Anda di halaman 1dari 7

A.

Tatalaksana
1. Pencegahan15,16
Pencegahan merupakan pendekatan yang paling hemat biaya dalam menangani
ulkus dekubitus. Unsur penting dalam program pencegahan yang efektif meliputi
pendekatan pengelolaan tim yang terpadu yang menekankan perawatan medis yang baik,
pelatihan yang benar dan pendidikan pasien, keluarga, dan pengasuh, dukungan terhadap
kepatuhan pasien, dan peresepan yang sesuai untuk permukaan penyokong.
2. Inspeksi Kulit1
Inspeksi kulit merupakan dasar pencegahan. Jadwal yang ketat harus menjadi
bagian dari rutinitas harian pasien tersebut. Periksa kulit secara teratur setiap pagi dan
malam dan setiap kali pasien berpaling atau menerima penanganan khusus. Adanya tanda
kemerahan, perubahan permukaan warna kulit, iritasi, atau abrasi merupakan indikasi
pembentukan ulkus yang mengancam. Ajarkan pasien dan keluarga tersebut tentang
pentingnya pengecekan kulit seperti ini dan paksakan kebiasaan ini.
3. Pemeliharaan Kulit2
Jagalah kulit agar tetap bersih dan kering setiap saat. Bersihkan daerah tempat
menumpuknya keringat atau cairan tubuh beberapa kali dalam sehari dengan sabun yang
ringan, bilas dengan air hangat, dan tepuk-tepuk hingga kering. Oleskan lotion atau krim
setelah mencuci. Pijat dengan baik hingga menyerap ke dalam kulit. Hindari
meninggalkan daerah dalam keadaan lembab yang dapat menimbulkan iritasi dan
maserasi.
Secara tradisional, pencegahan dan pengelolaan ulkus dekubitus difokuskan pada
pengaturan kembali posisi pasien dengan sering guna membebaskan tekanan dan
memelihara aliran darah kapiler. Saat ini, penatalaksanaan ulkus dekubitus dibagi
menjadi tiga tahap : reduksi tekanan, penanganan adanya faktor predisposisi, perawatan
luka.

Secara umum penatalaksanaan ulkus dekubitus dibagi menjadi nonmedikamentosa dan


medikamentosa.
1. Nonmedikamentosa
Penatalaksanaan ulkus dekubitus dengan nonmedikamentosa adalah meliputi
pengaturan diet dan rehabilitasi medik. Seperti telah disebutkan di atas, nutrisi adalah faktor
risiko untuk terjadinya ulkus dekubitus.
Pemberian diet yang tinggi kalori, protein, vitamin dan mineral akan meningkatkan
status gizi penderita ulkus dekubitus. Meningkatnya status gizi penderita ini akan
memperbaik sistem imun penderita sehingga mempercepat penyembuha ulkus dekubitus.19
Terapi rehabilitasi medik yang diberikan untuk penyembuhan ulkus dekubitus adalah
dengan radiasi infra merah, short wave diathermy, dan pengurutan. Tujuan terapi ini adalah
untuk memberikan efek peningkatan vaskularisasi sehingga dapat membantu penyembuhan
ulkus. Sedangkan penggunaan terapi ultrasonik, sampai saat ini masih terus diselidiki
manfaatnya terhadap terapi ulkus dekubitus.

2. Medikamentosa
Penatalaksanaan ulkus dekubitus dengan metode medikamentosa meliputi:

a. Mempertahankan keadaan bersih pada ulkus dan sekitarnya


Keadaan tersebut akan menyebabkan proses penyembuhan luka lebih cepat dan
baik. Untuk hal tersebut dapat dilakukan kompres, pencucian, pembilasan, pengeringan
dan pemberian bahan-bahan topikal seperti larutan NaC1 0,9%, larutan H202 3% dan
NaC10,9%, larutan plasma dan larutan Burowi serta larutan antiseptik lainnya.

