Anda di halaman 1dari 2

Krim Sup Instan Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.

Poir) Sebagai Alternatif Bisnis


Makanan Sehat
Maharani Oktaviany
Program Studi Pendidikan Tata Boga, Universitas Negeri Surabaya
Maharanioktaviany16050394054@mhs.unesa.ac.id
Abstrak : Krim soup merupakan salah satu jenis makanan yang banyak disukai masyarakat
sebagai salah satu jenis makanan sehat.
Kata Kunci : Krim Soup, Ubi Ungu, Makanan sehat, Organoleptik
PENDAHULUAN
Gaya hidup sehat sudah menjadi tren di kalangan masyarakat Indonesia terutama kaum
intelektual. Banyak dari warga masyarakat yang mulai membiasakan gaya hidup sehat seperti
berjalan kaki atau bersepeda ke tempat kerja dan memilih menu makanan yang lebih sehat.
Kesadaran masyarakat untuk hidup sehat dan mengkonsumsi makanan sehat semakin
meningkat. Banyak orang yang ingin hidup sehat, tetapi tidak punya banyak waktu dan ingin
menyiapkan segalanya serba instan. Hal ini dapat dijadikan sebagai peluang bisnis, terutama
bisnis makanan sehat. Selama manusia hidup pasti sangat memerlukan makanan. Penyediaan
makanan yang sehat bergizi menjadi peluang bisnis yang dapat dimanfaatkan, salah satunya
adalah bisnis Krim Sup Ubi Ungu Instan.
Sup merupakan makanan cair yang terbuat dari kaldu (stock) daging, ayam, ikan dan
ditambahkan mirepoix, dan bouquet garni untuk menambah aroma. Sup dapat berdiri sebagai
hidangan yang dikaitkan dengan giliran hidangan atau sebagai appetizer dan dapat
merupakan hidangan yang berdiri sendiri atau sebagai main course / main dish. Pada
hidangan kontinental sup mempunyai fungsi sebagai pembangkit selera makan, penambah
nilai gizi, dan penetral rasa pada lidah.
Ubi jalar yang ditanam berdasarkan warna dagingnya ada 3 macam yaitu daging warna
kuning, oranye dan ungu. Ubi jalar ungu dibandingkan dengan ubi jalar lainnya relatif tahan
terhadap hama lanas dan cacing. Ubi jalar daging ungu memiliki kandungan antosianin, ubi
jalar kuning mengandung karoten lebih tinggi dibandingkan dengan ubi jalar yang berwarna
krem. Antosianin merupakan zat warna ping, merah, ungu, sampai biru kehitaman, larut air,
berfungsi sebagaiantioksidan, anti inflamasi, menurunkan gula darah dan mencegah kanker
usus.
Menurut catatan Badan Pusat Statistik (2015), rata-rata produktivitas ubi jalar (Ipomoea
batatas L) di Indonesia 123.29 ku/ha, dengan total produksi 2.196.033 ton. Rata-rata
produktivitas ubi jalar di Jawa Barat 153.73 ku/ha, dengan total produksi 429.378 ton. Sentra
penghasil ubi jalar di Jawa Barat diantaranya Cilembu Sumedang, Bandung, Garut, Kuningan,
dan Ciamis. Kelebihan ubi jalar dibandingkan dengan umbi lainnya adalah dapat tumbuh di
berbagai macam jenis tanah, mempunyai masa panen relatif singkat 3-6 bulan dan dapat
dijadikan sebagai tanaman sela.
Ubi jalar ungu merupakan salah satu jenis ubu jalar yang banyak sekali ditemui di Indonesia
(Lingga, 1995). Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.Poir) memiliki warna ungu yang cukup
pekat pada daging ubinya, sehingga banyak menarik perhatian. Menurut Pakorny et al., (2001)
dan Timberlake dan Bridle (1982) warna ungu pada ubi jalar disebabkan oleh adanya pigmen
ungu antosianin yang menyebar dari bagian kulit sampai dengan daging ubinya. Konsentrasi
antosianin inilah yang menyebabkan beberapa jenis ubi ungu mempunyai gradasi warna ungu
yang berbeda (Yang dan Gadi, 2008).
Menurut Pakorny et al., (2001) dan Timberlake dan Bridle (1982), antosianin pada ubi jalar
ungu mempunyai aktivitas sebagai antioksidan. Perbedaan aktivitas antioksidan pada ubi jalar
merah dan merah adalah pada jenis zat warnanya. Pada ubi jalar merah yang ditemukan
dominant adalah jenis pelargonidin-3-rutinoside-5-glucoside, sedangkan pada ubi jalar ungu
adalah antosianin dan peonidin glikosida yang mempunyai aktivitas antioksidan lebih kuat.
Dengan demikian ubi jalar ungu mempunyai potensi besar sebagai sumber antioksidan alami
dan sekaligus sebagai pewarna ungu alami.
Selanjutnya, Shahidi dan Naczk (1995) menyatakan bahwa senyawa antioksidan alami
mampu memperlambat, menunda, ataupun mencegah proses oksidasi. Kandungan antosianin
pada ubi jalar ungu cukup tinggi, seperti yang dilaporkan oleh Kumalaningsih (2008)
kandungannya mencapai 519 mg/100g berat basah, sehingga berpotensi besar sebagai sumber
antioksidan untuk kesehatan manusia.
Sup instan merupakan produk makanan kering olahan tepung nabati dan hewani dengan
tambahan makanan lain dan atau tanpa bahan tambahan makanan yang diijinkan, yang siap
dikonsumsi setelah diseduh atau dimasak dalam air mendidih menjadi larutan kental.
Umumnya sup sering dikonsumsi masyarakat untuk sarapan pagi karena mengingat selera
masyarakat yang mulai berubah.
Namun sebelum sup instan dikembangkan, perlu dilakukan evaluasi terkait daya terima
masyarakat dan kandungan gizi terhadap produk tersebut. Salah satu cara untuk melakukan
evaluasi adalah melalui perbandingan sup segar hasil pemasakan biasa dengan sup dalam
bentuk instan dan siap makan. Sup krim instan berbasis labu kuning merupakan salah satu
alternatif produk olahan pangan lokal dalam rangka memenuhi kepraktisan, keawetan dan
kemudahan dalam pengemasan. Namun demikian diharapkan produk ini tidak merusak
kandungan gizi dan betakaroten serta kalium selama proses pengolahan serta tetap dapat
memenuhi kandungan gizi yang cukup bagi tubuh. Oleh karena itu, dilakukan penelitian
lanjutan guna mempelajari perbedaan karakteristik daya terima serta kandungan gizi dalam
produk sup krim segar yang dibuat menjadi instan melalui proses pengeringan.

BAHAN DAN METODE


Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan untuk formulasi krim sup instan ubi jalar ungu adalah ubu jalar
ungu, susu, kaldu, wortel, bawang bombay, salary, lada, ssusu skim, gula, garam dan air yang
mana semua bahan tersebut dapat diperoleh dari pasar tradisional dan pasar modern.
Alat yang digunakan dalam penelitian dibagi ke dalam empat kelompok, yaitu alat untuk
membuat sup krim segar, alat untuk membuat sup krim instan, dan alat untuk uji organoleptik.
Alat untuk pembuatan sup krim adalah mangkok, pisau, talenan, blender, panci, kompor,
spatula, saringan, timbangan makanan,dan sendok. Alat untuk membuat sup krim instan
adalah oven. Alat untuk uji organoleptik adalah kertas kuisioner, pulpen, dan wadah plastik.

Anda mungkin juga menyukai