Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FISIKA INTI

HAMBURAN PARTIKEL ALFA DAN HAMBURAN RUTHERFORD

KELOMPOK 2
1. Lidwina Valeriana Supi Kapo
2. Maria Evarista Lamablawa
3. Yosua Ukat

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,karena atas berkat
dan Rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ Hamburan Partikel Alfa
dan Hamburan Rutherford “ tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini untuk memenuhi nilai tugas Mata Kuliah
“Fisika Inti” bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa
penyampaian dalam makalah ini,oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk perbaikan makalah ini dan untuk kami kedepannya.

Kupang,25 September 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i


DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................ 2
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 3
2.1 Hamburan Partikel Alfa dan Rutherford ....................................................................... 3
2.2 Konsekuensi Teori Atom Rutherford ............................................................................ 4
2.3 Eksperimen Hamburan Rutherford ............................................................................... 5
2.4 Model Atom Rutherford ............................................................................................... 5
BAB IIIPENUTUP ............................................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahun 1910, Ernest Rutherford melakukan percobaan untuk menguji kebenaran
model atom Thomson yang sekarang dikenal sebagai eksperimen hamburan Rutherford
(Rutherford scattering experiment). Rutherford menemukan partikel alfa, sebuah partikel
yang dipancarkan oleh atom radioaktif, pada tahun 1909. Partikel ini memiliki muatan positif,
dan faktanya adalah kita sekarang tahu bahwa partikel alfa seperti atom helium dilepaskan
dari elektronnya, memberikannya muatan 2+. Dalam eksperimen hamburan ini, aliran
partikel-a ini diarahkan ke lembaran emas. Lembaran emas ini dipilih oleh Rutherford karena
dapat dibuat sangat tipis, hanya setebal beberapa atom emas. Saat partikel-a melintasi
lembaran emas, Rutherford dapat mengukur berapa banyak partikel alfa yang akan
dihamburkan oleh atom emas dengan mengamati kilatan cahaya partikel alfa menabrak layar.
Berdasarkan pada teori atom Thomson, Rutherfod berhipotesa partikel-a akan dibelokkan
sedikit, saat proton emas menolak partikel alfa yang bermuatan positif tinggi. Namun pada
kenyataannya, eksperimen hamburan Rutherford menunjukkan hasil yang jelas - jelas
menolak hipotesis tersebut dan tentunya model atom Thomson. Rutherfod menemukan
sebagian besar partikel alfa mampu menembus lembaran emas tanpa dibekokkan. Bersamaan
dengan itu, Rutherford juga menemukan partikel alfa yang dibekokkan sedikit, namun
dengan sangat mengejutkan, Rutherford juga menemukan beberapa partikel alfa yang
dibelokkan pada sudut yang sangat tajam kembali ke sumber radioaktif. Penyimpangan yang
cukup mencolok antara hasil yang diperkirakan dengan hasil yang diperoleh dilukiskan
Rutherford dalam kata-kata berikut:

"Ini adalah peristiwa yang sangat tidak masuk akal yang pernah terjadi dalam hidup saya. Ini
sama tidak masuk akalnya dengan ibarat Anda menembakkan sebuah peluru 15 inci pada
selembar kertas tissue dan peluru itu kemudian berbalik menembaki Anda."

Untuk menjelaskan adanya sebagian besar partikel alfa yang menembus lembaran emas
tanpa dibelokkan, Rutherford kemudian mengembangkan model inti atom. Dalam model ini,
Rutherford menempatkan sebuah proton yang besar (seperti eksperimen dan model
sebelumnya) di inti atom. Rutherford berteori bahwa di sekitar proton terdapat ruang besar
yang kosong dari segala partikel kecuali elektron yang jarang-jarang. Ruang terbuka yang
besar ini memberikan alasan adanya partikel alfa yang tidak terbelokkan. Partikel alfa yang
dibelokkan sedikit diperkirakan telah lewat cukup dekat dari proton sehingga dibelokkan oleh
gaya elektrostatik. Sedangkan beberapa partikel alfa yang dibelokkan kembali ke sumber
diperkirakan telah mengalami tumbukan dengan inti sehingga dipantulkan kembali oleh
gaya elektrostatik.

