TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Teknik
Pada Program Studi Eksplorasi Tambang
Menyetujui,
Kota Deltamas, 20 Agustus 2017
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Dr. Dasapta Erwin Irawan, S.T., M.T Achmad Darul Rochman, S.Pd., M.T
NIP. 197604172008101007 NIP. 19851225201510411
Abstrak
Analisis Petrografi adalah salah satu metode visual untuk menggambarkan komposisi dan
klasifikasi mineral dari sampel batuan. Sebagian besar cara untuk melakukan pengklasifikasian
batuan menggunakan metode kualitatif. Jumlah data keseluruhan adalah 161 perconto yang terbagi
kedalam 89 perconto data batuan vulkanik, 57 sampel batuan sedimen (batugamping), dan 15
perconto batuan metamorf. Yang berasal dari 9 daerah yaitu: 5 daerah vulkanik, 3 daerah batuan
sedimen, dan 1 daerah batuan metamorf, yaitu: Gn. Lamongan (LAM), Gn. Wangi (WAN), Gn.
Kromong (KRM), Gn Sangkur (SAN) dan banyuresmi (BAN), 3 daerah untuk batuan sedimen
yaitu: Panca tengah-Tasikmalaya (PCT), Cijulang-Ciamis (CJL) dan Sindangsari-Ciamis (SND),
dan 1 daerah untuk batuan metamorf yaitu: Cileteuh-Sukabumi (CLT). Data berupa data persentasi
mineral dan beberapa variabel lainnya, data akan dianalisis menggunakan metode PCA (Principal
Component Analysis) menggunakan software Rstudio. Berdasarkan hasil analisa menggunakan
metode PCA maka didapatkan pengelompokan Yang masing-masing terbagi kedalam tiga klaster.
Untuk batuan beku volkanik klaster 1 BAN, KRM dan WAN, Klaster 2 LAM, KRM, SAN, WAN,
dan Klaster 3 WAN. Dan untuk batuan sedimen (batugamping), klaster 1 terdapat pada daerah
PCT, CJL, SND komposisi paling kuat dipengaruhi oleh fosil-fosil laut, klaster 2 terdapat pada
daerah PCT, CJL, SND, dan CLT, klaster 3 hanya terdapat pada daerah CLT.
Kesimpulan
1. Bahwa metode statistik multivariat dapat
digunakan untuk mengelompokkan
sampel batuan berdasarkan analisa
petrografi sehingga dapat dijadikan
pendukung hasil pengamatan secara
visual.
2. Klasifikasi menggunakan metode PCA
dapat secara konsisten membagi data
menjadi tiga kelompok untuk batuan
Gambar PCA – Biplot
vulkanik, sedimen (batugamping), dan
batuan metamorf.
Pada diatas menunjukkan pembagian 4
3. Berdasarkan hasil pengolahan pada
kuadran dan hasil plot mineral pada masing-
batuan vulkanik, maka didapat tiga
masing daerah berdasarkan pengaruh terbesar
klaster besar berdasarkan kesamaan,
mineral dan beberapa variabel lainnya pada
yaitu: klaster 1 terdapat pada daerah
batuan sedimen (batugamping) dan batuan
BAN, KRM, dan WAN. Pada perconto
metamorf yang terdapat pada daerah tersebut,
ini menunjukkan batuan vulkanik yang
sehingga didapat seperti dibawah ini yang
telah mengalami transportasi atau
menunjukan klaster berdasarkan persamaan
teralterasi karena ditemukan mineral
karakternya:
yang ada pada batuan sedimen seperti
kalsit, klaster 2 terdapat pada daerah
LAM, BAN, KRM, WAN, dan SAN.
Pada perconto ini menunjukkan batuan
volkanik karena banyak dipengaruhi oleh
mineral olivine, piroxen, dan plagioklas,
Klaster 3 hanya terdapat pada daerah
WAN yang menjadi pembeda dari yang
lainnya adalah karena memiliki mineral
lempung sampai 60%.
4. Berdasarkan hasil pengolahan data
batuan sedimen (batugamping) dengan
batuan metamorf, yang dibagi menjadi
tiga klaster, yaitu: klaster 1 terdapat pada
daerah PCT, CJL, SND komposisi paling
Gambar Cluster Plot kuat dipengaruhi oleh fosil-fosil laut,
klaster 2 terdapat pada daerah PCT, CJL,
Berdasarkan hasil pengelompokkan diatas SND, dan CLT komposisi yang paling
terdapat 3 klaster yang berbeda dan memiliki berpengaruh pada klaster ini oksida besi,
komposisi mineral yang berbeda, seperti frgmen batuan, dan masa spar, klaster 3
berikut: hanya terdapat pada daerah CLT dan
Klaster 1: pada klaster 1 komposisi yang paling kuat adalah
dipengaruhi oleh Ostracoda, andalusit, pumpelyit, albit, dan epidot.
