PENDAHULUAN
Dalam perjalanan dakwah Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW hingga sampai
kepada para sahabat, tabi’ tabi’in dan para ulama selalu berjuang dalam menyebarkan ajaran
Islam. Dimana para ulama itu dalam menyebarkan ajaran Islam berdasarkan kepada
Dapat kita lihat Imam Abu Hanifah seorang tokoh aliran rasionalitas, beliau
berdakwah dengan cara menentang kekejaman tirani pada masa khalifah Al Makmun. Begitu
juga dengan Imam Anas bin Malik seorang ahli fiqh yang terkenal dengan kitab Al
Muwatha’, beliau berdakwah dengan cara menentang penguasa yang zalim dan mendatangi
para penguasa untuk berbuat ma’ruf dan mencegah dari yang munkar serta memberikan
Imam Ibnu Hambal seorang ulama yang sangat menentang khalifah Al-Ma’mun yang
berfaham Mu’tazilah dan beliau menolak pernyataan bahwa Al-qur’an itu adalah makhluk[2].
Ja’far Shadiq yang merupakan seorang ahli kimia, salah satu jihad dakwahnya adalah
pembersihan fikiran umat Islam yang pada waktu itu banyak dimasuki oleh pemikiran
ateisme.[3] Ibnu Taimiyah yang merupakan juru dakwah independen, salah satu dakwahnya
adalah mengobarkan semangat jihad fisabilillah terhadap para penguasa Mongol yang ingin
menguasai Islam pada umumnya dan Turki pada khususnya.[4] Begitu juga dengan
Jamaluddin Al Afghani yang merupakan seorang tokoh pergerakan dan reformis, beliau
berdakwah melalui jalur politik dan ia sangat ditakuti oleh bangsa-bangsa barat karena
seorang guru di Universitas AL-Azhar, seorang reformis dan juga seorang jurnalis muslim,
kepada pembaharuan.[6]
Dakwah itu juga dapat dilakukan dengan memakai profesi sebagai media dalam
menyebarkan ajaran dan nilai-nilai Islam seperti dosen, dokter, politikus, guru, kolumnis,
Dokter misalnya, adalah profesi yang ditekuni oleh seseorang untuk memberikan jasa
dalam bidang kesehatan, karena profesinya itu seorang dokter bergaul dengan pasiennya
dalam bentuk konsultasi kesehatan, psikoterapi maupun pengobatan langsung sesuai dengan
keluhan pasiennya. Bagi seorang dokter yang mempunyai semangat dakwah, kesempatan
bertemu muka dengan pasien selalu digunakan untuk menyampaikan ajaran Islam dengan
sendirinya dokter telah melakukan dakwah dan dokter yang seperti itu sangat sedikit.
Suheimi adalah salah seorang dokter yang ahli di bidang kesehatan dan spesialis
dalam bidang kebidanan dan kandungan (Obtetri dan Ginokologi)[7]yang memiliki semangat
dakwah. Dan media yang beliau gunakan adalah rumah sakit selain beliau menggunakan
“Dakwah itu adalah tanggung jawab bagi setiap muslim, sehingga dalam
menyebarkan ajaran Islam harus sesuai dengan kemampuan dan profesi masing-masing dan
itu mempunyai kelebihannya dan saya hanya dengan jalan melalui profesi dokter inilah dapat
menyampaikan ajaran Islam berupa nasehat-nasehat kepada para pasien.”[8]
Hal senada juga diungkapkan oleh Delvi salah seorang pasiennya yang sekarang
“Setiap selesai pemeriksaan, beliau selalu memberikan siraman rohani dan nasehat-
nasehat seperti untuk selalu rajin rukuk dan sujud, untuk memperbanyak shalat sunat dan
rajin minum susu yang kesemuanya itu sangat membantu kesehatan janin, dan itu tidak
dimiliki oleh dokter kandungan lain seperti kelahiran anak saya yang pertama”.[9]
Sebagai seorang dokter, Suheimi dikenal sebagai dokter yang ahli di bidangnya,
sebagaimana ungkapan Miko Kamal dan Suharizal sebagai editor dalam buku “Jangan
“Sebagai seorang dokter, ia adalah seorang yang sangat profesional, dengan itu ia
menempatkan diri sebagai dokter yang sangat di kenal di Ranah Minang. Sebagai seorang
pengusaha ia tercatat sebagai pengusaha yang berprestasi pada tahun 1999, 2000 dan 2001,
dia juga seorang mubaligh, seorang kolumnis yang tulisannya telah banyak dipublikasikan di
media cetak baik di daerah maupun nasional.”[10]
jelas dan mudah dipahami baik ketika ceramah di masjid, di media elektronik maupun di
media cetak dengan membahas permasalan fenomena sosial yang dikaitkan dengan ilmu
kesehatan yang dibungkus dengan ayat-ayat Al-qur’an, sehingga objek dakwah mudah
memahaminya. Materi-materi sepreit ini jarang di sampaikan oleh para da’i dan mubaligh
lain, dan begitu uga dengan dokter-dokter lain yang menguasai materi-materi kesehatan,
mubaligh yang menyampaikan nilai-nilai ajaran Islam yang dikaitkan dengan materi-materi
kesehatan di Sumatera Barat dan itu pulalah yang menjadi keistimewaan dan keunikan
tulisan maupun kerja nyata. Suheimi yang sesungguhnya bukanlah seorang ulama (dalam
artian tidak berbasiskan ilmu-ilmu ke Islaman) mampu menyampaikan ajaran Islam dengan
metode yang berbeda dengan para mubaligh lainnya, materi-materi yang beliau sampaikan
serta media yang beliau gunakan juga berbeda dengan mubaligh lainnya.
Dari melihat latar belakang di atas, penulis tertarik lebih jauh menyelami Suheimi
dalam berdakwah yang memiliki keistimewaan dan keunikan dari mubaligh lainnya. Maka
untuk itu penulis memberi judul pada penelitian skripsi ini “Dakawah Dr. H. K. Suheimi”.
Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pada
Untuk tidak terjadinya kesimpang siuran dalam pembahasan ini, maka penulis beri
C. Penjelasan Judul
Untuk memudahkan dalam memahami judul skripsi ini, maka penulis memandang
tulisan, tulisan dan tingkah laku secara sadar dan terencana dalam usaha
mempengaruhi orang lain baik secara individu maupun kelompok agar dalam
1985.[13]
Yang penulis maksud dari judul skripsi ini adalah pelaksanaan dakwah yang
dilakukan Suheimi dalam rangka menyebarkan ajaran Islam dengan ilmu yang ia tekuni.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
2. Kegunaan Penelitian
a. Memberikan informasi bahwa profesi apapun dapat dijadikan sebagai media dakwah.
Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang serta perpustakaan Fakultas Dakwah dan menjadi
d. Untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar sarjana (S1) pada Jurusan Komunikasi
E. Metode Penelitian
a. Pendekatan Penelitian
kualitatif menurut Bogdan dan Taylor adalah sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati.[14] Dengan demikian penulis akan mudah mendapatkan data
dari latar dan individu secara utuh dan tidak mengisolasikan individu atau organisasi
ke dalam variabel atau hipotesa, tetapi memandangnya sebagai bagian dari suatu
keutuhan.
b. Tipe Penelitian
dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka dan juga data itu
berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi dan
Dengan demikian metode deskriptif digunakan untuk menghimpun data aktual dan
dakwah Suheimi, kegiatan yang penulis lakukan adalah menghimpun data dan fakta
yang berhubungan dengan permasalahan dan tujuan untuk mengetahui kelebihan dan
penulis lebih memungkinkan bagi penulis untuk mengungkapkan data dan fakta
c. Subjek Penelitian
informan biasa. Dengan demikian informan kunci adalah objek yang akan diteliti
- H. K. Suheimi
Pemilihan Suheimi sebagai informan kunci adalah karena beliau merupakan objek
utama yang akan diteliti. Hal ini di pandang penting mengingat aktivitas dalam
Sedangkan informan biasa terdiri dari personal yang memiliki informasi dan
penelitian seperti Zurtias (isteri Suheimi), pasien, teman seprofesi (dokter) dan
mubaligh.
objek penelitian.
lainnya.
pribadi dan dokumen resmi yang relevan dan berkaitan dengan dakwah H. K.
Suheimi.
- Wawancara
Wawancara adalah pengambilan data atau informasi yang akurat untuk keperluan
dalam proses pemecahan masalah tertentu yang sesuai dengan data. Data yang
didapat dengan cara tanya jawab secara lisan dan bertatap muka langsung dengan
objek penelitian. Teknik wawancara ini dapat berupa teknik wawancara terstruktur
- Studi Kepustakaan
yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang penulis teliti berupa buku-
Sesuai dengan penelitian kualitatif, maka metode analisa yang digunakan adalah
metode induktif.[16] Metode analisa induksi adalah mengumpulkan data yang bersifat
khusus tentang dakwah dan yang berkaitan dengan profesi dalam melaksanakan
F. Sistematika Penulisan
Agar lebih terarahnya penulisan skripsi ini, maka penulis membuat sistematika
penulisan dengan membagi menjadi beberapa Bab, kemudian setiap Bab terdiri dari sub Bab,
dan Batasan Maslaah, Penjelasan Judul, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Metode
BAB II : Landasan Teoritis yang terdiri dari : Pengertian Dakwah dan Tujuan
BAB IV : Hasil penelitian yang terdiri dari : Materi dakwah SUheimi, Media
LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Dakwah
Pengertian dakwah bagi umat Islam merupakan suatu istilah yang tidak asing, namun
dimengerti secara baik dan benar, seolah-olah dakwah itu hanya berceramah di atas mimbar.
Padahal pengertian dakwah bukan itu saja, maka untuk mendapatkan pengertian yang jelas
dan cermat akan ditinjau dari dua segi (etimologi) dan secara istilah (terminologi). Untuk
dapat kita lihat pengertian dakwah dari beberapa pendapat para ahli.
memberikan pengertian dakwah secara etimologi yang berasal dari bahasa Arab yaitu :
do’a, yad’u, da’watan yang berarti panggilan seruan, ajakan undangan, do’a,
permintaan.[17]
Pengertian yang sama juga diungkapkan oleh Mahmud Yunus[18] dalam buku
Kamus Bahasa Arab Indonesia, Jamaluddin Kafie[19] dan Toha Yahya Umar.[20]
Dengan demikian para ahli sepakat bahwa pengertian dakwah secara etimologi berasal
dari bahasa arab yaitu do’a, yad’u, da’watan, yang berarti ajakan, seruan, panggilan,
Kata-kata dakwah yang ada dalam al-qur’an terdapat dalam beberapa surat diantaranya :
hikmah,l dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara
siapa yang tersesat dari jalannya dan dialah yang lebih mengetahui
- Surat Al-Fushilat 33
diri”.[22]
- Surat Yunus 25
lurus”.[23]
Dari kata-kata “yad’u, du’a, ad du’a” pada masing-masing ayat diatas yang
berakarkan/berasal dari kata “du’a” memiliki pemahaman bahwa arti dari kata-
- Surat Yusuf 33
kebenaran.”[25]
Kata da’wah yang berakar dari kata du’a berarti do’a. Dari kata-kata yang terdapat
dalam ayat-ayat diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kata dakwah berarti
Syekh Ali Mahfuz merupakan tokoh pertama kali yang menggagas ilmu dakwah,
Dengan demikian Syekh Ali Mahfuz memberikan pengertian dakwah itu untuk mengajak
manusia melakukan dan mengikuti petunjuk dari ajaran Islam agar manusia itu
mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat yang merupakan tujuan kehidupan dari
setiap manusia.
Lain halnya dengan M. Natsir yang merupakan seorang ulama yang sudah banyak
Beliau memberikan pengertian dakwah itu adalah : menyampaikan kalimat Allah dan
rasul-Nya sesuai dengan tugas seorang mubaligh, apakah penyampaian secara lisan
maupun tulisan.[27]
M. Natsir memberikan buah fikirannya tentang dakwah itu yang disampaikan oleh
seorang mubaligh kepada umat dengan mempergunakan lisan maupun tulisan sebagai
mengungkapkan pengertian dakwah itu adalah mengajak orang lain untuk meyakini dan
mengamalkan aqidah dan syari’at Islam yang terlebih dahulu lebih diyakini dan
Dengan sendirinya, dakwah yang di bawa oleh seorang mubaligh dalam rangka
menyampaikan ajaran Islam kepada umat, yang pertama kali melaksanakan ajaran Islam
itu adalah mubaligh sendiri. Disini seorang mubaligh merupakan seorang sosok yang
menjadi penuntun umat dalam perbuatan menegakkan amar ma’ruf nahi munkar dan
menegakkan akhlaq dan moral yang tinggi. Dan mubaligh itu menjadi seorang pelatih
yang memberikan contoh yang jelas dan aktif berprilaku dalam kehidupan nyata dan
yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik
secara individu maupun kelompok, agar supaya timbul pengertian, kesadaran, dan
keterpaksanaan.[29]
Dalam hal ini M. Arifin M.ED mengungkapkan bahwa dakwah itu dilakukan secara
sadar dan berencana, artinya dakwah yang disampaikan kepada manusia itu dilakukan
melaksanakan usaha untuk mengajak orang lain kepada ajaran Islam baik itu memberi
ajaran Islam itu tidak menimbulkan keterpaksanaan oleh umat dalam menerima dan
Al-Ustadz Bahiyul Khuli sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Kadir Munsyi,
beliau mengungkapkan dalam buku Tazkiyatud Du’at bahwa dakwah itu adalah
memindahkan umat dari situasi ke situasi lain.[30] Hal yang senada juga diungkapkan
oleh Wardi Bakhtiar.[31] Dengan demikian ustadz Bahiyul Khuly dan Wardi Bachtiar
memberikan pengertian dakwah adalah upaya atau usaha dalam mengajak manusia dari
situasi ke situasi yang lain, artinya dakwah itu merupakan usaha yang dilakukan untuk
memberikan pencerahan dalam berfikir dan berperilaku yang sesuai dengan kaidah dan
aturan-aturan dalam Islam, sehingga umat mampu mendapatkan kehidupan yang ideal
2) Dakwah Islam dalam arti luas adalah penjabaran dan penerjemahan secara
pelaksanaan Islam dalam kehidupan manusia (termasuk di dalamnya politik, ekonomi,
sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan, kesenian, kekeluargaan, dan sebagainya)
dakwah dalam arti seluas-luasnya kehidupan dan penghidupan itu sendiri.[32]
pandangan yang cukup luas, dimana dakwah yang seringkali diungkapkan dengan
penyampaian ajaran Islam dengan menggunakan lisan, dan tulisan, sehingga pengertian
dakwah itu mengalami penyempitan makna, namun pengertian dakwah itu sangat luas
dimana dakwah itu merupakan penjabaran dari nilai-nilai dan ajaran Islam dalam segala segi
kehidupan manusia seperti dalam bidang politik, ekonomi, sosial, pendidikan, ilmu
dilaksanakan dalam bidang apa saja dan tidak terbatas hanya kepada seorang mubaligh. Akan
tetapi setiap orang Islam dapat menyampaikan dakwah dengan profesinya masing-masing dan
semuanya itu sesuai dengan ilmu dan kemampuan yang dimiliki serta media yang digunakan,
Dari pengertian para ahli di atas tentang dakwah, walaupun persepsi dan pendapat
mereka berbeda namun tujuannya tentang pengertian dakwah adalah sama. Dengan demikian
penulis dapatlah menyimpulkan bahwa dakwah adalah suatu usaha atau kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang atau organisasi secara sadar dan penuh keyakinan untuk mengajak
orang lain agar mentaati ajaran Islam dan berbuat serta bertingkah laku sesuai dengan
petunjuk Al-qur’an dan Sunnah. Dengan sendirinya pengertian dakwah itu sangat luas yang
menyangkut segala segi kehidupan manusia baik itu dibidang politik, ekonomi, sosial,
Untuk dapat memahami apa tujuan dakwah, maka di bawah ini akan dikemukakan
Menurut Anwar Masy’ari,[33] Asmuni Syukir [34] dan Abdul Rasyad Sholeh[35]
adalah sama yaitu tujuan dakwah secara umum terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan
Namun Asmuni Syukir lebih mengembangkan tujuan khusus dakwah itu adalah :
1. Mengajak orang yang sudah memeluk agama Islam untuk selalu meningkatkan
3. Mengajak umat Islam yang belum beriman kepada Allah untuk beriman kepada Allah.
Dia berpendapat bahwa tujuan dakwah bagi orang yang beriman untuk lebih
meningkatkan ketaqwaannya kepada Allah, bagi orang yang baru masuk Islam (muallaf)
untuk lebih menguatkan mental spritualnya agar tidak mudah di ombang ambing oleh keragu-
raguan di dalam jiwanya dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam dan mengajak
orang yang belum beriman untuk lebih mengenal Islam sehingga timbul keyakinan di dalam
jiwanya untuk memeluk agama Islam dan beriman kepada Allah serta bagi anak-anak yang
jiwanya masih bersih (fitrah) bagaikan kertas kosong, agar tidak menyimpang dari ajaran-
ajaran Islam dengan memberikan nasehat dan pengertian agar tetap berpegang teguh terus
untuk menimbulkan pengertian, kesadaran, penghayatan dan pengamalan ajaran Islam yang
dibawa oleh aparat dakwah atau aparat penerangan agama.[37] Dengan demikian tujuan
dakwah yang diungkapkan oleh H.M. Arifin ini dilakukan dengan secara bertahap dan
berkesinambungan mulai dari memberikan pengertian dari ajaran Islam yang pada akhirnya
menimbulkan kesadaran dalam diri umat untuk mengamalkan ajaran Islam itu sendiri dengan
Abu A’la Al Maududi membagi beberapa kelompok manusia yang menjadi tujuan
- Bagi umat manusia pada umumnya dan umat Islam pada khususnya untuk selalu
menyembah Allah.