1
1.2 Rumusan Masalah
1) Apakah yang dimaksud dengan hamburan partikel alfa dan Rutherford
2) Bagaimana konsekuensi teori atom Rutherford ?
3) Bagaimana eksperimen hamburan Rutherford ?
4) Bagaimana model atom Rutherford ?

1.3 Tujuan
1) Mengetahui mengenai hamburan partikel alfa dan Rutherford
2) Mengetahui mengenai konsekuensi teori atom Rutherford
3) Mengetahui mengenai eksperimen hamburan Rutherford
4) Mengetahui mengenai model atom rutherford

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hamburan Partikel Alfa dan Rutherford

Teori populer struktur atom pada saat percobaan Rutherford adalah plum pudding
model yang". Model ini dirancang oleh Lord kelvin dan dikembangkan lebih lanjut oleh J.J.
Thomson. Thomson adalah ilmuwan yang menemukan elektron, dan bahwa itu adalah
komponen dari setiap atom. Thomson percaya bahwa atom tersusun dari suatu muatan positif
yang terdistribusi merata dalam volume atom dan elektron-elektron bermuatan negatif
tersebar dalam muatan positip tadi. Model atom Thompson sering disebut sebagai model roti
kismis.. Keberadaan proton dan neutron tidak diketahui pada saat itu. Mereka mengetahui
atom berukuran sangat kecil (Rutherford menduga jari - jari atom berorde sekitar 10 m).
Model atom Thomson tersebut tidak dapat digunakan untuk menjelaskan peristiwa
yang diamati oleh Rutherford dalam percobaan hamburan partikel alfa oleh suatu lembaran
tipis. Dalam percobaan tersebut, partikel alfa (bermassa jauh lebih besar dari pada massa
elektron) diarahkan ke suatu lembaran emas. Partikel yang terhambur dideteksi dengan
dengan layar pendar ZnS. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sebagian besar partikel alfa
diteruskan, ada sedikit yang dihamburkan dalam sudut hamburan yang besar dan dan ada
sebagaian kecil yang dihamburkan dan kembali ke arah datangnya partikel tersebut.
Rutherford tidak dapat menginterpretasikan hasil ini berdasarkan model roti kismis milik
Thomson.Hasil percobaan ini mendorong Rutherford untuk mengusulkan bahwa massa dan
muatan positif atom tidaklah tersebar secara merata dalam seluruh volume atom, tetapi
terbatas hanya dalam suatu daerah yang sangat kecil, dengan diameter sekitar 10 m, pada
pusat atom
Pada tahun 1911, mengajukan teori atom baru berdasarkan hasil eksperimen
hamburan partikel alfa Rutherford menyatakan bahwa pembelokan partikel alfa pada sudut
yang sangat besar disebabkan karena terjadi tumbukan tunggal dengan suatu objek sangat
padat (masif) dengan demikian Rutherford mengusulkan bahwa muatan dan massa atom
terpusatkan pada pusatnya, dalam suatu daerah yang disebut dengan inti (nucleus)
Gambar dibawah ini melukiskan geometri hamburan dalam kasus ini

Gaya tolak coulomb yang terjadi adalah ( dalam satuan SI )

3
Electron - elektron atom, dngan massanya yang lebih kecil tidak banyak
mempengaruhi lintasan proyektil, jadi pengaruhnya pada hamburan dapat kita abaikan. Kita
juga menganggap bahwa massa inti besar sekali jika dibandingkan dengan massa proyektil
sehingga inti atom tidak bergerak selama proses hamburan. Karena inti tidak bergerak, maka
energy kinetik awal dan akhir K dari proyektil sama besar. Sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar (1), bagi setiap parameter impak b, terdapat suatu sudut hambur tertentu ϴ .
Proyektil menempuh suatu lintasan berbentuk dalam koordinat polar r dan ϕ, persamaan
hiperbola adalah

Seperti pada gambar diatas,kedudukan awal partikel adalah pada ϕ = 0,r → ∞ dan
kedudukan akhir adalah pada ϕ = π – θ,r → 8 dengan menggunakan kedua koordinat
kedudukan akhir, pesamaan dia atas dapat disederhanakan menjadi

Sebuah partikel yang menghampiri inti atom dengan parameter dampak b akan
dihamburkan pada suatu sudut θ; sedangkan yang menghampiri inti dengan nilai – nilai b
yang lbih kecil, akan dihamburkan denga sudut yang lebih besar dari θ.

