Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN

DENGAN PARTUS LAMA TERHADAP NY. “S”


DI RSUD BANYUDONO

Dosen Pembimbing : Herdini W.P, S.S.T

Disusun untuk Memenuhi Tugas


Kelompok PKK III

Disusun Oleh :
1. Diyah
2. Nur Baiti
3. Nur Choirotunnisa

AKADEMI KEBIDANAN ESTU UTOMO BOYOLALI


2009/2010
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji syukur kami panjatkan kehadirat


Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada saya
sehingga dapat menyelesaikan tugas Kelompok dengan judul Asuhan Kebidanan
Ibu Bersalin pada Ny. dengan Anemia Ringan, ini saya susun sebagai salah
satu tugas yang diberikan dosen pengampu lahan dari institusi. Penulisan ini
disusun berdasarkan pengamatan langsung yang telah saya dapatkan selama
mengikuti Pendidikan D3 Kebidanan Estu Utomo Boyolali.
Dalam penyusunan asuhan kebidanan ini penulis banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak berupa saran, motivasi, maupun bimbingan. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Ibu Yanti, S.S.T, M.Keb., selaku Direktur Utama Akademi Kebidanan Estu
Utomo Boyolali.
2. Ibu Atik Setyaningsih, S.Si.T, selaku dosen pembimbing institusi yang telah
memberikan bimbingan dalam asuhan kebidanan.
3. Orang tuaku yang selalu mendoakan dan memberikan bantuan spiritual dan
material.
4. Serta teman-teman sekalian yang sudab membantu yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu.
Karena itu penulis menyadari bahwa asuhan kebidanan ini belum
sempurna dan karena itu penulis menerima saran serta kritik yang membangun
demi kesempurnaan asuhan kebidanan. Penulis berharap semoga asuhan
kebidanan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Boyolali, Juli 2009

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Ruang Lingkup...............................................................................
C. Tujuan Penulisan............................................................................ 1
BAB II TINJAUAN TEORI.......................................................................
A. Pengertian....................................................................................... 2
B. Etiologi........................................................................................... 2
C. Patofisiologi................................................................................... 2
D. Gejala da Tingkat........................................................................... 3
BAB III TINJAUAN KASUS.................................................................... 5
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................... 14
BAB V PENUTUP...................................................................................... 15
A. Kesimpulan ................................................................................... 15
B. Saran............................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI

Dengan latar belakang budaya tertentu, masyarakat saat ini masih ada yang
mempercayakan proses persalinan dengan dukun, terutama pada masyarakat
pedesaan. Persalinan yang ditolong oleh dukun tidak selamanya berlangsung
dengan lancar, terkadang juga mengalami beberapa komplikasi seperti :
1. Persalinan lama
2. Retensio plasenta
3. Inversio uteri
4. Rupture uteri
5. Atonia uteri
6. Perdarahan post partum

Dalam hal ini, penulis membahas mengenai persalinan lama. Sebelum


penulis membahas mengenai partus lama, penulis akan membahas sedikit
mengenai persalinan yang normal.
Menurut WHO (1998) dan Mayles (1996) persalinan adalah serangkaian
kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan 37-42 minggu,
lahir spontan, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin, disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh bayi.

A. Tahapan Dalam Persalinan


Menurut Sarwono Prawirohardjo (2002), tahapan dalam persalinan di bagi
menjadi 3 kala yaitu :
1. Kala I (kala pembukaan)
Dimulainya dari saat persalinan sampai pembukaan lengkap 10 cm. Proses ini
dibagi menjadi 2 fase yaitu :
a. Fase laten (8 jam), servik membuka sampai 3 cm
b. Fase aktif (7 jam) servik, membuka dari 4 cm sampai 10 cm
Fase aktif dibagi menjadi 3 fase, yaitu :
1) Fase akselerasi : berlangsung selama 2 jam, pembukaan menjadi 4
cm
2) Fase dilatasi maksimal : berlangsung selama 2 jam, berlangsung cepat
dari 4 cm menjadi 9 cm
3) Fase deselerasi : berlangsung lambat dalam waktu 2 jam,
pembukaan menjadi 10 cm (lengkap)

2. Kala II (kala pengeluaran)


Dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir, berlangsung selama 2 jam
untuk primi dan 1 jam untuk multi.

3. Kala III (kala uri)


Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung
tidak lebih dari 30 menit.
Tanda-tanda lepasnya plasenta :
a. Uterus terdorong ke atas
b. Tali pusat bertambah panjang
c. Terjadinya perdarahan tiba-tiba
d. Uterus menjadi bundar

4. Kala IV (kala pengawasan)


Dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum.