Table 2. Delapan Tipe Kompres Mayor dan karakteristiknya

Major Dressing Key Performance Characteristics


Categories

Alginates (sheets and Exudate absorption, obliterate dead space, and


fillers) autolytic debridement

Foams (sheets and Obliterate dead space, retain moisture, exudate


fillers) absorption, and mechanical debridement

Gauzes (woven and Obliterate dead space, retain moisture, absorb


nonwoven) exudate, and mechanical debridement
Hydrocolloids (wafers Occlusion, moisture retention, obliterate dead space,
and fillers) and autolytic debridement

Hydrogels (sheets and Retain moisture and autolytic debridement


fillers)

Transparent films Occlusion, retain moisture, and autolytic


debridement

Wound fillers Obliterate dead space, absorb exudate, retain


moisture, and autolytic debridement

Wound pouches Exudate control

Kompres yang diberikan pada ulkus dekubitus adalah semipermiabel dan


tertutup, yang memungkinkan terjadinya pertukaran gas dan transfer penguapan air
dari kulit dan mencegah maserasi kulit. Selain itu, kompres dapat mencegah terjadinya
infeksi sekunder dan mencegah faktor trauma. Tetapi, kompres ini tidak berfungsi baik
pada pasien dengan diaforesis dan eksudat yang banyak.3

Beberapa kategori untuk kompres dan topikal yang dapat digunakan adalah
antimikrobial, moisturizer, emollient, topical circulatory stimulant, kompres
semipermiabel, kompres kalsium alginate, kompres hidrokoloid dan hidrogel,
penyerap eksudat, kompres dari basah/lembab ke kering dan ezim dan cairan atau gel
pembentuk film.4

b. Mengangkat jaringan nekrotik.


Adanya jaringan nekrotik pada ulkus akan menghambat aliran bebas dari bahan
yang terinfeksi dan karenanya juga menghambat pembentukan jaringan granulasi dan
epitelisasi. Oleh karena itu pengangkatan jaringan nekrotik akan mempercepat proses
penyembuhan ulkus. Terdapat 7 metode yang dapat dilakukan antara lain:5

1) Autolytic debridement. Metode ini menggunakan balutan yang lembab untuk memicu
autolisis oleh enzim tubuh. Prosesnya lambat tetapi tidak menimbulkan nyeri.
2) Biological debridement, or maggot debridement therapy. Metode ini menggunakan
maggot (belatung) untuk memakan jaringan nekrosis. Oleh karena itu dapat
membersihkan ulkus dari bakteri. Pada Januari 2004, FDA menyetujui maggot sebagai
live medical devic untuk ulkus dekubitus.
3) Chemical debridement, or enzymatic debridement. Metode ini menggunakan enzim
untuk membuang jaringan nekrosis.
4) Mechanical debridement. Teknik ini menggunakan gaya untuk membuang jaringan
nekrosis. Caranya dengan menggunakan kasa basah lalu membiarkannya kering di atas
luka kemudian mengangkatnya. Teknik ini kurang baik karena kemungkinan jaringan
yang sehat akan ikut terbuang. Pada ulkus stadium 4, pengeringan yang berlebihan
dapat memicu terjadinya patah tulang atau pengerasan ligamen.
5) Sharp debridement. Teknik ini menggunakan skalpel atau intrumen serupa untuk
membuang jaringan yang sudah mati.
6) Surgical debridement. Ini adalah metode yang paling dikenal. Ahli bedah dapat
membuang jaringan nekrosis dengan cepat tanpa menimbulkan nyeri.
7) Ultrasound-assisted wound therapy. Metode ini memisahkan jaringan nekrosis dari
jaringan yang sehat dengan gelombang ultrasonik.
c. Menurunkan dan mengatasi infeksi.
Perlu pemeriksaan kultur dan tes resistensi. Antibiotika sistemik dapat diberikan
bila penderita mengalami sepsis dan selulitis. Ulkus yang terinfeksi harus dibersihkan
beberapa kali sehari dengan larutan antiseptik seperti larutan H202 3%, povidon iodin 1%,
seng sulfat 0,5%. Radiasi ultraviolet (terutama UVB) mempunyai efek bakterisidal.22
Antibiotik sistemik kurang dianjurkan untuk pengobatan ulkus dekubitus karena
akan menimbulkan resistensi. Antibiotik sistemik yang dapat diberikan meliputi gologan
penicillins, cephalosporins, aminoglycosides, fluoroquinolones, dan sulfonamides.
Antibiotik lainnya yang dpat digunakan adalah clindamycin, metronidazole dan
trimethoprim.6
d. Merangsang dan membantu pembentukan jaringan granulasi dan epitelisasi.
Untuk mempercepat pembentukan jaringan granulasi dan epitelisasi pada ulkus
dekubitus sehingga mempercepat penyembuhan dapat diberikan:
1) Bahan-bahan topikal misalnya: salep asam salisilat 2%, preparat seng (ZnO, ZnSO4).
2) Oksigen hiperbarik; selain mempunyai efek bakteriostatik terhadap sejumlah bakteri,
juga mempunyai efek proliferatif epitel, menambah jaringan granulasi dan
memperbaiki keadaan vaskular.7
e. Tindakan bedah
Tindakan bedah bertujuan untuk membersihkan ulkus dan mempercepat
penyembuhan dan penutupan ulkus, terutama ulkus dekubitus grade III & IV dan
karenanya sering dilakukan tandur kulit, myocutaneous flap, skin graft serta intervensi
lainnya terhadap ulkus.
Intervensi terbaru terhadap ulkus dekubitus adalah Negative Pressure Wound
Therapy, yang merupakan aplikasi tekanan negatif topikal pada luka. Teknik ini
menggunakan busa yang ditempatkan pada rongga ulkus yang dibungkus oleh sebuah
lapisan yang kedap udara. Dengan demikian, eksudat dapat dikeluarkan dan material
infeksi ditambahkan untuk membantu tubuh membentuk jaringan granulasi dan
membentuk kulit baru. Terapi ini harus dievaluasi setiap dua minggu untuk menetukan
terapi selanjutnya.8.9

