Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Kesehatan Gigi Vol.02 No.2, Desember 2015 ISSN 2407.

0866

ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA PASIEN DIABETES MELITUS


(LAPORAN KASUS)

Diyah Fatmasari1, Muhammad Fiqih Sabilillah 2, Yodong3

ABSTRAK

Dalam menentukan asuhan keperawatan gigi dan mulut, operator harus dapat mengenali tanda-tanda
dan gejala kemungkinan pasien menderita penyakit sistemik sehingga mempengaruhi kondisi oral hygiene.
Pasien yang sering berkunjung untuk memeriksakan gigi, diantaranya adalah pasien dengan penyakit diabetes
melitus. Hal ini penting bagi operator untuk mengetahui penatalaksanaan pasien diabetes melitus sehingga
dalam diagnosis dan merencanakan perawatan sesuai dengan kebutuhan. Operator juga dapat berkontribusi
dalam pemeliharaan kesehatan gigi yang optimal dan peningkatan kualitas hidup pada pasien diabetes melitus
dengan peningkatan manajemen oral hygiene dan pencegahan komplikasi. Laporan ini bertujuan untuk
mengidentifikasi dan memahami asuhan keperawatan gigi dan mulut berdasarkan kebutuhan manusia dengan
manajemen perilaku untuk pencegahan penyakit gigi dan mulut serta peningkatan status kesehatan gigi dan
mulut.
Seorang pasien penyakit sistemik diabetes melitus terdapat Karies Dalam di oklusal pada gigi 16
dengan diagnosa Karies mencapai Pulpa Vital/Pulpitis. Asuhan keperawatan gigi dan mulut dilakukan dengan
tujuan mengembalikan bentuk dan fungsi, mencegah karies lebih lanjut serta mengurangi rasa sakit. Tindakan
yang dilakukan yaitu profilaksis pada gigi 16, Dental Health Education (DHE), Oral Physio Therapy (OPT)
dan rujukan untuk perawatan saluran akar. Evaluasi perlu dilakukan secara teratur.
Asuhan keperawatan gigi dan mulut diharapkan dapat disusun secara sistematis sehingga
penatalaksanaan pasien diabetes melitus dapat dilakukan berkesinambungan. Penatalaksanaan pasien diabetes
melitus dibutuhkan komunikasi yang baik, hasil pemeriksaan laboratorium dan operator memahami penyakit
diabetes melitus serta dampak setelah dilakukan perawatan gigi sehingga pasien diabetes melitus dapat
menjalani proses perawatan gigi dan mulut dengan aman.

Kata Kunci : Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut, Pasien Diabetes Melitus.
__________________________________________________________________________________________

ABSTRACT

To determine dental and oral health care, operators must be able to recognize the symptoms and signs
possibility patients suffer systemic disease should be detected as these influence oral hygiene condition. Patients
who often visit dental clinic are patients with diabetes mellitus. It is important for operator to know dental
management of patients with diabetes melitus therefore diagnosis and treatment can be drawn as needed.
Operator also can contribute dental health care and improve quality life of patients diabetes melitus by
improving oral hygiene management and complication prevention. Purpose of this report to identify and
understand dental and oral health care based on human need with behavior management for dental disease
prevention.
A diabetes melitus patient with caries occlusal 16 with diagnosis caries reach pulp visit dental clinic.
Dental and oral health care to restore tooth shape and function, prevent further caries and reduce pain.
Treatment for the patient was dental prophylaxis, dental health education and referral for root canal treatment.
Evaluation need to be done regularly.
Dental and oral health care are expected to be systematically so that the management of patients with
diabetes mellitus can be continue. Dental management patient with diabetes melitus need good communication,
laboratorium test and knowledge of operator about diabetes melitus including the effect of dental care,
therefore diabetic patient can undergo dental care safety.