B. Etiologi atau Penyebab Persalinan


Berdasarkan Buku Obstetri Fisiologi Fakultas Kedokteran UNPAD (1985).
apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui benar, yang ada
hanya merupakan teori-teori yang kompleks antara lain dikemukakan faktor-
faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada syaraf
dan nutrisi.
1. Teori penurunan hormon
1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen
dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penanganan otot-otot polos
rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul
his bila kadar progesteron menurun.
2. Teori plasenta menjadi tua
Akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang
menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan menimbulkan
kontraksi
3. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemia otot-otot
rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenter.
4. Teori iritasi mekanik
Dibelakang servik terletak ganglion servikale (fleksus frankenhauser) bila
ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin akan timbul
kontraksi uterus
5. Induksi partus (induction of labour)
Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan :
a. Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang fleksus
frankenhauser
b. Amniotomi : pemecahan ketuban
c. Oksitosin drips : pemberian oksitosin menurut tetesan per infus

C. Gejala atau Tanda-Tanda Persalinan


Sebelum terjadi persalinan, sebenarnya beberapa minggu sebelumnya
wanita memasuki bulannya atau minggunya atau harinya yang disebut kala
pendahuluan (preparatory stage of labor). Memberikan tanda-tanda sebagai
berikut :
1. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul, terutama pada primigravida dan pada multi begitu kentara.
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun
3. Perasaan sering-sering atau sulit kencing karena kandung kemih tertekan oleh
bagian terbawah janin
4. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah
dari uterus, kadang-kadang disebut “false labor pains”.
5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah, bisa
bercampur darah (bloody show)

D. Tanda - Tanda Inpartu


1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur
2. Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak karena
robekan-robekan kecil pada serviks.
3. Kadang-kadang pecah dengan sendirinya
4. Pada pemeriksaan dalam servik mendatar dan pembukaan telah ada seperti
telah dikemukakan terdahulu. Faktor-faktor yang berperan dalam
persalinan adalah:
a. Kekuatan mendorong keluar (power)
1) His (kontraksi uterus)
2) Kontraksi otot-otot dinding perut
3) Kontraksi diafragma
4) Dan ligamentous actiou terutama ligamentum rotundum
b. Faktor jalan lahir (passage)
Pada waktu partus akan terjadi perubahan-perubahan pada uterus,
servik, vagina dan dasar panggul.
c. Faktor janin (passenger)

Persalinan lama merupakan masalah besar di Indonesia, karena seperti kita


ketahui bahwa 80% dari persalinan terutama di daerah pedesaan masih di tolong
oleh dukun. Baru sedikit sekali dari dukun beranak ini yang telah ditatar sekedar
mendapat kursus dukun, karenanya kasus-kasus partus lama masih banyak
dijumpai, dan keadaan ini memaksa kita untuk berusaha menurunkan angka
kematian ibu maupun anak. Yang sangat ideal tentunya bagaimana mencegah
terjadinya partus lama. Persalinan pada primi biasanya lebih lama 5-6 jam dari
pada multi. Bila persalinan berlangsung lama, dapat menimbulkan komplikasi-
komplikasi, baik terhadap ibu mupun terhadap anak dan dapat meningkatkan
angka kematian ibu dan anak.

A. Definisi
Menurut Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH (1998), pengertian dari partus
lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primigravida dan
lebih dari 18 jam pada multigravida. Dilatasi serviks di kanan garis waspada
persalinan fase aktif.

B. Etiologi
Sebab-sebab terjadinya persalinan lama ini adalah multikomplek dan tentu
saja bergantung pada pengawasan selagi hamil, pertolongan persalinan yang baik
dan penatalaksanaannya. Faktor-faktor penyebabnya antara lain :
1. Kelainan letak janin
2. Kelainan-kelainan panggul
3. Kelainan kekuatan his dan mengejan
4. Pimpinan persalinan yang salah
5. Janin besar atau ada kelainan kongenital
6. Primi tua primer dan sekunder
7. Perut gantung, grandemulti
8. Ketuban pecah dini ketika servik masih menutup, keras dan belum mendatar
9. Analgesi dan anestesi yang berlebihan dalam fase laten
10. Wanita yang dependen, cemas dan ketakutan dengan orang tua yang
menemaninya ke rumah sakit merupakan calon partus lama.
C. Gejala Klinik
Menurut Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH (1998) gejala klinik partus lama
terjadi pada ibu dan juga pada janin.
1. Pada ibu
Gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat, pernapasan
cepat dan meteorismus. Di daerah lokal sering dijumpai: Ring v/d Bandle,
oedema serviks, cairan ketuban berbau, terdapat mekonium.
2. Pada janin :
a. Denyut jantung janin cepat atau hebat atau tidak teratur bahkan negarif, air
ketuban terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan, berbau.
b. Kaput succedaneum yang besar
c. Moulage kepala yang hebat
d. Kematian Janin Dalam Kandungan (KJDK)
e. Kematian Janin Intra Parental (KJIP)