- Sedangkan bagi orang yang bersedia menerima Islam untuk selalu membersihkan
jiwa dari penyakit-penyakit yang dapat merusak amal perbuatannya dan menyerahkan
pimpinan dari pemimpin yang zalim kepada pemimpin yang baik sehingga
keselamatan umat untuk mendapatkan kehidupan yang sesuai dengan tuntutan ajaran
Berbeda halnya dengan Jamaluddin Kafie, beliau memberikan beberapa dari tujuan
dakwah :
a. Tujuan utama dari dakwah itu adalah untuk membangun akhlaq seseorang, akhlaq
b. Tujuan hakiki dari dakwah adalah untuk mengenal tuhan dan mempercayainya
e. Tujuan urgen adalah agar tingkah laku manusia yang berakhlaq secara eksis tercermin
Tujuan dakwah menurutnya yang paling utama adalah untuk membangun akhlaq baik
itu akhlaq seseorang, masyarakat, bangsa, negara maupun manusia pada umumnya. Selain itu
yang tidak kalah pentingnya dari tujuan dakwah itu adalah dakwah itu dapat memberikan
pemecahan terhadap segala persoalan dan permasalahan yang sedang berkembang serta
memberikan jawaban terhadap permasalahan tersebut. Dan tujuan terakhir dari dakwah itu
adalah manusia yang berakhlaq mampu menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.
Dari sekian banyaknya pendapat para ahli tentang tujuan dakwah, dapatlah penulis
mengambil suatu kesimpulan bahwa tujuan dakwah itu adalah tujuan agama itu sendiri, yang
hanya saja dakwah adalah media untuk menyampaikan ajaran Islam kepada seluruh umat
manusia untuk menuju Islam yaitu menciptakan kehidupan bahagia di dunia dan di akhirat
Dengan demikian tujuan dakwah itu mengajak manusia ke jalan tuhan yaitu Islam.
Disamping itu dakwah juga bertujuan untuk mempengaruhi cara berfikir manusia, cara
merasa, cara bersikap dan cara bertingkah laku agar manusia bertindak sesuai dengan prinsip-
prinsip Islam. Dan juga tujuan dakwah itu untuk meringankan beban manusia dengan jalan
persoalan hidup. Yang pada akhirnya manusia itu memiliki akhlaq dan moral yang tinggi
serta mampu untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar yang merupakan tujuan akhir dari
dakwah Islam.
C. Materi Dakwah
Materi dakwah yang diberikan harus sesuai dengan situasi dan kondisi objek dakwah.
Apabila keadaan objek dakwah sudah diketahui, maka seorang da’i tinggal mempersiapkan
materi yang sesuai, sudah barang tentu saja gaya bahasa maupun materi hendaknya dapat
Agar dakwah dapat relevan dengan tuntutan dan perkembangan zaman, maka seorang
da’i haruslah banyak membekali diri dengan membaca buku, koran, majalah, mendengarkan
radio, televisi dan sebagainya. Dan yang lebih penting lagi bagi seorang da;i agar materi
dakwah dapat diterima dan dipahami oleh objek dakwah, maka da’i dituntut untuk lebih
mendalami materi-materi dakwah dengan jalan tidak bosan-bosannya belajar dan meneliti
Hamzah Ya’cub dalam buku Publisistik Islam Seni dan Teknik Dakwah : semakin kaya
bijaksana serta dengan menggunakan bahasa yang lugas dan mudah dipahami, sehingga
orang yang menikmatinya benar-benar terasa terpikat. Materi dakwah sering disebut sebagai
ideologi dakwah yang memuat ajaran-ajaran Islam, dimana ajaran Islam itu berpangkal
Ajaran Islam yang merupakan sumber utama dalam materi dakwah yang termuat
dalam Al-qur’an dan Sunnah yang meliputi aspek dunia dan akhirat. Maka Hamzah Ya’cub
Dari uraian di atas bahwa materi dakwah itu berupa aqidah seperti masalah tauhid dan
keimanan, syari’ah seperti penegakkan hukum Islam yang bertujuan untuk mencapai
masyarakat yang adil dan makmur, akhlaq seperti pembentukan pribadi yang sempurna,
muamalah, dan masalah-masalah sosial yang dapat memuat persoalan-persoalan umat seperti
Rasulullah.
d. Seruan berakhlaq.
di atas yang bersumberkan kepada Al-qur’an dan sunnah, maka materi dakwah itu adalah
berupa aqidah, syari’ah dan akhlaq. Hal yang senada juga diungkapkan oleh Wardi
Bachtiar[42] dalam buku Metode Penelitian Ilmu Dakwah Endang syaifuddin Anshari dalam
buku Wawasan Islam (Pokok Pikiran Tentang Islam dan Umatnya)[43] dan KH. Irfan
Hielmy[44] bahwa materi dakwah itu bersumberkan kepada Al-qur’an dan Sunnah berupa
Dengan demikian materi dakwah itu bersumberkan kepada Al-qur’an dan Sunnah
yang berisikan tentang masalah aqidah, syari’ah dan akhlaq yang dijabarkan dan dipaparkan
kepada objek dakwah dengan berbagai cabang ilmu dan seorang da’i itu dalam
D. Media Dakwah
Bila kehidupan manusia bertambah kompleks dan waktu untuk berkumpul bertambah
sempit, jarak antara satu dengan yang lainnya bertambah jauh, maka dakwah dengan lisan
merupakan bagian kecil dari kegiatan dakwah. Namun sebaliknya dakwah dengan tulisan,
lukisan dan perbuatan merupakan dakwah yang paling besar dalam berkomunikasi modern
Apabila seorang da’i yang telah memahami dan mendalami materi-materi dakwah
dengan baik, namun tidak mampu mempergunakan media yang ada, maka sasaran dan tujuan
dakwah yang diinginkan tidak akan tercapai. Oleh sebab itu, para da’i harus mampu
mempergunakan dan memanfaatkan seefektif mungkin media yang ada baik itu media lisan,
Jadi media dakwah itu merupakan alat atau sarana objektif yang menjadi saluran
untuk menghubungkan ide-ide dan solusi dengan umat. Dengan demikian, media dakwah
cukup memegang peranan penting dan merupakan urat nadi dalam totalitas pelaksanaan
dakwah.
2. Tulisan merupakan dakwah yang dilakukan dengan perantaraan tulisan berupa buku-
buku, majalah, surat kabar, buletin, risalah dan sebagainya, dimana seorang da’i harus
3. Lukisan yaitu gambar-gambar hasil seni lukis, photo, dan sebagainya. Bentuk lukisan
ini banyak menarik perhatian orang dan banyak menggambarkan sesuatu maksud
pendengaran dan penyampaian dakwah dapat menggunakan media televisi, radio dan
sebagainya.
5. Akhlaq yaitu cara penyampaian dakwah yang langsung diwujudkan dengan bentuk
perbuatan nyata.[45]
Dengan demikian media dakwah yang digunakan oleh seorang da’i untuk menyampaikan
materi-materi dakwah kepada umat sangat luas. Media yang digunakan tidak hanya media
lisan seperti ceramah, khotbah dan lain-lain dan itu merupakan media yang sudah lumrah di
kalangan umat, namun seorang da’i harus mampu menggunakan media yang lain seperti
tulisan berupa ide-ide yang dituangkan diatas kertas yang bisa dipublikasikan di media cetak
melalui surat kabar, buletin, risalah dan bahkan apabila seorang da’i mempunyai kemampuan
untuk menjadi penulis, maka ide-idenya akan dimuat dalam sebuah buku.
Selain media lisan dan tulisan, seorang da’i juga bisa menggunakan media lukisan
seperti seni kaligrafi yang melukiskan keindahan ayat-ayat Al-qur’an dan lukisan lainnya,
serta dapat menggunakan media audiovisual seperti televisi, radio dan sebagainya. Media
yang sangat besar pengaruhnya dalam diri da’i adalah materi-matei dakwah yang
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Rafi’uddin dan Maman Abdul Djaliel dalam
buku prinsip-prinsi dan strategi dakwah, namun dia menyempurnakan dalam hal media lisan,
a. Qaulan Ma’rufan yaitu berbicara dalam kehidupan sehari-hari yang disertai misi
agama yaitu agama Islam, seperti menyebarkan salam, mengawali pekerjaan dengan
b. Muzakarah yaitu mengingatkan orang lain jika berbuat salah dalam beribadah maupun
dalam perbuatan.
d. Majlis Ta’lim yaitu pembahasan terhadap bab-bab dengan menggunakan buku dan
e. Penyajian umum yaitu menyajikan materi dakwah di depan umum, isi dari materi
dakwah itu tidak terlalu banyak akan tetapi dapat menarik perhatian pendengar.
f. Mujadalah yaitu berdebat dengan menggunakan argumentasi serta alasan dan diakhiri
Dengan demikian Rafi’uddin dan Maman Abdul Djaliel memaparkan dengan jelas,
bahwa media dakwah melalui lisan sangat luas. Dimana tidak hanya sebatas ceramah,
khotbah, seminar dan sebagainya, namun dapat juga digunakan emmbiasakan diri dengan
mengucapkan kata-kata yang baik dan mulia seperti membiasakan dan menyebarkan salam
dalam kehidupan sehari-hari, mengingatkan orang lain yang melakukan kesalahan dan
memberi nasehat agar tidak melakukan perbuatan yang sama. Dan dapat juga dilakukan
yaitu dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu yang lama serta lebih luas jangkauannya,
disamping masyarakat atau suatu kelompok dapat mempelajari serta memahaminya sendiri-
sendiri.
Lain halnya dengan KH. E. Z. Muttaqien dalam memberikan pendapat tentang media
dakwah, menurutnya untuk mampu mempergunakan media dakwah yang ada, harus terlebih
ajaran Islam. Sehingga media yang ada dapat digunakan dengan semaksimal mungkin.
a. Dalam media lisan harus dipersiapkan calon pemimpin umat dalam segala posisi dan
keadaan, dimana dakwah itu akan hilang peranannya kalau umat Islam tidak
mengembangkan dakwah dan menyeru dengan menggunakan lisan hati dan pikiran.
b. Dalam media tulisan, harus mempersiapkan para pengarang, penerjemah dan penulis
yang dapat memenuhi pasaran bacaan dengan anekaragam bacaan ilmuk sastra dan
budaya yang di dalamnya ditemui jalur-jalur b enang tauhid yang kuat dan kokoh.
c. Dalam media audiovisual, harus dipersiapkan para pengarang dan ahli dalam
perfilman agar dunia film suatu waktu akan dipenuhi dengan cerita yang
menyebabkan orang lain asyik menontonnya dan barulah akhirnya menarik nafas puas
d. Dalam media seni, harus dipersiapkan seniman dalam segala jenisnya yang mampu
Dengan demikian KH. E.Z. Muttaqien mengartikan dakwah itu sangat luas dan
mencakup seluruh kehidupan dan semua profesi manusia yang ada, sehingga akhirnya tanpa
disadari setiap orang mampu menjadi da’i, yang jauh sebelumnya dipersiapkan dengan
matang. Sehingga media apapun yang ada mampu dipergunakan dengan semaksimal
mungkin oleh umat Islam dengan bidang keahlian masing-masing seperti pemimpin
karya tulis, artis, seniman berdakwah dengan karya seni, sastrawan berdakwah dengan
menggunakan media sastra, dokter berdakwah dengan menggunakan media rumah sakit dan
tempat praktek, sutradara berdakwah melalui media perfilman dan sebagainya, dimana
mereka mempunyai semangat berdakwah dalam rangka menyebarkan ajaran Islam sesuai
Selain dari media lisan, tulisan, media massa, audiovisual, media lain yang dapat juga
digunakan sebagai media dakwah yaitu media internet. Sehingga dalam rangka
pengembangan dakwah Islam sudah sepatutnya umat Islam mengikuti perkembangan
teknologi terutama untuk dimanfaatkan sebagai media dakwah. Teknologi yang saat sekarang
berkembang sangat pesat adalah teknologi komunikasi dan informasi. Media massa baik
media elektronik maupun media cetak sudah semestinya dimanfaatkan sebaik mungkin. Hal
ini diisyaratkan kepada da’i agar memiliki pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan
untuk mempergunakan media yang ada. Di bidang yang saat sekarang ini umat Islam sangat
tertinggal dari orang lain, yang telah sangat efektif dan sistematis memanfaatkan teknologi
media massa sebagai media sebagai sarana pengembangan dan perluasan agama.
Tekonologi komunikasi yang sangat jarang dipakai oleh umat Islam terutama oleh
para juru dakwah adalah teknologi komunikasi di bidang internet dan jaringan out line
lainnya, sehingga pengembangan dan penyebarluasan ajaran agama tidak hanya melalui
mimbar dan media cetak. Maka dari itu para juru dakwah haruslah menguasai internet
sebagai media dakwah, sehingga para da’i tidak merasa kaget dan shock ketika menghadapi
berkembangnya ajaran agama. Hal ini disebabkan karena tidak semua orang dapat secara
langsung datang untuk mendengarkan pengajian yang disebabkan oleh kesibukan dan
kegiatan. Dengan menggunakan internet sebagai media dakwah maka orang yang sibuk akan
Selain itu seorang da’i dapat mempergunakan sarana dan prasarana pekerjaannya
sebagai media dakwah seperti dokter dengan menggunakan media rumah sakit dan tempat
praktek sebagai media dakwah, seniman menggunakan media seni dan lukisan sebagai media
dakwah, sastrawan dengan menggunakan karya sastranya, sutradara dnegan karya perfilman
dengan nuansa agamis, pemimpin dengan kekuasaannya dan sebagainya. Sehingga pekerjaan
apapun yang ditekuni oleh seseorang dapat digunakan sebagai media dakwah.
E. Metode Dakwah
Dalam menyampaikan materi dakwah kepada mad’u, maka seorang da’I haruslah
mempersiapkan dengan matang sehingga materi yang disuguhkan dapat diterima dan
dipahami oleh mad’unya yang sudah barang tentu penyampaian materi dakwah dengan
metode yang benar dan efektif. Dalam hal ini metode memegang peranan yang sangat
penting, hal ini disebabkan karena metode itu akan banyak menentukan dan mempengaruhi
Metode dakwah itu sangat diperlukan, karena sampai tidaknya materi dakwah kepada
mad’u sangat tergantung kepada metode yang digunakan oleh para da’i. Hal ini disebabkan
karena metode dakwah merupakan cara penyampaian materi dakwah yang akan
mempengaruhi individu, kelompok maupun masyarakat untuk penerimaan dakwah baik itu
ajaran Islam kepada individu maupun masyarakat agar supaya ajaran Islam itu cepat
bahwa metode dakwah itu selain cara menyampaikan dakwah, namun juga berusah
manusia adalah dengan mengemukakan kisah-kisah/cerita yang bertalian dengan salah satu
materi dakwah. Sehingga menggunakan metode dnegan mengemukakan kisah-kisah yang
terdapat dalam Al-qur’an, manusia akan mau secara berkelanjutan untuk memahami Islam.
Sebab di dalam mengemukakan kisah tersebut banyak pelajaran yang dapat diambil.
Kalau melihat dari Al-qur’an yang merupakan sumber utama dalam pelaksanaan
dakwah, maka pedoman dasar dalam menggunakan metode dakwah dapat terlihat dalam surat
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan jalan hikmah, dan
pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
tuhanmu dialah yang mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalannya dan
Menurut Hamka, ayat ini adalah mengandung ajaran Rasulullah SAW tentang cara
melancarkan dakwah atau seruan terhadap umat manusia agar mereka berjalan diatas jalan
Allah.[51]
Al Maraghi menerangkan maksud ayat ini adalah cara penyampaian dakwah yang
dianjurkan kepada rasul dengan cara menyeru kepada syari’at yang telah digariskan oleh
Allah kepada makhluk-Nya melalui wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad yang
memberi pelajaran dan peringatan serta bersikap lemah lembut terhadap manusia dengan
digunakan dalam menyampaikan ajaran Islam kepada umat manusia yaitu dengan cara
bijaksana yang tidak disampaikan dengan cara kekerasan serta tidak pula dengan cara
mencela dan mencaci maki dan tidak juga disampaikan dengan perkataan kasar yang jauh
Dari ayat yang telah diungkapkan diatas dapat ditemukan 3 jenis atau macam-macam
1. Hikmah
Kata hikmah banyak terdapat dalam Al-qur’an diantaranya terdapat dalam surat
Luqman ayat 12, Al Baqarah ayat 269 yang berarti hikmah disini yaitu kata-kata hikmah
yang berdiri sendiri. Sedangkan kata-kata hikmah yang diiringi atau dirangkaikan dengan
kata-kata “kitab” diantaranya terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 129, Ali Imran ayat 164
dan Al-Baqarah ayat 129. Kata-kata hikmah yang termuat dalam ayat-ayat yang sebelumnya
dirangkaikan dengan kata al kitab menurut para mufasir, maksudnya adalah sunnah yaitu
segala perkataan, perbuatan dan ketetapan Nabi yang banyak sekali berhubungan dengan
dakwah Islamiyah.[54]
tugas dakwah secara tepat, bijaksana dengan cara taktik yang tepat dalam membawa umat
kepada kebenaran.[55]
dilakukan seorang da’i secara tepat dalam menyampaikan materi dakwah, sehingga dengan
dakwah secara hikmah dapat membawa umat kepada kebenaran yaitu kebenaran ajaran Islam.