Key words : Dental and Oral Health Care, Diabetic Patient


__________________________________________________________
1,3)
Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Semarang
2)
Mahasiswa Magister Saint Terapan Poltekkes Semarang

: sabilillah_fiqih@yahoo.com

72 Asuhan Keperawatan Gigi Dan Mulut Pada Pasien Diabetes Melitus


Jurnal Kesehatan Gigi Vol.02 No.2, Desember 2015 ISSN 2407.0866

PENDAHULUAN pasien dengan penyakit diabetes melitus. Hal


Pembangunan sektor kesehatan ini penting bagi operator untuk mengetahui
nasional lebih diarahkan untuk meningkatkan penatalaksanaan pasien diabetes melitus
derajat kesehatan yang optimal dengan upaya sehingga dalam mendiagnosis dan
meningkatkan gizi, membudayakan hidup merencanakan perawatan disesuaikan dengan
bersih, sehat serta meningkatkan kebutuhan. Operator juga dapat berkontribusi
kemandirian masyarakat untuk menolong dalam pemeliharaan kesehatan gigi yang
dirinya sendiri dalam memelihara kesehatan optimal dan peningkatan kualitas hidup pada
giginya (Depkes, R.I., 2005). Pemeliharaan pasien diabetes melitus dengan melakukan
kesehatan gigi dapat dilakukan dengan peningkatan manajemen oral hygiene serta
asuhan keperawatan gigi dan mulut. pencegahan komplikasinya (Azodo, 2009).
Keperawatan gigi dapat dipahami sebagai
ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan
mulut preventif, termasuk didalamnya adalah PENATALAKSANAN KASUS
manajemen perilaku untuk pencegahan Laporan kasus ini ditulis setelah
penyakit gigi dan mulut serta peningkatan menyelesaikan praktek belajar lapangan yang
status kesehatan gigi dan mulut (Darby dan dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah
Walsh, 2003). Tugurejo Semarang. Laporan kasus ini
Dalam pelayanan asuhan merupakan kasus rujuk ke spesialis yang
keperawatan gigi dan mulut, diagnosa disertai penyakit sistemik dengan keluhan
merupakan suatu proses berfikir kritis geraham kanan atas (gigi 16) terasa sakit dan
berdasarkan data-data klinis pasien yang mengganggu.
dianalisa dan ditandai serta mengacu kepada Penatalaksanaan kasus pada laporan
teori kebutuhan manusia sebagai kerangka ini mengacu pada asuhan keperawatan gigi
kerja konsepnya (Darby & Walsh, 2005). dan mulut dengan tahapan yang akan dibahas
Diagnosa keperawatan gigi menurut Wilkins dan dijabarkan sebagai berikut : tahap
(2005) diformulasikan berdasarkan kondisi pertama yang dilakukan adalah pengkajian
masalah aktual, potensi masalah didalam data. Pengkajian data meliputi identitas
rongga mulut pasien yang dapat dicegah, pasien dan pemeriksaan fisik. Pada
diminimalisir atau diatasi dengan tindakan pengkajian data didapatkan identitas pasien
perawatan mandiri atau kolaboratif dengan inisial Ny. K, berusia 46 tahun,
(rujukan). Asuhan keperawatan gigi beragama islam, suku jawa, pendidikan
merupakan suatu pendekatan sistematis terakhir sarjana, pekerjaan swasta, golongan
untuk mendapatkan informasi sehingga darah O, beralamat di Semarang, kiriman
pasien mendapatkan perawatan (Jones, dari puskesmas menggunakan pembayaran
2012), selanjutnya dibuat suatu perencanaan BPJS. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan
sesuai dengan kebutuhan pasien (CRDHA, fisik. Pemeriksaan fisik yang dilakukan yaitu
2009). Perencanaan perawatan ditulis secara dengan memeriksa tanda-tanda vital dan
resmi dan terperinci dalam meningkatkan skrining nutrisi. Tanda-tanda vital yang
derajat kesehataan gigi dan mulutnya dilakukan pada pasien tersebut meliputi,
(Wyche, dkk., 2009). pemeriksaan tekanan darah (142/90 mmHg),
Dalam melaksanakan asuhan frekuensi nadi (102 X/mnt), frekuensi nafas
keperawatan gigi dan mulut, operator harus (24X/mnt) dan pengukuran suhu tubuh
dapat mengenali tanda-tanda dan gejala (370C). Setelah pemeriksaan tanda-tanda
kemungkinan pasien menderita penyakit vital selesai, maka dilakukan pemeriksaan
sistemik yang dapat mempengaruhi kondisi skrining nutrisi. Pemeriksaan skrining nutrisi
oral hygiene. Pasien yang sering berkunjung yang dilakukan pada pasien tersebut
untuk memeriksakan gigi, diantaranya adalah diantaranya, keadaan umum pasien (kurang

