antimetafisika

Epistemologi modern yang diawali oleh Descartes telah menunjukkan atau


mengarah pada antroposentrisme. Kecenderungan filsafat pada zaman ini adalah dalam
bidang epistemologi, sehingga kurang begitu memperhatikan mengenai aksiologi atau
ontologi. Bahkan positivisme menolak cabang filsafat metafisika.

Dalam hal ini juga terjadi penolakan terhadap realitas dan keberadaan Tuhan. Hal
itu tercermin dalam metode-metode epistemologinya yaitu rasionalisme logis, empirisme
logis dan lain-lain. Bahkan model pemikiran mereka masih menjamur sampai sekarang
yaitu menempatkan manusia pada posisi yang menentukan segala-galanya.

C. Metode Epistemologi Ilmu Pengetahuan

Walaupun di depan tadi sudah dibahas rinci mengenai beberapa pendekatan dalam
epistemologi umum, akan tetapi kali ini penulis akan berusaha menguraikan mengenai
metode epistemologi dalam epistemologi umum atau Barat. Metode-metode tersebut
antara lain: metode rasional, metode dialogis, metode komparatif dan metode kritik.
Metode-metode ini mempunyai mekanisme kerja yang berbeda-beda dalam memperoleh
pengetahuan.

1. Metode Rasional

Metode ini adalah metode yang dipakai untuk memperoleh pengetahuan dengan
pertimbangan-pertimbangan atau menggunakan kriteria kebenaran yang dapat diterima
rasio. Metode ini sebagaimana diterangkan dalam pendekatan epistemologis diatas
merupakan metode yang dikembangkan pertama kali oleh Rene Descartes.
Metode ini mempunyai mekanisme kerja yaitu menggunakan standar rasio untuk
menentukan validitas ilmu pengetahuan dan juga untuk mencari sumber ilmu
pengetahuan. Akan tetapi, pemikiran ini obyeknya dibatasi pada sekup empiris saja. Dan
juga metode ini mengandalkan skeptisis dalam mencari sebuah kebenaran. Namun
kebanyakan metode ini selalu terus menerus.

Metode rasional ini mempunyai peranan yang sangat besar dalam epistemologi
Barat, karena ini merupakan ciri filsafat modern dan berpikir ilmiah.

2. Metode Dialogis

Dialog merupakan salah satu metode epistemologi Barat. Dialog berarti menyuruh
manusia agar berpikir kritis dan rasional. Dengan dialog ilmu pengetahuan dapat
dikembangkan dengan cepat. Dan dengan dialog juga ilmu pengetahuan dibentuk.

Dialog menjadikan manusia lebih dapat berpikir kritis terhadap validitas ilmu
pengetahuan. Dalam kapasitasnya sebagai metode epistemologi, dialog menjadi salah satu
tumpuan harapan dalam menggali, menyusun, merumuskan, membangun dan
mengembangkan ilmu pengetahuan.

3. Metode Komparatif

Metode ini merupakan metode untuk memperoleh pengetahuan dengan cara


membandingkan pengetahuan-pengetahuan. Jujun S. Suriasumantri mengatakan
“pengetahuan yang didapat berdasarkan perbandingan mempunyai banyak kegunaan”.

Metode komparatif ini selain sebagai metode epistemologi, pada tahap


operasionalnya juga menjadi salah satu metode penelitian. Adapun dari segi mekanisme
kerja ini, metode komparatif diaplikasikan melalui langkah-langkah kerja secara bertahap
sebagai berikut: 1) menelusuri permasalahan-permasalahan yang setara tingkat dan
jenisnya; 2) mempertemukan dua atau lebih permasalahan yang setara tersebut; 3)
mengungkapkan ciri-ciri dari obyek yang dibandingkan secara jelas dan terinci; 4)
mengungkapkan hasil perbandingan; 5) menyusun atau memformulasikan kembali teori
yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

4. Metode Kritis

Salah satu cara mengembangkan pengetahuan adalah dengan kritik. Kritik sangat
berperan dalam mewujudkan dinamika ilmu pengetahuan. Kritik merupakan motif utama
bagi perkembangan intelektual. Tanpa kritik tak ada motif rasional untuk mengubah teori-
teori kita.

