Anda di halaman 1dari 181

Identifikasi Bahaya dan Administrasi K3 dengan Menggunakan

Hazard Identification Risk Assessment & Determining Control

(HIRADC) pada PT. X

SKRIPSI

Oleh:

FRANSISKA INTAN RESKA TANTRI


4121211038

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS TERAPAN


JURUSAN MANAJEMEN BISNIS
POLITEKNIK NEGERI BATAM
2017
HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

Identifikasi Bahaya dan Administrasi K3 dengan Menggunakan


Hazard Identification Risk Assessment & Determining Control
(HIRADC) pada PT X
Nama : Fransiska Intan Reska Tantri
NIM : 4121211038
Program Studi : Administrasi Bisnis Terapan

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji pada tanggal 27 Juli


2017 dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk
memperoleh gelar Sarjana Terapan pada Program Studi Administrasi Bisnis
Terapan, Jurusan Manajemen Bisnis, Politeknik Negeri Batam.

Pembimbing : Adhitomo Wirawan, S. ST., M.BA ( …................................)

Penguji I : Aditya Wirangga Pratama, S.T., M.AB. ( …................................)

Penguji II : Dwi Kartikasari, S.T., M.B.A. ( …................................)

Batam, 23 Agustus 2017

Ketua Program Studi


Administrasi Bisnis Terapan

Rahmat Hidayat, S.AB., M.AB


NIP.19841112201212001

ii
PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fransiska Intan Reska Tantri


NIM : 4121211038
Program Studi : Administrasi Bisnis Terapan

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam


naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain
untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan
daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah Skripsi ini dapat dibuktikan adanya unsur plagiasi,
saya bersedia skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh
dibatalkan serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-undanganyangberlaku.

Batam, 23 Agustus2017

Mahasiswa,

iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Fransiska Intan Reska Tantri

NIM : 4121211038

Program Studi : ADMINISTRASI BISNIS TERAPAN

Jurusan : MANAJEMEN BISNIS

Jenis Karya : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Politeknik Negeri BatamHak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-exclusive Royalty
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

Identifikasi Bahaya dan Administrasi K3 dengan Menggunakan


Hazard Identification Risk Assessment & Determining Control
(HIRADC) pada PT X
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti/Non-
eksklusif ini Politeknik Negeri Batam berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta .

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Batam
Pada Tanggal : 23 Agustus 2017

Yang menyatakan

(Fransiska Intan Reska Tantri)

iv
Abstrak

Kesehatan dan keselamatan kerja di Indonesia masih sering terabaikan, hal ini dapat
dilihat bahwa setiap tahun lebih dari 250 juta kecelakaan kerja terjadi di tempat kerja
dan 160 juta pekerja menjadi sakit karena bahaya di tempat kerja. Permasalahan yang
ada dalam keselamatan dan kesehatan kerja antara lain adalah tidak adanya sistem
penanganan K3, kurangnya standar kerja, kurangnya kepedulian terhadap
permasalahan K3 dan masih digunakannya paradigma lama dalam menangani
masalah K3. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan
hubungan kerja, termasuk penyakit maupun kecelakaan yang terjadi pada saat
berangkat kerja.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bahaya dan
administrasi K3 di Perusahaan X dengan menggunakan metode HIRADC. Dari tahun
2010 hingga tahun 2016 setidaknya terjadi 271 kecelakaan di Perusahaan X, dimana
jumlah kecelakaan kerja terbanyak terjadi ditahun 2016 yaitu sebanyak 107
kecelakaan kerja. Kasus kecelakaan kerja di Perusahaan X terhitung cukup tinggi
berdasarkan pengukuran dengan metode HIRADC.Dimana dari 41 kasus kecelakaan
kerja yang terjadi, 10 kecelakaan kerja termasuk dalam tingkat 7 (risiko tinggi), 23
kasus kecelakan kerja termasuk tingkat 6 (risiko tinggi), 7 kasus kecelakan kerja
ditingkat 5 (risiko sedang) dan 1 kasus ditingkat 4 (risiko sedang).Sedangkan
berdasarkan jenis nya, jenis kecelakaan kerja sering terjadi akibat kecelakaan lalu
lintas atau pada saat berangkat kerja yaitu sebanyak 136 pada 3 tahun terakhir.
Berdasarkan jam kerja, jam kerja pagi merupakan jam kerja yang paling banyak
mengalami kecelakan kerja yaitu sebanyak 29 kasus kecelakaan kerja. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh Perusahaan X untuk mengurangi
jumlah kecelakaan kerja yang terjadi.

Kata kunci: administrasi K3, HIRADC, kecelakaan kerja, kesehatan dan


keselamatan kerja.

ABSTRACT

v
Abstract

Occupational safety and health in Indonesia is still overlooked, it can be seen that
every year over 250 million workplace accidents occur in the workplace and over 160
million workers become ill from workplace hazards. Problems that exist in
occupational safety and health are the lack of OHS (Occupational Health and Safety)
handling system, lack of work standard, lack of concern for OHS problem and still
use old paradigm in handling OHS problem. Work accidents are accidents that occur
related to work relationship, including illness or accidents that occur when leaving
for work. The purpose of this research is to identify hazard and OHS administration
in Company X by using HIRADC method. From 2010 to 2016 there were at least 271
accidents in Company X, where the highest number of work accidents occurred in
2016 with 107 work accidents. The case of work accidents in Company X is quite
high based on measurement using HIRADC method. Where of the 41 cases of work
accidents, 10 case of work accidents are included in level 7 (high risk), 23 cases of
work accidents are included in level 6 (high risk), 7 cases of work accidents at level
5(medium risk) and 1 case of work accidents at level 4 (medium risk). While based on
its type, the type of work accidents often occurs due to traffic accidents with 136
accidents in the last 3 years. Based on the working hours, morning shift is the most
work hours experienced work accident with 29 cases of work accidents. The results of
this study are expected to be used by Company X to reduce work accidents.

Keywords: administration K3, HIRADC, occupational health and safety, work


accident.

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

karena anugerah dari-Nya, akhirnya penulis dapat dengan baik menyelesaikan skripsi

dengan judul : “Identifikasi Bahaya dan Administrasi K3 dengan Menggunakan

Hazard Identification Risk Assessment & Determining Control (HIRADC) pada

PT X”. Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam

menyelesaikan pendidikan Program Sarjana (D4) Bidang Studi Administrasi Bisnis

Terapan, Politeknik Negeri Batam.

Dalam penyelesaian skripsi ini tidak sedikit kesulitan serta hambatan yang

dialami oleh penulis, akan tetapi berkat dukungan, motivasi serta semangat dari orang

tua, orang terdekat dan berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik. Untuk itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:

1. Kedua Orang tua yang sangat saya cintai, yang senantiasa memberikan kasih

sayang, doa dan serta dukungan secara moral maupun materil, karena tanpa

dukungan kedua orang tua, maka penelitian ini tidak dapat diselesaikan.

2. Bapak Dr. Priyono Eko Sanyoto, selaku Direktur Politeknik Negeri Batam.

3. Bapak Uuf Brajawidagda, Ph.D selaku Pembantu Direktur BidangAkademik dan

Pendidikan Politeknik Negeri Batam.

4. Ibu Dwi Kartika, S.T., M.B.A, selaku Ketua Jurusan Manajemen Bisnis
Politeknik Negeri Batam.

vii
5. Bapak Adhitomo Wirawan, S. ST., M.BA, selaku dosen pembimbing yang

telah meluangkan waktu dalam memberiakan arahan dan bimbingan deagn

penuh kesabaran memberikan petunjuk serta wawasan yang membangun

terselesaikannya skripsi dengan baik.

6. Bapak Rahmat Hidayat, M.AB, selaku Ketua Program Studi Administrasi


Bisnis Politeknik Negeri Batam serta Dosen Penguji I yang telah memberikan
banyak masukan serta membantu dalam kelancaran pelaksanaan ujian proposal
dan ujian skripsi.

7. Ibu Rusda Irawati, S.AB., M.AB, selaku Dosen Penguji II yang telah

memberikan banyak masukan serta membantu dalam kelancaran pelaksanaan

ujian proposal dan ujian skripsi.

8. Kedua adik-adik saya yang selalu menjadi penyemangat agar skripsi dapat

diselesaikan secepatnya, Fransiskus Dwi Septiawan dan Fransisko Cleventio

Caesartryan.

9. Fransiskus Karbiya Anot Putra yang selalu memberikan semangat dan juga

mengingatkan untuk mengerjakan skripsi serta membantu mencari bahan-bahan

dan buku-buku refensi agar skripsi dapat diselesaikan dengan baik.

10. Sahabat sayaGenoveva Irmina Rani Angi Putri dan Andrea Ferdinan Lincolin

Zega.

11. Teman – teman di Politeknik Negeri Batam..

12. Seluruh dosen prodi Administrasi Bisnis Terapan yang senantiasa memberikan

ilmu kepada penulis yang menjadi bekal saya dalam mengarungi dunia kerja

viii
maupun dunia akademik.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu

atas selesainya Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan.Oleh karena

itu, penulis mengharapkan adanya saran maupun kritik yang membangun untuk

menyempurnakan skripsi ini.

Batam, 23 Agustus 2017

Fransiska Intan Reska Tantri

ix
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................. ii
ABSTRAK .................................................................................................................. v
ABSTRACT ............................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .............................................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiv
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. xvii
BAB IPENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 6
1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 7
1.5. Sistematika Penulisan ................................................................................... 8
BAB IIKAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ............................ 9
2.1. Kajian Empiris (Penelitian Terdahulu) ......................................................... 9
2.2. Kajian Teori ................................................................................................ 12
2.2.1. Risiko .................................................................................................. 12
2.2.2. Bahaya ................................................................................................. 14
2.2.3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja ...................................................... 19
2.2.4. Kecelakaan Kerja ................................................................................ 22
2.2.5. Manajemen Risiko HIRADC .............................................................. 23
2.3. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 32
BAB IIIMETODE PENELITIAN............................................................................. 34

x
3.1. Jenis Penelitian ........................................................................................... 34
3.2. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 34
3.3. Informan ..................................................................................................... 35
3.4. Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 35
3.5. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 36
3.6. Metode Analisis dan Tahapan Pengelolaan Data ....................................... 37
3.6.1. Metode Analisis .................................................................................. 37
3.6.2. Tahapan Pengelolaan Data .................................................................. 38
3.7. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 39
BAB IVHASIL PENELITIAN ................................................................................. 40
4.1. Gambaran Umum Perusahaan .................................................................... 40
4.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan .............................................. 40
4.1.2. Ruang Lingkup Usaha ......................................................................... 44
4.1.3. Proses Bisnis ....................................................................................... 47
4.2. Hasil Penelitian........................................................................................... 49
4.2.1. Gambaran Kecelakaan Kerja............................................................... 53
4.2.2. Pemetaan Matrix Risiko ...................................................................... 59
4.2.3. Pencapaian Penerapan K3 Melalui Identifikasi Bahaya dengan Metode
HIRADC ............................................................................................................ 74
4.2.4. Kecelakaan Kerja di Luar Tempat Kerja ............................................ 96
4.2.5. Pengendalian (Determining Control) .................................................. 99
Pengendalian yang dapat dilakukan dari 43 kasus kecelakaan yang terjadi di PT.
X dijelaskan dalam tabel 4.23. ........................................................................... 99
4.2.6. Pengendalian Administrasi K3.......................................................... 106
BAB VSIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 117
5.1. Simpulan ................................................................................................... 117
5.2. Saran ......................................................................................................... 119
5.3. Keterbatasan ............................................................................................. 122

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Penyakit Akibat Kerja ............................................................................... 2

Gambar 1.2 Penyakit Akibat Kerja ............................................................................... 2

Gambar 2.1 Matriks Likelyhood&Consequence......................................................... 27

Gambar 2.2 Matriks Likelyhood & Consequence....................................................... 29

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Penulis ................................................................... 32

Gambar 4.1 Tampak Depan PT. X 2017 ..................................................................... 41

Gambar 4.2 Letak Pabrik dan laboratorium RnD PT. X Corporation di Dunia.......... 44

Gambar 4.3 5S ............................................................................................................. 46

Gambar 4.4 Customer PT. X ....................................................................................... 46

Gambar 4.5 Proses Bisnis PT. X ................................................................................. 47

Gambar 4.1 Angka Kecelakaan Kerja pada PT. X Tahun 2010 – 2016 ..................... 54

Gambar 4.2 Jenis Kecelakaan Kerja di PT. X pada Tahun 2010 – 2016 .................... 55

Gambar 4.3 Jenis Kecelakaan Kerja di PT. X pada Tahun 2016 ................................ 56

Gambar 4.4 Kecelakaan Kerja berdasarkan Waktu Kerja .......................................... 57

Gambar 4.5 Kecelakaan Kerja PT. X Bersarkan Gender ............................................ 57

Gambar 4.6 Kecelakaan Kerja PT. X Berdasarkan Gender dan Tempat Kecelakaan 58

Gambar 4.7 Layout PT. X Plan A ............................................................................... 59

Gambar 4.8 Gambaran Kecelakaan Kerja ................................................................... 72

Gambar 4.9 Tingkat Keparahan Kecelakaan Kerja di PT. X ...................................... 96

Gambar 4.10 Kecelakaan Kerja Tahun 2016 di PT. X ............................................... 97

Gambar 4.11 Kecelakaan Kerja Tahun 2016 di PT. X ............................................... 98

xii
Gambar 4.12 Kecelakaan Kerja Tahun 2016 di PT. X ............................................... 99

Gambar 4.13 Penilaian Administrasi K3 melalui Wawancara di PT. X ................... 115

Gambar 4.14 Kotak P3K di PT. X ............................................................................ 116

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kajian Empiris Penelitian Terdahulu ......................................................... 9

Tabel 2.2 Kemungkinan atau Likelihood .................................................................. 26

Tabel 2.3 Skala Keparahan atau Severity .................................................................. 26

Tabel 2.4 Contoh Alat Pelindung Diri ...................................................................... 30

Tabel 4.1 Data Pekerjaan PT. X. ............................................................................... 51

Tabel 4.2 Area Kerja PT. X ...................................................................................... 59

Tabel 4.3 Identifikasi Bahaya pada Area VKL ......................................................... 60

Tabel 4.4 Identifikasi bahaya pada area M&P STORE ............................................ 60

Tabel 4.5 Identifikasi Potensi Bahaya pada area GLASS SENSOR, MSDS
TRIMMING, CHIP DICING, SMALL APPLIANCES, K27, EHI, M2020 ............ 62

Tabel 4.6 Identifikasi Potensi Bahaya pada area TOOL ROOM .............................. 64

Tabel 4.7 Identifikasi Potensi Bahaya pada area WIRE PREPARATION ............... 65

Tabel 4.8 Identifikasi Potensi Bahaya pada area DISPOL MACHINE, MINI
SENSOR MACHINE ................................................................................................ 66

Tabel 4.9 Identifikasi Potensi Bahaya pada area Maintenance ................................. 66

Tabel 4.10 Identifikasi Potensi Bahaya pada area CALIBRATION ........................ 68

Tabel 4.11 Identifikasi Potensi Bahaya pada area R&D ........................................... 69

Tabel 4.12 Gambaran Kecelakaan Kerja Berdasarkan Area Kerja ........................... 71

Tabel 4.13 Penilaian Risiko Pada Area VKL............................................................ 74

Tabel 4.14 Penilaian Risiko Pada Area M&P STORE ............................................. 75

Tabel 4.15 Penilaian Risiko Pada Area GLASS SENSOR, MSDS TRIMMING,
CHIP DICING, SMALL APPLIANCES, K27, EHI, M2020 ................................... 78

xiv
Tabel 4.16 Penilaian Risiko Pada Area TOOL ROOM ............................................ 81

Tabel 4.17 Penilaian risiko pada area kerja WIRE PREPARATION ....................... 83

Tabel 4.18 Penilaian Risiko Pada Area DISPOL MACHINE, MINI SENSOR ....... 84

Tabel 4.19 Penilaian Risiko Pada Area Kerja MAINTENANCE............................. 86

Tabel 4.20 Penilaian Risiko Pada Area CALIBRATION ......................................... 88

Tabel 4.21 Penilaian Risiko Pada Area Kerja R&D ................................................. 91

Tabel 4.22 Pencapaian Penerapan K3 melalui Identifikasi Bahaya .......................... 94

Tabel 4.23 Saran dari Hasil Penerapan K3 di PT. X ............................................... 100

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan teknologi dan industri berkembang semakin pesat.Perkembangan

tersebut membuat tingkat tenaga kerja yang diserap oleh sektor perindustrian menjadi

semakin meningkat. Hal ini menyebabkan aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja

para pekerja dalam sebuah proses produksiharuslebihdiperhatikan. Kecelakan kerja

dan bahaya yang dialami pekerja dalam proses produksi dalam perusahaan juga harus

diperhatikan. Permasalahan yang ada dalam keselamatan dan kesehatan kerja antara

lain tidak adanya sistem penanganan K3, kurangnya standar kerja, kurangnya

kepedulian terhadap permasalahan K3 dan masih digunakannya paradigma lama

dalam menangani masalah K3 (Jerusalem, 2011). Pada masal lalu, kecelakaan dan

penyakit di tempat kerja dianggap sebagai bagian yang tidak dapat dihindarkan dari

produksi, namun sekarang terdapat berbagai standar hukum nasional dan

internasional yang mengatur tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang harus

dipenuhi di tempat kerja (ILO, 2009).

Keselamatan dan kesehatan kerja di Indonesia masih sering terabaikan(Kani,

2013), hal ini dapat dilihat bahwa setiap tahun lebih dari 250 juta kecelakaan di

tempat kerja dan lebih dari 160 juta pekerja menjadi sakit karena bahaya di tempat

kerja(ILO, 2009). Selain itu kecelakaan dan bahaya penyakit dari tempat kerja juga

1
2

menyebabkankorban jiwa (ILO, 2009)sekitar 1.2 juta pekerja meninggal akibat

kecelakaan dan sakit di tempat kerja setiap tahunnya. Sedangkan menurut data dari

Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dari tahun 2011

hingga 2014, kecelakaan kerja dan penyakit kerja tertinggi terjadi pada tahun2013.

Penyakit akibat Kerja

13%
26%
Tahun 2011
Tahun 2012
27% Tahun 2013
Tahun 2014

34%

Gambar 1.1 Penyakit Akibat Kerja


(Kemenkes, 2015)

Kecelakaan akibat Kerja

11%
Tahun 2011
27%
23% Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
39%

Gambar 1.2 Penyakit Akibat Kerja


(Kemenkes, 2015)
3

Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan

hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian

pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat

kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui (Kementrian

Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2012).Faktor yang menjadi penyebabkan terjadinya

kecelakaan di tempat kerja sebagian sebesar disebabkan oleh faktor manusia yaitu

sekitar 88% dan sekitar 10% disebabkan oleh faktor teknis dan 2% merupakan

kecelakaan yang disebabkan oleh faktor alam (Jerusalem, 2011). Selain itu,

kecelakaan dan penyakit di tempat kerja menyebakan kerugian sebesar 4% dari

Produk Nasional Bruto (PNB) di beberapa negara (ILO, 2009).

Indonesia telah memiliki peraturan yang mengatur tentang kesehatan dan

keselamatan kerja karyawan yang bersumber dari Undang-Undang Dasar 1945 Pasal

27 ayat 2 yang menyatakan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan

penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Namun sebenarnya Indonesia telah

memiliki peraturan yang secara khusus mengatur tentang keselamatan dan kesehatan

kerja sejak masa penjajahan Belanda yang dikenal dengan istilah Veiligheids

Reglement (VR) tahun 1910 yang dituangkan dalam Lembaran Negara Nomor 406

Tahun 1910. Namun setelah merdekanya Indonesia dan menyebabkan kemanjuan

serta perkembangan teknologi, industrialisasi yang ditandai dengan penggunaan

mesin, peralatan, pesawat, instalasi serta teknologi lain Veiligheids Reglement

dianggap tidak sesuai karena pengawasan VR yang bersifat represif atau menekan

dan tidak mendukung perkembangan ekonomi, penggunaan sumber-sumber produksi


4

dan penanggulangan kecelakaan kerja di Indonesia maka ditetapkan Undang-undang

No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Tertulis bahwa setiap tenaga kerja

berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk

kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional. Serta

setiap orang lain yang berada di tempat kerja terjamin pula keselamatannya.

Selain itu dalam memasuki perdagangan bebas para pengusaha dituntut untuk

memperhatikan hal-hal yang terkait dengan penyediaan lingkungan kerja yang sehat,

nyaman dan aman, tidak hanya bagi para pekerjanya namun bagi semua pihak yang

terkait dengan aktivitas perindustrian. Dewasa ini sudah banyak perusahaan yang

melakukan kegiatan dalam rangka pengelolaan lingkungan, keselamatan dan

kesehatan kerja. Hal ini juga dilakukan dalam rangka penerapan Sistem Manajemen

Keselamatan, Kesehatan dan Lingkungan Hidup (SMK3LH) untuk membantu

perusahaan dalam mengidentifikasi, memprioritaskan, dan mengatur risiko-risiko

lingkungan sebagai bagian dari praktek bisnis normal(Jerusalem, 2011).

Sistem manajemen K3 adalah bagian dari sistem secara keseluruhan yang

meliputi struktur organisasi, perencanaan atau desain, tanggung jawab, pelaksanaan,

prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan, bagi pengembangan, penerapan,

pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja

dalam pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya

tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif (Kani, 2013). Salah satu teknik dalam

manjemen K3 adalah menggunakan metode HIRADC.HIRADC adalah suatu

persyaratan OHSAS 18001, yang mengharuskan setiap perusahaan atau oraganisasi


5

mentapkan prosedur mengenai identifikasi bahaya (Hazard Identification), penilaian

risiko (Risk Assessment), dan menentukan pengendaliannya (Determining Control)

(Afandi, Desrianty, & Yuniar, 2014).HIRADC melakukan identifikasi terjadinya

potensi bahaya berdasarkan proses pengoperasian secara sistematis (Ahyadi,

Abdunnaser, & Safrijal, 2015).

Pentingnya Kesehatan dan Keselamtan Kerja (K3) ini juga disadari oleh salah

satu perusahaan manufaktur berskala internasional yaitu PT. X. PT. X yang beralamat

di Jalan X Jaya Blok B1-10 Batam, merupakan perusahaan yang bergerak dibidang

manufaktur dan memproduksi komponen elektronik serta memiliki setidaknya 3000

karyawaan. PT. X memiliki 2 gedung yang diberi nama Panbil 1 dan Panbil 2. Tidak

dapat dihindari bahwa terdapat bermacam-macam jenis bahaya yang bisa terjadi di

perusahaan ini mulai dari proses awal hingga proses akhir.

Dapat dilihat dari proses produksinya, banyak terjadi kecelakaan kerja yang

terjadi di PT. X. Dengan jumlah karyawan yang mencapai 3000 pekerja, risiko

kecelakaan kerja ini dapat terjadi sewaktu-waktu ketika para pekerja melakan

pekerjaan. Pada tahun 2015 terjadi 80 kecelakaan kerja, 31% kecelakaan kerja terjadi

pada saat proses kerja sedang berlangsung dan 69% terjadi pada pekerja pada

perjalanan menuju atau pulang dari tempat kerja. Sedangkan pada tahun 2016 terjadi

peningkatan jumlah kecelakaan kerja yang cukup tinggi yakni 110 kecelakaan, 40%

kecelakaan kerja terjadi pada saat proses kerja sedang berlangsung dan 60% terjadi

pada pekerja pada perjalanan menuju atau pulang dari tempat kerja.
6

Berdasarkan penjabaran diatas maka penulis terik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Identifikasi Bahaya dan Administrasi K3 dengan Menggunakan

Hazard Indentification Risk Assessment & Determining Control (HIRADC) di PT.

X”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana gambaran kecelakaan kerja yang terdapat di PT. X?

2. Bagaimana pencapaian penerapan K3 melalui identifikasi bahaya dengan metode

HIRADC?

3. Bagaimana pemetaan matriks risiko K3 di PT. X?

4. Bagaimana kelayakan dan kekurangan Administrasi mengenai K3 di PT. X?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui gambaran kecelakaan kerja yang terdapat di PT. X.