Hamka menafsirkan bahwa metode hikmah itu adalah dakwah yang dilakukan dengan
cara bijaksana, akal budi yang mulia, dada yang lapang dan hati yang bersih untuk menarik
perhatian orang kepada agama atau kepercayaan terhadap Tuhan serta dapat menarik orang
yang belum maju kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang lebih pintar.[56]
menggunakan metode hikmah ini, dilakukan dengan bijaksana dan hati yang lapang sehingga
dakwah yang disampaikan oleh da’i dapat menyentuh hati mad’unya dan menimbulkan
kepercayaan dalam hati mereka serta menimbulkan kesadaran akal pikiran untuk memeluk
agama Islam, sehingga dengan akal mereka dapat membedakan mana yang haq dan yang
bathil dan dapat menunjukkan mana yang dapat mendatangkan kebaikan dan mana yang
mengungkapkan hijjah dan keterangan-keterangan tentang ajaran Islam yang dapat diterima
Sedangkan Irfan Hielmy memberikan pengertian metode dakwah bil hikmah itu
merupakan kegiatan menyeru dan mengajak manusia untuk menerima ajaran dan nilai-nilai
Islam, memberikan pengertian dan pemahaman kepada mereka tentang ajaran dan nilai-nilai
Islam, mencegah manusia dari perbuatan yang munkar, merupakan upaya merubah sikap dan
tingkah laku manusia agar sesuai dengan tuntunan Al-qur’an dan Sunnah Rasul-Nya dan
upaya-upaya yang dilakukan dengan cara arif, bijaksana, adil, teliti, cermat dan
terencana.[57]
Irfan Hielmy lebih jelas mengungkapkan bahwa metode dakwah bil hikmah tidak
hanya semata-mata menyeru dan mengajak manusia kepada jalan Allah, akan tetapi yang
terpenting adalah adanya perubahan sikap pada diri umat berupa pemahaman sikap dan
2) Kadar atau ukuran materi dakwah yang disampaikan agar mereka tidak keberatan
Dakwah bil hikmah digunakan kepada golongan atau orang-orang yang cendikiawan, dimana
mereka merupakan orang-orang yang cinta akan kebenaran dan mereka dapat berpikir kritis
dan cepat menangkap arti persoalan. Untukmenghadapi mereka ini dilakukan dnegan
mengungkapkan alasan-alasan dan hujjah yang kuat sehingga dapat diterima oleh akal
mereka. Dengan hujjah dan alasan yang kuat mereka dapat menerima ajaran dan nilai-nilai
Islam. Sehingga timbul kesadaran dalam diri mereka untuk memahami dan mendalami Islam
yang pada akhirnya timbul kesadaran dirinya untuk mengamalkan ajaran Islam itu sendiri.
cara bijaksana, argumentatif yang dilakukan dengan adil, penuh kesabaran dan ketabahan
sesuai dengan risalah Rasulullah dan ajaran Islam, dengan menggunakan hujjah alasan-alasan
yang kuat sehingga pada akhirnya menimbulkan kesadaran dalam akal pikiran manusia untuk
menerima ajaran Islam. Hal ini berarti menggunakan metode yang relevan dengan realitas
sebagaimana tantangan dan kebutuhan dengan memperhatikan kadar pikiran dan intelektual,
2. Mau’iztul Hasanah
Menurut Hamka metode mau’izatul hasanah adalah pengajaran yang berupa pesan-
pesan yang akan disampaikan sebagai nasehat sehingga orang menerimanya dengan baik
pula.[60]
didakwahi.[61]
Dengan demikian metode dakwah ini dituntut bagi seorang da’i dalam menyampaikan
materi dengan menggunakan bahasa yang lemah lembut dan tidak dengan kata-kata yang
kasar sehingga pengajaran tentang ajaran Islam itu dapat diterima oleh mad’u.
yang jelas dan dengan menggunakan bahasa yang sederhana, tidak perlu memakai kata-kata
kiasan dan kata-kata istilah sehingga orang yang mendengarkan materi dakwah itu tidak
memahaminya. Berkata yang baik membawa masyarakat kepada keselamatan hidup karena
orang menyenangi kata-akta yang baik apalagi orang yang berbicara dengan menggunakan
bahasa yang lemah lembut, hingga mereka tidak merasa tersinggung dan hal ini akan
Seorang da’i sangat dituntut berkata sopan, ramah tamah agar apa yang disampaikan
melekat pada hati mad’u. menurut Hamka dakwah dengan menggunakan metode mau’izatul
disampaikan sebagai nasehat dan diberikan sebagai pendidikan dan tuntutan sejak dini.
Terutama terhadap anak-anak yang pertama kali merupakan tanggung jawab orang tua dalam
yang belum ditumbuhi atau belum diisi lebih dahulu oleh ajaran yang lain.[62]
Dengan demikian kata “mau’izatul hasanah” merupakan kata-kata yang baik dan
tidak menyinggung perasaan orang lain dan memuaskan hal orang lain baik dengan cara yang
disengaja maupun dengan cara yang tidak disengaja. Tegasnya metode penyampaian ajaran
Islam dengan menggunakan metode ini haruslah dengan pengajaran yang baik yaitu dengan
cara lemah lembut. Dimana dengan tutur kata yang baik dapat mendatangkan persahabatan
antar manusia, dengan perkataan yang baik akan menimbulkan simpatik orang yang
Mekkah, yang pada permulaannya Islam dapat diterima oleh sebagian kecil dari penduduk
Mekkah. Hal ini diakibatkan karena kata-kata yang baik dan sopan santun Nabi Muhammad
SAW, sehingga beliau mendapat gelar Al-Amin. Dan bagi seorang da’i sudah sepatutnyalah
mencontoh metode dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah agar dakwahnya dapat berhasil
Bersikap lemah lembut dalam berdakwah dapat menimbulkan kesadaran dalam diri
mad’u, ia juga dapat merasakan bahwa dirinya sedang berhadapan dengan dakwah yang
penuh kasih sayang, sehingga mad’u itu dapat merasakan sesuatu kehidupan yang memiliki
Dengan demikian metode dakwah yang menyampaikan ajaran Islam dengan nasehat
dan pengajaran yang baik hendaknya disampaikan oleh seorang da’i dengan menggunakan
bahasa serta kata-kata yang lemah lembut sehingga dapat menimbulkan kesadaran dalam
3. Mujadalah
Metode ini digunakan dengan cara bertukar pikiran, bantahan, diskusi atau berdebat
dengan cara yang baik, sopan, santun, saling menghargai dan tidak arogan. Orang seperti
merupakan orang-orang yang hatinya masih dikungkung oleh tradisi jahiliah yang dengan
sombong dan angkuh melakukan kebathilan dan mengambil posisi arogan terhadap dakwah.
Mengajak mereka untuk menuju Islam secara langsung dapat menimbulkan balasan berupa
dialog dan perbincangan. Metode penyampaian dakwah dengan cara berdialog dengan
mereka dilakukan dengan memberikan jumlah atau bukti-bukti yang dapat menolak
Mahmud Yunus mengemukakan bahwa dialog dan tanya jawab dengan orang yang
demikian dilakukan dengan menggunakan hujjah dan alasan yang dapat diterima oleh akal
Prinsip metode ini ditujukan sebagai reaksi alternatif dalam menjawab tantangan
terhadap respon negatif dari mad’u yang khususnya terhadap bagi sasaran yang menolak,
tidak peduli dan bahkan melecehkan seruan ajaran Islam. Metode ini mengajak dan
mengajarkan kepada para da’I untuk menghadapi berbagai realitas tantangan yang akan
dihadapi yaitu beragamnya sikap mad’u dalam menanggapi seruan kejalan Allah, ada yang
bersikap menerima, ada yang acuh tak acuh dan bahkan ada yang menolak baik secara
Prinsip yang dipakai dalam menggunakan metode ini adalah tidak merendahkan pihak
lawan, apalagi menjelek-jelekkan sehingga mereka merasa yakin bahwa tujuan diskusi
kebenaran. Dimana tujuan diskusi itu adalah untuk menunjukkan kebenaran yang sesuai
dengan ajaran Islam dan juga tetap menghormati. Sebab jiwa manusia memiliki harga diri,
mereka tidak boleh merasa kalah sehingga harus diupayakan agar tetap menghargai dan
menghormati.
Sedangkan berdebat dengan ahli kitab sangat dianjurkan da’I berdebat dengan cara
Artinya : “Dan janganlah kamu berdebat dengan ahli kitab, melainkan dengan cara
yang baik.[64]
Ayat ini menerangkan perdebatan dengan ahli kitab jangan dengan cara pertengkaran
tetapi dengan cara yang baik, sehingga mereka senang menerima sehingga menimbulkan
kesadaran dalam diri mad’u untuk lebih meningkatkan pelaksanaan ajaran Islam. Sedangkan
metode Tabsyir menerangkan metode yang dalam penyampaian materi dakwah dengan
balasan, sehingga mad’u lebih rajin dan lebih giat dalam melaksanakan ajaran agama.
Selain itu materi dakwah juga dapat disampaikan dengan menggunakan metode sastra
dengan mengungkapkan persoalan umat dengan menggunakan bahasa sastra yaitu dengan
mengibaratkan atau menggambarkan serta membandingkan suatu benda mati dengan benda
BAB III
DR. H.K. Suheimi di lahirkan di Pariaman pada tanggal 15 Februari 1947. ayahnya H.
putera kelahiran Pariaman pada tanggal 6 Juni 1923. Dia anak dari Buya Nurdin seorang
ulama di Magek dan juga pernah menjabat sebagai dosen di ITB Bandung. Sementara nama
ibunya nurhama kelahiran Pariaman pada tanggal 5 Mei 1926. Suheimi merupakan anak
pertama dari 7 bersaudara diantara saudaranya Sulastri, sumiarti, Nirwana, Yuludus, Bet, dan
Finaldi.[65]
Istri Suheimi adalah Dr. Hj. Zurtias yang merupakan putri kelahiran Bukittinggi pada
tanggal 21 Juli 1947. Zurtias merupakan anak dari pasangan H. Zainuddin Dt. Nan gadang,
merupakan seorang ulama di daerah Magek Bukittinggi dan merupakan pendiri salah satu
pondok pesantren di Magek. Dan ibunya bernama Hj. Latinah. Zurtias sekarang merupakan
seorang dokter dan juga sebagai kepala Direktur Rumah Sakit Bersalin BUNDA.[66]
Dari perkawinan antara Suheimi dengan Zurtias mereka dikaruniai anak sebanyak 4
orang. Anak yang pertama adalah Ilham (8 Desember 1975) yang bertugas sebagai dokter
ahli kandungan dan kebidanan di Human dan Children Adelied Australia. Irham merupakan
alumni dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas lulusan tahun 2000. anak yang kedua
Ihsan (8 Maret 1978) yang bertugas sebagai dokter umum di salah satu rumah sakit di
Jakarta. Ihsan merupakan alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 2003.
anak yang ketiga adalah Irdhan (22 November 1979) yang sekarang betutgas di Kostrad
Cilandak Jakarta, Irdhan merupakan lulusan dari Taruna AKABRI Magelang. Sedangkan
anak yang keempat adalah Irsyad (10 Desember 1984) yang sekarang masih duduk di bangku
Dari keterangan diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Suheimi merupakan
keturunan keluarga yang agamis. Kakeknya seorang ulama dan guru sementara ayahnya
adalah seorang guru, sehingga secara tidak langsung dalam diri Suheimi telah mengalir darah
Selain Suheimi mendapatkan ilmu agama dari surau, orang tua juga menanamkan
Ayah saya berpesan : “Jangan kau habiskan waktumu mencari rezeki yang telah
ditetapkan dan dijamin oleh Allah, tetapi habiskanlah waktu untuk mencari hidayah yang
tidak diberikan oleh Allah kepada semua orang.”. “Apa maksud ayah“ tanya saya. “Makan
dan minum asal kamu berusaha sudah pasti dapat, itu sudah dijamin oleh Allah sehingga
binatang di dalam batu pun di jamin rezekinya. Sedangkan hidayah hanya di j anjikan oleh
Allah hanya diberikan pada orang-orang yang sungguh mencarinya dengan iman dan
ilmu.[68]
Dengan demikian Suheimi telah dididik oleh keluarganya dengan pendidikan agama
sejak kecil dan telah belajar mengaji ke surau untuk mendalami agama.
Suheimi sebagai suami dan kepala rumah tangga selalu menyediakan waktu untuk
keluarganya walaupun memiliki kesibukan yang padat. Dengan seringnya berkumpul dengan
keluarga, kata Suheimi adalah waktu yang sangat baik untuk menjalin keakraban dan
keharmonisan keluarga dan sangat sedikit akan timbulnya perpecahan dan selisih paham.
Karena dengan adanya saling tukar pikiran dan berbagi rasa akan menyelesaikan masalah.
Untuk masalah keluarga Suheimi selalu berusaha membagi waktu keluarga, seperti yang
Dalam renungan saya, saya menghitung-hitung berapa waktu yang saya berikan untuk
anak-anak dan keluarga dan berapa pula waktu yang saya berikan untuk kepentingan
masyarakat atau kepentingan dan kepuasan diri saya sendiri? Saya coba menghitung-hitung
ternyata saya tidak adil, waktu saya banyak di habiskan bersama orang lain, melayani orang,
mengobati orang, mengoperasi orang dan memberikan ceramah orang. Sangat sedikit yang
saya tumpahkan kepada anak, isteri dan famili lainnya. Setelah saya hitung-hitung, lantas
saya terpana, saya cari akal bagaimana supaya waktu banyak bersama keluarga, bermacam-
macam saya cari cara untuk selalu bersaa mereka seperti membeli lapangan tenis meja dan
disamping pekerjaan. Suheimi berusaha untuk meluangkan waktu untuk selalu bersama
dengan anak-anak dan keluarganya. Sedang untuk pendidikan anak-anaknya Suheimi selalu
dalam indung telur dan rahim seorang ibu. Hampir setiap malam saya bekerja, maka uang
yang tidak sedikit untuk membeli buku saya kirimkan dan ketika mengirim uang itu saya
iringi dengan do’a semoga buku-buku yang dibelinya adalah buku yang bermanfaat untuk
lingkungannya serta bermanfaat untuk masa depannya, sehingga dia dapat menyumbangkan
manfaat ilmu itu. Semoga dia memberikan dan mencurahkan ilmu yang bermanfaat kepada
Dengan usaha seperti itulah banyak anak-anak Suheimi yang berhasil diantaranya
Irham yang menjadi seorang dokter ahli kandungan dan kebidanan di Australia. Ihsan yang
juga menjadi seorang dokter, Irdhan yang menjadi ABRI dan Irsyad masih duduk di bangku
kuliah.
Suheimi pertama kali menempuh jenjang pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) pada
tahun 1954, kemudian dilanjutkan ke Sekolah Dasar (SD) pada tahun 1959. Kemudian
melanjutkan ke SLTP pada tahun 1962 semuanya di Bukittinggi dan SLTA pada tahun 1965
dan itu hanya satu tahun di Bukittinggi, kemudian Suheimi pindah sekolah ke SMA 2
Padang. Hal ini disebabkan karena H. Karimuddin di pindah tugaskan dari Bukittinggi ke
Kanwil P dan K Kota Padang. Setelah tamat dari SLTA Suheimi melanjutkan pendidikannya
ke Fakultas Kedokteran Universitas Andalas pada tahun 1975 dan terakhir mengambil
agama, orang tua Suheimi memasukannya mengaji ke surau sebagaimana layaknya anak-
anak yang lain. Suheimi belajar mengaji di Surau Gurun Panjang yang diajarkan oleh H.
Saya senang mengaji dan kalau mengaji saya selalu menyimak. Saya simak setiap
kata yang diucapkan guru dan saya memperhatikan setiap gerak gerik bibir dan tekanan suara
guru dan biasanya kalau guru selesai menerangkan sesuatu saya dapat mengulang kembali
dan kalau saya bercerita teringat wajah guru saya dan terbayang bagaimana cara dan mimik
beliau mengajar.[72]
Suheimi selain seorang dokter juga dikenal sebagai seorang mubaligh, mampu
berdakwah sesuai dengan bidang ilmu yang dimilikinya. Sebagaimana yang diungkapkan
oleh Buya H. Mas’oed Abidin yang juga seorang mubaligh yang telah berdakwah selama 30
tahun di Padang mengatakan : “Suheimi berdakwah memiliki keunikan dan kelebihan dari
da’I yang lain, dimana Suheimi dalam menyampaikan materi dakwah sesuai dengan bidang
Suheimi mulai berdakwah sejak tahun 1983 dan yang melatar belakangi Suheimi
untuk berdakwah adalah setiap kali mengikuti pengajian guru-gurunya, Suheimi melihat
bahwa mubaligh itu selalu disegani dan dihormati oleh orang lain dan mubaligh itu selalu
untuk tempat bertanya bagi masyarakat tentang permasalahan agama. Selain hal itu Suheimi
terilhami oleh para ulama-ulama Islam dahulu yang berprofesi apa saja namun dapat
melakukan dakwah dan yang sangat menonjol bagi Suheimi adalah tokoh Islam seperti Al
Khindi dan Ibnu sina yang merupakan tokoh-tokoh Islam yang ahli dalam bidang kedokteran
dan emreka mampu menyebarkan ajaran Islam kepada manusia sesuai dengan bidang
keahliannya yaitu kedokteran serta ilmu-ilmu kedokteran dari Al Khindi dan Ibnu Sina yang
bersumberkan kepada Al-qur’an banyak diambil oleh para ahli dari dunai barat. Suheimi juga
selalu mengikuti pengajian-pengajian yang diberikan oleh gurunya, diantara guru-guru
Agaknya kita butuh seorang guru yang akan membimbing dan menunjukkan apa
maksud dan tujuan dari ayat-ayat Al-qur’an. Saya ingat guru saya yang membukakan tabir
dan makna Al-qur’an ini beliau adalah Ustadz Muchtar Yunus dan Ustadz Ilyas saman, dari
kedua guru itulah saya banyak dapat bimbingan dan tertarik akan Al-qur’an dan seorang lagi
guru saya yang mengajar Bahasa Arab adalah ustadz Syahruddin Kajai.[74]
Dari Ustadz Muchtar Yunus dan Ustadz Ilyas saman, Suheimi selalu mengikuti
yaitu selama 2 tahun. Sedangkan dengan Ustadz Syahruddin Kajai Suheimi mempelajari
bahasa Arab selama 6 bulan.[75] Dengan demikian Suheimi dalam berdakwah banyak
mencontoh bagaimana gurunya berdakwah serta bagaimana berdakwah yang baik itupula
yang mendorong Suheimi untuk terjun ke medan dakwah. Selain itu juga Suheimi
mempelajari Al-qur’an dengan metode yang lain, sebagaimana yang diungkapkan oleh
Suheimi :
Di Jakarta waktu itu lagi trend program 40 jam bisa menerjemahkan kalimat-kalimat
Al-qur’an. Saya heran orang yang baru saja belajar Al-qur’an sudah lancar memabca dan
dapat menerjemahkannya dan saya ingin tahu apa rahasianya. Lalu saya baca buku tersebut,
dalam sehari hampir tamat jilid satu, asyik dan enak serta mudah dimengerti sehingga timbul
ketagihan saya membaca Al-qur’an dan dapat dimegnerti dengan cepat maksud dan arti Al-
qur’an. Dahulu saya sulit dan sukar sekali mengerti dengan cepat maksud dan arti Al-qur’an.