Akan tetapi dalam kritik biasanya terjadi kontradiksi. Kontradiksi tidak boleh
dibiarkan, harus dicari solusinya agar mendapat kepastian. Menerima kontradiksi
menyebabkan kritik berhenti dan membawa kejatuhan ilmu.

D. Pergeseran Epistemologi Ilmu Pengetahuan

Bersumber dari Firtjof capra, 1991 bahwa terjadi pergeseran epistemology dalam ilmu
pengetahuan yang dapat dilihat pada tabel berikut.

LAMA BARU

Rasionalistik, Cartesuan, Newtonian, Holistik, Ekologis, Sistemik


Baconian

Menekankan bagian Menekankan keseluruhan

Menekankan Struktur Menekankan Proses

Ilmiah Obyektif Alamiah Subyektif

Ilmu adalah bangunan Ilmu adalah jaringan

Kebenaran dapat dicapai secara mutlak Kebenaran bersifat sementara


E. Epistemologi Bidang Teknik Kimia dalam Peradaban

Teknik kimia sendiri merupakan cabang ilmu teknik atau rekayasa yang
mempelajari pemrosesan bahan mentah menjadi barang yang lebih berguna, dapat
berupa barang jadi ataupun barang setengah jadi. Ilmu teknik kimia diaplikasikan terutama
dalam perancangan dan pemeliharaan proses-proses kimia, baik dalam skala kecil maupun
dalam skala besar seperti pabrik. Insinyur teknik kimia yang pekerjaannya bertanggung
jawab terhadap perancangan dan perawatan proses kimia pada skala pabrik dikenal dengan
sebutan "insinyur proses" (process engineer). Selain itu, insinyur teknik kimia modern juga
melakukan penelitian yang bertujuan untuk menemukan material-material dan teknik-
teknik baru, yang kadang-kadang juga berhubungan dengan berbagai disiplin ilmu lainnya,
seperti nanoteknologi, sel bahan bakar, dan teknik biomedis. Pada teknik kimia, ada 2
subgrup besar yang di antaranya: 1) mendesain, membangun, dan mengoperasikan
pembangkit/pabrik dan proses-proses kimia di dalamnya dan 2) mengembangkan substansi
baru atau pengembangan dari substansi sebelumnya pada berbagai produk yang rentangnya
mulai dari makanan dan minuman sampai kosmetik, pembersih, dan obat-obatan.

1. Aspek Sosial Budaya


Pendekatan sosial budaya sangat diperlukan dalam pengembangan dan penerapan
teknologi baru sehingga dapat berdaya guna tinggi dalam masyarakat. Dalam bidang
teknik kimia sendiri yang khususnya membahas suatu proses produksi tentunya harus
melakukan pendekatan sosial budaya tersebut dikarenakan hal inilah yang menjadi
dasar dari produksi apa yang akan dilakukan, apakah produksi tersebut sesuai dengan
target/ budaya masyarakat sebagai konsumen, dan lain sebagainya. Contohnya adalah
pembuatan pupuk ataupun pestisida, maka harus dilihat bagaimana kondisi masyarakat
yang menggunakannya, apakah sebelumnya mereka menggunakan pupuk atau tidak,
pupuk yang digunakan seperti apa, apakah penggunaannya efektif atau berbahaya.
Maka hal-hal tersebut yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam perancangan
proses produksi pada disiplin ilmu teknik kimia. Sehingga dapat diciptakan teknologi
baru yang dapat membantu masyarakat tersebut, misalnya dibuatnya pupuk yang
memiliki efektivitas tinggi, penyuburan tanah yang optimal dan tidak berbahaya.
Contoh lainnya yaitu pada proses produksi susu, umumnya masyarakat hanya
mengkonsumsi susu dengan penggunaan teknologi sederhana yaitu hanya dengan
melakukan perah susu kemudian susu disterilisasi dengan cara dimasak, namun dalam
disiplin ilmu teknik kimia susu dapat diproduksi dalam jumlah banyak dan dalam
waktu yang singkat serta dengan mengoptimalkan penggunaan bahan baku dengan cara
formulasi sehingga diperoleh susu yang sesuai standar untuk dikonsumsi. Dalam hal
ini aspek sosial budaya yang dilakukan adalah masyarakat/konsumen menginginkan
susu yang aman dan sehat serta dalam jumlah yang banyak, sehingga insinyur teknik
kimia akan melakukan kontrol pada proses produksi bagaimana sebaiknya produksi
yang dilakukan, desain alat proses, dan rencana proses produksi agar sesuai keinginan
masyarakat.

