165110600111014
UNIVERSITAS BRAWAIJAYA
2019
A. Metode Discovery
1. Pengertian
Metodologi pembelajaran atau metode pembelajaran merupakan hal yang sangat penting untuk
menentukan keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan cara
guru menyampaikan pembelajaran kepada siswa sehingga siswa mudah untuk menerima materi
yang diajarkan oleh guru.
Metode discovery merupakan proses mental siswa mampu mengasimilasi suatu proses atau
prinsip-prinsip. ( Roestiyah, 1991 ). Disimpulkan oleh penulis bahwa metode discovery ini
adalah dimana siswa bisa mendapatkan hasil yang sama pada akhirnya dengan cara yang
berbeda sesuai dengan pemikirannya masing-masing. Dalam hal inipada siswa diharapkan
siswa dapat mendapatkan tema serta membuat larik-larik yang indah sesuai dengan
imajinasinya sendiri tanpa ditentukan oleh guru. Setelah proses terjadi dan hasil diperoleh
kemudian guru akan menjelaskan cara yang sebenarnya dengan hasil yang sama sebagai
penyelsaian dari masalah yang ditemukan oleh siswa pada saat siswa menemukan atau berjalan
sendiri.
Menurut Subana metode discovery adalah suatu metode unik dan dapat disusun olehguru
dalam berbagai cara, meliputi pengajaran keterampilan inquiry dan pemecahan masalah untuk
mencapai tujuan pendidikan.
Dalam proses belajar mengajar tradisional, guru sering mengajar untuk menyelsaikan target
materi pelajaran. Apabila dapat menyelesaikan target pealajarannya, dia merasa bahwa
tanggung jawabnya sebagai guru telah terpenuhi. Dia tidak menyadari bahwadalam proses
belajar semacam ini, targetmateri pelajaran yang diberikan cukup banyak, tetapi siswa belajar
lebih sedikit. Orientasi guru itu memandang siswa sebagai tempat penyimpanan ilmu
pengetahuan dan proses mengajarnya bersifat subjek-centered.
Dalam proses belajar mengajar discovery-inqiury, guru lebih sedikit memberikan materi
pelajaran kepada siswa. Sebaliknya, siswa belajar dan memperoleh pengalaman yang lebih
banyak. Orientasi guru ialah memandang siswa sebagai individu yang memiliki potensi yang
perlu dikembangkan. Guru lebih memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan kognitif dan
kreativitas siswa. Proses mengajar semacam ini bersifat student-centered dengan tujuan
mengembangkan bakat siswa dan membantu siswa mengembangkan self-consept-nya.
Setiap metode pembelajaran pasti memiliki keunggulan maupun kelemahan tersendiri. Pada
sub bab berikut ini penulis mendeksripsikan tentang keunggulan jika metode discovery ini
diterapkan pada siswa pada proses pembelajaran.
Dari apa yang dijelaskan diatas sehingga disimpulkan oleh penulis bahwa dalam pembelajaran
menulis puisi siswa akan lebih bergairah dan mampu mengembangkan inspirasinya menjadi
sebuah puisi yang indah dan memenuhi kriteria penilaian yang sudah ditentukan. Siswa mampu
mengembangkan potensi sebagai seorang seniman pada dirinya.
Setiap metode pembelajaran pasti memiliki keunggulan maupun kelemahan tersendiri. Pada
sub bab berikut ini penulis mendeksripsikan tentang keunggulan jika metode discovery ini
diterapkan pada siswa pada proses pembelajaran.
a. Ada yang berpendapat bahwa proses mental ini meningkatkan proses pengertian saja.
b. Teknik ini tidak memberikan kesempatan berpikir kreatif.
c. Para siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental.
d. Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini kurang berhasil.
e. Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional
akan kecewa bila diganti dengan teknik penemuan.
Ada begitu banyak metode yang bisa digunakan oleh para guru dalam mengajarkan bahasa
asing kepada muridnya. Salah satu metode yang cukup tua di dalam pengajaran bahasa asing
adalah grammar translation method atau biasa disingkat dengan GTM. Secara sederhana
pengertian grammar translation method adalah sebuah metode mengajar yang biasa digunakan
untuk mengajarkan grammar dengan karakteristik utama berfokus kepada translation
(penerjemahan) dan menghafalkan bentuk-bentuk kata kerja, ketika mengajar, guru biasanya
menjelaskan materi dengan menggunakan bahasa lokal. Skill utama yang menjadi fokus
metode ini adalah reading dan writing. Meskipun metode ini terbilang tua dan konvesional,
ternyata masih banyak yang mengaplikasikannya untuk mengajar bahasa asing, terutama
bahasa inggris.
a. Untuk membuat sswa mampu membaca literatur yang ditulis dalam bahasa target
(bahasa asing yang diajarkan)
b. Untuk membuat murid mampu menterjemahkan bahasa ibu ke bahasa taget atau
sebaliknya, misalnya bahasa indonesia ke bahasa inggris atau bahasa inggris ke bahasa
indonesia.
c. Untuk mengembangkan kemampuan menulis (writing) dan membaca (reading)
Berdasarkan prator dan celce-murcia (1979:3) ada beberapa faktor penting yang menjadi kunci
dari grammar translation method, yaitu:
a. Kelas diajar dengan menggunakan bahasa ibu dengan menyisipkan sedikit bahasa
target/asing.
b. Vocabulary diajarkan dalam bentuk daftar
c. Penjelasan panjang diperlukan ketika membahas grammar
d. Grammar.
e. Pembahasan konten tidak terlalu diperhatikan, treatment dengan cara memberikan
latihan dalam menganalisis grammar.
f. Sistem drill (pengulangan) seringkali hanya dilakukan saat menterjemahkan kalimat.
g. Tidak terlalu memperhatikan pronunciation (cara pengucapan kata)
Grammar translation method merupakan cara konvensional di dalam mengajar bahasa asing.
Meskipun metode ini memiliki beberapa keunghulan, nampaknya metode ini sudah mulai
ditinggalkan karena dianggap kuno dan urang tepat bila digunakan di dalam mengajar bahasa
asing di masa sekarang ini. Namun sebenarnya, metode apapun yang digunakan, semua
bergantung kepada tujuan dari pengajaran bahasa itu sendiri. Selain itu, kecerdasan,
keterampilan, serta kreatifitas guru daat menentukan kesuksesan dari sebuah metode
pengajaran
Selanjutnya Jarolimek & Parker (dalam Isjoni, 2012:24), mengatakan ada lima keunggulan
yang diperoleh dalam model pembelajaran kooperatif antara lain sebagai berikut:
Saling ketergantungan yang positif,
Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu,
Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas,
Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan,
Terjalinya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru, dan
Memiliki banyak kesempatan untuk mengekpresikan pengalaman emosi yang
menyenangkan.
Membutuhkan waktu ynag lama bagi guru sehingga kebanyakan guru tidak mau
menggunakan strategi pemebelajaran kooperatif;
Membutuhkan keterampilan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan
atau menggunakan strategi pembelajaran kooperatif;
Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.
DAFTAR PUSTAKA