Menurut Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, DSOG (1998), gejala utama
yang perlu diperhatikan pada partus lama antara lain :
1. Dehidrasi
2. Tanda infeksi : temperatur tinggi, nadi dan pernapasan, abdomen meteorismus
3. Pemeriksaan abdomen : meteorismus, lingkaran bandle tinggi, nyeri segmen
bawah rahim
4. Pemeriksaan lokal vulva vagina : edema vulva, cairan ketuban berbau, cairan
ketuban bercampur mekonium
5. Pemeriksaan dalam : edema servikalis, bagian terendah sulit di dorong ke atas,
terdapat kaput pada bagian terendah
6. Keadaan janin dalam rahim : asfiksia sampai terjadi kematian
7. Akhir dari persalinan lama : ruptura uteri imminens sampai ruptura uteri,
kematian karena perdarahan atau infeksi.
D. Klasifikasi Partus Lama
Harry Oxorn dan Willian R. Forte (1996) mengklasifikasikan partus lama
menjadi beberapa fase, yaitu :
1. Fase laten yang memanjang
Fase laten yang melampaui waktu 20 jam pada primigravida atau
waktu 14 jam pada multipara merupakan keadaan abnormal. Sebab-sebab fase
laten yang panjang mencakup :
a. Serviks belum matang pada awal persalinan
b. Posisi janin abnormal
c. Disproporsi fetopelvik
d. Persalinan disfungsional
e. Pemberian sedatif yang berlebihan
Serviks yang belum matang hanya memperpanjang fase laten, dan
kebanyakan serviks akan membuka secara normal begitu terjadi pendataran.
Sekalipun fase laten berlangsung lebih dari 20 jam, banyak pasien mencapai
dilatasi serviks yang normal ketika fase aktif mulai. Meskipun fase laten itu
menjemukan, tapi fase ini tidak berbahaya bagi ibu atau pun anak.

2. Fase aktif yang memanjang pada primigravida


Para primigravida, fase aktif yang lebih panjang dari 12 jam
merupakan keadaan abnormal, yang lebih penting daripada panjangnya fase
ini adalah kecepatan dilatasi serviks. Pemanjangan fase aktif menyertai :
a. Malposisi janin
b. Disproporsi fetopelvik
c. Penggunaan sedatif dan analgesik secara sembrono
d. Ketuban pecah sebelum dimulainya persalinan
Keadaan ini diikuti oleh peningkatan kelahiran dengan forceps tengah,
secsio caesarea dan cedera atau kematian janin. Periode aktif yang memanjang
dapat dibagi menjadi dua kelompok klinis yang utama, yaitu kelompok yang
masih menunjukkan kemajuan persalinan sekalipun dilatasi servik
berlangsung lambat dan kelompok yang benar-benar mengalami penghentian
dilatasi serviks.

3. Fase aktif yang memanjang pada multiparas


Fase aktif pada multipara yang berlangsung lebih dari 6 jam (rata-rata
2,5 jam) dan laju dilatasi serviks yang kurang dari 1,5 cm per jam merupakan
keadaan abnormal. Meskipun partus lama pada multipara lebih jarang
dijumpai dibandingkan dengan primigravida, namum karena ketidakacuhan
dan perasaan aman yang palsu, keadaan tersebut bisa mengakibatkan
malapetaka.
Kelahiran normal yang terjadi di waktu lampau tidak berarti bahwa
kelahiran berikutnya pasti normal kembali. Pengamatan yang cermat, upaya
menghindari kelahiran pervaginam yang traumatik dan pertimbangan secsio
caesarea merupakan tindakan penting dalam penatalaksanaan permasalahan
ini. Berikut ini ciri-ciri partus lama pada multipara :
a. Insedensinya kurang dari 1%
b. Mortalitas perinatalnya lebih tinggi dibandingkan pada primigravida
dengan partus lama
c. Jumlah bayi besar bermakna
d. Malpresentasi menimbulkan permasalahan
e. Prolapsus funiculi merupakan komplikasi
f. Perdarahan postpartum berbahaya
g. Rupture uteri terjadi pada grande multipara
h. Sebagian besar kelahirannya berlangsung spontan pervaginam
i. Ekstraksi forceps tengah lebih sering dilakukan
j. Angka secsio caesarea tinggi, sekitar 25%
E. Bahaya Partus Lama
Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH (1998), menjelaskan mengenai bahaya
partus lama bagi ibu dan janin, yaitu :
1. Bahaya bagi ibu
Partus lama menimbulkan efek berbahaya baik terhadap ibu maupun
anak. Beratnya cedera meningkat dengan semakin lamanya proses persalinan,
resiko tersebut naik dengan cepat setelah waktu 24 jam. Terdapat kenaikan
pada insidensi atonia uteri, laserasi, perdarahan, infeksi, kelelahan ibu dan
shock. Angka kelahiran dengan tindakan yang tinggi semakin memperburuk
bahaya bagi ibu.