2. Komplikasi
Terdapat bermacam-macam tipe komplikasi medis yang dapat timbul akibat
berkembangnya ulkus dekubitus serta penanganan selanjutnya. Penggunaan tempat tidur
dengan udara kencang dapat menimbulkan banyak masalah, yang biasanya dapat dihindari.
Dehidrasi berat terjadi pada 3 % hingga 4 % pasien karena meningkatnya kehilangan cairan
insensibel yang disebabkan oleh aliran udara hangat dan kering yang terus-menerus melalui
lapisan penyaring. Asupan cairan tambahan diperlukan. Kulit yang kering dan bersisik bisa
terjadi, terutama pada orang tua. Kelembaban yang relatif rendah pada lingkungan tempat
tidur menyebabkan keringnya mukosa hidung, yang secara potensial menyebabkan epistaksis.
Penggunaan yang lama dapat menimbulkan hipernatremia, serta hipofosfatemia dan
hipokalemia, karena periode yang memanjang pada lingkungan yang tanpa bobot. Sensasi
mengapung dapat menyebabkan kebingungan dan disorientasi. Bisa timbul ulkus dekubitus
yang baru, terutama pada tumit. Palingkan pasien dan sering lakukan pemeriksaan kulit.
Mekanisme batuk pada pasien bisa berubah menjadi tidak efektif karena kurangnya sokongan
punggung yang keras; karena itu, hygiene paru merupakan tindakan yang penting pada pasien
yang mobilitasnya terbatas. Kebocoran partikel dapat menyebabkan cedera mata pada pasien
tersebut dan pengasuhnya. Sering-sering lakukan inspeksi lapisan penyaring tersebut untuk
air mata; ganti bila perlu.10
1. Osteomielitis
Terdapat 10 % insidens osteomielitis yang berhubungan dengan ulkus dekubitus.
Selain itu, sepsis yang terjadi akibat ulkus dapat menjadi komplikasi yang serius dan fatal.
Mungkin terdapat kesulitan membedakan osteomielitis yang mendasari ulkus dekubitus
dengan infeksi jaringan lunak. Debridement ulkus secara bedah yang digabung dengan
antibiotik-spektrum luas diperlukan pada infeksi jaringan lunak. Adanya osteomielitis akan
menunjukkan luasnya ostektomi dan dapat memodifikasi lamanya pengobatan antibiotik.18,24
Skening tulang radionuklir telah diajukan sebagai sarana diagnosis yang sensitif
terhadap osteomielitis. Namun, ditemukan masalah yang bermakna dengan hasil positif
palsu. Biopsi jarum dari tulang yang di bawahnya merupakan metode yang paling akurat
untuk diagnosis osteomielitis. Namun, jika salah satu uji positif, penelitian baru-baru ini
menganjurkan penggunaan sinar-X polos, hitung sel darah putih (> 15.000 mm3), dan laju
endap darah (> 120) sebagai pemeriksaan yang paling sensitif, spesifik, dan hemat biaya
untuk osteomielitis.
2. Amputasi
Amputasi dan prosedur pemotongan dipersiapkan untuk pasien yang memiliki
ulserasi luas, dengan/atau tanpa osteomielitis yang mendasarinya, dan tidak dapat diobati
dengan baik melalui prosedur primer atau sekunder apapun seperti yang telah digambarkan
sebelumnya. Prosedur tersebut dapat terdiri dari suatu amputasi di atas lutut, pemotongan
(pengangkatan femur) dari penggunaan keseluruhan paha untuk penutupan flap. Prosedur
teknis yang lebih hebat dan ekstensif terdiri dari amputasi pada tingkat pergelangan kaki
dan potongan pada keseluruhan tungkai. Hal ini memungkinkan lebih banyak otot dan
jaringan subkutan menutupi defek tersebut. Teknik ini harus digolongkan sebagai prosedur
tersier dan hanya dilakukan apabila seluruh prosedur lain terbukti tidak berhasil.25
3. Prognosis
Banyak faktor yang berperan dalam prognosis ulkus dekubitus. Faktorfaktor ini adalah
usia, ukuran dan derajat ulkus dekubitus, keadaan nutrisi dan penyakit kronis yang
diderita pasien. 11
DAFTAR PUSTAKA

