Anda di halaman 1dari 70

VISUM ET REPERTUM

SEORANG LAKI-LAKI
KASUS SUDDEN DEATH
Dokter Muda
Periode: 27 Mei 2019 – 7 Juni 2019

Pembimbing:
dr. Wahyu Dwi A, Sp.F.

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN


MEDIKOLEGAL

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

2019
PENYUSUN
• Edwin Oka Mustofa G99172065
• Sihsusetyaningtyas Tiominar S. G99181061
• Novia Dyah Indriyati G991902044
• M Fakhri Kusumah Wardhani G99172104
• Mas Wardah Aliyatur Rachmah G99172138
SURAT
PERMINTAA
N
VISUM
SEMENTARA
SURAT
PERMINTAAN
VISUM
SURAT
KETERANGAN
KEMATIAN
SURAT
PENYERAHAN
JENAZAH
SURAT
PENYERAHAN
BARANG
BUKTI
PRO
JUSTITIA
IDENTI Nama :Yohanes Bambang Kiswano
Jenis kelamin : Laki-laki
TAS
Tempat / tanggal lahir : Kediri, 31 Desember 1959
Agama : Katolik
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Raya Mertoyudan,
Mertoyudan, Magelang
KEADAAN JENAZAH

Jenazah tidak bermaterai, terletak di atas meja otopsi berbahan stainless steel,
dibungkus /ditutup dengan kantong berwarna hitam dengan tulisan BASARNAS

Bungkus dibuka, jenazah dalam keadaan memakai kaos


lengan pendek berwarna coklat dengan tulisan PAIN
WEAKNESS LIVING THE BODY merk “FAVO” ukuran XL,
KEADAAN JENAZAH

• celana jeans panjang berwarna biru muda dengan merk


“FAVO” ukuran 81, sandal berwarna coklat tua merk
“LESOE” dengan ukuran tidak terlihat, topi berwarna hitam
abu-abu dengan tulisan Surangler, celana dalam berwarna
merah hati dengan merk “GUN”.
SIKAP JENAZAH DI
ATAS MEJA AUTOPSI

• Terlentang, dengan muka menghadap ke


atas, lengan kanan lurus di samping tubuh
tangan kanan menghadap ke tubuh.
• Lengan kiri lurus, dengan tangan kiri di
samping badan menghadap ke atas
• Kaki kanan lurus, kaki kiri lurus dengan
telapak kaki menghadap ke depan
KAKU JENAZAH, BERCAK JENAZAH,
PEMBUSUKAN

Terdapat pada persendian


Kaku seluruh tubuh, kecuali pada
tangan kiri, sukar
jenazah digerakkan kecuali pada
tangan kiri

Terdapat bercak jenazah


Bercak pada leher, punggung,
Jenazah pinggang, dan paha, hilang
pada penekanan

Pembusukan Tidak terdapat


pembusukan jenazah pada
Jenazah semua bagian tubuh
Ukuran Panjang badan : 163 cm
Jenazah
KEPALA
Rambut
• Berwarna hitam beruban
• panjang enam sentimeter, sukar dicabut,
• dalam keadaan lurus kering

Bagian yang tertutup rambut


• Terdapat adanya luka lecet dengan ukuran
panjang dua sentimeter dan lebar nol koma lima
sentimeter, dibagian puncak kepala. Tidak terdapat
hematum dan retak tulang.---------