Dahulu saya sulit dan sukar sekali mengerti Al-qur’an karena berbahasa Arab, tetapi melalui
Saya dan Pak Mansyur Malik sama-sama di timpa musibah pada hari dan jam yang
sama Sabtu 13 Mei jam 12.00 WIB. Mertua yang saya anggap ayah sekaligus guru, H.
Zainuddin Dt. Nan Gadang meninggal dunia. Saya kehilangan mertua dan guru, dimana
setiap saya akan memberikan khotbah, saya selalu bertanya, ayat apa yang bagus
disampaikan dan setelah selesai khotbah beliau selalu mengomentari isi khotbah saya dan
memperbaikinya.[77]
Dengan demikian Suheimi memiliki ilmu agama yang didapatkannya dari guru-
gurunya seperti Ustadz Muchtar Yunus dan Ustadz Ilyas Saman serta Ustadz Syahruddin
C. Pengalaman Hidup
dilalui oleh seseorang yang dapat mempengaruhi pola pikir dan prilakunya. Suheimi dalam
menjalani kehidupan ini selalu dituliskan dalam sebuah kertas, menurutnya setiap yang
diperbuat hendaknya ditulis dan setiap yang ditulis sungguh baiknya dikerjakan. Melalui
dilaluinya. Pengalaman hidup dalam pembahasan kali ini adalah tentang perjuangan hidup
yang pernah dilalui oleh Suheimi dalam mencapai cita-citanya serta untuk menjadi orang
yang berhasil.
Ayah Suheimi pada awal yang berprofesi sebagai guru di Bukittinggi beralih profesi
sebagai tukang jam pada tahun 1960-1970 di Los Galuang Pasar Bawah. Hal ini diakibatkan
guru pada waktu itu kurang dihargai oleh masyarakat dan gaji kurang sehingga tidak
mencukupi untuk biaya hidup sehari-hari. Sehingga ada keinginan Suheimi untuk membantu
orang tuanya mencari nafkah. Sedangkan pada waktu siang harinya Suheimi sepulang
sekolah melakukan pekerjaan menjual es mambo. Walaupun Suheimi anak seorang guru,
namun dia tidak merasa minder untuk melakukan hal itu. Sebagaimana dikisahkan oleh
Suheimi :
Sewaktu kecil ketika duduk kelas 4 SD saya adalah penjaja es Balang Torpedo. Setiap
hari saya jojokan dan say ateriakan : “Belilah es balang torpedo, dimakan ciek duo taraso”,
Begitulah masa kecil saya isi dengan berjualan es balang torpedo, sewaktu pulang sekolah
saya pergi ke Aur Tajungkang Bukittingi dan di sana ada pabrik es. Saya tenteng 2buah
termos yagn berisikan kira-kira 30-40 buah es balang torpedo. Saya telusuri jenjang 40, terus
ke kebun binatang, berputar ke bawah Jam Gadang dan kemudian terus ke Benteng dan
Panorama.[78]
Selain itu Suheimi juga menjual sabun, korek api dan blau bersama dengan
Warnimsyah pada tahun 1962 di Janjang Gantuang pasar bawah Bukittinggi dan pekerjaan itu
dilakukan sewaktu Suheimi sampai sekolah SMP. Suheimi juga bekerja sehari-hari mencari
air untuk sawah nenek Langgo bersama dengan warnimsyah dan tidur di lubang abu bekas
pembakaran jerami serta bekerja melunyah sawah dan itu dilakukan untuk mendapatkan
uang. Dan bersama dengan Warnimsyah, Suheimi juga menjajakan bada sekeliling kampung
dan hasil dari jualan bada tersebut di bagi dua. Kemudian Suheimi juga pernah bekerja
sebagai pekerja konfeksi memasang kancing baju pada H. Shahab (orang tua Warnimsyah) di
Bukittingi, serta Suheimi sewaktu pulang sekolah juga mencari belut untuk dijual. Uangnya
yang diperoleh oleh Suheimi dari berjualan dan bekerja diberikan kepada ibunya dan adik-
adinya. Dengan kehidupan yang pas-pasan itulah Suheimi dan sekeluarga makan dengan apa
adanya sehari-hari. Sedangkan pada malam harinya mengaji di surau Gurun Panjang untuk
menimba ilmu agama. Seperti itulah Suheimi menjalani kehidupan di masa kecilnya.[79]
Itulah yang saya kerjakan sewaktu duduk di bangku SMA, yang berat adalah
menyiram toge-toge itu di waktu malam, setiap 2 jam terbangun. Pukul 4 pagi itulah saya
yang cukup besar. Waktu fajar menyinsing saya sudah siap mengangkut dua keranjang besar
yang saya gayutkan pada begase sepeda. Lalu saya mendorong sepeda menuju ke pasar.
Sekarang saya baru sadar, sesungguhnya pekerjaan menjadi tukang toge di waktu SMA telah
Mahasiswa yang memiliki intelektual yang sangat tinggi dan peka terhadap
organisasi baik organisasi intra kampus maupun organisasi ekstra kampus. Suheimi sewaktu
menjadi mahasiswa aktif diberbagai organisasi baik organisasi intra kampus maupun
Ketika mahasiswa saya berambisi jadi anggota senat, karena saya melihat mereka
terhormat, dapat kursi dan tanda tangannya mahal. Di pundak dan di dadanya pun ada
selempang, jika ada acara-acara resmi fakultas, duduknya di deretan yang paling depan yang
telah disediakan. Bermacam-macam langkah yang saja jalankan, hingga akhirnya bisa
menjadi anggota senat mahasiswa. Kemudian saya berambisi pula menjadi ketua plonco,
karena sebagai ketua kekuasaannya besar dan kata-katanya dapat di dengar dan dituruti.
Bermacam-macam pula usaha yang saya lakukan ke arah itu dan akhirnya saya bisa juga
menjadi ketua perploncoan. Kemudian saya berambisi menjadi ketua Dewan Perwakilan
Sedangkan organisasi ekstra kampus yang pernah diikuti oleh Suheimi adalah HMI
dia menjadi anggota semenjak semester I dan kuliah pada tingkat IV menjabat sebagai Ketua
Umum HMI Padang. Setelah menamatkan studinya Suheimi diangkat menjadi asisten ahli di
Fakultas Kedokteran dan akhirnya menjadi dosen di fakultas yang sama sejak tahun 1975
sampai sekarang. Dan Suheimi juga pernah menjadi Konsultan Fertility Endrocrinologi di
Bali pada tahun 2000, serta pernah menjabat sebagai Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
Selain itu Suheimi juga telah banyak mengikuti berbagai pelatihan dan penghargaan
baik di daerah Sumatera Barat maupun Nasional. Diantaranya sebagai pelatih Trainer of
Conselor untuk para dokter, bidan dan perawat di Rumah Sakit dan Puskesmas se-Sumatera
Barat pada tahun 1988, sebagai pembicara dan pelatih pada acara TOT (Training of Trainer)
pada tahun 1995 di Jakarta, sebagai penguji pada Ujian Nasional Spesialis Obstetri dan
ginekologi yang diselenggarakan oleh Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya/RSUD Dr. Muhammad Hoesin pada tanggal 29 Juni – 1 Juli 2001 di
Palembang, sebagai pelatih Kursus Keterampilan Bedah Dasar Obstetri dan ginekologi yang
diadakan oleh FK. Universitas Andalas pada tanggal 7-9 September 2001, Sebagai Penguji
pada Ujian Nasional Spesialis Obstetri dan ginekologi yang diselenggarakan oleh Bagian
Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Airlangga/RSUD Dr. Soetomo pada tanggal
10-11 November 2001 di Surabaya, Sebagai Penguji pada Ujian Nasional spesialis Obstetri
dan Ginekologi yang diselenggarakan oleh Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo pada tanggal 2-3 Maret
2002 di Jakarta, dan sebagai Moderator pada Pertemuan Imiah Fertilitas Endokologi
Reproduksi I pada tanggal 21-22 Januari 2001 di Bandung. Pembicara pada pelatihan
Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK2R) pada tanggal 21-23 Mei 2002 di
Jakarta, sebagai peserta dan moderator pada Pertemuan Ilmiah Tahunan XII Perkumpulan
Obstetri dan ginekologi Indonesia pada tanggal 1-4 Juli 2002 di Palembang, sebagai
moderator dan nara sumber pada Temu Ilmiah 1 Fertilitas dan Endokologi Reproduksi pada
tanggal 4-6 Oktober 2002, Sebagai Nara sumber pada acara Simposium Perspektif Baru
pernah mengikuti Kongres se-Dunia tentang Kemajuan Ilmu Kebidanan pada tahun 1992 di
singapura dan Kongres se-Dunia tentang Kemajuan Ilmu Kebidanan dan Ahli Kebidanan dan
penghargaan sebagai Tokoh Peduli Narkotika Nasional 2001 pada tanggal 21 Juli 2001 di
November 2001, penghargaan The Leader Achieves In development Award 2001 pada
tanggal 16 Maret 2001 dan pada tahun 2003 Suheimi menerima penghargaan SETIA
LENCANA. Semua penghargaan yang diraih oleh Suheimi adalah sebagai penghargaan
Dengan demikian sejak kecil Suheimi telah dididik untuk mandiri dan itulah yang
menjadi modal untuk menjadi orang yang berhasil. Untuk menjadi orang yang sukses
memang dapat kita melihat lika liku kehidupan Suheimi, Suheimi sejak kecil bercita-cita
untuk menjadi seorang dokter dan untuk menjadi seorang dokter itu membutuhkan biaya
yang sangat banyak sehingga Suheimi berusaha untuk mendapatkan biaya sekolah sejak SD
sampai SMA bekerja membantu keluarga dan membantu adik-adiknya yang masih kecil. Hal
ini dikarenakan Suheimi adalah anak yang paling besar dari 7 bersaudara.
Dengan keadaan keluarga yang hidup hanya pas-pasan itulah Suheimi dari kecil giat
untuk selalu berusaha sehingga sekarang Suheimi bisa di bilang berhasil baik sebagai seorang
dokter yang memiliki sebuah Rumah Sakit Bersalin Bunda, menjadi dosen tetap di Fakultas
Kedokteran sejak tahun 1975 sampai sekarang, memiliki SPBU di Bukittinggi, Pekanbaru,
Jakarta dan Padang dan semuanya itu di akibatkan oleh kegigihan Suheimi berusaha sejak
kecil.
D. Karya-karya
Tulisan-tulisan Suheimi yang telah dipublikasikan di berbagai media cetak baik media
cetak daerah seperti Singgalang, Mimbar Minang, Padang ekspres dan Haluan maupun media
cetak nasional seperti Republika. Tulisan-tulisan Suheimi tersebut di cetak menjadi beberap
abuku yang diterbitkan oleh Anggrek Media Padang diantara Jangan Biarkan setetes Air
Kembali Ke Laut pada bulan Maret 2002, NURHAMA Limpa Puluh Petuah Hidup pada
bulan Juli 2002, Fatamorgana Kehidupan pada bulan Juli 2002, dan Dr. H. K. Suheimi
Menjawab (Seputar Seks dan Kesehatan) pada bulan Juli 2003 dan buku yang ke lima masih
HASIL PENELITIAN
Sebagaimana yang telah diungkapkan pada Bab II, bahwa materi dakwah merupakan
bahan yang disampaikan kepada mad’u yang bersumber kepada Al-qur’an dan Sunnah yang
berisikan tentang permasalahan aqidah, syari’ah, ibadah dan muamalah. Setiap materi
dakwah yang disampaikan oleh da’I haruslah sesuai dengan bidang keahliannya. Baik ia
seorang politikus, sastrawan, seniman, dokter, jurnalis dan lain sebagainya. Sehingga dakwah
yang disampaikan mencakup seluruh aspek kehidupan manusia dan materi yang disampaikan
Suheimi yang berprofesi sebagai seorang dokter yang mampu untuk berdakwah
dengan menyajikan dakwah dengan materi-materi kesehatan yang selalu berkaitan dengan
pengalaman yang pernah dilaluinya dan dengan ayat-ayat Al-qur’an yang berkaitan dengan
pokok masalah yang dibahasnya. Setiap materi yang telah disampaikan oleh Suheimi selalu
di tulis dan diberikan kepada pengurus Masjid dengan dibagikan kepada jamaah. Teks
khotbah tersebut diketik dan dimasukkan ke internet dan dari tulisan-tulisan khotbah tersebut
di cetak menjadi beberapa buku yang telah terbit disamping pengalaman hidup yang telah
Dalam memberikan materi dakwah Suheimi selalu menggunakan bahasa yang lugas,
dan mudah dipahami oleh orang yang mendengarkannya serta mudah dipahami oleh orang
yang membaca tulisan-tulisannya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Miko Kamal dan
Suharizal :
kepada kita semuka dengan bahasa yang lembut dan mudah dicerna. Dimana setiap tulisan
dengan cara mengambil contoh dari persoalan-persoalan hidup sehari-hari di sekitar kita.[82]
Dengan menggunakan bahasa yang lembut dan mudah dicerna oleh mad’u merupakan
kelebihan yang dimiliki oleh Suheimi dalam menyajikan dan menyuguhkan materi-materi
dakwah. Sebagaimana yang diungkapkan oleh H. Yurnalis yang merupakan pengurus Masjid
Baitul Makmur Air Tawar : “Suheimi dalam berdakwah selalu menyampaikan dengan bahasa
yang mudah dimengerti oleh orang yang mdengarkannya. Dan di Masjid Baitul Makmur
suheimi sangat disukai oleh jemaah sehingga Suheimi berdakwah tidak membosankan
jamaah dan suheimi disini sudah 7 tahun berkhotbah dan materi yang disampaikan sesuai
Hal yang sama juga diungkapkan oleh H. yunizar peraman yang merupakan mantan
pengurus Masjid Nurul Iman Padang : “Dakwah yang disampaikan oleh Suheimi selalu
konsisten dengan bidang ilmu yang dimilikinya dan bahasa yang digunakan adalah bahasa
Sedangkan Dr. Rusdi Aziz menerangkan bahwa Suheimi dalam memberikan materi
dakwah terfokus terhadap suatu permasalahan yang disampaikan adalah masalah yang praktis
dan sesuai dengan ilmu kedokteran dan dapat diterima oleh rasional dan analogis.[85]
bahasa yang mudah dipahami dan mudah dicerna oleh para mad’u, hal ini disebabkan materi
dakwah yagn disampaikannya materi yang dikuasainya dan menyangkut persoalan yang
dihadapi masyarakat sehari-hari (tentang kesehatan). Hal ini juga di pertegas oleh Buya H.
Mas’oed Abidin : “Keberhasilan dakwah suheimi adalah dia menyampaikan materi dakwah
tersebut yang sangat didukung oleh kepribadiannya dan ditunjang oleh ilmunya dan Suheimi
mampu memadukan antara ilmu yang bersumberkan kepada Al-qur’an dengan ilmu
Qauniyah serta mampu mengambil Alam takambang Jadi Guru yang mengambil berbagai
Dengan menggunakan bahasa yang lembut dan mudah dicerna oleh mad’u, Suheimi
mampu menyuguhkan materi dakwah dengan baik dan menyederhanakan berbagai persoalan.
AIDS merupakan penyakit yang ditimbulkan oleh virus HIV yang berbentuk bulat
seperti cakram dengan adanya efek-efek disekitarnya. Virus AIDS menyerang dan merusak
sistem pertahanan tubuh, dia menyerang sel-sel darah putih terutama T-Cell yang berfungsi
menimbulkan infeksi. B-cell menghasilkan anti body bila terjadi infeksi dan T-4 Cell yang
bertugas mengindentivikasi virus. Menyerang B-Cell untuk menghasilkan anti body serta
mengaktifkan sistem immun dalam tubuh. Virus ini masuk ke dalam aliran terminal terakhir.