73 Asuhan Keperawatan Gigi Dan Mulut Pada Pasien Diabetes Melitus


Jurnal Kesehatan Gigi Vol.02 No.2, Desember 2015 ISSN 2407.0866

baik), berat badan (63g/Kg) dan tinggi badan (tidak pernah), kecelakaan (tidak pernah),
(150 cm). pernah dirawat dengan jenis penyakit dan
Selanjutnya tahap kedua yang waktunya serta operasi (tidak pernah). Alergi
dilakukan adalah diagnosa. Diagnosa yang pada pasien tidak ada. Immunisasi pernah
dilakukan meliputi pemeriksaan subyektif, dilakukan oleh pasien tetapi pasien tidak tahu
pemeriksaan obyektif dan faktor-faktor yang nama dan jenisnya. Kebiasaan buruk tidak
harus diperhatikan. Pemeriksaan subyektif ada dengan frekuensi menyikat gigi 2x sehari
meliputi anamnesa (keluhan utama dan yaitu pagi dan sore saat mandi. Obat-obatan
keluhan tambahan), riwayat kesehatan gigi yang diminum (nama dan lamanya : tidak
sekarang, riwayat kesehatan lain. Setelah ada, sendiri/ resep dokter : tidak ada).
dilakukan pemeriksaan subyektif, didapatkan Setelah pemeriksaan subyektif selesai
anamnesa dengan keluhan utama pasien dilakukan, maka selanjutnya dilakukan
datang dengan keluhan gigi belakang kanan pemeriksaan obyektif. Pemeriksaan obyektif
atas terasa sakit saat digunakan mengunyah meliputi pemeriksaan ekstra oral dan intra
makanan satu minggu yang lalu, dulu satu oral. Pemeriksaan ekstra oral dilakukan
bulan yang lalu pernah terasa sakit, sekarang pemeriksaan pada facial (simetris/ asimetris),
sakit lagi dan ingin dirawat. Tidak ada kelenjar sub mandibular kanan (teraba/ tidak
keluhan tambahan yang dirasakan pasien. teraba, keras/ lunak, sakit/ tidak sakit) dan
Pada pemeriksaan riwayat kesehatan kiri (teraba/ tidak teraba, keras/ lunak, sakit/
gigi sekarang, pasien mendapat 10 tidak sakit) serta kelainan dentofacial (ada/
pertanyaan yang harus dijawab. Pertanyaan tidak ada).
tersebut diantaranya adalah Kemudian pada saat dilakukan
1. Apakah pernah sakit/linu pada gigi? Ya, pemeriksaan intra oral, terdapat gigi 16
pernah (kode 2 karies) terlihat karies dalam di
2. Gigi mana yang sakit/linu? Gigi belakang oklusal (inspeksi) dengan termis dan sondasi
kanan atas positif (+) namun perkusi dan mobility
3. Kapan rasa sakit/linu ini mengganggu? 1 negatif (-). Masalah keperawatan gigi yang
minggu yang lalu didapatkan setelah berbagai pemeriksaan
4. Apa yang menimbulkan rasa yaitu Karies Mencapai Pulpa (KMP) Vital
sakit/linunya? saat digunakan dengan diagnosa pulpitis.
mengunyah makanan Setelah pemeriksaan subyektif dan
5. Berapa lama rasa sakit/linu ini bertahan? obyektif selesai maka dilakukan pemeriksaan
10 s/d 15 menit faktor-faktor yang harus diperhatikan.
6. Kapan pertama kalinya timbul rasa sakit Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
ini? 1 bulan yang lalu meliputi keadaan gigi/anomali gigi dan
7. Pada daerah mana dimulainya rasa sakit keadaan mukosa mulut. Keadaan
ini? Pada gigi belakang gigi/anomali gigi pada pasien tersebut
8. Apakah rasa sakit tersebut dirasakan didapatkan posisi gigi dengan mesioversi 21,
pada tempat yang sama sebelumnya? Ya 31, labioversi 41, jumlah gigi sebanyak 26
9. Apakah ada yang menyebabkan rasa gigi tetap, bentuk gigi pada pasien normal
sakit berkurang? Setelah minum obat dan enamel juga normal. Selanjutnya
10. Apakah rasa sakit tersebut mengganggu dilakukan pemeriksaan keadaan mukosa
waktu tidur? Ya mulut pada pasien meliputi lidah (normal),
Setelah pasien menjawab 10 palatum (normal), pipi (normal), bibir
pertanyaan tersebut, kemudian dilakukan (normal) dan gingiva. Keadaan gingiva yang
pemeriksaan riwayat kesehatan yang lain perlu diperhatikan dan didapatkan pada
dengan cara menggali informasi dari pasien. pasien adalah konsistensi (kenyal, lunak),
Pasien diberi pertanyaan mengenai penyakit bentuk papil (runcing, bulat), bentuk margin
yang pernah dialami pada masa kanak-kanak (normal, abnormal), warna (merah muda)

