Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR PENGESAHAN

Analisis Statistik Multivariat Pada Batuan Beku,


Sedimen, dan Metamorf Dengan Metode PCA (Principal
Component Analysis)

TUGAS AKHIR

NAMA : Jejen Ramdani


NIM : 122. 12. 003

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Teknik
Pada Program Studi Eksplorasi Tambang

Menyetujui,
Kota Deltamas, 20 Agustus 2017

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dr. Dasapta Erwin Irawan, S.T., M.T Achmad Darul Rochman, S.Pd., M.T
NIP. 197604172008101007 NIP. 19851225201510411

Dr. Dasapta Erwin Irawan, S.T,.M.T


ANALISIS STATISTIK MULTIVARIAT PADA BATUAN
BEKU, SEDIMEN DAN METAMORF DENGAN METODE PCA
(PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)
Jejen Ramdani, Dasapta Erwin Irawan*), Achmad Darul*)
*)=Penulis Penanggung Jawab

Program Studi Eksplorasi Tambang


Kota Deltamas Lot-A1 CBD, Jl. Ganesha Boulevard, Desa Pasirranji, Kecamatan Cikarang Pusat,
Kabupaten Bekasi 17530

Abstrak
Analisis Petrografi adalah salah satu metode visual untuk menggambarkan komposisi dan
klasifikasi mineral dari sampel batuan. Sebagian besar cara untuk melakukan pengklasifikasian
batuan menggunakan metode kualitatif. Jumlah data keseluruhan adalah 161 perconto yang terbagi
kedalam 89 perconto data batuan vulkanik, 57 sampel batuan sedimen (batugamping), dan 15
perconto batuan metamorf. Yang berasal dari 9 daerah yaitu: 5 daerah vulkanik, 3 daerah batuan
sedimen, dan 1 daerah batuan metamorf, yaitu: Gn. Lamongan (LAM), Gn. Wangi (WAN), Gn.
Kromong (KRM), Gn Sangkur (SAN) dan banyuresmi (BAN), 3 daerah untuk batuan sedimen
yaitu: Panca tengah-Tasikmalaya (PCT), Cijulang-Ciamis (CJL) dan Sindangsari-Ciamis (SND),
dan 1 daerah untuk batuan metamorf yaitu: Cileteuh-Sukabumi (CLT). Data berupa data persentasi
mineral dan beberapa variabel lainnya, data akan dianalisis menggunakan metode PCA (Principal
Component Analysis) menggunakan software Rstudio. Berdasarkan hasil analisa menggunakan
metode PCA maka didapatkan pengelompokan Yang masing-masing terbagi kedalam tiga klaster.
Untuk batuan beku volkanik klaster 1 BAN, KRM dan WAN, Klaster 2 LAM, KRM, SAN, WAN,
dan Klaster 3 WAN. Dan untuk batuan sedimen (batugamping), klaster 1 terdapat pada daerah
PCT, CJL, SND komposisi paling kuat dipengaruhi oleh fosil-fosil laut, klaster 2 terdapat pada
daerah PCT, CJL, SND, dan CLT, klaster 3 hanya terdapat pada daerah CLT.