2. Bahaya bagi janin


Semakin lama persalinan, semakin tinggi morbiditas serta mortalitas
janin dan semakin sering terjadi keadaan berikut ini :
a. Asfiksia akibat partus lama itu sendiri
b. Trauma cerebri yang disebabkan oleh penekanan pada kepala janin
c. Cedera akibat tindakan ekstraksi dan rotasi dengan forceps yang sulit
d. Pecahnya ketuban lama sebelum kelahiran. Keadaan ini mengakibatkan
terinfeksinya cairan ketuban dan selanjutnya dapat membawa infeksi paru-
paru serta infeksi sistemik pada janin.
Sekalipun tidak terdapat kerusakan yang nyata, bayi-bayi pada partus
lama memerlukan perawatan khusus. Sementara pertus lama tipe apapun
membawa akibat yang buruk bayi anak, bahaya tersebut lebih besar lagi
apalagi kemajuan persalinan pernah berhenti. Sebagian dokter beranggapan
sekalipun partus lama meningkatkan resiko pada anak selama persalinan,
namun pengaruhnya terhadap perkembangan bayi selanjutnya hanya sedikit.
Sebagian lagi menyatakan bahwa bayi yang dilahirkan melalui proses
persalinan yang panjang ternyata mengalami defisiensi intelektual sehingga
berbeda jelas dengan bayi-bayi yang lahir setelah persalinan normal.
F. Penatalaksanaan Pada Partus Lama
Menurut Harry Oxorn dan Willian R. Forte (1996), penatalaksanaan partus
lama antara lain :
1. Pencegahan
a. Persiapan kelahiran bayi dan perawatan prenatal yang baik akan
mengurangi insidensi partus lama.
b. Persalinan tidak boleh diinduksi atau dipaksakan kalau serviks belum
matang. Servik yang matang adalah servik yang panjangnya kurang dari
1,27 cm (0,5 inci), sudah mengalami pendataran, terbuka sehingga bisa
dimasuki sedikitnya satu jari dan lunak serta bisa dilebarkan.

2. Tindakan suportif
a. Selama persalinan, semangat pasien harus didukung. Kita harus
membesarkan hatinya dengan menghindari kata-kata yang dapat
menimbulkan kekhawatiran dalam diri pasien.
b. Intake cairan sedikitnya 2500 ml per hari. Pada semua partus lama, intake
cairan sebanyak ini di pertahankan melalui pemberian infus larutan
glukosa. Dehidrasi, dengan tanda adanya acetone dalam urine, harus
dicegah
c. Makanan yang dimakan dalam proses persalinan tidak akan tercerna
dengan baik. Makanan ini akan tertinggal dalam lambung sehingga
menimbulkan bahaya muntah dan aspirasi. Karena waktu itu, pada
persalinan yang berlangsung lama di pasang infus untuk pemberian kalori.
d. Pengosongan kandung kemih dan usus harus memadai. Kandung kemih
dan rectum yang penuh tidak saja menimbulkan perasaan lebih mudah
cidera dibanding dalam keadaan kosong.
e. Meskipun wanita yang berada dalam proses persalinan, harus
diistirahatkan dengan pemberian sedatif dan rasa nyerinya diredakan
dengan pemberian analgetik, namun semua preparat ini harus digunakan
dengan bijaksana. Narcosis dalam jumlah yang berlebihan dapat
mengganggu kontraksi dan membahayakan bayinya.
f. Pemeriksaan rectal atau vaginal harus dikerjakan dengan frekuensi sekecil
mungkin. Pemeriksaan ini menyakiti pasien dan meningkatkan resiko
infeksi. Setiap pemeriksaan harus dilakukan dengan maksud yang jelas.
g. Apabila hasil-hasil pemeriksaan menunjukkan adanya kemajuan dan
kelahiran diperkirakan terjadi dalam jangka waktu yang layak serta tidak
terdapat gawat janin ataupun ibu, tetapi suportif diberikan dan persalinan
dibiarkan berlangsung secara spontan.

3. Perawatan pendahuluan
Penatalaksanaan penderita dengan partus lama adalah sebagai berikut :
a. Suntikan Cortone acetate 100-200 mg intramuskular
b. Penisilin prokain : 1 juta IU intramuskular
c. Streptomisin 1 gr intramuskular
d. Infus cairan :
1) Larutan garam fisiologis
2) Larutan glukose 5-100% pada janin pertama : 1 liter/jam
e. Istirahat 1 jam untuk observasi, kecuali bila keadaan mengharuskan untuk
segera bertindak

4. Pertolongan
Dapat dilakukan partus spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep, manual aid
pada letak sungsang, embriotomi bila janin meninggal, seksio sesarea dan
lain-lain.
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA IBU BERSALIN
DENGAN PARTUS LAMA TERHADAP Ny. “S”
DI BPS HALIDA HANIM ANWAR SUKADANA
LAMPUNG TIMUR
TAHUN 2007

I. PENGUMPULAN DATA DASAR


A. IDENTITAS
Nama : Ny. Safira Nama suami : Tn. Rizal
Umur : 25 tahun umur : 30 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Suku : Jawa Suku : Lampung
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jln. Jend. Sudirman Alamat : Jln. Jend.
Sudirman
No. 210 Sukadana No. 210
Sukadana
Lampung Timur Lampung Timur

