Anda di halaman 1dari 18

PAPER

PRIMARY CLOSED ANGLE GLAUCOMA

DISUSUN OLEH:

Afif Burhanudin G99171002

PEMBIMBING :
dr. Mazarendra Dhion Erlangga, Sp.M

KEPANITERAAN KLINIK/ PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER


BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

1
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI
2019
GLAUKOMA

1. Definisi
Glaukoma merupakan penyakit yang ditandai dengan ekskavasi glaukomatosa,
neuropati saraf optik, serta kerusakan lapang pandangan yang khas dan utamanya
diakibatkan oleh tekanan bola mata yang tidak normal. Penyakit ini dapat terjadi secara
primer (tanpa diketahui sebabnya) atau secara sekunder sebagai akibat penyakit lain
dalam bola mata.1
2. Penegakan diagnosis
Diagnosis Klinis Glaukoma akut ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Anamnesis pasien glaukoma akut sering mirip seperti keluhan neurologis. Keluhan
patut diwaspadai bila nyeri kepala, mata merah disertai dengan visus menurun
mendadak.2

Hasil anamnesis didapatkan keluhan berupa :

 Mata merah
 Tajam penglihatan turun mendadak
 Rasa sakit atau nyeri pada mata yang dapat menjalar ke kepala
 Mual dan muntah (pada tekanan bola mata yang sangat tinggi)

Pemeriksaan oftalmologi adalah perasat penting untuk menegakkan diagnosis klinis


glaukoma akut. Hasil pemeriksaan oftalmologi yang bisa didapatkan diantaranya
adalah :

 Penurunan Visus
 Peningkatan Tekanan Intra Okular (>21 mmHg)
 Konjungtiva bulbi: hiperemia kongesti, kemosis dengan injeksi silier, injeksi
konjungtiva.
 Edema kornea.
 Bilik mata depan dangkal.
 Pupil mid-dilatasi, refleks pupil negatif.

2
3. Terapi

Segera turunkan Tekanan Intra Okular dengan obat-obatan berikut:

1. Asetazolamid Hcl 500 mg, dilanjutkan 4 x 250 mg/hari.


2. KCl 0.5 gr 3 x/hari.
3. Timolol 0.5%, 2 x 1 tetes/hari.
4. Tetes mata kombinasi kortikosteroid + antibiotik 4-6 x 1 tetes sehari

Segera rujuk ke dokter spesialis mata (Sp.M) setelah pertolongan pertama diberikan.1

3
PRIMARY CLOSED ANGLE GLAUCOMA

1. Definisi

Glaukoma primer sudut tertutup akut merupakan kedaruratan mata yang terjadi jika
tekanan intra okuler meningkat dengan cepat sebagai akibat sumbatan mendadak trabekular
meshwork oleh iris (iris bombe). Hal ini menyumbat aliran aquos humor dan tekanan
intraokular meningkat dengan cepat. Glaukoma tipe ini biasanya menimbulkan keluhan berupa
nyeri pada mata, sakit kepala, pandangan kabur, dan adanya gambaran “rainbow-colored halo”
saat melihat sumber cahaya. Secara sistemik, keadaan ini akan menyebabkan mual dan
muntah.3 Dari temuan klinis, glaukoma primer sudut tertutup akut ditandai dengan IOP lebih
besar dari 21 mm Hg, injeksi konjungtiva, edema epitel kornea, dan COA dangkal.4
2. Etiologi

Predisposisi anatomi mata dengan bilik mata anterior yang dangkal menimbulkan
hambatan relatif terhadap aliran aquous humor melalui pupil. Blok pupil akan mengakibatkan
tekanan di ruang posterior meningkat. Tekanan mengakibatkan iris terdorong ke jalinan
trabekular dan menghambat aliran keluar aquous humor.l