2. Mengetahui pencapaian penerapan K3 melalui idenfikasi bahaya dengan

metode HIRADC.

3. Mengetahui pemetaan matriks risiko K3 di PT. X berdasarkan HIRADC.

4. Mengetahui kelayakan dan kekurangan Administrasi mengenai K3 di PT.

X.
7

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat praktis bagi perusahaan adalah untuk mengetahui dan

menganalisisapakah proses produksi telah sesuai dengan standar Keselamatan dan

Kesehatan Kerja yang berlaku di PT. X dan dalam standar nasional Indonesia. Serta

perusahaan juga bisa mendapatkan saran dan masukkan dari hasil penelitian dalam

ranga penyusunan kebijakan dikemudian hari terkait dengan sistem Keselamatan dan

Kesehatan Kerja di PT. X.

2. Manfaat teoritis bagi pembaca adalah sebagai bahan referensi dalam

melakukan kajianpenelitiandikemudian hari dalam ruang lingkup kasus yang sama.

Sedangkan bagi penulis penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pembelajaran dalam

penerapan teori-teori yang telah ada dalam kondisi yang sesungguhnya. Dalam hal ini

teori-teori dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.


8

1.5. Sistematika Penulisan

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang Latar Belakang, Identifikasi dan Perumusan Masalah,

Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian

BAB II. KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Bab ini membahas tentang Kajian Teori, Kerangka Pemikiran, Hipotesis.

BAB III. METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang Objek dan Ruang Lingkup Penelitian, Operasionalisasi

Variabel, Populasi dan Sampel, Jenis dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data,

Validitas dan Reliabilitas, Metode Analisis Data, Waktu dan Tempat Penelitian.

Bab IV. HASIL PENELITIAN

Bab ini membahas tentang Gambaran Umum Perusahaan, Sejarah dan Perkembangan

Perusahaan, Struktur Organisasi, Ruang Lingkup Usaha, Pembahasan Hasil.

Bab V. PENUTUP

Bab ini membahas tentang Simpulan, Saran, Keterbatasan


BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1. Kajian Empiris (Penelitian Terdahulu)

Tabel 2.1. Kajian Empiris Penelitian Terdahulu


Nama
Peneliti Alat
No Judul Variabel Hasil
dan Analisis
Tahun
For OHSAS, the
scope of hazard is
restricted to source,
situation or act with
a potential for harm
Occupational in terms of human
Safety and injury or ill-health,
Health or a combination of
Safety and
Management these. Unlike the
Health
System in MS, the scope of
Managemen
(Abidin, Malaysia: OHSAS hazard includes
1. t, OHSAS
2015) Comparison dan MS “damage to
18001:2007,
between property”. The
MS
OHSAS standards are made
1772:2011
18001:2007 up by five
& MS interrelating main
1722:2011 elements and works
on the principle of
continual
improvement that is
represented by a
cyclical steam

9
10

Setiap stasiun kerja


memiliki potensi
bahaya dengan
tingkat risiko
prioritas utama,
menengah dan tinggi
yang didapat dari
hasil nilai tingkat
keparahan dan
peluang suatu
kejadian, oleh
karena itu perlu
Analisis dilakukan
Identifikasi pengendalian risiko
(Ahyadi, Bahaya pada Bahaya, menggunakan
Metode
Abdunnas Proses Prosedur eliminasi, substitusi,
Risk
2. er, & Produksi Produksi, pengendalian
Assessmen
Safrijal, pada PT. X Risk engineer,
t
2015) dengan Assessment pengendalian
Metode Risk administrative, dan
Assessment penggunaan APD
serta pemasangan
rambu-rambu.
Pemaksaan mesin
yang kurang baik,
tidak fokusnya
pekerja dan bekerja
sambil merokok
serta tidak
menggunakan APD
menjadi penyebab
terjadi kecelakaan
kerja
Penerapan Risk management
Metode assessment resulted
HIRADC residual risks consist
(Prihatini
sebagai HIRADC, of 12 substantial
3. ngsih &
Upaya Kecelakaan HIRADC risk, 4 priority3 risk
Suwandi,
Pencegahan Kerja and 28 acceptable
2014)
Kecelakaan risk. The suggestion
Kerja pada can be given of this
Pekerja study is ISD of PT.
11

Mesin Pindo Deli Pulp and


Rewinder Paper Mills 2 should
develop more
regulation of
working with
rewinder machine
and evaluate their
implementation of
risk control to
minimize residual
risk of this activities.
Usaha
Penanganan
Identifikasi
Bahaya
Menggunaka
n Teknik
Keadaan pada
Hazard
lingkungan kerja
(Afandi, Idetification
yang menggunakan
Desrianty Risk
4. Bahaya, energi sebagai
, & Assessment HIRADC
HIRADC penyebab terjadinya
Yuniar, and
potensi bahaya
2014) Determining
kecelakaan kerja di
Control
lingkungan kerja
(HIRADC)
(Studi Kasus
di PT.
Komatsu
Undercarrige
Indonesia)
Para pekerja
Analisis
diharapkan
Potensi
menggunkakan alat
(Setyanin Bahaya dan
bantu untuk bekerja
gsih, Upaya
Bahaya, seperti gerobak dan
5. Wahyuni, Pengendalian Teknik
Risiko menggunakan alat
& Risiko HIRA
Bahaya pelindung diri
Jayanti, Bahaya pada
seperti masker dan
2010) Pekerja
sarung tangan agar
Pemecah
mengurangi risiko
Batu
saat bekerja
(Sumber: Pengolahan Data, 2017)
12

2.2. Kajian Teori

2.2.1. Risiko

Risiko adalah kombinasi dari kemungkinan terjadinya kejadian berbahaya atau

paparan dengan keparahan suatu cidera atau sakit penyakit yang dapat disebabkan

oleh kerjadian atau paparan tersebut(OHSAS 18001:2007). Ada beberapa jenis risiko

(Ramli, 2010), antara lain:

A. Risiko Keuangan (Financial Risk)

Setiap organisasi atau perusahaan mempunyai risiko keuangan yang berkaitan

dengan aspek keuangan.Terdapat berbagai risiko keuangan, seperti piutang macet,

perubahan suku bunga, nilai tukar mata uang dan lain-lain.

B. Risiko Pasar (Market Risk)

Market risk dapat terjadi terhadap perusahaan yang produknya dikonsumsi atau

digunakan secara luas oleh masyarakat.Setiap organisasi dan perusahaan memiliki

tanggung jawab terhadap produk dan jasa yang dihasilkannya aman bagi konsumen.

C. Risiko Alam (Natural Risk)

Risiko alam atau natural risk dapat berupa bencana alam yang merupakan risiko

yang dihadapi oleh siapa saja dan dapat terjadi setiap saat tanpa bisa diduga waktu,

bentuk, dan kekuatannya.Risiko alam merupakan salah satu ancaman bagi bisnis

global.Bencana alam yang terjadi dapat berupa gempa bumi, tsunami, angin topan

atau badai, tanah longsor, dan letusan gunung berapi.


13

D. Risiko Operasional

Risiko ini bersumber pada kegiatan operasional yang berkaitan dengan

bagaimana cara mengelola perusahaan dengan baik. Risiko operasional dalam setiap

perusahaan atau organisasi tergantung dari jenis, bentuk, dan skala bisnis masing-

masing.Yang termasuk risiko operasional adalah ketenagakerjaan, teknologi, dan

risiko K3.

E. Risiko Keamanan (Security Risk)

Issue keamanan dapat berpengaruh pada kelangsuan usaha atau kegiatan suatu

perusahaan seperti pencurian asset peruahaan, data informasi, data keuangan, formula

produk, dan lain sebagainya. Di daerah yang mengalami konflik, gangguan keamanan

dapat menghambat hingga menghentikan kegiatan sebuah perusahaan.Risiko

keamanan dapat dikurangi dengan menerapkan sistem manajemen keamanan dengan

pendekatan risiko.

F. Risiko sosial

Risiko sosial adalah risko yang ditimbukan atau berkaitan dengan lingkuang

sosial dimana perusahaan atau organisasi tersebut beroprasi.Aspek sosial budaya

seperti tingkat kesejahteraan, latar belakang pendidikan dan budaya dapat

menimbulkan risiko baik yang positif maupun yang negative. Budaya masyarakat

yang tidak memperdulikan aspek keselamatan akanmempengaruhi keselamatan

operasi perusahaan.
14

2.2.2. Bahaya

Bahaya (hazard) merupakan sumber, situasi atau tindakan yang berpotensi

menciderai manusia atau menyebabkan sakit penyakit atau kombinasi dari

keduanya(OHSAS 18001:2007).Adapula yang mendefinisikan bahaya merupakan

segala sesuatu termasuk situasi atau tindakan yang berpotensi menimbulkan

kecelakaan atau cedera pada manusia, kerusakan atau gangguan lainnya (Ramli,

2010). Bahaya dikelompokkan menjadi beberapa jenis, antara lain:

A. Bahaya Mekanis

Bahaya mekanis bersumber dari peralatan mekanis atau benda yang bergerak

dengan gaya mekanik yang digerakkan secara manual ataupun yang digerakkan

dengan penggerak, misalnya: mesin gerinda, mesin bubut, mesin potong, mesin press,

mesin tempa dan lain-lain. Gerakan mekanis yang dihasilkan dari mesin tersebut

dapat menimbulkan cedera atau kerusakan, seperti: tersayat, terjepit, terpotong,

terkupas dan lain sebagainya (Ramli, 2010).

B. Bahaya Kimiawi

Bahaya ini ditimbukan dari panjanan berbagai bahan kimia yang memiliki sifat

beracun dan memasuki aliran darah dan menyebabkan kerusakan pada sistem tubuh

dan organ tubuh lainnya. Bahan kimia beracun tersebut dapat berbentuk padat, cairan,

uap atau gas, debu, asap, dan kabut (ILO, 2009). Bahan tersebut masuk ke tubuh

manusia melalui 3 cara utama (ILO, 2009), antara lain:


15

- Inhalasi (menghirup)

Dengan menghirup udara melalui mulut atau hidung, zat beracun dapat masuk

ke dalam paru-paru.Beberapa zat, seperti fiber atau serat dapat langsung

melukai paru-paru, beberapa dari zat tersebut dapat diserap dan masuk ke

dalam aliran darah lalu mengalir ke bagian tubuh lainnya.Dengan menghirup

udara melalui mulut atau hidung, zat beracun dapat masuk ke dalam paru-

paru.Beberapa zat, seperti fiber atau serat dapat langsung melukai paru-paru,

beberapa dari zat tersebut dapat diserap dan masuk ke dalam aliran darah lalu

mengalir ke bagian tubuh lainnya.

- Perncernaan (menelan)

Bahan kimia yang tertelan dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan

yang terkontaminasi, makan menggunakan tangan yang telah terkontaminasi

atau makan di lingkuang yang terkontaminasi.Zat beracun yang masuk ke

dalam tubuh melalui jalur perncernaan dan mengakibatkan sistem pencernaan

dapat terkontaminasi bahan atau zat kimia tersebut.

- Penyerapan ke dalam kulit atau kontak invasive

Bahan kimia masuk ke tubuh melalui kulit yang terluka atau lecet serta

suntikan ke tubuh.
16

C. Bahaya listrik

Bahaya listrik adalah bahaya yang berasal dari energi listrik.Energi listrik dapat

mengakibatkan berbagai bahaya, seperti sengatan listrik, hubungan singkat dan

kebakaran.Ditempat kerja banyak ditemukan bahaya listrik, baik dari jaringan listrik,

peralatan kerja maupun mesin-mesin yang menggunakan energy listrik (Ramli,

2010).Dampak cidera yang diakibatkan oleh bahaya listrik tergantung pada 3 hal

(ILO, 2009), yaitu:

1. Besarnya arus yang mengalir ke tubuh manusia.

2. Bagian tubuh yang terkena sengatan atau arus listrik.

3. Lama atau durasi terkena sengatan atau arus listrik.

Efek yang ditimbulkan dari sengatan listrik (ILO, 2009), antara lain

menghentikan fungsi jantung serta menghambat fungsi pernapasan, panas yang

ditimbulkan oleh arus dapat menyebabkan kulit atau tubuh terbakar terutama pada

titik dimana arus masuk ke tubuh, gerakan spontan yang diakibatkan terkena arus

listrik dapat menyebabkan cidera lain seperti terjatuh dan pada ada beberapa kasus

sengatan listrik menyebabkan pendarahan dan gangguan saraf serta akibat terberat

yang ditimbulkan adalah kematian.

D. Bahaya Fisik

Bahaya fisik adalah bahaya yang berasal dari faktor-faktor fisik (Ramli, 2010)).

Faktor yang menyebabkan bahaya fisik adalah proses produksi atatu produk samping
17

yang tidak diinginkan (ILO, 2009). Beberapa bentuk dari bahaya fisik (ILO, 2009),

antara lain:

1. Kebisingan

Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber

dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat

tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Kebisingan sering

diabaikan sebagai masalah kesehatan, namun kebisingang merupakan salah

satu bahaya fisik yang utama.

2. Getaran

Getaran adalah gerakan bolak-balik cepat reciprocating, memantul ke

atas dan ke bawah atau ke belakang atau ke depan. Getaran dapat berpengaruh

negatif pada semua atau sebagian dari tubuh.Contoh kasus dari bahaya getaran

adalah supir yang mengemudikan traktor di jalan bergelombang dengan kursi

yang dirancang kurang sesuai sehingga menyebabkan gerataran ke seluruh

tubuh dan menyebabkan nyeri punggung pada bagian bawah.

3. Penerangan

Penerangan di tempat kerja harus memenuhi syarat untuk melakukan

pekerjaan.Penerangan diperlukan untuk meningkatkan kualitas, produktivitas,

dan pengurangan kesalahan.Apabila penerangan tidak sesuai dengan

kebutuhan para pekerja, maka pekerja terpaksa harus membungkuk dan

memfokuskan penglihatannya sehingga tidak nyaman dan dapat menyebabkan


18

masalah pada pungung dan mata pada jangka panjang dan dapat menghambat

pekerjaan.

4. Iklim Kerja

Iklim kerja (panas) adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban,

kecepatan gerak udara dan panas radiasi dengan tingkat pengeluran panas dari

tubuh tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannya (Permenakertrans

PER.13/MEN/X/2011, 2011). Ketika suhu berada di atas atau di bawah batas

normal maka akan menghambat pekerjaan, hal ini merupakan respon alami

dan fisiologis (ILO, 2009). Agar tubuh manusia berfungsi secara efisien, perlu

untuk tetap berada dalam kisaran suhu normal (ILO, 2009).

5. Gelombang Mikro

Gelombang mikro digunakan untuk gelombang radio, televise, radar, dan

telepon (ILO, 2009). Radiasi gelombang mikro yang pendek < 1 cm yang

diserap oleh permukaan kulit dapat menyebabkan kulit seperti terbakar,

sedangkan gelombang mikro yang lebih panjang > 1 cm dapat menembus

jaringan yang lebih dalam (ILO, 2009).

6. Sinar Ultra Ungu

Sinar ultra ungu berasal dari sinar matahari, las listrik, laboratorium yang

menggunakan lampu penghasil sinar ultra violet (ILO, 2009). Sinar tersebut

merupakan hasil dari proses pekerjaan. Panjang felombang sinar ultra violet

berkisar 1 – 40 nm dan dapat mempengaruhi kulit dan mata (ILO, 2009).


19

7. Medan Magnet

Medan magnet statis adalah suatu medan atau area yang ditimbulkan oleh

pergerakkan arus listrik (Permenakertrans PER.13/MEN/X/2011, 2011).

E. Bahaya Biologis

Bahaya biologis merupakan bahaya yang berasal dari unsur biologi seperti flora

dan fauna yang terdapat di lingkungan kerja atau berasal dari aktifitas kerja (Ramli,

2010).Bahaya biologi dapat ditemukan pada pekerja yang bekerja di sektor pertanian,

perkebunan, dan kehutanan serta tidak menutup kemungkinan ditemukan pada

pekerja yang bekerja di dalam perkantoran dengan sistem indoor air quanlity(ILO,

2009).

2.2.3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Kesehatan dan keselamatan kerja adalah kondisi-kondisi dan faktor-faktor yang

berdampak pada kesehatan dan keselamatan karyawan atau pekerja lain (termasuk

pekerja kontrak dan personel kontraktor, atau orang lain di tempat kerja) (OHSAS

18001:2007).Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) difilosofikan sebagai suatu

pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani

maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya

dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera.Sedangakan pengertian

secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
20

mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Kani,

2013).

Terdapat beberapa tujuan dari penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

adalah sebagai berikut (Kurniawati, Sugiono, & Yuniarti, 2014):

1. Miningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang

terencana, terukur, dan terintegrasi.

2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan

melibatkan unsur manjemen, perkerja atau buruh, danatau serikat pekerja atau

serikat buruh.

3. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong

produktivitas.

Untuk itu dalam menyusun kebijakannya perusahaan harus memenuhi beberapa

persyaratan (PP No. 50 Tahun 2012 Pasal 2 ayat 1, 2012), antara lain:

1. Melakuakan tinjauan awal kondisi K3 yang meliputi:

- Identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko.

- Perbandiang penerapan K3 dangan perusahaan dan sektor lain yang lebih

baik.

- Peninajauan sebab akibat kejadian yang membahayakan.

- Kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang berkaitan

dengan keselamatan.

- Penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan.


21

2. Menperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3 secara terus-menerus.

3. Memperhatikan masukan dari pekerja atau buruh dana tau serikat pekerja dana

tau serikat buruh.

a. Kesehatan di Tempat Kerja

Kesehatan merupakan faktor penting dalam kelangsungan sebuah perusahaan

atau organisasi karena kesehatan yang baik menunjang bisnis yang baik pula (Ridley,

2008)). Terdapat beberapa penyebab gangguan kesehatan dalam bekerja (Ridley,

2008), antara lain:

- Debu, apabila debu terhirup ke dalam tubuh manusia, dapat mengakibatkan

peradangan paru-paru atau pneumoconiosis.

- Racun, bila tubuh menyerap racun dengan sangat cepat dan dapat

mempengaruhi organ tubuh yang dilaluinya. Apabila racun telah tertelan dan

masuk ke tubuh sebaiknya tidak memaksa racun keluar dari tubuh dengan cara

dimuntahkan, karena akan menyebabkan kerusakan pada tubuh yang lebih

parah.

- Zat Pelarut, dapat masuk ke dalam tubuh melalui beberapa hal, contohnya:

asupan cairan, hirupan asap, penyerapan melalui kulit dan lainya.

- Karsinogen, kanker pada organ tubuh, misalnya: kanker paru-paru melalui

hirupan serat asbes, kanker hati dari VCM (Vinyl Chloride Monomer), kanker

kulit dari pek ter dan lain-lain.

Selain itu terdapat beberapa contoh penyakit yang terjadi dalam bekerja

(Ridley, 2008), antara lain:


22

- Asma, merupakan salah satu penyakit industry dan disebabkan oleh beberapa

matrial, contohnya: isosianat, uap kolofon, bahan pematang resin-epoksi,

debu kayu atau tepung, hewan dan serangga di dalam laboratorium dan

sebagainya.

- Penyakit yang disebabkan oleh logam, penyakit dengan tingkat keparahan

yang beragam dapat disebabkan oleh eksposur terhadap logam-logam, seperti:

timbal, merkuri, kromium, arsenik, mangan, nikel, cadmium, dan vanadium.

Gangguan kesehatan ditempat kerja dapat dilindungi dengan penggunaan

pertolongan pertama pada kecelakaan atau yang lebih sering disebut dengan P3K.P3K

merupakan perawatan cedera kecil yang tidak memerlukan perawatan atau bahkan

tidak memerlukan perhatian medis, dan atau perawatan darurat yang diterima pasien

hingga tenaga medis atau perawat tiba di tempat (Ridley, 2008).

b. Keselamatan di Tempat Kerja

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkatitan dengan mesin, pesawat,

alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkuannya

serta cara-car melakukan pekerjaan (Kani, 2013).

2.2.4. Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan

hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian

pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat
23

kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui (Kementrian

Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2012).

Kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan beerangkat dari rumah menuju ke

tempat kerja ataupun sebaliknya dan melalui jalan yang wajar dilalui.Perjalanan yang

dimaksud disini semenjak seorang karyawan telah keluar dari halaman rumah dan

berada di jalan umum. Kecelakaan ini harus dilengkapi dengan surat keterangan dari

kepolisian atau dua orang saksi yang mengetahui kejadian.

2.2.5. Manajemen Risiko HIRADC

Manajemen risiko adalah upaya untuk mengelola risiko K3 untuk mencegah

terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan secara komprehensif, terncana, dan

terstruktur dalam suatu sistem yang baik (Ramli, 2010).Manjemen risiko merupakan

elemen pokok dalam manajemn K3 yang berkaitan langsung sebagai upaya

pencegahan dan pengendalian bahaya (Ramli, 2010). HIRADC terdiri dari 3 tahapan

untuk menetapkan prosedurnya (Afandi, Desrianty, & Yuniar, 2014), antara lain:

a. Identifikasi Bahaya (Hazard Identification)

Identifikasi bahaya merupakan tahapan dalam memberikan informasi secara

menyeluruh dan terperinci mengenai risiko yang ditemukan dengan menjelaskan

konsekuensi dari yang paling ringan hingga yang terberat (ILO, 2009).Agar dapat

mengetahui bahaya yang terdapat di lingkungan kerja dapat menggunakan teknik

identifikasi bahaya yang diklasifikasikan menjadi 3 (Ramli, 2010), yakni sebagai

berikut:
24

1. Teknik Pasif

Teknik ini sangat rawan, karena tidak semua bahaya dapat

menunjukkan eksistensinya, sehingga dapat terlihat dengan mudah.Hal ini

dikarenakan identifikasi yang dilakukan setelah kecelakaan terjadi dan

kemudian diambil langkah pencegahannya.Teknik ini masih bersifat primitif.

2. Teknik Semi Proaktif

Teknik ini lebih baik dari teknik sebelumnya dikarenakan dengan

teknik ini kita tidak perlu mengalami sendiri, melainkan belajar dari

pengalaman orang lain. Namun teknik ini masih dianggap kurang efektif

karena beberapa hal, yakni:

- Tidak semua bahaya diketahui atau timbul dampak kejadian

kecelakaannya.

- Tidak semua kejadian dilaporkan atau diinformasikan kepada pihak lain

untuk diambil sebagai pelajaran.

- Kecelakaan kerja telah terjadi dan berarti tetap menimbulkan kerugian,

walaupun menimpa pihak lain.

3. Teknik Proaktif

Teknik ini merupakan teknik terbaik karena mencari bahaya sebelum

bahaya tersebut menimbulkan akibat atau dampak yang merugikan. Beberapa

kelebihan dari teknik proaktif, adalah sebagai berikut:


25

1. Berifat preventif karena bahaya dikendalikan sebelum menimbulkan

kecelakaan atau cidera.

2. Berifat berkelanjutan karena dengan mengenal bahaya dapat dilakukan

upaya perbaikan.

3. Meningkatkan awareness setiap pekerja setelah mengetahui dan mengenal

adanya bahaya di sekitar tempat kerjanya.

4. Mencegah pemborosan yang tidak diinginkan, karena dengan adanya

bahanya dapat menimbulkan kerugian.

b. Penilainan Risiko (Risk Assessment)

Tahap ini digunakan sebagai langkah untuk menentukan tingkat risiko

yang ditinjau dari kemungkinan kejadian (likelihood) dan keparah yang

ditimbulkan (severity)(Ramli, 2010). Pada tahap ini terdapat 3 hal yang ingin

dicapai dalam pelaksanaan penilaian risiko(ILO, 2009), yaitu:

1. Mengetahui, memahami, dan mengukur risiko yang terdapat di tempat kerja.

2. Menilai dan menganalisa pengendalian yang telah dilakukan di tempat kerja.

3. Melakukan penilaian finansial dan bahaya terhadap risiko yang ada.

4. Mengendalikan risiko dengan memperhitungkan semua tindakan

penganggulangan yang telah diambil.