B. ANAMNESA
Tanggal 11 November 2007 pukul 14.00 WIB oleh Bidan Halida
1. Keluhan utama
Ibu mengatakan hamil anak pertama usia kehamilan 9 bulan
mengeluh perutnya mulas bagian bawah dan menjalar sampai ke
pinggang sejak pukul 10.00 WIB, terdapat pengeluaran pervaginam
lendir bercampur darah.
2. Tanda-tanda persalinan
His : ada, sejak tanggal 11 November 2007, pukul 10.00 WIB
dengan frekuensi 3 x setiap 10 menit, lamanya 40 detik. Ibu merasa
sakit pada perut bagian bawah menjalar sampai ke pinggang
3. Pengeluaran pervaginam
Ibu mengatakan sudah mengeluarkan darah bercampur lendir
4. Masalah-masalah khusus
Tidak ada masalah-masalah khusus yang dapat mempengaruhi
persalinan.
5. Riwayat kehamilan sekarang
HPHT : 5 Februari 2007
TP : 12 November 2007
Haid bulan sebelumnya : teratur, lamanya 7-8 hari, siklus : 28 hari
ANC : teratur, frekuensi 5 x di BPS Halida Hanim Umar
6. Riwayat imunisasi
Ibu mengatakan sudah mendapat imunisasi TT 1 dan TT2 lengkap
pada usia kehamilan 4 bulan dan 6 bulan oleh bidan.
7. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir
Ibu mengatakan gerakan janin yang dirasakan 10 x dalam 24 jam
8. Makan dan minum terakhir
Ibu mengatakan makan terakhir pada pukul 11.00 WIB dan minum
terakhir pada pukul 13.00 WIB
9. Pola eliminasi
Ibu BAB terakhir pada pukul 07.00 WIB dan BAK terakhir pada
pukul 12.15 WIB
10. Pola istirahat
Ibu mengatakan tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 8 jam
11. Psikologi
Ibu mengatakan cemas menanti kelahiran anak pertamanya

C. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
2. Status emosional : cemas menghadapi persalinan
3. Tanda-tanda vital :
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 37oC
RR : 20 x/menit
4. Pemeriksaan fisik
a. Rambut : bersih, tidak ada ketombe, tidak mudah
rontok
b. Wajah : simetris, tidak ada oedema
c. Mata : bentuk simetris, konjungtiva pucat, merah
muda, sklera tidak ikterik, kelopak mata
normal.
d. Hidung : bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada
polip, penciuman ibu baik
e. Mulut dan gigi : lidah dan geraham bersih, gigi tidak ada
lubang dan tidak ada caries
f. Telinga : bentuk simetris, bersih, fungsi pendengaran
baik
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan
vena jugularis
h. Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
i. Dada:
1) Jantung : tidak ada mur-mur
2) Paru : tidak ada wheezing dan ronchi.

3) Payudara :
Pembesaran : ada pembesaran
Simetris : kanan dan kiri
Pengeluaran : kolostrum ada
Puting susu : menonjol
Benjolan/tumor : tidak ada
Rasa nyeri : tidak ada
Lain-lain : tidak ada
j. Punggung dan pinggang
1) Posisi tulang belakang : lordosis
2) Pinggang (nyeri ketuk) : tidak ada
k. Ekstremitas atas dan bawah :
1) Oedema : tidak ada
2) Kemerahan : tidak ada
3) Kekakuan sendi dan otot : tidak ada
4) Varices : tidak ada
5) Refleks patella : ada (+)
l. Abdomen :
Luka bekas operasi : tidak ada, pembesaran perut sesuai
usia kehamilan
Konsistensi : lunak, benjolan : tidak ada
Pembesaran liver : tidak ada, kandung kemih : kosong
m. Pemeriksaan kebidanan :
a. Palpasi uterus
1) TFU : ½ Px-pusat (34 cm)
2) Kontraksi : ada

3) Fetus :
Letak : memanjang
Posisi : puka
Pergerakan : aktif
4) Presentasi : bokong
5) Frekuensi : 3x dalam 10 menit, intensitas 20-40
x/menit
6) Presentasi : kepala
7) Leopold :
Leopold I : bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak
melenting
Usia kehamilan menurut Mc. Donald:
TFU (cm) = 34 cm
3,5 3,5
= 9,7
= 9 bulan 7 hari
Taksiran Berat Janin (TBJ) = TFU (cm) – 11 x 155
= (34 – 11) x 155
= 3565 gr
= 3,6 Kg
Leopold II : bagian kanan ibu terasa datar, lebar, bagian
kiri teraba ekstremitas
Leopold III : teraba bulat, keras dan melenting
Leopold IV : bagian terendah janin sudah masuk PAP HII
Kandung kemih : kosong
b. Auskultasi
Denyut jantung janin 120x/menit dan teratur
Punctum maximum : bawah pusat sebelah kanan
c. Genetalia :
Inspeksi : vulva dan vagina tidak ada varises, tidak
ada luka, tidak ada kemerahan, terdapat
pengeluaran berupa lendir bercampur
darah, ketuban utuh, pada perineum tidak
ada bekas luka
Rectum : ibu mengatakan hari ini sudah BAB,
keadaan rectum kosong, perineum kaku
d. Pemeriksaan dalam pada pukul 15.00 WIB
Vulva atau perineum tidak ada varises, bisul ataupun
oedema, serviks mendatar dan tipis, pembukaan 2 cm,
selaput ketuban (+), bagian terendah: presentasi kepala
UUK kiri depan. Tali pusat tidak teraba.