1. Cooper KL. 2013. Evidence-Based Prevention of Pressure Ulcers in the Intensive Care Unit.
Critical Care Nurse, Vol. 33 (6) : 57-67
2. Moore Zena, Cowman Seamus, Conroy RM. A Randomised Controlled Clinical Trial of
Repositioning, Using The 300 Tilt, for The Prevention of Pressure Ulcers. Journal of Clinical
Nursing, 2011:20. Pp 2633-2644
3. Smith BM et al. Pressure Ulcer Treatment Strategies : A Systematic Comparative
Effectiveness Review. Annals of Internal Medicine, 2013: 159 (1). Pp 39-50
4. Stern A et al. Pressure ulcer multidisciplinary teams via telemedicine : a pragmatic cluster
randomized stepped wedge trial in long term care. BMC Health Services Research, 2014:14
(83), pp 1-13
5. Crowe T & Brockbank C. Nutrition therapy in the prevention and treatment of pressure ulcers.
School of Exercise and Nutrition Sciences Deakin University. 2009: 17(2).
6. Donnelly J, Winder J, Kernohan WG, Stevenson M. An RCT to determine The effect of A
Heel elevation Device in Pressure Ulcer Prevention Post-hip Fracture. Journal of wound Care.
2011: 20 (7), pp 1-11

7. Dozsa C. Results of A Decubitus Prevention and Wound Care Project. Value in Health
2014:17, pp A323–A68
8. Angelis B, Lucarini L. Combined Use of Super-Oxidised Solution with Negative Pressure of
Pressure Ulcers. International Wound Journal. 2012: 10 (3), pp 36-339
9. Khurram MF, Khan AH, Nanda M, Ahmad I, Massodi Z. Superior Gluteal Artery Perforator
Flap : A reliable Method for Sacral Pressure Ulcer Reconstruction. Journal of Wound Care,
2013: 22 (12). Pp 699-705

10. Diaz S, Li X, Rodríguez ,Salgado CJ. Update in the Surgical Management of Decubitus
Ulcers Anaplastology. Anaplastology, an open access journal. 2013. Volume 2
11. Least HD. Best Practice Recommendations for the Prevention and Treatment of Pressure
Ulcers: Update 2006. Wound Care Canada. 2006. Volume 4

Anda mungkin juga menyukai