Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut

Laboratorium Radiasi

PERCOBAAN R3

EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD


Dosen Pembina : Herlik Wibowo, S.Si, M.Si

Septia Kholimatussa’diah* (080913025), Mirza Andiana D.P.* (080913043), Lailatul


Badriyah* (080913056)
*Program Studi S-1 Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga

Abstrak
Telah dilakukan percobaan hamburan Rutherford untuk mengetahui keberadaan inti
atom. Percobaan dilakukan dengan menggunakan sumber Am-241 yang akan meradiasikan
partikel alfa menumbuk suatu pelat logam Al-13 dengan sudut yang divariasikan antara -15°
sampai 15°. Jumlah cacahan akan dibaca oleh Single Channel Analyzer (SCA) sebagai
pulsa-pulsa tegangan yang besarnya sebanding dengan energi partikel alfa. Berdasarkan
pengamatan, diperoleh hasil bahwa sebagian besar partikel alfa diteruskan dan
dihamburkan dengan sudut yang bervariasi. Berkas partikel alfa yang diteruskan ini hanya
dapat terjadi jika atom memiliki ruang-ruang kosong (yang merupakan orbit elektron) dan
bukan berupa bola pejal seperti model atom Thompson. Sedangkan partikel alfa yang
dihamburkan dapat terjadi jika terdapat suatu massa masif yang mampu membelokkan
partikel alfa, dalam hal ini massa masif itulah yang disebut sebagai inti atom. Hasil ini tidak
sesuai dengan model atom Thompson sehingga diajukanlah model atom Rutherford yang
menyempurnakannya.
Kata kunci : detektor, hamburan Rutherford, partikel alfa, pencacah diferensial

1. PENDAHULUAN telah ditemukan adanya partikel alfa, yaitu


Rutherford bersama dua orang partikel yang bermuatan positif dan
muridnya (Hans Geigerdan dan Ernerst bergerak lurus, berdaya tembus besar
Masreden) melakukan percobaan yang sehingga dapat menembus lembaran tipis
dikenal dengan hamburan sinar alfa (λ) kertas. Percobaan tersebut sebenarnya
terhadap lempeng tipis emas. Sebelumya bertujuan untuk menguji pendapat

1
Thompson, yakni apakah atom itu betul- Thompson. Oleh karena itu kami sebagai
betul merupakan bola pejal yang positif mahasiswa Fisika pada mata kuliah Fisika
yang bila dikenai partikel alfa akan Eksperimental Lanjut akan melakukan
dipantulkan atau dibelokkan. Eksperimen Hamburan Rutherford di
Dari pengamatan mereka, Laboratorium Radiasi.
didapatkan fakta bahwa apabila partikel
alfa ditembakkan pada lempeng emas yang 2. METODE PENELITIAN
sangat tipis, maka sebagian besar partikel Pompa vakum digunakan untuk
alfa diteruskan (ada penyimpangan sudut memvakumkan tabung hamburan yang
kurang dari 1°), tetapi dari pengamatan berisi sumber partikel α (Am-241).
Marsden diperoleh fakta bahwa satu Diafragma berfungsi sebagai pemfokus
diantara 20.000 partikel alfa akan berkas partikel α yang akan mengenai
membelok sudut 90° bahkan lebih. lapisan tipis logam aluminium (Al-13),
Berdasarkan gejala-gejala yang terjadi, dengan dua ukuran : 1 mm (celah sempit)
diperoleh beberapa kesimpulan bahwa dan 5 mm (selah lebar). Cacahan partikel α
atom bukan merupakan bola pejal, karena dicatat dari sudut -15° sampai 15° dengan
hampir semua partikel alfa diteruskan; Jika interval kenaikan 2,5° dan 5° (-15°; -10°; -
lempeng emas tersebut dianggap sebagai 5°; -2,5°; 0°; 2,5°; 5°; 10°; 15°). Hasil
satu lapisan atom-atom emas, maka di dimasukkan pada tabel sehingga diperoleh
dalam atom emas terdapat partikel yang data pengamatan seperti pada bagian
sangat kecil yang bermuatan positif. lampiran. Karena pulsa yang dihasilkan
Partikel tersebut merupakan partikel yang detektor sangat kecil, maka perlu
menyusun suatu inti atom, berdasarkan digunakan penguat agar dapat tercacah
fakta bahwa 1 dari 20.000 partikel alfa oleh counter.
akan dibelokkan. Bila perbandingan
1:20.000 merupakan perbandingan
diameter, maka didapatkan ukuran inti
atom kira-kira 10.000 lebih kecil daripada
ukuran atom keseluruhan.
Berdasarkan fakta-fakta yang
didapatkan dari percobaan tersebut,
Rutherford mengusulkan model atom yang
dikenal dengan Model Atom Rutherford Setup eksperimen hamburan Rutherford
yang berhasil memperbaiki model atom