2.2 Konsekuensi Teori Atom Rutherford


1. Eksperimen Rutherford mengarah pada perkembangan model atom yang disebut
"model atom inti" yang menempatkan inti atom yang bermuatan positif di tengah
dengan elektron mengorbit di sekitarnya.

4
2. Model ini merupakan langkah awal dalam pemahaman struktur atom modern
2.3 Eksperimen Hamburan Rutherford
1. Eksperimen ini melibatkan penembakan partikel bermuatan positif, seperti proton,
oleh inti atom lain.
2. Hasil eksperimen ini membantu kita memahami interaksi kuat antara inti
atom dalam nukleus.
2.4 Model Atom Rutherford

Model atom Rutherford adalah model atom yang diajukan oleh fisikawan Ernest
Rutherford pada tahun 1911. Model ini merupakan salah satu tonggak penting dalam
pengembangan pemahaman kita tentang struktur atom. Berikut adalah beberapa poin utama
tentang model atom Rutherford:

1) Inti Atom: Dalam model Rutherford, atom dianggap terdiri dari inti yang sangat kecil
dan padat di tengah atom. Inti ini mengandung sebagian besar massa atom dan hampir
seluruh muatan positifnya.
2) Elektron: Elektron bergerak mengelilingi inti atom. Rutherford mempertahankan
gagasan yang diperkenalkan oleh model atom Bohr bahwa elektron bergerak dalam
orbit tertentu, tetapi dalam model Rutherford, tidak ada keterangan khusus tentang
orbit ini.
3) Ruang Kosong: Salah satu aspek penting dari model ini adalah fakta bahwa sebagian
besar volume atom adalah ruang kosong, sehingga elektron dapat bergerak di sekitar
inti tanpa bertabrakan dengannya. Model ini mengilustrasikan bahwa atom adalah
sebagian besar ruang kosong dengan inti yang sangat kecil di tengah.
4) Percobaan Penyinaran Alfa: Model atom Rutherford didasarkan pada hasil
eksperimen yang dilakukan oleh Rutherford dan rekannya, yang melibatkan
penyinaran partikel alfa (inti helium) ke dalam lembaran emas yang sangat tipis. Hasil
eksperimen menunjukkan bahwa sebagian besar partikel alfa melewati atom tanpa
deviasi, tetapi beberapa mengalami defleksi besar. Ini mengindikasikan bahwa inti
atom adalah pusat yang padat dan bermuatan positif.
Meskipun model atom Rutherford merupakan langkah maju yang signifikan dalam
pemahaman struktur atom, model ini memiliki beberapa kelemahan. Salah satu kelemahan
utama adalah bahwa model ini tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak kehilangan
energi dan jatuh ke inti atom. Untuk mengatasi masalah ini, model atom Rutherford

5
kemudian berkembang menjadi model atom Bohr dan kemudian model atom mekanika
kuantum yang lebih canggih.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hamburan partikel alfa dan hamburan Rutherford adalah dua konsep penting dalam
fisika nuklir yang membantu kita memahami struktur inti atom. Eksperimen Rutherford
dengan hamburan partikel alfa mengguncang pandangan saat itu tentang atom dan membawa
kita menuju pemahaman struktur atom yang lebih mendalam. Sementara itu, hamburan
Rutherford membantu mengkonfirmasi model atom yang diusulkan oleh Rutherford, dengan
inti atom yang sangat padat di tengah. Kedua konsep ini merupakan tonggak penting dalam
perkembangan ilmu fisika modern.

7
DAFTAR PUSTAKA

1. Setiawan, I. (2010). Hamburan Partikel Alfa Rutherford. Jurnal Pendidikan Fisika, 3(2),
91-97.
2. Sumarmin, R. (2014). Eksperimen Hamburan Partikel Alfa dalam Pengajaran Fisika. Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia, 10(1), 19-25.

Anda mungkin juga menyukai