74 Asuhan Keperawatan Gigi Dan Mulut Pada Pasien Diabetes Melitus


Jurnal Kesehatan Gigi Vol.02 No.2, Desember 2015 ISSN 2407.0866

dan data/ masalah yang diderita pasien (tidak adalah pembersihan kavitas gigi dan
ada inflamasi). perawatan saluran akar sehingga dirujuk ke
Selanjutnya tahap ketiga yang dokter gigi spesialis konservasi. Penyuluhan/
dilakukan adalah rencana perawatan konseling yang dilakukan sesuai dengan
gigi.Tahap perencanaan meliputi promotif, penyebab masalah yaitu dengan cara
preventif, eksodonsia, konservasi dan lain- melakukan Dental Health Education (DHE),
lain. Apabila terdapat kasus yang tidak konseling mengenai penyebab, akibat dan
sesuai dengan kompetensi maka harus segera pencegahan karies. Selanjutnya diberikan
dikonsulkan sesuai dengan bidangnya. Pada instruksi perawatan gigi di rumah dengan
pasien ini akan dilakukan perencanaan memberikan instruksi cara menyikat gigi,
preventif dengan tindakan DHE, OPT, waktu yang tepat menyikat gigi, makan-
Scalling dan TAF, sedangkan gigi 16 yang makanan yang menyehatkan, kontrol 3-6
menjadi keluhan akan dikonsulkan kepada bulan sekali, memeriksakan gigi minimal 2
spesialis. Setelah menjalani tahap rencana kali setahun dan diberikan leaflet.
perawatan gigi, pasien harus dijelaskan Selanjutnya, hal kedua yang
secara lisan dan pasien menyetujui secara dilakukan adalah menjelaskan tujuan dan
tertulis dibuktikan dengan informed consent menentukan waktu pelaksanaan (perawatan).
(ic). Tujuan perawatan gigi 16 dengan diagnosa
Tahap selanjutnya yaitu tahap Karies Mencapai Pulpa Vital, terlihat Karies
keempat. Pada tahap keempat dilakukan dalam di oklusal adalah mengembalikan
analisa data dengan menganalisa dan bentuk dan fungsi, mencegah karies lebih
menghubungkan data yang didapat, lanjut serta mengurangi rasa sakit sedangkan
kemungkinan penyebab dan masalah waktu pelaksanaan (perawatan) kunjungan
keperawatan gigi. Data yang didapat dari pertama yaitu tanggal 02 Mei 2015, telah
pasien yaitu 16 dengan diagnosa Karies dilakukan pembersihan kavitas gigi dan telah
Mencapai Pulpa Vital, terlihat Karies dalam dilakukan rujukan. Cara evaluasi yang
di oklusal. Kemungkinan penyebab yang dilakukan dengan memberikan instruksi
dialami pasien diantaranya adalah teori kontrol setelah satu minggu perawatan.
karies 4 faktor, kurang pengetahuan tentang
kesehatan gigi dan mulut, tidak taat dalam
menggosok gigi, kurang perawatan diri dan PEMBAHASAN
penyakit gigi yang tidak dirawat. Masalah
keperawatan gigi yang terjadi pada pasien Diabetes melitus merupakan penyakit
dapat disimpulkan dengan tidak terpenuhinya kronis yang dapat diminimalisir melalui
kebutuhan kondisi biologis yang baik, tidak obat-obatan dan perubahan gaya hidup.
terpenuhinya kebutuhan kemandirian dan Penyakit sistemik dan penyakit gigi dan
tanggung jawab dan tidak terpenuhinya mulut dapat terjadi sebagai akibat penyakit
kebutuhan dari rasa sakit. diabetes melitus. Seluruh tenaga kesehatan
Berdasarkan tahapan yang dilakukan harus berperan aktif dalam mengidentifikasi
diatas maka selanjutnya dilakukan penyakit pada individu yang terkena
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal penyakit diabetes melitus namun tidak
pertama yang dilakukan pada tahap ini terdiagnosis, kemudian membantu pasien
adalah melakukan perencanaan intervensi. diabetes melitus dalam meminimalisir dan
Perencanaan intervensi pada pasien mencapai kesehatan yang optimum
difokuskan pada gigi 16 dengan diagnosa (Gurenlian, dkk, 2008).
Karies Mencapai Pulpa Vital, terlihat Karies Pasien diabetes melitus dianjurkan
dalam di oklusal. Pada kunjungan I agar memeriksakan gigi setiap 3 atau 4
dilakukan profilaksis dan pro PSA sehingga bulan. Semua jaringan ditangani dengan
tindakan/perawatan klinis yang dilakukan lembut untuk meminimalkan trauma. Pasien