2
3. HASIL DAN PEMBAHASAN bertumbukan dengannya. Massa masif
Hamburan Rutherford inilah yang merupakan inti atom dan
Berdasarkan data hasil pengamatan bermuatan positif, sehingga mampu
pada tabel maupun grafik, diperoleh bahwa membelokkan partikel alfa yang juga
jumlah partikel alfa yang tercacah oleh bermuatan positif (sesuai prinsip Hukum
counter paling banyak terdapat pada sudut Coulomb di mana muatan sejenis tolak-
hamburan yang kecil dengan slope menolak).
(kemiringan) yang cukup tajam. Data ini Sama halnya dengan hamburan ada celah
berarti bahwa sebagian besar partikel alfa sempit, pada celah lebar jumlah partikel
yang ditembakkan pada pelat logam alfa cacahan terbanyak ada pada sudut
aluminium diteruskan dan/atau hamburan 2,5°. Dengan demikian, maka
dihamburkan dengan sudut hamburan yang percobaan hamburan Rutherford dapat
cukup kecil. membuktikan adanya inti atom yang
Pada eksperimen hamburan bermuatan positif dan terpusat pada bagian
Rutherford untuk celah sempit, jumlah tengah atom dengan ruang-ruang kosong
cacahan terbanyak ada pada sudut (yang merupakan orbit elektron)
hamburan 2,5° dan semakin menurun mengelilinginya.
seiring pertambahan sudut. Hal ini tidak
bisa dijelaskan jika model atom Thompson Model Atom Rutherford
digunakan. Fenomena diteruskannya Berdasarkan hasil eksperimen yang
partikel alfa (dengan sudut 0°) seperti ini dilakukan oleh Geiger-Marsden itulah,
dapat terjadi jika terdapat ruang-ruang Ernest Rutherford mengajukan sebuah
kosong seperti jalur bebas hambatan yang model atom yang kemudian dikenal
memungkinkan partikel alfa lewat tanpa dengan sebutan model atom Rutherford.
gangguan. Hal ini tidak sesuai dengan Model atom Rutherford mengatakan
model atom Thompson di mana atom bahwa atom terdiri dari inti yang bermassa
terdiri dari muatan proton yang di masif dan cenderung diam (jika
dalamnya tersebar elektron. Begitu pula, dibandingkan oleh gerak elektron, namun
fenomena dihamburkannya partikel alfa tidak benar-benar diam tak bergerak)
dengan sudut yang cukup bervariasi (dari dikelilingi oleh elektron-elektron. Model
kecil hingga besar) dapat terjadi jika ada atom Rutherford ini (untuk sementara)
suatu massa masif yang mampu dapat menjelaskan terjadinya peristiwa
membelokkan arah gerak partikel alfa hamburan Rutherford.
(yang bermassa 4 sma) ketika