Kata kunci: Klasifikasi batuan, Petrografi, Statistik multivariat

Pendahuluan mineral. Endapan mineral ini meliputi


Indonesia adalah negara yang kaya akan endapan logam dan non-logam. Menurut data
sumber daya alam, potensi ini penting Kementerian Energi dan Sumber Daya 2015,
diperhitungkan untuk waktu yang akan jumlah data daerah yang memiliki kandungan
datang. Mengingat kebutuhan manusia yang logam yang dilakukan dari tahun 2000-2015
dari tahun ke tahun semakin meningkat adalah 1.339 lokasi, sedangkan untuk non-
menyebabkan kebutuhan bahan baku logam sebanyak 5.755 lokasi (Kementerian
meningkat pula tak terkecuali pada sektor ESDM, 2015).
Industri, pada sektor ini dibutuhkan pasokan
yang cukup dalam hal kualitas maupun Dengan jumlah endapan mineral yang
kuantitas. Salah satun sektor industri yang tersebar di berbagai lokasi di Indonesia, maka
ada di Indonesia adalah sektor pertambangan, diperlukan eksplorasi endapan mineral
Sektor ini mencangkup pertambangan dengan se-effisien mungkin guna
mineral, logam, non-logam, minyak bumi, meminimalkan tingkat kesalahan. Agar
batubara, dan panas bumi. eksplorasi endapan mineral menjadi effisien
maka diperlukan data awal penelitian
Skinner (1979) dalam (Hartosuwarno, 2013) terdahulu untuk mendapatkan interpretasi
menyebut endapan mineral (mineral deposits) awal salah satunya yaitu data petrografi di
merupakan konsentrasi suatu mineral pada daerah penelitian. Salah satu metode yang
kerak bumi, terbentuk secara alami serta pada digunakan untuk meghasilkan interpretasi
daerah yang terbatas. Jadi apapun macam awal yaitu dengan cara uji statistik. Metode
mineralnya dan bagaimana proses statistik yang digunakan adalah metode
terkonsentrasinya, semuanya disebut endapan statistik multivariat PCA (Principal
Component analysis), metode ini merupakan variabel-variabel tersebut saling berkolerasi
teknik multivariat yang mempunyai tujuan satu sama lain.
utama untuk mengelompokkan objek-objek
supaya lebih terlihat sederhana. Parameter Menurut Fadhli (2011:15) yang dikutip oleh
yang digunakan adalah petrografi komposisi (Sofya Laeli, 2014) data dalam analisis
mineral pada suatu batuan seperti: olivine, multivariat dapat dinyatakan dalam bentuk
piroxen, amphibol, gelas, kuarsa, dan matriks dimana terdapat n obyek dan p
organisme laut (organik). variabel. Misalkan pada suatu pengamatan
terdapat p variabel yaitu X=
Metode yang digunakan adalah metode PCA ( 𝑋1 , 𝑋2 , … 𝑋𝑃 ) dari banyaknya n obyek,
yang didukung oleh software “R”, karena maka data tersebut dapat disajikan dalam
software ini bersifat open source, dan open bentuk matriks seperti di bawah ini:
method “R” adalah aplikasi berbasis
command line, artinya setiap perintah harus 𝑥11 𝑥12 … 𝑥1𝑝
diketik sebagai baris perintah dan dapat X = [𝑥21 𝑥22 … 𝑥2𝑝 ]
dikembangkan sesuai dengan keahliannya, 𝑥𝑛1 𝑥𝑛2 …𝑥𝑛𝑝
Software “R” dapat menghasilkan visualisasi
yang tinggi (Irawan DE & Gio, 2016), Metode Percobaan
metode PCA telah berhasil dilakukan dalam Menurut (Supranto, 2010) PCA adalah teknik
menganalisis sifat hidrologi berdasarkan mereduksi data multivariat (banyak data)
kualitas air (Darul, Irawan, & Trilaksono, yang mencari untuk mengubah
2015), analisis cluster dengan R dalam kajian (menstransfortasi) suatu data matrik awal
ekologi (Wiharto Muhamad, 2013), Hot menjadi suatu kombinasi linear yang lebih
water classification (Sumentadireja et al., sedikitakan tetapi menyerap sebagian besar
2013) sehingga software ini dapat dijadikan jumlah varian dari data awal.
penunjang dalam proses pengolahan data
pada penelitian ini. Hasil dan Diskusi
Batuan beku vulkanik
Yang akan diteliti dalam tugas akhir ini Berikut adalah hasil pengelompokkan batuan
adalah petrografi pada batuan beku, sedimen, vulkanik menggunakan statistik multivariat
dan metamorf yang terletak di 9 daerah yang dengan metode PCA.
terbagi menjadi: 5 daerah untuk batuan
vulkanik yaitu: Gn.Lamongan (LAM)
(Jhonny, 2006), Gn. Wangi (WAN) (Rina
Wahyuningsih, 1992), Gn. Kromong (KRM)
(Jaka Hadinata, 2009), Gn. Sangkur (SAN)
(Andi Wisnu, 1989) dan daerah Banyuresmi
(BAN) (Daud Yusup Tanghamap, 2009), 3
daerah untuk batuan sedimen yaitu:
Pancatengah-Tasikmalaya(PCT)
(Adliswarman,1991), Cijulang-Ciamis (CJL)
(Anwar Makmur, 1991), Sindangsari-Ciamis
(SND) (Denis Hendri, 1988), dan 1 daerah
untuk batuan metamorf yaitu: Cileteuh-
Sukabumi (CLT) (Masio Patria, 2006).
Gambar Variables Factor Map- PCA
Landasan Teori
Menurut (Yuwono, 2012) petrografi Dari gambar diatas menunjukkan bahwa data
merupakan ilmu yang mempelajari yang ada terbagi menjadi beberapa bagian,
klasifikasi, pengelompokan, dan penamaan yaitu:
batuan. Batuan dibagi kedalam tiga yaitu:  Kuadran 1: Pengaruh terbesar pada
batuan beku, batuan sedimen dan batuan kuadran 1 adalah mineral gelas, K-
metamorf. feldspar, dan hornblende yang
menunjukkan pada kuadran ini yang
Analisis multivariat adalah analisis statistik paling besar pengaruhnya adalah
yang digunakan untuk menganalisis data mineral dari batuan vulkanik.
yang terdiri dari lebih dari dua variabel dan
 Kuadran 2: pengaruh terbesar pada
kuadran 2 adalah mineral plagioklas, Gambar Cluster Plot
piroxen, olivine, opak yang
menunjukkan pada kuadran ini yang Berdasarkan hasil pengelompokkan diatas
paling besar pengaruhnya berasal terdapat 3 klaster yang berbeda dan memiliki
dari batuan vulkanik. komposisi mineral yang berbeda, seperti
 Kuadran 3: pengaruh terbesar pada berikut:
kuadran 3 adalah mineral kuarsa,
tuff, dan variabel lain seperti  Klaster 1: pada klaster 1
porositas dan fragmen batuan yang dipengaruhi oleh mineral gelas,
menunjukkan pada kuadran ini yang feldsfar, hornblende, oksida besi,
paling besar pengaruhnya berasal piroxen, olivine, dan opak.
dari batuan sedimen yang telah  Klaster 2: pada klaster 2 yang
bercampur dengan batuan vulkanik. paling dominan dipengaruhi oleh
 Kuadran 4: pengaruh terbesar pada mineral olivine, piroxen, gelas, opak,
kuadran 4 adalah mineral lempung, tuff .
kalsit, klorit, Foraminifera yang  Klaster 3: pada klaster 3 yang
menunjukkan pada kuadran ini yang paling dominan dipengaruhi oleh
paling besar pengaruhnya berasal mineral klorit, pseudemorf, kalsit,
dari batuan sedimen (batugamping). kuarsa