75 Asuhan Keperawatan Gigi Dan Mulut Pada Pasien Diabetes Melitus


Jurnal Kesehatan Gigi Vol.02 No.2, Desember 2015 ISSN 2407.0866

diabetes melitus harus diajarkan untuk metabolisme ini kemudian bereaksi sebagai
mengikuti jadwal pembersihan sesuai dengan suatu sumber iritasi yang terus menerus
prosedur. Operator mungkin perlu membantu menghasilkan reaksi jaringan yang berlebih
pasien diabetes melitus dalam merawat dan pada pasien diabetes melitus.
memelihara kesehatan gigi dan mulutnya Diabetes melitus merupakan penyakit
karena berpotensi menyebabkan penyakit gangguan metabolisme tubuh yang
periodontal (Smeltzer, Bare, 1992.,cit. Potter disebabkan hormon insulin yang diproduksi
& Perry, 2006). kelenjar pankreas tidak berfungsi. Insulin
Faktor risiko masalah kesehatan gigi berfungsi mengontrol kadar gula dalam
dan mulut pada pasien diabetes melitus darah dengan mengubah karbohidrat, lemak
adalah pasien cenderung kering pada dan protein menjadi energi. Diabetes melitus
mulut/xerostomia, terdapat gingivitis, yang tidak terkontrol dapat mengganggu sel
penyakit periodontal dan kehilangan gigi darah putih dan sel-sel imun seperti neutrofil,
(Phipps, 1995., cit. Potter & Perry, 2006). monosit dan makrofag. Hal tersebut
Pasien diabetes melitus dianjurkan mengakibatkan kemampuan tubuh untuk
membangun aturan perawatan gigi dan mulut melawan bakteri menjadi menurun dan lebih
setelah makan dan waktu tidur, yaitu dengan rentan terhadap terjadinya infeksi. Selain itu
cara menggosok gigi dengan sikat gigi yang dengan adanya peningkatan sel radang dalam
lembut menggunakan gerakan horizontal. cairan saku gingiva maka menyebabkan
Menggosok gigi yang konsisten jaringan periodontal lebih mudah terinfeksi
meningkatkan jaringan gusi, mengurangi sehingga dapat berakibat kerusakan tulang.
kotoran dan menghasilkan pengontrolan plak Rusaknya jaringan periodontal membuat
(Khan, 1986., cit. Potter & Perry, 2006). gingiva tidak lagi melekat ke gigi, tulang
Sikat gigi yang lembut dengan menjadi rusak dan dalam jangka waktu yang
gerakan horizontal dapat membantu panjang dapat berakibat gigi menjadi
melindungi jaringan gusi yang lembut dan goyang.
mencegah perdarahan (Crosby, 1989., cit. Diabetes melitus yang tidak
Potter & Perry, 2006). Pasien diabetes terkontrol juga dapat menyebabkan karies,
melitus diharapkan melakukan higiene mulut dikarenakan bertambahnya komponen yang
dan sesekali berkumur dengan air garam atau difermentasi di dalam saliva sehingga
larutan baking soda (1/2 sendok teh dengan membentuk medium yang sesuai untuk
473 mL air). Berkumur dengan air garam pembentukan asam. Selain itu luka yang
atau baking soda dapat melarutkan keasaman terjadi pada pasien diabetes melitus sukar
mulut, mengangkat debris dan mengurangi sembuh, hal ini disebabkan karena adanya
mulut yang kering/xerostomia (Greifzu, gangguan aliran darah ke tempat terjadinya
Radjeski, Winnick, 1990., cit. Potter & luka sehingga penyembuhan luka akan lebih
Perry, 2006). sulit dan lebih lama.
Pada pasien diabetes mellitus Tenaga kesehatan khususnya dalam
umumnya mempunyai masalah kesehatan bidang keperawatan gigi dan mulut
gigi dan mulut dikarenakan kadar gula yang diharapkan mengetahui sifat serta tanda-
tidak terkontrol. Dengan adanya unsur tanda penyakit diabetes melitus yang
glukosa yang tinggi dalam saliva terdapat pada rongga mulut sehingga
menyebabkan saliva menjadi satu perbenihan mengetahui tindakan apa yang akan
yang efektif. Medium ini menyerap sisa-sisa dilakukan dalam rangka mencegah berbagai
makanan yang menjalar pada sepertiga leher faktor risiko yang dapat terjadi.
gigi sehingga terjadi akumulasi yang cepat Dalam pelayanan asuhan
dari bakteri, mengakibatkan hasil keperawatan gigi dan mulut, terdapat banyak
metabolisme bakteri tersebut masuk ke aktifitas pengambilan keputusan dari saat
sulcus gingiva. Hasil pemecahan tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan,