3
Namun belakangan, ditemukan dapat diamati oleh manusia, misalnya
adanya kelemahan model atom Rutherford, ditampilkan melalui peraga, suara atau
yakni : menurut fisika klasik, elektron bahkan fasilitas pengolah sinyal yang lebih
yang bergerak mengelilingi inti lama- canggih. Peralatan yang diperlukan untuk
kelamaan akan kehabisan energi karena melengkapi detektor guna membentuk
tmemancarkan gelombang elektromagnetik suatu sistem pencacah disebut sebagai
dan pada akhirnya ‘jatuh’ ke inti. Energi peralatan penunjang (instrumentasi nuklir).
elektron juga menjadi tidak stabil karena Peralatan penunjang harus bersifat
memancarkan gelombang EM ketika linier, artinya setiap informasi yang
bergerak, sehingga model atom Rutherford dihasilkan oleh peralatan penunjang, baik
belum mampu menjelaskan keberadaan jumlah pulsa maupun tinggi pulsa harus
elektron juga mekanisme rotasinya sebanding dengan informasi yang
terhadap inti atom. Kelemahan berikutnya diterimanya dari detektor. Linieritas
adalah model atom Rutherford belum merupakan parameter yang sangat
mampu menjelaskan spektrum garis pada mempengaruhi unjuk kerja dari suatu
atom Hidrogen. Sehingga muncullah teori sistem pencacah. Berdasarkan peralatan
tentang model atom berikutnya yaitu penunjangnya, suatu sistem pencacah
model atom Bohr. radiasi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu
sistem pencacah integral, sistem pencacah
Detektor pencacah radiasi diferensial diferensial, dan sistem spektroskopi.
Detektor berfungsi untuk Sistem pencacah integral dan
mengubah energi nuklir menjadi energi sistem pencacah diferensial mempunyai
lain yang lebih mudah untuk diolah, fungsi yang hampir sama yaitu mengukur
seperti energi listrik, sedangkan peralatan jumlah (kuantitas) radiasi yang
penunjang berfungsi untuk mengolah mengenainya. Perbedaannya, sistem
sinyal listrik yang dihasilkan oleh detektor pencacah integral tidak mempedulikan
menjadi suatu informasi. Detektor energi radiasi yang datang sedang sistem
merupakan bagian yang sangat penting pencacah diferensial hanya mengukur
dari suatu sistem pencacah radiasi karena radiasi yang mempunyai energi tertentu
dialah yang berfungsi untuk menangkap saja. Sistem spektroskopi mempunyai
radiasi dan mengubahnya menjadi, fungsi yang berbeda yaitu mengukur
biasanya, sinyal atau pulsa listrik. energi radiasi, atau lebih tepatnya
Sinyal listrik yang dihasilkan oleh mengukur distribusi energi dari radiasi
detektor perlu diproses lebih lanjut agar yang mengenai detektor.

4
Sebenarnya sistem pencacah (HV). Penentuan tegangan kerja detektor
diferensial juga dapat berfungsi sebagai sintilasi adalah dengan cara mencari
sistem spektroskopi tetapi dengan resolusi perbandingan cacahan sumber terhadap
yang sangat rendah. Sebaliknya sistem cacahan latar belakang yang terbaik.
spektroskopi juga dapat berfungsi sebagai
sistem pencacah tetapi dengan “kecepatan”
yang lebih rendah. ; dengan k adalah faktor

Pencacah diferensial digunakan pembanding, Rs adalah laju cacahan yang

untuk mengukur jumlah radiasi dalam berasal sumber radiasi (laju cacah total

selang energi tertentu. Sebagai contoh, dua dikurangi dengan laju cacah latar

jenis zat radioaktif yang berbeda akan belakang) sedang Rb adalah laju cacahan

memancarkan radiasi dengan tingkat yang berasal dari latar belakang (tanpa

energi yang berbeda sehingga bila ingin sumber).

mengukur aktivitas salah satu zat Berbeda dengan detektor GM,

radioaktif tersebut maka diperlukan suatu detektor sintilasi menghasilkan pulsa

sistem pencacah diferensial. listrik yang relatif sangat kecil, dalam orde

Konfigurasi sistem pencacah mVolt. Oleh karena itu diperlukan

diferensial adalah sebagai berikut. peralatan untuk membentuk dan


memperkuat pulsa tersebut yaitu penguat
(amplifier).
Pulsa listrik yang dihasilkan oleh
detektor biasanya berbentuk pulsa
eksponensial yang sangat cepat rise-
Detektor yang digunakan di sini
timenya dan sangat lambat fall-timenya.
tidak boleh detektor geiger muller (GM)
Sangatlah sukar untuk mendeteksi atau
karena tidak dapat membedakan energi
mengukur tinggi pulsa yang berbentuk
radiasi yang mengenainya. Detektor yang
eksponensial ini. Amplifier mempunyai
sering digunakan adalah detektor NaI(Tl)
fungsi utama untuk mengubah pulsa
untuk pengukuran radiasi gamma dan
eksponensial menjadi pulsa Gaussian dan
detektor surface barrier digunakan untuk
memperkuatnya, bila diperlukan, agar
pengukuran radiasi alfa.
mempunyai tinggi dengan orde Volt.
Sebagaimana detektor yang lain,
detektor sintilasi juga membutuhkan
sumber tegangan tinggi atau high voltage

5
pencacahan dengan selang waktu tertentu
yang dapat diatur sebelumnya.