Penyebab lain yang dapat mengakibatkan tertutupnya bilik mata anterior adalah karena
pelebaran pupil baik di lingkungan gelap atau di bawah tekanan emosional (cemas atau takut).
Selain itu, midriasis farmakologis iatrogenik dan obat psikotropika sistemik juga dapat memicu
serangan glaukoma.l
Bilik mata anterior akan berkurang kedalaman dan volumenya seiring dengan
bertambahnya usia. Hal tersebut akan menjadi faktor predisposisi terjadinya blok pupil. Pada

4
pasien dengan hiperopia, bilik anterior dan volume mata menjadi lebih kecil, walaupun
glaukoma primer sudut tertutup dapat terjadi pada semua jenis kelainan refraksi mata, tapi
hiperopia berhubungan dengan glaukoma jenis ini.4

3. Patofisiologi

Mekanisme penyebab glaukoma sudut tertutup primer antara lain :

 Pupillary block

Pupillary block merupakan mekanisme yang paling umum terjadinya sebagai


penyabab glaukoma sudut tertutup. Pada pupillary block, iridolenticuler berkontak
dengan pupil membatasi aliran aquous dari epitel siliar ke bilik mata depan sehingga
semakin mendorong iris ke anterior. Terdorongnya iris ke anterior menyebabkan
aposisi iridotrabecular dan penutupan sudut bilik mata depan. Iridektomi dengan
menggunakan laser akan kembal memperbaiki aliran aquous dari posterior ke anterior
sehingga menurunkan tekanan intra okalar yang menyebabkan iris kembali mendatar
dan sudut bilik mata depan kembali melebar. 9

Gambaran pupillary block pada ultrasound biomicroscopy.

 Non-pupillary block

Desakan sudut bilik mata depan akibat tebalnya iris semakin sering ditemukan
pada kasus glaukoma sudut tertutup. Pada saat pupil berdilatasi maka iris akan
berdekatan dengan sudut bilik mata depan, apabila bilik mata depan dangkal maka

5
dapat terjadi aposisis anyaman trabuculer oleh iris yang tebal sehingga menyebabkan
tertutupnya sudut bilik mata depan. 9

Gambaran Anterior segment optical coherence tomography pada mata dengan non-
pupillary block pada saat kondisi terang (atas) dan gelap (bawah).

 Plateu iris

Pada plateu iris, iris terdorong ke anterior menutup sudut bilik mata depan
akibat rotasi anterior dari badan siliar. Penutupan sudut bilik mata depan dapat terjadi
secara spontan atau saat pupil berdilatasi. 9
 Aqueos misdirection

Kondisi ini juga dikenal dengan glaukoma maligna atau ciliary block glaucoma.
Karakteristiknya antara lain bilik mata depan yang dangkal atau datar dan diikuti
peningkatan tekana intra okular. Sering terjadi post-operasi namun juga dapat terjadi
spontan. Cairan aquoes mengalir ke posterior karena terdapat obsturksi aliran yang
terjadi karena rotasi anterior siliaris. Akumulasi caira aquoes di segemen posterior
menyebabkan perubahan posisi anterior dari diafragma lensa-iris sehingga
menyebabkan penutupan sudut bilik mata depan. Kelemahan zonule lensa sehingga
dapat terjadi perubahan posisi lensa ke anterior juga berperan dalam proses ini.

