Anda di halaman 1dari 2

Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit

Bisnis bank merupakan bisnis konservatif. Kecenderungan kepada sifat yangkonservatif tersebut, maka
bank harus hati-hati dalam menjalankan usahanya. Bank dalam memberikan kredit harus melakukannya
berdasarkan analisis pemberian kredityang memadai, agar kredit-kredit yang diberikan oleh bank itu
merupakan kredit-kredit yang tidak mudah menjadi kredit-kredit macet.
Berdasarkan kepada prinsip kehati-hatian ini, maka bank dalam memberikan kr ed i t ter seb ut har u s
me mp er ha ti k a n j a mi n a n p e mb er ia n kred it a ta u p e mb ia ya a n berdasarkan Prinsip Syariah, dalam arti
keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi kewajibannya sesuai dengan yang
diperjanjikan. Oleh k a r e n a i t u , s e b e l u m m e m b e r i k a n k r e d i t , b a n k h a r u s m e m p u n y a i
k e y a k i n a n berdasarkan analisis yang mendalam atas iktikad dan kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur
untuk melunasi utangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan.
Dalam hal ini bank harus melakukan penelitian se c ara sa k sa ma ter h ad ap b erb a ga i a sp e k.
Sel ai n it u b a n k j u g a d i waj ib ka n u nt u k memiliki dan menerapkan pedoman perkreditan atau pembiayaan
berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh BI. Keyakinan bank didapat setelah
dilakukan analisis yang mendalam terhadapapa yang disebut dengan Prinsip 5C, 5P, dan 3R.

Penilaian terhadap Prinsip 5C


ini meliputi atas :
1. Character (watak / kepribadian).
Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kejujuran dan iktikad baik calon debitur untuk melunasi atau
mengembalikan pinjamannya, sehingga tidak akan menyulitkan bank di kemudian hari.
2. Capacity (kemampuan).
Bank harus meneliti tentang keahlian calon debitur d ala m b id a n g u sa ha n ya d a n ke ma mp u a n
ma n aj eri al n ya , s e hi n g ga b an k ya k i n b a h wa us a h a ya n g a ka n d ib i a yai n ya d ik elo la o le h o ra n g -
o ran g ya n g t ep at , sehingga calon debiturnya dalam jangka waktu tertentu mampu melunasi atau
mengembalikan pinjamannya.
3. Capital (modal).
Bank harus melakukan analisis terhadap posisi keuangan secara menyeluruh mengenai masa lalu dan
yang akan datang, sehingga dapat diketahui kemampuan permodalan calon debitur dalam menunjang
pembiayaan proyek atau usaha calon debiutr yang bersangkutan.
4. Collateral (agunan).
Bank wajib meminta agunan tambahan dengan maksud jika calon debitur tidak dapat meluansi kreditnya, maka
agunan tambahan tersebut d a p a t d i c a i r k a n g u n a m e n u t u p i p e l u n a s a n a t a u p e n g e m b a n g a n
k r e d i t a t a u pembiayaan yang tersisa.
5. Co nd itio n o f eco no my ( pro sp e k u sa ha na sa b a h de bit ur).
B an k h ar u s menganalisis keadaan pasar di dalam dan di luar negeri, baik masa lalu maupun yang akan
datang, sehingga masa depan pemasaran dari hasil proyek atau usaha calon debitur yang dibiayai dapat pula
diketahui.

Adapun penilaian terhadap Prinsip 5P


meliputi atas :
1. Personality (kepribadian).
Dalam hal ini bank perlu mengumpulkan data -data mengenai calon debitur.
2. Purpose (tujuan).
Bank wajib menyoroti tujuan penggunaan dari kredit tersebut.
3. Payment (pembayaran).
Bank wajib memperhatikan kelancaran aliran dana (cash flow).
4. Prospect (masa depan).
Bank wajib memperhatikan masa depan kegiatan yang mendapatkan pembiayaan kredit tersebut.
5. Protection (perlindungan).
Diperlukan suatu perlindungan terhadap kredit oleh perusahaan debitur.
Sementara penilaian terhadap Prinsip 3R
meliputi atas :
1.Return ( b a l i k a n ) .
M a k s u d n y a h a s i l y a n g a k a n d i c a p a i d a r i k e g i a t a n y a n g mendapatkan pembiayaan tersebut.
2. Repayment (pembayaran kembali).
3.Risk Bearing Ability (kemampuan menanggung risiko).

Di samping rinsip-prinsip di atas, beberapa prinsip lain dalam hal pemberian kredit yang berhubungan dengan
debitur yang harus diperhatikan oleh suatu bank, yaitu :
1.Prinsip macthing, maksudnya harus match antara pinjaman dengan aset perseroan.
2 .P rin s ip ke sa ma a n val ut a, ma k s ud n ya p e n g g u na a n d a na ya n g d id a p at d ar i s u at u kredit
sedapat-dapatnya harus digunakan untuk membiayai atau investasi dalam mata uang yang sama, sehingga
risiko nilai valuta dapat dihindari.
3.Prinsip perbandingan antara pinjaman dan modal, maksudnya harus ada hubungan yang prudent antara
jumlah pinjaman dengan besarnya modal.
4 .P rin s ip p er b a nd i n ga n an tar a p i nj a ma n d a n as e t.

Di samping dengan menggunakan prinsip penilaian dalam pemberian kredit, prinsip penilaian kredit dapat pula
dengan studi kelayakan, yang meliputi :
1.Aspek Hukum.
M e r u p a k a n a s p e k u n t u k m e n i l a i k e a b s a h a n d a n k e a s l i a n dokumen-dokumen atau surat-
surat yang dimiliki oleh calon debitur.
2.Aspek Pasar dan Pemasaran.
M e r u p a k a n a s p e k u n t u k m e n i l a i p r o s p e k u s a h a nasabah sekarang dan di masa yang akan datang.
3.Aspek Keuangan.
Merupakan aspek untuk menilai kemampuan calon nasabahnya dalam membiayai dan mengelola usahanya.
4.Aspek Operasi / Teknis.
M e r u p a k a n a s p e k u n t u k m e n i l a i t a t a l e t a k r u a n g a n , lokasi usaha dan kapasitas produksi suatu
usaha yang tercermin dari sarana dan prasarana yang dimilikinya.
5 . Asp e k M a naj e me n .
Mer up a k a n a sp e k u n t u k me n ila i s u mb er d a ya m an u s ia ya n g dimiliki oleh perusahaan, baik dari segi
kuantitas maupun segi kualitas.
6 . Asp e k E ko no mi / So s i al.
Mer up a k a n a sp e k u nt u k m e ni la i d a mp a k e ko no mi d a n sosial yang ditimbulkan dengan adanya usaha
terutama terhadap masyarakat.
7 . Asp e k a md al .
Mer up a k a n a sp e k ya n g me n il ai d a mp a k li n g k u n ga n ya n g a k a n timbul dengan adanya suatu usaha,
kemudian cara pencegahan terhadap dampak tersebut.

Anda mungkin juga menyukai