Batuan sedimen (batugamping) dan metamorf


Berikut adalah hasil pengelompokkan batuan
sedimen (batugamping) dengan batuan
metamorf menggunakan statistik multivariat
dengan metode PCA .

Gambar PCA – Biplot

Pada Gambar diatas menunjukkan 4 kuadran


dan hasil plot mineral pada masing-masing
daerah berdasarkan hasil plot daerah dengan
komposisi yang paling berpangaruh didaerah
tersebut.
Gambar Variables Factor Map- PCA

Berdasarkan hasil (Gambar 4.5) diatas


menunjukkan pembagian kedalam 4 kuadran,
yaitu:
 Kuadran 1: Pengaruh terbesar pada
kuadran 1 adalah Foraminifera,
ganggang merah, Ostacoda,
Gastropoda, koral, mikrit
 Kuadran 2: pengaruh terbesar pada
kuadran 2 albit, epidot, pumpelyit,
kalsit, andalusit, klorit, hornblenda.
 Kuadran 3: pengaruh terbesar pada
kuadran 3 adalah opak, plagioklas,
piroxen, olivine, muskovit, dan
kuarsa.
 Kuadran 4: pengaruh terbesar pada oksida besi, fragmen batuan,
kuadran 4 adalah fragmen moluska, fragmen moluska, Oolite, Piroxen,
oksida besi, oolite, gelas, masa spar. Muskovit, Fragmen litik.
 Klaster 3: pada klaster 3 yang
paling dominan dipengaruhi oleh
mineral Albit, Andalusit, Epidot,
Hornblend, Pumpelyit, Klorit dan
Kalsit.