Tabel pengawasan kala I


Kondisi Ibu Kondisi Janan
Ketu
Pemb. Obat
Tgl Waktu TD Temp Kontraksi Penurun ban /
Pols RR cairan yg
Servik (mmHg DJJ an Peny
(x/m’) (x/m’) (0 C) diberikan uterus/His
) Kepala usup
an
11-11-07 15.00 2 cm 120/70 80 24 36,5 - Kekuatan 124 4/5 +/O
sedang, his x/mnt
3x dalam 10 (+)
menit lama
< 20 detik
11-11-07 15.30 84 22 - Kekuatan 128 -
sedang, his x/mnt
3x dalam 10 (+)
menit lama
< 20 detik
11-11-07 16.00 82 22 - Kekuatan 130 -
sedang, his x/mnt
3x dalam 10 (+)
menit lama
< 20 detik
11-11-07 16.30 86 20 - Kekuatan 132 -
sedang, his x/mnt
3x dalam 10 (+)
menit lama
< 20 detik
11-11-07 17.00 90 24 - Kekuatan 128 -
sedang, his x/mnt
3x dalam 10 (+)
menit lama
< 20 detik
11-11-07 17.30 88 24 - Kekuatan 130 -
sedang, his x/mnt
3x dalam 10 (+)
menit lama
< 20 detik
11-11-07 18.00 85 22 - Kekuatan 130 -
sedang, his x/mnt
3x dalam 10 (+)
menit lama
< 20 detik
11-11-07 18.30 83 20 - Kekuatan 134 -
sedang, his x/mnt
3x dalam 10 (+)
menit lama
< 20 detik
11-11-07 19.00 3 cm 120/70 82 22 37 - Kekuatan 130 3/5 +/0
sedang, his x/mnt
3x dalam 10 (+)
menit lama
< 20 detik
11-11-07 19.30 84 26 Kekuatan 132
sedang, his x/mnt
3x dalam 10 (+)
menit lama
< 20 detik
11-11-07 20.00 86 24 Kekuatan 130
sedang, his x/mnt
3x dalam 10 (+)
menit lama
< 20 detik
11-11-07 20.30 84 24 Kekuatan 134
sedang, his x/mnt
3x dalam 10 (+)
menit lama
< 20 detik
11-11-07 21.00 82 26 Kekuatan 137
sedang, his x/mnt
3x dalam 10 (+)
menit lama
< 20 detik
11-11-07 21.30 80 22 Kekuatan 140
sedang, his x/mnt
3x dalam 10 (+)
menit lama
< 20 detik
11-11-07 22.00 84 24 Kekuatan 138
sedang, his x/mnt
3x dalam 10 (+)
menit lama
< 20 detik
11-11-07 22.30 84 22 Kekuatan 132
sedang, his x/mnt
3x dalam 10 (+)
menit lama
< 20 detik
11-11-07 23.00 5 cm 120/70 82 20 37 Kekuatan;eb 128 3/5 +/0
ih kuat dan x/mnt
nyeri, his 3x (+)
dalam 10
menit lama
< 20 detik

n. Pemeriksaan laboratorium
Darah : Hb : 11 gr%
Urine Protein : (-)
Glukosa: (-)

II. IDENTIFIKASI MASALAH, DIAGNOSA DAN KEBUTUHAN


1. Diagnosa
Ibu G1P0A0 hamil 38 minggu, janin tunggal, hidup, intra uterin,
presentasi kepala. Ibu inpartu kala I fase laten
Dasar : ibu mengatakan hamil anak pertama, HPHT 5 Februari 2007,
DJJ 126 x/menit, pada pemeriksaan dalam pembukaan 2 cm,
ketuban (+), presentasi kepala
2. Masalah :
Nyeri adanya his
Dasar : ibu mengatakan nyeri dan sakit pada saat his datang

3. Kebutuhan
a. Penyuluhan tentang pemenuhan cairan dan nutrisi bagi ibu
Dasar : untuk memenuhi kebutuhan energi bagi ibu dan mencegah
dehidrasi
b. Persiapan fisik dan mental ibu serta penyuluhan cara mengurangi
rasa nyeri
Dasar : agar ibu tenang dan tidak merasa takut dalam menghadapi
persalinan

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Potensial terjadi partus lama
Dasar : Inpartu kala I
Ibu hamil anak pertama

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA DAN


KOLABORASI
Kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan bila ada komplikasi pada
kala I dan proses persalinan

V. RENCANA TINDAKAN
1. a. Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini
b. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis
c. Observasi kala I menggunakan partograf dan kolaborasi bila ada
keluhan
d. Siapkan ruang bersalin, alat, kebutuhan fisik dan psikologis ibu
serta persiapan bidan
2. Penyuluhan cara mengedan yang efektif
a. Jelaskan manfaat mengejan efektif
b. Ajarkan ibu cara mengejan efektif
c. Observasi cara mengejan efektif
3. Penyuluhan mengatasi rasa nyeri
a. Jelaskan penyebab nyeri
b. Ajarkan cara mengatasi nyeri
4. Pemenuhan nutrisi
a. Beri ibu makan jika lapar
b. Beri ibu minuman manis sebagai penambah tenaga

