FINER
FINER
Dengan memahami FINER ini maka sebagian kesulitan dalam pelaksanaan penelitian akan dapat
dilalui, hal ini juga dialami oleh penulis dulu, diawal awal mulai dikenalkan dengan pelaksanaan
penelitian. Semoga bermanfaat.
Sumber : Dasar dasar Metodologi Penelitian Klinis, oleh Soedigdo Sastro Asmoro dan Sofyan
Ismael.
Tiap meneliti harus mempunyai masalah penelitian untuk dipecahkan. Perumusan masalh penelitian
bukanlah kerja yang mudah, termasuk bagi peneliti-peneliti yang sudah berpengalaman. Padahal
masalah selalu ada di sekeliling kita.
Identifikasi masalah penelitian merupakan hal pertama yang harus dilakukan setiap peneliti. Masalah
kesehatan terjadi apabila terdapat kesenjangan antara apa yang seharusnya ada (das sollen) dengan apa
yang sekarang ada ( das sein). Dalam kenyataan sehari-hari, masalah dalam bidang kedokteran,
kebidanan dan kesehatan amat banyak. Pertanyaannya adalah, apakah semua masalah tersebut dapat
diangkat menjadi masalah penelitian?
Jawabnya adalah tidak. Tidak semua masalah kesehatan dapat dikembangkan untuk menjadi masalah
penelitian. Masalah penelitian harus dapat dipecahkan sebagian atau seluruhnya dengan penelitian.
Masalah kesehatan misalnya,’bahwa sebagian besar pasien dengan penyakit jantung bawaan di
Indonesia tidak dapat dioperasi’ bukan merupakan masalah penelitian, karena jawabannya sudah ada
dan hanya satu yakni kekurangan uang dan fasilitas.
Jadi, identifikasi masalah harus menggambarkan permasalahan yang ada dalam topik atau judul
penelitian. Seluruh variabel yang dilibatkan dalam penelitian harus dapat tergambar dengan jelas dalam
identifikasi masalah. Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan pada identifikasi masalah harus dijawab
pada bagian hasil penelitian dan pembahasan.
1. Feasible (kemampulaksanaan)
a. Tersedianya subyek penelitian
b. Tersedianya dana
c. Tersedianya waktu, sarana, keahlian.
2. Interesting
Masalah hendaknya menarik bagi peneliti. Penelitian adalah aktivitas yang menyita pikiran, tenaga,
waktu dan biaya. Karena itu peneliti harus tertarik dengan subyek yang ditelitinya bila tidak ia akan cepat
menyerah bila dihadapi pada berbagai kendala.
3. Novel
a. Hasil penelitian membantah atau mengkonfirmasi penemuan terdahulu
b. Melengkapi dan mengembangkan hasil penelitian terdahulu
c. Menemukan sesuatu yang baru.
4. Ethical
Tidak bertentangan dengan etika
5. Relevant
a. Bagi ilmu pengetahuan
b. Untuk tata laksana pasien/ kebijakan kesehatan
c. Untuk dasar penelitian selanjutnya
1. Kepustakaan
Sumber masalah dapat ditemukan di buku ajar, karangan asli, sari pustaka, abstrak dan lain-lain. Banyak
pernyataan dalam artikel ilmiah yang menyebutkan bahwa sesuatu hal belum disepakati oleh para ahli;
hal tersebut merupakan suatu petunjuk bahwa hal tersebut masih perlu diteliti. Suatu tinjauan pustaka
yang baik sering diakhiri dengan pendapat penulis tentang hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut. Agar
masalh yang ingin diteliti belum kadaluwarsa peneliti harus mengikuti jurnal-jurnal penelitian atau
publikasi ilmiah yang lain.
2. Pertemuan ilmiah
Bahan diskusi, dan hasil konferensi, seminar, simposium, lokakarya dan sebagainya. Baik hal-hal yang
muncul dalam diskusi resmi, atau pembicaraan informal dengan pakar saat rehat kopi seringkali dapat
memunculkan masalah yang dapat dikembangkan menjadi masalah penelitian.
4. Pendapat pakar
Pendapat pakar tertentu yang masih bersifat spekulatif seringkali dpat dicari landasan teorinya untuk
dikembangkan menjadi masalah penelitian.
6. Perasaan/ intuisi
Secara intuitif manusia dapat melahirkan suatu masalah. Masalah penelitian tersebut muncul dalam
pikiran manusia pada saat-saat yang tidak terencanakan. Misalnya; pada saat mau tidur, pada saat habis
sembahyang, pada saat di kamar kecil dll.
Sumber
Nazir M. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia;Bogor;2005.
Budiarto E. Metodologi penelitian kedokteran. EGC; Jakarta;2004.
Riyanto Y. Metodologi penelitian pendidikan. SIC; Surabaya; 2001