6
Gambaran anterior segment optical coherence tomography pada glaukoma maligna.

4. Diagnosis
a. Anamnesis
Berdasarkan manifestasi klinis dan onset terjadinya, glaukoma sudut tertutup dapat
dibagi menjadi glaukoma sudut tertutup akut, subakut, kronik, dan laten. Glaukoma sudut
tertutup akut ditandai dengan mata merah dengan penglihatan turun mendadak, biasanya
unilateral, disertai nyeri, mata merah, penglihatan kabur, penglihatan halos, sakit kepala,
mual dan muntah. Gejala-gejala tersebut harus ditanyakan dengan rinci pada saat
anamnesis.9
Serangan glaukoma akut terjadi secara tiba-tiba dengan rasa sakit hebat di mata dan
kepala, perasaan mula dengan muntah, bradikardia akibat reflek okulokardiak, dan mata
menunjukkan tanda-tanda peradangan seperti mata bengkak, mata merah, tekanan bola
mata yang tinggi mengakibatkan pupil lebar, edema, serta lapangan pandang menciut.11
Gejala spesifik seperti di atas tidak selalu terjadi pada mata dengan glaukoma akut.
Kadang-kadang riwayat mata sakit disertai penglihatan menurun sudah dicurigai telah
terjadi serangan glaukoma akut, apabila tidak diobati dapat menjadi kronis. Tekanan bola
mata antara dua serangan dapat normal, biasanya serang dipicu oleh lebarnya pupil pada
saat berada di tempat yang gelap.11
Riwayat gangguan refraksi juga harus ditanyakan, gangguan refraksi hipermetropi
merupakan salah satu faktor predisposisi penyakit glaukoma sudut tertutup, sedangkan
miopi merupakan faktor predisposisi glaukoma sudut terbuka. Riwayat keluarga dan ras
juga harus ditanyakan, mengingat hal tersebut juga menjadi faktor predisposisi penyakit
ini.9
b. Pemeriksaan fisik

7
1. Pemeriksaan mata luar

Sebagian besar penderita glaukoma sudut tertutup tidak mengalami gejala


tertentu, namun apabila serangan bersifat akut dapat ditemukan gejala mata marah,
kornea kabur dengan penurunan tajam penglihatan, dan mid-dilatasi pupi. Mid-dilatasi
pupil terjadi akibat iskemik paralisis dari otot sphincter iris akibat tingginya tekanan
intra okuler. Apabila sudah terjadi infark pada otot tersebut maka pupil tidak dapat
kembali normal meskipun tekanan intra okuler sudah normal. Pemeriksaan tekanan
bola mata dengan palpasi akan mendapatkan bola mata yang keras. Pasien juga dapat
mengalami bradikardi atau aritmia. 9

Gambaran Glaukoma Sudut Tertutup Akut

2. Pemeriksaan dengan penlight

Kedalaman bilik mata depan dapat diestimasikan dengan pemeriksaan


menggunakan penlight. Pemeriksaan dilakukan dengan mnyinari mata dari sisi
temporal. Iris yang datar dan bilik mata depan yang dalam menyebabkan nasal iris
dapat teriluminasi, namun pada iris conveks dan bilik mata depan yang dangkal, nasal
iris tidak dapat teriluminasi, menyebabkan nasal iris berada dalam bayangan. 9
3. Pemeriksaan slit-lamp

Pemeriksaan slit-lamp dapat menghitung kedalaman bilik mata depan sentral


dan perifer. Kedalaman bilik mata depan perifer dapat mengistimasikan sudut bilik
mata depan dengan menggunakan klasifikasi van Herick, yaitu :
Perbandingan tebal bilik mata depan van Herick Grade
dibandingkan dengan kornea

8
≥ Kornea 4
¼-½ 3
¼ 2
<¼ 1
Tabel 1. Tabel Klasifikasi van Herick. 8

Tabel di atas menunjukkan klasifikasi kedalaman bilik mata depan menurut van
Herick. Berdasarkan tersebut sudut bilik depan mata dikatakan tertutup apabila
perbandingan tebal bilik mata depan dengan kornea kurang dari seperempat ketebalan
kornea (Grade 1). Klasifikasi ini sangat baik untuk mendeteksi glaukoma sudut
tertutup dan juga digunakan dalam berbagai studi epidemiologi. 10

Gambaran grading van Herick.8

4. Pemeriksaan Genioskopi

Pemeriksaan genioskopi berperan vital dalam diagnosis glaukoma sudut


tertutup. Pemeriksaan genioskopi terbaik menggunakan two-mirror geniolens atau
Goldmann. Terdapat berbagai sistem untuk mengklasifikasikan temuan pada
genioskopi, antara lain Scheie, Schaffer, dan Spaeth. 10

