Partus Lama
Partus Lama
Disusun Oleh :
1. Diyah
2. Nur Baiti
3. Nur Choirotunnisa
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Ruang Lingkup...............................................................................
C. Tujuan Penulisan............................................................................ 1
BAB II TINJAUAN TEORI.......................................................................
A. Pengertian....................................................................................... 2
B. Etiologi........................................................................................... 2
C. Patofisiologi................................................................................... 2
D. Gejala da Tingkat........................................................................... 3
BAB III TINJAUAN KASUS.................................................................... 5
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................... 14
BAB V PENUTUP...................................................................................... 15
A. Kesimpulan ................................................................................... 15
B. Saran............................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI
Dengan latar belakang budaya tertentu, masyarakat saat ini masih ada yang
mempercayakan proses persalinan dengan dukun, terutama pada masyarakat
pedesaan. Persalinan yang ditolong oleh dukun tidak selamanya berlangsung
dengan lancar, terkadang juga mengalami beberapa komplikasi seperti :
1. Persalinan lama
2. Retensio plasenta
3. Inversio uteri
4. Rupture uteri
5. Atonia uteri
6. Perdarahan post partum
A. Definisi
Menurut Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH (1998), pengertian dari partus
lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primigravida dan
lebih dari 18 jam pada multigravida. Dilatasi serviks di kanan garis waspada
persalinan fase aktif.
B. Etiologi
Sebab-sebab terjadinya persalinan lama ini adalah multikomplek dan tentu
saja bergantung pada pengawasan selagi hamil, pertolongan persalinan yang baik
dan penatalaksanaannya. Faktor-faktor penyebabnya antara lain :
1. Kelainan letak janin
2. Kelainan-kelainan panggul
3. Kelainan kekuatan his dan mengejan
4. Pimpinan persalinan yang salah
5. Janin besar atau ada kelainan kongenital
6. Primi tua primer dan sekunder
7. Perut gantung, grandemulti
8. Ketuban pecah dini ketika servik masih menutup, keras dan belum mendatar
9. Analgesi dan anestesi yang berlebihan dalam fase laten
10. Wanita yang dependen, cemas dan ketakutan dengan orang tua yang
menemaninya ke rumah sakit merupakan calon partus lama.
C. Gejala Klinik
Menurut Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH (1998) gejala klinik partus lama
terjadi pada ibu dan juga pada janin.
1. Pada ibu
Gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat, pernapasan
cepat dan meteorismus. Di daerah lokal sering dijumpai: Ring v/d Bandle,
oedema serviks, cairan ketuban berbau, terdapat mekonium.
2. Pada janin :
a. Denyut jantung janin cepat atau hebat atau tidak teratur bahkan negarif, air
ketuban terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan, berbau.
b. Kaput succedaneum yang besar
c. Moulage kepala yang hebat
d. Kematian Janin Dalam Kandungan (KJDK)
e. Kematian Janin Intra Parental (KJIP)
Menurut Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, DSOG (1998), gejala utama
yang perlu diperhatikan pada partus lama antara lain :
1. Dehidrasi
2. Tanda infeksi : temperatur tinggi, nadi dan pernapasan, abdomen meteorismus
3. Pemeriksaan abdomen : meteorismus, lingkaran bandle tinggi, nyeri segmen
bawah rahim
4. Pemeriksaan lokal vulva vagina : edema vulva, cairan ketuban berbau, cairan
ketuban bercampur mekonium
5. Pemeriksaan dalam : edema servikalis, bagian terendah sulit di dorong ke atas,
terdapat kaput pada bagian terendah
6. Keadaan janin dalam rahim : asfiksia sampai terjadi kematian
7. Akhir dari persalinan lama : ruptura uteri imminens sampai ruptura uteri,
kematian karena perdarahan atau infeksi.
D. Klasifikasi Partus Lama
Harry Oxorn dan Willian R. Forte (1996) mengklasifikasikan partus lama
menjadi beberapa fase, yaitu :
1. Fase laten yang memanjang
Fase laten yang melampaui waktu 20 jam pada primigravida atau
waktu 14 jam pada multipara merupakan keadaan abnormal. Sebab-sebab fase
laten yang panjang mencakup :
a. Serviks belum matang pada awal persalinan
b. Posisi janin abnormal
c. Disproporsi fetopelvik
d. Persalinan disfungsional
e. Pemberian sedatif yang berlebihan
Serviks yang belum matang hanya memperpanjang fase laten, dan
kebanyakan serviks akan membuka secara normal begitu terjadi pendataran.
Sekalipun fase laten berlangsung lebih dari 20 jam, banyak pasien mencapai
dilatasi serviks yang normal ketika fase aktif mulai. Meskipun fase laten itu
menjemukan, tapi fase ini tidak berbahaya bagi ibu atau pun anak.