Kesimpulan
1. Bahwa metode statistik multivariat dapat
digunakan untuk mengelompokkan
sampel batuan berdasarkan analisa
petrografi sehingga dapat dijadikan
pendukung hasil pengamatan secara
visual.
2. Klasifikasi menggunakan metode PCA
dapat secara konsisten membagi data
menjadi tiga kelompok untuk batuan
Gambar PCA – Biplot
vulkanik, sedimen (batugamping), dan
batuan metamorf.
Pada diatas menunjukkan pembagian 4
3. Berdasarkan hasil pengolahan pada
kuadran dan hasil plot mineral pada masing-
batuan vulkanik, maka didapat tiga
masing daerah berdasarkan pengaruh terbesar
klaster besar berdasarkan kesamaan,
mineral dan beberapa variabel lainnya pada
yaitu: klaster 1 terdapat pada daerah
batuan sedimen (batugamping) dan batuan
BAN, KRM, dan WAN. Pada perconto
metamorf yang terdapat pada daerah tersebut,
ini menunjukkan batuan vulkanik yang
sehingga didapat seperti dibawah ini yang
telah mengalami transportasi atau
menunjukan klaster berdasarkan persamaan
teralterasi karena ditemukan mineral
karakternya:
yang ada pada batuan sedimen seperti
kalsit, klaster 2 terdapat pada daerah
LAM, BAN, KRM, WAN, dan SAN.
Pada perconto ini menunjukkan batuan
volkanik karena banyak dipengaruhi oleh
mineral olivine, piroxen, dan plagioklas,
Klaster 3 hanya terdapat pada daerah
WAN yang menjadi pembeda dari yang
lainnya adalah karena memiliki mineral
lempung sampai 60%.
4. Berdasarkan hasil pengolahan data
batuan sedimen (batugamping) dengan
batuan metamorf, yang dibagi menjadi
tiga klaster, yaitu: klaster 1 terdapat pada
daerah PCT, CJL, SND komposisi paling
Gambar Cluster Plot kuat dipengaruhi oleh fosil-fosil laut,
klaster 2 terdapat pada daerah PCT, CJL,
Berdasarkan hasil pengelompokkan diatas SND, dan CLT komposisi yang paling
terdapat 3 klaster yang berbeda dan memiliki berpengaruh pada klaster ini oksida besi,
komposisi mineral yang berbeda, seperti frgmen batuan, dan masa spar, klaster 3
berikut: hanya terdapat pada daerah CLT dan
 Klaster 1: pada klaster 1 komposisi yang paling kuat adalah
dipengaruhi oleh Ostracoda, andalusit, pumpelyit, albit, dan epidot.
Foraminifera, Ganggang merah, 5. Berdasarkan poin 3 dan 4 dapat diketahui
Gragmen koral, Gastropoda, bahwa setiap klaster memiliki perbedaan
Pelecipoda. komposisi sehingga dapat setiap klaster
 Klaster 2: pada klaster 2 yang dapat diberi nama batuan berdasarkan
paling dominan dipengaruhi oleh mineral yang ada didalamnya, dan
mineral k-feldspar, gelas, kuarsa,
metode statistik multivariat dapat Fakultas Teknologi Mineral
dijadikan sebagai pendukung hasil dari Universitas Pembangunan Nasional,
analisa secara visual (kualitatif). Yogyakarta.
Irawan DE, & Gio. (2016). Pengenalan
Saran bahasa pemrograman R: untuk non-
Untuk penelitian selanjutnya lebih baik jika programmer.
dilengkapi dengan koordinat pengambilan Jaka Hadinata. (2009). Geologi dan Alterasi
perconto, agar diketahui persis satuan Permukaan Gunung Kromong dan
batuannya apakah sesuai dengan peta geologi Sekitarnya Provinsi Jawa Barat.
atau tidak. Institut Teknologi Bandung.
Jhonny. (2006). Petrografi Gunung Api
Daftar Pustaka Lamongan Kabupaten Probolinggo-