9
Tabel 2. Sistem Klasifikasi Scheie, Schaffer, dan Spaeth.

Tabel di atas menunjukkan klasifikasi temuan pada genioskopi menurut Schei,

Schaffer, dan Spaeth.

c. Pemeriksaan penunjang

1. Scheimpflug photography

Scheimpflug photography dapat menunjukkan gambaran kedalaman sudut bilik


mata depan, namun resolusi yang relative rendah menjadi keterbatasan dalam
mengevaluasi penutupan sudut bilik mata depan.10

Gambar Scheimpflug photography. 10

2. Ultrasound biomicroscopy (UBM)

Ultrasound biomicroscopy (UBM) dapat memberikan gambaran bilik mata


depan, irir, iris-lensa, dan badan siliar dengan resolusi yang baik sehingga sangat baik

10
untuk kepentingan diagnosis. Kekurangan pemeriksaan ini adalah waktu pemeriksaan
yang lama dan biaya pengoperasian yang tinggi. 10

Gambaran Ultrasond Biomicroscopy. 10

3. Anterior segment optical coherence tomography (AS-OCT)

Pemeriksaan anterior segement optical coherence tomography (AS-OCT)


terbukti lebih baik dibandingkan dengan genioskopi.

Gambaran anterior segment optical coherence tomography.10

4. Provocative tests

Dahulu provactive test dilakukan untuk memicu menutupnya sudut bilik mata
depan untuk mengidentifikasi tatalaksana yang tepat. Tes yang dilakukan meliputi tes
kamar gelap dan menggunakan obat pendilatasi pupil. Sekarang tes tidak lagi
dilakukan karena rentan dengan hasil false-positive dan false-negative.9

11
5. Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari glaukoma sudut tertutup akut antara lain irititis akut dan
konjungtivitis akut. Irititis akut lebih sering menimbulkan fotofobia dibandingkan glaukoma
akut. Tekanan intra okular biasanya tidak meningkat, pupil konstriksi atau bentuknya
ireguler, dan kornea tidak edema. Di bilik mata depan tampak flare dan terdapat injeksi siliar
dalam. Pada konjungtivitis akut biasanya terjadi bilateral, nyeri ringan atau tidak ada, dan
tidak ada gangguan penglihatan, terdapat sekret, respon pupil normal, kornea jernih.
Perbedaan glaukoma akut, irititis akut, dan konjungtivitis akut dapat dilihat pada tabel
berikut:4
Glaukoma Akut Irititis Akut Konjungtivitis Akut
Insidensi Jarang Sering Sangat sering
Sekret Tidak ada Tidak ada Sedang-banyak
Tajam penglihatan Sangat kabur Sedikit kabur Tidak ada efek
penglihatan
Nyeri Berat Sedang Tidak ada

Injeksi konjungtiva Terutama Terutama Difus


sirkumkorneal sirkumkorneal
Kornea Berkabut Biasanya jernih Jernih
Ukuran pupil Dilatasi sedang Kecil Normal
Respon cahaya pupil Tidak ada Buruk Normal
Takanan intraokular Meningkat Normal Normal
Sedian apus Tidak ada organisme Tidak ada orgasme Organisme penyebab
Tabel 3. Diagnosis Banding Glaukoma Akut.