Dahi
• Warna dahi lebih gelap daripada warna kulit
tubuh.
• Tidak terdapat luka, hematum, dan retak tulang
Mata Kanan
•Menutup
•Rambut mata berwarna hitam dengan panjang
0,5 cm.
•Kelopak mata bagian luar berwarna lebih gelap
dari warna tubuh
• Bagian dalam berwarna kemerahan karena pelebaran
pembuluh darah
• Sekitar mata berwarna kemerahan. Pada perabaan teraba
kenyall
•Tidak terdapat retak tulang
•Kornea berwarna jernih. Sklera berwarna
kemerahan
•Pupil berukuran 0,5 cm.
• Bola mata berwarna kemerahan dan pada perabaan kenyal
Mata Kiri
•Menutup
•Rambut mata berwarna hitam dengan panjang 0,5
cm.
•Kelopak mata bagian luar berwarna lebih gelap dari
warna tubuh
• Bagian dalam berwarna kemerahan karena pelebaran pembuluh
darah
• Sekitar mata berwarna kemerahan. Pada perabaan teraba kenyall
•Tidak terdapat retak tulang
•Kornea berwarna jernih. Sklera berwarna kemerahan
•Pupil berukuran 0,5 cm.
• Bola mata berwarna kemerahan dan pada perabaan kenya
Hidung
• Dari kedua lubang tidak keluar cairan.
• Tidak terdapat luka, hematum, dan
retak tulang
Mulut
• Mulut dalam keadaan terbuka nol koma
lima sentimeter denga dua gigi seri atas
terlihat.
• Dari lubang mulut tidak keluar cairan.
• Bibir atas dan bawah tidak terdapat
kelainan. Lidah tidak dalam keadaan
menjulur.
• Dalam mulut dan gigi sulit dievaluasi
karena kaku jenazah
Dagu
• Terdapat adanya rambut berwarna hitam
beruban dengan panjang nol koma lima
sentimeter.
• Tidak terdapat hematum dan retak tulang

Pipi
• Pipi kanan berwarna lebih gelap dari
warna kulit tubuh, pipi kiri berwarna sama
dengan warna kulit tubuh.
• Tidak terdapat hematum dan retak tulang
Telinga
• Daun telinga kanan berwarna lebih gelap
dari warna kulit tubuh, daun telinga kiri
berwarna sama dengan warna kulit tubuh.
• Tidak terdapat retak tulang
LEHER
• Leher berwana lebih
gelap dari warna kulit
tubuh.
• Tidak terdapat jejas
jerat. Tidak
didapatkan luka.
• Tidak terdapat
hematum dan retak
tulang
DADA
• Permukaan dada kiri lebih
tinggi dengan permukaan
dada kanan. Tidak terdapat
adanya luka, hematum, dan
retak tulang.
• Pada ketukan terdengar
suara redup pada seluruh
lapang dada
PERUT
• Permukaan perut sama tinggi
dengan permukaan dada.
• Pada perut sebelah kanan
bawah dan kiri bawah tidak
terlihat perubahan warna.
Pusat terlihat datar.
• Tidak didapatkan luka dan
hematum.
• Pada ketukan terdengar suara
redup pada seluruh lapang
perut
ALAT KELAMIN

• Jenis kelamin laki-laki, sudah disunat.


• Rambut kelamin berwarna hitam beruban, keriting, panjang
lima sentimeter dan sukar dicabut.
• Pada batang zakar tidak terdapat kelainan.
• Dari lubang kelamin keluar cairan berwarna putih keruh. Pada
kantong pelir tidak ada kelainan, teraba dua buah pelir
ANGGOTA GERAK KANAN ATAS

• Lengan kanan atas tidak terdapat luka,


memar tidak ada,, derik tulang tidak ada.

Lengan kanan bawah tidak terdapat luka,


memar tidak ada, derik tulang tidak ada.
Tangan kuku berwarna putih pucat
ANGGOTA GERAK KIRI ATAS

• Lengan kiri atas tidak terdapat luka,


memar tidak ada,, derik tulang tidak ada.
• Lengan kiri bawah tidak terdapat luka,
memar tidak ada, derik tulang ada.
• Tangan kuku berwarna putih pucat.
ANGGOTA GERAK KANAN BAWAH

• Paha tidak ada luka.


• Tungkai bawah tidak ada luka.
• Kaki kuku berwarna putih pucat
ANGGOTA GERAK KIRI BAWAH

• Paha tidak ada luka. Tungkai bawah tidak


ada luka.
• Kaki kuku berwarna pucat
PUNGGUNG

• Tidak didapatkan
luka.
• Memar tidak ada,
derik tulang tidak
ada.
Pantat Dubur
Tidak didapatkan adanya Tidak didapatkan
luka, memar, derik tulang kelainan di sekitar dubur
PEMERIKSAAN DALAM