VI. PELAKSANAAN
1. a. Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini, bahwa ibu telah
memasuki kala I persalinan
b. Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis
c. Melakukan observasi kala I menggunakan partograf, mengenai
DJJ, penurunan kepala, pembukaan serviks, frekuensi his dan tanda
vital
d. Persiapan persalinan:
1) Ruangan bersalin
2) Menyiapkan alat persalinan
Partus set
Heating set
Radian warmer
3) Menyiapkan alat resusitasi
Slym zuinger
4) Menyiapkan pakaian bayi
Memantau kemajuan persalinan
Partograf
PD setiap 4 jam atau indikasi inpartu
5) Menyiapkan alat penanganan syok dan perdarahan
6) Memenuhi kebutuhan fisik ibu
Makan dan minum
BAB dan BAK
7) Memenuhi kebutuhan psikologi ibu
Memberikan dukungan persalinan
8) Menyiapkan alat-alat untuk bidan
Mitela Skort Kacamata
Masker Handscone Sepatu boot
9) Melakukan penyuluhan cara mengejan efektif
Menjelaskan manfaat mengejan efektif pada ibu, apabila ibu
mengejan dengan baik dapat membantu mempercepat
penurunan kepala dan pengeluaran bayi.
Mengajarkan ibu cara mengejan efektif, mengejan dilakukan
pada saat his dan telah memasuki kala II persalinan, sehingga
diafragma berfungsi lebih baik. Badan ibu dilengkungkan
dengan dagu ibu di dada, kaki ditarik kearah badan sehingga
lingkungan badan dapat membantu mendorong janin
Mengobservasi cara mengejan ibu
2. Melakukan penyuluhan cara mengatasi rasa nyeri
a. Menjelaskan pada ibu penyebab nyeri. Nyeri disebabkan karena
adanya kontraksi pada dinding rahim yang akan membantu
mendorong janin untuk turun
b. Mengajarkan cara mengatasi nyeri. Ibu disuruh untuk berjalan-
jalan bisa masih bisa, kemudian menganjurkan ibu untuk tidur
dengan posisi miring kiri, agar pembukaan serviks lebih cepat

VII. EVALUASI
1. Ibu mengerti dengan kondisinya saat ini
2. Hasil pengawasan kala I dengan partograf
DJJ : 128 x/menit
Penurunan kepala : Hodge II
Tanda-tanda vital :
TD : 120/70 mmHg
Pols : 82 x/menit
RR : 20 x/menit
Temp : 37,50C

Frekuensi his : 3 x dalam 10 menit, teratur, lebih kuat dan nyeri,


lamanya kurang dari 20 detik
Pembukaan serviks 5 cm
Ibu berkemih sebanyak 200 ml

Kala II pukul 05.00 WIB


S : Ibu mengatakan perutnya mulas-mulas seperti ingin BAB dan keluar air
dari kemaluannya
O : 1. Dilakukan PD pada pukul 05.00 dengan hasil
a. Dinding vagina tidak terdapat kelainan
b. Perineum kaku, konsistensi portio lunak, tipis, effacement 90%
c. Pembukaan serviks 10 cm
d. Presentasi kepala, penurunan bagian terendah di Hodge IV kanan
depan
e. DJJ : 134 x/menit, teratur
f. Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TD : 120/70 mmHg RR : 22 x/menit
Pols : 80 x/menit Temp : 370C
g. Perineum menonjol, vulva membuka, ada tekanan dari anus

A : 1. Diagnosa
a. Ibu G1P0A0 inpartu kala II dengan partus lama
Dasar :
1) Kontraksi uterus 4x dalam 10 menit, lama 45 detik
2) Pembukaan lengkap
3) Portio tidak teraba, ketuban (-), perineum menonjol, anus dan
vulva membuka.
4) DJJ 134 x/menit

b. Potensial terjadi pemanjangan kala I fase aktif


Dasar :
Ibu hamil anak pertama
Pembukaan 10 cm, perineum kaku, ketuban (-)
Kala II berlangsung selama 8 jam

2. Masalah
Ibu cemas menghadapi persalinan
Dasar :
1) Ibu memasuki kala II persalinan
2) Ibu hamil anak pertama

3. Kebutuhan
1) Pemenuhan cairan dan nutrisi bagi ibu
2) Penyuluhan cara relaksasi
3) Pertolongan persalinan

P : 1. Jelaskan kondisi ibu saat ini sudah memasuki fase persalinan


2. Lakukan pengawasan kala II menggunakan partograf, pantau tenaga ibu,
kontraksi uterus, pantau penurunan, presentasi kepala janin dan DJJ
setelah kontraksi dan vital sign
3. Anjurkan ibu mengejan jika ada his
4. lakukan episiotomi pada puncak his karena perineum kaku dan agar
tidak terjadi robekan yang lebih lebar dan teratur
5. Lakukan pertolongan persalinan, lahirkan kepala, bahu dan tubuh bayi
kemudian lakukan resusitasi
6. Periksa janin tunggal atau kembar
7. Observasi perdarahan pervaginam
8. Libatkan keluarga dalam memberikan motivasi dan dukungan pada ibu