6. Penatalaksanaan

Medikamentosa

Tujuan pengobatan untuk menurunkan tekanan intraokular dengan cepat, untuk


mencegah kerusakan nervus optikus, untuk menjernihkan kornea, menurunkan inflamasi
intraokular, miosis, serta mencegah terbentuknya sinekia anterior perifer dan posterior.
Adapun jenis obat untuk glaukoma, yaitu:

a. Supresi pembentukan aqueous humor


Penghambat adrenergik beta adalah obat yang sekarang paling luas digunakan untuk
terapi glaukoma. Obat-obat ini dapat digunakan tersendiri atau dikombinasi dengan
obat lain. Timolol maleat 0,25% dan 0,5%, betaksolol 0,25% dan 0,5%, levobunolol
0,25% dan 0,5% dan metipranolol 0,3% merupakan preparat-preparat yang sekarang

12
tersedia. Kontraindikasi utama pemakaian obat-obat ini adalah penyakit obstruksi jalan
napas menahun-terutama asma-dan defek hantaran jantung. Untuk betaksolol,
selektivitas relatif reseptor β1-dan afinitas keseluruhan terhadap semua reseptor β yang
rendah-menurunkan walaupun tidak menghilangkan risiko efek samping sistemik ini.
Depresi, kacau pikir dan rasa lelah dapat timbul pada pemakaian obat penghambat beta
topikal.4

b. Fasilitasi aliran keluar humor aquos


Obat parasimpatomimetik meningkatkan aliran keluar aqueous humor dengan bekerja
pada jalinan trabekular melalui kontraksi otot siliaris. Obat pilihan adalah pilokarpin,
larutan 0,5-6% yang diteteskan beberapa kali sehari atau gel 4% yang diteteskan
sebelum tidur. Karbakol 0,75-3% adalah obat kolinergik alternatif. Obat-obat
antikolinesterase ireversibel merupakan obat parasimpatomimetik yang bekerja paling
lama. Obat-obat ini adalah demekarium bromide 0,125 dan 0,25% dan ekotiopat iodide
0,03-0,25% yang umumnya dibatasi untuk pasien afakik atau pseudofakik karena
mempunyai potensi kataraktogenik. Obat-obat antikolinesterase ireversibel akan
memperkuat efek suksinilkolin yang diberikan selama anastesia dan ahli anestesi harus
diberitahu sebelum tindakan bedah. Obat-obat ini juga menimbulkan miosis kuat yang
dapat menyebabkan penutupan sudut pada pasien dengan sudut sempit. Pasien juga
harus diberitahu kemungkinan ablasio retina. Semua obat parasimpatomimetik
menimbulkan miosis disertai meredupnya penglihatan terutama pada pasien katarak
dan spasme akomodatif yang mungkin mengganggu pada pasien muda.1
Epinefrin 0,25-2% diteteskan sekali atau dua kali sehari, meningkatkan aliran keluar
aqueous humor dan disertai sedikit penurunan pembentukan aqueous humor. Terdapat
sejumlah efek samping okular eksternal, termasuk vasodilatasi konjungtiva reflek,
endapan adrenokrom, konjungtivitis folikularis dan reaksi alergi.efek samping
intraokular yang dapat tejadi adalah edema makula sistoid pada afakik dan
vasokonstriksi ujung saraf optikus. Epinefrin jangan digunakan untuk mata dengan
sudut kamera anterior sempit.1

c. Penurunan volume korpus vitreum


Obat-obat hiperosmotik menyebabkan darah menjadi hipertonik sehingga air tertarik
keluar dari korpus vitreum dan terjadi penciutan korpus vitreum. Selain itu, terjadi
penurunan produksi aqueous humor. Penurunan volume korpus vitreum bermanfaat

13
dalam pengobatan glaukoma sudut tetutup akut dan glaukoma maligna yang
menyebabkan pergeseran lensa kristalina ke depan (disebabkan oleh perubahan volume
korpus vitreum atau koroid) dan menyebabkan penutupan sudut (glaukoma sudut
tertutup sekunder).1

d. Miotik, midriatik dan siklopegik


Dilatasi pupil penting dalam pengobatan penutupan sudut akibat iris bombe karena
sinekia posterior. Apabila penutupan sudut disebabkan oleh pergeseran lensa ke
anterior, siklopegik (siklopentolat dan atropine) dapat digunakan untuk melemaskan
otot siliaris sehingga mengencangkan apparatus zonularis dalam usaha untuk menarik
lensa ke belakang.2