Teknik yang digunakan dalam melakukan analisa risiko adalah tekni semi

kuantitatif, karena teknik ini lebih baik dan konkrit dalam mengungkapkan tingkat

risiko dibandingkan dengan teknik kualitatif. Nilai risiko digambarkan dalam angka-

angka numerik, tetapi nilai ini tidak bersifat absolut atau pasti, seperti risiko A
26

bernilai 2 dan risiko B bernilai 4, bukan berarti risiko B secar absolut 2 kali lipat dari

risiko A (Ramli, 2010).

Tabel 2.2Kemungkinan atau Likelihood


Level Kemungkinan Deskripsi
5 Almost certain Diperkirakan terjadi setiap saat
4 Likely 1 kali per bulan, kemungkinan terjadi sering
3 Possible 1 kali per 12 bulan, dapat terjadi sekali-sekali
2 Unlikely 1 kali per 1 – 5 tahun, kemungkinan jarang terjadi
1 1 kali per 10 tahun, hampir tidak pernah atau sangat
Rare
jarang terjadi
(Sumber: (Aviation, 2011))

Tabel2.3 Skala Keparahan atau Severity


Level Keparahan Deskripsi
Fatal > 1 orang, kerugian finansial yang sangat
5 Severe
besar
4 Major Cedera berat > 1 orang, kerugian finansial besar
3 Moderate Cedera sedang, kerugian finansial tinggi
Cedera ringan, pertolongan peratama, kerugian
2 Minor
finansial sedang
1 Negligible Tidak terjadi cedar, kerugian finansial rendah
(Sumber: (Aviation, 2011))
27

Consequence
5 4 3 2 1

Catastrophic

Hazardous

Moderate

Negligible
Minor
Likehood

5 Frequent 25 20 15 10 5

4 Occasional 20 16 12 8 4

3 Remote 15 12 9 6 3

2 Improbable 10 8 6 4 2

Extremely
1 5 4 3 2 1
Improbable
Gambar 2.1 Matriks Likelyhood&Consequence
(Sumber: (Aviation, 2011))

Keterangan:

Warna Merah : Risiko sangat tinggi – immediate action required

Warna Kuning : Risiko tinggi – senior management attention needed

Warna Biru : Risiko sedang – management responsibility must be specified

Warna Hijau : Risiko rendah – manage by local procedures

c. Pengendalian (Determining Control)

Pengendalian merupakan langkah dalam menentukan keseluruhan dari sebuah

manajemen risiko (Ramli, 2010). Pengendalian risiko dapat dilakukan melalui

beberapa tahapan (ILO, 2009), yakni sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi dengan menggunakan beberapa pilihan pengendalian, yaitu:


28

Pernurunan risiko yang pada prinsipnya terbagi menjadi 2 prinsip, yakni:

- Penurunan likelihood (probabilitas) dan penurunan konsekuensi.

- Melakukan transfer terhadap risiko, dilakukan dengan melakukan asuransi

kepada perusahaan asuransi yang dapat dipertanggungjawabkan.

- Menghindari risiko yang dilakukan dengan cara melakukan rotasi pekerja

dan penggantian material.

- Menerima risiko bila berdasarkan penelitian tidak memberikan dampak

yang signifikan.

2. Melakukan evaluasi berdasarkan pilihan pengendalian yang berdasarkan

biaya, faktor internal dan eksternal.

3. Menetapkan pilihan pengendalian yang akan digunakan.

4. Persiapan dan perencanaan option pengendalian.

5. Pelaksanaan pengendalian.

6. Evaluasi tingkat risiko setelah pengendalian.

7. Bila sisa risiko yang terjadi masih tinggi setelah dilakukannya pengendalian

maka dilakukan lagi tindakan pengendalian yang tahapannya sama(retain).

Strategi dalam pengendalian risiko, dilakukan dengan menggunakan hirarki

pengendalian risiko (ILO, 2009), yaitu:


29

Gambar 2.2 Matriks Likelyhood&Consequence


(Sumber: (ILO, 2009))

a. Eliminasi

Eliminasi merupakan pengendalian risiko yang bersifat permanen dan harus

dicoba untuk diterapkan sebagai prioritas pertama(Ramli, 2010). Eliminasi

dilakukan denga menghilangkan suatu bahan atau tahapan proses kerja yang

dinilai berbahaya (ILO, 2009).

b. Substitusi

Substitusi adalah teknik pengendalian bahaya dengan mengganti alat, bahan,

sistem atau prosedur yang berbahaya dengan yang lebih aman atau lebih

rendah bahayanya (Ramli, 2010). Contoh dari teknik substitusi, yakni:

penggantian bentuk serbuk dengan bentuk pasta, proses pengecatan yang

menggunakan spray digantikan dengan celupan.


30

c. Rekayasa Teknik (Engineering Control)

Perbaikan bahaya dilakukan melalui perbaikan pada mesin, penambahan

peralatan dan pemasangan peralatan pengaman (Ramli, 2010). Contoh dari

teknik rekayasa, yakni: pemasangan alat pelindung mesin, pemasangan alat

sensor otomatis dan lain-lain.

d. Pengendalian Administratif

Pengendalian juga dapat dilakukan dengan cara administrative yaitu dengan

mengurangi kontak antara penerima dengan sumber bahaya, misalnya dengan

pemisahan lokasi, pergantian shift kerja, pembentukan sistem kerja, dan

pelatihan.

e. Alat Pelindung Diri (APD)

Dalam menyediakan alat pelindung diri sebuah perusahaan atau organisasi

harus memprioritaskan perlindungan pekerja secara keseluruhan ketimbang

secara individu (Ridley, 2008).Cotoh-contoh alat pelindung diri yang

disediakan terdiri dari beberapa jenis (Ridley, 2008), antara lain:

Tabel 2.4 Contoh Alat Pelindung Diri

Bagian Tubuh Bahaya Alat Pelindung Diri


 Helm keras
 Helm empuk
- Benda-benda terjatuh

 Topi, harnet, atau


- Ruang yang sempit
Kepala
- Rambut terjerat
pemangkasan rambut
- Suara bising  Tutup telinga dan
Telinga atau pendengaran
penyumbat telinga
Mata - Debu  Kacamata pelindung
31

- Partikel yang  Pelindung wajah

 Goggles khusus
berterbangan
- Radiasi, laser, bunga
api las
 Masker wajah
 Respirator dengan
- Debu
- Asap

 Alat bantu pernapasan


filter penyerapan
Paru-paru
- Gas beracun dan
atmosfer miskin
oksigen
- Tepi-tepi ujung yang  Sarung tangan

 Sarung tangan tahan


tajam pelindung
- Zat kimia korosif
Tangan
 Sarung tangan insulasi
- Temperatur tinggi atau bahan kimia
rendah

- Terpeleset, benda  Sepatu pengaman


tajam di lantai, benda selubung kaki dan
Kaki
jatuh, percikan logam sepatu pengaman
cair
 Krim pelindung
 Pelingung yang kedap
- Kotoran dan bahan
korosif ringan
Kulit - Korosi kuat dan zat seperti sarung tangan
pelarut dan celemek

- Zat pelarut,  Celemek


Torso dan tubuh
kelembaban
- Atmosfer yang  Pakaian bertekanan
berbahaya seperti uap udara
Keseluruhan tubuh
beracun, debu
radioaktif
(Sumber: (Jerusalem, 2011))
32

2.3. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Penulis


(Sumber: Gambar diolah, 2017)

Penjelasan dari kerangka pikiran yang telah dibuat adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi Masalah K3

Proses identifikasi masalah dilakukan denganmengevaluasi kecelakaan kerja

yang terjadi di PT. X pada tahun 2016. Proses identifikasi dilakukan dengan melihat

prosedur standar operasi pada kegiatan kerja dan melakukan wawancara.

2. Tinjauan Literatur, Teori, dan Peraturan yang Berlaku

Tinjauan literatur, teori, dan peraturan yang digunakan dalam penelitian

adalah sistem manajemen keselamatn kerja dan kesehatan kerja, dengan

menggunakan teknik HIRADC.

3. Penyusunan HIRADC

Melakukan pemetaan dari data yang diperoleh dengan menentukan potensi

bahaya (Hazard Identification) dan tingkat risiko (Risk Assessment).

4. Penilaian menggukan HIRADC


33

Penilaian dilakaukan dengan menggukan matrix HIRADC.

5. Pembuatan matriks likelihood dan concequence

6. Evaluasi HIRADC dan Matriks

Evaluasi HIRADC merupakan proses untuk menilai apakah risiko tersebut

dapat diterima atau tidak.

7. Rekomendasi dan Perbaikan

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian digunakan untuk memberikan

saran dan perbaikan dalam sistem K3 pada PT. X.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif yang bertujuan

untuk mendapatkan gambaran, potensibahaya dan penilaian risiko Kesehatan dan

Keselamatan Kerja di PT. X. Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat postpositivisme yang digunakan untuk meneliti pada

kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci

(Sugiyono, 2013).

3.2. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Objek dalam penelitian ini merupakan karyawan dalam hal ini adalah karyawan

yang bekerja di Perusahaan X. Adapun ruang lingkup penelitian adalah gambaran

potensi bahaya dan risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. X yang

diidentifikasi dengan menggunakan metode Hazard Indentification Risk Assessment

& Determining Control (HIRADC), sehingga dapat memetakan kecelakaan kerja

yang terjadi di PT. X.

34
35

3.3. Informan

Informan dalam penelitian terbagi menjadi 2, yaitu:

1. Informan Utama
Informan utama merupakan informan yang berpengalam dan ahli di bidang

K3.Yang menjadi infoman utaman dari penelitian ini adalah manajer bagian EHS

(Enviroment Health Safety) dan dokter dan atau perawat klinik PT. X.

2. Informan Pendukung
Informan pendukung dari penelitian ini adalah 1 orang karyawan dari setiap

product line di PT. X, yang berjumlah 10 orang.

3.4. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data primer

Data primer yaitu data yang berasal dari narasumber atau sumber pertama yang

secara umum disebut sebagai narasumber.Data primer diperoleh dari hasil wawancara

kepada narasumber yang dipercaya memiliki pengetahuan dan wawasan yang cukup

terhadap variabel-variabel yang diteliti. Penyusunan draf wawancara akan disusun

pada saat penyusunan HIRADC sesuai dengan peraturan K3 yang berlaku di

Indonesia.
36

2. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari arsip PT. X yaitu berupa catatan atau laporan

historis tentang kecelakaan kerja dalam kurun waktu tahun 2016, literatur-literatur,

bahan kuliah, dan hasil penelitian terdahulu yang menunjang data primer.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Wawancara

Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan melakukan tanya jawab secara

langsung kepada pihak-pihak yang bersangkutan guna mendapatkan data dan

keterangan yang dapat menunjang analisis penelitian.Wawancara dilakukan dengan

beberapa karyawan PT. X untuk mendapatkan data sekunder sebagai penunjang data

primer yang telah didapatkan.

2. Observasi

Pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung pada

objek yang diteliti, sehingga mendapatkan gambaran yang jelas mengenai masalah

yang sedang diteliti.


37

3.6. Metode Analisis dan Tahapan Pengelolaan Data

3.6.1. Metode Analisis

Metodologi dalam penelitian merupakan langkah-langkah yang

akandilakukan dalam penelitian untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Langkah-langkah untuk pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Identifikasi masalah

Proses identifikasi dilakukan untuk mengetahui banyaknya tingkat

kecelakaan kerja yang terjadi di PT. X.

2. Studi literatur

Studi literatur digunakan untuk mengetahui serta mempelajari teori,

ilmu pengetahuan dan kebijakan serta peraturan yang berlaku dan relevan

dengan permasalah yang diteliti.

3. Identifikasi potensi bahaya

Identifikasi masalah dilakukan dengan tujuan untuk mencari sumber

dari bahaya yang menyebabkan kecelakaan.

4. Analisis risiko

Analisis risiko adalah proses penilaian risiko pada kegiatan kerja yang

dilakukan di PT. X.

5. Simpulan dan saran


38

Simpulan dan saran berisikan rangkuman dari pengelolaan data dan

analisis usulan penanganan potensi bahaya pada penelitian dan memberikan

usulan-usulan penanganan potensi bahaya pada PT. X.

3.6.2. Tahapan Pengelolaan Data

1. Pengelolaan data proses produksi

Pengelolaan data proses produksi dilakukan secara general pada PT. X.

Tahapan ini dilakukan agar dapat mengetahui titik sumber bahaya yang

mungkin terjadi dalam proses produksi PT. X.

2. Pengelolaan data kecelakaan kerja

Pengelolaan data kecalakaan kerja menggunakan data kecelakaan kerja pada

tahun 2016 di PT. X.

3. Identifikasi potensi bahaya dan penilaian risiko

Identifikasi potensi bahaya menggunakan metode HIRADC dan penilaian

risiko menggunakan matrik HIRADC.


39

3.7. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Januari – Maret 2017.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. X di Jalan X Jaya, Blok B1-10 Kawasan

Industri Panbil, Muka Kuning.


BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PT. X merupakan perusahaan Jerman yang memproduksi komponen-

komponen elektronik.Secara global perusahaan X didirikan pada tahun 1999

oleh Siemenes Matsushita Komponen yang merupakan perusahaan gabungan

dari Siemens dan Matsushita pada tahun 1989. Saham PT. X dibuka pada

tanggal 15 oktober 1999 di Frankfurt dan New York dengan masing-masing

12.5% untuk Siemens dan Matsushita. Tahun 2003, PT. X telah menjadi

anggota Perserikatan Bangsa bangsa untuk program Blobal Compact. PT. X

menjalankan kesepuluh prinsip Global Compact untuk mengelola perusahaan.

Sepuluh prinsip Global Compact PBB, yaitu:

Hak Asasi Manusia

1. Mendukung dan menghormati perlindungan hak asasi manusia.

2. Tidak terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia.

Buruh

3. Menjunjung tinggi kebebasan berserikat dan pengakuan efektif hak untuk

berunding.

4. Penghapusan segala bentuk kerja paksa.

40
41

5. Penghapusan pekerja anak (karyawan 18 tahun keatas).

6. Diskriminasi dalam pekerjaan dan jabatan.

Lingkungan

7. Mendukung pendakatan pencegahan tantangan lingkungan.

8. Inisiatis untuk mempromosikan tanggung jawab ligkungan yang lebih

besar.

9. Mendorong pengembangan dan penyebaran teknologi ramah lingkungan

Anti Korupsi

10. Melawan segala bentuk korupsi serta penyuapan dan pemerasan

Gambar 4.1 Tampak Depan PT. X 2017


(Sumber: PT. X, 2017)

Salah satu anak perusahaan TDK Corporation adalah PT. X. PT. X

merupakansalahsatuperusahaanmanufaktur sensor yang memproduksi element


42

sensor suhu, sistem sensor suhu dan sistem sensor surya. PT. X sendiriterletak

di kawasan IndustriPanbilMukaKuning, Batam.PT. X berdiripadatahun 1990

yang terletak di Seraya, Batam, yang

kemudianberpindahkekawasanIndustriPanbiltahun 2008. Padatahun 2011 PT.

X memperluasbangunan yang semulamemiliki 1 (satu) daerahproduksi

menjadi 2 (dua) daerahproduksiyaitu Panbil 1 dan Panbil 2.Untuk mencapai

tujuan perusahaan maka PT. X memiliki motto dan prinsip sebagai berikut:

Motto Perusahaan

Berkontribusipadabudayadan industry melaluikreativitas.

Prinsip-prinsip Perusahaan:

1. Visi

Senantiasamengambillangkahbarukedepandenganvisidanpikiran.Penciptaanda

npembuatantidakakandilahirkantanpaadavisi.

2. Keberanian

Senantiasabekerjadengankeberanian.Keberanianuntukbertindaklahirkarnabera

nimelawankontradiksidanmengatasinya.

3. Kepercayaan

Senantiasaberusahauntukmembangunkepercayaan.Kepercayaanlahirdariseman

gatkejujurandanmelayani.Selain itu perusahaan juga memiliki kebijakan yang


43

rancang untuk setiap tahun menurut kalender perusahaan.Untuk periode tahun

ini perusahaann merancang kebijakan dasar perusahaan sebagai berikut:

Kebijakan Dasar T122


Meningkatkankerjasamasecaraotomatisdalamperusahaandanmenyadaripertumbuhanla

njutan:

1. Mengejardalam “kualitassempurna”berdasarkankeunggulankemampuanteknis.

2. Menggerakanglobalisasisebenarnyadengantimmanajemen yang tanggap.

3. Mengembangkanbisnisbarudenganpendapatanlebihdari 100 milliar yen

sesuaidengan 3 segmenbisnisutama.

4. Memperbaharuibudayaperusahaandanmembangunsemangatkeberanian
44

4.1.2. Ruang Lingkup Usaha

PT. X merupakan perusahaan multinasional yang bergerak dibidang

manufaktur sensor dengan kualitas tinggi dan telah memiliki ISO.Perusahaan PT. X

telah tersebar dibeberapa Negara termasuk di Indonesia yang terletak di Batam.PT. X

dikatakan perusahaan dalam naungan TDK Group sehingga segala sesuatu ditetapkan

perundingan bersama dengan TDK Group.

Gambar 4.2 Letak Pabrik dan laboratorium RnD PT. X Corporation di Dunia
(Sumber: Penelusuran Google, 2017)

PT.X merupakan perusahaan dengan jumlah karyawan yang cukup banyak,

untuk menghasilkan sensor dengan berbagai jenis. Perusahaan ini berproduksi secara

terus menurus sehingga jam kerja karyawan atau karyawati yang bekerja sebagai

operator di perusahaan ini harus di bagi dalam beberapa shift. Pembagian tersebut
45

bertujuan untuk mempermudah pengaturan, pengontrolan, dan penyusunan jadwal

kerja produksi.Karyawan dan karyawati secara keseluruhan dibagi menjadi 3

klasifikasi yaitu, F1, GK, dan WC. F1 merupakan karyawan yang memproduk dan

memiliki target setiap harinya, GK merupakan karyawan yang disesuaikan dengan

working area dan grade, sedangkan WC merupakan karyawan yang bekerja dengan

grade 7/G – 16/P.

PT.X memiliki kalender perusahaan dengan periode dari bulan April hingga

Maret.Perusahaan ini memiliki buku peraturan yang disetujui oleh Kepala Dinas

Tenaga Kerja Kota Batam sehingga setiap karyawan dan karyawati wajib memiliki

buku tersebut sebagai pedoman dalam bekerja di lingkungan perusahaan. Buku

peraturan perusahaan tersebut berisi hubungan kerja, waktu kerja, hari libur, cuti, ijin,

keselamatan dan kesehatan kerja, pengupahan, jaminan social, kesejahteraan pekerja,

lembaga kerja, tata tertib kerja, sangsi terhadap pelanggaran, pemutusan hubungan

kerja, penyelesaian keluh kesah dan perselisihan.

PT.X juga menerapkan program 5S untuk menciptakan budaya disiplin

mengenai kebersihan agar tempat kerja tetap bersih.Unsur-unsur dari 5S yaitu Seiri

yang artinya pisahkan barang-barang yang tidak perlu. Seiton yang artinya rapikan

barang-barang yan diperlukan shingga bias ditemukan dengan cepat oleh siapa pun

yang memerlukan. Seiso yang artinya menciptakan tempat kerja yang bersih.Seiketsu

yang artinya standarisasi kegiatan pembersihan sampai kegiatan ini menjadi spesifik

dan mudah dilakukan serta menciptakan dan memelihara lingkungan kerja yang

aman.
46

Gambar 4.3 5S
(Sumber: Penelurusuran Google, 2017)

Unsur-unsur tersebut harus digantungkan pula beserta badge karyawan agar

dapat diterapkan dalam bekerja. Karyawan diingatkan untuk bekerja dengan bersih

dan disiplin agar dapat mengasilkan produk dengan kualitas yang tinggi sehingga

konsumen tetap melakukan kerja sama yang baik. Lingkungan kerja karyawan yang

bersih adalah harapan dari PT.X. Kualitas produk yang diperkenalkan mampu

membuat PT.X dipercaya pada merk-merk seperti Ford, Toyota, BMW, VW, Audi,

dan sebagainya.

Gambar 4.4 Customer PT. X


(Sumber: PT. X, 2017)
47

4.1.3. Proses Bisnis

Proses bisnis adalah kumpulan aktivitas atau pekerjaan yang terstruktur dan

saling terkait satu dengan yang lainnya untuk menyelesaikan suatu tujuan. Tujuan

perusahaan disini adalah memproduksi sensor. PT. X memiliki bermacam-macam

sensor dengan satu proses bisnis yang dapat dilihat pada flowchart berikut.

Gambar 4.5 Proses Bisnis PT.X


(Sumber: Pengolahan Data, 2017)

Ada dua jenis perusahaan manufaktur, pertama adalah perusahaan yang

membuat produknya sesuai dengan permintaan pelanggan, kedua adalah peruashaan

yang membaut dan merancang produknya sendiri.PT. X adalah jenis perusahaan

manufaktur yang membuat dan merancang produknya sendiri.Produk yang ada

dipasarkan oleh marketing. Marketing yang bertugas menawarkan produk ke calon


48

pelanggan akan menjelaskan fungsi, design dari masing-masing produk, meyakinkan

customer mengenai kualitas produk perusahaan serta negoisasi harga atas produk

yang akan dipesan. Marketing juga yang mencari calon pelanggan yang

membutuhkan produk sensor. Setelah itu, sales bertugas untuk mengkomunikasikan

permintaan produk dengan calon pelanggan yang akan melakukan transaksi dengan

PT. X. Pelanggan memberikan purchase order yang berisikan jumlah jenis, dan

spesifikasi produk kepada bagian sales untuk di proses. Kesepakatan dengan

pelanggan tersebut diberitahukan kepada customer service.Customer service

membuat jadwal produksi, jumlah yang harus diproduksi, dan target pencapaiannya

dalam bentuk list produksi. List tersebut diberikan kepada bagian produksi, kemudian

bagian produksi melakukan proses produksi sesuai dengan jadwal yang ditentukan

dan permintaan pelanggan.

Produk yang sudah selesai produksi disimpan pada bagian warehouse. Bagian

warehouse mendata barang produksi kemudian bagian shipping yang memberikan

informasi kepada pelanggan yang menyatakan bahwa barang akan dikirim. Barang

yang akan dikirim akan memunculkan invoice kepada pelanggan. Invoice yang

diterbitkan oleh bagian finance sesuai harga yang disepakati. Finance juga akan

melakukan penagihan penjualan tersebut. Seluruh alur yang terjadi termasuk alur

antar department dilakukan dengan system ERP. Sehingga invoice dan report

langsung otomatis terbit dan dapat diketahui oleh department yang berhubungan

dengan produk.
49

4.2. Hasil Penelitian

PT. X telah menerapkan prosedur mengenai identifikasi, penilaian risiko dan

pengendalian bahaya dengan menggunakan metode HIRADC (Hazard Identification

Risk Assesment Determining Control) yang telah dimuat dalam sistem manajemen

K3. Beberapa area kerja pada PT. X yang digunakan sebagai area pengamatan untuk

penelitian ini antara lain:

1. VKL

VKL merupakan gudang penyimpanan material yang sudah selesai

diproduksi.

2. M&P STORE

M&P STORE merupakan gudang untuk menyimpan raw matrial (bahan

mentah) dan matrial lain yang akan digunakan untuk proses produksi.

3. GLASS SENSOR, MSDS TRIMMING, CHIP DICING, SMALL

APPLIANCES, K27, EHI, M2020

Area kerja ini merupakan area kerja proses produksi PT. X.

4. TOOL ROOM

TOOL ROOM merupakan area kerja yang digunakan untuk membuat spare

parts yang digunakan oleh mesin produksi PT. X.

5. WIRE PREPARATION
50

WIRE PREPARATION merupakan area kerja yang digunakan untuk

menyiapkan wire (kabel) yang akan digunakan untuk memproduksi beberapa

jenis produk dari PT. X.

6. DISPOL MACHINE, MINI SENSOR MACHINE

Area kerja yang berisi mesin yang digunakan untuk memproduksi produk PT.

X.

7. MAINTENANCE

Merupakan area kerja yang digunakan untuk merawat semua asset perusahan.

8. CALIBRATION

Merupakan area kerja yang digunakan untuk menguji alat kerja yang akan

digunakan oleh pekerja.