Total cross section


Misalkan suatu berkas partikel alfa
datang menumbuk suatu target (dalam
eksperimen ini adalah pelat logam
Peralatan selanjutnya adalah
aluminium) yang menyebabkan partikel
diskriminator yang merupakan ciri dari
alfa terhambur. Menurut Susilo (2008),
sebuah pencacah diferensial karena alat ini
hasil hamburan dalam kasus seperti ini
yang berfungsi untuk menyaring apakah
biasa dinyatakan dalam suatu besaran yang
suatu pulsa listrik keluaran amplifier
disebut penampang lintang (cross section).
diteruskan ke counter atau tidak.
Penampang lintang hamburan total
Diskriminator mempunyai fasilitas batas
(total cross section) dapat dinyatakan
atas dan batas bawah. Pulsa-pulsa yang
dengan :
lebih tinggi dari batas bawah tetapi lebih
rendah dari batas atas saja yang akan
; dengan Φ adalah fluks dari partikel alfa
diteruskan ke counter untuk dicacah.
yang datang (yang dinyatakan sebagai
jumlah partikel alfa yang menumbuk suatu
luasan per detik). Jumlah total yang
dimaksud merupakan jumlah total partikel
yang terhambur ke segala arah.

4. KESIMPULAN
Counter adalah peralatan yang 1. Eksperimen hamburan Rutherford
digunakan untuk mencacah (menghitung bertujuan membuktikan keberadaan
jumlah) pulsa listrik yang memasukinya. inti atom melalui dihamburkannya
Selang waktu pencacahan dapat dilakukan berkas partikel alfa yang menumbuk
secara manual (start/stop) atau secara pelat logam.
otomatis menggunakan timer, yaitu alat 2. Berkas partikel alfa yang diteruskan
yang dapat memberikan sinyal ke counter menunjukkan adanya ruang-ruang
agar memulai atau menghentikan kosong yang merupakan orbit elektron
di sekeliling inti atom.

6
3. Melalui percobaan hamburan NIM. 080913043
Rutherford muncullah model atom Anggota 2 : Lailatul Badriyah
Rutherford yang memperbaiki model NIM. 080913056
atom Thompson.

5. DAFTAR PUSTAKA
http://hendriyanto.web.id/ukur/Pencacah_0
0.htm
Krane, Kenneth. Fisika Modern. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Susilo, Resta Agung. 2008. Studi Difraksi
Neutron Material Amorph.
Jakarta : Universitas Indonesia.

6. TENTANG PENULIS
Penulis : Septia Kholimatussa’diah
NIM. 080913025
Anggota 1 : Mirza Andiana Devita P.

7
LAMPIRAN

Data Hasil Pengamatan


a. Penentuan kanal
Kanal Jumlah cacahan
0 45856
10 5486
20 63
30 0
40 1
50 4
60 1
70 0
80 1
90 0
100 2
110 2
120 7
130 5
140 7
150 17
160 29
170 22
180 16
190 16

b. Hamburan pada celah sempit


Sudut hamburan (°) n1 n2 n3
-15 0 0 0 0
-10 1 0 0 0,33
-5 11 16 12 13
-2,5 39 51 36 42
0 57 72 71 66,67

8
2,5 94 121 102 105,6
5 76 93 80 83
10 15 15 12 14
15 0 0 0 0

c. Hamburan pada celah lebar


Sudut hamburan (°) n1 n2 n3
-15 15 14 7 12
-10 111 96 111 106
-5 218 221 211 216,67
-2,5 200 219 211 210
0 220 202 222 214,67
2,5 201 256 217 224,67
5 218 199 220 212,33
10 152 151 153 152
15 44 31 27 34

9
Grafik Data Eksperimen Hamburan Rutherford
a. Hamburan pada celah sempit

Grafik jumlah cacahan persepuluh detik terhadap


sudut hamburan Rutherford pada celah sempit
120

100
jumlah cacahan per menit

80

60

40

20

0
-20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20
sudut hamburan (°)

b. Hamburan pada celah lebar

Grafik jumlah cacahan persepuluh detik terhadap


sudut hamburan Rutherford pada celah lebar
250

200
jumlah cacahan per menit

150

100

50

0
-20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20
sudut hamburan (°)

10

Anda mungkin juga menyukai