Non medikamentosa
Terapi operatif biasanya dilakukan apabila pengobatan dengan medikamentosa
tidak mampu, tidak toleransi, tidak efektif, atau tidak seluruhnya bisa digunakan oleh
pasien serta pada glaukoma tidak terkontrol disertai kerusakan yang progresif atau resiko
tinggi kerusakan.7 Keputusan dilakukannya operasi, meliputi; 1)Target penurunan tekanan
intraokular tidak tercapai, 2) Kerusakan jaringan saraf dan penurunan fungsi penglihatan
yang progresif meski telah diberi dosis maksimal obat yang bisa ditoleransi ataupun telah
dilakukan laser terapi ataupun tindakan pembedahan lainnya, 3) Adanya variasi tekanan
diurnal yang signifikan pada pasien dengan kerusakan diskus yang berat.4
1) Pembedahan
Pembedahan ditujukan untuk memperlancar aliran keluar cairan aqueos di
dalam sistem drainase atau sistem filtrasi sehingga prosedur ini disebut teknik
filtrasi. Pembedahan dapat menurunkan tekanan intraokuler jika dengan
medikamentosa tidak berhasil. Walaupun telah dilakukan tindakan
pembedahan, penglihatan yang sudah hilang tidak dapat kembali normal, terapi
medikamentosa juga tetap dibutuhkan, namun jumlah dan dosisnya menjadi
lebih sedikit.
a) Trabekulektomi
Merupakan teknik yang paling sering digunakan. Pada teknik ini, bagian
kecil trabekula yang terganggu diangkat kemudian dibentuk bleb dari
konjungtiva sehingga terbentuk jalur drainase yang baru. Lubang ini akan
meningkatkan aliran keluar cairan aquos sehingga dapat menurunkan

14
tekanan intraokuler. Tingkat keberhasilan operasi ini cukup tinggi pada
tahun pertama, sekitar 70-90%. Sayangnya di kemudian hari lubang
drainase tersebut dapat menutup kembali sebagai akibat sistem
penyembuhan terhadap luka sehingga tekanan intraokuler akan meningkat.
Oleh karena itu, terkadang diperlukan obat seperti mitomycin-C and 5-
fluorourasil untuk memperlambat proses penyembuhan. Teknik ini bisa saja
dilakukan beberapa kali pada mata yang sama.10

b) Iridektomi perifer
Pada tindakan ini dibuat celah kecil pada kornea bagian perifer dengan
insisi di daerah limbus. Pada tempat insisi ini, iris dipegang dengan pinset
dan ditarik keluar. Iris yang keluar digunting sehingga akan didapatkan
celah untuk mengalirnya cairan aquos secara langsung tanpa harus melalui
pupil dari bilik mata belakang ke bilik mata depan. Teknik ini biasanya
dilakukan pada glaukoma sudut tertutup, sangat efektif dan aman, namun
waktu pulihnya lama.2
c) Sklerotomi dari Scheie
Pada Operasi Scheie diharapkan terjadi pengaliran cairan aquos di bilik
mata depan langsung ke bawah konjungtiva. Pada operasi ini dilakukan
pembuatan flep konjungtiva di limbus atas (arah jam 12) dan dibuat insisi
korneoskleral ke dalam bilik mata depan. Untuk mempertahankan insisi ini
tetap terbuka, dilakukan kauterisasi di tepi luka insisi. Kemudian flep
konjungtiva ini ditutup. Dengan operasi ini diharapkan terjadinya filtrasi
cairan aquos melalui luka korneoskleral ke subkonjungtiva.
d) Drainage Implant Surgery
Operasi ini biasanya dilakukan setelah beberapa kali usaha
trabeculotomy gagal. Pada operasi ini, optalmologis menempatkan selang
pada anterior chamber untuk mengalirkan aqueus humour.
2) Laser
Pada teknik laser, operator akan mengarahkan sebuah lensa pada mata
kemudian sinar laser diarahkan ke lensa itu yang akan memantulkan sinar ke
mata. Risiko yang dapat terjadi pada teknik ini yaitu tekanan intraokuler yang