9. R&D

Merupakan area kerja yang digunakan untuk menguji sampel produk dari PT.

X.

Dari area kerja diatas terdapat pekerjaan yang berbeda-beda sehingga setiap

pekerjaan mempunyai potensi bahaya dan faktor bahaya yang akan menimbulkan

kecelakaan apabila tidak segera dilakukan pengendalian.Jenis aktivitas pada area

kerja dapat dilihat pada tabel 4.1.


51

Tabel 4.1 Data Pekerjaan PT. X.


Area / Departemen Aktivitas
Receving and store-in
1. VKL
Withdraw material from location
Packing Process
Docu Process
Palletizing

Receving and Storage


2. M&P Store
Disposal
GR & Key in
Issuing/ Packing

Assembly Machine
3. GLASS SENSOR
Visual Inspection
MSDS TRIMMING2
Aging Test
CHIP DICING
Washing Auto
SMALL APPLIANCES
Washing Manual
K27
Measuring Auto
EHI
Measuring Semi Auto
M2020
Taping for Coating
Powder Coating
(manual)
Powder Coating
(Autol)
High Voltage Testing
Un Taping
Aging
(after coating)
Washing
Measure
Hostapan Cutting
Wire Cutting
Optical Sorting

Operate Metal Cutting Machine


4. TOOL ROOM
Operate Alumunium Cutting Machine
Operate with Surface Grinding Machine
Operate with Dril Machine
Operate with Milling Machine
52

Operate with Lathe Machine


Operate with Grinding Machine
Operate with CNC Milling Machine

Operate Kodera Cutting Machine


5. WIRE PREPARATION

Operate with DDS Machine


6. DISPOL MACHINE
Operate with Auto Mini Sensor Machine
MINI SENSOR MACHINE

Cleaning Machine
7. MAINTENANCE
Use Driling Machine
Use Bunner
Use Hot Blower
Use Manual Solder
Set- up and Maintenance Machine

Calibrate Glass Thermo


8. CALIBRATION ( for oil sorting process)
Calibrate Probe
Glass Thermo
Calibrate Hydrograph with Chamber Test
Calibrate Multi Tester with Fluke Calibrator
Calibrate Resistance Computator
Calibrate Vernier Caliper
(Digital & Manual)
Calibrate Micrometer
Calibrate Block Gauge
Calibrate Block Gauge with Keyence Scope
Operate Computer
(key in calibration data)
Calibrate High Voltage Test
Calibrate Oven
Calibrate Pull Strenght Unit
Calibrate Weighing Balance Unit

Work with Rapid Temp Cycling Test Machine


9. R&D (Liquid)
Work with Rapid Temp Cycling Test Machine (Air)
Work with Coldness Test Machine
Work with Damp Heat Test Machine
Work with Horizontal Profile Projector
Work with High Voltage Test Machine
53

Work with Lauda Test Machine


Work with RK Test Machine
Use Manual Solder
Use Tining Solder
Work with Resistance Measurement Process
Work with Nano Grinder Machine
Work with X-Ray Machine
Work with Digital Microscope
Work with SEM Machine
Work with Coating Machine
Work with Oven Machine
Work with Uni Strip Machine
Coating Activity

4.2.1. Gambaran Kecelakaan Kerja

Berdasarkan data yang tercatat, kasus kecelakaan kerja di PT. X pada 7 tahun

terakhir menunjukkan angka kecelakaan kerja yang naik dan turun secara drastis

setiap tahunnya. Pada tahun 2010 terjadi 28 kasus dan menurun selama 3 tahun

berikutnya yakni pada tahun 2011 terjadi 12 kasus, pada tahun 2012 terjadi 3 kasus

serta pada tahun 2013 terjadi 2 kasus, kemudian mulai meningkat lagi pada tahun

2014 yaitu 37 kasus dan yang terkhir pada tahun 2015 terjadi peningkatan angka

kecelakaan kerja yakni 82 kasus. Kemudian pada tahun 2016 meningkat drastis

menjadi 107 kasus.Kasus kecelakaan kerja yang terjadi terdapat 2 jenis yaitu kasus

kecelakaan di tempat kerja dan kasus kecelakaan lalu lintas (kecelakaan akibat

hubungan kerja).Angka kecelakaan kerja dijelaskan pada gambar dibawah ini.


54

Gambar 4.1 Angka Kecelakaan Kerja pada PT. X Tahun 2010 – 2016
(Sumber: PT. X, 2017)
Selama periode 2010 – 2016, kasus kecelakaan kerja di PT. X yang

mengakibatkan kematian hanya terjadi pada kecelakaan yang disebabkan oleh

kecelakaan lalu lintas (kecelakaan akibat hubungan kerja). Dan kecelakaan terbanyak

terjadi pada tahun 2016 yakni 107 kasus, oleh sebab itu identifikasi bahaya dan

penilaian risiko sangat penting untuk dilakukan pada tahun 2016 agar dapat

memperkecil risiko kecelakaan kerja yang dapat terjadi di tahun-tahun berikutnya.

Dilihat dari segi terjadinya, kecelakaan kerja di PT. X dibagi menjadi 2 jenis

yaitu, kecelakaan lalu lintas yang berhubungan dengan hubungan kerja dan

kecelakaan yang terjadi di area perusahaan. Namun pada tahun 2010 hingga tahun

2013 belum dilakukan pencatatan untuk jenis kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan

oleh sistem administrasi K3 pada PT. X yang kurang baik. Pada tahun 2010 hingga

tahun 2013 seluruh kecelakaan yang tercatat merupakan kecelakaan yang terjadi di

tempat kerja. Kemudian pada tahun 2014 barulah dilakukan pencatatan terhadap

kecelakaan lalu lintas yang terjadi akibat hubungan kerja pada karyawan PT. X.Pada
55

tahun 2014 terjadi 17 kasus kecelakaan lalu lintas dan 20 kecelakaan pada tempat

kerja, lalu pada tahun 2015 terjadi peningkatan pada masing-masing jenis kecelakaan

yaitu 55 kasus kecelakaan lalu lintas dan 27 kelakaan pada tempat kerja. Dan pada

tahun 2016 tingkat kecelakaan kerja terus meningkat yaitu 64 kasus kecelakaan lalu

lintas dan 43 kasus kecelakaan di tempat kerja.

Gambar 4.2 Jenis Kecelakaan Kerja di PT. X pada Tahun 2010 – 2016
(Sumber: Data Kecelakaan Kerja PT. X, 2017)

Di tahun 2016 tingkat kecelakaan kerja paling tinggi selama kurun waktu 7

tahun belakangan ini.Kecelakaan kerja yang terjadi pada tahun 2016 dispesifikasikan

menjadi 3 jenis yaitu kecelakaan lalu lintas, kecelakaan yang berhubungan dengan

mesin dan kecelakaan yang bukan disebabkan karena hubungan dengan mesin.
56

Gambar 4.3 Jenis Kecelakaan Kerja di PT. X pada Tahun 2016


(Sumber: Data Kecelakaan Kerja PT. X, 2017)
Waktu kerja di PT. X terbagi menjadi dua jam kerja yakni AM and PM, dan

terdiri dari 3 shift. Jam kerja mulai dari jam 7 pagi hingga jam 7 malam disebut

dengan AM sedangkan jam kerja mulai dari jam 7 malam hingga jam 7 pagi disebut

PM. Seluruh pembagian waktu kerja diatur dan ditetapkan oleh bagian HRD (Human

Resouce Department).

Kecelakaan yang terjadi pada area kerja adalah sebanyak 43 kasus, dan 29

kasus terjadi pada jam kerja AM yaitu pada jam 7 pagi hingga jam 7 malam

sedangkan 14 kasus lainnya terjadi pada jam kerja PM yaitu pada jam 7 malam

hingga jam 7 pagi. Dapat disimpulkan bahwa kecelakaan yang terjadi di area kerja

lebih banyak tejadi pada jam kerja di pagi hari dibandingkan pada malam hari.
57

Gambar 4.4 Kecelakaan Kerja berdasarkan Waktu Kerja


(Sumber: Data Kecelakaan Kerja PT. X, 2017)

Berdarkan gender, kecelakaan kerja yang terjadi pada tahun 2016 terbagi atas

perempuan dan laki-laki dengan perbandingan 40% untuk laki-laki dan 60% untuk

perempuan dari total 107 kasus kecelakaan kerja.

Gambar 4.5 Kecelakaan Kerja PT. X Bersarkan Gender


(Sumber: Data Kecelakaan Kerja PT. X, 2017)
58

Gambar 4.6 Kecelakaan Kerja PT. X Berdasarkan Gender dan Tempat


Kecelakaan
(Sumber: Data Kecelakaan Kerja PT. X, 2017)

Dilihat berdasarkan gender dan jenis kecelakaan, kasus kecelakaan lalu lintas

lebih banyak terjadi dibandikan kecelakaan di tempat kerja. Selain itu kecelakaan

kerja lebih banyak dialami oleh karyawan perempuan dibandingkan dengan karyawan

laki-laki. Hal ini disebabkan oleh 75% karyawan PT. X merupakan perempuan dan

25% lainnya adalah laki-laki, hal tersebut menyebabkan peluang terjadinya

kecelakaan pada karyawan perempuan lebih besar dibandikan dengan karyawan laki-

laki.
59

4.2.2. Pemetaan Matrix Risiko


Pemetaan matrix risiko digunakan untuk mengetahui tingkat risiko yang dapat

mengancam keselamatan karyawan di PT. X. Berikut merupakan gambaran tata ruang

di PT. X:

Gambar 4.7 Layout PT. X Plan A Gambar 4.8 Layout PT. X Plan B
(Sumber: PT. X, 2017) (Sumber: PT. X, 2017)
Tabel 4.2 Area Kerja PT. X
Kode 15 Lead frame
Nama Area
Area 16 Dicing
1 Penyimpanan finish goods 17 Project area
2 Material store 18 Taping area
3 Parts store 19 Coating
4 Ruangan tool 20 Q area
5 Hostaphan forming 21 Packing area
6 Cutting wire 22 Visual area
7 Glass Sensor 23 Resistance measuring
8 Manual Soldering 24 Maintenance area
9 Wire forming 25 RnD area
10 Auto soldering 26 K276, EHI, Small System
11 Oven 27 Office plan II
12 Office plan I 28 Store
13 Autoline 29 Gudang
14 Trimming (Sumber: Pengolahan Data, 2017)
60

Proses identifikasi potensi bahaya dan faktor bahaya pada pekerjaan di area VKL

dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Identifikasi Bahaya pada Area VKL


Aktivitas Potensi Bahaya/Faktor Bahaya
Receving and store-in Fatigue, stress or strain/Kelelahan,
stres atau ketegangan

Withdraw material from location Falling objects from a height/Benda-


benda jatuh dari ketinggian

Falling objects from a height/Benda-


benda jatuh dari ketinggian

Tripping over obstacles/Tersandung


atas hambatan

Packing Process Fatigue, stress or strain/Kelelahan,


stres atau ketegangan
Lifting of heavy objects/Mengangkat
benda berat

Docu Process Lifting of heavy objects/Mengangkat


benda berat

Palletizing Lifting of heavy objects/Mengangkat


benda berat
Use of hand tools/Penggunaan alat-
alat tangan

Proses identifikasi potensi bahaya dan faktor bahaya pada area M&P STORE

dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Identifikasi bahaya pada area M&P STORE


Aktivitas Potensi Bahaya/Faktor Bahaya
Receving and Storage Fatigue, stress or strain/Kelelahan, stres atau ketegangan

Lack of or failure of safety devices/Kurangnya atau kegagalan


perangkat keselamatan
Collision due to operation of vehicles/Tabrakan karena
pengoperasian kendaraan
Contact with chemicals/harmful substances (chemical)*/Kontak
dengan bahan kimia berbahaya (kimia) *

Explosion/Ledakan
61

Exposure to chemicals/substances/dusts (chemical)*/Paparan


debu/kimia/zat (kimia) *
Fire/Api
Release/spillage or presence of flammable/explosive materials
(chemicals)*/Rilis tumpahan atau kehadiran bahan mudah
terbakar ledakan (bahan kimia) *

Release/spillage or presence of toxic substances


(chemicals)*/Rilis tumpahan atau kehadiran zat beracun
(bahan kimia) *
Failure or collapse of crane, derrick, winch, hoist, piling frame
or other appliance used in raising or lowering persons or
goods/Kegagalan atau runtuhnya crane, derrick, winch, hoist,
menumpuk bingkai atau alat lain yang digunakan dalam
meningkatkan atau menurunkan orang atau barang

Falling objects from a height/Benda-benda jatuh dari


ketinggian
Fatigue, stress or strain/Kelelahan, stres atau ketegangan

Struck by flying objects/sparks/Terkesan oleh terbang objek


sparks
Uncomfortable work positions or work environment/Posisi
pekerjaan yang tidak nyaman atau lingkungan kerja

Lifting of heavy objects/Mengangkat benda berat

Disposal Contact with chemicals/harmful substances (chemical)*/Kontak


dengan bahan kimia berbahaya (kimia) *
Explosion/Ledakan
Exposure to chemicals/substances/dusts (chemical)*/Paparan
debu/kimia/zat (kimia) *
Failure or collapse of crane, derrick, winch, hoist, piling frame
or other appliance used in raising or lowering persons or
goods/Kegagalan atau runtuhnya crane, derrick, winch, hoist,
menumpuk bingkai atau alat lain yang digunakan dalam
meningkatkan atau menurunkan orang atau barang
Falling objects from a height/Benda-benda jatuh dari
ketinggian
Fatigue, stress or strain/Kelelahan, stres atau ketegangan

Fire/Api
Lack of or failure of safety devices/Kurangnya atau kegagalan
perangkat keselamatan
Release/spillage or presence of flammable/explosive materials
(chemicals)*/Rilis tumpahan atau kehadiran bahan mudah
terbakar ledakan (bahan kimia) *
62

Release/spillage or presence of toxic substances


(chemicals)*/Rilis tumpahan atau kehadiran zat beracun
(bahan kimia) *
Struck by flying objects/sparks/Terkesan oleh terbang objek
sparks
Uncomfortable work positions or work environment/Posisi
pekerjaan yang tidak nyaman atau lingkungan kerja
Collision due to operation of vehicles/Tabrakan karena
pengoperasian kendaraan

GR & Key in Contact with electricity/Kontak dengan listrik


Exposure to radiation/Paparan radiasi
Fatigue, stress or strain/Kelelahan, stres atau ketegangan

Issuing/ Packing Falling objects from a height/Benda-benda jatuh dari


ketinggian
Uncomfortable work positions or work environment/Posisi
pekerjaan yang tidak nyaman atau lingkungan kerja

Use of equipment tools with repetitive motion/Penggunaan


alat-alat peralatan dengan gerakan berulang-ulang

Proses identifikasi potensi bahaya dan faktor bahaya pada area GLASS

SENSOR, MSDS TRIMMING, CHIP DICING, SMALL APPLIANCES, K27, EHI,

M2020 dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Identifikasi Potensi Bahaya pada area GLASS SENSOR, MSDS
TRIMMING, CHIP DICING, SMALL APPLIANCES, K27, EHI, M2020
Aktivitas Potensi Bahaya/Faktor Bahaya
Assembly Machine Contact with moving parts of machinery/Kontak
dengan bagian mesin yang bergerak
Contact with hot/cold surfaces/Kontak dengan
permukaan panas dingin
Sandwiched between objects/Terjepit di antara
objek
Contact with chemicals/harmful substances
(chemical)*/Kontak dengan bahan kimia berbahaya
(kimia) *
Improperly guarded or unguarded
machinery/Penutup Mesin yang aman dan tidak
aman
Exposure to noise/vibration/Paparan
kebisingan/getaran

Visual Inspection Fatigue, stress or strain/Kelelahan, stres atau


ketegangan
63

Aging Test Fatigue, stress or strain/Kelelahan, stres atau


ketegangan

Washing Auto Fatigue, stress or strain/Kelelahan, stres atau


ketegangan
Exposure to chemicals/substances/dusts
(chemical)*/Paparan debu/kimia/zat (kimia) *
Lack of ventilation or improper
ventilation/Kurangnya ventilasi atau ventilasi yang
kurang baik
Fire/Api
Explosion/Ledakan

Washing Manual Fatigue, stress or strain/Kelelahan, stres atau


ketegangan

Measuring Auto Use of equipment tools with repetitive


motion/Penggunaan alat-alat peralatan dengan
gerakan berulang-ulang
Use of equipment tools with repetitive
motion/Penggunaan alat-alat peralatan dengan
gerakan berulang-ulang
Contact with moving parts of machinery/Kontak
dengan bagian mesin yang bergerak

Measuring Semi Auto Fatigue, stress or strain/Kelelahan, stres atau


ketegangan

Taping for Coating Fatigue, stress or strain/Kelelahan, stres atau


ketegangan

Powder Coating Contact with hot/cold surfaces/Kontak dengan


(manual) permukaan panas dingin
Collision with static objects/Tabrakan dengan
benda bergerak

Powder Coating Collision with static objects/Tabrakan dengan


(Autol) benda bergerak

High Voltage Testing Exposure to chemicals/substances/dusts


(chemical)*/Paparan debu/kimia/zat (kimia) *
Contact with electricity/Kontak dengan listrik

Un Taping Fatigue, stress or strain/Kelelahan, stres atau


ketegangan
64

Aging Contact with hot/cold surfaces/Kontak dengan


(after coating) permukaan panas dingin
Fatigue, stress or strain/Kelelahan, stres atau
ketegangan

Washing Exposure to chemicals/substances/dusts


(chemical)*/Paparan debu/kimia/zat (kimia) *

Measure Exposure to chemicals/substances/dusts


(chemical)*/Paparan debu/kimia/zat (kimia) *

Hostapan Cutting Sandwiched between objects/Terjepit di antara


objek

Wire Cutting Sandwiched between objects/Terjepit di antara


objek

Optical Sorting Fatigue, stress or strain/Kelelahan, stres atau


ketegangan

Proses identifikasi potensi bahaya dan faktor bahaya pada area TOOL ROOM

dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Identifikasi Potensi Bahaya pada area TOOL ROOM


Aktivitas Potensi Bahaya/Faktor Bahaya
Operate Metal Cutting Machine Contact with moving parts of machinery/Kontak dengan
bagian mesin yang bergerak
Contact with moving parts of machinery/Kontak dengan
bagian mesin yang bergerak
Contact with hot/cold surfaces/Kontak dengan
permukaan panas dingin
Exposure to noise/vibration/Paparan
kebisingan/getaran
Use of equipment tools with repetitive
motion/Penggunaan alat-alat peralatan dengan
gerakan berulang-ulang
Struck by flying objects/sparks/Terkesan oleh terbang
objek sparks
Improperly guarded or unguarded machinery/Penutup
Mesin yang aman dan tidak aman
Lifting of heavy objects/Mengangkat benda berat

Operate Alumunium Cutting Machine Contact with moving parts of machinery/Kontak dengan
bagian mesin yang bergerak

Operate with Surface Grinding Machine Contact with moving parts of machinery/Kontak dengan
bagian mesin yang bergerak
65

Operate with Dril Machine Contact with moving parts of machinery/Kontak dengan
bagian mesin yang bergerak

Operate with Milling Machine Contact with moving parts of machinery/Kontak dengan
bagian mesin yang bergerak

Operate with Lathe Machine Contact with moving parts of machinery/Kontak dengan
bagian mesin yang bergerak

Operate with Grinding Machine Contact with moving parts of machinery/Kontak dengan
bagian mesin yang bergerak

Operate with CNC Milling Machine Contact with moving parts of machinery/Kontak dengan
bagian mesin yang bergerak

Proses identifikasi potensi bahaya dan faktor bahaya pada area WIRE

PREPARATION dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Identifikasi Potensi Bahaya pada area WIRE PREPARATION


Aktivitas Potensi Bahaya/Faktor Bahaya
Kodera Cutting Machine Contact with moving parts of machinery/Kontak
dengan bagian mesin yang bergerak
Exposure to noise/vibration/Paparan
kebisingan/getaran
Struck by flying objects/sparks/Terkena oleh objek
yang terbang
Electrical short circuit or failure of electrical
machinery, plant or apparatus/Korsleting listrik atau
kegagalan mesin-mesin listrik, pabrik atau
peralatan

Use of equipment tools with repetitive


motion/Penggunaan alat-alat peralatan dengan
gerakan berulang-ulang
Fatigue, stress or strain/Kelelahan, stres atau
ketegangan
Contact with moving parts of machinery/Kontak
dengan bagian mesin yang bergerak
Use of hand tools/Penggunaan alat-alat tangan

Proses identifikasi potensi bahaya dan faktor bahaya pada area DISPOL

MACHINE, MINI SENSOR MACHINE dapat dilihat pada tabel 4.8.


66

Tabel 4.8 Identifikasi Potensi Bahaya pada area DISPOL MACHINE, MINI
SENSOR MACHINE
Aktivitas Potensi Bahaya/Faktor Bahaya
Operate with DDS Machine Contact with moving parts of machinery/Kontak
dengan bagian mesin yang bergerak
Contact with hot/cold surfaces/Kontak dengan
permukaan panas dingin
Contact with chemicals/harmful substances
(chemical)*/Kontak dengan bahan kimia
berbahaya (kimia) *
Improperly guarded or unguarded
machinery/Penutup Mesin yang aman dan
tidak aman
Fatigue, stress or strain/Kelelahan, stres atau
ketegangan
Exposure to chemicals/substances/dusts
(chemical)*/Paparan debu/kimia/zat (kimia) *
Lack of ventilation or improper
ventilation/Kurangnya ventilasi atau ventilasi
yang kurang baik
Fire/Api
Use of equipment tools with repetitive
motion/Penggunaan alat-alat peralatan dengan
gerakan berulang-ulang
Release/spillage or presence of
flammable/explosive materials
(chemicals)*/Rilis tumpahan atau kehadiran
bahan mudah terbakar ledakan (bahan kimia) *
Lack of or failure of safety devices/Kurangnya
atau kegagalan perangkat keselamatan

Sandwiched between objects/Terjepit di antara


objek

Proses identifikasi potensi bahaya pada area MAINTENANCE dapat dilihat pada

tabel 4.9.

Tabel 4.9 Identifikasi Potensi Bahaya pada area Maintenance


Aktivitas Potensi Bahaya/Faktor Bahaya
Cleaning Machine Contact with chemicals/harmful
substances (chemical)*/Kontak dengan
bahan kimia berbahaya (kimia) *

Contact with chemicals/harmful


substances (chemical)*/Kontak dengan
bahan kimia berbahaya (kimia) *

Contact with hot/cold surfaces/Kontak


dengan permukaan panas dingin
67

Exposure to
chemicals/substances/dusts
(chemical)*/Paparan debu/kimia/zat
(kimia) *

Fatigue, stress or strain/Kelelahan,


stres atau ketegangan
Improperly guarded or unguarded
machinery/Penutup Mesin yang aman
dan tidak aman
Lack of ventilation or improper
ventilation/Kurangnya ventilasi atau
ventilasi yang kurang baik
Use of hand tools/Penggunaan alat-alat
tangan
Contact with electricity/Kontak dengan
listrik

Use Driling Machine Contact with moving parts of


machinery/Kontak dengan bagian
mesin yang bergerak
Contact with moving parts of
machinery/Kontak dengan bagian
mesin yang bergerak
Exposure to noise/vibration/Paparan
kebisingan/getaran
Use of equipment tools with repetitive
motion/Penggunaan alat-alat peralatan
dengan gerakan berulang-ulang
Struck by flying
objects/sparks/Terkesan oleh terbang
objek sparks
Lifting of heavy objects/Mengangkat
benda berat

Use Bunner Fatigue, stress or strain/Kelelahan,


stres atau ketegangan
Fire/Api

Use Hot Blower Fatigue, stress or strain/Kelelahan,


stres atau ketegangan

Use Manual Solder Fatigue, stress or strain/Kelelahan,


stres atau ketegangan

Set- up and Fatigue, stress or strain/Kelelahan,


Maintenance Machine stres atau ketegangan
Sandwiched between objects/Terjepit di
antara objek
68

Proses identifikasi potensi bahaya dan faktor bahaya pada area CALIBRATION

dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10 Identifikasi Potensi Bahaya pada area CALIBRATION


Aktivitas Potensi Bahaya/Faktor Bahaya
Calibrate Glass Thermo Contact with chemicals/harmful
( for oil sorting process) substances (chemical)*/Kontak
dengan bahan kimia berbahaya
(kimia) *

Contact with chemicals/harmful


substances (chemical)*/Kontak
dengan bahan kimia berbahaya
(kimia) *

Contact with hot/cold surfaces/Kontak


dengan permukaan panas dingin

Exposure to
chemicals/substances/dusts
(chemical)*/Paparan debu/kimia/zat
(kimia) *

Calibrate Probe Fatigue, stress or strain/Kelelahan,


Glass Thermo stres atau ketegangan

Calibrate Hydrograph Contact with electricity/Kontak dengan


with Chamber Test listrik
Lifting of heavy objects/Mengangkat
benda berat

Calibrate Multi Tester Contact with electricity/Kontak dengan


with Fluke Calibrator listrik

Calibrate Resistance Contact with electricity/Kontak dengan


Computator listrik

Calibrate Vernier Caliper Fatigue, stress or strain/Kelelahan,


(Digital & Manual) stres atau ketegangan
Falling objects from a height/Benda-
benda jatuh dari ketinggian

Calibrate Micrometer Fatigue, stress or strain/Kelelahan,


stres atau ketegangan

Calibrate Block Gauge Fatigue, stress or strain/Kelelahan,


stres atau ketegangan
69

Calibrate Block Gauge Fatigue, stress or strain/Kelelahan,


with Keyence Scope stres atau ketegangan

Operate Computer Fatigue, stress or strain/Kelelahan,


(key in calibration data) stres atau ketegangan
Contact with electricity/Kontak dengan
listrik

Calibrate High Voltage Contact with electricity/Kontak dengan


Test listrik

Calibrate Oven Contact with hot/cold surfaces/Kontak


dengan permukaan panas dingin

Fatigue, stress or strain/Kelelahan,


stres atau ketegangan

Calibrate Pull Strenght Fatigue, stress or strain/Kelelahan,


Unit stres atau ketegangan

Calibrate Weighing Fatigue, stress or strain/Kelelahan,


Balance Unit stres atau ketegangan

Proses identifkasi potensi bahaya dan faktor bahaya pada area R&D dapat dilihat

pada tabel 4.11.

Tabel 4.11 Identifikasi Potensi Bahaya pada area R&D


Aktivitas Potensi Bahaya/Faktor Bahaya
Work with Rapid Temp Cycling Fatigue, stress or strain/Kelelahan, stres atau
Test Machine (Liquid) ketegangan
Contact with hot/cold surfaces/Kontak dengan
permukaan panas dingin
Contact with chemicals/harmful substances
(chemical)*/Kontak dengan bahan kimia
berbahaya (kimia) *
Exposure to chemicals/substances/dusts
(chemical)*/Paparan debu/kimia/zat (kimia) *
Sandwiched between objects/Terjepit di antara
objek
Contact with electricity/Kontak dengan listrik

Work with Rapid Temp Cycling Fatigue, stress or strain/Kelelahan, stres atau
Test Machine (Air) ketegangan

Work with Coldness Test Fatigue, stress or strain/Kelelahan, stres atau


Machine ketegangan
70

Work with Damp Heat Test Fatigue, stress or strain/Kelelahan, stres atau
Machine ketegangan

Work with Horizontal Profile Fatigue, stress or strain/Kelelahan, stres atau


Projector ketegangan
Use of hand tools/Penggunaan alat-alat tangan

Work with High Voltage Test Fatigue, stress or strain/Kelelahan, stres atau
Machine ketegangan

Work with Lauda Test Machine Fatigue, stress or strain/Kelelahan, stres atau
ketegangan

Work with RK Test Machine Fatigue, stress or strain/Kelelahan, stres atau


ketegangan
Use of equipment tools with repetitive
motion/Penggunaan alat-alat peralatan dengan
gerakan berulang-ulang

Use Manual Solder Fatigue, stress or strain/Kelelahan, stres atau


ketegangan
Lack of ventilation or improper
ventilation/Kurangnya ventilasi atau ventilasi
yang kurang baik

Use Tining Solder Fatigue, stress or strain/Kelelahan, stres atau


ketegangan

Work with Resistance Fatigue, stress or strain/Kelelahan, stres atau


Measurement Process ketegangan

Work with Nano Grinder Fatigue, stress or strain/Kelelahan, stres atau


Machine ketegangan

Work with X-Ray Machine Fatigue, stress or strain/Kelelahan, stres atau


ketegangan
Exposure to radiation/Paparan radiasi

Work with Digital Microscope Fatigue, stress or strain/Kelelahan, stres atau


ketegangan

Work with SEM Machine Fatigue, stress or strain/Kelelahan, stres atau


ketegangan

Work with Coating Machine Fatigue, stress or strain/Kelelahan, stres atau


ketegangan
71

Work with Oven Machine Fatigue, stress or strain/Kelelahan, stres atau


ketegangan

Work with Uni Strip Machine Fatigue, stress or strain/Kelelahan, stres atau
ketegangan

Coating Activity Fatigue, stress or strain/Kelelahan, stres atau


ketegangan

Sampel data kecelakaan kerja pada area kerja di PT. X dapat dilihat pada tabel

4.12.

Tabel 4.12 Gambaran Kecelakaan Kerja Berdasarkan Area Kerja


Time of
No. Date of Occurance Work Area
Occurance
1 19-Jan-16 05.00 7
2 20-Jul-16 17.55 7
3 1-Mar-16 21.30 8
4 1-Jun-16 12.20 8
5 2-Jun-16 16.30 8
6 16-Mar-16 18.45 10
7 19-Apr-16 15.15 10
8 5-Jul-16 10.51 10
9 9-Aug-16 07.35 10
10 9-Jun-16 14.09 13
11 9-Jun-16 07.15 13
12 27-Jun-16 23.57 13
13 11-Jul-16 9.11 13
14 9-Aug-16 23.57 13
15 31-Aug-16 00.47 13
16 26-Jan-16 07.15 14
17 12-May-16 06.45 14
18 10-Mar-16 20.25 19
19 13-Apr-16 13.00 19
20 15-Jan-16 20.55 20
21 3-Aug-16 11.35 21
22 10-Sep-16 07.40 22
23 21-Sep-16 11.30 22
24 10-Nov-16 23.55 22
25 13-Jun-16 20.45 23
26 2-Jan-16 23.35 26
72

27 19-Feb-16 14.10 26
28 7-Mar-16 21.00 26
29 20-May-16 15.21 26
30 31-May-16 16.30 26
31 3-Jun-16 16.30 26
32 10-Jul-16 12.50 26
33 12-Jul-16 13.40 26
34 21-Jul-16 16.00 26
35 30-Aug-16 06.45 26
36 5-Sep-16 23.33 26
37 11-Sep-16 11.30 26
38 4-Nov-16 13.30 26
39 8-Nov-16 11.00 26
40 15-Nov-16 16.35 26
41 8-Mar-16 07.55 CANTEEN
42 16-Nov-16 16.00 CANTEEN
43 26-Mar-16 15.30 TOILET
(Sumber: Pengolahan Data, 2017)

Gambar 4.8 Gambaran Kecelakaan Kerja


(Sumber: Pengolahan Data, 2017)

Kasus kecelakaan kerja yang tertinggi terjadi di area nomor 26 yakni 15 kasus,

dari hasil penelitian hal ini disebabkan oleh tingkat penggunaan mesin yang intensif
73

pada area ini dibandingkan dengan area lain. Selain itu dari hasil observasi dan data

kecelakaan kerja tingginya tinggkat kecelakaan kerja di area ini disebabkan oleh

kurang disiplinnya karyawan saat bekerja dan mengabaikan penggunaan APD (Alat

Pelindung Diri) dalam proses kerja seperti tidak menggunakan sepatu yang sesuai

standar perusahaan, selain itu ditemukan kelalaian dalam pengoperasian mesin

produksi yakni memasukkan bagian tubuh seperti tangan kedalam mesin tanpa

meberhentikan mesin terlebih dahulu.

Kemudian area dengan tingkat kecelakaan tinggi selanjutnya adalah area nomor

13 yakni 6 kasus, kemudian area 10 yakni 5 kasus dan area tertinggi keempat adalah

area nomor 23 yakni 4 kasus. Pada area 7, area 8, area 14, area 19 dan area kantin

terjadi masing-masing 2 kasus kecelakaan kerja dan pada area 20, area 21 dan toilet

terjadi 1 kasus kecelakaan kerja.


74

4.2.3. Pencapaian Penerapan K3 Melalui Identifikasi Bahaya dengan Metode

HIRADC

Setelah melakukan identifikasi potensi bahaya maka selanjutnya dilakukan

penilaiai risiko.Penilaian risiko pada area VKL dapat dilihat pada tabel 4.13.

Tabel 4.13 Penilaian Risiko Pada Area VKL


Penilaian Risiko
Aktivitas Potensi Bahaya/Faktor Bahaya Potensi Cedera
Likelihood Severity HIRADC
Receving and store-in Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Muscular Injury/ 1 1 1 (Low)
stres atau ketegangan stress
injury/Cedera pada
otot / stres cedera

Withdraw material Falling objects from a height/Benda- Hand injury/Cedera 1 2 2 (Low)


from location benda jatuh dari ketinggian ditangan

Falling objects from a height/Benda- Foot injury/Cedera 1 2 2 (Low)


benda jatuh dari ketinggian dikaki
Falling objects from a height/Benda- Head 1 2 2 (Low)
benda jatuh dari ketinggian damage/Kerusakan
dikepala
Tripping over obstacles/Tersandung Foot injury/Cedera 1 2 2 (Low)
atas hambatan dikaki
Tripping over obstacles/Tersandung Head 1 2 2 (Low)
atas hambatan damage/Kerusakan
dikepala

Packing Process Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Muscular Injury/ 1 1 1 (Low)


stres atau ketegangan stress
injury/Cedera pada
otot / stres cedera

Lifting of heavy objects/Mengangkat Muscular Injury/ 1 1 1 (Low)


benda berat stress
injury/Cedera pada
otot / stres cedera

Docu Process Lifting of heavy objects/Mengangkat Muscular Injury/ 1 2 2 (Low)


benda berat stress
injury/Cedera pada
otot / stres cedera

Lifting of heavy objects/Mengangkat Foot injury/Cedera 1 2 2 (Low)


benda berat dikaki
75

Palletizing Lifting of heavy objects/Mengangkat Muscular Injury/ 1 2 2 (Low)


benda berat stress
injury/Cedera pada
otot / stres cedera

Lifting of heavy objects/Mengangkat Foot injury/Cedera 1 2 2 (Low)


benda berat dikaki
Use of hand tools/Penggunaan alat- Hand injury/Cedera 1 2 2 (Low)
alat tangan ditangan

Penilaian risiko pada area M&P STORE dapat dilihat pada tabel 4.14

Tabel 4.14 Penilaian Risiko Pada Area M&P STORE


Potensi Penilaian Risiko
Aktivitas Potensi Bahaya/Faktor Bahaya
Cedera Likelihood Severity HIRADC
Receving and Storage Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Muscular Injury/ 1 1 1 (Low)
stres atau ketegangan stress
injury/Cedera
pada otot / stres
cedera
Lack of or failure of safety Heat stress/Panas 2 1 2 (Low)
devices/Kurangnya atau kegagalan stres
perangkat keselamatan
Collision due to operation of Personal 3 1 3 (Low)
vehicles/Tabrakan karena Injury/Kecelakaan
pengoperasian kendaraan pribadi

Contact with chemicals/harmful Chemical 3 1 3 (Low)


substances (chemical)*/Kontak burn/Kebakaran
dengan bahan kimia berbahaya disebabkan oleh
(kimia) * bahan kimia

Explosion/Ledakan Heat stress/Panas 3 1 3 (Low)


stres
Exposure to Ill-health/Sakit 3 1 3 (Low)
chemicals/substances/dusts
(chemical)*/Paparan debu/kimia/zat
(kimia) *

Fire/Api Heat stress/Panas 3 1 3 (Low)


stres
Release/spillage or presence of Heat stress/Panas 3 1 3 (Low)
flammable/explosive materials stres
(chemicals)*/Rilis tumpahan atau
kehadiran bahan mudah terbakar
ledakan (bahan kimia) *

Release/spillage or presence of toxic Heat stress/Panas 3 1 3 (Low)


substances (chemicals)*/Rilis stres
tumpahan atau kehadiran zat beracun
(bahan kimia) *
76

Failure or collapse of crane, derrick, Heat stress/Panas 3 1 3 (Low)


winch, hoist, piling frame or other stres
appliance used in raising or lowering
persons or goods/Kegagalan atau
runtuhnya crane, derrick, winch, hoist,
menumpuk bingkai atau alat lain yang
digunakan dalam meningkatkan atau
menurunkan orang atau barang

Falling objects from a height/Benda- Heat stress/Panas 3 1 3 (Low)


benda jatuh dari ketinggian stres
Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Muscular Injury/ 3 1 3 (Low)
stres atau ketegangan stress
injury/Cedera
pada otot / stres
cedera
Struck by flying Personal 3 1 3 (Low)
objects/sparks/Terkesan oleh terbang Injury/Kecelakaan
objek sparks pribadi
Uncomfortable work positions or work Muscular Injury/ 3 1 3 (Low)
environment/Posisi pekerjaan yang stress
tidak nyaman atau lingkungan kerja injury/Cedera
pada otot / stres
cedera
Lifting of heavy objects/Mengangkat Foot injury/Cedera 3 1 3 (Low)
benda berat dikaki

Disposal Collision due to operation of Personal 2 1 2 (Low)


vehicles/Tabrakan karena Injury/Kecelakaan
pengoperasian kendaraan pribadi
Contact with chemicals/harmful Personal 3 1 3 (Low)
substances (chemical)*/Kontak Injury/Kecelakaan
dengan bahan kimia berbahaya pribadi
(kimia) *

Explosion/Ledakan Heat stress/Panas 3 1 3 (Low)


stres
Exposure to Occupational 3 1 3 (Low)
chemicals/substances/dusts asthma/Penyakit
(chemical)*/Paparan debu/kimia/zat asma
(kimia) *

Failure or collapse of crane, derrick, Personal 3 1 3 (Low)


winch, hoist, piling frame or other Injury/Kecelakaan
appliance used in raising or lowering pribadi
persons or goods/Kegagalan atau
runtuhnya crane, derrick, winch, hoist,
menumpuk bingkai atau alat lain yang
digunakan dalam meningkatkan atau
menurunkan orang atau barang

Falling objects from a height/Benda- Personal 3 1 3 (Low)


benda jatuh dari ketinggian Injury/Kecelakaan
pribadi
77

Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Muscular Injury/ 3 1 3 (Low)


stres atau ketegangan stress
injury/Cedera
pada otot / stres
cedera
Fire/Api Personal 3 1 3 (Low)
Injury/Kecelakaan
pribadi
Lack of or failure of safety Personal 3 1 3 (Low)
devices/Kurangnya atau kegagalan Injury/Kecelakaan
perangkat keselamatan pribadi
Release/spillage or presence of Personal 3 1 3 (Low)
flammable/explosive materials Injury/Kecelakaan
(chemicals)*/Rilis tumpahan atau pribadi
kehadiran bahan mudah terbakar
ledakan (bahan kimia) *

Release/spillage or presence of toxic Personal 3 1 3 (Low)


substances (chemicals)*/Rilis Injury/Kecelakaan
tumpahan atau kehadiran zat beracun pribadi
(bahan kimia) *

Struck by flying Personal 3 1 3 (Low)


objects/sparks/Terkesan oleh terbang Injury/Kecelakaan
objek sparks pribadi
Uncomfortable work positions or work Muscular Injury/ 3 1 3 (Low)
environment/Posisi pekerjaan yang stress
tidak nyaman atau lingkungan kerja injury/Cedera
pada otot / stres
cedera

GR & Key in Exposure to radiation/Paparan radiasi Eye injury/Mata 3 1 3 (Low)


luka
Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Ill-health/Sakit 3 1 3 (Low)
stres atau ketegangan

Issuing/ Packing Falling objects from a height/Benda- Personal 3 1 3 (Low)


benda jatuh dari ketinggian Injury/Kecelakaan
pribadi
Uncomfortable work positions or work Personal 3 1 3 (Low)
environment/Posisi pekerjaan yang Injury/Kecelakaan
tidak nyaman atau lingkungan kerja pribadi
Use of equipment tools with repetitive Hand 3 1 3 (Low)
motion/Penggunaan alat-alat injury/Cedera
peralatan dengan gerakan berulang- ditangan
ulang

Penilaian risiko pada area kerja GLASS SENSOR, MSDS TRIMMING, CHIP

DICING, SMALL APPLIANCES, K27, EHI, M2020 dapat dilihat pada tabel 4.15.
78

Tabel 4.15 Penilaian Risiko Pada Area GLASS SENSOR, MSDS TRIMMING,
CHIP DICING, SMALL APPLIANCES, K27, EHI, M2020
Penilaian Risiko
Aktivitas Potensi Bahaya/Faktor Bahaya Potensi Cedera
Likelihood Severity HIRADC
Assembly Machine Contact with moving parts of Hand injury/Cedera 1 1 1 (Low)
machinery/Kontak dengan bagian ditangan
mesin yang bergerak
Contact with hot/cold surfaces/Kontak Hand injury/Cedera 2 1 2 (Low)
dengan permukaan panas dingin ditangan

Sandwiched between objects/Terjepit Hand injury/Cedera 1 1 1 (Low)


di antara objek ditangan

Contact with chemicals/harmful Ill-health/Sakit 2 1 2 (Low)


substances (chemical)*/Kontak
dengan bahan kimia berbahaya
(kimia) *

Contact with chemicals/harmful Chemical 3 1 3 (Low)


substances (chemical)*/Kontak burn/Kebakaran
dengan bahan kimia berbahaya disebabkan oleh
(kimia) * bahan kimia

Contact with chemicals/harmful Dermatitis (skin 3 1 3 (Low)


substances (chemical)*/Kontak disease)/Dermatitis
dengan bahan kimia berbahaya (penyakit kulit)
(kimia) *

Contact with chemicals/harmful Occupational 3 1 3 (Low)


substances (chemical)*/Kontak asthma/Penyakit
dengan bahan kimia berbahaya asma
(kimia) *

Contact with chemicals/harmful Chemical 3 1 3 (Low)


substances (chemical)*/Kontak poisoning/Keracunan
dengan bahan kimia berbahaya bahan kimia
(kimia) *

Contact with chemicals/harmful Irritation and minor 3 1 3 (Low)


substances (chemical)*/Kontak skin problems/Iritasi
dengan bahan kimia berbahaya dan masalah kulit
(kimia) * kecil

Improperly guarded or unguarded Hand injury/Cedera 2 1 2 (Low)


machinery/Penutup Mesin yang aman ditangan
dan tidak aman
Exposure to noise/vibration/Paparan Heat stress/Panas 3 1 3 (Low)
kebisingan/getaran stres
0 ()
Visual Inspection Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Heat stress/Panas 3 1 3 (Low)
stres atau ketegangan stres
0 ()
Aging Test Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Heat stress/Panas 3 1 3 (Low)
stres atau ketegangan stres
0 ()
79

Washing Auto Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Ill-health/Sakit 3 1 3 (Low)


stres atau ketegangan
Exposure to Ill-health/Sakit 3 1 3 (Low)
chemicals/substances/dusts
(chemical)*/Paparan debu/kimia/zat
(kimia) *
Lack of ventilation or improper Ill-health/Sakit 3 1 3 (Low)
ventilation/Kurangnya ventilasi atau
ventilasi yang kurang baik
Fire/Api Heat stress/Panas 3 1 3 (Low)
stres
Fire/Api Heat (hot/cold) 3 1 3 (Low)
burn/Panas karena
terbakar
(panas/dingin)

Fire/Api Property 3 1 3 (Low)


damage/Kerusakan
properti
Fire/Api Equipment 3 1 3 (Low)
damage/Kerusakan
peralatan
Fire/Api Death/Kematian 3 1 3 (Low)
Explosion/Ledakan Heat stress/Panas 3 1 3 (Low)
stres
Explosion/Ledakan Heat (hot/cold) 3 1 3 (Low)
burn/Panas karena
terbakar
(panas/dingin)

Explosion/Ledakan Property 3 1 3 (Low)


damage/Kerusakan
properti

Explosion/Ledakan Equipment 3 1 3 (Low)


damage/Kerusakan
peralatan
Explosion/Ledakan Death/Kematian 3 1 3 (Low)

Washing Manual Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Ill-health/Sakit 3 1 3 (Low)


stres atau ketegangan

Measuring Auto Use of equipment tools with repetitive Personal 2 1 2 (Low)


motion/Penggunaan alat-alat Injury/Kecelakaan
peralatan dengan gerakan berulang- pribadi
ulang

Use of equipment tools with repetitive Hand injury/Cedera 2 1 2 (Low)


motion/Penggunaan alat-alat ditangan
peralatan dengan gerakan berulang-
ulang

Contact with moving parts of Hand injury/Cedera 2 1 2 (Low)


machinery/Kontak dengan bagian ditangan
mesin yang bergerak
80

Measuring Semi Auto Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Ill-health/Sakit 3 1 3 (Low)


stres atau ketegangan
Use of equipment tools with repetitive Personal 2 1 2 (Low)
motion/Penggunaan alat-alat Injury/Kecelakaan
peralatan dengan gerakan berulang- pribadi
ulang

Taping for Coating Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Ill-health/Sakit 3 1 3 (Low)


stres atau ketegangan

Powder Coating Contact with hot/cold surfaces/Kontak Hand injury/Cedera 2 1 2 (Low)


(manual) dengan permukaan panas dingin ditangan
Collision with static objects/Tabrakan Hand injury/Cedera 1 1 1 (Low)
dengan benda bergerak ditangan

Collision with static objects/Tabrakan Head 1 1 1 (Low)


dengan benda bergerak damage/Kerusakan
dikepala

Powder Coating Collision with static objects/Tabrakan Hand injury/Cedera 1 1 1 (Low)


(Autol) dengan benda bergerak ditangan

High Voltage Testing Exposure to Ill-health/Sakit 2 1 2 (Low)


chemicals/substances/dusts
(chemical)*/Paparan debu/kimia/zat
(kimia) *

Exposure to Irritation and minor 2 1 2 (Low)


chemicals/substances/dusts skin problems/Iritasi
(chemical)*/Paparan debu/kimia/zat dan masalah kulit
(kimia) * kecil

Contact with electricity/Kontak dengan Electrical 2 1 2 (Low)


listrik Shock/Sengatan
listrik

Un Taping Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Ill-health/Sakit 3 1 3 (Low)


stres atau ketegangan

Aging Contact with hot/cold surfaces/Kontak Hand injury/Cedera 2 1 2 (Low)


(after coating) dengan permukaan panas dingin ditangan

Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Ill-health/Sakit 3 1 3 (Low)


stres atau ketegangan

Washing Exposure to Ill-health/Sakit 2 1 2 (Low)


chemicals/substances/dusts
(chemical)*/Paparan debu/kimia/zat
(kimia) *
81

Exposure to noise/vibration/Paparan Noise induced 2 1 2 (Low)


kebisingan/getaran deafness/Kebisingan
yang bisa
menyebabkan
ketulian

Measure Exposure to Ill-health/Sakit 2 1 2 (Low)


chemicals/substances/dusts
(chemical)*/Paparan debu/kimia/zat
(kimia) *

Hostapan Cutting Sandwiched between objects/Terjepit Hand injury/Cedera 1 1 1 (Low)


di antara objek ditangan

Wire Cutting Sandwiched between objects/Terjepit Hand injury/Cedera 1 1 1 (Low)


di antara objek ditangan

Optical Sorting Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Ill-health/Sakit 3 1 3 (Low)


stres atau ketegangan

Penilaian risiko pada area kerja TOOL ROOM dapat dilihat pada tabel 4.16.

Tabel 4.16 Penilaian Risiko Pada Area TOOL ROOM


Penilaian Risiko
Aktivitas Potensi Bahaya/Faktor Bahaya Potensi Cedera
Likelihood Severity HIRADC
Operate Metal Cutting Contact with moving parts of Hand injury/Cedera 1 1 1 (Low)
Machine machinery/Kontak dengan bagian ditangan
mesin yang bergerak
Contact with moving parts of Personal 2 1 2 (Low)
machinery/Kontak dengan bagian Injury/Kecelakaan
mesin yang bergerak pribadi
Contact with moving parts of Eye injury/Mata luka 2 1 2 (Low)
machinery/Kontak dengan bagian
mesin yang bergerak
Contact with hot/cold surfaces/Kontak Hand injury/Cedera 2 1 2 (Low)
dengan permukaan panas dingin ditangan

Contact with hot/cold surfaces/Kontak Personal 2 1 2 (Low)


dengan permukaan panas dingin Injury/Kecelakaan
pribadi
Exposure to noise/vibration/Paparan Noise induced 3 1 3 (Low)
kebisingan/getaran deafness/Kebisingan
yang bisa
menyebabkan
ketulian
82

Use of equipment tools with repetitive Personal 2 1 2 (Low)


motion/Penggunaan alat-alat Injury/Kecelakaan
peralatan dengan gerakan berulang- pribadi
ulang

Use of equipment tools with repetitive Hand injury/Cedera 2 1 2 (Low)


motion/Penggunaan alat-alat ditangan
peralatan dengan gerakan berulang-
ulang

Struck by flying Hand injury/Cedera 2 1 2 (Low)


objects/sparks/Terkesan oleh terbang ditangan
objek sparks
Struck by flying Foot injury/Cedera 2 1 2 (Low)
objects/sparks/Terkesan oleh terbang dikaki
objek sparks
Struck by flying Eye injury/Mata luka 2 1 2 (Low)
objects/sparks/Terkesan oleh terbang
objek sparks
Improperly guarded or unguarded Hand injury/Cedera 2 1 2 (Low)
machinery/Penutup Mesin yang aman ditangan
dan tidak aman
Improperly guarded or unguarded Foot injury/Cedera 2 1 2 (Low)
machinery/Penutup Mesin yang aman dikaki
dan tidak aman
Improperly guarded or unguarded Eye injury/Mata luka 2 1 2 (Low)
machinery/Penutup Mesin yang aman
dan tidak aman
Lifting of heavy objects/Mengangkat Hand injury/Cedera 2 1 2 (Low)
benda berat ditangan

Lifting of heavy objects/Mengangkat Foot injury/Cedera 2 1 2 (Low)


benda berat dikaki

Operate Alumunium Contact with moving parts of Hand injury/Cedera 1 1 1 (Low)


Cutting Machine machinery/Kontak dengan bagian ditangan
mesin yang bergerak

Operate with Surface Contact with moving parts of Hand injury/Cedera 1 1 1 (Low)
Grinding Machine machinery/Kontak dengan bagian ditangan
mesin yang bergerak

Operate with Dril Contact with moving parts of Hand injury/Cedera 1 1 1 (Low)
Machine machinery/Kontak dengan bagian ditangan
mesin yang bergerak

Operate with Milling Contact with moving parts of Hand injury/Cedera 1 1 1 (Low)
Machine machinery/Kontak dengan bagian ditangan
mesin yang bergerak

Operate with Lathe Contact with moving parts of Hand injury/Cedera 1 1 1 (Low)
Machine machinery/Kontak dengan bagian ditangan
mesin yang bergerak
83

Operate with Grinding Contact with moving parts of Hand injury/Cedera 1 1 1 (Low)
Machine machinery/Kontak dengan bagian ditangan
mesin yang bergerak

Operate with CNC Contact with moving parts of Hand injury/Cedera 1 1 1 (Low)
Milling Machine machinery/Kontak dengan bagian ditangan
mesin yang bergerak

Penilaian risiko pada area kerja WIRE PREPARATION dapat dilihat pada tabel

4.17.

Tabel 4.17 Penilaian risiko pada area kerja WIRE PREPARATION


Penilaian Risiko
Aktivitas Potensi Bahaya/Faktor Bahaya Potensi Cedera
Likelihood Severity HIRADC
Kodera Cutting Contact with moving parts of Hand injury/Cedera 1 1 1 (Low)
Machine machinery/Kontak dengan bagian ditangan
mesin yang bergerak
Exposure to noise/vibration/Paparan Noise induced 3 1 3 (Low)
kebisingan/getaran deafness/Kebisingan
yang bisa
menyebabkan
ketulian

Struck by flying Head 3 1 3 (Low)


objects/sparks/Terkena oleh objek damage/Kerusakan
yang terbang dikepala
Electrical short circuit or failure of Electrical 1 1 1 (Low)
electrical machinery, plant or Shock/Sengatan
apparatus/Korsleting listrik atau listrik
kegagalan mesin-mesin listrik, pabrik
atau peralatan

Use of equipment tools with repetitive Personal 2 1 2 (Low)


motion/Penggunaan alat-alat Injury/Kecelakaan
peralatan dengan gerakan berulang- pribadi
ulang

Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Ill-health/Sakit 3 1 3 (Low)


stres atau ketegangan
Contact with moving parts of Hand injury/Cedera 2 1 2 (Low)
machinery/Kontak dengan bagian ditangan
mesin yang bergerak
Use of hand tools/Penggunaan alat- Hand injury/Cedera 2 1 2 (Low)
alat tangan ditangan
84

Penilaian risiko pada area kerja DISPOL MACHINE, MINI SENSOR

MACHINE dapat dilihat pada tabel 4.18.

Tabel 4.18 Penilaian Risiko Pada Area DISPOL MACHINE, MINI SENSOR
Penilaian Risiko
Aktivitas Potensi Bahaya/Faktor Bahaya Potensi Cedera
Likelihood Severity HIRADC
Operate with DDS Contact with moving parts of Hand injury/Cedera 1 1 1 (Low)
Machine machinery/Kontak dengan bagian ditangan
mesin yang bergerak
Contact with hot/cold surfaces/Kontak Hand injury/Cedera 2 1 2 (Low)
dengan permukaan panas dingin ditangan

Contact with hot/cold surfaces/Kontak Eye injury/Mata luka 2 1 2 (Low)


dengan permukaan panas dingin
Contact with hot/cold surfaces/Kontak Irritation and minor 2 1 2 (Low)
dengan permukaan panas dingin skin problems/Iritasi
dan masalah kulit
kecil

Contact with chemicals/harmful Ill-health/Sakit 2 1 2 (Low)


substances (chemical)*/Kontak
dengan bahan kimia berbahaya
(kimia) *
Contact with chemicals/harmful Chemical 3 1 3 (Low)
substances (chemical)*/Kontak burn/Kebakaran
dengan bahan kimia berbahaya disebabkan oleh
(kimia) * bahan kimia

Contact with chemicals/harmful Dermatitis (skin 3 1 3 (Low)


substances (chemical)*/Kontak disease)/Dermatitis
dengan bahan kimia berbahaya (penyakit kulit)
(kimia) *
Contact with chemicals/harmful Occupational 3 1 3 (Low)
substances (chemical)*/Kontak asthma/Penyakit
dengan bahan kimia berbahaya asma
(kimia) *
Contact with chemicals/harmful Chemical 3 1 3 (Low)
substances (chemical)*/Kontak poisoning/Keracunan
dengan bahan kimia berbahaya bahan kimia
(kimia) *
Contact with chemicals/harmful Irritation and minor 3 1 3 (Low)
substances (chemical)*/Kontak skin problems/Iritasi
dengan bahan kimia berbahaya dan masalah kulit
(kimia) * kecil

Improperly guarded or unguarded Hand injury/Cedera 2 1 2 (Low)


machinery/Penutup Mesin yang aman ditangan
dan tidak aman
Improperly guarded or unguarded Foot injury/Cedera 2 1 2 (Low)
machinery/Penutup Mesin yang aman dikaki
dan tidak aman
Improperly guarded or unguarded Eye injury/Mata luka 2 1 2 (Low)
machinery/Penutup Mesin yang aman
dan tidak aman
85

Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Muscular Injury/ 3 1 3 (Low)


stres atau ketegangan stress injury/Cedera
pada otot / stres
cedera

Exposure to Ill-health/Sakit 3 1 3 (Low)


chemicals/substances/dusts
(chemical)*/Paparan debu/kimia/zat
(kimia) *
Lack of ventilation or improper Ill-health/Sakit 3 1 3 (Low)
ventilation/Kurangnya ventilasi atau
ventilasi yang kurang baik
Fire/Api Heat stress/Panas 3 1 3 (Low)
stres
Fire/Api Heat (hot/cold) 3 1 3 (Low)
burn/Panas karena
terbakar
(panas/dingin)
Fire/Api Property 3 1 3 (Low)
damage/Kerusakan
properti
Fire/Api Equipment 3 1 3 (Low)
damage/Kerusakan
peralatan
Fire/Api Death/Kematian 3 1 3 (Low)
Use of equipment tools with repetitive Personal 2 1 2 (Low)
motion/Penggunaan alat-alat peralatan Injury/Kecelakaan
dengan gerakan berulang-ulang pribadi
Use of equipment tools with repetitive Hand injury/Cedera 2 1 2 (Low)
motion/Penggunaan alat-alat peralatan ditangan
dengan gerakan berulang-ulang
Release/spillage or presence of Irritation and minor 0 ()
flammable/explosive materials skin problems/Iritasi
(chemicals)*/Rilis tumpahan atau dan masalah kulit
kehadiran bahan mudah terbakar kecil
ledakan (bahan kimia) *

Lack of or failure of safety Personal 2 1 2 (Low)


devices/Kurangnya atau kegagalan Injury/Kecelakaan
perangkat keselamatan pribadi
Lack of or failure of safety Hand injury/Cedera 2 1 2 (Low)
devices/Kurangnya atau kegagalan ditangan
perangkat keselamatan
Sandwiched between objects/Terjepit Hand injury/Cedera 1 1 1 (Low)
di antara objek ditangan

Penilaian risiko pada area kerja MAINTENANCE dapat dilihat pada tabel 4.19.
86

Tabel 4.19 Penilaian Risiko Pada Area Kerja MAINTENANCE


Penilaian Risiko
Aktivitas Potensi Bahaya/Faktor Bahaya Potensi Cedera
Likelihood Severity HIRADC
Cleaning Machine Contact with chemicals/harmful Ill-health/Sakit 2 1 2 (Low)
substances (chemical)*/Kontak
dengan bahan kimia berbahaya
(kimia) *

Contact with chemicals/harmful Chemical 3 1 3 (Low)


substances (chemical)*/Kontak burn/Kebakaran
dengan bahan kimia berbahaya disebabkan oleh
(kimia) * bahan kimia

Contact with chemicals/harmful Dermatitis (skin 3 1 3 (Low)


substances (chemical)*/Kontak disease)/Dermatitis
dengan bahan kimia berbahaya (penyakit kulit)
(kimia) *

Contact with chemicals/harmful Occupational 3 1 3 (Low)


substances (chemical)*/Kontak asthma/Penyakit
dengan bahan kimia berbahaya asma
(kimia) *

Contact with chemicals/harmful Chemical 3 1 3 (Low)


substances (chemical)*/Kontak poisoning/Keracunan
dengan bahan kimia berbahaya bahan kimia
(kimia) *

Contact with chemicals/harmful Irritation and minor 3 1 3 (Low)


substances (chemical)*/Kontak skin problems/Iritasi
dengan bahan kimia berbahaya dan masalah kulit
(kimia) * kecil

Contact with hot/cold surfaces/Kontak Hand injury/Cedera 3 1 3 (low)


dengan permukaan panas dingin ditangan

Exposure to Ill-health/Sakit 3 1 3 (Low)


chemicals/substances/dusts
(chemical)*/Paparan debu/kimia/zat
(kimia) *

Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Ill-health/Sakit 3 1 3 (Low)


stres atau ketegangan
Improperly guarded or unguarded Hand injury/Cedera 2 1 2 (Low)
machinery/Penutup Mesin yang aman ditangan
dan tidak aman
Lack of ventilation or improper Ill-health/Sakit 3 1 3 (Low)
ventilation/Kurangnya ventilasi atau
ventilasi yang kurang baik
Use of hand tools/Penggunaan alat- Hand injury/Cedera 2 1 2 (Low)
alat tangan ditangan

Contact with electricity/Kontak dengan Electrical 2 1 2 (Low)


listrik Shock/Sengatan
listrik
87

Use Driling Machine Contact with moving parts of Hand injury/Cedera 1 1 1 (Low)
machinery/Kontak dengan bagian ditangan
mesin yang bergerak
Contact with moving parts of Personal 2 1 2 (Low)
machinery/Kontak dengan bagian Injury/Kecelakaan
mesin yang bergerak pribadi
Contact with moving parts of Eye injury/Mata luka 2 1 2 (Low)
machinery/Kontak dengan bagian
mesin yang bergerak
Contact with hot/cold surfaces/Kontak Personal 2 1 2 (Low)
dengan permukaan panas dingin Injury/Kecelakaan
pribadi
Exposure to noise/vibration/Paparan Noise induced 3 1 3 (Low)
kebisingan/getaran deafness/Kebisingan
yang bisa
menyebabkan
ketulian

Use of equipment tools with repetitive Personal 2 1 2 (Low)


motion/Penggunaan alat-alat peralatan Injury/Kecelakaan
dengan gerakan berulang-ulang pribadi

Use of equipment tools with repetitive Hand injury/Cedera 2 1 2 (Low)


motion/Penggunaan alat-alat peralatan ditangan
dengan gerakan berulang-ulang

Struck by flying Hand injury/Cedera 2 1 2 (Low)


objects/sparks/Terkesan oleh terbang ditangan
objek sparks
Struck by flying Foot injury/Cedera 2 1 2 (Low)
objects/sparks/Terkesan oleh terbang dikaki
objek sparks
Struck by flying Eye injury/Mata luka 2 1 2 (Low)
objects/sparks/Terkesan oleh terbang
objek sparks
Improperly guarded or unguarded Foot injury/Cedera 2 1 2 (Low)
machinery/Penutup Mesin yang aman dikaki
dan tidak aman
Improperly guarded or unguarded Eye injury/Mata luka 2 1 2 (Low)
machinery/Penutup Mesin yang aman
dan tidak aman
Lifting of heavy objects/Mengangkat Hand injury/Cedera 2 1 2 (Low)
benda berat ditangan
Lifting of heavy objects/Mengangkat Foot injury/Cedera 2 1 2 (Low)
benda berat dikaki

Use Bunner Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Ill-health/Sakit 3 1 3 (Low)


stres atau ketegangan
Fire/Api Heat stress/Panas 3 1 3 (Low)
stres
Fire/Api Heat (hot/cold) 3 1 3 (Low)
burn/Panas karena
terbakar
(panas/dingin)
88

Fire/Api Property 3 1 3 (Low)


damage/Kerusakan
properti
Fire/Api Equipment 3 1 3 (Low)
damage/Kerusakan
peralatan
Fire/Api Death/Kematian 3 1 3 (Low)
Contact with chemicals/harmful Ill-health/Sakit 2 1 2 (Low)
substances (chemical)*/Kontak
dengan bahan kimia berbahaya
(kimia) *

Use Hot Blower Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Ill-health/Sakit 3 1 3 (Low)


stres atau ketegangan

Use Manual Solder Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Ill-health/Sakit 3 1 3 (Low)


stres atau ketegangan

Set- up and Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Ill-health/Sakit 3 1 3 (Low)


Maintenance Machine stres atau ketegangan
Sandwiched between objects/Terjepit Hand injury/Cedera 1 1 1 (Low)
di antara objek ditangan

Struck by flying Head 1 1 1 (Low)


objects/sparks/Terkesan oleh terbang damage/Kerusakan
objek sparks dikepala

Penilaian risiko pada area kerja CALIBRATION dapat dilihat pada tabel 4.20.

Tabel 4.20 Penilaian Risiko Pada Area CALIBRATION


Penilaian Risiko
Aktivitas Potensi Bahaya/Faktor Bahaya Potensi Cedera
Likelihood Severity HIRADC
Calibrate Glass Contact with chemicals/harmful Ill-health/Sakit 2 1 2 (Low)
Thermo substances (chemical)*/Kontak
( for oil sorting dengan bahan kimia berbahaya
process) (kimia) *

Contact with chemicals/harmful Chemical 3 1 3 (Low)


substances (chemical)*/Kontak burn/Kebakaran
dengan bahan kimia berbahaya disebabkan oleh
(kimia) * bahan kimia

Contact with chemicals/harmful Dermatitis (skin 3 1 3 (Low)


substances (chemical)*/Kontak disease)/Dermatitis
dengan bahan kimia berbahaya (penyakit kulit)
(kimia) *

Contact with chemicals/harmful Occupational 3 1 3 (Low)


substances (chemical)*/Kontak asthma/Penyakit
dengan bahan kimia berbahaya asma
(kimia) *
89

Contact with chemicals/harmful Chemical 3 1 3 (Low)


substances (chemical)*/Kontak poisoning/Keracunan
dengan bahan kimia berbahaya bahan kimia
(kimia) *

Contact with chemicals/harmful Irritation and minor 3 1 3 (Low)


substances (chemical)*/Kontak skin problems/Iritasi
dengan bahan kimia berbahaya dan masalah kulit
(kimia) * kecil

Contact with hot/cold surfaces/Kontak Hand injury/Cedera 3 1 3 (low)


dengan permukaan panas dingin ditangan

Exposure to Ill-health/Sakit 2 1 2 (Low)


chemicals/substances/dusts
(chemical)*/Paparan debu/kimia/zat
(kimia) *

Exposure to Dermatitis (skin 3 1 3 (Low)


chemicals/substances/dusts disease)/Dermatitis
(chemical)*/Paparan debu/kimia/zat (penyakit kulit)
(kimia) *

Exposure to Chemical 3 1 3 (Low)


chemicals/substances/dusts poisoning/Keracunan
(chemical)*/Paparan debu/kimia/zat bahan kimia
(kimia) *

Exposure to Irritation and minor 3 1 3 (Low)


chemicals/substances/dusts skin problems/Iritasi
(chemical)*/Paparan debu/kimia/zat dan masalah kulit
(kimia) * kecil

Calibrate Probe Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Muscular Injury/ 3 1 3 (Low)


Glass Thermo stres atau ketegangan stress injury/Cedera
pada otot / stres
cedera

Calibrate Hydrograph Contact with electricity/Kontak dengan Electrical 2 1 2 (Low)


with Chamber Test listrik Shock/Sengatan
listrik
Lifting of heavy objects/Mengangkat Foot injury/Cedera 2 1 2 (Low)
benda berat dikaki

Calibrate Multi Tester Contact with electricity/Kontak dengan Electrical 2 1 2 (Low)


with Fluke Calibrator listrik Shock/Sengatan
listrik

Calibrate Resistance Contact with electricity/Kontak dengan Electrical 2 1 2 (Low)


Computator listrik Shock/Sengatan
listrik
90

Calibrate Vernier Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Muscular Injury/ 3 1 3 (Low)


Caliper stres atau ketegangan stress injury/Cedera
(Digital & Manual) pada otot / stres
cedera

Falling objects from a height/Benda- Foot injury/Cedera 2 1 2 (Low)


benda jatuh dari ketinggian dikaki
Contact with chemicals/harmful Ill-health/Sakit 2 1 2 (Low)
substances (chemical)*/Kontak
dengan bahan kimia berbahaya
(kimia) *

Calibrate Micrometer Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Muscular Injury/ 3 1 3 (Low)


stres atau ketegangan stress injury/Cedera
pada otot / stres
cedera

Calibrate Block Gauge Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Muscular Injury/ 3 1 3 (Low)


stres atau ketegangan stress injury/Cedera
pada otot / stres
cedera

Calibrate Block Gauge Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Muscular Injury/ 3 1 3 (Low)


with Keyence Scope stres atau ketegangan stress injury/Cedera
pada otot / stres
cedera

Operate Computer Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Muscular Injury/ 3 1 3 (Low)


(key in calibration stres atau ketegangan stress injury/Cedera
data) pada otot / stres
cedera

Contact with electricity/Kontak dengan Electrical 3 1 3 (Low)


listrik Shock/Sengatan
listrik

Calibrate High Voltage Contact with electricity/Kontak dengan Electrical 3 1 3 (Low)


Test listrik Shock/Sengatan
listrik

Calibrate Oven Contact with hot/cold surfaces/Kontak Hand injury/Cedera 3 1 3 (low)


dengan permukaan panas dingin ditangan
Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Muscular Injury/ 3 1 3 (Low)
stres atau ketegangan stress injury/Cedera
pada otot / stres
cedera

Calibrate Pull Strenght Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Muscular Injury/ 3 1 3 (Low)


Unit stres atau ketegangan stress injury/Cedera
pada otot / stres
cedera
91

Calibrate Weighing Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Muscular Injury/ 3 1 3 (Low)


Balance Unit stres atau ketegangan stress injury/Cedera
pada otot / stres
cedera

Penilaian risiko pada area kerja R&D dapat dilihat pada tabel 4.21.

Tabel 4.21 Penilaian Risiko Pada Area Kerja R&D


Penilaian Risiko
Aktivitas Potensi Bahaya/Faktor Bahaya Potensi Cedera
Likelihood Severity HIRADC
Work with Rapid Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Muscular Injury/ 3 1 3 (Low)
Temp Cycling Test stres atau ketegangan stress injury/Cedera
Machine (Liquid) pada otot / stres
cedera

Contact with hot/cold surfaces/Kontak Hand injury/Cedera 2 1 2 (Low)


dengan permukaan panas dingin ditangan

Contact with hot/cold surfaces/Kontak Eye injury/Mata luka 2 1 2 (Low)


dengan permukaan panas dingin
Contact with hot/cold surfaces/Kontak Irritation and minor 2 1 2 (Low)
dengan permukaan panas dingin skin problems/Iritasi
dan masalah kulit
kecil

Contact with chemicals/harmful Ill-health/Sakit 2 1 2 (Low)


substances (chemical)*/Kontak
dengan bahan kimia berbahaya
(kimia) *

Contact with chemicals/harmful Chemical 3 1 3 (Low)


substances (chemical)*/Kontak burn/Kebakaran
dengan bahan kimia berbahaya disebabkan oleh
(kimia) * bahan kimia

Contact with chemicals/harmful Dermatitis (skin 3 1 3 (Low)


substances (chemical)*/Kontak disease)/Dermatitis
dengan bahan kimia berbahaya (penyakit kulit)
(kimia) *

Contact with chemicals/harmful Occupational 3 1 3 (Low)


substances (chemical)*/Kontak asthma/Penyakit
dengan bahan kimia berbahaya asma
(kimia) *

Contact with chemicals/harmful Chemical 3 1 3 (Low)


substances (chemical)*/Kontak poisoning/Keracunan
dengan bahan kimia berbahaya bahan kimia
(kimia) *

Contact with chemicals/harmful Irritation and minor 3 1 3 (Low)


substances (chemical)*/Kontak skin problems/Iritasi
dengan bahan kimia berbahaya dan masalah kulit
(kimia) * kecil
92

Exposure to Ill-health/Sakit 3 1 3 (Low)


chemicals/substances/dusts
(chemical)*/Paparan debu/kimia/zat
(kimia) *

Sandwiched between objects/Terjepit Hand injury/Cedera 3 1 3 (Low)


di antara objek ditangan

Contact with electricity/Kontak dengan Electrical 3 1 3 (Low)


listrik Shock/Sengatan
listrik

Work with Rapid Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Muscular Injury/ 3 1 3 (Low)


Temp Cycling Test stres atau ketegangan stress injury/Cedera
Machine (Air) pada otot / stres
cedera

Work with Coldness Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Muscular Injury/ 3 1 3 (Low)


Test Machine stres atau ketegangan stress injury/Cedera
pada otot / stres
cedera

Work with Damp Heat Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Muscular Injury/ 3 1 3 (Low)
Test Machine stres atau ketegangan stress injury/Cedera
pada otot / stres
cedera

Work with Horizontal Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Muscular Injury/ 3 1 3 (Low)


Profile Projector stres atau ketegangan stress injury/Cedera
pada otot / stres
cedera

Use of hand tools/Penggunaan alat- Hand injury/Cedera 3 1 3 (Low)


alat tangan ditangan

Use of hand tools/Penggunaan alat- Foot injury/Cedera 3 1 3 (Low)


alat tangan dikaki

Work with High Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Muscular Injury/ 3 1 3 (Low)


Voltage Test Machine stres atau ketegangan stress injury/Cedera
pada otot / stres
cedera

Work with Lauda Test Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Muscular Injury/ 3 1 3 (Low)
Machine stres atau ketegangan stress injury/Cedera
pada otot / stres
cedera

Work with RK Test Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Muscular Injury/ 3 1 3 (Low)


Machine stres atau ketegangan stress injury/Cedera
pada otot / stres
cedera
93

Use of equipment tools with repetitive Muscular Injury/ 2 1 2 (low)


motion/Penggunaan alat-alat peralatan stress injury/Cedera
dengan gerakan berulang-ulang pada otot / stres
cedera

Use Manual Solder Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Ill-health/Sakit 3 1 3 (Low)


stres atau ketegangan
Lack of ventilation or improper Ill-health/Sakit 3 1 3 (Low)
ventilation/Kurangnya ventilasi atau
ventilasi yang kurang baik

Use Tining Solder Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Ill-health/Sakit 3 1 3 (Low)


stres atau ketegangan

Work with Resistance Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Muscular Injury/ 3 1 3 (Low)


Measurement Process stres atau ketegangan stress injury/Cedera
pada otot / stres
cedera

Work with Nano Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Muscular Injury/ 3 1 3 (Low)


Grinder Machine stres atau ketegangan stress injury/Cedera
pada otot / stres
cedera

Work with X-Ray Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Muscular Injury/ 3 1 3 (Low)


Machine stres atau ketegangan stress injury/Cedera
pada otot / stres
cedera

Exposure to radiation/Paparan radiasi Ill-health/Sakit 3 1 3 (Low)

Work with Digital Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Muscular Injury/ 3 1 3 (Low)


Microscope stres atau ketegangan stress injury/Cedera
pada otot / stres
cedera

Work with SEM Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Muscular Injury/ 3 1 3 (Low)


Machine stres atau ketegangan stress injury/Cedera
pada otot / stres
cedera

Work with Coating Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Muscular Injury/ 3 1 3 (Low)


Machine stres atau ketegangan stress injury/Cedera
pada otot / stres
cedera

Work with Oven Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Muscular Injury/ 3 1 3 (Low)


Machine stres atau ketegangan stress injury/Cedera
pada otot / stres
cedera
94

Work with Uni Strip Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Muscular Injury/ 3 1 3 (Low)
Machine stres atau ketegangan stress injury/Cedera
pada otot / stres
cedera

Coating Activity Fatigue, stress or strain/Kelelahan, Muscular Injury/ 3 1 3 (Low)


stres atau ketegangan stress injury/Cedera
pada otot / stres
cedera

Pencapaian penerapan K3 yang dilakukan dengan mengidentifikasi bahaya

pada data kecelakaan kerja pada tahun 2016 yang terjadi di PT. X, memperoleh hasil

sebagai berikut.

Tabel 4.22 Pencapaian Penerapan K3 melalui Identifikasi Bahaya


No. Tanggal Waktu Bagian Tubuh Cedera Likelihood Severity HIRADC
1 2-Jan-16 23.35 TANGAN (JARI) TERJEPIT 1 1 1
2 15-Jan-16 20.55 TANGAN (TELAPAK) SAYATAN 2 1 2
KEPALA TERBENTUR 2 1 2
3 19-Jan-16 05.00
PELIPIS MATA ROBEK 2 1 2
4 26-Jan-16 7.15 LUKA RINGAN PINGGUL 1 1 1
5 19-Feb-16 14.1 TANGAN (TELAPAK) LUKA LECET 2 1 2
6 7-Mar-16 21.00 MATA PERCIKAN TIMAH 2 1 2
7 10-Mar-16 20.25 MATA PERCIKAN TCE 1 1 1
8 16-Mar-16 18.45 TANGAN TERBENTUR 2 1 2
9 1-Mar-16 21.3 TANGAN (TELAPAK) TERJEPIT 2 1 2
10 8-Mar-16 7.55 KAKI TERKILIR 2 1 2
11 26-Mar-16 15.3 KAKI TERPELESET 1 1 1
12 13-Apr-16 13.00 MATA PERCIKAN MATERIAL 1 1 1
13 19-Apr-16 15.15 TANGAN (JARI) TERJEPIT 2 1 2
DAGU ROBEK DAN DIJAHIT 2 1 2
14 12-May-16 6.45
PERUT MEMAR 2 1 2
15 20-May-16 15.21 WAJAH PERCIKAN ASETON 2 1 2
16 31-May-16 16.3 KEPALA TERBENTUR 2 1 2
17 1-Jun-16 12.2 KAKI MEMAR - TERPELESET 1 1 1
18 2-Jun-16 16.3 MATA PERCIKAN CHEMICAL 2 1 2
19 3-Jun-16 16.3 TANGAN (JARI) TERJEPIT 1 1 1
95

20 9-Jun-16 14.09 TANGAN LUKA BAKAR 2 1 2


21 9-Jun-16 7.15 TANGAN (JARI) JARI LECET 2 1 2
22 13-Jun-16 20.45 KEPALA TERPELESET 2 1 2
23 27-Jun-16 23.57 KAKI TERBENTUR 2 1 2
24 5-Jul-16 10.51 TANGAN LUKA BAKAR 2 1 2
25 10-Jul-16 12.5 TANGAN LUKA BAKAR 3 1 3
26 11-Jul-16 9.11 TANGAN LUKA ROBEK 1 1 1
27 12-Jul-16 13.4 TANGAN TERGORES 3 1 3
28 20-Jul-16 17.55 TANGAN (JARI) LUKA ROBEK 2 1 2
29 21-Jul-16 16.00 TANGAN TERJEPIT 2 1 2
30 3-Aug-16 11.35 TANGAN TERBENTUR 2 1 2
31 9-Aug-16 23.57 TANGAN LUKA ROBEK 2 1 2
32 9-Aug-16 7.35 TANGAN TERPERCIK TIMAH 2 1 2
33 30-Aug-16 6.45 WAJAH LUKA BAKAR 2 1 2
34 31-Aug-16 0.47 TANGAN LUKA ROBEK 2 1 2
35 5-Sep-16 23.33 TANGAN LUKA BAKAR 2 1 2
36 10-Sep-16 7.4 MATA TERCIPRAT OIL 2 1 2
37 11-Sep-16 11.3 TANGAN LUKA BAKAR 3 1 3
38 21-Sep-16 11.3 KAKI TERPELESET 2 1 2
39 4-Nov-16 13.3 TANGAN TERJEPIT 2 1 2
40 8-Nov-16 11 KEPALA TERPELESET 2 1 2
41 10-Nov-16 23.55 TANGAN (JARI) TERJEPIT 2 1 2
42 15-Nov-16 16.35 KAKI TERPELESET 3 3 6
43 16-Nov-16 16 TENGGOROKAN TERSEDAK 2 1 3
(Sumber: Pengolahan Data, 2017)

Dari pengukuran dengan metode HIRADC, Risiko kecelakaan kerja yang

terjadi di PT. X terhitung rendah, yaitu 8 kasus kecelakaan kerja merupakan kategori

1, 30 kasus merupakan kategori 2, 3 kasus kecelakaan kerja merupakan kategori 3

dan hanya 1 kasus kecelakaan kerja yang termasuk tingkat 6 (risiko tinggi). Pada

tingkat 1, 2 dan 3 ini pekerjaanya mendapatkan penanganan dari kotak P3K atau pun

klinik perusahaan dan dapat bekerja kembali. Sedangkan pada kategori 6 terdapat 1

kasus.
96

Gambar 4.9 Tingkat Keparahan Kecelakaan Kerja di PT. X


(Sumber: Pengolahan Data, 2017)

4.2.4. Kecelakaan Kerja di Luar Tempat Kerja

Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik

Indonesia Nomor 609 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyelesaian Kasus Kecelakaan

Kerja dan Penyakit akibat Kerja kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi

berhubungan dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena

hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat

dari rumah menuju tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau

wajar dilalui.

Kecelakaan kerja yang terjadi di luar tempat kerja pada tahun 2016 di PT. X

adalah 64 kasus, sedangkan kecelakaan kerja yang terjad di dalam tempat kerja

adalah 43 kasus. Data tersebut menunjukkan bahwa kecelakaan yang terjadi di luar
97

tempat kerja lebih tinggi dibandingkan dengan kecelakaan kerja yang terjadi dalam

tempat kerja.

Gambar 4.10 Kecelakaan Kerja Tahun 2016di PT. X


(Sumber: Pengolahan Data, 2017)

Dari total kecelakaan kerja yang terjadi di luar tempat kerja, kasus kecelakaan

kerja terbanyak terjadi di bulan September yaitu 12 kasus dan terendah terjadi di

bulan Maret dan Desember yaitu masing-masing 2 kasus. Dan sisanya terjadi pada

bulan Januari 5 kasus, bulan Februari 9 kasus, bulan April 3 kasus, bulan Mei 7

kasus, bulan Juni 8, bulan Juli dan Agustus masing-masing 5 kasus dan bulan

September dan Oktober yang masing-masing terjadi 3 kasus kecelakaan kerja.


98

Gambar 4.11 Kecelakaan Kerja Tahun 2016 di PT. X


(Sumber: Pengolahan Data, 2017)

Berdasarkan jenis kelaminnya kecelakaan kerja, pekerja wanita mengalami

kasus kecelakaan lebih tinggi dibandingkan pekerja berjenis kelamin pria.Dengan

presentase 80% pekerja wanita dengan total 51 kasus dan pekerja pria 20% dengan

total 13 kasus.Hasil data kecelakaan kerja ini berbanding lurus dengan kecelakaan

kerja yang terjadi di tempat kerja yakni 72% dialami oleh pekerja wanita dengan total

31 kasus dan 28% dialami oleh pekerja pria dengan total 12 kasus. Salah satu faktor

yang menyebabkan tingkat kecelakaan kerja yang dialami oleh pekerja wanita lebih

tinggi dibandingkan pekerja pria adalah total pekerja yang bekerja di PT. X lebih

didominasi oleh pekerja berjenis kelamin perempuan.


99

Gambar 4.12 Kecelakaan Kerja Tahun 2016 di PT. X


(Sumber: Pengolahan Data, 2017)

4.2.5. Pengendalian(Determining Control)

Pengendalian yang dapat dilakukan dari 43 kasus kecelakaan yang

terjadi di PT. X dijelaskan dalam tabel 4.23.


100

Tabel 4.23 Saran dari Hasil Penerapan K3 di PT. X


Date of Time of Deskripsi
No. Corrective Action Preventive Action
Occurance Occurance Kejadian
Matikan mesin atau mengikuti prosedur
Tangan terjepit Pastikan bekerja sesuai dengan prosedur
kerja serta menggunakan APD sebelum
saat mengambil dan menggunakan APD yang sesuai,
mengambil material yang tersangkut, dan
1 2-Jan-16 23.35 matrial di mesin melakukan tinjauan ulang pada risk
apabila tidak bisa harus menghubungi
yang sedang assessment dan menyiapakan operator
leader atau setter yang berkompeten
hidup yang menginspeksi mesin
untuk mengatasi masalah mesin
Tersayat cutter
Meminta tolong kepada orang lain yang
2 15-Jan-16 20.55 ketika membuka Memakai sarung tangan pelindung
sudah biasa membuka cutter
pembungkusnya
Sakit dan Jangan memaksakan bekerja apabila Periksa ke dokter apabila kondisi masih
3 19-Jan-16 05.00
pingsan di toilet tubuh tidak sehat belum sehat
Melakuakan penjadwalan pembersihan
Terpeleset dan Mengingatkan agar menggunakan APD
lantai oleh cleaning service setiap 1 jam
pinggul (sepatu khusus) yang sesuai prosedur dan
4 26-Jan-16 07.15 sekali, menggukan sepatu pelingung,
mengenai lebih hati hati dan waspada dia area yang
memberikan tanda peringatan bahwa
kontainer lantainya licin
lantai di area tersebut licin
Matikan mesin atau mengikuti prosedur
Tangan terjepit Pastikan bekerja sesuai dengan prosedur
kerja serta menggunakan APD sebelum
saat mengambil dan menggunakan APD yang sesuai,
mengambil material yang tersangkut, dan
5 19-Feb-16 14.10 matrial di mesin melakukan tinjauan ulang pada risk
apabila tidak bisa harus menghubungi
yang sedang assessment dan menyiapakan operator
leader atau setter yang berkompeten
hidup yang menginspeksi mesin
untuk mengatasi masalah mesin
Pastikan sebelum bekerja dengan bahan
Mengingatkan agar menggunakan APD
Mata terkena kimia harus menggunakan APD yang
6 7-Mar-16 21.00 (kacamata) yang sesuai prosedur dan lebih
percikan timah sesuai dengan prosedur kerja,
hati hati dan waspada
menyiapkan APD yang diperlukan
101

Pastikan sebelum bekerja dengan bahan


Mengingatkan agar menggunakan APD
Mata terkena kimia harus menggunakan APD yang
7 10-Mar-16 20.25 (kacamata) yang sesuai prosedur dan lebih
percikan TCE sesuai dengan prosedur kerja,
hati hati dan waspada
menyiapkan APD yang diperlukan
Matikan mesin atau mengikuti prosedur
Tangan terjepit Pastikan bekerja sesuai dengan prosedur
kerja serta menggunakan APD sebelum
saat mengambil dan menggunakan APD yang sesuai,
mengambil material yang tersangkut, dan
8 16-Mar-16 18.45 matrial di mesin melakukan tinjauan ulang pada risk
apabila tidak bisa harus menghubungi
yang sedang assessment dan menyiapakan operator
leader atau setter yang berkompeten
hidup yang menginspeksi mesin
untuk mengatasi masalah mesin
Matikan mesin atau mengikuti prosedur
Pastikan bekerja sesuai dengan prosedur
Tangan tersayat kerja serta menggunakan APD sebelum
dan menggunakan APD yang sesuai,
saat menyeting mengambil material yang tersangkut, dan
9 1-Mar-16 21.30 melakukan tinjauan ulang pada risk
mesin yang apabila tidak bisa harus menghubungi
assessment dan menyiapakan operator
sedang hidup leader atau setter yang berkompeten
yang menginspeksi mesin
untuk mengatasi masalah mesin
Berati-hati dan berkonsentrasi saat
Terpeleset saat menuruni tangga, berpegangan pada Tangga selalu di bersihkan supaya tidak
10 8-Mar-16 07.55
menuruni tangga pegangan tangga, jangan berlari atau licin
terburu buru
Terpeleset di Toilet selalu di bersihkan supaya tidak
11 26-Mar-16 15.30 Berhati hati saat berada di toilet
toilet licin
Pastikan sebelum bekerja dengan bahan
Mengingatkan agar menggunakan APD
Mata terkena kimia harus menggunakan APD yang
12 13-Apr-16 13.00 (kacamata) yang sesuai prosedur dan lebih
debu coating sesuai dengan prosedur kerja,
hati hati saat melakukan pengerikan
menyiapkan APD yang diperlukan
Matikan mesin atau mengikuti prosedur
Pastikan bekerja sesuai dengan prosedur
kerja serta menggunakan APD sebelum
Ibu jari terjepit dan menggunakan APD yang sesuai,
mengambil material yang tersangkut, dan
13 19-Apr-16 15.15 kinked saat melakukan tinjauan ulang pada risk
apabila tidak bisa harus menghubungi
setting mesin assessment dan menyiapakan operator
leader atau setter yang berkompeten
yang menginspeksi mesin
untuk mengatasi masalah mesin
102

Melakukan penjadwalan pembersihan


lantai oleh cleaning service setiap 1 jam
Terpeleset karna
14 12-May-16 06.45 Menggunakan sepatu di area produksi sekali, menggukan sepatu pelingung,
lantai licin
memberikan tanda peringatan bahwa
lantai di area tersebut licin
Pastikan sebelum bekerja dengan bahan
Mengingatkan agar menggunakan APD
Wajah terkena kimia harus menggunakan APD yang
15 20-May-16 15.21 (masker dan kacamata) yang sesuai
percikan asseton sesuai dengan prosedur kerja,
prosedur dan lebih hati hati dan waspada
menyiapkan APD yang diperlukan
Terbentur alat Berhati hati ketika menggunakan alat kerja Menggunakan APD dan tool kit yang
16 31-May-16 16.30
kerja dan bekerja sesuai dengan prosedur sesuai dengan kebutuhan saat bekerja
tidak boleh menggunakan
Terpeleset karna Berhati hati dan jangan berjalan secara handphone,berlari atau terburu
17 1-Jun-16 12.20
lantai licin terburu buru buru,selalu berpegangan pada pegangan
tangga
Pastikan sebelum bekerja dengan bahan
Mata terkena Mengingatkan agar menggunakan APD
kimia harus menggunakan APD yang
18 2-Jun-16 16.30 percikan bahan (kacamata) yang sesuai prosedur dan lebih
sesuai dengan prosedur kerja,
kimia hati hati dan waspada
menyiapkan APD yang diperlukan
Matikan mesin atau mengikuti prosedur
Tangan terjepit Pastikan bekerja sesuai dengan prosedur
kerja serta menggunakan APD sebelum
saat mengambil dan menggunakan APD yang sesuai,
mengambil material yang tersangkut, dan
19 3-Jun-16 16.30 matrial di mesin melakukan tinjauan ulang pada risk
apabila tidak bisa harus menghubungi
yang sedang assessment dan menyiapakan operator
leader atau setter yang berkompeten
hidup yang menginspeksi mesin
untuk mengatasi masalah mesin
Tangan terkena
Menggunakan APD (sarung tangan anti
uap panas pada Lebih berhati-hati ketika menggunakan
20 9-Jun-16 14.09 panas) dan bekerja sesuai dengan
saat membuka bahan berbahaya
prosedur
tutup oven
103

Matikan mesin atau mengikuti prosedur


Tangan terjepit Pastikan bekerja sesuai dengan prosedur
kerja serta menggunakan APD sebelum
saat mengambil dan menggunakan APD yang sesuai,
mengambil material yang tersangkut, dan
21 9-Jun-16 07.15 matrial di mesin melakukan tinjauan ulang pada risk
apabila tidak bisa harus menghubungi
yang sedang assessment dan menyiapakan operator
leader atau setter yang berkompeten
hidup yang menginspeksi mesin
untuk mengatasi masalah mesin
Melakukan penjadwalan pembersihan
lantai oleh cleaning service setiap 1 jam
Terpeleset karna
22 13-Jun-16 20.45 Menggunakan sepatu di area produksi sekali, menggukan sepatu pelingung,
lantai licin
memberikan tanda peringatan bahwa
lantai di area tersebut licin
Terbentur alat Berhati hati ketika menggunakan alat kerja Menggunakan APD dan tool kit yang
23 27-Jun-16 23.57
kerja dan bekerja sesuai dengan prosedur sesuai dengan kebutuhan saat bekerja
Tangan terkena
Menggunakan APD (sarung tangan anti
uap panas pada Lebih berhati-hati ketika menggunakan
24 5-Jul-16 10.51 panas) dan bekerja sesuai dengan
saat membuka bahan berbahaya
prosedur
tutup oven
Tangan terkena
Menggunakan APD (sarung tangan anti
uap panas pada Lebih berhati-hati ketika menggunakan
25 10-Jul-16 12.50 panas) dan bekerja sesuai dengan
saat membuka bahan berbahaya
prosedur
tutup oven
Tersayat cutter
Meminta tolong kepada orang lain yang
26 11-Jul-16 09.11 ketika membuka Memakai sarung tangan pelindung
sudah biasa membuka cutter
pembungkusnya
Tersayat cutter
Lebih berhati-hati ketika menggunakan
27 12-Jul-16 13.40 saat memotong Memakai sarung tangan pelindung
alat kerja
material
Matikan mesin atau mengikuti prosedur
Tangan terjepit Pastikan bekerja sesuai dengan prosedur
kerja serta menggunakan APD sebelum
saat mengambil dan menggunakan APD yang sesuai,
mengambil material yang tersangkut, dan
28 20-Jul-16 17.55 matrial di mesin melakukan tinjauan ulang pada risk
apabila tidak bisa harus menghubungi
yang sedang assessment dan menyiapakan operator
leader atau setter yang berkompeten
hidup yang menginspeksi mesin
untuk mengatasi masalah mesin
104

Matikan mesin atau mengikuti prosedur


Tangan terjepit Pastikan bekerja sesuai dengan prosedur
kerja serta menggunakan APD sebelum
saat mengambil dan menggunakan APD yang sesuai,
mengambil material yang tersangkut, dan
29 21-Jul-16 16.00 matrial di mesin melakukan tinjauan ulang pada risk
apabila tidak bisa harus menghubungi
yang sedang assessment dan menyiapakan operator
leader atau setter yang berkompeten
hidup yang menginspeksi mesin
untuk mengatasi masalah mesin
Terbentur alat Berhati hati ketika menggunakan alat kerja Menggunakan APD dan tool kit yang
30 3-Aug-16 11.35
kerja dan bekerja sesuai dengan prosedur sesuai dengan kebutuhan saat bekerja
Tersayat cutter
Meminta tolong kepada orang lain yang
31 9-Aug-16 23.57 ketika membuka Memakai sarung tangan pelindung
sudah biasa membuka cutter
pembungkusnya
Pastikan sebelum bekerja dengan bahan
Mengingatkan agar menggunakan APD
Tangan terkenak kimia harus menggunakan APD yang
32 9-Aug-16 07.35 (sarung tangan) yang sesuai prosedur dan
cipratan timah sesuai dengan prosedur kerja,
lebih hati hati
menyiapkan APD yang diperlukan
Pastikan sebelum bekerja dengan bahan
Wajah terkena Mengingatkan agar menggunakan APD
kimia harus menggunakan APD yang
33 30-Aug-16 06.45 percikan bahan (masker dan kacamata) yang sesuai
sesuai dengan prosedur kerja,
kimia prosedur dan lebih hati hati dan waspada
menyiapkan APD yang diperlukan
Tersayat cutter
Meminta tolong kepada orang lain yang
34 31-Aug-16 00.47 ketika membuka Memakai sarung tangan pelindung
sudah biasa membuka cutter
pembungkusnya
Tangan terkena
Menggunakan APD (sarung tangan anti
uap panas pada Lebih berhati-hati ketika menggunakan
35 5-Sep-16 23.33 panas) dan bekerja sesuai dengan
saat membuka bahan berbahaya
prosedur
tutup oven
Pastikan sebelum bekerja dengan bahan
Mengingatkan agar menggunakan APD
Mata terkena kimia harus menggunakan APD yang
36 10-Sep-16 07.40 (kacamata) yang sesuai prosedur dan lebih
percikan oil sesuai dengan prosedur kerja,
hati hati
menyiapkan APD yang diperlukan
Tangan terkena Menggunakan APD (sarung tangan anti
Lebih berhati-hati ketika menggunakan
37 11-Sep-16 11.30 uap panas pada panas) dan bekerja sesuai dengan
bahan berbahaya
saat membuka prosedur
105

tutup oven

Melakukan penjadwalan pembersihan


lantai oleh cleaning service setiap 1 jam
Terpeleset karna
38 21-Sep-16 11.30 Menggunakan sepatu di area produksi sekali, menggukan sepatu pelingung,
lantai licin
memberikan tanda peringatan bahwa
lantai di area tersebut licin
Matikan mesin atau mengikuti prosedur
Tangan terjepit Pastikan bekerja sesuai dengan prosedur
kerja serta menggunakan APD sebelum
saat mengambil dan menggunakan APD yang sesuai,
mengambil material yang tersangkut, dan
39 4-Nov-16 13.30 matrial di mesin melakukan tinjauan ulang pada risk
apabila tidak bisa harus menghubungi
yang sedang assessment dan menyiapakan operator
leader atau setter yang berkompeten
hidup yang menginspeksi mesin
untuk mengatasi masalah mesin
Menggunakan sepatu di area produksi
Terpeleset karna
40 8-Nov-16 11.00 Menggunakan sepatu di area produksi dan menyediakan tanda peringatan
lantai licin
bahwa lantai licin
Matikan mesin atau mengikuti prosedur
Pastikan bekerja sesuai dengan prosedur
Tangan terjepit kerja serta menggunakan APD sebelum
dan menggunakan APD yang sesuai,
saat menyeting mengambil material yang tersangkut, dan
41 10-Nov-16 23.55 melakukan tinjauan ulang pada risk
mesin yang apabila tidak bisa harus menghubungi
assessment dan menyiapakan operator
sedang hidup leader atau setter yang berkompeten
yang menginspeksi mesin
untuk mengatasi masalah mesin
Menggunakan sepatu di area produksi
Terpeleset karna
42 15-Nov-16 16.35 Menggunakan sepatu di area produksi dan menyediakan tanda peringatan
lantai licin
bahwa lantai licin

Tersedak ketika Memberikan snack yang tepat untuk


43 16-Nov-16 16.00 Bekerjasama dengan penyedia makanan
makan snack karyawan
untuk memilih snack yang aman
(Sumber: Pengolahan Data, 2017)
106

4.2.6. Pengendalian Administrasi K3

Pengendalian Administrasi untuk bahaya (K3) adalah prosedur dan

instruksi kerja dibuat dengan mempertimbangkan aspek keselamatan dan

kesehatan kerja pada setiap tahapan, harus didokumentasikan dan ditinjau ulang

secara berkala terutama jika terjadi perubahan peralatan, proses atau bahan

baku yang digunakan serta dibuat oleh personel yang memiliki komptensi kerja

dengan melibatkan para pelaksana. (ILO, 2009)

PT. X telah menerapkan prosedur mengenai identifikasi, penilaian risiko

dan pengendalian bahaya pada pekerjaan atau aktivitas kerja yang dilakukan di

tempat kerja.Prosedur tersebut telah menggunakan metode HIRADC (Hazard

Identification Risk Assessment and Determining Control) yang telah dimuat

dalam sistem manajement K3.PT. X telah melakukaan pengendalian dalam

upaya pencegahan kecelakaan dan kesehatan kerja pada setiap aktivitas kerja.