2. Aspek Ekonomi
Perkembangan keteknikan membantu mempercepat pertumbuhan ekonomi ketika
memasuki era industri dengan menyediakan mesin-mesin produksi, dan memperluas
pasar pada era globalisasi. Perkembangan dan inovasi keteknikan membutuhkan dana
serta investasi yang sangat besar, untuk itu para insinyur harus menguasai keahlian di
bidang ekonomi, seperti: perhitungan keekonomian proyek, perhitungan investasi
modal, biaya operasional, biaya perawatan, keuntungan dan kembalinya modal awal,
dan lain sebagainya. Dalam teknik kimia, ekonomi merupakan hal penting yang harus
ditinjau sebab insinyur teknik kimia berkewajiban untuk mengoptimalkan sebuah
proses produksi untuk menekan biaya dan memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.
Contohnya saja pada proses pembuatan produk jadi/setengah jadi, insinyur teknik
kimia harus bisa menggunakan bahan baku seminimal mungkin namun tetap harus
menghasilkan produk yang diinginkan ataupun lebih baik, sehingga dilakukan berbagai
formulasi agar bahan baku yang harganya mahal dapat dikurangi namun tidak
mengurangi nilai produk yang diinginkan. Hal tersebut tentunya berkaitan dengan
proses apa yang akan dijalankan dan bagaimana formulasinya, sehingga insinyur teknik
kimia harus mengetahui secara ekonomi apakah formulasi yang digunakan akan
menekan biaya atau malah merugikan. Maka dari itu aspek ekonomi merupakan hal
penting yang perlu ditinjau dalam teknik kimia.
3. Aspek Politik
Istilah umum yang digunakan bagi pemerintahan yang mampu melaksanakan
pengambilan keputusan dalam pemerintahan berbasis sains dan keteknikan yaitu
‘Teknokrasi’ sementara yang menjalankannya disebut ‘Teknokrat’. Lalu pertanyaan
yang muncul adalah apakah insinyur teknik kimia dapat memiliki peran penting dalam
dunia politisi? Secara umum, maksudnya dalam hal ini bukan hanya insinyur teknik
kimia melainkan insinyur teknik secara umum pada dasarnya memiliki kebiasaan
berpikir logis, analitis, dan sistematis sehingga dapat membantu system pengambilan
keputusan dalam pemerintahan. Sementara itu, praktik kerja dari insinyur teknik kimia
sendiri akan terbantu dengan peran politik di dalamnya, sehingga aspek politik
merupakan salah satu yang dapat ditinjau sebagai peran insinyur teknik kimia.
Contohnya saja yaitu bagaimana negara mengatasi kelangkaan sumber daya energi,
ataupun bagaimana negara menerapkan energi bersih. Dalam hal ini, insinyur teknik
kimia dapat memberikan andil seperti bagaimana memanfaatkan sumber energy
terbarukan untuk mengatasi masalah kelangkaan energy, dan lain sebagainya.