76 Asuhan Keperawatan Gigi Dan Mulut Pada Pasien Diabetes Melitus


Jurnal Kesehatan Gigi Vol.02 No.2, Desember 2015 ISSN 2407.0866

implementasi dan evaluasi. Tahap pelayanan gigi yang dilaksanakan


asuhan keperawatan gigi dan mulut adalah (diimplementasikan) untuk mengatasi
sebagai berikut : keluhan pasien dan membantu pasien
1. Tahap Pengkajian dalam mencapai pemenuhan kebutuhan
Pada tahap ini, operator yang berhubungan dengan kesehatan gigi.
mengumpulkan informasi untuk mengkaji 4. Tahap Implementasi
kebutuhan pasien dari berbagai sumber. Tahap implementasi adalah
Masing-masing sumber berkontribusi tindakan pelaksanaan perencanaan
secara unik terhadap hasil pengkajian keperawatan gigi dan mulut yang telah
secara keseluruhan. Hasil penelitian dapat dirancang sesuai dengan pemenuhan
membantu dalam memilih alternatif kebutuhan pasien dan dilaksanakan
metode. berdasarkan prosedur serta hasilnya
Tahap pengkajian merupakan tercatat dalam catatan pasien (catatan
fondasi yang akan digunakan dalam keperawatan gigi). Operator diharapkan
proses keperawatan gigi. Pengkajian dapat bertanggung jawab dalam
adalah suatu proses mengumpulkan dan melakukan intervensi keperawatan gigi
menganalisis informasi atau data-data berdasarkan pada hasil-hasil penelitian
dalam mengkaji kebutuhan pasien dari terkini.
berbagai sumber. Informasi yang didapat 5. Tahap Evaluasi
melalui wawancara dengan pasien, Pada tahap ini, evaluasi
anggota keluarga, teman sejawat, tenaga dilakukan untuk menilai intervensi yang
kesehatan lain, rekam medis dan dilakukan berdasarkan perencanaan
observasi. Informasi yang didapat dari sudah berhasil dan menilai efektifitas dari
berbagai macam sumber tersebut segi biaya. Hasil penelitian yang
berkontribusi secara unik terhadap hasil digunakan adalah hal yang terkait
pengkajian secara menyeluruh. keberhasilan ataupun kegagalan dalam
2. Tahap Diagnosa suatu pemberian asuhan keperawatan
Tahap ini, hasil penelitian yang dapat gigi. Evaluasi juga dilaksanakan dalam
digunakan dalam menegakkan diagnosa rangka mengukur respon pasien terhadap
keperawatan gigi secara akurat dan tindakan keperawatan gigi demi
memahami batasan karakteristik kemajuan pasien kearah pencapaian
diagnosa. Diagnosa ditegakkan tujuan. Evaluasi dianalisis dari tahap
berdasarkan pada kebutuhan pasien, pengkajian data sampai dengan
menguraikan masalah-masalah aktual, tindakan/intervensi yang dilakukan
mencegah atau meminimalisir faktor kepada pasien.
risiko dengan perawatan mandiri atau
melakukan rujukan (kerjasama dengan
tenaga kesehatan lainnya) dan identifikasi KESIMPULAN
kondisi pasien berdasarkan risiko
terjadinya masalah/penyakit/kelainan Asuhan keperawatan gigi dan mulut
pada rongga mulut. diharapkan dapat disusun secara sistematis
3. Tahap Perencanaan sehingga penatalaksanaan pasien diabetes
Pada tahap ini, hasil penelitian melitus dapat dilakukan berkesinambungan.
yang dapat digunakan antara lain hasil Penatalaksanaan pasien diabetes melitus
penelitian yang mengindikasikan dibutuhkan komunikasi yang baik, hasil
intervensi keperawatan gigi yang efektif pemeriksaan lab dan operator memahami
untuk diaplikasikan sesuai kebutuhan. penyakit diabetes melitus, pengobatan, juga
Tahap perencanaan merupakan tindakan dampaknya sehingga pasien diabetes melitus
penentuan tipe intervensi keperawatan dapat menjalani proses perawatan gigi dan