Didalamnya sudah terbakar dan pengobatan serta penyesalanpun tiba kenapa perbuatan itu
telah dilakukan. Dan saya teringat salah satu firman Allah dalam surat Al Israa ayat 32 :
“Dan janganlah kamu dekati zina, sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji, suatu
jalan yang buruk”. Masalah ini sewaktu saya mengikuti seminar tentang penyakit yang
diakibatkan oleh hubungan seks yang dihadiri oleh dokter, ulama dan kiyai.[87]
Juga tentang masalah pendidikan anak melalui ASI, Suheimi lebih mengkaji masalah
disebabkan oleh luka akibat plasenta yang pada masa kehamilan melekat pada selaput
dinding rahim. Pada waktu menyusui terjadilah kontraksi sehingga aliran darah ke kandungan
menajdi lancar dan mengalirkan hormon proktalin dan okstitusin yang mempercepat
pertumbuhan sel kandungan yang akhirnay penyembuhan luka pada rahim berlangsung
optimal. ASI merupakan imunisasi bayi, tanpa ASI berarti bayi yang kurang daya kekebalan
tubuh dan rentan terhadpa penyakit seumur hidup. Menyusui diperlukan karena mengurangi
resiko infeksi pada rahim yang setelah melahirkan kondisinya lemah. Dan untuk semua itu
saya teringat akan firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 233 :
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh yaitu bagi yang
menggabungkan antara penciptaan manusia yang terdapat dalam Al-qur’an dengan proses
terbentuknya manusia dari kajian ilmu kedokteran. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Suheimi :
Testis dan ovarium akan menghasilkan sperma dan ovum yang akan bergabung
menjadi satu dalam perkawinan. Gabungan sperma dengan ovum disebut dengan nutfah
(zygote), nutfah membelah diri dari satu mejadi 2, 2 menjadi 4, 4 menjadi 8, 8 menjadi 16, 16
menjadi 32, masing-masing sel akan membentuk sistem, ada yang menajdi mata, telinga,
kaki, kulit, usus, jantung, dengan semua sistem. Kemudian disebut dalam Al-qur’an, dia
menjadi alqah (segumpal daging), banyakyang menafsirkan alqahitu seperti benda yang
mengantung pada chorion, pada jonjot-jonjot vili khorilis yang nantinya akan berubah
menjadi kakak anak (plasenta) yang tergantung pada plasenta melalui tali pusat. Dan saya
teringat akan firman Allah dalam surat Al Mukminun ayat 12-14: “Sesungguhnya telah kami
ciptakan manusia dari sari pati tanah. Kemudian kami jadikan sari pati itu air mani (yang
tersimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim), kemudian air mani itu kami jadikan segumpal
darah dan segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging dan segumpal daging itu kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian
Selain itu Suheimi juga mengungkapkan masalah rahasia dari buah korma yang
sangat dianjurkan oleh Rasulullah kepada umat Islam sewaktu akan berbuka puasa.
Saya coba-coba mencari keterangan kenapa Nabi menganjurkan makan buah korma,
buah-buahan atau makan-makanan yang tidak dimasak terlebih dahulu untuk berbuka puasa.
Dalam keterangan yang saya peroleh disebutkan bahwa buah-buahan yang dimakan akan
merangsang terbentuknya air ludah dan ludah lambung. Air ludah dan ludah lambung akan
membantu pencernaan dan penyerapan makanan, sehingga makanan dalam bentuk apapun
telah dilumatkan oleh gigi geligi dan saluran pencernaan. Enzim itulah yang bekerja dan
sangat membantu proses pencernaan sehingga sari makanan dengan sempurna dapat diserap
dan dimanfaatkan oleh tubuh. Inilah yang akan menyongsong dan menguatkan tubuh.
Kekurangan enzim dan ludah lambung inilah yang banyak menimbulkan gejala penyakit dan
melemahkan daya tahan tubuh. Cairan menimbulkan gejala penyakit dan melemahkan daya
tahan tubuh. Cairan lambung dan asam lambung yang terbentuk sangat perlu untuk
menetralisir makanan yang sudah dicerna atau ada makanan yang mengandung kuman dan
bakteri akan dimusnahkan oleh cairan lambung. Cairan lambung sangat perlu untuk
menambah dan merangsang nafsu makan. Sekarang sya baru tahu dan mengerti apa yang
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW 14 abad yang lalu, ternyata sangat baik dan perlu
untuk kesehatan sehingga kian percaya, yakin dan kagum akan kelebihan dan keunggulan
dilakukan pada tanggal 22 Agustus di Masjid Nurul Iman dan materi yang disampaikan oleh
Suheimi sewaktu menjadi khatib pada wkatu itu di Nurul Iman adalah :
Orang-orang yang sukses adlaah orang yang mampu menjalin silaturrahim dan
bersilaturrahim itu adalah menjaga hubungan sesama manusia (hablumminannas), dan orang
yang mempu menjaga hubungan dengan sesama manusia biasanya dikaitkan dengan
hablumminallah, dan orang-orang mampu menjaga hubungan baiknya dengan manusia dan
hubungan dengan Allah, maka orang inilah yang mendapatkan pahala dan orang banyak
pahala disebut pahalawan. Yang paling penting pada zaman sekarang ini adalah abgaimana
kemampukan seseorang merebut hati orang lain dan orang itu akan menjadi orang yang
sukses dalam hidupnya. Pada saat sekarang ini kebanyakan banyak diantara kita yang lesu
darah dan sedang kurang darah. Dan kalaulah ada kita yang mampu memberikan darah untuk
keberadaan orang lain maka ia akan menjadi pahlawan. Soal transfusi darah ini, saya teringat
sewaktu saya menjadi mahasiswa pada tahun 1969 itu yang pertama kali saya
menyumbangkan darah. Pada waktu itu saya dinas malam di RS. DR. M. Djamil di bagian
kebidanan, dikeheningan malam dipecahkan oleh raungan sirine yang datangnya dari Solok
yang membawa pasien dari Sumani dan sewaktu diraba perutnya yang bengkak keras sekeras
papan dan saya tidak bisa mendengarkan bunyi jantung anak dan kain panjagn yang
dipakainya itu penuh bergelimangan darah, darah yang telah menjadi hitam tetapi tidak
membeku. Dan ibu itu ingin melahirkan dengan baik, dengan obat-obatan ibu itu melahirkan
tetapi dengan anak yang sudah meninggal. Waktu anak dan kakak anak keluar terjadi
pendarahan. Dan pada waktu saya berkeinginan untuk menyumbangkan darah kepada Dr.
Mukhlis Hasan, dan setiap tetesan darah itu saya do’akan, do’a itu didengar oleh Allah yang
pada akhirnya ibu itu selamat. Saya tanya kepada teman saya yang telah menyumbangkan
darahnya sebanyak 150 kali sedangkan saya baru 27 kali. Bahwa ada kenikmatan yaitu
nikmatnya menyelamatkan orang. Sewaktu mengeluarkan darah sebanyak 250 cc sumsum
tulang kita akan aktif, ginjal kita akan aktif, limfa kita akan aktif, hati akan aktif dan akan
memproduksi sel-sel darah baru sehingga ceria dengan semangat baru. Dan orang-orang yang
berkhotbah di Masjid Nurul Iman pada tanggal 22 Agustus 2003, dimana pada sat itu
pengurus PMI Padang akan mengadakan donor darah untuk kemanusiaan. Materi khotbah
Suheimi adalah tentang masalah hubungan silaturrahim yagn dikaji masalah menolong
sesama yang salah satunya ikut dalam donor darah. Dalam khotbahnya Suheimi banyak
menyampaikan dampak yang ada pada diri pendonor dari segi kesehatan, dimana orang yang
banyak mengikuti donor darah akan terlihat wajah berseri kemerah-merahan karena darah
yang didonorkan berganti dengan darah yang baru dan materi itu dikaitkan dengan agama.
Sehingg pada waktu itu banyak yang ikut menyumbangkan darahnya ke PMI.
Dengan demikian penulis melihat dari pemaparan diatas, bahwa Suheimi dalam
berdakwah selalu menyesuaikan dengan keadaan dan kondisi serta kadar pemikiran
mad’unya. Sehingga materi yang disajikan dapat diterima oleh mad’u atau orang yang
mendengarkan.
Hal yang senada juga diungkapkan oleh H. Ali Amran yang juga sebagai seorang
mubaligh dan imam harian Masjid Nurul Iman bahwa dakwah Suheimi yang disampaikannya
itu menyentuh kehidupan umat dan sesuai dengan kondisi yang ada serta dakwah Suheimi
sesuai dengan realitas kehidupan dan bahasa yang digunakan adalah bahasa yang mudah
dipahami oleh orang yang mendengarkannya, seperti isi khotbah Suheimi pada hari Jum’at
tanggal 22 Agustus 2003, dimana pada saat itu PMI Cabang Padang akan mengadakan donor
darah dan pada saat itu khotbah Suheimi mengenai donor darah dan apa manfaat bagi tubuh
orang yang ikut menyumbangkan darahnya dalam kajian ilmu kesehatan dan dalam kajian
kondisi yang ada pada mad’u dimana dia akan memberikan khotbah. Pada penjelasan
sebelumnya telah penulis ungkapkan bahwa Suheimi dalam memberikan khotbah selalu b
ertanya ekpada gurunya yaitu H. Zainuddin Dt. Nan Gadang yang merupakan mertua
sekaligus sebagai guru tentang ayat apa yang cocok untuk disampaikannya. Dengan demikian
Suheimi melihat bagaimana materi yang cocok untuk disampaikan dengan keadaan mad’u.
Hampir setiap bulan saya harus pergi ke kampus Universitas Bung Hatta yaitu ke
masjidnya karena saya punya jadwal harus memberikan khotbah jum’at disana. Masjid yang
kecil terletak di dalam pekarangan kampus dengan nama yang sangat menarik yaitu Masjid
Nur Jannah atau cahaya dari syorga. Saya senang memberikan khotbah di situ, karena
pendengarnya kebanyakan par amahasiswa, dosen, staf dosen, sehingga saya dapat
yang merupakan pengurus Masjid Baitul Makmur yang berdekatan dengan kampus UNP,
bahwa Suheimi dalam memberikan materi dakwah di masjid ini materinya sesuai dengan
kondisi pemikiran orang yang mendengarkannya dan materi dakwahnya ilmiah, dimana
orang yang mendengarkan kebanyakan adalah mahasiswa, dosen, dan pegawai di berbagai
instansi.[94]
diatas, mampu memberikan materi yang dibutuhkan dan yang sedang berkembang. Suheimji
dalam khotbahnya tersebut mengungkapkan bahwa orang yang sukses adalah orang mengerti
dakwah yang berasal dari materi kesehatan dan kedokteran yang merupakan ilmu yang
dimiliki oleh Suheimi dan selalu dikaitkan dengan pengalaman hidup yang pernah dilaluinya
dan dengan ayat-ayat Al-qur’an yang merupakan sumber utama dari ilmu pengetahuan.
merupakan sarana dan prasarana yang sangat memegang peranan penting dalam pelaksanaan
totalitas kegiatan dakwah. Dengan demikian media dakwah yang digunakan oleh seorang da’I
untuk menyampaikan materi-materi dakwah kepada umat sangat luas. Media yang digunakan
tidak hanya media lisan seperti ceramah, khotbah dan lain-lain dan itu merupakan emdia yang
sudah lumrah di kalangan umat, namun seorang da’I harus mampu menggunakan emdia yang
alin seperti tulisan berupa ide-ide yang dituangkan diatas kertas yang bisa dipublikasikandi
medi acetak melalui surat kabar buletin, risalah dan bahkan apabila seorang da’I mempunyai
kemampuan untuk menajdi penulis, maka ide-idenya akan dimuat dalam sebuah buku.
Dengan banyak media yang dapat digunakan oleh da’I, maka Suheimi mampu menggunakan
beberapa media dakwah. Diantara media yang digunakan oleh Suheimi diantaranya :
1. Media Lisan
Pada pembahasan sebelumnya sudah dijelaskan bahwa media yang sangat lumrah atau yang
sudah sering digunakan oleh para da’I adalah media lisan. Materi yang disampaikan melalui
mimbar baik itu ceramah, khotbah maupun tabligh akbar, dimana mad’unya sangat tidak
terbatas dan banyak sehingga materi yang disampaikan sangat monoton. Suheimi yang
merupakan seorang dokter namun memiliki semangat dakwah juga mampu menggunakan
mimbar sebagai media dalam berdakwah. Dalam dakwah bil lisan Suheimi sudah pernah
menyampaikan dakwah di daerah Solok, Bukittinggi, Batu Sangkar, Painan, Payakumbuh dan
daerah yang lain. Sedangkan di kota Padang Suheimi sudah banyak memberikan dakwah,
sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya oleh Suheimi bahwa ia mulai berdakwah
Dalam berdakwah melalui mimbar Suheimi tidak terlepas dari materi yang sesuai
dengan ilmunya, dan dia juga pernah memberikan khotbah di berbagai masjid yang ada di
kota Padang. Diantaranya Masjid Nurul Iman, Masjid Taqwa Muhammadiyah, Masjid Baitul
Makmur Air Tawar, Masjid Nur Jannah UBH, Masjid Raya Ganting, Masjid Raya Pasar
Muhammadan, Masjid Rawang, Masjid Tahsin, Masjid Nurul Islam, Kantor gubernur
Pengajian bulanan, Khotbah Idul Fitri di UPI Lubeg, Khotbah Idul Adha di Lapangan
Ganting Bukittinggi dan masih banyak lagi masjid yang pernah Suheimi memberikan
khotbah.
dakwah, sehingga ilmku yang dimilikinya disampaikan kepada umat dengan kajian antara
ilmu kesehatan dengan permasalahan yang sedang dihadapi umat dengan kajian agama.
2. Media Tulisan
Suheimi yang memiliki kebiasaan menulis sejak kecil mampu menunjangnya untuk selalu
menulis setiap yang pernah dilaluinya. Suheimi mulai menulis seluruh pengalamannya dan
memasukkan kedalam internet sejak tahun 1994. Kebiasaan Suheimi dalam menulis
diungkapkan oleh Dr. Hj. Zurtias Suheimi bahwa Suheimi menulis itu merupakan sebuah
mengungkapkan bahwa setiap yang ditulis dikerjakan dan setiap yang dikerjakan ditulis.
Sedangkan yang memotivasi Suheimi untuk selalu menulis dimulai sejak mengikuti kursus di
Saya disuruh oleh atasan saya untuk belajar komputer agar kalau sudah pandai
memainkan komputer bisa dikirim ke Bandung. Saya sebetulnya enggan, karena saya dari
kecil sudah tertanam dalam diri saya ingin jadi dokter bukan menjadi juru tulis atau tukang
ketik. Tetapi karena dipaksa oleh atasan, maka saya ikuti kursus di Widyaloka. Dan akhirnya
saya ketagihan dengan komputer, kalau tiap jum’at anda membaca tulisan saya di Haluan,
semuaitu berkat komputer. Komputer juga sudah mengubah sifat saya yang malas menulis
menjadi orang yang rajin menulis. Sehingga ada sedikit saja kesempatan. Saya akan duduk di
media tulisan. Dakwah melalui tulisan yang dilakukan oleh Suheimi merupakan kumpulan-
kumpulan dari materi dakwah yang disampaikannya lewat ceramah, khotbah, seminar serta
tulisan-tulisan yang pernah dimuat dalam media massa, yang pada akhirnya dijadikan atau
Suheimi juga menulis di Harian Padang Ekspress sejak tahun 2001 dalam kolom
konsultasi seks dan kesehatan, melalui konsultasi seks dan kesehatan suheimi memberikan
jawaban tidak terlepas dari kajian kesehatan yang digabungkan dengan kajian agama.
masalah saya suka berkeringat. Sedikit bergerak keringat banjir dan takutnya nanti
menebarkan bau. Teman-teman pasti akan mengejek. Tolong saya, apa yang mesti saya
Jawab : Ibrar yang resah hidup ini tidak terlepas dari persoalan keringat, dimana-mana
orabg memeras keringat. Hingga detik ini tidak ada seorangpun yang keringatnya berbau
harum. Dan kita tahu b iasanya keringat kita keluar mana kala tubuh kita bergerak aktif.
Kadang-kadang keringat juga mengalir pada waktu udara panas atau waktu kita berada di
dalam ruangan yang tertutup. Tetapi seringkali ada orang yang selalu keluar keringat
meskipun udara tidak panas dan juga tidak bekerja. Sehingga sementara ia ngobrol bajunya
basah kuyub seperti orang yang sedang kepanasan. Orang yang sering mengeluarkan keringat
secara berkelebihan ini, mungkin saja mengalami ketegangan emosi yang tidak disadarinya.