4. Aspek Lingkungan
Lingkungan dan teknik kimia menjadi dua hal yang tidak dapat terpisahkan baik secara
hubungan paralel dan kausalitas. Acap kali, insinyur teknik kimia sebagai perancang
proses pada pabrik dinilai sebagai agen yang menyebabkan pencemaran lingkungan.
Padahal tidak begitu, seorang insinyur teknik kimia dalam melakukan perancangan
proses pada suatu pabrik mutlak harus mempertimbangkan aspek lingkungan dalam
perancangan. Hal ini dikarenakan lingkungan memiliki nilai ekonomi jangka panjang
yang sangat perlu dipertimbangkan. Lingkungan memiliki nilai ekonomi tinggi
dikarenakan ketika suatu lingkungan sekitar pabrik tidak berada dalam kondisi yang
layak selama pabrik itu berjalan, misalnya banyak terdapat limbah, suhu meningkat,
polusi udara bertambah. Hal-hal tersebut dapat menjadi indikator bahwa proses yang
terjadi dalam pabrik tersebut tidak berjalan secara optimal. Banyaknya jumlah limbah
mengindikasikan bahwa konversi produk utama tidak berjalan dengan sempurna, panas
yang keluar ke lingkungan menandakan tidak ada usaha untuk mengkonservasi energi
dalam proses kimia, polusi udara menandakan bahwa kualitas feed dari sumber energi
sangat buruk. Dalam pembelajaran ilmu teknik kimia, dikenal istilah Produksi Bersih.
Produksi Bersih adalah pendekatan perancangan dalam teknik kimia yang berusaha
meminimalisir limbah dan penggunaan energi, serta bersamaan dengan itu
meningkatkan jumlah output dari suatu proses. Seorang insinyur teknik kimia sangatlah
diwajibkan menggunakan pendekatan Produksi Bersih dalam perancangan suatu
proses.

5. Aspek Desain
Teknik Kimia secara definisi yaitu ilmu yang mempelajari rekayasa untuk
menghasilkan sesuatu (produk) yang bisa digunakan untuk keperluan manusia,
berlandaskan ilmu kimia. Teknik Kimia merupakan program studi yang mempelajari
teknologi perancangan pabrik. Pabrik yang dirancang dapat berupa pabrik kimia,
bioproses, makanan, dan masih banyak yang lainnya. Hampir seluruh pabrik yang ada
di dunia dirancang oleh sarjana Teknik Kimia. Perancangan pabrik yang dimaksud
disini adalah merancang proses-proses yang terjadi dalam pabrik, seperti perancangan
reaksi dalam reaktor untuk menghasilkan produk yang diharapkan, sistem penggunaan
sumber daya yang ada di pabrik, pengendalian proses, dan lain sebagainya.
Mengembangkan atau desain proses baru atau re-desain, memperbaiki, atau
troubleshoots proses, untuk membuat atau melakukan sesuatu secara ekonomis, aman,
dan efisien mungkin.

6. Aspek Perilaku

Untuk bekerja dalam suatu industri kimia, seorang sarjana teknik kimia harus mampu
menunjukkan sikapnya sebagai seorang pemimpin (leader). Hal ini bisa ditunjukkan
dalam memimpin operator di pabrik, maupun di suatu group penelitian. Sebagai
seorang pemimpin maka lulusan ini harus mempunyai kemampuan dalam
berkomunikasi secara efektif, dan memahami inovasi dalam bidangnya beserta
mengetahui isu-isu kotemporer sehingga mempunyai wawasan yang luas dalam
mengarahkan anak buahnya. Seorang lulusan teknik kimia juga harus mempunyai
kemampuan dalam penguasaan ilmu-ilmu dasar teknik kimia, sedangkan kemampuan
pendukung lainnya yaitu harus mampu mengkomunikasikan hasil analisanya kepada
orang lain (user).

Anda mungkin juga menyukai