Foraminifera, Ganggang merah, 5. Berdasarkan poin 3 dan 4 dapat diketahui
Gragmen koral, Gastropoda, bahwa setiap klaster memiliki perbedaan
Pelecipoda. komposisi sehingga dapat setiap klaster
Klaster 2: pada klaster 2 yang dapat diberi nama batuan berdasarkan
paling dominan dipengaruhi oleh mineral yang ada didalamnya, dan
mineral k-feldspar, gelas, kuarsa,
metode statistik multivariat dapat Fakultas Teknologi Mineral
dijadikan sebagai pendukung hasil dari Universitas Pembangunan Nasional,
analisa secara visual (kualitatif). Yogyakarta.
Irawan DE, & Gio. (2016). Pengenalan
Saran bahasa pemrograman R: untuk non-
Untuk penelitian selanjutnya lebih baik jika programmer.
dilengkapi dengan koordinat pengambilan Jaka Hadinata. (2009). Geologi dan Alterasi
perconto, agar diketahui persis satuan Permukaan Gunung Kromong dan
batuannya apakah sesuai dengan peta geologi Sekitarnya Provinsi Jawa Barat.
atau tidak. Institut Teknologi Bandung.
Jhonny. (2006). Petrografi Gunung Api
Daftar Pustaka Lamongan Kabupaten Probolinggo-
A.C, E., Kusnama, & Hermanto, B. (1998). Lumajang Jawa Timur. Institut
Peta Geologi Lembar Bogor, Jawa. Teknologi Bandung.
Adliswarman. (1991). Geologi dan fasies Kastowo. (1975). Peta Geologi Lembar
sedimentasi batugamping, Formasi Majenang, Jawa.
Kalipucang dan sekitarnya Kementerian ESDM. (2015). Executive
Kabupaten Tasikmalaya, Jawa summary pemutakhiran data dan
Barat. neraca sumber daya mineral status
Andi Wisnu. (1989). Geologi Daerah Banjar 2015.
dan Sekitarnya dan Petrografi Masio Patria. (2006). Geologi dan
Satuan Vulkanik Gunung Sangkur mikrotektonik pada batuan
Kabupaten Ciamis. Institut metamorf daerah Ciletuh, Kab.
Teknologi Bandung. Sukabumi, Jawa Barat. Institut
Anwar Makmur. (1991). Geologi dan Studi Teknologi Bandung.
batugamping formasi kalipucung Rahardjo, W., Sukandarrumidi, & Rosidi, H.,
daerah cijulang dan sekitarnya, M. . (1995). Peta Geologi Lembar
kabupaten ciamis, Jawa Barat. Yogyakarta, Jawa.
Institut Teknologi Bandung. Rina Wahyuningsih. (1992). Geologi dan
Buthitrisna, T. (1986). Peta Geologi Lembar Petrogenesa Batuan Vulkanik
Tasikmalaya. Daerah Gunung Wangi dan
Darul, A., Irawan, D. E., & Trilaksono, N. J. Sekitarnya Purworejo Jawa Tengah.
(2015). Groundwater and river water Institut Teknologi Bandung.
interaction on Cikapundung River: Sofya Laeli. (2014). Analisis Cluster dengan
Revisited. In THE 5TH Average Linkage Method dan
INTERNATIONAL CONFERENCE Ward’s Method untuk Data
ON MATHEMATICS AND Responden Nasabah Asuransi Jiwa
NATURAL SCIENCES (Vol. 1677, Unit Link. Universitas Negeri
p. 110007). AIP Publishing. Yogyakarta.
Retrieved from Suharsono, & Suwarti, T. (1992). Peta
http://www.academia.edu/download/ Geologi Lembar Probolinggo, Jawa.
44352924/1.4930778.pdf Sukamto, R. (1975). Peta Geologi Lembar
Daud Yusup Tanghamap. (2009). Geologi Jampang dan Balekembang, Jawa.
dan Petrografi Batuan Vulkanik Sumentadireja, Dasapta Erwin Irawan, N.
Daerah Banyuresmi dan Sekitarnya Rina Hardianita, Yuano Rezky,
Kecamatan Cigudeg Kabupaten Anggita Agustin, & Ali Lukman.
Bogor Jawa Barat. Institut (2013). Progress report on
Teknologi Bandung. multivariate statistics for geothermal
Denis Hendri. (1988). Geologi dan Fasies system prediction: evidence from
sedimentasi batugamping, formasi Indonesia.
kalipucang, daerah sindangsari dan Supranto, J. (2010). Analisis Multivariat
sekitarnya, Kab. Ciamis Jawa Barat. “Arti dan Interpretasi.” Jakarta:
Institut Teknologi Bandung. Rineka Cipta.
Djuri. (1973). Peta Geologi Lembar Supriatna, S., Sarmili, L., Sudana, D., &
Arjawinangun, Jawa. Koswara, A. (1992). Peta Geologi
Hartosuwarno, S. (2013). Panduan kuliah dan Lembar Karangnunggal.
praktikum “Endapan Mineral.”
Wiharto Muhamad. (2013). analisis klaster
menggunakan bahasa pemrograman
R untuk kajian Ekologi. Retrieved
October 20, 2016
Williams, H., Turner, F. J., & M. Gilbert, C.
(1953). PETROGRAPHY “An
Introduction to Study of Rock in
Thin Section.” Universiy of
California, Berkeley: W.H. Freeman
and Company.
Yuwono, Y. S. (2012). Catatan Kuliah
“Pengantar Petrogenesis.” Bandung.