15
meningkat sesaat setelah operasi. Namun hal tersebut hanya berlangsung untuk
sementara waktu. Beberapa tindakan operasi yang lazim dilakukan antara lain:
a) Laser Iridektomi
Teknik ini biasa digunakan sebagai terapi pencegahan yang aman dan
efektif untuk glaukoma sudut tertutup. Dilakukan dengan membuat celah
kecil di iris perifer dan mengangkat sebagian iris yang menyebabkan
sempitnya sudut bilik mata depan. Beberapa keadaan yang tidak
memungkinkan dilakukannya laser iridektomy, diantaranya kekeruhan
kornea, sudut bilik mata depan yang sangat sempit dengan jaringan iris yang
sangat dekat dengan endotel kornea, penderita yang pernah menjalani
operasi ini sebelumnya namun gagal dan pada penderita yang tidak bisa
diajak bekerja sama.4
Pada umumnya komplikasi yang terjadi pada laser iridektomi meliputi
kerusakan lokal pada lensa dan kornea, ablasio retina, pendarahan,
gangguan visus dan tekanan intra okular meningkat. Kerusakan lensa
dihindari dengan cara menghentikan prosedur dan segera penetrasi iris
untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer.
b) Laser Periferal Iridektomi (LPI)
Dilakukan pada glaukoma sudut tertutup. Pada teknik ini dibuat lubang
kecil di iris perifer sehingga iris terdorong ke belakang lalu sudut bilik mata
depan akan terbuka.

Gambar Laser Iridotomi

16
c) Laser Trabekuloplasti
Dilakukan pada glaukoma sudut terbuka. Sinar laser (biasanya argon)
ditembakkan ke anyaman trabekula sehingga sebagian anyaman mengkerut.
Kerutan ini dapat mempermudah aliran keluar cairan aquos. Pada beberapa
kasus, terapi medikamentosa tetap diperlukan. Tingkat keberhasilan dengan
Argon laser trabeculoplasty mencapai 75%. Karena adanya proses
penyembuhan luka maka kerutan ini hanya akan bertahan selama 2 tahun.10

Daftar Pustaka

1. Ilyas, Sidarta. dkk. Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter Umum dan Mahasiswa
Kedokteran. Saguna Seto. Jakarta. 2002.
2. Liesegang, T. J., Skuta, G. L., Cantor, L. B. Glaucoma. American Academy of
Ophtalmology. New York. 2005.
3. American Academy of Opthalmology, 2011-2012. Glaucoma. San Fransisco.

4. Freedman J. Acute angle-closure glaucoma. Diunduh pada 5 Mei 2019. Tersedia dari:

URL: http://emedicine.medscape.com/article/798811-overview#a4

5. Salmon, JF. 2000. Glaukoma . In Vaughan D, Asbury T, Riordan Eva P. Oftalmologi


Umum Ed. 17: 212-228.

6. Khurana, AK. Glaukoma. Comprehensive Ophthalmology Ed. 4, 2007: 205-208, 231-


237.
7. Schlote, T, et all. 2006. Pocket Atlas of Ophthalmology. 152-153, 164-165.
8. Yanoff M, Duker JS, Ophtalmology 4th Edition. Elsavier Saunders; 2014. Part 8 :
Glaucoma; p1001-1180.
9. Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2013.
10. Duker, Jay S. Glaucoma, Therapy to Use in Glaucoma. Dalam: Yanoff & Duker:
Ophthalmology, 3rd ed. 2008. Copyright © 2008 Mosby, An Imprint of Elsevier
11. Kulkarni, Uma. Early Detection of Primary Open Angle Glaucoma: Is It Happening.
Journal of Clinical and Diagnostic Research. 2012. Vol. 6(4): 667-670.

17
18

Anda mungkin juga menyukai