Anda di halaman 1dari 24

ANGINA LUDWIG

Edwin Oka Mustofa G99172065


Sihsusetyaningtyas Tiominar S. G99181061
Novia Dyah Indriyati G991902044
M Fakhri Kusumah Wardhani G99172104
Mas Wardah Aliyatur Rachmah G99172138
Angina Ludwig

Definisi
• Selulitis diffusa yang potensial mengancam nyawa
yang mengenai dasar mulut dan region
submandibular bilateral dan menyebabkan obstruksi
progresif dari jalan nafas
• Kondisi ini akan terus memburuk secara progesif dan
bahkan dapat berakhir pada kematian dalam waktu
10 – 12 hari
Anatomi

Ruang submandibular merupakan


ruang di atas os hyoid (suprahyoid)
dan m. mylohyoid. Di bagian
anterior, m. mylohyoid
memisahkan ruang ini menjadi dua
yaitu ruang sublingual di superior
dan ruang submaksilar di inferior.
Dilaporkan sekitar 90% kasus angina Ludwig disebabkan oleh odontogen
baik melalui infeksi dental primer, postekstraksi gigi maupun Etiologi
oral hygiene yang kurang.
Ada juga penyebab lain antara lain fraktur mandibula terbuka, infeksi
sekunder akibat keganasan mulut, abses peritonsilar, epiglotitis, infeksi
saluran pernafasan atas, trauma pada dasar mulut dan masih banyak lagi
Etiologi
• Organisme :
Streptococcus viridans,
Staphylococcus
aureus, dan bakteri
anaerob seperti
bacteroides,

Etiologi peptostreptococci, &


peptococci.
• Fraktrur mandibula,
sialedinitis, abses
peritonsil, epiglotitis,
intubasi endotrakheal,
trauma pada dasar
mulut
GEJALA
Bengkak submandibular bilateral (Bull’s neck)

Elevasi lidah

Demam, malaise, lemah, confusion

Nyeri leher, disfagia, distonia, odinofagia

Gangguan pernapasan

Hipersalivasi, nyeri telinga

Karies gigi

Trismus
PATOFISIOLOGI
Karies profunda yang Membentuk jalan
tidak terawat dan Nekrosis Pulpa, untuk bakteri
deepperiodontal Infeksi gigi mencapai jaringan
pocket periapikal

Infeksi akan
Terjadi penipisan Infeksi menembus
menyebar ke tulang
tulang spongiosa dan dan masuk ke
spongiosa sampai
korikal jaringan lunak
tulang kortikal
Manifestasi Klinis

– Pasien biasanya memiliki riwayat ekstraksi gigi sebelumnya atau


hygiene oral yang buruk dan nyeri pada gigi. .
– Gejala klinis yang ditemukan :
– demam, takipnea, takikardi, gelisah, agitasi, pembengkakan yang
nyeri pada dasar mulut dan bagian anterior leher, disfagia,
odinofagia, drooling, trismus, dan nyeri pada gigi
– Pada kasus yang parah dapat menyebabkan stridor atau
kesulitan bernapas.
Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis

Penampakan Pembengkakkan
preoperative dengan berat dari
area submandibular, submandibula
sublingual dan bilateral dan regio
submental cervikal anterior
menunjukkan pada anak usia 4
brawny induration bulan dengan
pada angina Ludwig angina Ludwig
DD

Abses Hematoma Lingual


Limfadenitis
peritonsilar sublingual carcinoma
Diagnosis

Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis Tanda kardinal
Fisik Penunjang

Eritem dasar Keterlibatan


Nyeri gigi Laboratorium
mulut bilateral jaringan

Laring bengkak  Gangren,


Riwayat prosedur gigi CT Scan
stridor serosanguinus

Keterlibatan jaringan
Leher bengkak Demam, malnutrisi Kultur
ikat, fasia, dan otot

Penyebaran lebih
seringl imfatik
Diagnosis

ANAMNESIS
– Gejala awal :
• Nyeri pada area gigi yang terinfeksi
• Dagu terasa tegang dan nyeri saat menggerakkan lidah.
• Kesulitan membuka mulut, berbicara, dan menelan
• Kesulitan makan dan minum
• Demam dan rasa menggigil
Diagnosis

Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis Tanda kardinal
Fisik Penunjang

Eritem dasar Keterlibatan


Nyeri gigi Laboratorium
mulut bilateral jaringan

Laring bengkak  Gangren,


Riwayat prosedur gigi CT Scan
stridor serosanguinus

Keterlibatan jaringan
Leher bengkak Demam, malnutrisi Kultur
ikat, fasia, dan otot

Penyebaran lebih
seringl imfatik
Diagnosis

PEMERIKSAAN FISIK
■ elevasi dari lidah Terdapat 4 tanda cardinal dari angina
Ludwig, yaitu:
■ terdapat indurasi besar di dasar ■ Keterlibatan bilateral atau lebih
mulut dan di anterior lidah ruang jaringan dalam
■ pembengkakan suprahioid. ■ Gangrene yang disertai dengan
■ edema submandibular bilateral pus serosanguinous, putrid
infiltration tetapi sedikit atau
■ Pembengkakan pada jaringan tidak ada pus
anterior leher diatas tulang hyoid ■ Keterlibatan jaringan ikat, fasia,
sering disebut dengan bull’s neck dan otot tetapi tidak mengenai
appearance struktur kelenjar
■ Penyebaran melalui ruang fasial
lebih jarang daripada melalui
sistem limfatik
Diagnosis

Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis Tanda kardinal
Fisik Penunjang

Eritem dasar Keterlibatan


Nyeri gigi Laboratorium
mulut bilateral jaringan

Laring bengkak  Gangren,


Riwayat prosedur gigi CT Scan
stridor serosanguinus

Keterlibatan jaringan
Leher bengkak Demam, malnutrisi Kultur
ikat, fasia, dan otot

Penyebaran lebih
seringl imfatik
Pemeriksaan Penunjang

Kultur

Radiologis CT Scan Foto Polos


Diagnosis

PEMERIKSAAN PENUNJANG
■ Laboratorium

■ Pemeriksaan darah:
– leukositosis (infeksi akut)
– Pemeriksaan waktu bekuan darah penting untuk
dilakukan tindakan insisi drainase.

■ Pemeriksaan kultur dan sensitivitas:


– untuk menentukan bakteri yang menginfeksi
(aerob dan/atau anaerob) serta menentukan
pemilihan antibiotik dalam terapi.
Diagnosis

PEMERIKSAAN PENUNJANG
■ RO:
Radiografi dada dapat menunjukkan perluasan proses
infeksi ke mediastinum dan paru-paru.
Foto panoramik rahang dapat membantu menentukan
letak fokal infeksi atau abses, serta struktur tulang
rahang yang terinfeksi.
■ USG :
Menunjukkan lokasi dan ukuran pus, serta metastasis
dari abses.
Diagnosis pada anak karena bersifat non-invasif dan
non-radiasi.
Foto Polos menunjukkan adanya
pembengkakan supraglotik (tanda Pengarahan aspirasi jarum untuk menentukan letak
panah) abses.
Diagnosis

PEMERIKSAAN PENUNJANG
■ CT-scan: CT-scan :
Evaluasi radiologik terbaik pada abses leher
Mendeteksi akumulasi cairan, penyebaran infeksi serta
derajat obstruksi jalan napas sehingga dapat sangat
membantu dalam memutuskan kapan dibutuhkannya
pernapasan buatan.

■ MRI : MRI menyediakan resolusi lebih baik untuk


jaringan lunak dibandingkan dengan CT-scan. Namun,
MRI memiliki kekurangan dalam lebih panjangnya
waktu yang diperlukan untuk pencitraan sehingga
sangat berbahaya bagi pasien yang mengalami kesulitan
CT-scan dengan kontras bernapas.7
Algoritma diagnosis dan
manajemen Angina Ludwig
Airway Management

Antibiotik Tatalaksana Drainase

Perawatan Gigi
Komplikasi
• Obstruksi jalan napas yang dapat terjadi tiba-tiba
• Trombosis sinus kavernosus
• Aspirasi dari sekret yang terinfeksi
• Sepsis
• Mediastinitis
• Efusi perikardial/pleura
• Empiema, infeksi dari carotid sheath yang mengakibatkan ruptur a.
carotis, dan thrombophlebitis supuratif dari v. jugularis interna

Prognosis
Tergantung kepada proteksi segera jalan nafas dan pada
pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi.

Anda mungkin juga menyukai