• Pemeriksaan dalam tidak dilakukan sesuai


dengan permintaan penyidik
KESIMPULAN

• Telah dilakukan pemeriksaan sesuai permintaan penyidik


terhadap korban seorang laki-laki dewasa dengan identitas jelas
dan dikenal.
• Pada pemeriksaan didapatkan belum terdapat adanya tanda
pembusukan di seluruh tubuh.
• Penyebab kematian tidak dapat ditentukan karena tidak
dilakukan pemeriksaan dalam sesuai dengan permintaan
penyidik.
• Perkiraan saat kematian korban antara enam sampai dengan
sepuluh jam dari saat pemeriksaan
PENUTUP

• Demikian visum et repertum ini dibuat dengan


mengingat sumpah pada waktu menerima
jabatan berdasarkan Lembaran Negara Nomor
350 tahun 1937 dan Undang-undang Nomor 8
Tahun 1981
SUDDEN DEATH
DEFINISI
Asal Kata • Proses yang dapat dikenal
secara klinis pada seseorang
Kematian melalui pengamatan terhadap
perubahan yang terjadi pada
• Berkaitan
tubuh mayatdengan waktu yang
Mendadak
cepat atau seketika terhadap
munculnya suatu kejadian atau
peristiwa
• Kematian alamiah (wajar) yang
“Sudden unexpected
natural death” terjadi tanpa diduga dan terjadi
secara mendadak
• Kematian tidak wajar yang
“Sudden unexpected
unnatural death” terjadi tanpa diduga dan terjadi
secara mendadak
DEFINISI SUDDEN DEATH

• Suatu kematian yang disebabkan oleh penyakit alamiah yang


terjadi secara tiba – tiba dan tidak disangka, dimana faktor
keracunan atau trauma tidak ada.
Camps menyebutkan batasan waktu kurang dari 48 jam
sejak timbul gejala pertama
DEFINISI
WHO
Kematian yang terjadi 24 jam setelah gejala-
gejala timbul, namun pada kasus-kasus forensik,
sebagian besar kematian terjadi dalam hitungan
menit atau bahkan detik sejak gejala timbul.

 Sebagian besar, hitungan menit / detik


 Kematian mendadak ≠ tidak terduga
 Kematian tidak terduga ≠ mendadak
 Keduanya sering terjadi bersamaan
EPIDEMIOLOGI
Jenis
• 4 kali lebih sering pada laki-laki
Kelamin

• Penyakit kardiovaskuler
Penyebab • Laki-laki : perempuan = 7 : 1
terbanyak (pre-menopause) → 1 : 1 (post-
menopause)
EPIDEMIOLOGI

Di Indonesia seperti yang dilaporkan badan Litbang Departemen Kesehatan RI, persentase
kematian akibat penyakit ini meningkat dari 5,9% (1975) menjadi 9,1% (1981), 16,0 % (1986),
dan 19,0% (1995).
EPIDEMIOLOGI

Penelitian di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tahun 2010-2012 menunjukkan


hasil sebagai berikut: jumlah kematian mendadak berdasarkan jenis kelamin yaitu
laki-laki sebanyak 7 kasus (87.5%) dan perempuan 1 kasus (12.5%). Kematian
mendadak lebih banyak terjadi pada kelompok dewasa yaitu dengan usia 41-59 tahun
sebanyak 3 kasus (37.5%)
EPIDEMIOLOGI

Kematian mendadak akibat penyakit jantung sebanyak 3 kasus (37.5%),


penyakit paru sebanyak 2 kasus (25%), penyakit lainnya (tidak diketahui
sebabnya) 2 kasus (25%), dan kanker paru hanya terdapat 1 kasus (12.5%)
EPIDEMIOLOGI
European Heart Journal (2010)
625 kasus kematian
mendadak

469 kasus diotopsi


(75%)

67% penyakit
jantung
ETIOLOGI
•lesi yang diakibatkan oleh •ruptur pembuluh darah
proses penyakit yang berjalan
perlahan atau insidental yang mendadak dan
berulang yang merusak organ tak terduga
vital •diikuti dengan
•Tanpa menimbulkan suatu perdarahan yang
gejala renjatan akut sampai
terjadi suatu penghentian berakibat fatal.
fungsi organ vital yang tiba-
tiba.