9. Bayi lahir pukul 05.30 WIB


BB : 3500 gr Jenis kelamin : laki-laki
Apgar score : 8/9 PB : 50 cm
Anus : (+)

Kala III pukul 05.45 WIB


S : Ibu mengatakan perutnya terasa mulas
O : 1. Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
2. Tanda-tanda vital :
TD : 110/70 mmHg RR : 25 x/menit
Pols : 84 x/menit Temp : 36,50C
3. TFU 2 jari di bawah pusat
4. Abdomen : kontraksi uterus baik, uterus teraba bulat dan keras
5. Semburan darah, tali pusat memanjang

A : 1. Diagnosa
a. Ibu G1P0A0 inpartu kala III
Dasar :
1) Uterus teraba bulat dan keras, TFU 2 jari di bawah pusat
2) Plasenta belum lahir
b. Potensial terjadi retensio plasenta
Dasar : plasenta belum lahir

2. Masalah
Nyeri pada perut bagian bawah
Dasar :
a. Ibu mengatakan nyeri pada perut bagian bawah
b. Plasenta belum lahir
c. Kontraksi uterus baik
d. TFU 2 jari di bawah pusat

3. Kebutuhan
Pemenuhan nutrisi dan cairan
Dasar : ibu tampak lemah

P : 1. Jelaskan kondisi ibu saat ini


2. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
3. Lakukan manajemen aktif kala III
a. Pemberian oksitosin 10 IU secara IM pada 1/3 bawah paha kanan
sebelah luar, selambat-lambatnya 2 menit setelah bayi lahir.
b. Lakukan peregangan tali pusat terkendali dengan dorso kranial
c. Massase fundus uteri selama 15 detik secara sirkuler
4. Lahirkan plasenta dengan hati-hati
Plasenta lahir lengkap pukul 05.45 WIB
a. Kotiledon dan selaput utuh
b. Panjang plasenta : 20 cm
c. Lebar plasenta : 15 cm
d. Berat plasenta : 500 gram
e. Tebal plasenta : 2 cm
f. Inserse : marginal
5. Setelah 15 detik lakukan masase fundus secara sirkular
6. Lakukan vulva hygiene pada ibu
7. Observasi adanya laserasi luka episiotomi
8. Siapkan heating set dan lakukan penjahitan luka perineum
Derajat II dengan cara jelujur dan subkutikular
Kala IV pukul 06.00 WIB
S : Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas
O : 1. Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
2. Tanda-tanda vital :
TD : 110/70 mmHg RR : 20 x/menit
Pols : 80 x/menit Temp : 37 0C
3. Keadaan kandung kemih : kosong
4. TFU 2 jari di bawah pusat
5. Kontraksi uterus baik
6. Perdaharan pervaginam : 150 cc
7. Keadaan jahitan laserasi derajat II baik

A : 1. Diagnosa
a. Ibu P1A0 partus spontan pervaginam partus kala IV
Dasar :
1) Ibu partus spontan pervaginam pukul 05.30 WIB
2) Robekan perineum derajat II
3) Pengeluaran lochea rubra
4) TFU 2 jari bawah pusat
b. Potensial terjadi perdarahan pervaginam
Dasar :
1) Plasenta lahir pukul 05.45 WIB
2) Perdarahan pervaginam berupa lochea rubra
3) Terdapat robekan perineum derajat II

2. Masalah
Gangguan rasa nyaman

3. Kebutuhan
Personal Hygiene
Pemenuhan cairan dan nutrisi

P : 1. Jelaskan kondisi ibu saat ini


2. Periksa tanda vital ibu, TFU, kandung kemih, dan perdarahan setiap 15
menit dalam satu jam pertama dan 30 menit dalam satu jam kedua
3. Penyuluhan personal hygiene
Mandi
Vulva hygiene
4. Pemenuhan mobilisasi ibu
Miring kanan atau miring kiri
Ibu boleh berjalan setelah 6 jam
5. Pemenuhan nutrisi ibu
Makanan dan minuman
6. Pemenuhan istirahat
Tidur
7. Lakukan perawatan luka perineum
Perawatan luka dengan menggunakan kasa steril
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohadjo, S., 2002, Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal Edisi I,


Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.

Ikatan Bidan Indonesia (IBI), 2007, Asuhan Persalinan Normal, JNPK-KR,


Jakarta

Fakultas Kedokteran UNPAD, 1985, Obstetri Fisiologi, Bandung

Mochtar, R., 1998, Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologis Jilid
I, EGC, Jakarta

Oxorn, Harry, R. Forte, Willian, 1996, Patologi dan Fisiologi Persalinan,


Yayasan Essentia Medica, Jakarta

Manuaba, IBG, 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana Untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai