Anda di halaman 1dari 5

MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DALAM ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.

Sejarah Revolusi Industri

Saat ini, kita hidup di era Revolusi Industri Keempat (Klaus Schwab, The Fourth Industrial
Revolution(2017)). Era yang diwarnai oleh kecerdasan buatan (artificial intelligence), era super
komputer, rekayasa genetika, teknologi nano, mobil otomatis, inovasi, dan perubahan yang
terjadi dalam kecepatan eksponensial yang akan mengakibatkan dampak terhadap ekonomi,
industri, pemerintahan, politik, bahkan membuka perdebatan atas definisi manusia itu sendiri.
Era yang menegaskan dunia sebagai kampung global (Marshall McLuhan, The Gutenberg
Galaxy: The Making of Typographic Man (1962) Revolusi industri generasi keempat ini
ditandai dengan kemunculan superkomputer, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, editing
genetik dan perkembangan neuroteknologi yang memungkinkan manusia untuk lebih
mengoptimalkan fungsi otak. Hal inilah yang disampaikan oleh Klaus Schwab, Founder dan
Executive Chairman of the World Economic Forum dalam bukunya The Fourth Industrial
Revolution. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia
sebagaimana revolusi generasi pertama melahirkan sejarah ketika tenaga manusia dan hewan
digantikan oleh kemunculan mesin. Salah satunya adalah kemunculan mesin uap pada abad ke-
18. Revolusi ini dicatat oleh sejarah berhasil mengerek naik perekonomian secara dramatis di
mana selama dua abad setelah Revolusi Industri terjadi peningkatan rata-rata pendapatan
perkapita Negara-negara di dunia menjadi enam kali lipat.

Revolusi Industri merupakan periode antara tahun 1750-1850 di mana terjadinya


perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi,
dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan
budaya di dunia. Revolusi Industri dimulai dari Britania Raya dan kemudian menyebar ke
seluruh Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang, dan menyebar ke seluruh dunia.

Revolusi industri keempat merupakan era digital ketika semua mesin terhubung melalui
sistem internet atau cyber system. Situasi membawa dampak perubahan besar di mastarakat.
Contoh kasus, televisi yang selama ini menjadi satu-satunya produksen hiburan dan informasi
berlahan mulai ditinggalkan. Sebaliknya banyak konsumen (publik) yang justru beralih ke
kanal media sosial (youtube, Instagram dll). Baik dalam beriklan produk, mencari informasi,
hiburan dan lain-lain. Inilah gejala baru revolusi industri keempat. Tak jauh berbeda dengan
revolusi-revolusi industri sebelumnya, revolusi industri keempat juga sama pentingnya. Secara
umum, definisi revolusi industri adalah ketika kemajuan teknologi yang besar disertai dengan
perubahan sosial ekonomi dan budaya yang signifikan.

Pada revolusi industri pertama, dari akhir 1700 sampai pertengahan 1800an, menandai
transisi dari pembuatan barang menggunakan tangan dengan beralih ke mesin. Dimulai di
Inggris dan diadopsi di Belgia, Prancis, AS dan menjalar ke negara-negara lain. Sementara
revolusi industri kedua dimulai pada akhir 1800-an. Sebagian besar sebagai hasil dari
penemuan listrik. Diantaranya era produksi massal dan jalur perakitan. Penyebaran teknologi
yang luas seperti transportasi, telegraf, kereta api, gas dan air. Situasi ini menimbulkan
pergerakan manusia dan informasi tidak seperti sebelumnya. Dan yang terpenting adalah
menyebabkan produksi barang seperti mobil, pupuk dan minyak bumi. Sementara itu, revolusi
industri ketiga muncul saat pengenalan komputer dan elektronik digital lainnya di tahun
1950an. Di antara perubahan kunci adalah otomasi, yang menyebabkan kenaikan Cina.

Revolusi Industri 4.0

Era revolusi industri 4.0 juga mengubah cara pandang tentang pendidikan. Perubahan
yang dilakukan tidak hanya sekadar cara mengajar, tetapi jauh yang lebih esensial, yakni
perubahan cara pandang terhadap konsep pendidikan itu sendiri. Pendidikan setidaknya harus
mampu menyiapkan anak didiknya menghadapi tiga hal:

a) menyiapkan anak untuk bisa bekerja yang pekerjaannya saat ini belum ada;
b) menyiapkan anak untuk bisa menyelesaikan masalah yang masalahnya saat ini belum muncul,
dan
c) menyiapkan anak untuk bisa menggunakan teknologi yang sekarang teknologinya belum
ditemukan. Sungguh sebuah pekerjaan rumah yang tidak mudah bagi dunia pendidikan.

Menghadapi Era Revolusi Industri

Untuk bisa menghadapi semua tantangan tersebut, syarat penting yang harus dipenuhi
adalah bagaimana menyiapkan kualifikasi dan kompetensi guru yang berkualitas. Pasalnya, di
era revolusi industri 4.0 profesi guru makin kompetitif. Setidaknya terdapat lima kualifikasi
dan kompetensi guru yang dibutuhkan di era 4.0. Kelimanya meliputi:
(1) Educational competence, kompetensi mendidik/pembelajaran berbasis internet of thing sebagai
basic skill di era ini;
(2) Competence for technological commercialization, punya kompetensi membawa siswa memiliki
sikap entrepreneurship (kewirausahaan) dengan teknologi atas hasil karya inovasi siswa;
(3) Competence in globalization, dunia tanpa sekat, tidak gagap terhadap berbagai budaya,
kompetensi hybrid, yaitu global competence dan keunggulan memecahkan problem nasional;
(4) Competence in future strategies, dunia mudah berubah dan berjalan cepat, sehingga punya
kompetensi memprediksi dengan tepat apa yang akan terjadi di masa depan dan strateginya,
dengan cara joint-lecture, joint-research, joint-resources, staff mobility dan rotasi, paham arah
SDG’s, dan lain sebagainya.
(5) Cconselor competence, mengingat ke depan masalah anak bukan pada kesulitan memahami
materi ajar, tapi lebih terkait masalah psikologis, stres akibat tekanan keadaan yang makin
komplek dan berat.

Tak terkecuali dalam pembelajaran, perubahan bisa dengan melakukan reorientasi


kurikulum untuk membangun kompetensi era revolusi industri 4.0 dan menyiapkan
pembelajaran berbasis daring dalam bentuk hybrid atau blended learning. Saat ini yang
namanya revolusi industri ke 4 dimulai dengan revolusi internet yang dimulai pada tahun 90-
an, nah tahun 90-an belum tahu kalau internet efeknya akan seperti hari ini. Hari ini seluruh
negara di dunia baru melihat apa efek dari Internet of things, Menghadapi era revolusi industri
4.0, peran pendidikan tinggi menjadi sangat penting, terutama dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Oleh karenanya, pendidikan tinggi yang berbasis riset harus
mendorong semakin terbukanya pengetahuan yang mampu meningkatkan kesejahteraan
manusia.

Pengaruh di bidang pendidikan


Tidak dapat kita pungkiri, dengan semakin canggihnya teknologi yang sedang berkembang
mau tidak mau membawa perubahan yang cukup signifikan di berbagai lintas sektor kehidupan.
Salah satu bahasan yang cukup menarik yakni terkait hubungan revolusi industri 4.0 dengan
sistem pendidikan di Indonesia, sesuai arahan MENRISTEKDIKTI terkait dampak industri 4.0
yakni dengan adanya ‘digitalisasi sistem’, mau tidak mau menuntut baik para dosen maupun
mahasiswa untuk mampu dengan cepat beradaptasi dengan perubahan yang ada. Sistem
pembelajaran yang semula berbasis pada tatap muka secara langsung di kelas, bukan tidak
mungkin akan dapat digantikan dengan sistem pembelajaran yang terintegrasikan melalui
jaringan internet (online learning). Adanya perubahan tersebut juga memiliki analisis risk-
benefit, di mana keuntungan yang bisa didapatkan antara lain mahasiswa tetap bisa belajar dan
tetap bisa mengakses materi pembelajaran tanpa harus hadir di kelas, hal ini pun menjadi
keuntungan tersendiri bagi siswa yang mengalami kendala dalam hal jarak dan finansial.
Menristekdikti menjelaskan ada lima elemen penting yang harus menjadi perhatian dan
akan dilaksanakan oleh Kemenristekdikti untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya
saing bangsa di era Revolusi Industri 4.0, yaitu:

1. Persiapan sistem pembelajaran yang lebih inovatif di perguruan tinggi seperti penyesuaian
kurikulum pembelajaran, dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam hal data
Information Technology (IT), Operational Technology (OT), Internet of Things (IoT), dan Big
Data Analitic, mengintegrasikan objek fisik, digital dan manusia untuk menghasilkan lulusan
perguruan tinggi yang kompetitif dan terampil terutama dalam aspek data literacy,
technological literacy and human literacy.
2. Rekonstruksi kebijakan kelembagaan pendidikan tinggi yang adaptif dan responsif terhadap
revolusi industri 4.0 dalam mengembangkan transdisiplin ilmu dan program studi yang
dibutuhkan. Selain itu, mulai diupayakannya program Cyber University, seperti sistem
perkuliahan distance learning, sehingga mengurangi intensitas pertemuan dosen dan
mahasiswa. Cyber University ini nantinya diharapkan menjadi solusi bagi anak bangsa di
pelosok daerah untuk menjangkau pendidikan tinggi yang berkualitas.
3. Persiapan sumber daya manusia khususnya dosen dan peneliti serta perekayasa yang
responsive, adaptif dan handal untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Selain itu, peremajaan
sarana prasarana dan pembangunan infrastruktur pendidikan, riset, dan inovasi juga perlu
dilakukan untuk menopang kualitas pendidikan, riset, dan inovasi.
4. Terobosan dalam riset dan pengembangan yang mendukung Revolusi Industri 4.0 dan
ekosistem riset dan pengembangan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas riset dan
pengembangan di Perguruan Tinggi, Lembaga Litbang, LPNK, Industri, dan Masyarakat.
5. Terobosan inovasi dan perkuatan sistem inovasi untuk meningkatkan produktivitas industri dan
meningkatkan perusahaan pemula berbasis teknologi.

Permasalahan :

1. Bagaimana cara kita sebagai calon guru untuk mempersiapkan diri menghadapi revolusi
Industri 4.0?
2. Bagaimana peran pelajar dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0?
3. Bagaimanakah pendapatmu tentang pengaplikasian artificial intelligence (kecerdasan buatan)
yang merupakan salah satu keunikan dari revolusi industri 4.0?

Diposting 9th May 2018 oleh Eka Satriaputra


http://ekasatriaputra26.blogspot.com/2018/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Anda mungkin juga menyukai