Keringat yang berlebihanpun dapat juga disebabkan oleh penyakit tertentu, seperti keringat
diwaktu malam pada penderita paru-paru. Makanan tertentu dapat jug amenyebabkan
keluarnya kernigat dalam jumlah yagn banyak seperti makanan yang pedas atau minuman-
minuman yang merangsang seperti the, kopi dan coca cola. Gangguan hormon juga dapat
menimbulkan keluarnya keringat seperti pada penyakit gondok atau pada penderita penyakit
gula. Untuk itu ada baiknya kita simak firman Allah dalam surat At Taubah ayat 105 : “Dan
katakanlah : “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin
melihat pekerjaanmu itu dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui yang
ghaib dan yang nyata. Lalu diberikan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”.[97]
3.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Sebagaimana yang telah diungkapkan pada Bab II, bahwa materi dakwah merupakan
bahan yang disampaikan kepada mad’u yang bersumber kepada Al-qur’an dan Sunnah yang
berisikan tentang permasalahan aqidah, syari’ah, ibadah dan muamalah. Setiap materi
dakwah yang disampaikan oleh da’I haruslah sesuai dengan bidang keahliannya. Baik ia
seorang politikus, sastrawan, seniman, dokter, jurnalis dan lain sebagainya. Sehingga dakwah
yang disampaikan mencakup seluruh aspek kehidupan manusia dan materi yang disampaikan
Suheimi yang berprofesi sebagai seorang dokter yang mampu untuk berdakwah
dengan menyajikan dakwah dengan materi-materi kesehatan yang selalu berkaitan dengan
pengalaman yang pernah dilaluinya dan dengan ayat-ayat Al-qur’an yang berkaitan dengan
pokok masalah yang dibahasnya. Setiap materi yang telah disampaikan oleh Suheimi selalu
di tulis dan diberikan kepada pengurus Masjid dengan dibagikan kepada jamaah. Teks
khotbah tersebut diketik dan dimasukkan ke internet dan dari tulisan-tulisan khotbah tersebut
di cetak menjadi beberapa buku yang telah terbit disamping pengalaman hidup yang telah
Dalam memberikan materi dakwah Suheimi selalu menggunakan bahasa yang lugas,
dan mudah dipahami oleh orang yang mendengarkannya serta mudah dipahami oleh orang
yang membaca tulisan-tulisannya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Miko Kamal dan
Suharizal :
kepada kita semuka dengan bahasa yang lembut dan mudah dicerna. Dimana setiap tulisan
dengan cara mengambil contoh dari persoalan-persoalan hidup sehari-hari di sekitar kita.[98]
Dengan menggunakan bahasa yang lembut dan mudah dicerna oleh mad’u merupakan
kelebihan yang dimiliki oleh Suheimi dalam menyajikan dan menyuguhkan materi-materi
dakwah. Sebagaimana yang diungkapkan oleh H. Yurnalis yang merupakan pengurus Masjid
Baitul Makmur Air Tawar : “Suheimi dalam berdakwah selalu menyampaikan dengan bahasa
yang mudah dimengerti oleh orang yang mdengarkannya. Dan di Masjid Baitul Makmur
suheimi sangat disukai oleh jemaah sehingga Suheimi berdakwah tidak membosankan
jamaah dan suheimi disini sudah 7 tahun berkhotbah dan materi yang disampaikan sesuai
Hal yang sama juga diungkapkan oleh H. yunizar peraman yang merupakan mantan
pengurus Masjid Nurul Iman Padang : “Dakwah yang disampaikan oleh Suheimi selalu
konsisten dengan bidang ilmu yang dimilikinya dan bahasa yang digunakan adalah bahasa
dakwah terfokus terhadap suatu permasalahan yang disampaikan adalah masalah yang praktis
dan sesuai dengan ilmu kedokteran dan dapat diterima oleh rasional dan analogis.[101]
bahasa yang mudah dipahami dan mudah dicerna oleh para mad’u, hal ini disebabkan materi
dakwah yagn disampaikannya materi yang dikuasainya dan menyangkut persoalan yang
dihadapi masyarakat sehari-hari (tentang kesehatan). Hal ini juga di pertegas oleh Buya H.
Mas’oed Abidin : “Keberhasilan dakwah suheimi adalah dia menyampaikan materi dakwah
tersebut yang sangat didukung oleh kepribadiannya dan ditunjang oleh ilmunya dan Suheimi
mampu memadukan antara ilmu yang bersumberkan kepada Al-qur’an dengan ilmu
Qauniyah serta mampu mengambil Alam takambang Jadi Guru yang mengambil berbagai
Dengan menggunakan bahasa yang lembut dan mudah dicerna oleh mad’u, Suheimi
mampu menyuguhkan materi dakwah dengan baik dan menyederhanakan berbagai persoalan.
AIDS merupakan penyakit yang ditimbulkan oleh virus HIV yang berbentuk bulat
seperti cakram dengan adanya efek-efek disekitarnya. Virus AIDS menyerang dan merusak
sistem pertahanan tubuh, dia menyerang sel-sel darah putih terutama T-Cell yang berfungsi
menimbulkan infeksi. B-cell menghasilkan anti body bila terjadi infeksi dan T-4 Cell yang
bertugas mengindentivikasi virus. Menyerang B-Cell untuk menghasilkan anti body serta
mengaktifkan sistem immun dalam tubuh. Virus ini masuk ke dalam aliran terminal terakhir.
Didalamnya sudah terbakar dan pengobatan serta penyesalanpun tiba kenapa perbuatan itu
telah dilakukan. Dan saya teringat salah satu firman Allah dalam surat Al Israa ayat 32 :
“Dan janganlah kamu dekati zina, sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji, suatu
jalan yang buruk”. Masalah ini sewaktu saya mengikuti seminar tentang penyakit yang
diakibatkan oleh hubungan seks yang dihadiri oleh dokter, ulama dan kiyai.[103]
Juga tentang masalah pendidikan anak melalui ASI, Suheimi lebih mengkaji masalah
Setelah selesai persalinan diketahui bahwa jaringan pada rahim mudah terinfeksi yang
disebabkan oleh luka akibat plasenta yang pada masa kehamilan melekat pada selaput
dinding rahim. Pada waktu menyusui terjadilah kontraksi sehingga aliran darah ke kandungan
menajdi lancar dan mengalirkan hormon proktalin dan okstitusin yang mempercepat
pertumbuhan sel kandungan yang akhirnay penyembuhan luka pada rahim berlangsung
optimal. ASI merupakan imunisasi bayi, tanpa ASI berarti bayi yang kurang daya kekebalan
tubuh dan rentan terhadpa penyakit seumur hidup. Menyusui diperlukan karena mengurangi
resiko infeksi pada rahim yang setelah melahirkan kondisinya lemah. Dan untuk semua itu
saya teringat akan firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 233 :
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh yaitu bagi yang
menggabungkan antara penciptaan manusia yang terdapat dalam Al-qur’an dengan proses
terbentuknya manusia dari kajian ilmu kedokteran. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Suheimi :
Testis dan ovarium akan menghasilkan sperma dan ovum yang akan bergabung
menjadi satu dalam perkawinan. Gabungan sperma dengan ovum disebut dengan nutfah
(zygote), nutfah membelah diri dari satu mejadi 2, 2 menjadi 4, 4 menjadi 8, 8 menjadi 16, 16
menjadi 32, masing-masing sel akan membentuk sistem, ada yang menajdi mata, telinga,
kaki, kulit, usus, jantung, dengan semua sistem. Kemudian disebut dalam Al-qur’an, dia
menjadi alqah (segumpal daging), banyakyang menafsirkan alqahitu seperti benda yang
mengantung pada chorion, pada jonjot-jonjot vili khorilis yang nantinya akan berubah
menjadi kakak anak (plasenta) yang tergantung pada plasenta melalui tali pusat. Dan saya
teringat akan firman Allah dalam surat Al Mukminun ayat 12-14: “Sesungguhnya telah kami
ciptakan manusia dari sari pati tanah. Kemudian kami jadikan sari pati itu air mani (yang
tersimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim), kemudian air mani itu kami jadikan segumpal
darah dan segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging dan segumpal daging itu kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian
Selain itu Suheimi juga mengungkapkan masalah rahasia dari buah korma yang
sangat dianjurkan oleh Rasulullah kepada umat Islam sewaktu akan berbuka puasa.
Saya coba-coba mencari keterangan kenapa Nabi menganjurkan makan buah korma,
buah-buahan atau makan-makanan yang tidak dimasak terlebih dahulu untuk berbuka puasa.
Dalam keterangan yang saya peroleh disebutkan bahwa buah-buahan yang dimakan akan
merangsang terbentuknya air ludah dan ludah lambung. Air ludah dan ludah lambung akan
membantu pencernaan dan penyerapan makanan, sehingga makanan dalam bentuk apapun
telah dilumatkan oleh gigi geligi dan saluran pencernaan. Enzim itulah yang bekerja dan
sangat membantu proses pencernaan sehingga sari makanan dengan sempurna dapat diserap
dan dimanfaatkan oleh tubuh. Inilah yang akan menyongsong dan menguatkan tubuh.
Kekurangan enzim dan ludah lambung inilah yang banyak menimbulkan gejala penyakit dan
melemahkan daya tahan tubuh. Cairan menimbulkan gejala penyakit dan melemahkan daya
tahan tubuh. Cairan lambung dan asam lambung yang terbentuk sangat perlu untuk
menetralisir makanan yang sudah dicerna atau ada makanan yang mengandung kuman dan
bakteri akan dimusnahkan oleh cairan lambung. Cairan lambung sangat perlu untuk
menambah dan merangsang nafsu makan. Sekarang sya baru tahu dan mengerti apa yang
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW 14 abad yang lalu, ternyata sangat baik dan perlu
untuk kesehatan sehingga kian percaya, yakin dan kagum akan kelebihan dan keunggulan
Dan materi yang disampaikan oleh Suheimi tentang permasalahan donor darah yang
dilakukan pada tanggal 22 Agustus di Masjid Nurul Iman dan materi yang disampaikan oleh
Suheimi sewaktu menjadi khatib pada wkatu itu di Nurul Iman adalah :
Orang-orang yang sukses adlaah orang yang mampu menjalin silaturrahim dan
bersilaturrahim itu adalah menjaga hubungan sesama manusia (hablumminannas), dan orang
yang mempu menjaga hubungan dengan sesama manusia biasanya dikaitkan dengan
hablumminallah, dan orang-orang mampu menjaga hubungan baiknya dengan manusia dan
hubungan dengan Allah, maka orang inilah yang mendapatkan pahala dan orang banyak
pahala disebut pahalawan. Yang paling penting pada zaman sekarang ini adalah abgaimana
kemampukan seseorang merebut hati orang lain dan orang itu akan menjadi orang yang
sukses dalam hidupnya. Pada saat sekarang ini kebanyakan banyak diantara kita yang lesu
darah dan sedang kurang darah. Dan kalaulah ada kita yang mampu memberikan darah untuk
keberadaan orang lain maka ia akan menjadi pahlawan. Soal transfusi darah ini, saya teringat
sewaktu saya menjadi mahasiswa pada tahun 1969 itu yang pertama kali saya
menyumbangkan darah. Pada waktu itu saya dinas malam di RS. DR. M. Djamil di bagian
kebidanan, dikeheningan malam dipecahkan oleh raungan sirine yang datangnya dari Solok
yang membawa pasien dari Sumani dan sewaktu diraba perutnya yang bengkak keras sekeras
papan dan saya tidak bisa mendengarkan bunyi jantung anak dan kain panjagn yang
dipakainya itu penuh bergelimangan darah, darah yang telah menjadi hitam tetapi tidak
membeku. Dan ibu itu ingin melahirkan dengan baik, dengan obat-obatan ibu itu melahirkan
tetapi dengan anak yang sudah meninggal. Waktu anak dan kakak anak keluar terjadi
pendarahan. Dan pada waktu saya berkeinginan untuk menyumbangkan darah kepada Dr.
Mukhlis Hasan, dan setiap tetesan darah itu saya do’akan, do’a itu didengar oleh Allah yang
pada akhirnya ibu itu selamat. Saya tanya kepada teman saya yang telah menyumbangkan
darahnya sebanyak 150 kali sedangkan saya baru 27 kali. Bahwa ada kenikmatan yaitu
tulang kita akan aktif, ginjal kita akan aktif, limfa kita akan aktif, hati akan aktif dan akan
memproduksi sel-sel darah baru sehingga ceria dengan semangat baru. Dan orang-orang yang
berkhotbah di Masjid Nurul Iman pada tanggal 22 Agustus 2003, dimana pada sat itu
pengurus PMI Padang akan mengadakan donor darah untuk kemanusiaan. Materi khotbah
Suheimi adalah tentang masalah hubungan silaturrahim yagn dikaji masalah menolong
sesama yang salah satunya ikut dalam donor darah. Dalam khotbahnya Suheimi banyak
menyampaikan dampak yang ada pada diri pendonor dari segi kesehatan, dimana orang yang
banyak mengikuti donor darah akan terlihat wajah berseri kemerah-merahan karena darah
yang didonorkan berganti dengan darah yang baru dan materi itu dikaitkan dengan agama.
Sehingg pada waktu itu banyak yang ikut menyumbangkan darahnya ke PMI.
Dengan demikian penulis melihat dari pemaparan diatas, bahwa Suheimi dalam
berdakwah selalu menyesuaikan dengan keadaan dan kondisi serta kadar pemikiran
mad’unya. Sehingga materi yang disajikan dapat diterima oleh mad’u atau orang yang
mendengarkan.
Hal yang senada juga diungkapkan oleh H. Ali Amran yang juga sebagai seorang
mubaligh dan imam harian Masjid Nurul Iman bahwa dakwah Suheimi yang disampaikannya
itu menyentuh kehidupan umat dan sesuai dengan kondisi yang ada serta dakwah Suheimi
sesuai dengan realitas kehidupan dan bahasa yang digunakan adalah bahasa yang mudah
dipahami oleh orang yang mendengarkannya, seperti isi khotbah Suheimi pada hari Jum’at
tanggal 22 Agustus 2003, dimana pada saat itu PMI Cabang Padang akan mengadakan donor
darah dan pada saat itu khotbah Suheimi mengenai donor darah dan apa manfaat bagi tubuh
orang yang ikut menyumbangkan darahnya dalam kajian ilmu kesehatan dan dalam kajian
kondisi yang ada pada mad’u dimana dia akan memberikan khotbah. Pada penjelasan
sebelumnya telah penulis ungkapkan bahwa Suheimi dalam memberikan khotbah selalu b
ertanya ekpada gurunya yaitu H. Zainuddin Dt. Nan Gadang yang merupakan mertua
sekaligus sebagai guru tentang ayat apa yang cocok untuk disampaikannya. Dengan demikian
Suheimi melihat bagaimana materi yang cocok untuk disampaikan dengan keadaan mad’u.
Hampir setiap bulan saya harus pergi ke kampus Universitas Bung Hatta yaitu ke
masjidnya karena saya punya jadwal harus memberikan khotbah jum’at disana. Masjid yang
kecil terletak di dalam pekarangan kampus dengan nama yang sangat menarik yaitu Masjid
Nur Jannah atau cahaya dari syorga. Saya senang memberikan khotbah di situ, karena
pendengarnya kebanyakan par amahasiswa, dosen, staf dosen, sehingga saya dapat
bahwa Suheimi dalam memberikan materi dakwah di masjid ini materinya sesuai dengan
kondisi pemikiran orang yang mendengarkannya dan materi dakwahnya ilmiah, dimana
orang yang mendengarkan kebanyakan adalah mahasiswa, dosen, dan pegawai di berbagai
instansi.[110]
diatas, mampu memberikan materi yang dibutuhkan dan yang sedang berkembang. Suheimji
dalam khotbahnya tersebut mengungkapkan bahwa orang yang sukses adalah orang mengerti
dakwah yang berasal dari materi kesehatan dan kedokteran yang merupakan ilmu yang
dimiliki oleh Suheimi dan selalu dikaitkan dengan pengalaman hidup yang pernah dilaluinya
dan dengan ayat-ayat Al-qur’an yang merupakan sumber utama dari ilmu pengetahuan.
merupakan sarana dan prasarana yang sangat memegang peranan penting dalam pelaksanaan
totalitas kegiatan dakwah. Dengan demikian media dakwah yang digunakan oleh seorang da’I
untuk menyampaikan materi-materi dakwah kepada umat sangat luas. Media yang digunakan
tidak hanya media lisan seperti ceramah, khotbah dan lain-lain dan itu merupakan emdia yang
sudah lumrah di kalangan umat, namun seorang da’I harus mampu menggunakan emdia yang
alin seperti tulisan berupa ide-ide yang dituangkan diatas kertas yang bisa dipublikasikandi
medi acetak melalui surat kabar buletin, risalah dan bahkan apabila seorang da’I mempunyai
kemampuan untuk menajdi penulis, maka ide-idenya akan dimuat dalam sebuah buku.
Dengan banyak media yang dapat digunakan oleh da’I, maka Suheimi mampu menggunakan
beberapa media dakwah. Diantara media yang digunakan oleh Suheimi diantaranya :
4. Media Lisan
Pada pembahasan sebelumnya sudah dijelaskan bahwa media yang sangat lumrah atau yang
sudah sering digunakan oleh para da’I adalah media lisan. Materi yang disampaikan melalui
mimbar baik itu ceramah, khotbah maupun tabligh akbar, dimana mad’unya sangat tidak
terbatas dan banyak sehingga materi yang disampaikan sangat monoton. Suheimi yang
merupakan seorang dokter namun memiliki semangat dakwah juga mampu menggunakan
mimbar sebagai media dalam berdakwah. Dalam dakwah bil lisan Suheimi sudah pernah
menyampaikan dakwah di daerah Solok, Bukittinggi, Batu Sangkar, Painan, Payakumbuh dan
daerah yang lain. Sedangkan di kota Padang Suheimi sudah banyak memberikan dakwah,
sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya oleh Suheimi bahwa ia mulai berdakwah
Dalam berdakwah melalui mimbar Suheimi tidak terlepas dari materi yang sesuai
dengan ilmunya, dan dia juga pernah memberikan khotbah di berbagai masjid yang ada di
kota Padang. Diantaranya Masjid Nurul Iman, Masjid Taqwa Muhammadiyah, Masjid Baitul
Makmur Air Tawar, Masjid Nur Jannah UBH, Masjid Raya Ganting, Masjid Raya Pasar
Muhammadan, Masjid Rawang, Masjid Tahsin, Masjid Nurul Islam, Kantor gubernur
Pengajian bulanan, Khotbah Idul Fitri di UPI Lubeg, Khotbah Idul Adha di Lapangan
Ganting Bukittinggi dan masih banyak lagi masjid yang pernah Suheimi memberikan
khotbah.
Dengan sendirinya Suheimi mampu menggunakan media lisan dalam memberikan
dakwah, sehingga ilmku yang dimilikinya disampaikan kepada umat dengan kajian antara
ilmu kesehatan dengan permasalahan yang sedang dihadapi umat dengan kajian agama.