2. Tindakan suportif
a. Selama persalinan, semangat pasien harus didukung. Kita harus
membesarkan hatinya dengan menghindari kata-kata yang dapat
menimbulkan kekhawatiran dalam diri pasien.
b. Intake cairan sedikitnya 2500 ml per hari. Pada semua partus lama, intake
cairan sebanyak ini di pertahankan melalui pemberian infus larutan
glukosa. Dehidrasi, dengan tanda adanya acetone dalam urine, harus
dicegah
c. Makanan yang dimakan dalam proses persalinan tidak akan tercerna
dengan baik. Makanan ini akan tertinggal dalam lambung sehingga
menimbulkan bahaya muntah dan aspirasi. Karena waktu itu, pada
persalinan yang berlangsung lama di pasang infus untuk pemberian kalori.
d. Pengosongan kandung kemih dan usus harus memadai. Kandung kemih
dan rectum yang penuh tidak saja menimbulkan perasaan lebih mudah
cidera dibanding dalam keadaan kosong.
e. Meskipun wanita yang berada dalam proses persalinan, harus
diistirahatkan dengan pemberian sedatif dan rasa nyerinya diredakan
dengan pemberian analgetik, namun semua preparat ini harus digunakan
dengan bijaksana. Narcosis dalam jumlah yang berlebihan dapat
mengganggu kontraksi dan membahayakan bayinya.
f. Pemeriksaan rectal atau vaginal harus dikerjakan dengan frekuensi sekecil
mungkin. Pemeriksaan ini menyakiti pasien dan meningkatkan resiko
infeksi. Setiap pemeriksaan harus dilakukan dengan maksud yang jelas.
g. Apabila hasil-hasil pemeriksaan menunjukkan adanya kemajuan dan
kelahiran diperkirakan terjadi dalam jangka waktu yang layak serta tidak
terdapat gawat janin ataupun ibu, tetapi suportif diberikan dan persalinan
dibiarkan berlangsung secara spontan.
3. Perawatan pendahuluan
Penatalaksanaan penderita dengan partus lama adalah sebagai berikut :
a. Suntikan Cortone acetate 100-200 mg intramuskular
b. Penisilin prokain : 1 juta IU intramuskular
c. Streptomisin 1 gr intramuskular
d. Infus cairan :
1) Larutan garam fisiologis
2) Larutan glukose 5-100% pada janin pertama : 1 liter/jam
e. Istirahat 1 jam untuk observasi, kecuali bila keadaan mengharuskan untuk
segera bertindak
4. Pertolongan
Dapat dilakukan partus spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep, manual aid
pada letak sungsang, embriotomi bila janin meninggal, seksio sesarea dan
lain-lain.
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA IBU BERSALIN
DENGAN PARTUS LAMA TERHADAP Ny. “S”
DI BPS HALIDA HANIM ANWAR SUKADANA
LAMPUNG TIMUR
TAHUN 2007
B. ANAMNESA
Tanggal 11 November 2007 pukul 14.00 WIB oleh Bidan Halida
1. Keluhan utama
Ibu mengatakan hamil anak pertama usia kehamilan 9 bulan
mengeluh perutnya mulas bagian bawah dan menjalar sampai ke
pinggang sejak pukul 10.00 WIB, terdapat pengeluaran pervaginam
lendir bercampur darah.
2. Tanda-tanda persalinan
His : ada, sejak tanggal 11 November 2007, pukul 10.00 WIB
dengan frekuensi 3 x setiap 10 menit, lamanya 40 detik. Ibu merasa
sakit pada perut bagian bawah menjalar sampai ke pinggang
3. Pengeluaran pervaginam
Ibu mengatakan sudah mengeluarkan darah bercampur lendir
4. Masalah-masalah khusus
Tidak ada masalah-masalah khusus yang dapat mempengaruhi
persalinan.
5. Riwayat kehamilan sekarang
HPHT : 5 Februari 2007
TP : 12 November 2007
Haid bulan sebelumnya : teratur, lamanya 7-8 hari, siklus : 28 hari
ANC : teratur, frekuensi 5 x di BPS Halida Hanim Umar
6. Riwayat imunisasi
Ibu mengatakan sudah mendapat imunisasi TT 1 dan TT2 lengkap
pada usia kehamilan 4 bulan dan 6 bulan oleh bidan.
7. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir
Ibu mengatakan gerakan janin yang dirasakan 10 x dalam 24 jam
8. Makan dan minum terakhir
Ibu mengatakan makan terakhir pada pukul 11.00 WIB dan minum
terakhir pada pukul 13.00 WIB
9. Pola eliminasi
Ibu BAB terakhir pada pukul 07.00 WIB dan BAK terakhir pada
pukul 12.15 WIB
10. Pola istirahat
Ibu mengatakan tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 8 jam
11. Psikologi
Ibu mengatakan cemas menanti kelahiran anak pertamanya
C. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
2. Status emosional : cemas menghadapi persalinan
3. Tanda-tanda vital :
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 37oC
RR : 20 x/menit
4. Pemeriksaan fisik
a. Rambut : bersih, tidak ada ketombe, tidak mudah
rontok
b. Wajah : simetris, tidak ada oedema
c. Mata : bentuk simetris, konjungtiva pucat, merah
muda, sklera tidak ikterik, kelopak mata
normal.
d. Hidung : bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada
polip, penciuman ibu baik
e. Mulut dan gigi : lidah dan geraham bersih, gigi tidak ada
lubang dan tidak ada caries
f. Telinga : bentuk simetris, bersih, fungsi pendengaran
baik
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan
vena jugularis
h. Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
i. Dada:
1) Jantung : tidak ada mur-mur
2) Paru : tidak ada wheezing dan ronchi.
3) Payudara :
Pembesaran : ada pembesaran
Simetris : kanan dan kiri
Pengeluaran : kolostrum ada
Puting susu : menonjol
Benjolan/tumor : tidak ada
Rasa nyeri : tidak ada
Lain-lain : tidak ada
j. Punggung dan pinggang
1) Posisi tulang belakang : lordosis
2) Pinggang (nyeri ketuk) : tidak ada
k. Ekstremitas atas dan bawah :
1) Oedema : tidak ada
2) Kemerahan : tidak ada
3) Kekakuan sendi dan otot : tidak ada
4) Varices : tidak ada
5) Refleks patella : ada (+)
l. Abdomen :
Luka bekas operasi : tidak ada, pembesaran perut sesuai
usia kehamilan
Konsistensi : lunak, benjolan : tidak ada
Pembesaran liver : tidak ada, kandung kemih : kosong
m. Pemeriksaan kebidanan :
a. Palpasi uterus
1) TFU : ½ Px-pusat (34 cm)
2) Kontraksi : ada
3) Fetus :
Letak : memanjang
Posisi : puka
Pergerakan : aktif
4) Presentasi : bokong
5) Frekuensi : 3x dalam 10 menit, intensitas 20-40
x/menit
6) Presentasi : kepala
7) Leopold :
Leopold I : bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak
melenting
Usia kehamilan menurut Mc. Donald:
TFU (cm) = 34 cm
3,5 3,5
= 9,7
= 9 bulan 7 hari
Taksiran Berat Janin (TBJ) = TFU (cm) – 11 x 155
= (34 – 11) x 155
= 3565 gr
= 3,6 Kg
Leopold II : bagian kanan ibu terasa datar, lebar, bagian
kiri teraba ekstremitas
Leopold III : teraba bulat, keras dan melenting
Leopold IV : bagian terendah janin sudah masuk PAP HII
Kandung kemih : kosong
b. Auskultasi
Denyut jantung janin 120x/menit dan teratur
Punctum maximum : bawah pusat sebelah kanan
c. Genetalia :
Inspeksi : vulva dan vagina tidak ada varises, tidak
ada luka, tidak ada kemerahan, terdapat
pengeluaran berupa lendir bercampur
darah, ketuban utuh, pada perineum tidak
ada bekas luka
Rectum : ibu mengatakan hari ini sudah BAB,
keadaan rectum kosong, perineum kaku
d. Pemeriksaan dalam pada pukul 15.00 WIB
Vulva atau perineum tidak ada varises, bisul ataupun
oedema, serviks mendatar dan tipis, pembukaan 2 cm,
selaput ketuban (+), bagian terendah: presentasi kepala
UUK kiri depan. Tali pusat tidak teraba.
n. Pemeriksaan laboratorium
Darah : Hb : 11 gr%
Urine Protein : (-)
Glukosa: (-)
3. Kebutuhan
a. Penyuluhan tentang pemenuhan cairan dan nutrisi bagi ibu
Dasar : untuk memenuhi kebutuhan energi bagi ibu dan mencegah
dehidrasi
b. Persiapan fisik dan mental ibu serta penyuluhan cara mengurangi
rasa nyeri
Dasar : agar ibu tenang dan tidak merasa takut dalam menghadapi
persalinan
V. RENCANA TINDAKAN
1. a. Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini
b. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis
c. Observasi kala I menggunakan partograf dan kolaborasi bila ada
keluhan
d. Siapkan ruang bersalin, alat, kebutuhan fisik dan psikologis ibu
serta persiapan bidan
2. Penyuluhan cara mengedan yang efektif
a. Jelaskan manfaat mengejan efektif
b. Ajarkan ibu cara mengejan efektif
c. Observasi cara mengejan efektif
3. Penyuluhan mengatasi rasa nyeri
a. Jelaskan penyebab nyeri
b. Ajarkan cara mengatasi nyeri
4. Pemenuhan nutrisi
a. Beri ibu makan jika lapar
b. Beri ibu minuman manis sebagai penambah tenaga
VI. PELAKSANAAN
1. a. Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini, bahwa ibu telah
memasuki kala I persalinan
b. Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis
c. Melakukan observasi kala I menggunakan partograf, mengenai
DJJ, penurunan kepala, pembukaan serviks, frekuensi his dan tanda
vital
d. Persiapan persalinan:
1) Ruangan bersalin
2) Menyiapkan alat persalinan
Partus set
Heating set
Radian warmer
3) Menyiapkan alat resusitasi
Slym zuinger
4) Menyiapkan pakaian bayi
Memantau kemajuan persalinan
Partograf
PD setiap 4 jam atau indikasi inpartu
5) Menyiapkan alat penanganan syok dan perdarahan
6) Memenuhi kebutuhan fisik ibu
Makan dan minum
BAB dan BAK
7) Memenuhi kebutuhan psikologi ibu
Memberikan dukungan persalinan
8) Menyiapkan alat-alat untuk bidan
Mitela Skort Kacamata
Masker Handscone Sepatu boot
9) Melakukan penyuluhan cara mengejan efektif
Menjelaskan manfaat mengejan efektif pada ibu, apabila ibu
mengejan dengan baik dapat membantu mempercepat
penurunan kepala dan pengeluaran bayi.
Mengajarkan ibu cara mengejan efektif, mengejan dilakukan
pada saat his dan telah memasuki kala II persalinan, sehingga
diafragma berfungsi lebih baik. Badan ibu dilengkungkan
dengan dagu ibu di dada, kaki ditarik kearah badan sehingga
lingkungan badan dapat membantu mendorong janin
Mengobservasi cara mengejan ibu
2. Melakukan penyuluhan cara mengatasi rasa nyeri
a. Menjelaskan pada ibu penyebab nyeri. Nyeri disebabkan karena
adanya kontraksi pada dinding rahim yang akan membantu
mendorong janin untuk turun
b. Mengajarkan cara mengatasi nyeri. Ibu disuruh untuk berjalan-
jalan bisa masih bisa, kemudian menganjurkan ibu untuk tidur
dengan posisi miring kiri, agar pembukaan serviks lebih cepat
VII. EVALUASI
1. Ibu mengerti dengan kondisinya saat ini
2. Hasil pengawasan kala I dengan partograf
DJJ : 128 x/menit
Penurunan kepala : Hodge II
Tanda-tanda vital :
TD : 120/70 mmHg
Pols : 82 x/menit
RR : 20 x/menit
Temp : 37,50C
A : 1. Diagnosa
a. Ibu G1P0A0 inpartu kala II dengan partus lama
Dasar :
1) Kontraksi uterus 4x dalam 10 menit, lama 45 detik
2) Pembukaan lengkap
3) Portio tidak teraba, ketuban (-), perineum menonjol, anus dan
vulva membuka.
4) DJJ 134 x/menit
2. Masalah
Ibu cemas menghadapi persalinan
Dasar :
1) Ibu memasuki kala II persalinan
2) Ibu hamil anak pertama
3. Kebutuhan
1) Pemenuhan cairan dan nutrisi bagi ibu
2) Penyuluhan cara relaksasi
3) Pertolongan persalinan
A : 1. Diagnosa
a. Ibu G1P0A0 inpartu kala III
Dasar :
1) Uterus teraba bulat dan keras, TFU 2 jari di bawah pusat
2) Plasenta belum lahir
b. Potensial terjadi retensio plasenta
Dasar : plasenta belum lahir
2. Masalah
Nyeri pada perut bagian bawah
Dasar :
a. Ibu mengatakan nyeri pada perut bagian bawah
b. Plasenta belum lahir
c. Kontraksi uterus baik
d. TFU 2 jari di bawah pusat
3. Kebutuhan
Pemenuhan nutrisi dan cairan
Dasar : ibu tampak lemah
A : 1. Diagnosa
a. Ibu P1A0 partus spontan pervaginam partus kala IV
Dasar :
1) Ibu partus spontan pervaginam pukul 05.30 WIB
2) Robekan perineum derajat II
3) Pengeluaran lochea rubra
4) TFU 2 jari bawah pusat
b. Potensial terjadi perdarahan pervaginam
Dasar :
1) Plasenta lahir pukul 05.45 WIB
2) Perdarahan pervaginam berupa lochea rubra
3) Terdapat robekan perineum derajat II
2. Masalah
Gangguan rasa nyaman
3. Kebutuhan
Personal Hygiene
Pemenuhan cairan dan nutrisi
Mochtar, R., 1998, Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologis Jilid
I, EGC, Jakarta