77 Asuhan Keperawatan Gigi Dan Mulut Pada Pasien Diabetes Melitus


Jurnal Kesehatan Gigi Vol.02 No.2, Desember 2015 ISSN 2407.0866

mulut dengan aman. Manajemen dan teknis Ontario (CDHO), Toronto,


pelaksanaan disusun dalam perencanaan Orascoptic, Hal 1-19.
jangka pendek dan jangka panjang kemudian
dievaluasi sehingga didapatkan hasil yang Potter & Perry., 2006, Buku Ajar
optimal dan membangun kemandirian serta Fundamental Keperawatan :
kesadaran pasien dalam merawat giginya. Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi
4. Volume 2. Alih Bahasa : Renata
Komalasari, dkk. Jakarta: EGC.
DAFTAR PUSTAKA
Wilkins, EM., 2005, Clinical Practice of
Azodo., 2009, Current trends in the Dental Hygienist 9th edition,
management of diabetes mellitus: Lippincot Williams &Wilkins,
the Dentist’s perspective, Journal of Massachusetts-USA. Hal 323-912.
Postgraduate Medicine, Nigeria.
Hal 113-129. Wyche CJ, dkk., 2009, Planning for Dental
Hygiene Care, Journal Dental
College of Registered Dental Hygienists of Hygiene Diagnosis and Care
Alberta,.2009, The Dental Hygiene Planning, Section 4, Chapter 21,
Process of Care (Registrants Hal 353-368.
Handbook), Journal Practice
Standards College of Registered
Dental Hygienists of Alberta.
Edmonton, AB: CRDHA, section 5,
Hal 1-21.

Darby dan Walsh., 2003, Dental Hygiene


Theory And Practice 2nd Edition,
Sander, Missouri-USA, Hal : 345-
367.

Darby dan Walsh., 2005, Dental Hygiene


Theory And Practice 2nd Edition,
Sander, Missouri-USA.

Departemen Kesehatan R.I., 2005, Kebijakan


Nasional Promosi Kesehatan, Pusat
Promosi Kesehatan, Jakarta.

Gurenlian R Joann, dkk., 2008, Diabetes


Mellitus: Promoting Collaboration
among Health Care Professionals,
Journal of Dental Hygiene, the
American Dental Hygienests
Association, Vol. 83, Hal 1-13.

Jones., 2012, The Dental Hygiene Process of


Care (Registrants Handbook),
Journal Standards of Practice,
College of Dental Hygienists of

78 Asuhan Keperawatan Gigi Dan Mulut Pada Pasien Diabetes Melitus

Anda mungkin juga menyukai