A.C, E., Kusnama, & Hermanto, B. (1998). Lumajang Jawa Timur. Institut
Peta Geologi Lembar Bogor, Jawa. Teknologi Bandung.
Adliswarman. (1991). Geologi dan fasies Kastowo. (1975). Peta Geologi Lembar
sedimentasi batugamping, Formasi Majenang, Jawa.
Kalipucang dan sekitarnya Kementerian ESDM. (2015). Executive
Kabupaten Tasikmalaya, Jawa summary pemutakhiran data dan
Barat. neraca sumber daya mineral status
Andi Wisnu. (1989). Geologi Daerah Banjar 2015.
dan Sekitarnya dan Petrografi Masio Patria. (2006). Geologi dan
Satuan Vulkanik Gunung Sangkur mikrotektonik pada batuan
Kabupaten Ciamis. Institut metamorf daerah Ciletuh, Kab.
Teknologi Bandung. Sukabumi, Jawa Barat. Institut
Anwar Makmur. (1991). Geologi dan Studi Teknologi Bandung.
batugamping formasi kalipucung Rahardjo, W., Sukandarrumidi, & Rosidi, H.,
daerah cijulang dan sekitarnya, M. . (1995). Peta Geologi Lembar
kabupaten ciamis, Jawa Barat. Yogyakarta, Jawa.
Institut Teknologi Bandung. Rina Wahyuningsih. (1992). Geologi dan
Buthitrisna, T. (1986). Peta Geologi Lembar Petrogenesa Batuan Vulkanik
Tasikmalaya. Daerah Gunung Wangi dan
Darul, A., Irawan, D. E., & Trilaksono, N. J. Sekitarnya Purworejo Jawa Tengah.
(2015). Groundwater and river water Institut Teknologi Bandung.
interaction on Cikapundung River: Sofya Laeli. (2014). Analisis Cluster dengan
Revisited. In THE 5TH Average Linkage Method dan
INTERNATIONAL CONFERENCE Ward’s Method untuk Data
ON MATHEMATICS AND Responden Nasabah Asuransi Jiwa
NATURAL SCIENCES (Vol. 1677, Unit Link. Universitas Negeri
p. 110007). AIP Publishing. Yogyakarta.
Retrieved from Suharsono, & Suwarti, T. (1992). Peta
http://www.academia.edu/download/ Geologi Lembar Probolinggo, Jawa.
44352924/1.4930778.pdf Sukamto, R. (1975). Peta Geologi Lembar
Daud Yusup Tanghamap. (2009). Geologi Jampang dan Balekembang, Jawa.
dan Petrografi Batuan Vulkanik Sumentadireja, Dasapta Erwin Irawan, N.
Daerah Banyuresmi dan Sekitarnya Rina Hardianita, Yuano Rezky,
Kecamatan Cigudeg Kabupaten Anggita Agustin, & Ali Lukman.
Bogor Jawa Barat. Institut (2013). Progress report on
Teknologi Bandung. multivariate statistics for geothermal
Denis Hendri. (1988). Geologi dan Fasies system prediction: evidence from
sedimentasi batugamping, formasi Indonesia.
kalipucang, daerah sindangsari dan Supranto, J. (2010). Analisis Multivariat
sekitarnya, Kab. Ciamis Jawa Barat. “Arti dan Interpretasi.” Jakarta:
Institut Teknologi Bandung. Rineka Cipta.
Djuri. (1973). Peta Geologi Lembar Supriatna, S., Sarmili, L., Sudana, D., &
Arjawinangun, Jawa. Koswara, A. (1992). Peta Geologi
Hartosuwarno, S. (2013). Panduan kuliah dan Lembar Karangnunggal.
praktikum “Endapan Mineral.”
Wiharto Muhamad. (2013). analisis klaster
menggunakan bahasa pemrograman
R untuk kajian Ekologi. Retrieved
October 20, 2016
Williams, H., Turner, F. J., & M. Gilbert, C.
(1953). PETROGRAPHY “An
Introduction to Study of Rock in
Thin Section.” Universiy of
California, Berkeley: W.H. Freeman
and Company.
Yuwono, Y. S. (2012). Catatan Kuliah
“Pengantar Petrogenesis.” Bandung.

Anda mungkin juga menyukai