5. Media Tulisan
Suheimi yang memiliki kebiasaan menulis sejak kecil mampu menunjangnya untuk selalu
menulis setiap yang pernah dilaluinya. Suheimi mulai menulis seluruh pengalamannya dan
memasukkan kedalam internet sejak tahun 1994. Kebiasaan Suheimi dalam menulis
diungkapkan oleh Dr. Hj. Zurtias Suheimi bahwa Suheimi menulis itu merupakan sebuah
mengungkapkan bahwa setiap yang ditulis dikerjakan dan setiap yang dikerjakan ditulis.
Sedangkan yang memotivasi Suheimi untuk selalu menulis dimulai sejak mengikuti kursus di
Saya disuruh oleh atasan saya untuk belajar komputer agar kalau sudah pandai
memainkan komputer bisa dikirim ke Bandung. Saya sebetulnya enggan, karena saya dari
kecil sudah tertanam dalam diri saya ingin jadi dokter bukan menjadi juru tulis atau tukang
ketik. Tetapi karena dipaksa oleh atasan, maka saya ikuti kursus di Widyaloka. Dan akhirnya
saya ketagihan dengan komputer, kalau tiap jum’at anda membaca tulisan saya di Haluan,
semuaitu berkat komputer. Komputer juga sudah mengubah sifat saya yang malas menulis
menjadi orang yang rajin menulis. Sehingga ada sedikit saja kesempatan. Saya akan duduk di
media tulisan. Dakwah melalui tulisan yang dilakukan oleh Suheimi merupakan kumpulan-
kumpulan dari materi dakwah yang disampaikannya lewat ceramah, khotbah, seminar serta
tulisan-tulisan yang pernah dimuat dalam media massa, yang pada akhirnya dijadikan atau
Suheimi juga menulis di Harian Padang Ekspress sejak tahun 2001 dalam kolom
konsultasi seks dan kesehatan, melalui konsultasi seks dan kesehatan suheimi memberikan
jawaban tidak terlepas dari kajian kesehatan yang digabungkan dengan kajian agama.
“Tanya : Pak dokter Suheimi, saya punya sedikit keresahan untuk beraktivitas,
masalah saya suka berkeringat. Sedikit bergerak keringat banjir dan takutnya nanti
menebarkan bau. Teman-teman pasti akan mengejek. Tolong saya, apa yang mesti saya
Jawab : Ibrar yang resah hidup ini tidak terlepas dari persoalan keringat, dimana-mana
orabg memeras keringat. Hingga detik ini tidak ada seorangpun yang keringatnya berbau
harum. Dan kita tahu b iasanya keringat kita keluar mana kala tubuh kita bergerak aktif.
Kadang-kadang keringat juga mengalir pada waktu udara panas atau waktu kita berada di
dalam ruangan yang tertutup. Tetapi seringkali ada orang yang selalu keluar keringat
meskipun udara tidak panas dan juga tidak bekerja. Sehingga sementara ia ngobrol bajunya
basah kuyub seperti orang yang sedang kepanasan. Orang yang sering mengeluarkan keringat
secara berkelebihan ini, mungkin saja mengalami ketegangan emosi yang tidak disadarinya.
Keringat yang berlebihanpun dapat juga disebabkan oleh penyakit tertentu, seperti keringat
diwaktu malam pada penderita paru-paru. Makanan tertentu dapat jug amenyebabkan
keluarnya kernigat dalam jumlah yagn banyak seperti makanan yang pedas atau minuman-
minuman yang merangsang seperti the, kopi dan coca cola. Gangguan hormon juga dapat
menimbulkan keluarnya keringat seperti pada penyakit gondok atau pada penderita penyakit
gula. Untuk itu ada baiknya kita simak firman Allah dalam surat At Taubah ayat 105 : “Dan
katakanlah : “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin
melihat pekerjaanmu itu dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui yang
ghaib dan yang nyata. Lalu diberikan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan”.[113]
Kemudian masalah yang dihadapi oleh Hadisutrisno (Sijunjung) yaitu masalah lemah
sahwat sehingga menimbulkan pesimisnya untuk memiliki anak. Dan Suheimi memberikan
jawaban bahwa stres dapat mengakibatkan lemah sahwat seperti penyakit ginjal, penyakit
hati, depresi dan gangguan hormonal. Obat yang digunakan untk menurunkan tekanan darah,
obat anti epilepsy dan anti depresi juga dapat menimbulkan ereksi. Datanglah berdua dengan
pasangan anda untuk memeriksakan dan janganlah lupa berusaha kemudian panjatkan do’a.
untuk itu ingin saya petikan sebuah firman Allah dalam Al-qur’an untuk Hdisutrisno :
“Zakaria berkata : “Ya rabbku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedangkan aku telah
sangat tua dan isteriku yang mandul”, Allah berfirman “Demikianlah Alah berbuat apa yang
dikehendaki-Nya atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada
siapa yang dikehendaki-Nya) dan menjadi mandul siapa yang dikehendaki. Sesungguhnya
seks dan kesehatan yang diasuhnya melalui tulisan media massa untuk berdakwah.
Selain itu Suheimi juga melakukan dakwah melalui tulisan berupa buku-buku yang
telah diterbitkan, diantaranya adalah Jangan Biarkan Setetes Air Kembali Ke Laut yang
berisikan tentang Islam di tengah percaturan zaman, pernik-pernik kehidupan dan perjalanan
hidup yang pernah dilalui oleh Suheimi. Dalam tulisan tersebut banyak menyentuh tentang
persoalan hidup yang sedang dihadapi oleh umat manusia yang diuraikan oleh Suheimi
dengan pengalaman hidup yang pernah di lalainya dan dikaitkan dengan ayat-ayat Al-qur’an.
Sedangkan pada buku yang kedua NURHAMA Lima Puluh Petuah Hidup yang
menguraikan tentang petuah-petuah hidup yang sangat berguna untuk di petik pelajaran di
yang pernah dilalui oleh Suheimi dalam mengarungi kehidupan dengan siraman-siraman
pernik kehidupan yang patut untuk diambil pelajarannya. Buku yang ketiga adalah
dikemas dengan sedemikian rupa dengan menggunakan bahasa yang simpel dan mudah di
yang sangat sulit untuk memecahkannya, maka dalam buku ini Suheimi memaparkan
persoalan kehidupan dengan bahasa yang sangat mudah di pahami dan menyederhanakan
persoalan yang sesungguhnya rumit serta membeberkan realitas kehidupan warga negeri ini
yang penuh dengan fatamorgana. Buku keempat DR. H. K. Suheimi Menjawab (Seputar
Seks dan Kesehatan) yang berisikan tentang persoalan konsultasi seks dan kesehatan yang
diasuh oleh Suheimi di media cetak baik di Singggalang, Haluan dan Padang Ekspress. Dan
C. Rumah Sakit
Media dakwah yang tidak dimiliki oleh da’i-da’i yang lain adalah Rumah Sakit.
Suheimi seorang dokter yang memiliki semangat dakwah dan ditunjang dengan ilmu yang
dimilikinya untuk memberikan layanan kepada pasien dan mampu memanfaatkan serta
memadukan ilmu agama yang dimilikinya dengan ilmu kesehatan dan kedokteran dalam
menyampaikan ajaran Islam baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Sehingga
Rumah Sakit dan tempat praktek di gunakan oleh SUheimi untuk memberikan nasehat-
Sehingga Rumah Sakit digunakan sebagai media dakwah oleh Suheimi dalam
memberikan nasehat-nasehat sesuai dengan keluhan yang dialami oleh pasien. Sebagaimana
yang diungkapkan oleh Dr. Budi Mulyana salah seorang dokter di RS. DR. M. Djamil
Padang, para pasien senang berobat dengan Dr. K. H. Suheimi karena Dr. H. K. Suheimi mau
memasukkan nilai-nilai agama demi kesehatan anak yang ada dalam kandungan.[115]
dilaksanakan oleh orang-orang yang sakit dari pada orang yang sehat. Dengan demikian
Suheimi sendiri melihat bahwa nasehat sangat mudah diterima oleh mad’u atau orang sakit
yang sangat membutuhkan perhatian dan bimbingan sehingga ada kesejukan yang didapatkan
Diriwayatkan oleh Abu Daud dari Ibnu Abbas ia berkata : “Ditetapkan bagi
orang yang mengandung dan menyusui untuk boleh berbuka (tidak berpuasa) dan sebagai
gantinya memberi makan kepada orang miskin setiap harinya”. Setelah semua itu saya coba
jelaskan pada si ibu yang menjadi pasien saya, tampak matanya berbinar. Seulas senyumk
tersungging dari bibirnya, dia puas, dia lega dan wajahnya tidak seletih seperti tadi, dengan
Disini sangat jelas, bahwa kesempatan untuk bertatap muka dengan pasien
dipergunakan oleh Suheimi untuk menyampaikan ajaran Islam. Para pasien selain
mendapatkan obat kesehatan yang digunakan untuk tubuhnya juga mendapatkan siraman
D. Media Internet
Internet merupakan sebuah jaringan dunia luas dari komputer yaitu suatu alat
komunikasi dan sumber informasi dimana ribuan bahkan jutaan komputer yang ada diseluruh
dunia yang saling berhubungan mulai dari komputer rumahan, warinjgan (warnet) sampai
kepada komputer canggih yang dipergunakan oleh perusahaan besar yang digunakan secara
Kegunaan internet yang sangat penting adalah pertukaran pesan antar umat manusia
melalui elektronik mail. Manfaat dan kegunaan internet inilah memberi peluang yang sangat
besar bagi umat Islam khususnya para juru dakwah untuk ikut andil dalam mempergunakan
media internet sebagai media dakwah untuk menyampaikan informasi tentang ajaran Islam
Suheimi yang merupakan salah seorang dokter dan seorang da’I melihat bahwa
dengan kemajuan teknologi dan informasi dapat digunakan sebagai media dakwah. Suheimi
mulai mempergunakan internet sebagai media dakwah sejak tahun 1994 dimana setiap tulisan
yang berisikan perjalanan hidup baik di dalam negeri maupun perjalanan tour ke luar negeri
media dakwah tidak hanya beberapa orang saja yang dapat membaca melainkan ratusan
bahkan jutaan orang dapat membacanya dan tulisan itu tidak akan hilang sampai
kapanpun.[118]
Semua tulisan-tulisan yang dibuat selalu diketik dengan komputer dan dimasukkan ke
sebagai media dakwah yang sangat jarang digunakan oleh para juru dakwah mampu
mempergunakan internet sebagai media untuk menyebarluaskan ajaran agama. salah satu
tulisan yang dimasukkan oleh Suheimi ke dalam internet yang ditulis pada tanggal 28 April
1997 adalah :
Hari jum’at 4 Oktober 1991 seharusnya teman saya Dr. Nanang kembali ke Bandung
selesai memberikan penataran di kota Padang namun hari itu tidak sebuahpun pesawat
mendarat di kota Padang. Dari pagi dia menunggu di Bandara Tabing sampai sore tak
satupun pesawat yang bisa mendarat, maka hari itu pesawat tujuan Jakarta 3 buah dibatalkan
berangkat begitupun tujuan Singapura, Batam dan Palembang. Sehingga Dr. Nanang semakin
bingung karena ini pertama kalinya ke kota Padang. Kabut membuat pandangan terhalang,
kabut menyebabkan kerugian penerbangan dan kerugian para penumpang baik rugi materi
maupun rugi waktu. Di dalam tubuh kitapun sering ada kabut, kalau kabut mempunyai
hatipun tidak berseri lagi. Di zaman sekarang banyak hati yang berkabut, banyak m uka yang
berwajah suram dan cemberut serta banyak suasana yang tidak jernih lagi. Pada hal hatiinilah
yang sering dijadikan sebagai kontrol yang terdapat dalam tubuh kita, apapun yang kita
lakukan, yang diketahui dan yang tidak diketahui oleh manusia lain selalu dikontrol oleh hati.
Hati nuranilah yang selalu memberi penilaian terhadap apapun yang dikerjakan dan hati
nuranilah yang menegur salah atau betul yang kita kerjakan, apabila hati nurani telah
berkabut, maka hati itu tidak lagi bercahaya dan hati itu akan menjadi buta. Untuk itu saya
teringat akan firman Allah dalam surat Al Haji ayat 46 : “Maka dengan itu mereka dapat
memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena
sesungguhnya bukanlah mata yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang ada dalam
dada”.[119]
media cetak baik media cetak daerah seperti Haluan, Singgalang, Mimbar Minang maupun
hal ini disebabkan dalam menyampaikan materi dakwah kepada mad’u seorang da’i harus
mempersiapkan dengan matang sehingga materi yang disuguhkan dapat diterima dan
dipahami oleh mad’unya. Dalam hal ini metode memegang peranan yang sangat penting, hal
ini disebabkan karena metode itu akan banyak menentukan dan mempengaruhi hasil dari
Metode dakwah itu sangat diperlukan, karena sampai tidaknya materi dakwah kepada
mad’u sangat tergantung kepada metode yang digunakan oleh para da’i. hal ini disebabkan
karena metode dakwah merupakan cara penyampaian materi dakwah yang akan
mempengaruhi individu kelompok maupun masyarakat untuk menerima dakwah baik itu
metode agar materi yang disampaikan dapat diterima oleh mad’u. Namun sebelumnya penulis
ingin mengungkapkan bahwa Suheimi dalam berdakwah banyak meniru metode yang
diterapkan oleh guru-gurunya baik itu Suheimi sewaktu masih mengaji dengan H. Malik di
Surau Gurun Panjang Bukittingig. Menurut penuturan Suheimi b ahwa H. Malik dalam
disampaikan oleh H. Malik banyak yang disukai oleh murid-muridnya termasuk Suheimi
sendiri. Dan juga guru-guru Suheimi yang lain seperti ustadz Muchtar Yunus dan Ustadz
Ilyas Saman selalu memberikan materi dakwah dengan menggunakan metode cerita, dimana
Suheimi telah mengikuti pengajian dari kedua gurunya itu selama 2 tahun.
Dengan melihat keberhasilan dakwah yang disampaikan oleh gurunya itulah yang
menggunakan metode cerita ini orang yang mendengarkan akan selalu mengikuti materi yang
disebabkan adanya keingintahuan dari akhir cerita materi yang disampaikan.[120] Hal yang
senada juga diungkapkan oleh H. Yunizar Peramen, bahwa materi yang digunakan oleh
Suheimi dalam berdakwah adalah metode cerita sehingga banyak orang yang tertarik dan
Metode cerita ini dapat dilihat dari cara Suheimi dalam memaparkan materi dakwah
Setiap kami turuni ngarai, setiap kali itu pula kami bertemu dengan oplet cigak
baruak. Kadang-kadang di pendakian. Kalau di pendakian, maka oplet ini selalu mencuri
jalan dan memepet jalan ke kanan mungkin stirnya tidak dapat lagi dibantingkan secara
cigak baruak itu membana, tidak kuat lagi seolah-olah bertanya : “masih jauhkah pendakian”.
Terengah-engah, terseok-seok seperti orang sesak nafas, oplet itu melenguh mendaki sambil
membawa muatan yang sarat. Oplet itu sarat muatan bukan hanya di dalam badannya saja
tetapi juga ditendanya dan berketiding-ketiding pisang dari Sungai Jariang dan Nagari
Lambah dimuat orang. Kemudian di dalam badan oplet itu sarat dengan penumpang bagaikan
sardencis, penuh sesak dan sebagian dari penumpang bergayut dan bergantungan di pintu
mobil. Oplet cigak baruak itu sebetulnya sudah tua untuk memikul beban yang berat dan
pendakian yang sangat tinggi di Lembah Ngrai Sianok. Dinding sudah keropos, catnya tidak
tentu apa warnanya, tiap sebentar mesinnya panas serta bannya sudah licin. Sehingga oplet
tua itu yang sudah reot diberi beban yang bukan main beratnya. Lalu disuruh mendaki
Lembah Ngarai Sianok dan disuruh menempuh jalan-jalan yang berlubang seperti kubangan
kerbau serta berbatu dan jarang sekali oplet tua itu menempuh jalan yang licin dan mulus.
Sewaktu mobil itu masih baru, mesinnya masih kuat, bodinya masih utuh, tiap sebentar
mobil itu diperiksa, olinya setiap sebentar diganti, minyak remnya tidak boleh kurang,
bensinnya tidak boleh habis serta dindingnya m ulus dan berkilat. Dan tidak boleh muatannya
berlebih kalau ada muatan yang berlebih di turunkan, mobil itu dielus-elus dan dibanggakan
kesana kemari. Lalu saya merenung, hidup ini pun bagaikan mobil. Sewaktu badan sedang
kuat, apapun bisa dikerjakan dan dilakukan. Tetapi begitu mulai tua seperti oplet cigak
baruak yang berumur 45 tahun yang seharusnya bukan bebannya pun dipikul, keadaan
terseok-seok, dengan narfas yang sesak tetapi dipaksakan mendaki pendakian yang sambil
memikul beban-beban. Kadang-kadang beban yang seharusnya untuk truk tetapi juga dimuat
juga ke dalam mobil. Untuk semua itu patutlah kita pikirkan, selagi muda, tulang kuat, otot
dan otak masih kuat, pikiran yang masih jernih. Dianjurkan menabung sebanyak-banyaknya
dan berusaha sekuat-kuatnya untuk mempersiapkan hari tua. Di hari tua sudah menunggu
beban yang tidak semestinya dipikul harus disandang. Sedangkan badan telah letih, tulang
telah lemah, badan sudah sakit-sakitan dan bebanpun sudah bertumpuk serta kepada kita
diminta pertanggungjawaban. Untuk semua itu saya teringat akan firman Allah dalam surat
Alam N ashrah ayat 1-4 : “Bukankah sudah kamu lapangkan untukmu dadamu. Dan kami
menghilangkan darimu bebanmu. Dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena
Saya terkesan sekali akan kerjasama yang dijalin antara benang dan jarum. Tanpa
benang jarum tidak bisa apa-apa, begitu juga sebaliknya tanpa jarum benangpun tiada
artijnya. Jarum kalau berjalan sendiri akan menjadi tajam, bisa menusuk dan melukai dan
akan menjadi umpatan dan sesalan. Maka dari itu jarum membutuhkan teman untuk berjalan.
Selesai merenda yang selalu dipuji adalah benang dan dari jauh jarum bersyukur letihnya
sudah terobati. Dia tidak protes dan tidak cemburu serta tidak meminta untuk diikutsertakan
dalam pameran. Hidup ini bagaikan jarum dan benang dimana ada yang diikuti dan ada yang
mengikuti. Kerjasama antara benang dan jarum ini menghasilkan renda serta sulaman yang
aduhai indahnya. Ketekunan jarum keluar tempat yang sempit dan sulit dan kesabaran benang
mengikuti kehendak jarum agaknya perlu kita contoh. Hendaknya para pemimpin meniru
seperti jarum yang rela berkorban, sanggup menembus dan menempuh kesulitan-kesulitan.
Berani masuk kemana saja serta bersedia dipanggang dan diasah supaya bertambah tajam.
Dia tidak menuntut macam-macam setelah programnya selesai serta rela melihat engikutnya
dipuji-puji dan disanjung orang. Untuk saya teringat akan firman Allah dalam surat Al Ahzab
ayat 67 : “Dan mereka berkata : Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati para
pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan
yang benar.[123]
Melihat dari beberapa matri yang diungkapkan oleh Suheimi diatas, jelaslah bahwa
metode cerita sering dipakai dalam memberikan materi dakwah dan metode cerita itu selalu
memberikan dakwah dengan metode cerita ini Suheimi mampu mengambil hati mad’u untuk
selalu mengikuti dakwah yang disampaikan. Dengan demikian metode cerita merupakan ciri
bahasa yang mengandung sastra, artinya Suheimi mampu menyampaikan materi dakwah
mengungkapkan suatu permasalahan yang sedang dibahasnya dan bahasa yang digunakan
perumpamaan benda mati sama dengan benda hidup dalam memaparkan suatu persoalan
yang sedang di hadapi oleh umat. Dengan sendirinya Suheimi dalam berdakwah baik secara
lisan maupun tulisan menggunakan metode sastra, seperti yang diungkapkan Suheimi :
Di dalam tubuh kitapun sering ada kabut, kalau kabut itu mulai menyelimuti hati,
hatipun kelihatan suram dan orang yang tidak mempunyai hatipun tidak beseri lagi. Di zaman
sekarang banyak hati yang berkabut, banyak muka yang berwajah suram dan cemberut serta
banyak suasana yang tidak jernih lagi. Pada hal hati inilah yang sering dijadikan
sebagaikontrol sosial dan sering disebut dengan hati nurani. Hati nurani adalah kontrol sosial
yang terdapat dalam tubuh kita, apapun yang kita lakukan, yang diketahui dan yang tidak
diketahui oleh manusia lain selalu dikontrol oleh hait. Hati nuranilah yang selalu memberi
penilaian terhadap apapun yang dikerjakan dan hati nuranilahyang menegur salah atau betul
yang kita kerjakan, apabila hati nurani telah berkabut, maka hati itu tidak algi bercahaya dan
hati itu akan menjadi buta. Untuk itu saya teringat akan firman Allah dalam surat Al Haji ayat
46 : “Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang
dengan itu mereka dapat memahamai atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat
mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta adalah
Selain itu juga terdapat dalam salah satu materi yang lain :
Sewaktu saya mengunjungi Yayasan Pendidikan Anak Cacat di Solo disana banyak
cermin yang berguna untuk mengetahui posisi dan postur tubuh. Sehingga dengan adanya
cermin itu mereka dapat memperbaiki kesalahannya. Jadi cermin berfungsi sebagai koreksi
dan sebagai guru, dimana kata teman saya bahwa cermin itu adalah selalu berkata jujur selagi
dia masih datar, tetapi begitu cermin itu cekung atau cembung maka bayangan yang terjadi di
cermin sudah tidak benar. Maka dari itu sebaik-baiknya cermin dia hanya b isa melihat
melihat kulit bagian permukaannya saja. Untuk itu manusia membutuhkan cermin yang lebih
canggih yang dapat memantulkan bagian dalam tubuhnya. Sebaik-baiknya cermin adalah Al-
qur’an, karena kita dapat bertanya untuk mengetahui apa yang tidak ikita ketahui, Al-qur’an
Dengan Al-qur’an kita bhisa dekat dengan Allah. Maka dalam hidup kita ini butuh cermin
Melihat dari pemaparan diatas dapat penulis melihat bahwa Suheimi sering sekali
menggunakan bahasa yang mengandung unsur-unsur sastra, artinya bahasa yang digunakan
adalah bahasa yang dapat menyentuh qalbu orang yang mendengarkan. Suheimi sering kali
Suheimi adalah seorang dokter yang memiliki semangat dakwah dan ditunjang
dengan ilmu yang dimilikinya untuk memberikan layanan kepada pasien. Bagi Suheimi
kesempatan bertemu muka dengan pasien selalu digunakan untuk menyampaikan ajaran
Islam baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Sehingga Rumah Sakit dan tempat
praktek di gunakan oleh Suheimi untuk memberikan nasehat-nasehat kepada pasien selain
untuk berobat bagi pasiennya. Artinya metode yang digunakan oleh Suheimi terhadap pasien
adalah nasehat-nasehat yang sesuai dengan keluhan yang dihadapi oleh pasiennya.
Sebagaimana yang telah penulis ungkapkan pada pembahasan Bab I tentang permasalahan
yang dihadapi oleh Delvi yang memasuki usia kandungan 7 bulan dan Suheimi
menyarankannya untuk memperbanyak rukuk dan sujud serta memperbanyak meminum susu
dan makanan yang bergizi tinggi. Salah satu nasehat yang disampaikan oleh Suheimi kepada
pasiennya :
Beruntung sekali ibu saat ini,” kata saya sewaktu memeriksa seorang ibu hamil.
“Kenapa?” tanya seorang ibu dengan rasa ingin tahu. Lalu saya jawab karena sekarang bulan
ramadhan dan saya menerangkan kenapa ibu itu beruntung. Di bulan ramadhan merupakan
kesempatan baik untuk mendidik anak yang ada dalam kandungan dan di b ulan ramadhan
inilah kesempatan yang baik untuk memperkenalkanbayiyang ada dalam kandungan dengan
Allah. Dan ayat demi ayat yang dibaca merupakan upaya untuk memperkenalkan dan
memberikan sentuhan agama pada anak yang ada dalam kandungan. Saya sering
menganjurkan ibu hamil di bulan ramadhan untuk sering membaca surat Maryam agar anak
yang dikandungnya seperti Maryam yang cantik, elok dan luhur budi pekertinya dan surat
Yusuf agar anak yang dilahirkan seperti Yusuf gagah, jago mengelola keuangan dan ekonomi
Dari ungkapan diatas penulis melihat bahwa dengan memberikan nasehat kepada
pasien dengan sendirinya Suheimi telah menerapkan metode mau’izatul hasanah yaitu
memberikan pengajaran yang baik kepada pasiennya. Dengan demikian Suheimi selalu
kepada pasiennya. Sehingga selain mendapatkan obat dokter, pasien juga mendapatkan
siraman rohani.
Disini Suheimi selalu mengarahkan terhadap mad’u baik melalui mimbar maupun
terhadap pasien. Metode ini Suheimi gunakan dengan memberikan materi dakwah ditunjang
dengan pengalaman yang pernah dialami oleh Suheimi sendiri. Sedangkan kepada para
pasiennya, Suheimi berfungsi sebagai pembimbing, teman dekat, yang menyayangi dan
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Suheimi bahwa pesan-pesan dakwah atau nasehat yang
diberikan adalah nasehat yang menggembirakan agar pasien mau melaksanakan nasehat
tersebut.
metode tabsyir yang berguna untuk memberikan kabar gembira seperti pesan Suheimi kepada
pasiennya untuk banyak membaca surat Yusuf dan surat Maryam agar anak yang
A. Kesimpulan
disamping menjadi seorang dokter beliau juga mampu berdakwah melalui spesialisasi dalam
dengan ilmu kesehatan dan kedokteran dan selalu dikaitkan dengan pengalaman hidup yang
pernah dilalui serta materi tersebut dikaitkan dengan ayat-ayat Al-qur’an dan menggunakan
Media yang digunakan oleh Suheimi adalah media lisan sebagai media yang umum
digunakan oleh para juru dakwah, media tulisan, media elektronik (internet), media Rumah
Metode yang digunakan oleh Suheimi dalam berdakwah adalah metode cerita dan
juga menggunakan mau’izatul hasanah dan metode tabsyir berupa nasehat-nasehat yang baik
serta metode sastra dengan mengibaratkan benda mati sama dengan benda hidup dalam
1. Agar para lulusan yang bergerak di bidang dakwah memahami tugas dan kewajiban
secara benar.
2. Apapun profesi dan pekerjaan dapat melakukan dakwah yang kesemuanya itu sesuai
dengan bidang ilmu dan keahlian yang dimiliki serta metode dan media yang digunakan.
3. Kepada para juru dakwah agar mampu memperbanyak dan memperluas media yang
digunakan untuk menyebarkan ajaran Islam. Tidak hanya para juru dakwah itu mampu
melalui media lisan akan tetapi mampu menggunakan media tulisan terlebih lagi untuk
mampu menggunakan media internet sebagai media dakwah. Hal ini disebabkan tidak
semua orang dapat secara langsung untuk mendengarkan pengajian namun dengan
menggunakan media tulisan dan internet akan mampu menjangkau mad’u yang banyak
dan lebih luas. Maka sudah sepatutnya para juru dakwah untuk mengikuti jejak Suheimi
[1] Musthafa Ar-Rafi’I, Potret Juru Dakwah, terjemahan, (Jakarta, CV. Pustaka AL-
Kautsar, 2002), Cet. 1 h. 85-88.
[2]Ibid, h.98
[3]Ibid, h. 114
[4]Ibid, h. 123
[5]Ibid, h. 172
[6]Ibid, h. 180
[10] Dr. H. K. Suheimi, Jangan Biarkan Setetes Air Kembali Ke Laut, (Padang,
Anggrek Distributor, 2002), Cet. I h.v
[12] M. Arifin. M.ED, Psikologi Dakwah, (Jakarta, Bulan Bintang, 1997), Cet. I h. 17
[13] Dr. H. K. Suheimi, Nurhama lima puluh petuah hidup, (Padang, Anggrek
Distributor, 2002), Cet. I h. v
[15] Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta, Logos, 1997), Cet.
I h. 60
[18] Mahmud Yunus, Kamus Bahasa Arab-Indonesia, (Jakarta, Hidakarya Agung, 1973), Cet.
I h. 127
[20] Toha Yahya Omar, Ilmu Dakwah, (Jakarta, Widjaya, 1992), Cet. Ke-5, h. 1
[21] Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang, CV. Toha Putra, 1989), h. 421
[25] Ibid, h. 45
Syekh Ali Mahfuz, Hidayat al-Mursyidin ila Turuq al-Wa’z wa al Khitabah, (Dar al –
[26]
Misr, 1970), h. 18
[28] A. Hasyimi, Dustur Dakwah Menurut Al-qur’an, (Jakarta, Bulang Bintang, 1974), cet. 3
[30] Abdul Kadir Munsyi, Metode Diskusi Dalam Dakwah, (Surabaya, Al-Ikhlas, 1988), h. 18
[31] Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta, Logos, 1997), h. 31
Endang Syaifuddin Anshari, Wawasan Islam (Pokok Pikiran tentang Islam dan
[32]
Umatnya), (Jakarta, Rajawali Press, 1996), h. 190.
[33] Anwar Asy’ari, Studi Tentang Ilmu Dakwah, (Surabaya, PT. Bina Ilmu 1981), h. 38
[34] Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islamiyah, (Surabaya, Al-Ikhlas, 1983), h.
[35] Rasyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta, Bulan Bintang, 1994), h. 21
[37] H.M. Arifin, Psikologi Dakwah, Suatu Pengantar Studi, (Jakarta, Bumi Aksara, 1991), h.
4
Abu A’la Al-Maududi, Petunjuk Juru Dakwah, Terjemahan, (Jakarta, Media dakwah,
[38]
1994), Cet. 3h. 9-10
Hamzah Ya’cub, Publisistik Islam Seni dan Teknik Dakwah, (Bandung, Diponegoro,
[40]
1981), h. 30
[41] Ibid, h. 50
[44] KH. Irfan Hielmi, Dakwah bil Hikmah (Yogyakarta, Mitra Pustaka, 2002), Cet. 1, h. 73)
Rafi’uddin dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip-prinsip dan Strategi Dakwah (Bandung,
[46]
CV. Pustaka Setia, 1997), h. 48-49
KH. E.Z. Muttaqien, Peranan Dakwah Dalam Pembangunan Manusia. (Surabaya, PT.
[47]
Bina Ilmu, 1982), Cet. Ke-1, h. 66-67.
Salahuddin Sanusi, Pembahasan Tentang Prinsi-Prinsip Dakwah Islamiyah. (Semarang,
[48]
Ramadhani, 1989), h. 111
[50] Depag RI, Al-qur’an dan Terjemahnya, (Semarang, CV. Toha Putra, 1989), h. 421
[51] Hamka, Tafsir Al Azhar, (Jakarta, Pustaka Panji Mas 1983), Juz. 14, h. 321
[53] Mahmud Yunus, Tafsir Al-qur’an, (Jakarta, Hidakarya Agung, 1992), h. 399
Muhammad Husein Yusuf, Dibalik Strategi Dakwah Rasullah, Terjemahan oleh Sukriadi
[58]
Sambas dan Rosihan Anwar, (Bandung, Mandiri Press, 1999), h. 48
[61] Musthafa Yakub, Sejarah dan Metode Dakwah Nabi, (Jakarta, Pustaka Firdaus, 1997), h.
2
[63] Mahmud Yunus, Pedoman Dakwah Islamiyah, (Jakarta, Hidakarya Agung, 1990), h. 23
[69] Ibid, h. 10
[70] Ibid, h. 75
[71] Dr. H. K. Suheimi, Wawancara, Padang 11 Agustus 2003
Dr. H. K. Suheimi,, NURHAMA Lima Puluh Petuah Hidup, (Padang Anggrek Media,
[72]
2002)
[76] Dr. H. K. Suheimi, Jangan Biarkan Setetes Air Kembali Ke Laut, Op.cit,h.3
[80] Dr. H. K. Suheimi, Jangan Biarkan Setetes Air Kembali ke Laut, Op.cit, h. 102
Yurnalis, Pengurus Masjid Baitul Makmur Air Tawar, Wawancara, Padang 7 Agustus
[83]
2003
[85] Dr. Rusdi Aziz, PD 1 FK. Unand, Wawancara, Padang 9 Agustus 2003
[87]Dr. H. K. Suheimi, Sebagai Pembicara pada acara seminar tentang Penyakit Akibat
Hubungan Seks di Pangeran Beach Hotel Padang dan ini juga pernah disampaikan Suheimi
dalam khotbat.
Dr. H. K. Suheimi, Khotbah Jum’at, Masjid Baitul Makmur Air Tawar, Padang 16
[88]
Februari 2001
Dr. H. K. Suheimi, Khotbah Jum’at, Masjid Baitul Makmur Air Tawar, Padang 16
[89]
Februari 2000
Dr. H. K. Suheimi,, Khotbah Jum’at, Masjid Baitul Makmur Air Tawar, Padang 16
[90]
November 2002.
[91] Dr. H. K. Suheimi,, Khotbah Jum’at Masjid Nurul Iman Padang 22 Agustus 2003
[92] H. Ali Amran, Wawancara, Padang 22 Agustus 2003
[93] Dr. H. K. Suheimi, Jangan Biarkan Setetes Air Kembali Ke Laut. Op.cit, h. 63
[96] Dr. H. K. Suheimi, NURHAMA Lima Puluh Petuah Hidup. Op.cit, h. 156
Yurnalis, Pengurus Masjid Baitul Makmur Air Tawar, Wawancara, Padang 7 Agustus
[99]
2003
[101] Dr. Rusdi Aziz, PD 1 FK. Unand, Wawancara, Padang 9 Agustus 2003
[103]Dr. H. K. Suheimi, Sebagai Pembicara pada acara seminar tentang Penyakit Akibat
Hubungan Seks di Pangeran Beach Hotel Padang dan ini juga pernah disampaikan Suheimi
dalam khotbat.
Dr. H. K. Suheimi, Khotbah Jum’at, Masjid Baitul Makmur Air Tawar, Padang 16
[104]
Februari 2001
Dr. H. K. Suheimi, Khotbah Jum’at, Masjid Baitul Makmur Air Tawar, Padang 16
[105]
Februari 2000
Dr. H. K. Suheimi,, Khotbah Jum’at, Masjid Baitul Makmur Air Tawar, Padang 16
[106]
November 2002.
[107] Dr. H. K. Suheimi,, Khotbah Jum’at Masjid Nurul Iman Padang 22 Agustus 2003
[109] Dr. H. K. Suheimi, Jangan Biarkan Setetes Air Kembali Ke Laut. Op.cit, h. 63
[112] Dr. H. K. Suheimi, NURHAMA Lima Puluh Petuah Hidup. Op.cit, h. 156
[116] Dr. H. K. Suheimi,, NURHAMA Lima Puluh Petuah Hidup, Op.cit. h. 86-88
[125] Dr. H. K. Suheimi, NURHAMA Lima Puluh Petuah Hidup. Op.cit, h. 532
[126] Dr. H. K. Suheimi, Jangan Biarkan Setetes Air Kembali Ke Laut, op.cit. h. 18