Contoh : pecahnya
Contoh : penyakit aneurisma aorta
jantung koroner dengan perdarahan ke
dalam pericardial sac,

•infeksi latent atau infeksi


hebat yang perjalanan
penyakitnya
berkembang tanpa
menunjukkan gejala
yang nyata atau
bermakna sampai
terjadi kematian
Contoh : endokarditis
bacterial atau
obstruksi mendadak
usus karena volvulus.
INSIDEN RATE

• Frekuensi Undetermined Causes didunia 1-3%.


• Frekuensi di Indonesia sulit ditentukan krn banyak kasus yg tdk tuntas
ditangani penyidik.
• Bagian Forensik FK-UI:
2461 kasus (1990)→ 227 (♂), 50 (♀)
2557 kasus (1991)→ 228 (♂), 54 (♀)
• Terbanyak adalah Kasus Peny. Kardiovaskuler seperti: di Hamburg
(1936-1964) sebanyak 61,6% dari 17.653 kasus.

ETIOLOGI KEMATIAN
MENDADAK

Sistem Kardiovaskular
48%

Sistem Pernapasan 24%

Penyebab Kematian Sistem Saraf 19%

Sistem Pencernaan 7%

Sistem Urogenital 2,3%

Simpson’s Forensic Medicine 13th edition


3. PENYAKIT
1. Sistem Kardiovaskuler (sudden cardiac death)

PENYAKIT JANTUNG ISKEMIK


Penyempitan (spasme) atau oklusi (trombus, ateroma) pada
arteri koronaria → insufisiensi aliran darah → iskemik
miokard → infark miokard
- Kerusakan sistem konduksi → fibrilasi ventrikel
- Fibrosis miokard

PENYAKIT KATUP JANTUNG


Degeneratif (usia ≥ 60 tahun) → stenosis aorta kalsifikasi
atau ruptur katup jantung
PENYAKIT SISTEM KARDIOVASKULER
• PENYAKIT JANTUNG ISKEMIK

• Penyebab : Aterosklerosis koroner, hipertensi, peny. Katup aorta, anomali sirkulasi


koroner, p’besaran jantung & peny.Jantung kongenital

• Berakhir dgn keadaan yg irreversibel yg disebut Infark Miokard, yg mrpkn keadaan


yg dpt menyebabkan kematian.
2. PENYAKIT KATUP AORTA
• Keadaan stenosis aorta dgn lesi degenaratif lebih mematikan daripada insufisiensi.
• Pada keadaan kalsifikasi, katup jantung mjd kaku tebal dgn penyatuan komisura yg
kadang-kadang pd tahap lanjut mjd sulit dinilai.
• Efek dari stenosis aorta yg berat dlm hubungannya dgn kematian mendadak adalah
pembesaran ventrikel kiri bahkan dgn ukuran yg lebih besar dari yg disebabkan oleh
hipertensi.
Obstruksi arteri koroner Histopatologi Infark Miokard
(7 hari post infark)

Makroskopik Infark Miokard


1. Sistem Kardiovaskuler (sudden cardiac death)

PENYAKIT PEMBULUH DARAH


- Aneurisma (terbanyak pada aorta torakalis dan aorta
abdominalis) → ruptur aorta
- Koarktasio aorta → ruptur dan diseksi aorta.
Kematian terjadi beberapa jam atau hari setelah gejala
(rasa nyeri)

MIOKARDITIS
- Tidak menunjukkan gejala
- Sering pada dewasa muda
- Ditegakkan dg px histopatologik
Spesimen biopsi endomikokardial dari pasien dengan klinis suspek miokarditis. (a)
Pembesaran skala kecil menunjukkan infiltrat limfosit, (b) Pembesaran skala sedang
menunjukkan infiltrat limfosit, (c) Pembesaran skala besar menunjukkan infiltrat limfosit
dan histiosit serta nekrosis miosit.
• Hasil Autopsi, temuan:
a. 8-12 jam pertama (<24 jam), tdk dijumpai perubahan secara makroskopik, hanya
edema pd daerah otot yg tertekan, pemotongan tampak otot yg bergranulat &
keras.
b. 24 jam s/d hari ke-2 atau ke-3, tampak infark terlokalisasi berwarna kuning.
c. Beberapa hari atau minggu, infark mjd lunak & rapuh, disebut jg Miomalacia cordis.
d. > 3 minggu, pusat infark mjd seperti gelatin, warna memudar mjd abu-abu.
2. Sistem Respirasi