Salah satu pengendalian bahaya yang dapat dilakukan oleh sebuah

perusahaan adalah dengan system administrasi K3. Sistem administrasi K3 di

PT. X dilakukan dengan cara melakukan pembuatan prosedur kerja, pembuatan

aturan kerja, pemasangan tanda atau rambu tanda peringatan, pelatihan,

menyimpan bahan-bahanberbahaya serta bahan mudah terbakar, penentuan

waktu istirahat, dan penjadwalan perawatan berkala.

Dari hasil observasi yang dilakukan di PT.X, pengendalian administrasi

K3 sudah dilaksanakan oleh perusahaan dengan baik.Namun dalam bekerja


107

karyawan kurang mematuhi dan lalai dalam melaksanakan peraturan-peraturan

serta tanda-tanda larangan yang telah disediakan oleh PT. X.

A. PENGISOLASIAN RUANGAN
No. Komponen Ya Tidak Keterangan
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja

1. Bahan – bahan √ Bahan mudah terbakar dan meledak


mudah terbakar dan disimpan dilemari penyimpanan
meledak khusus yang memiliki label nama
yang jelas dan label keterangan
bahan mudah terbakar

2. Bahan-bahan √ Bahan mudah terbakar dan meledak


beracun disimpan dilemari penyimpanan
khusus yang memiliki label nama
yang jelas dan label keterangan
bahan mudah terbakar

3. Aliran listrik √ Aliran listrik tertata dengan rapi dan


menggunakan peralatan pelindung
listrik. Serta karyawan dilengkapi
sepatu khusus agar tidak mudah
terkena tegangan listrik yang ada di
wilayah pabrik
108

4. Tanda peringatan √ Tanda peringatan banyak terpasang


atau label telah disetiap sudut ruangan produksi,
dipasang sebagai selain itu label serta papan petunjuk
sarana informasi juga telah dipasang dengan baik

Total 4 0

(Sumber: Pengolahan Data, 2017)


109

B. ALAT PELINDUNG DIRI


No. Komponen Ya Tidak Keterangan
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
1. Tersedia alat √ Alat pelindung diri (APD) telah
pelindung diri di disediakan oleh perusahaan untuk
perusahaan, seperti: semua karyawan dan disesuaikan
Pelindung mata, dengan pekerjaan yang akan
sarung tangan, dilakukan oleh setiap karyawan
sepatu khusus,
pelindung badan,
pelindung telinga.

2. Pengunaan APD √ Kesadaran untuk menggunakan alat


dengan baik oleh pelindung diri (APD) dari karyawan
karyawan masih sangat rendah, hal ini terlihat
dari beberapa karyawan yang tidak
menggukan APD yang memadahi
saat melakukan pekerjaannya.
Contohnya: pada area cutting wire
seharusnya semua operator
menggunakan ear plug, namun tidak
semua operator menggunakan ear
plug yang telah disediakan oleh
perusahaan. Hal ini dapat
menyebabkan terganggunya
pendengaran operator yang
bersangkutan apabila pelanggaran
dilakukan secara terus menerus

Total 1 1

(Sumber: Pengolahan Data, 2017)


110

C. PENYIMPANAN BAHAN KIMIA


No. Komponen Ya Tidak Keterangan
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
1. Penyimpanan bahan √ Bahan kimia simpan dilemari
kimia berbahaya dan penyimpanan khusus berwarna
beracun disusun kuning yang memiliki label nama
secara teratur. yang jelas dan label keterangan

2. Terdapat label √ Bahan kimia simpan dilemari


maupun simbol yang penyimpanan khusus yang
dipasang pada memiliki label nama yang jelas
container atau drum dan label keterangan
penyimpanan bahan
berbahaya dan
beracun dan terpasang
dengan baik.

Total 2 0

(Sumber: Pengolahan Data, 2017)

D. PENGENDALIAN ADMINISTRASI K3
No. Komponen Ya Tidak Keterangan
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja

1. Pembagian waktu kerja √ Terdapat 3 group kerja di PT.


yang adil bagi setiap X, pembagian waktu kerja
group kerja. dibagi menjadi shift malam dan
shift pagi. Yang membuat
penjadwalan kerja merupakan
HRD department.

2. Terdapat standar kerja √ Setiap proses kerja terdapat


yang baku dan tertulis work instruction yang jelas
111

untuk setiap proses tentang langkah-langkah yang


kerja harus dilakukan dalam
mengerjakan sebuah pekerjaan
maupun mengoperasikan
sebuah mesin. Selain itu proses
kerja juga dilengkapi dengan
gambar sehingga
mempermudah para pekerja
untuk memahami instruksi yang
terdapat dalam prosedur kerja.

3. Adanya rotasi kerja atau √ Terdapat rotasi kerja pada PT.


pergantian pekerjaan X namun tidak semua pekerja
antar pekerja. dapat melakukan rotasi kerja,
hal ini disebabkan oleh tidak
semua pekerja tergolong dalam
pekerja yang multi skill.

4. Dilakukan pelatihan √ Seluruh pekerja yang akan


sebelum pekerja bekerja di PT. X mendapatkan
melakukan pelatihan dengan standar yang
pekerjaannya. sudah ditetapkan oleh
perusahaan. Di PT. X standar
tersebut disebut dengan Basic
Operator Training (BOT)

Total 4 0

(Sumber: Pengolahan Data, 2017)

E. PENCEGAHAN LAINNYA
No. Komponen Ya Tidak Keterangan
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja

1. Tanda √ Tanda peringatan sudah terpasang


peringatan/berikade pada tempat-tempat yang dianggap
telah dipasang di potensial terjadi kecelakaan kerja,
tempat-tempat yang hal ini dapat membantu karyawan
potensial terjadi untuk terhindar dari kecelakaan di
kecelakaan. tempat kerja
112

2. Terdapat tanda √ Tanda larangan merokok sudah


larangan untuk terpasang di ruangan terbatas di
merokok dalam ruang PT. X, seperti di depan toilet
terbatas.

3. Terdapat √ Tanda peringatan untuk


tanda/peringatan menggunakan APD di beberapa
penggunaan Alat proses sudah terpasang, tanda
Pelindung Diri (APD). peringatan tersebut juga dilengkapi
dengan cara penggunaan

Total 3 0

(Sumber: Pengolahan Data, 2017)


113

Dari hasil observasi dapat disimpulkan bahwa administrasi K3 di PT. X sudah

baik, karena keseluruhan point yang terdapat dalam lembar observasi menunjukkan

bahwa pengendalian secara administrasi K3 sudah dilakukan oleh PT. X.

Namun dari segi penerapan masih kurang, hal ini disebabkan oleh karyawan

tidak menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) yang sesuai dengan proses kerja yang

dibutuhkan. Padahal instruksi penggunakan APD yang sesuai dengan proses kerja

sudah terdapat pada proses kerja di proses kerja karyawan tersebut.

DAFTAR WAWANCARA PENELITIAN

No. Komponen Keselamatan Ya Tidak Keterangan


dan Kesehatan Kerja

1. Apakah anda mengetahui K3


(Kesehatan dan Keselamatan
Kerja)?
2. Apakah anda mengetahui
tentang Administrasi K3?
Berikan penjelasan tentang
administrasi K3 apabila
informan belum mengetahui.
3. Apakah administrasi K3 di
perusahaan ini sudah baik?
(sistem K3 perusahaan
meliputi pembagian shift,
jadwal istirahat, standar
operasi serta pelatihan)
Shift
Jadwal istirahat
Standar operasi
Pelatihan
4. Apakah anda mengetahui
kecelakaan kerja apa yang
paling sering terjadi di
perusahaan ini? Apa?
114

5. Apakah anda mengetahui


pertolongan pertama apa yang
disediakan oleh perusahaan
apabila terjadi kecelakaan
kerja di dalam area
perusahaan?
6. Menurut anda adakah
kekurangan dari sistem K3 di
perusahaan?
7. Apakah anda mengetahi,
langkah apa saja yang sudah
dilakukan oleh perusahaan
untuk mengurangi jumlah
kecelakaan kerja tersebut?
8. Apa saran yang bisa anda
berikan bagi perusahaan
untuk mengurangi jumlah
kecelakaan kerja dan
meningkatkan kualitas K3?
(Sumber: Pengolahan Data, 2017)

Hasil wawancara menunjukkan hasil yang berbanding lurus dengan hasil

observasi, yaitu pengendalian administrasi K3 di PT. X sudah baik, karena dari hasil

wawancara karyawan dari hasil jawaban point nomor tiga pengendalian adminstrasi

sudah dilalukan dengan baik. Dari segi pembagian jadwal kerja (shift) 12 dari total 14

infoman mengatakan bahwa jadwal yang diberikan oleh perusahaan sudah baik,

jadwal istirahat juga sudah baik karena seluruh informan setuju bahwa jadwal

istirahat yang sudah baik dan sesuai dengan kebutuhan karyawan, dari segi standar

operasi yang disediakan juga sudah baik karena keseluruhan informan setuju atas

pernyataan tersebut dan pelatihan yang masih dianggap masih dibutuhkan oleh

karyawan dari PT. X.


115

Gambar 4.13 Penilaian Administrasi K3 melalui Wawancara di PT. X


(Sumber: Pengolahan Data, 2017)

Dari hasil wawancara diketahui pula bahwa perusahaan telah melakukan

beberapa langkah untuk mengurangi akibat dari kecelakaan kerja yakni melakukan

pelatihan khusus bagi beberapa orang karyawan di setiap departemen perusahaan agar

dapat memberikan pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan, yang disebut

dengan fisrt aider.Selain itu perusahaan juga telah menyiapkan kotak P3K sebagai

bentuk pertolongan pertama yang dapat diakses dengan mudah.Kotak P3K ini

terdapat diseluruh sudut bangunan PT. X.


116

Gambar 4.14 Kotak P3K di PT. X


(Sumber: Hasil Dokumentasi, 2017)
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PT. X mengenai identifikasi

bahaya dan Administrasi K3 dengan menggunakan Hazard Identification Risk

Assessment & Determining Control (HIRADC) dapat disimpulkan bahwa:

1. Gambaran kecelakaan kerja di PT. X yaitu jumlah kecelakaan di PT. X dari

tahun 2010 sampai tahun 2016 berjumlah 271. Dimana jumlah kecelakaan

kerja terbanyak terjadi pada tahun 2016 dengan jumlah kecelakan kerja

sebanyak 107. Pada tahun 2010 hingga tahun 2013, PT. X belum melakukan

pencatatan kecelakaan kerja yang jenisnya adalah kecelakaan lalu lintas

dikarenakan kurang baiknya sistem administrasi K3 pada PT. X. Namun

berdasarkan data yang didapat pada tahun 2014 sampai tahun 2016 jumlah

kecelakaan kerja yang sering terjadi adalah kecelakaan lalu lintas, dimana

total kecelakaan kerja akibat kecelakaan lalu lintas adalah 136 sedangkan total

kecelakaan kerja di area kerja sebanyak 90.

2. Melalui pengukuran dengan metode HIRADC didapati bahwa risiko

kecelakan kerja di PT. X terhitung cukup tinggi, dimana dari 33 kasus

kecelakaan kerja, 10 kasus didalamnya termasuk dalam tingkat 7 (risiko

tinggi) dan 23 kasus termasuk tingkat 6 (risiko tinggi) dengan presentasi

kecelakaan kerja sebanyak 76.74%. Kemudian dari 8 kasus yang terjadi 7

117
118

3. kasus didalamnya termasuk tingkat 5 (risiko sedang) dan 1 kasus dengan

tingkat 4 (risiko sedang) dengan presentase kecelakaan kerja sebanyak

18.60%. dan 2 kasus kecelakaan kerja dengan tingkat 3 (risiko rendah) dengan

presentasi kecelakaan kerja sebanyak 4.65%.

4. Berdasarkan data yang didapat pada tahun 2016 jumlah kecelakaan kerja

akibat kecelakaan lalu lintas sebanyak 64, kecelakaan kerja akibat

penggunaan mesin sebanyak 15, dan kecelakaan kerja akibat kelalaian pekerja

sebanyak 28. Berdasarkan shift kerja pada jam 07:00 hingga 19:00 disebut

sebagai AM dan 19:00 hingga 07:00 disebut sebagai PM. Jumlah kecelakaan

kerja pada jam 07:00 hingga 19:00 lebih sering terjadi dibanding dengan shift

kerja 19:00 hingga 07:00. Dimana pada pukul 07:00 hingga pukul 19:00

terjadi 29 kasus sedangkan pukul 19:00 hingga pukul 07:00 terjadi 14 kasus

pada tahun 2016. Pekerja perempuan lebih sering mengalami kecelakaan kerja

dibanding dengan pekerja laki-laki dimana pada tahun 2016 sebanyak 60%

pekerja perempuan di PT. X mengalami kerjaan kerja. Hal tersebut juga

dikarenakan di PT. X sebanyak 75% pekerjanya adalah perempuan.

5. Berdasarkan Kutusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik

Indonesia Nomor 609 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyelesaian Kasus

Kecelakaan Kerja dan Penyakit, kecelakaan lalu lintas yang terjadi saat pergi

atau pulang kerja merupakan salah satu jenis dari kecelakaan kerja. Di PT. X

terjadi 64 kasus kecelakaan kerja lalu lintas, 13 kasus terjadi pada karyawan

pria dan 51 kasus terjadi pada karyawan wanita. Kasus kecelaakaan kerja lalu
119

lintas lebih banyak terjadi dibandingkan kecelakaan kerja yang terjadi di

tempat kerja PT. X.

6. Salah satu bentuk penanganan K3 di PT.X adalah dengan adanya sistem

administrasi K3. Dimana sistem administrasi ini dilakukan dengan cara

melakukan pembuatan prosedur kerja, pembuatan aturan kerja, pemasangan

tanda atau rambu tanda peringatan, pelatihan, menyimpan bahan-bahan

berbahaya serta bahan mudah terbakar, menentukan waktu istirahat, dan

penjadwalan perawatan berkala. Namun masih banyak ditemukan kelalaian

yang dilakukan oleh para pekerja, dengan tidak mematuhi standar kerja, serta

tidak menggunakan alat pelindung diri yang sesuai dengan kebutuhan kerja.

5.2. Saran

Berdasarkan simpulan dari penelitian yang dilakukan di PT. X dapat

disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Perlu segera dilakukan review dan evaluasi mengenai HIRADC

(Hazard Identification Risk Assesment and Determinig Control) pada

area kerja yang ada sesuai dengan OHSAS 18001:2007 klausul 4.5.2

mengenai evaluasi kesesuaian. Terutama untuk proses kerja yang

menggukanan bahan kimia serta menggukan mesin dalam melakukan

kegiatan kerja.

2. Perlu diadakannya pelatihan maupun sosialisasi tentang penilaian

risiko tentang HIRADC kepada tenaga kerja agar dapat memahami


120

dan melakukan pengendalian potensi bahaya kecelakaan kerja sesuai

dengan pekerjaan yang dilakukan di area kerja berdasarkan OHSAS

18001:2007 klausul 4.4.3 mengenai komunikasi, partisipasi, dan

konsultasi.

3. Melakukan upaya pengendalian dan perbaikan terhadap potensi

bahaya kecelakaan kerja yang fatal sehingga dapat berkurang sampai

batas aman dan dapat diterima sesuai dengan ketentuan OHSAS

18001:2007 klausul 4.4.6 tentang pengendalian operasional.

Contohnya pemasangan karpet dan safety sign di area kerja yang licin,

sehingga dapat meminimalisir resiko tergelincir atau terpeleset.

4. Perlunya dilakukan peningkatan terhadap penerapan HIRADC

(Hazard Identification Risk Assesment and Determining Control)

sesuai dengan OHSAS 18001:2007 karena masih terdapat pekerjaan

yang berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja meskipun pekerjaan

tersebut merupakan pekerjaan yang sudah tercantum dalam HIRADC

register.

5. Pengendalian potensi bahaya secara eliminasi, substitusi dan rekayasa

teknik diharapkan dapat dilakukan lebih maksimal sesuai dengan

OHSAS 18001:2007 kalusul 4.5.3.2 tentang ketidaksesuaian, tindakan

perbaikan dan tindakan pencegahan.

6. Perlu dilakukan reward dan punishment terhadap tenaga kerja

mengenai penggunaan alat pelindung diri dan penerapan budaya K3 di


121

perusahaan agar tenaga kerja bertanggung jawab dan menaati

peraturan perusahaan, hal tersebut juga berdasarkan OHSAS

18001:2007 kalusul 4.4.1 tentang sumber daya, peran, tanggung

jawab, akuntabilitas, dan wewenang. Hal ini dilakukan agar

terciptanya efek jera pada karyawan sehingga seluruh karyawan akan

melakukan pekerjaan sesuai dengan prosedur yang telah disediakan.

7. Perlu dilakukan pelatihan dan sosialisasi kepada tenaga kerja dalam

lingkup kesehatan dan keselamatan kerja baik secara umum maupun

secara khusus seperti sosialisasi dalam berlalu lintas yang baik dan

benar, sehingga tenaga kerja lebih berkompeten dan paham pentingnya

K3. Hal ini juga ada dalam OHSAS 18001:2007 klausul 4.4.2 tentang

kompetensi, pelatihan,dan kepedulian. Pelatihan tersebut diantaranya

pelatihan dalam penggunaan APD (Alat Pelindung Diri), penyuluhan

safety riding dari Kepolisian Republik Indonesia, penyuluhan tentang

bahaya bahan-bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi dan

pelatihan dalam mengoperasikan mesin produksi sesuai dengan

prosedur kerja.

8. Mengatur ulang jadwal housekeeping (kebersihan) pada area kerja

yang menggunakan chemical oil dikarenakan masih banyak pekerja

yang sering terjatuh akibat tumpahan chemical oil tersebut.

9. Menambah armada bus perusahaan untuk karyawan dan melakukan

himbauan bagi karyawan agar menggunakan bus perusahaan sehingga


122

dapat meminimalisir risiko kecelakaan kerja di luar area kerja

(kecelakaan lalu lintas).

5.3. Keterbatasan

Keterbatasan yang penulis pada saat melakukan penelitian ”Identifikasi

Bahaya dan Administrasi K3 dengan menggunakan Hazard Identification Risk

Assessment & Determining Control (HIRADC) pada PT. X” adalah data yang

diambil beberapa bersifat rahasia sehingga hasil yang dicapai tidak maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, E. Z. (2015). Occupational Safety and Health Management System in


Malaysia: Comparison betweenn OHSAS 18001:2007 & MS 1722:2011.
International Journal of Public Health and Clinical Sciences ISSN 2289-
7577 Vol. 2 No. 3, 23-32.

Afandi, R., Desrianty, A., & Yuniar. (2014). Usaha Penanganan Identifikasi
Bahaya Menggunakan Teknik Hazard Idetification Risk Assessment and
Determining Control (HIRADC) (Studi Kasus di PT. Komatsu
Undercarrige Indonesia). Jurnal Online Institut Teknologi Nasional
Volume 02 No.03, 25-35.

Ahyadi, H., Abdunnaser, & Safrijal, F. (2015). Analisis Identifikasi Bahaya pada
Proses Produksi pada PT X dengan Metode Risk Assessment. Jurnal Pasti
Volume IX No. 1, 46-60.

Aviation, D. G. (2011). Advisory Circular AC 120-92 Safety Management


Systems. Jakarta: Ministry Of Transportation.

Government, A. (2014). Civil Aviation Safety Authority. Australia: Australian


Government.

ILO. (2009). Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sarana untuk Produktivitas.


Jakarta: International Labour Organization.

Jerusalem, M. A. (2011). Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan Hidup


pada Industri Busana. Sleman: PT Intan Sejati Klaten.

Kani, B. R. (2013). Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksanaan Proyek


Konstruksi (Studi Kasus: Proyek PT. Trakindo Utama). Jurnal Sipil Statik
Vol. 1 No. 6, 430-433.

Kemenkes. (2015). Infodatin - Situasi Kesehatan Kerja. Indonesia: Pusat Data dan
Informasi Kementrian Kesehatan RI.

Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. (2012). Pedoman Penyelesaian


Kasus Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja UU Nomor 609
Tahun 2012. Indonesia: Pemerintah Republik Indonesia.

Kurniawati, E., Sugiono, & Yuniarti, R. (2014). Analisis Potensi Kecelakaan


Kerja pda Departemen Produksi Springbed dengan Metode Hazard
Identification and Risk Assessment (HIRA) (Studi Kasus: PT. Malindo
xvii
Intitama Raya, Malang, Jawa Timur). Jurnal Rekayasa dan Manajemen
Sistem Industri Volume 2 No. 1, 11-23.

OHSAS 18001:2007. (n.d.). Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan


Kerja - Persyaratan.

Permenakertrans PER.13/MEN/X/2011. (2011). Nilai Ambang Batas Faktor


Fisika dan Faktro Kimia di Tempat Kerja. Indonesia: Pemenakertrans.

PP No. 50 Tahun 2012 Pasal 2 ayat 1. (2012). Sistem Manajemen K3 -


Penyusunan Kebijakan. Indonesia: Pemerintah Republik Indonesia.

Prihatiningsih, S., & Suwandi, T. (2014). Penerapan Metode HIRADC sebagai


Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja pada Pekerja Mesin Rewinder. The
Indonesian Journal of Occupational Safety, Health and Enviroment Vol. 1
No. 1, 73-84.

Rahadian, D., Nursanti, E., & Gustopo, D. (2015). Perencanaan Kontrol


Kecelakaan Kerja menuju Zero Accident pada Industri Pabrik Gula NBH.
Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Volume 2 ISSN:2460-7975, 17-
21.

Ramli, S. (2010). Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja OHSAS


18001. Jakarta: Dian Rakyat.

Ridley, J. (2008). Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Kiddlington: Elsevier Ltd.

Setyaningsih, Y., Wahyuni, I., & Jayanti, S. (2010). Analisis Potensi Bahaya dan
Upaya Pengendalian Risiko Bahaya pada Pekerja Pemecah Batu. Media
Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 9 No. 1, 27-32.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantitatif,


Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

xviii
xix
xx
xxi
xxii
xxiii
xxiv
xxv
xxvi
xxvii
xxviii
xxix
xxx
xxxi
xxxii
xxxiii
xxxiv
xxxv
xxxvi
xxxvii
xxxviii
xxxix
xl
xli
xlii
xliii
xliv
xlv
xlvi
xlvii
xlviii
xlix
l
li
lii
liii
liv
lv
lvi
lvii
lviii
lix
lx

Anda mungkin juga menyukai