EMBOLI PULMONUM
- Thrombus → terlepas → aliran
darah → emboli pulmonum
- Komplikasi dari DVT

TUBERKULOSIS
- Hemoptisis masif kaverna tuberkulosis
2. Sistem Respirasi

EPIGLOTITIS AKUT
- Obstruksi jalan napas
ASMA BRONKIAL
- Spasme otot polos bronkus
- Edema mukosa bronkus
- Sekresi kelenjar bronkus
meningkat
Gambaran histopatologi asma bronkial, tampak obstruksi lumen
bronkiolus oleh eksudat mukoid, metaplasia sel goblet, membran
basalis menebal, dan inflamasi bronkiolus.
2. Sistem Respirasi
SINDROM KEMATIAN
BAYI MENDADAK
- SSP gagal berespon
terhadap CO2
- Pembekapan
3. Sistem Pencernaan

ESOFAGUS
- Pecah varises esofagus (komplikasi sirosis
hepatis)

LAMBUNG & USUS HALUS


- Perdarahan masif akibat gastritis kronis / ulkus
peptikum
- Perforasi ulkus peptik
- Gangren intestinal karena hernia strangulasi
4. Sistem Hematopoietik

LIMPA
- Ruptur spontan (infeksi mononukleosa,
leukimia, hemofilia, malaria, tifoid)

DARAH
- Anemia megaloblastik
- Leukimia
- Anemia sel sickle → hemolisis masif
5. Sistem Urogenital dan
Reproduksi
Penyebab :
 Uremia fase terminal
(dengan koma dan
kejang)
 Ruptur tuba pada KET
6. Sistem Saraf Pusat
Perdarahan subaraknoid
Ruptur aneurisma (sirkulus Mati batang otak → gagal nafas
Willisi / arteri serebralis) diikuti gagal jantung
Perdarahan
intraserebral

Faktor risiko stroke:


Umur, hipertensi, DM, aterogenik, penyakit
jantung, merokok, kontrasepsi
Otopsi otak pada perdarahan sub arakhnoid
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Dilakukan untuk memastikan cause of death


• Pemeriksaan penunjang: histopatologi dan
toksikologi
PEMERIKSAAN PENUNJANG

HISTOPATOLOGI
• Pengambilan sampel berdasarkan:
a. Semua organ yang dianggap terlibat
b. Organ yang terdapat kelainan secara
makroskopik
• Setiap sampel dimasukkan pada wadah sediri
• Eksisi harus mencakup daerah normal dan
patologis
PEMERIKSAAN PENUNJANG

TOKSIKOLOGI
• Untuk menajamkan penegakan diagnosis
• Pengambilan sampel sesuai dengan kecurigaan
jenis racun
Prinsip yang harus diketahui oleh dokter berhubungan
dengan kematian mendadak akibat penyakit

Apakah pada pemeriksaan luar


jenazah terdapat adanya tanda-tanda Apakah pada pemeriksaan luar terdapat
kekerasan yang signifikan dan dapat adanya tanda-tanda yang mengarah
diprediksi dapat menyebabkan kematian pada keracunan ?
?

Apakah korban merupakan pasien Apakah korban mempunyai penyakit


(contoh: penyakit jantung koroner) yang kronis tetapi bukan merupakan penyakit
rutin datang berobat ke tempat praktek tersering penyebab natural
atau poliklinik di rumah sakit ? sudden death ?
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pada • Bisa diperiksa • Dilakukan pada


Feses

Hepar dan paru

Rambut dan kuku


kecurigaan utuh atau keracunan
keracunan sebagian logam berat
(mengendap
logam berat • Pada pada kuku)
• 20-30 gram, pemeriksaan • Analisa aktivasi
dalam paru untuk neutron 
wadah yang analisa jenis melihat
dapat gas yang pertumbuhan
ditutup rapat terperangkap rambut dengan
dalam paru racun
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai